Anda di halaman 1dari 5

TINJAUAN PUSTAKA

Pruritus pada Pasien Hemodialisis


Eva Roswati
Divisi Nefrologi dan Hipertensi Departemen Ilmu Penyakit Dalam
FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan

ABSTRAK
Hampir 60-80% pasien yang menjalani dialisis (baik hemodialisis maupun dialisis peritoneal) mengeluhkan pruritus. Pruritus didefinisikan
sebagai rasa gatal setidaknya 3 periode dalam waktu 2 minggu yang menimbulkan gangguan, atau rasa gatal yang terjadi lebih dari 6 bulan
secara teratur. Pruritus umumnya dialami sekitar 6 bulan setelah awal dialisis dan biasanya makin meningkat dengan lamanya pasien menjalani
dialisis. Penyebab pruritus belum diketahui jelas. Pengobatan berupa mengoptimalkan dosis dialisis (adekuasi hemodialisis), mengobati anemia
penyakit kronik, perbaikan kadar mineral, terutama bila kalsium dan fosfat <55 mg/dL, emolien, antihistamin, capsaicin topikal, sinar UVB, dan/
atau antagonis opiat.

Kata kunci: pruritus, hemodialisis, dialisis peritoneal

ABSTRACT
Approximately 60-80% of dialysis patients (either hemodialysis or periotenal dialysis) complained pruritus. Pruritus is defined as an itchy sensa-
tion for at least 3 periods within 2 weeks which causes disorder or itchy sensation occured regularly for more than 6 weeks. Pruritus is generally
experienced around 6 weeks after the beginning of dialysis and usually worsened proportionally with the duration of dialysis. The certain cause
of pruritus is still unknown. Treatment includes optimalization of dialysis dose (hemodialysis adequacy), treatment of chronic disease anemia,
correction of mineral level, especially if calcium and phosphate <55 mg/dL, emolient, antihistamin, topical capsaicin, UVB light, and/or opiate
antagonist.

Key words: pruritus, hemodialysis, peritoneal dialysis

PENDAHULUAN biasanya di lengan atas dan punggung bagian heparin, eritropoietin, formaldehid, atau
Pruritus merupakan keluhan yang paling atas. Meskipun telah dilakukan penelitian, asetat. Pada pasien tersebut, penggunaan
sering terjadi pada pasien hemodialisis. penyebab yang jelas ataupun terapi yang gamma ray–sterilized dialiser, diskontinuasi
Hampir 60-80% pasien yang menjalani dialisis tepat belum diketahui. Kondisi kulit lain yang penggunaan formaldehid, mengganti cairan
(baik hemodialisis maupun dialisis peritoneal) juga sering timbul pada pasien hemodialisis dialisat bikarbonat dan penggunaan dialisat
mengeluhkan pruritus.1-6 Pruritus didefinisikan (tabel 1) antara lain kulit kering (xerosis) dan rendah kalsium dan magnesium dapat
sebagai rasa gatal setidaknya 3 periode diskolorasi kulit (hiperpigmentasi).3 Makalah menghilangkan rasa gatal. Reaksi eksematosa
dalam waktu 2 minggu yang menimbulkan ini hanya membahas tentang pruritus. terhadap cairan antiseptik, sarung tangan
gangguan, atau rasa gatal yang terjadi lebih karet atau komponen jarum punksi, jarum
dari 6 bulan secara teratur. Pruritus umumnya ETIOLOGI punksi atau cellophane sebaiknya juga
dialami sekitar 6 bulan setelah awal dialisis dan Uremia merupakan penyebab metabolik dipertimbangkan.14, 15
biasanya makin meningkat dengan lamanya pruritus yang paling sering. Faktor yang
pasien menjalani dialisis.13 mengeksaserbasi pruritus termasuk panas, Penyebab pruritus lain termasuk di antaranya
waktu malam hari (nighttime), kulit kering dan adalah hiperparatiroid sekunder, dry skin
Kejadian pruritus tidak berhubungan dengan keringat. Penyebab pruritus pada penyakit (disebabkan atrofi kelenjar keringat),
usia, jenis kelamin, suku atau penyakit penyerta. ginjal tidak jelas dan dapat multifaktorial. hiperfosfatemia dengan meningkatnya
Pruritus bisa dikeluhkan setiap saat (konstan), Sejumlah faktor diketahui menyebabkan deposit kalsium-fosfat di kulit dan pe-
atau hilang timbul (episodik).4-8 Beberapa pruritus uremik namun etiologi spesifik pada ningkatan produk kalsium-fosfat, dialisis
pasien mengeluhkan pruritus di bagian tubuh umumnya belum diketahui pasti. Beberapa inadekuat, meningkatnya kadar ß2-
tertentu (terlokalisasi), sementara yang lain di kasus pruritus lebih berat selama atau setelah mikroglobulin, anemia (atau manifestasi
seluruh tubuh (menyeluruh). Bila terlokalisasi, dialisis dan dapat berupa reaksi alergi terhadap defisiensi eritropoietin), neuropati perifer,

