Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK

BIJI PLASTIK UD. LESTARI

Nurotul Sofi Anisyaful Laila


Department of Management FEB UMM
E-mail: shofylyla@gmail.com

ABSTRACT

The aim of this study was to examine the problems and solutions to quality
control of pellets at UD Lestari. The data were collected by using observation,
documentation, and interview. Then, the data were analyzed by using cause-effect
and pareto diagrams. Cause-effect diagram used to found the caused of damage
and eliminate it and pareto diagram used to determine and to sort the total of
damage from the largest to smallest. The results of the study showed that there
were three kinds of problems, such as: different type of pellets, attached pellets to
one another, and pellets chunk due to labor, raw material, machine, and method
factors. The pareto diagram shows that the shaped plastic seed was a product
damage most widely. The most dominant problem faced by UD Lestari was chunk
pellets. Thus, the company should monitor labor, raw material, machine, and
method used in processing the pellets.

Keywords: cause-effect diagram, pareto diagram, quality control

PENDAHULUAN strategi lokasi, strategi tata letak,


Semakin ketat persaingan dunia perancangan SDM dan pekerjaan,
industri menjadikan perusahaan manajemen rantai pasokan,
harus mempertahankan persediaan, perencanaan kebutuhan
konsistensinya dalam memenuhi dan just in time, penjadwalan jangka
permintaan konsumen dan pendek dan menengah serta
meningkatkan kualitas produk atau pemeliharaan. Menjaga kualitas
jasa yang dihasilkan. Dunia industri produk atau jasa menjadi faktor
menuntut perusahaan untuk terus penting untuk memenangkan
berusaha mencari cara dan persaingan dalam dunia industri.
melakukan upaya agar memiliki Garvin dan Davis (1994)
kemampuan bersaing yang lebih menjelaskan bahwa kualitas sebagai
tinggi daripada perusahaan lain yang suatu kondisi dinamis yang
bergerak pada bidang yang sama. berhubungan dengan produk,
Menurut Heizer & Render manusia atau tenaga kerja, suatu
(2015) di dalam manajemen proses dan tugas, serta lingkungan
operasional terdapat 10 keputusan yang memenuhi harapan pelanggan
operasional yaitu: pemilihan dan atau konsumen. Dapat disimpulkan
desain produk, mengelola kualitas, bahwa kelangsungan hidup suatu
perancangan proses dan kapasitas, perusahaan sangat tergantung dari

157
158|JURNAL MANAJEMEN BISNIS VOLUME 8 No. 02  Edisi Oktober 2018

seberapa besar kemampuan Produk yang dihasilkan UD


perusahaan dalam memberikan Lestari ada tiga jenis yaitu biji
respon terhadap berbagai perubahan. plastik, tali rafia dan tali rumpon
Pengendalian kualitas perlu dengan bahan baku yang sama yaitu
dilakukan untuk mencapai tujuan limbah plastik. Produk biji plastik
perusahaan. Pengendalian sendiri merupakan produk yang dihasilkan
diartikan sebagai proses untuk UD Lestari dalam jumlah yang
memastikan bahwa segala sesuatu paling besar jika dibandingkan
yang dilakukan sesuai dengan dengan produk lainnya karena selain
rencana yang telah ditetapkan, untuk memenuhi permintaan pasar,
instruksi yang diberikan dan prinsip biji plastik juga digunakan untuk
yang telah ditentukan. bahan baku tali rafia dan tali rumpon
Masyarakat Indonesia dewasa yang diproduksi sendiri oleh UD
ini sering menggunakan perabotan Lestari.
rumah tangga yang terbuat dari Pada perusahaan pengolahan
plastik, seperti mangkok, piring, plastik UD Lestari terdapat beberapa
gelas, gantungan baju dan lain kesalahan yang terkadang
sebagainya. Kebutuhan akan bahan mengganggu jalannya proses
baku utama pembuat perabotan produksi. Kecacatan atau kerusakan
rumah tangga plastikpun juga produk akan berdampak pada poses
meningkat. UD Lestari merupakan produksi UD Lestari secara
sebuah usaha dagang yang bergerak keseluruhan. Hal ini termasuk dalam
di bidang pengolahan biji plastik hal pemborosan karena dianggap
yang berbahan baku kantong plastik tidak menggunakan sumber daya
(woven stripping) dan plastik sablon yang maksimal. Berikut ini
(plastik bungkus mie, deterjen, merupakan tabel yang berisi data
makanan ringan, kopi instan, dan lain jumlah produksi dan data kerusakan
sebagainya). produk UD Lestari bulan April 2017

