Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN DENGAN ENTROPION

OLEH :

NAMA : AGUNG FITRA HARYUDI


NIM : PO 71.20.2.09.001

DOSEN PEMBIMBING : NI KETUT SUJATI,M.Kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BATURAJA
TAHUN 2010
BAB I
TINJAUAN TEORITIS
LAPORAN PENDAHULUAN ENTROPION

1. Pengertian
Entropion adalah suatu keadaan melipatnya kelopak mata bagian tepi atau margo
palpebra ke arah dalam sehingga bulu mata menggeser jaringan konjungtiva dan kornea1.
Melipatnya kelopak mata bagian tepi ini dapat menyebabkan kelopak mata bagian lain ikut
melipat dan biasanya kelopak mata bawah yang paling sering dikenai. Kondisi ini bisa
unilateral ataupun bilateral. Entropion diklasifikasikan menjadi empat, antara lain involusional
(senile), sikatrik, spastik dan kongenital2.

2. Etiologi Dan Klasifikasi

a. Entropion involusional
 Entropion involusional biasanya terjadi akibat lepasnya M. Retractor kelopak mata
bawah dan batas tarsal inferior. Hal ini menyebabkan kehilangan elastisitas lempeng
tarsal dan tepi kelopak mata memutar ke dalam. Pada tahap awal, entropion
involunter mungkin hanya bermanifestasi intermiten.
 Penyeban paling sering dan berhubungan dengan penuaan.
 Gangguan selalu mengenai kelopak mata bawah dan merupakan akibat dari
gabungan kelemahan otot-otot retraktor kelopak bawah, migrasi ke atas musculus
orbikularis preseptal dan menyebabkan melipatnya tepi tarsus atas.

b. Entropion sikatrik
 Penyebab tersering entropion sikatrik adalah blefarokonjungtifitis dan trakoma.-
Mengenai kelopak mata atas atau bawah yang disebabkan oleh jaringan parut di
konjungtiva atau tarsus
 Penyakit ini pada umumnya merupakan hasil dari trauma, bahan kimia, Steven
Jhonson sindrom, pemphigoid, infeksi, respon lokal obat-obatan topikal, sindroma
post enukleasi soket, herpes zoster oftalmikus
 Pemeriksaan pada tarsus dan palpebra merupakan point diagnosis pada kasus ini.

c. Entropion congenital
 Disgenesis retraktor kelopak mata bawah yang menyebabkan ketidakstabilan di
kelopak mata atau kekurangan jaringan dalam lamela posterior kelopak mata yang
dapat menimbulkan entropion
 Defek struktural pada tarsal plate yang mengakibatkan gangguan pada tarsal,
akibatnya timbul entropion pada kelopak mata atas.

d. Entropion akut spastic


 Disebabkan oleh kontraksi spastik otot orbicularis yang dicetuskan oleh iritasi pada
mata (meliputi pembedahan) atau yang berkaitan erat dengan blepharospasme.
Selalu timbul dengan sendirinya setelah dilakukan pembedahan.
 Kebanyakan pasien sudah mengalami perubahan komponen involusional
sebelumnya.
 Entropion akut biasanya hilang bila siklus entropion atau iritasi teratasi dengan terapi
dari faktor penyebab entropion tersebut.

Secara umum faktor predisposisi entropion antara lain :


 Perubahan degeneratif pada kelopak mata berkaitan dengan bertambahnya usia.
 Pada entropion sikatrik berdampak pada konjungtiva tarsal.
 Iritasi pada mata atau akibat proses pembedahan.

3. Patofisiologi
Terbentuknya jaringan parut akibat trauma atau radang kronis, seperti trakoma.
Juga bisa akibat spasme otot orbikularis okuli.

4. Manifestasi Klinis

Gejala klinis yang timbul berupa:


 Iritasi atau ada benda asing yang masuk ke mata.
 Mata berair terus dan pandangan kabur.
 Rasa tidak nyaman
 Mata merah
 Gatal dan fotofobia

Dari pemeriksaan fisik akan tampak berupa :


 Kerusakan pada epitel konjungtiva atau kornea akibat trauma.
 Hiperemia pada konjungtiva yang terlokalisasi.
 Kelemahan kelopak mata (involusional entropion).
 Jaringan parut pada konjungtiva (sikatrik entropion).
 Pertumbuhan kelopak mata bawah yang abnormal (kongenital entropion).
5. Prosedur Diagnostik
Sebagian besar pasien dengan entropion bermasalah dengan air mata yang terus
mengalir, iritasi, terasa ada benda asing di dalam mata dan mata merah yang persisten.
Dengan menggunakan slitlamp kadang-kadang dapat mengidentifikasi lipatan pinggir
kelopak mata, kelemahan kelopak yanga horizontal, melingkarnya perseptal orbikularis,
enophtalmus, injeksi konjungtiva, trikiasis, dan entropion yang memanjang, keratitis punctata
superfisial yang dapat menjadi ulkus dan formasi panus. Pasien dengan entropion sikatrik
mungkin terdapat keratinisasi pada tepi kelopak mata dan simblefaron.
Pemeriksaan fisik pada kelopak mata meliputi test snapback yaitu dengan cara
menarik kelopak mata dengan ahti-hati ke arah luar lalu dilihat apakah kelopak mata dapat
kembali ke posisi semula, dan biasanya tes ini tidak menimbilkan rasa sakit.

6. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan entropion :
 Operasi plastik atau suatu tindakan tarsotomi pada entropion akibat trakoma
 Pembedahan untuk memutar keluar kelopak mata efektif pada semua jenis
entropion. Sebuah tindakan sementara yang bermanfaat pada entropion evolusional
adalah dengan menarik kelopak mata bawah dan menempelkannya dengan ‘tape’
ke pipi; tegangannya mengarah ke temporal dan inferior.
 Operasi entropion transkonjungtiva merupakan prosedur yang aman dan lebih
efisien pada entropion involusi.
 Pada Intropion sikatrik dilakukan tarsotomi dari Wheeler dengan modifikasi dari
DR. Sie Boen Lian.

Tarsotomi caranya(14) :
1. Palpebra didisinfeksi dengan asam pikrin 2%
2. Anastesi local dengan bovokain 2%mula-lmula subkutan kemudian
intramuscular. Selanjutnya palpebra dipijit-pijit
3. Kalau sudah tidak merasa sakit lagi, pasanglah jahitan pada margo palpebra
dekat kantus internus dan dekat kantus eksternus, jahitan ini disebut teugel.
Yang dekat dengan kantus internus harus dijahit dalam pungtum lakrimal
4. Pasang klem palpebra yang berkuping dengan klem disebelah
konjungtiva dan dikuatkan dengan skrup
5. Palpebra dibalik. Kendali melalui kuping; klem diikatkan pada skrup
supaya kencang dan palpebra tak membalik
6. Insisi dari konjungtiva palpebra dan tarsus dengan pisau chirurgis 3
mm dari margo palpebra
7. Tarsus distal dilepaskan dari dasar kulitnya
8. Memasang jahitan U dari konjungtiva palpebra masuk ke tarsus 2 proksimal,
kedepan tarsus distal dan tembus siantara silia di margo palpebra. Jahitan U ini
dilakukan pada 3 tempat dengan mempergunakan benang dengan 2 jarum

7. Komplikasi
1. Konjungtivitis.
Peradangan pada konjungtiva. Akan terlihat lapisan putih yang transparan pada
mata dan garis pada kelopaknya. Entropion dapat menyebabkan konjungtiva menjadi merah
dan meradang, dan menimbulkan infeksi.

2. Keratitis.
Suatu kondisi dimaan kornea meradang. Masuknay bulu mata dan tepi kelopak ke
kornea dapat menimbulkan iritasi dan rasa sakit. Jaringan parut akan terbentuk dan dapat
menyebabkan kehilangan penglihatan.

3. Ulkuskornea.
Ulkus kornea adalah ulkus yang terbentuk di kornea, dan biasanya disebabkan oleh
keratitis. Kondisi ini sangat serius karena dapt menyebabkan kehilangan penglihatan.
Sangat penting utnuk segera berobat ke dokter jika mata menjadi maerah, mata terasa sakit
atau seperti ada yang mengganjal di dalam mata.

4. Prognosis
Entropion pada umumnya memiliki progmosis yang baik. Keefektivan pengoabatn
entropion tergantung pada penyebab utama dan tingkat keparahan penyakitnya8

Baturaja Desember 2010


Mengesahkan,
Kepala RRI Mata

Erdalena, AMK
BAB II
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN ENTROPION

1. Pengkajian
a. Anamnesa
 Identitas pasien
 Identitas penanggung jawab

b. Keluhan utama
 Di lihat dari tanda dan gejala penyakit

c. Riwayat penyakit sekarang


P = Riwayat penyalit dahulu
Q = kualitas nyeri
R = daerah yang dirasakan nyeri
S = skala nyeri
T = waktu nyeri

d. Riwayat penyakit dahulu

e. Riwayat penyakit keluarga

f. Pola kebiasaan
1. Pola pemeliharaan kebiasaan
2. Pola latihan aktivitas
3. Pola nutrisi
4. Pola istirahat dan tidur
5. Pola eliminasi
6. Riwayat spritual, sosial dan konsep diri

2. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umunn pasien
b. Kesadarn
c. Vital sign
d. Inspeksi secara umum
3. Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan Laboratorium

4. Pemeriksaan Diagnostik
 Pemeriksaan tajam penglihatan
 Pemeriksaan kelainan refraksi
 Pemeriksaan lapang pandang
 Pemeriksaan prasbiopsi

5. Kemungkinan Diagnosa yang Terjadi


 Kecemasan berhubungan dengan kurang terpapar terhadap informasi tentang
prosedur tindakan pembedahan
Intervensi :
 Jelaskan pada klien tentang tindakan operasi yang akan dilakukan
 Ajarkan keluarga untuk memberi semangat atau motivasi
 Dorong klien untuk mengatasi masalah dan untuk mengespresikan
perasaannya

 Resiko terhadap cidera berhubungan dengan gangguan penglihatan


Intervensi :
 Bantu klien untuk mampu melakukan ambulasi
 Bantu klien menata lingkungan
 Orientasikan klien pada ruangan
 Bahas perlunya penggunaan kacamata bila diperintahkan

 Nyeri berhubungan dengan perlukaan sekunder operasi miles prosedur


Intervensi :
 Kaji skala nyeri
 Pemberian obat dengan tim medis lainnya pemberian obat analgesic
 Pemberian kompres dingin kering (relaksasi)
 Ajarkan pada keluarga cara tekhnik relaksasi secara mandiri.agar dapat
dilakukan pada saat klien merasa nyeri.
DAFTAR PUSTAKA

1. Kapita Selekta Kedokteran jilid 1


2. www.google.com
3. Ilyas S. Entropion. Dalam: Ilmu Penyakit Mata edisi ketiga. Jakarta,
FKUI: 2005

Anda mungkin juga menyukai