Alamat korespondensi email: er2411@gmail.com

260 CDK-203/ vol. 40 no. 4, th. 2013


TINJAUAN PUSTAKA

Tabel 1 Manifestasi kulit sekunder akibat penyakit ginjal12, 13 Histamin, basofil, trombosit, dan sel mast
peritoneal serta bronkial telah dikenal sebagai
Nonspesifik Borderline Spesifik
 Pruritus  Acquired perforating  Nephrogenic systemic fibrosis pemicu rasa gatal pada kulit yang alergi.
 Xerosis dermatosis  Dialysis-associated steal syndrome Pelepasan histamin dipicu oleh substansi P,
 Acquired ichthyosis  Calciphylaxis  Metastatic renal cell carcinoma neurotransmiter yang terlibat dalam sensasi
 Pigmentary alteration  Metastatic calcification  Dialysis-related amyloidosis
 Pallor (secondary to anemia)  Blistering disorders  Arteriovenous shunt dermatitis rasa gatal. Kadar histamin yang meningkat
 Hyperpigmentation  Porphyria cutanea tarda  Uremic frost telah dilaporkan pada pasien uremia, namun
 Dyspigmentation (yellow tint)  Pseudoporphyria hubungan antara kadar histamin dengan
 Infections (fungal, bacterial, viral)  Eruptive xanthomas
 Purpura  Pseudo–Kaposi’s sarcoma derajat pruritus masih belum jelas. Reaksi
flare akibat histamin sangat sedikit pada
pasien uremia dibandingkan pasien normal,
kadar alumunium dan magnesium yang pruritus uremik. Kadar plasma vitamin A dan antagonis histamin biasanya tidak efektif
tinggi, peningkatan sel mast, xerosis, anemia meningkat pada pasien dialisis, tetapi tidak mengurangi pruritus uremik. Jadi, sangat tidak
defisiensi besi, hipervitaminosis A dan ada hubungan antara kadar plasma vitamin mungkin bahwa histamin berperan sebagai
disfungsi imun. A dengan derajat pruritus; bahkan autopsi patogen utama pruritus.
menunjukkan bahwa kadar vitamin A di
PATOGENESIS1-6, 8-10, 12-15 organ-organ tubuh sama atau lebih rendah • Peningkatan kadar serotonin (5-hidroksi-
Patofisiologi pruritus pada pasien dialisis masih pada pasien uremia dibandingkan pasien triptamin [5-HT3])
belum diketahui. Keluhan pruritus diperkirakan yang tidak uremia. Senyawa pruritogenik lain Masih menjadi perdebatan dalam terjadinya
berhubungan dengan pelepasan histamin adalah interleukin-1, yang dikeluarkan setelah pruritus uremik.
dari sel mast di kulit. Persepsi pruritus dibawa kontak antara plasma dengan membran
oleh sistem saraf pusat melalui jalur neural hemodialisis yang bioinkompatibel. • Peningkatan proliferasi sel mast di kulit
yang berhubungan dengan reseptor opioid. Interleukin-1 mempunyai efek proinflamasi Pada pasien uremia, jumlah sel mast dermis
Namun, mekanisme uremia menginduksi di kulit dan secara teori dapat menyebabkan meningkat, dan kadar histamin dan triptase
pruritus belum diketahui jelas, mungkin rasa gatal. Stale-Backdahl menyatakan plasma lebih tinggi pada pasien dengan
karena disekuilibrium metabolik. Menarik hipotesa bahwa pruritus uremik dapat pruritus uremik berat.
diperhatikan bahwa pruritus tidak terjadi disebabkan oleh proliferasi abnormal serabut
pada pasien gagal ginjal akut, sehingga kadar saraf sensorik yang dikenal sebagai neuropati • Neuropati sensorik uremik