Tabel 1. Data Produksi UD Lestari Bulan April 2017 (Shift 1)


JUMLAH JUMLAH
NO HARI / TANGGAL PRODUKSI REJECT %
(Kg) (Kg)
1 Senin / 10 April 2017 1.560 88,5 5,6 %
2 Selasa / 11 April 2017 1.950 94 4,8 %
3 Rabu / 12 April 2017 1.860 68 3,6 %
4 Kamis /13 April 2017 1.980 77,5 3,9 %
5 Jum’at /14 April 2017 2.070 87 4,2 %
6 Sabtu/15 April 2017 2.070 84 4%
7 Senin /17 April 2017 2.070 45 2.7%
8 Selasa /18 April 2017 1.620 121 7.4%
9 Rabu /19 April 2017 1.620 139 7.1%
10 Kamis /20 April 2017 1.740 115 6.6%

Data di atas membuktikan standar yang telah ditetapkan oleh


bahwa kerusakan produk biji plastik perusahaan UD Lestari. Sesuai
terjadi setiap hari dan melebihi batas dengan permasalahan yang sudah
Analisis Pengendalian Kualitas Produk Biji Plastik UD. Lestari | 159

dipaparkan di atas maka rumusan jadi, barang jadi hingga pengiriman


masalah dalam penelitian ini adalah produk akhir ke tangan konsumen,
apakah faktor-faktor penyebab untuk itu agar barang atau jasa yang
terjadimya kerusakan produk pada dihasilkan sesuai dengan kualitas
proses produksi biji plastik UD yang telah direncanakan maka
Lestari dan bagaimanakah cara pengendalian kualitas sangat
meminimalisir kerusakan produk biji diperlukan dalam suatu perusahaan.
plastic serta tindakan perbaikan Berdasarkan pendapat-pendapat
seperti apa yang akan dilakukan. para ahli dapat disimpulkan bahwa
Dalam penelitian ini teori yang jika pengendalian kualitas dijalankan
digunakan terkait produk atau jasa dengan baik maka tingkat kerusakan
yang berkualitas adalah keinginan produk dapat diperkecil dan produksi
utama konsumen ketika yang dihasilkan sesuai dengan
mengkonsumsi suatu produk atau standar. Pengendalian kualitas yang
jasa tertentu. Kualitas merupakan baik dan maksimal akan memberikan
suatu kondisi atau karakteristik keuntungan yang tinggi bagi suatu
produk dan / atau jasa yang sesuai perusahaan.
dengan keinginan konsumen dan Assauri (2004) menjelaskan
pelanggan (Heizer & Render, 2015). tujuan pengendalian kualitas adalah
Harga yang lebih rendah dan sebagai berikut: pertama agar barang
mudah untuk didapatkan menjadikan hasil produksi dapat mencapai
suatu produk atau jasa berkualitas. standar kualitas yang telah
Produk atau jasa dapat dikatakan ditetapkan dan mengusahakan agar
berkualitas apabila produk atau jasa biaya inspeksi dapat menjadi
yang dihasilkan oleh suatu serendah mungkin. Kedua
perusahaan memiliki harga yang mengusahakan agar biaya desain dari
relatif murah dan keberadaan suatu produk dan proses dengan
produk tersebut dapat diterima oleh menggunakan mutu produksi
banyak konsumen maupun tertentu dapat menjadi sekecil
pelanggan (Tjiptono & Diana, 1995). mungkin. Terakhir mengusahakan
Kualitas sebagai suatu hal yang agar biaya produksi dapat menjadi
cocok dan sesuai untuk digunakan semurah mungkin.
memiliki ciri-ciri yaitu produk yang Heizer dan Render (2015)
memenuhi permintaan pelanggan dan menyatakan tujuh alat pengendalian
bebas dari kekurangan. kualitas sebagai berikut: Pertama,
Pengendalian kualitas adalah check sheet atau lembar periksa
suatu tindakan yang dianggap adalah sebuah formulir yang
saangat perlu untuk menjamin dirancang untuk mencatat suatu data
tercapainya suatu rencana dan tujuan tertentu. Kedua, scatter diagram atau
yang telah ditetapkan oleh suatu diagram pencar yaitu grafik nilai dari
perusahaan (Juran, 2007). Sedangkan suatu karakteristik yang
menurut Prawirosentono (2002) membandingkan dengan nilai
pengendalian kualitas adalah karakteristik yang lain dan
kegiatan terstruktur mulai dari menunjukkan hubungan antara dua
pengendalian kualias bahan baku, pengukuran. Ketiga, cause and effect
proses produksi, barang setengah diagram adalah alat pengendalian
160|JURNAL MANAJEMEN BISNIS VOLUME 8 No. 02  Edisi Oktober 2018

