Nama kelompok:
14 Akilah Keilani 1907521061
15 Kadek Agus Yoga Andreana 1907521062
16 Ni Made Maya Indra Pratiwi 1907521064
20 I Komang Dadi Suwardana 1907521067
i
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
Karunia-Nya kami diberikan kesehatan dan kesempatan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Di dalam makalah ini, kami membahas mengenai
“Manajemen Sumber Daya Manusia Internasional”
Harapan kami semoga makalah ini dapat dijadikan acuan, maupun
pedoman bagi para pembaca. Kami mengetahui masih banyak kekurangan dalam
makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan bagi para pembaca untuk
memberikan masukan ataupun kritik yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan mahalah ini sehingga di kedepannya dapat lebih baik
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
3.1 Kesimpulan...........................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2.5 Bagaimana pengertian International Commpensation
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
b. Negara asal (home-country) dimana perusahaan itu memiliki
kantor pusat.
c. Negara-negara lain yang mungkin menjadi sumber tenaga kerja
modal dan input-input lainnya.
3. Tiga kategori karyawan dalam perusahaan multinasional :
a. Karyawan Negara tuan rumah (host-country nationals/HCNs)
b. Karyawan Negara asal (parent-country nationals/PCNs)
c. Karyawan Negara ketiga (third-country nationals/TCNs).
4
Dari kedua pernyataan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Manajemen
sumber daya manusia internasional adalah proses mempekerjakan,
mengembangkan dan memberi penghargaan orang di dalam organisasi
internasional atau global. Hal ini melibatkan
manajemen manusia di seluruh dunia, tidak hanya manajemen orang-orang
ekspatriat/mancanegara saja.
Internasional staffing adalah pemilihan berbagai jenis anggota staf global dan
dapat menggunakan pendekatan khusus untuk staf global. Terdapat tiga jenis
anggota staf global yaitu:
1. Expatriate
Expatriate adalah pekerja atau karyawan bukan warga negara dimana lokasi
perusahaan beroperasi tetapi merupakan warga negara dimana kantor pusat
perusahaan bertempat. Warga Negara Indonesia yang di bekerja di luar negeri
dengan perusahaan milik Indonesia atau berkantor pusat di Indonesia.
2. Host-Country National
3. Third-Country National
5
b. Polycentric Staffing. Yaitu mempekerjakan karyawan (HCN) di suatu
negara yang memberikan jabatan dari staf atas sampai bawah.
Biasanya tujuan dari staff polisentris ini untuk menghadapi pasar lokal
dan kantor pusat menganggap (HCN) lebih siap daripada pekerja lokal
perusahaan tersebut.
c. Regiocentric staffing. Yaitu staffing dengan pendekatan polsentris,
tetapi kelompok anak perusahaan regional mencerminkan strategi dan
struktur organisasi bekerja sebagai satu unit. Ada beberapa tingkat
otonomi dalam pengambilan keputusan regional, dan kenaikan
pangkat bisa terjadi di kawasan namun jarang di kawasan menjadi
kantor pusat. Setiap wilayah mengembangkan serangkaian praktik
kerja yang sama.
d. Geocentric Staffing. Adalah pendekatan staf yang menggunakan
strategi bisnis terpadu di seluruh dunia. Upaya yang tegas untuk selalu
menyewa orang terbaik yang tersedia untuk suatu kedudukan, tidak
soal dari mana orang itu berasal. Model staf geosentris paling
mungkin untuk diadopsi dan digunakan oleh perusahaan yang benar-
benar global. Biasanya, fungsi HR perusahaan di perusahaan
geocentric adalah yang paling rumit karena setiap aspek HR harus
ditangani dalam lingkungan global.
6
perbedaan kualitas dan jumlah informasi yang tersedia bagi dua atau lebih
individu atau kelompok. Contohnya suatu perusahaan di Indonesia mengirim the
expatriate ke New Dehli, India dengan tujuan peningkatan staff sebesar 10% di
tahun 2014. Kantor pusat menerima tujuan ini sebagai kriteria kinerja untuk
melakukan penilaian kinerja para expatriate mereka. Kantor pusat tidak memiliki
pengetahuan yang lebih dibanding expatriate mereka terhadap kondisi yang ada di
New Delhi dan tetap menilai Expatriate tidak efektif jika dibawah tujuan awal.
Cultural values mempengaruhi pengadopsian praktik penilaian kinerja serta reaksi
karyawan terhadap penilaian. Contohnya di jepang dan China, disana sangat
menghindari penilaian kerja yang negatif karena semua karyawan sangat
menghindari umpan balik kinerja yang negatif dengan segala cara.
Sistem manajemen kinerja internasional yang efektif secara khusus perlu
mengidentifikasi kriteria kinerja yang penting bagi Perusahaan Multinasional dan
terkait dengan pekerjaan (Avery & Murphy, 1998). Terdapat beberapa pendapat
yang berbeda tentang kriteria eksternal yang digunakan untuk mengevaluasi
kinerja. Menurut (Kramar & Bartram, 2010) menganjurkan lima kriteria yang
jelas yaitu:
Keselarasan strategis,
Validitas,
Keandalan,
Spesifisitas
Penerimaan.
7
2.4 Pengertian Internasional HR Development
Pelatihan karyawan yang terjadi pada tugas global sering suram tetapi
tampaknya membaik. Proses pengembangan harus dimulai segera setelah pekerja
dipilih-pasti sebelum mereka memulai penugasan global. Organisasi menyadari
bahwa karyawan ekspatriat dan keluarga mereka menghadapi situasi khusus dan
tekanan bahwa kegiatan pelatihan dan pengembangan harus mempersiapkan
mereka untuk menangani. Karyawan dan keluarga mereka harus memiliki
program orientasi yang efektif dan program pelatihan readjustment. Selain itu,
karyawan harus memiliki program pembangunan berkelanjutan. Gambar 2.4.1
mengilustrasikan program persiapan dan pengembangan ekspatriat yang ideal,
termasuk orientasi dan pelatihan pre-Move, pengembangan berkelanjutan, dan
orientasi dan pelatihan repatriasi.
8
Pelatihan pekerja asing dari dan keluarga nya adalah penting untuk dilakukan
sebelum tugas dimulai. Orientasi dilakukan secara agresif supaya expatriate
memahami norma atau budaya yang berlaku di negara tersebut. Tidak tenggelam
dalam Bahasa. Panduan budaya dan penyusunan kata dasar untuk berbicara
bahasa tidak cukup. Dengan itu, banyak organisasi membentuk sistem teman
resmi untuk mengurangi tekanan para ekspatriat dalam ber operasi untuk
produktivitas.
Dewasa ini perusahaan lebih sadar akan biaya yang dihasilkan jika dilakukan
pelatihan langsung. Dahulu untuk melakukan pelatihan langsung perusahaan
menghabiskan milyaran rupiah untuk mengadakannya, sebagian besar hanya biaya
transportasi. Walaupun banyak yang percaya jika pelatihan langsung lebih efektif.
Dengan dilakukan pelatihan online untuk pengembangan karyawan akan dapat
menekan biaya yang ditimbulkan dengan hasil yang kurang lebih sama
kualitasnya dibanding dengan pelatihan langsung.
9
2.4.3 Virtual Team in Global Environment
2. Expatriate Compensation
10
Berikut kompensasi yang diberikan pada ekspatriat yaitu:
Remunerasi
Tunjangan perumahan untuk ekspatriat
Cost of living
Pemindahan fisik untuk seluruh anggota keluarga
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
12
DAFTAR PUSTAKA