blood urea nitrogen (BUN) dan kreatinin bukan uremik. Stale menemukan serabut saraf dan Pruritus uremik merupakan sensasi gatal
menjadi penyebab satu-satunya pruritus. saraf terminal tersebar di lapisan epidermis dari neuropati dan neurogenik. Pruritus
pasien dialisis. Namun, laporan terbaru ditransmisikan melalui serabut C di kulit.
Berikut ini beberapa mekanisme yang menyatakan tidak ada perbedaan distribusi Stimulan serabut C meliputi sitokin, histamin,
menyebabkan pruritus: serabut saraf sensorik enolase-positip antara serotonin, prostaglandin, neuropeptida, dan
pasien normal dengan pasien uremik. Marker enzim. Sensasi gatal neuropati dapat berasal
• Xerosis inflamasi seperti C-reactive protein dan dari kerusakan sistem saraf di sepanjang
Xerosis merupakan masalah kulit yang sering interleukin-6 dilaporkan juga meningkat jalur afferen, contohnya neuralgia post-
terjadi (60% - 90%) pada pasien dialisis pada pasien pruritus uremik. herpetik dan infeksi HIV. Sensasi gatal yang
yang memicu terjadinya pruritus uremia. berasal dari sentral tanpa kerusakan neuron
Xerosis atau dry skin akibat atrofi kelenjar • Hiperparatiroid diistilahkan sebagai neurogenik, contohnya
sebasea, gangguan fungsi sekresi eksternal, Hiperparatiroid dapat menstimulasi sel kolestasis dan pemakaian opioid eksogen.
dan gangguan hidrasi stratum korneum. mast untuk melepaskan histamin dan dapat Pada nyeri neurogenik, dijumpai peningkatan
Skin dryness pada pasien dialisis yang menyebabkan mikropresipitasi garam tonus opioidergik akibat akumulasi opioid
pruritus mempunyai hidrasi lebih rendah kalsium dan magnesium di kulit. Namun, endogen.11
dibandingkan pasien dialisis tanpa keluhan tidak semua pasien hiperparatiroid berat
pruritus (Morton et al) mengalami pruritus. Suatu studi pernah Stahle-Backdahl menyatakan bahwa pruritus
melaporkan pruritus dapat hilang sama sekali uremik dapat disebabkan oleh proliferasi
• Berkurangnya eliminasi transepidermal setelah tindakan paratiroidektomi. Lebih abnormal serabut saraf sensorik. Studi lain
faktor pruritogenik lanjut diketahui tidak ada hubungan antara atas 24 pasien uremik dan 10 subjek normal
Secara teori, akumulasi senyawa pruritogenik kadar PTH (parathyroid hormone) plasma menunjukkan tidak terdapat perbedaan antara
yang tidak terdiaisis dapat menimbulkan efek dengan proliferasi sel dermal, juga tidak ada kedua kelompok dalam distribusi serabut
sensasi gatal di saraf pusat ataupun di reseptor. perbedaan jumlah sel mast atau kadar PTH saraf, namun diketahui terjadi pengurangan
Senyawa pruritogenik di antaranya vitamin antara pasien dengan atau tanpa pruritus. jumlah serabut saraf terminal kulit pada
A, hormon paratiroid dan histamin yang pasien uremik sehingga inervasi kulit secara
berpotensi menimbulkan pruritus. Namun • Hiperkalsemia nonspesifik berubah pada kebanyakan pasien
tidak ada bukti yang mendukung bahwa • Hiperfosfatemia gagal ginjal kronik, mungkin akibat neuropati
senyawa-senyawa tersebut menyebabkan • Peningkatan kadar histamin yang terjadi.