kualitas yang menggambarkan secara Kedua, keistimewaan (features),


grafik yaitu menentukan penyebab yaitu performansi yang berguna
dari gejala-gejala yang akan untuk menambah fungsi dasar.
mempengaruhi kualitas suatu produk Ketiga, yakni keandalan
seperti bahan baku, mesin atau (reliability), hal yang berkaitan
peralatan, tenaga kerja dan metode. dengan kemungkinan suatu barang
Keempat, pareto analysis atau berhasil menjalankan fungsinya.
grafik paretoadalah pendekatan yang Keempat, yaitu konformansi
terkoordinasi untuk mengidentifikasi, (conformance), berkaitan dengan
mengurutkan dan untuk menyisihkan tingkat kesesuaian terhadap
ketidaksesuaian secara permanen. spesifikasi yang telah ditetapkan.
Kelima, statistical process Kelima, daya tahan (durability),
control atau pengendalian kualitas yaitu umur ekonomis yang berupa
statistikyaitu peta ukuran waktu yang ukuran daya tahan atau masa pakai
menunjukkan nilai-nilai statistik, produk. Keenam, kemampuan
termasuk garis pusat dan satu atau pelayanan (serviceability), yaitu
lebih batas kendali yang didapat kecepatan, kompetensi, kemudahan
secara statistika. Keenam, histogram dan akurasi dalam memberikan
adalah distribusi yang menunjukkan layanan untuk perbaikan produk.
frekuensi kejadian-kejadian diantara Ketujuh, estetika (asthetics),
jajaran data yang tinggi dan yang adalah hal yang bersifat subjektif
rendah. Terakhir, flow chart atau mengenai nilai-nilai estetika atau
diagram alur adalah gambar yang seni yang berkaitan dengan
menjelaskan langkah-langkah utama, pertimbangan pribadi. Terakhir,
cabang-cabang proses dan produk kualitas yang dipersepsikan
akhir dari proses produksi barang. (perceived quality), konsumen tidak
Suatu produk merupakan segala selalu memiliki informasi yang
sesuatu yang berwujud dan lengkap mengenai atribut-atribut
diciptakan untuk memenuhi produk, tetapi biasanya konsumen
kebutuhan hidup manusia. Produk memiliki informasi tentang produk
adalah sesuatu yang dapat secara tidak langsung.
ditawarkan ke dalam pasar untuk Ishak (2010) menyatakan bahwa
diperhatikan, dimiliki, digunakan proses produki adalah setiap bagian
atau dikonsumsi sehingga dapat dari organisasi yang mengambil
memuaskan keinginan atau input dan mengolahnya menjadi
kebutuhan konsumen (Kotler & output yang diharapkan akan
Keller, 2009). Nasution (2010) memiliki nilai tambah bagi
mengidentifikasi 8 dimensi kualitas organisasi dibandingkan dengan
yang dapat digunakan untuk input awalnya, sedangkan Ahyari
menganalisis karakteristik kualitas (2002) menyatakan bahwa proses
produk yaitu adalah sebagai berikut: produksi adalah suatu cara, metode
pertama, performa (performance), ataupun teknik yang digunakan
berkaitan dengan fungsi suatu untuk menambah nilai suatu barang
produk dan merupakan karakteristik dan jasa dengan menggunakan faktor
utama yang dipertimbangkan produksi yang ada. Nasution (2010)
konsumen dalam membeli produk. menjelaskan diagram sebab akibat
Analisis Pengendalian Kualitas Produk Biji Plastik UD. Lestari | 161

adalah diagram yang terstruktur dan kemungkinan tempat masalah


memungkinkan dilakukan suatu kualitas atau alat yang
analisis lebih terperinci dalam mengidentifikasikan penyebab yang
menemukan penyebab-penyebab mungkin mempengaruhi hasil.
suatu masalah, ketidaksesuaian dan Manfaat diagram ini adalah dapat
kesenjangan yang terjadi. memisahkan penyebab dari gejala,
Heizer & Render (2015) memfokuskan perhatian pada hal-hal
pengertian cause and effect diagram yang relevan, serta dapat diterapkan
adalah teknis sistematis yang pada setiap masalah.
digunakan untuk melihat

Manusia Material

120
Permasalahan
100
Masalah
80
60 Permasalahan
40
20
Mesin Metode 0
A B C D
Gambar 1. Diagram Sebab Akibat Gambar 2. Diagram Pareto

Heizer dan Render (2015) UD Lestari merupakan


menyatakan bahwa diagram pareto perusahaan manufaktur yang
adalah pendekatan yang bergerak pada bidang pengolahan
terkoordinasi untuk mengidentifikasi, plastik menjadi biji plastik, dari biji
mengurutkan dan menyisihkan plastik menjadi tali rafia dan tali
ketidaksesuaian secara permanen. rafia menjadi tali rumpon.
Diagram pareto (Pareto Chart) Permasalahan yang dialami oleh UD
digunakan untuk menunjukkan Lestari adalah kerusakan produk biji
jumlah prosentase masing-masing plastik yang terjadi setiap harinya.
kesalahan atau kerusakan produk Kerangka pikir penelitian ini
yang dapat dijadikan sebagai upaya disajikan dalam gambar dibawah ini:
penyelesaian masalah.

1. Manusia  Kerusakan
2. Material Persentase Pemecahan
tertinggi
masing-masing masalah atau
3. Mesin  Kerusakan
4. Metode kerusakan solusi
terendah

Gambar 3. Kerangka Pikir Penelitian


162|JURNAL MANAJEMEN BISNIS VOLUME 8 No. 02  Edisi Oktober 2018

METODE PENELITIAN ditetapkan oleh perusahaan


Lokasi penelitian ini di UD pengolahan biji plastik UD Lestari,
Lestari yang terletak di Dusun tetapi faktor media tidak
Krajan Gampingan RT 06 RW 01 mempengaruhi kualitas produk biji
Desa Gampingan Kecamatan Pagak plastik karena lingkungan kerja
Kabupaten Malang. Jenis penelitian cukup kondusif dan jam kerja yang
yang digunakan pada penelitian ini sesuai yaitu 8 jam per satu shift.
adalah penelitian aplikasi model Sumber data yang digunakan
yaitu penelitian yang menekankan dalam penelitian ini adalah data
pada pemecahan masalah praktis primer dan sekunder. Data primer
yang diarahkan untuk menjawab adalah data yang diperoleh secara
pertanyaan spesifik dalam penentuan langsung dari sumber data yang
kebijakan kinerja tertentu diamati dan dicatat untuk pertama
(Indriantoro & Supomo, 2009). kalinya, sedangkan dara sekunder
Pada penelitian ini definisi adalah data yang diperoleh secara
operasionalnya adalah sebagai tidak langsung dan melalui perantara.
berikut: pertama, manusia atau Teknik pengumpulan data adalah
tenaga kerja merupakan orang yang cara yang digunakan peneliti dalam
terkait dengan proses produksi mengumpulkan data.
pengolahan biji plastik pada Teknik pengumpulan data dalam
perusahaan pengolahan biji plastik penelitian ini adalah wawancara,
UD Lestari dengan indikator observasi dan dokumentasi.
kedisiplinan tenaga kerja UD Lestari. Wawancara dilakukan secara
Definisi operasional yang kedua langsung kepada pemilik perusahaan,
adalah material atau bahan bakuyang observasi dilakukan oleh peneliti
meliputi bahan baku utama maupun dengan cara turun lapang secara
pendukung yang diproses untuk langsung pada obyek yang diteliti,
menjadi biji pastik seperti karung sedangkan dokumentasi adalah
plastik dan plastik sablon. Indikator: mengumpulkan data dari perusahaan
kualitas bahan baku dan kebersihan oleh peneliti.
bahan baku baik. Teknik analisis data bertujuan
Ketiga, mesin merupakan alat untuk menjelaskan menjelaskan
atau peralatan yang berhubungan secara urut mengenai penyelesaian
dengan proses pembuatan biji permasalahan yang dihadapi oleh
plastik. Indikator: kondisi mesin perusahaan. Teknik analisis data
yang digunakan untuk pengolahan yang digunakan ada 2 yaitu diagram
biji plastik pada UD Lestari dan sebab akibat dan diagram pareto.
pemeliharaan mesin yang dilakukan Langkah- langkah untuk
oleh UD Lestari. Keempat, metode membuat diagram sebab akibat yaitu
yaitu merupakan cara yang mendapatkan kesepakatan tentang
digunakan oleh tenaga kerja dalam masalah yang terjadi dan ungkapan
pengolahan biji plastik. Indikator: masalah itu sebagai suatu pertanyaan
standar operasional perusahaan masalah. Dalam penelitian ini
pengolahan plastik UD Lestari. permasalahannya adalah kerusakan
Terakhir, media merupakan produk biji plastik UD Lestari.
tempat dan waktu kerja yang Caranya adalah dengan
Analisis Pengendalian Kualitas Produk Biji Plastik UD. Lestari | 163