CDK-203/ vol. 40 no. 4, th. 2013 261


TINJAUAN PUSTAKA

Tabel 2 Pilihan terapi pruritus uremik 6 lokal.14, 15 seperti likhen simpleks, prurigo nodularis dan
• Teori lain adalah opioid dapat menstimulasi papula keratotik (folikulitis perforatif ) dan
Topical treatment
• Skin emollients serabut C. Hipotesis sistem opioid adalah hiperkeratosis folikular.
• Capsaicin bahwa pruritus uremik disebabkan oleh
overekspresi reseptor opioid di sel dermis dan Keluhan pruritus digolongkan berdasarkan
Physical treatment
• Phototherapy (Ultraviolet) limfosit.13 derajat keluhan, frekuensi, dan distribusinya.
• Acupuncture Sistem skor yang diperkenalkan oleh Duo,
Systemic treatment MANIFESTASI KLINIS DAN DIAGNOSIS kemudian dimodifikasi oleh Mettang dan
• Low-protein diet Pruritus sering dirasakan di seluruh tubuh Hiroshige, seperti berikut ini4,6:
• Primrose oil paling dominan di punggung. Pruritus Skor derajat pruritus:
• Lidocaine and mexiletine
• Opioid antagonists biasanya makin dikeluhkan selama dialisis dan • skor 1: gatal tanpa garukan
• Active charcoal seperempat pasien mempunyai keluhan saat • skor 2: gatal dengan garukan tanpa
• Cholestyramine dan pada akhir dialisis. ekskoriasi
• Parathyroidectomy
• Thalidomide • skor 3: gatal dengan garukan terus-
• Nicergoline Pruritus uremik merupakan diagnosis eksklusi menerus atau dengan ekskoriasi
• Nalfurafine sehingga penyebab pruritus lain pada pasien • skor 4: gatal menyebabkan kegelisahan
Dyalisis-related treatment yang menjalani dialisis harus dieksklusi total;
• Efficient dialysis terlebih dahulu. Biopsi kulit pada pasien
• Erythropoietin
pruritus uremik biasanya tidak memuaskan. Skor distribusi pruritus:
• Kidney transplantation
Ekskoriasi akibat garukan berulang dapat • skor 1: gatal di satu lokasi tubuh
menyebabkan kondisi dermatologi lain • skor 2: gatal tersebar di beberapa lokasi
• Middle molecule theory: eksistensi senyawa tubuh
pruritogenik terakumulasi karena tidak • skor 3: gatal menyeluruh;
terdialisis akibat ukuran molekulnya. Namun
suatu studi melaporkan bahwa pruritus lebih Skor frekuensi pruritus:
sering terjadi pada pasien dialisis dengan • skor: setiap 4 episode (masing-masing
Kt/V tinggi; karena perhitungan tersebut episode <10 menit) atau satu episode gatal
berdasarkan bersihan (clearance) molekul (>10 menit) mempunyai skor 1 poin, maksimal
kecil, memberikan bukti terhadap middle 4 poin.
molecule theory.4
• Teori imunitas yang mengemukakan Beberapa peneliti melaporkan keluhan
bahwa pruritus uremik adalah suatu penyakit pruritus berdasarkan intensitas (absen, ringan,
inflamasi sistemik dibandingkan kelainan kulit berat) dan frekuensi (absen, kadang-kadang,
setiap hari). Namun, kebanyakan keluhan
pruritus hanya dibedakan berdasarkan ada
atau tidaknya pruritus.

TERAPI
Penyebab pruritus uremik pada pasien
penyakit ginjal kronik dan dialisis yang
mirip kelainan kulit primer (seperti urtikaria,
psoriasis, dermatitis atopik), penyakit hepar
(seperti hepatitis), dan kelainan endokrin
(seperti hipotiroid, diabetes mellitus)
sebaiknya dieksklusi terlebih dahulu. Pruritus
biasanya mempengaruhi pola tidur pasien
dan status psikologis, sehingga sebaiknya
diterapi dengan adekuat.

Terapi definitif pasien dialisis dengan pruritus


uremik yang berat adalah transplantasi ginjal.
Penelitian sebelumnya melaporkan pruritus
umum hilang setelah transplantasi ginjal.
Gambar 1 Perubahan kulit pada pasien pruritus uremik. (a) Garukan di lengan tempat fistula. (b) Luka parut di bahu dan Bagi pasien yang tidak dapat melakukan
punggung seorang pasien wanita dengan hemodialisis. (c) Prurigo nodularis dengan ekskoriasi dan superinfeksi di lengan transplantasi atau masih menunggu,
atas seorang pasien dengan dialisis peritoneal. (d) Penyakit Kyrles di punggung seorang pasien hemodialisis. 14 pengobatan yang berhubungan ataupun

262 CDK-203/ vol. 40 no. 4, th. 2013


TINJAUAN PUSTAKA

berfungsi sebagai mediator nyeri dan impuls


rasa gatal dari perifer ke sistem saraf pusat.
Efek farmakologik terutama deplesi substansi
P dari neuron sensorik. Dari penelitian,
pemberian krim capsaicin 0,025 % lebih efektif
secara bermakna dibandingkan plasebo.

• Sinar ultraviolet
Sinar ultraviolet mengurangi keluhan
pruritus melalui mekanisme yang belum
jelas. Penelitan 18 pasien pruritus berat yang
persisten mendapatkan keluhan pruritus
berkurang secara bermakna pada pasien yang
mendapat sinar spektrum. Penelitian lainnya
pada 14 pasien yang mendapat terapi sinar
UVB (panjang gelombang 280-315 nm) selama
2 bulan, 8 pasien melaporkan pengurangan
intensitas gatal sebesar 30%. Durasi efek
antipruritus terapi UVB 3 kali seminggu
bervariasi, namun dapat bertahan selama
beberapa bulan. Penggunaan UVB dalam
jangka panjang dikontraindikasikan pada
pasien dengan kulit putih (skin phototypes I
Skema 1 Penanganan pruritus pada pasien hemodialisis2, 14 dan II) serta efek karsinogenik dari radiasi UV
tetap harus menjadi perhatian.
tidak berhubungan dengan prosedur Berikut akan dibahas mengenai efikasi
dialisis dapat meringankan keluhan pruritus. masing-masing obat. • Antagonis opioid4,12-14
Pengobatan tersebut di antaranya :4 Nalfurafine efektif menghilangkan keluhan
• Antihistamin pruritus. Setelah pemberian nalfurafine selama
• Mengoptimalkan dosis dialisis (adekuasi Antihistamin mempunyai efikasi yang terbatas 2-4 minggu, memberikan hasil keluhan gatal,
hemodialisis): dan tidak berbeda dibandingkan emolien. intensitas gatal dan gangguan tidur menjadi
Terapi dialisis yang optimal akan memperbaiki Antihistamin generasi terbaru belum pernah berkurang. Studi terbaru pada 144 pasien,
efikasi dialisis dan status nutrisi pasien yang diujicobakan pada pruritus uremik. Ketotifen keluhan pruritus, ekskoriasi, dan gangguan
selanjutnya akan mengurangi prevalensi (2-4 mg/hari), suatu penstabil sel mast tidur berkurang secara signifikan pada pasien
dan derajat keparahan pruritus uremik. dilaporkan bermanfaat mengurangi keluhan yang mendapat nalfurafine IV tanpa efek
Penggunaan membran hemodialisis yang pruritus uremik dari suatu studi kecil. samping yang berlebihan dibandingkan
biokompatibel juga mempunyai efek plasebo.
menguntungkan. Kontrol konsentrasi plasma • Emolien
kalsium dan fosfor yang adekuat dengan Emolien efektif pada pruritus uremik. Dari Naltrexone, antagonis reseptor opiod, juga
penggunaan konsentrasi dialisat rendah penelitian terhadap 21 pasien pruritus uremik, efektif untuk terapi pruritus uremik dari studi
kalsium dan magnesium dalam jangka pendek pemberian emolien regular mengurangi 15 pasien dialisis. Namun pada studi yang
akan mengurangi keluhan keluhan pruritus di keluhan pada 9 pasien (43%). Terapi bath lebih besar, tidak dijumpai perbedaan efikasi
beberapa studi kecil. oil yang mengandung polidokanol, suatu yang bermakna terapi naltrexone (50 mg/hari)
campuran komponen monoeter laurilalkohol selama 4 minggu dibandingkan plasebo.
• Mengobati anemia penyakit kronik dan makrogol, nampaknya bermanfaat bagi
• Perbaikan kadar mineral, terutama beberapa pasien. • Butorfanol intranasal4
mempertahankan serum kalsium dan fosfat Suatu agonis reseptor kappa-opioid dan
<55mg/dl. • Capsaicin topikal4,7 antagonis reseptor mu, dilaporkan efektif
Capsaicin (trans-8-metil-N-vanilil-6- pada pruritus uremik.
Selain itu dapat diberikan emolient, nonenamida), suatu alkaloid alami yang
antihistamin, capsaicin topikal, sinar UVB, dan/ terdapat di berbagai spesies Solanacea, • Gabapentin11
atau antagonis opiat. diekstraksi dari red chili pepper dan telah banyak Gabapentin, obat antiepilepsi, secara
digunakan untuk terapi pruritus. Capsaicin struktur berkaitan dengan neurotransmiter
Pendekatan berikut bisa menjadi panduan efektif menghilangkan pruritus uremik g-aminobutyric acid (GABA), diketahui
dalam mengobati pasien dengan pruritus melalui inhibisi neuropeptida, substansi P. efektif untuk pruritus uremik. Dari 25 pasien
uremik (Skema 1): Substansi P merupakan neuropeptida yang hemodialisis yang mendapat gabapentin