menggambarkan garis horizontal prosentase dari total kejadian secara


dengan tanda panah pada ujung kumulatif. Kelima, melakukan
sebelah kanan dan menuliskan pengumpulan data-data yang
permasalahan yang akan diteliti. diperlukan untuk menganalisis
Kedua, menyiapkan data berupa permasalahan.
pertanyaan yang akan diajukan Keenam menetapkan periode
dalam memulai penelitian yang waktu yang akan digunakan untuk
didalamnya berperan dalam proses menganalisis permasalahan.
produksi biji plastik di UD Lestari Ketujuhh, menggambar dua buah
antara lain tenaga kerja, metode, garis vertikal dan sebuah garis
bahan baku, mesin dan lingkungan. horizontal. Selanjutnya membuat
Caranya adalah dengan menuliskan histogram pada diagram pareto,
penyebab utama dalam kotak yang kemudian memutuskan untuk
dihubungkan kearah garis panah melakukan tindakan perbaikan
utama. terhadap penyebab utama dari
Terakhir adalah menganalisis masalah yang diteliti. Dan terakhir
gambaran tulang ikan dengan menunjukkan hasil upaya perbaikan
pertanyaan mengenai masalah untuk yaitu sesudah dilakukan tindakan
ditempatkan pada sisi kanan dan korektif berdasarkan prioritas.
kategori utama seperti manusia,
bahan baku, mesin dan metode HASIL PENELITIAN DAN
ditempatkan pada cabang utama. PEMBAHASAN
Selanjutnya langkah-langkah Alat analisis yang digunakan
membuat diagram pareto adalah dalam penelitian ini adalah diagram
sebagai berikut: menentukan sebab akibat dan diagram pareto.
permasalahan atau persoalan yang Diagram sebab akibat berfungsi
akan diteliti, menentukan jenis data untuk mengidentifikasi faktor-faktor
serta cara mengolah data tersebut, penyebab kerusakan produk.
seperti jenis atau macam persoalan, Langkah - langkah dalam membuat
misalnya kerusakan atau kecelakaan, diagram sebab akibat adalah
melakukan pengumpulan data yang menentukan permasalahan yang akan
akan diteliti. Ketiga, membuat diteliti dan menganalisis faktor-
ringkasan daftar atau tabel yang faktor penyebab kerusakan biji
mencatat frekuensi terjadinya plastik.
masalah yang akan diteliti dan Faktor-faktor tersebut adalah
dikumpulkan datanya. tenaga kerja, bahan baku, mesin dan
Keempat, membuat daftar metode. Dalam penelitian ini
masalah secara berurutan ditemukan 3 jenis kerusakan produk
berdasarkan frekuensi terjadinya yaitu biji plastik berbentuk beda, biji
suatu masalah mulai dari yang plastik menempel antara satu dengan
tertinggi sampai ke terendah yaitu yang lainnya dan biji plastik
diurutkan dari kiri ke kanan serta berbentuk bongkahan. Berikut adalah
menghitung frekuensi kumulatif, tabel penyebab terjadinya kerusakan
prosentase dari total kejadian dan produk biji plastik UD Lestari:
164|JURNAL MANAJEMEN BISNIS VOLUME 8 No. 02  Edisi Oktober 2018