CDK-203/ vol. 40 no. 4, th. 2013 263


TINJAUAN PUSTAKA

selama 4 minggu dibandingkan plasebo, lainnya) berkurang dibandingkan sebelum didapatkan data yang mendukung.
gabapentin mengurangi keluhan pruritus diberi primrose oil.
secara bermakna dari skor pruritus (8,4-1,2 vs • Antagonis 5-hidroksitriptamin
8,4-7,6 dibandingkan plasebo). Efek samping: • Oral activated charcoal Ondansetron, suatu antagonis selektif
somnolen, dizziness, dan fatigue. Gabapentin Keluhan pruritus hilang total atau berkurang 5-HT3, bermanfaat pada suatu studi pasien
dieliminasi terutama melalui ginjal dan saat secara bermakna pada pasien dialisis yang yang menjalani dialisis peritoneal. Namun,
hemodialisis. Dosis rekomendasi untuk pasien diobati dengan activated charcoal (6 g/hari) studi acak dengan subjek yang lebih besar
hemodialisis adalah 200-300 mg setiap selama 8 minggu. Senyawa yang murah dan tidak menunjukkan superioritas pemakaian
selesai dialisis. Dosis dikurangi, jika diberikan dapat ditolerir ini dapat menjadi alternatif ondansentron dibandingkan plasebo.
dalam waktu lama, karena gabapentin yang bermanfaat.
dapat terakumulasi dan menyebabkan efek • Lain-lain
samping neurotoksik. Meskipun mekanisme • Imunomodulator dan Imunosupresif Meliputi heparin, kolestiramin, γ-asam
kerjanya belum jelas, gabapentin sepertinya Pemberian talidomid selama 7 hari mengurangi linolenat topikal, sauna, nicergolin, akupunktur,
mempunyai efek pada kanal ion kalsium intensitas pruritus uremik sampai 80% pada diet rendah protein, lidokain intravena, dan
(voltage-dependent calcium-ion channels). 29 pasien hemodialisis. Namun karena efek meksiletin. Pemberian agen-agen tersebut
Hambatan influks kalsium neuronal samping yang sangat teratogenik, talidomid dalam terapi pruritus uremik belum diketahui
menyebabkan gangguan sensasi pruritus sebaiknya diberikan pada pasien dengan secara jelas. 4
pada uremia. pruritus berat yang resisten. Efek samping
talidomid, seperti neuropati perifer dan SIMPULAN
• Primrose oil kardiovaskular, membatasi penggunaannya. Pruritus uremik disebabkan oleh berbagai
Suplemen oral dari γ-linoleic acid (GLA)–rich mekanisme: masalah psikologis, gangguan
primrose oil dilaporkan bermanfaat. Efek • Salep tacrolimus biokimia, perubahan reaktivitas lokal, dan
primrose oil diperkirakan dari meningkatnya Studi pada 25 pasien dialisis, penggunaan sebagainya. Terapi terbaik untuk pruritus
sintesis anti-inflamasi eikosanoid. Efek yang salep tacrolimus (0,1%) selama 6 minggu berat adalah kombinasi dari dosis dialisis
sama dapat diperoleh dengan menggunakan mengurangi keluhan pruritus secara yang adekuat, manajemen anemia dan
minyak ikan, minyak zaitun, dan minyak signifikan. Tacrolimus dapat ditolerir dan tidak metabolisme mineral yang efektif, emolien,
safflower. Pada studi 16 pasien dialisis yang menyebabkan efek samping sistemik. Namun, sinar UVB, dan (jika diperlukan) pemberian
diberi 2 g/hari primrose oil sore hari, dilaporkan risiko pemakaian jangka panjang belum antihistamin dan capsaicin topikal. Naltrekson
keluhan pruritus uremik (serta masalah kulit diketahui dan tidak direkomendasikan sampai dapat berperan pada pruritus refrakter.

DAFTAR PUSTAKA
1. Giovambattista V. Pruritus in Haemodialysis Patients, http: //www.uninet.edu/cin2003/conf/virga/ virga.html.
2. Mettang T, Weisshaar E. Pruritus: Control of Itch in Patients Undergoing Dialysis, 2012 SkinThearpyLetter®,Last modified: Thursday, 21-Jun-2012 16:53:26.
3. Skin Problems and Dialysis, http://www.davita.com/kidney-disease/dialysis/life-on-dialysis/skin-problems-and-dialysis/e/5291.
4. Henrich WL Uremic Pruritus, Uptodate version 19.3.
5. Julia RN, Dirk ME. Dermatologic Manifestations of Renal Disease, http://emedicine.medscape. com/article/1094846.
6. Narita I, Iguchi S, Omori K, Gejyo F. Uremic pruritus in chronic hemodialysis patients, J.Nephrol 2008; 21: 161-5.
7. Atieh Makhlough, Topical Capsaicin Therapy for Uremic Pruritus in Patients on Hemodialysis, Iranian J. f Kidney Dis. 2010, 4:2.
8. Ponticelli C, Bencini PL. Pruritus in dialysis patients: a neglected problem, Nephrol Dial Transplant 1995: Editorial Comments, p. 2174-6.
9. Mathur VS, Lindberg J, Germain M, Block G, Tumlin J, Smith M,. A Longitudinal Study of Uremic Pruritus in Hemodialysis Patients, Clin J Am Soc Nephrol 2010; 5: 1410–9.
10. Akhyani M, Ganji M-R, Samadi N, Khamesan B, Daneshpazhooh M. Pruritus in hemodialysis patients, BMC Dermatology 2005, 5:7.
11. Ali Ihsan Gunal, Goksel Ozalp, Tahir Kurtulus Yoldas, Servin Yesil Gunal, Ercan Kirciman and Huseyin Celiker, Gabapentin therapy for pruritus in haemodialysis patients: a randomized,
placebo-controlled, double-blind trial, Nephrol Dial Transplant (2004) 19: 3137–9.
12. Thomas Mettang, Christiane Pauli-Magnus and Dominik Mark Alscher, Uraemic pruritus—new perspectives and insights from recent trials, Nephrol Dial Transplant (2002) 17: 1558–63.
13. Ko CJ, Cowper SE. Dermatologic Conditions in Kidney Disease, Brenner & Rector’s The Kidney 9th Edition Chapter 59, p.2 156-79.
14. Evenepoel P, Kuypers DR. Dermatologic Manifestations of Chronic Kidney Disease, Comprehensive Clinical Nephrology, 4th ed, 2010,Ch. 84, p.1001-4.
15. Harrison’s Nephrology and Acid-Base Disorders, Uremic Pruritus, p. 124-6.

264 CDK-203/ vol. 40 no. 4, th. 2013

Anda mungkin juga menyukai