Tabel 2. Faktor Permasalahan Produk Biji Plastik Pada UD Lestari


Tersier
No Primer Sekunder Biji Plastik Bentuk Biji Plastik Biji Plastik Berbentuk
Beda Menempel Bongkahan
Tenaga kerja tidak
Kayu yang digunakan
melakukan Srowol
untuk mendorong
pekerjaan dengan berjatuhan ke
bahan baku ke dalam
benar seperti salah lantai sehingga
mesin ikut tergiling
dalam komposisi tercampur
Tenaga Kurangnya dan bercampur
1. pencampuran bahan dengan kotoran
Kerja kedisiplinan kerja lelehan plastik
baku
Tenaga kerja melakukan kegiatan diluar proses produksi seperti
banyak bicara dan bergurau ketika bekerja
Terdapat beberapa tenaga kerja yang tidak masuk kerja sehingga
proses produksi sedikit terganggu
Kualitas dan
Bahan baku bercampur dengan non plastik (kotoran)
2. Material tingkat kebersihan
Proses sortir tidak maksimal
bahan baku
Mesin sudah tua,
Kinerja mesin tidak maksimal
Mesin kurang perawatan,
3. Mesin sering mengalami kerusakan
suhu mesin terlalu
Setting mesin salah
panas
Tidak sesuai
Mengurangi pekerjaan dengan tidak mengganti air pada kolam
4 Metode prosedur
bak dayung sesuai prosedur yang ditentukan perusahaan
perusahaan

Data diatas didapat dari plastik. Permasalahan selanjutnya


observasi pada bagian produksi dan tenaga kerja absen sehingga
melakukan wawancara pada mengganggu proses produksi, tenaga
karyawan bagian produksi secara kerja kurang disiplin sehingga
langsung. Berdasarkan faktor-faktor mengakibatkan srowol berjatuhan ke
penyebab terjadinya kesalahan dapat lantai dan kotor. Masalah juga terjadi
dilihat bahwa penyebab terjadinya pada saat proses peleburan biji
permasalahan terjadi pada faktor plastik yaitu tenaga kerja kurang
manusia, bahan baku, mesin dan fokus dan konsentrasi ketika
metode. Perbaikan dilakukan mengatur suhu panas sehingga biji
terhadap faktor penyebab masalah plastik kurang matang dan terlalu
tersebut, diantaranya adalah manusia matang.
(tenaga kerja). Permasalahan Material merupakan salah satu
pertama pada proses sortir plastik penyebab yang ditimbulkan dari
yang masih kurang maksimal yaitu kerusakan produk pada perusahaan
tenaga kerja kurang bersih ketika pengolahan plastik UD Lestari.
memisahkan bahan baku berupa Bahan baku yang sangat kotor akan
plastik dan non plastik seperti besi, mengakibatkan lelehan plastik tidak
tanah, daun, kayu dan lain-lain. lolos dari saringan pertama sehingga
Permasalahan kedua terjadi lelehan plastik akan keluar dari
pada saat proses pencacahan, saringan (meluber dari mesin) dan
pencucian dan peleburan plastik mengakibatkan lelehan berbentuk
menjadi biji plastik yaitu tenaga bongkahan. Ketiga adalah mesin,
kerja kurang disiplin (konsentrasi) dikarenakan oleh kondisi mesin yang
dalam melakukan pencampuran kurang maksimal. Permasalahan
antara plastik sablon dan karung mesin terjadi karena mesin tidak
Analisis Pengendalian Kualitas Produk Biji Plastik UD. Lestari | 165

kondusif dan kurang perawatan, Alat analisis yang kedua adalah


sehingga mesin sering mengalami diagram pareto, diagram pareto
kerusakan dan berhenti tiba-tiba berfungsi untuk menentukan
ketika proses produksi berjalan. prosentase jenis-jenis kerusakan,
Kemudian permasalahan lainnya mengurutkan dari yang terbesar ke
terjadi karena mesin berumur tua. yang terkecil dan meminimalisir
Permasalahan terakhir yang kerusakan dengan cara
disebabkan oleh mesin adalah menghilangkan penyebab kerusakan
kesalahan saat mengatur suhu panas yang paling banyak terjadi. Langkah-
pada mesin. langkah menentukan diagram pareto
Terakhir adalah metode yaitu adalah mengumpulkan data
proses produksi biji plastik tidak kerusakan produk biji plastik,
sesuai dengan prosedur terletak pada membuat daftar kerusakan produk
proses cuci, tenaga kerja tidak dengan mengurutkan berdasarkan
mengganti air dalam kolam bak jenis kerusakan yang paling banyak
dayung sesuai prosedur. Air kolam terjadi kemudian menentukan
hanya diganti sekali dalam satu kali penyebab kerusakan yang akan
proses produksi sedangkan prosedur dihilangkan terlebih dahulu. Hasil
yang ditetapkan oleh perusahaan yang didapat dari digram pareto
adalah air kolam diganti sebanyak menunjukkan bahwa kerusakan biji
dua kali dalam sekali proses plastik berbentuk bongkahan adalah
produksi. kerusakan dengan jumlah terbanyak

Tabel 3. Hasil Produk Biji Plastik Selama 3 Bulan


Jumlah Kerusakan (Kg)
No Jenis Kerusakan Total
Februari Maret April
1 Bentuk bongkahan 2.100 2.338 2.619 7.057
2 Bentuk Beda 1.324 1.305 1.529 4.176
Menempel satu dengan yang
3 633 595 885 2.113
lainnya
Total 4.075 4.238 5.033 13.346

8000 merupakan kerusakan yang paling


banyak terjadi pada UD Lestari
6000
selama 3 bulan, selanjutnya
4000 kerusakan yang berbentuk beda dan
2000 yang paling sedikit adalah jenis
kerusakan menempel antara satu
0
Bongkahan Bentuk Menempel
dengan yang lainnya.
Beda
SIMPULAN
Gambar 4. Diagram Pareto Berdasarkan hasil penelitian,
Kerusakan Produk Selama 3 Bulan ditemukan adanya kecacatan atau
kerusakan produk pada setiap
Berdasarkan Gambar 4. dapat produksi biji plastik pada perusahaan
diketahui bahwa kerusakan biji pengolahan plastik UD Lestari.
plastik yang berbentuk bongkahan Kecacatan atau kerusakan produk
166|JURNAL MANAJEMEN BISNIS VOLUME 8 No. 02  Edisi Oktober 2018

terjadi hampir setiap hari pada setiap Pasokan Buku 1 Edisi 11.
proses produksinya. Kerusakan Jakarta:Salemba Empat
produk yang terjadi melebihi standar Indriantoro, Nur dan Bambang
kerusakan yang telah ditetapkan oleh Supomo. 2009. Metodologi
perusahaan yaitu 2,5% dari produk Penelitian Bisnis Untuk
akhir pada setiap 1 shift produksi. Akuntansi dan Manajemen.
Tetapi hasil yang ditemukan Yogyakarta: BPFE.
kerusakan yang sering terjadi adalah Ishak, Aulia. 2010. Manajemen
melebihi 2,5% pada setiap shiftnya. Operasi. Yogyakarta: Graha
Terdapat 3 jenis kerusakan Ilmu.
yang terjadi yaitu biji plastik Juran, Josep dan Suyadi
berbentuk beda, biji plastik Prawirosentono. 2007.
menempel antara satu dengan yang Filosofi Baru Tentang
lainnya dan biji plastik berbentuk Manajemen Mutu
bongkahan. Terdapat 4 faktor yang Terpadu Abad 21 “Kiat
menyebabkan terjadinya kerusakan Membangun Bisnis
tersebut yaitu faktor manusia, Kompetitif”. Jakarta. Bumi
material, mesin dan metode. Aksara.
Kotler, Philip & Kevin Lane Keller.
DAFTAR PUSTAKA 2009. Manajemen
Ahyari, Agus. 2002. Manajemen Pemasaran, Edisi 13 Jilid
Produksi: Pengendalian 2. Jakarta; Erlangga.
Produks, Edisi Keempat, Nasution, M.N. 2010. Manajemen
Buku Dua. Yogyakarta: Mutu Terpadu Edisi Kedua.
Badan Penerbit Fakultas Bogor: Ghalia Indonesia.
Ekonomi Prawirosentono, Suyadi. 2002.
Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen Manajemen Mutu Terpadu
Produksi dan Operasi, Edisi Cetakan Pertama.
Revisi. Jakarta: Jakarta: Bumi Aksara.
Lembaga Penerbit Fakultas Tjiptono, Fandy dan Anastasia
Ekonomi Universitas Diana. 1995. Total Quality
Indonesia. Management Edisi Revisi.
Heizer, Jay dan Berry Render. 2015. Yogyakarta: Andi Offset.
Manajemen Operasi: Tjiptono, Fandy dan Anastasia
Manajemen Diana. 2005. Total Quality
Keberlangsungan dan Rantai Management Edisi Revisi.
Yogyakarta: Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai