Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK Pada

Ny. J DENGAN NYERI KRONIS : ARTRITIS


REUMATOID
DUSUN PENIMBUNG BARAT

OLEH

NI EAYAN DEWI PARWATI


020.02.1121

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

MATARAM

2020/2021
Laporan Pendahuluan

A. Masalah keperawatan utama klien


a) Definisi
Secara umum nyeri adalah suatu rasa tidak nyaman, baik ringan
maupun berat. Nyeri di definisikan sebagai suatu keadaan yang
mempengarui seseorang dan ekstensinya di ketahui bila seseorang
pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007). Menurut international
association for study of pain (IASP) nyeri adalah pengalaman perasaan
emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadi kerusakan aktual
maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya nyeri.
Nyeri pada penderita artritis reumatoid adalah gejala yang sering
terjadi pada lansia. Nyeri pada penyakit artritis reumatoid terutama
disebabkan oleh adanya inflamsi yang mengakibatkan dilepasnya
mediator-mediator kimiawi, kinin dan mediator kimiawi lainya dapat
merangsang timbulnya rasa nyeri. Prostaglandin berperan dalam
meningkatkan dan memperpanjang rasa nyeri yang disebabkan oleh
suatu rangsangan stimulus (Smeltzer & Bare, 2002)
Pada artritis reumatoid nyeri dan inflamasi disebabkan oleh
terjadinya proses imunologik pada sinovia yang mengakibatkan
terjadinya sinovitis dan pembentukan pannus yang akhirnya
menyebabkan kerusakan sendi. Pada artritis gout adanya deposit kristal
asam urat pada sinovial/rongga sendi akan mengakibatkan terjadinya
inflamasi. (Nugroho, 2009).
Nyeri pada artritis reumatoid bersifat persisten yaitu rasa nyeri
yang hilang timbul. Rasa nyeri akan menambahkan keluhan mudah
lelah karena memerlukan energi fisik dan emosional yang ekstra untuk
mengatasi nyeri tersebut. Nyeri pada artritis reumatoid bersifat persisten
yaitu rasa nyeri yang hilang timbul
b) Jenis nyeri
a. Nyeri akut
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang
tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan
yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal
kerusakan jaringan; awitan yang tiba – tiba atau lambat dari
intensitas ringan hingga berat dengan akhir yag dapat
diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung< 6 bulan.
b. Nyeri kronik
Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang
menetap sepanjang suatu periode waktu. Nyeri ini berlangsung
di luar waktu penyembuhan yang di perkirakan dan sering tidak
dapat di kaitkan dengan penyebab atau cidera spesifik. Nyeri
kronis sering di definisikan sebagai nyeri yang berlangsung
selama enam bulan atau lebih, meskipun enam bulan merupakan
suatu periode yang dapat berubah untuk membadakan nyeri akut
dan nyeri kronis (Smeltzer dan Bare, 2002).
B. Proses terjadinya masalah
C. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji selanjutnya .
a) Masalah keperawatan
1. nyeri b.d trauma sel
2. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri pada ekstrimitas
3. Defisit pengetahuan b.d gangguan mobilitas fisik
4. Risiko ketidakberdayaan b.d intoleransi aktivitas
b) Data yang perlu dikaji
 Pengkajian
a. Riwayat kesehatan
LokasiPengkajian lokasi nyeri mencakup 2 dimensi :
1)Tingkat nyeri, nyeri dalam atau superficial
2)Posisi atau lokasi nyeri
Nyeri superfisial biasanya dapat secara akurat ditunjukkan oleh
klien,sedangkan nyeri yang timbul dari bagian dalam (visceral)
lebih dirasakansecara umum.Nyeri dapat pula dijelaskan menjadi
empat kategoriyang
berhubungan dengan lokasi :
a)Nyeri terlokalisir : nyeri dapat jelas terlihat pada area asalnya.
b)Nyeri Terproyeksi : nyeri sepanjang saraf atau serabut saraf
spesifik.
c)Nyeri Radiasi : penyebaran nyeri sepanjang area asal yang tidak
dapat dilokalisir.
d)Reffered Pain (Nyeri alih) : nyeri dipersepsikan pada area yang
jauh dari area rangsang nyeri.
b. Intensitas Nyeri
Dapat berupa ringan, sedang, berat atau tak tertahankan.
Perubahan dariintensitas nyeri dapat menandakan adanya
perubahan kondisi patologis dariklien.
c. Waktu dan Lama (Time & Duration)
Perawat perlu mengetahui/mencatat kapan nyeri mulai timbul,
berapa lama, bagaimana timbulnya, interval tanpa nyeri dan
kapan nyeri terakhir timbul.
d. Kualitas
Deskripsi menolong orang mengkomunikasikan kualitas dari
nyeri. Anjurkan pasien menggunakan bahasa yang dia
ketahui: nyeri kepala mungkin dikatakan “ada yang
membentur kepalanya”, nyeri abdominal dikatakan “seperti
teriris pisau”
e. Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual meliputi bernapas, makan,
minum, eleminasi, gerak dan aktivitas, istirahat tidur, kebersihan
diri, pengaturan suhu, rasa aman dan nyaman, sosialisasi dan
komunikasi, prestasi dan produktivitas, pengetahuan, rekreasi dan
ibadah.
f. Perilaku Non Verbal
Beberapa perilaku nonverbal yang dapat kita amati
antara lain : ekspresi wajah, gemeretak gigi, menggigit bibir
bawah dan lain-lain.
g. Faktor Presipitasi
Beberapa faktor presipitasi yang akan meningkatkan nyeri :
lingkungan, suhu
ekstrim, kegiatan yang tiba-tiba, stressor fisik dan emo

• Riwayat nyeri : keluhan nyeri seperti lokasi nyeri, intensitas nyeri,


kualitas, dan waktu serangan. Pengkajian dapat dilakukan dengan
cara ‘PQRST’ :
a) P (Pemicu), yaitu faktor yang mempengaruhi gawat atau
ringannya nyeri.
Hal ini berkaitan erat dengan intensitas nyeri yang dapat
mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri. Faktor yang
dapat mempengaruhi peningkatan tahanan terhadap nyeri adalah
alkohol, obat-obatan, hipnotis, gesekan atau gasukan, pengalihan
perhatian, kepercayaan yang kuat, dan sebagainya. Sedangkan faktor
yang dapat menurunkan tahanan terhadap nyeri adalah kelelahan,
rasa marah, bosan, cemas, nyeri yang tak kunjung hilang, sakit, dan
lain-lain.
b) Q (Quality) dari nyeri, seperti apakah rasa tajam, tumpul, atau
tersayat.
Contoh sensasi yang tajam adalah jarum suntik, luka potong kecil
atau laserasi, dan lain-lain. Sensasi tumpul, seperti ngilu, linu, dan
lain-lain. Anjurkan pasien menggunakan bahasa yang dia ketahui ;
nyeri kepala : ada yang membentur.
c) R (Region), daerah perjalanan nyeri.
Untuk mengetahui lokasi nyeri, perawat meminta utnuk
menunjukkan semua daerah yang dirasa tidak nyaman. Untuk
melokalisasi nyeri dengan baik dengan lebih spesifik, perawat
kemudian meminta klien untuk melacak daerah nyeri dari titik yang
paling nyeri. Hal ini sulit dilakukan apabila nyeri bersifat difusi
(nyeri menyebar kesegala arah), meliputi beberapa tempat atau
melibatkan segmen terbesar tubuh.
d) S (Severity) adalah keparahan atau intensitas nyeri.
Karakteristik paling subjektif pada nyeri adalah tingkat keparahan
atau intensitas nyeri tersebut. Klien seringkali diminta untuk
mendeskripsikan nyeri sebagai yang ringan, sedang atau parah.
Namun makna istilah-istilah ini berbeda bagi perawat dan klien. Dari
waktu ke waktu informasi jenis ini juga sulit untuk dipastikan.
e) T (Time) adalah waktu atau lama serangan atau frekuensi
nyeri.
Perawat mengajukan pertanyaan utnuk menentukan awitan, durasi
dan rangsangan nyeri. Kapan nyeri mulai dirasakan? Sudah berapa
lama nyeri yang dirasakan? Apakah nyeri yang dirasakan terjadi
pada waktu yang sama setiap hari? Seberapa sering nyeri kembali
kambuh?

a. Macam skala nyeri


1) Skala Numerik Nyeri
Skala ini sudah biasa dipergunakan dan telah di validasi . Berat
ringannya rasa sakit atau nyeri dibuat menjadi terukur dengan
mengobyektifkan pendapat subyektif nyeri. Skala numerik, dari 0
hingga 10, di bawah ini , dikenal juga sebagai Visual Analog Scale
(VAS), Nol (0) merupakan keadaan tanpa atau bebas nyeri,
sedangkan sepuluh (10) , suatu nyeri yang sangat hebat.

Keterangan :
0 : tidak nyeri
1-3 : nyeri ringan
4-6 : nyeri sedang
7-9 : sangat nyeri, tetapi masih bias dikontrol
10 : sangat nyeri dan tidak dapat dikontrol

2) Visual Analog Scale


Terdapat skala sejenis yang merupakan garis lurus , tanpa angka.
Bisa bebas mengekspresikan nyeri ke arah kiri menuju tidak sakit,
arah kanan sakit tak tertahankan, dengan tengah kira-kira nyeri yang
sedang.
Visual Analog Scale (VAS)
Tidak ada rasa nyeri
______________________________________________ Sangat
Nyeri

3. Skala Wajah
Skala nyeri enam wajah dengan ekspresi yang berbeda ,
menampilkan wajah bahagia hingga wajah sedih, juga digunakan
untuk "mengekspresikan" rasa nyeri. Skala ini dapat dipergunakan
mulai anak usia 3 (tiga) tahun.

D. Diagnosa keperawatan dan prioritas


1. Nyeri berhubungan dengan panas atau dingin yang berlebihan
ditandai degan klien mengeluh nyeri (prioritas)
2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri yang timbul
3. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri pada ekstrimitas

E. Rencana tindakan Keperawatan


1. Nyeri berhubungan dengan panas atau dingin yang berlebihan
ditandai degan klien mengeluh nyeri (prioritas)
No Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasionalisasi
Keperawatan
Nyeri berhubungan Setelah dilakukan Pain Control Pain Management
dengan agen injury tindakan 1. Mengenali faktor 1. Kaji secara komprehensif 1. Pengkajian secara
fisik, biologis, keperawatan penyebab (5) tentang nyeri, meliputi : komprehensif akan
kimia, dan selama 3 x 24 2. Mengenali gejala- lokasi, karakteristik, durasi, memberikan ketepatan,
psikologis. jam, diharapkan gejala nyeri (5) frekuensi, kualitas, kecepatan, dan keefektifan
nyeri dapat 3. Mencari bantuan intensitas/beratnya nyeri, dan dalam penanganan nyeri
teratasi. tenaga kesehatan (3) faktor presipitasi.
4. Melaporkan gejala 2. Observasi isyarat non verbal 2. Agar dapat selalu memberikan
pada tenaga kesehatan dari ketidaknyamanan, kenyamanan bagi pasien
(5) khususnya ketidakmampuan
5. Menggunakan metode untuk komunikasi secara
pencegahan non efektif
analgetik untuk 3. Gunakan komunikasi 3. Nyeri yang diekspresikan akan
mengurangi nyeri (5) terapeutik agar pasien dapat membuat pasien lebih nyaman
6. Melaporkan nyeri mengekspresikan nyeri
yang sudah terkontrol 4. Kaji pengalaman individu 4. Setiap individu mempunyai
(5) terhadap nyeri respon yang berbeda terhadap
Keterangan penilaian : nyeri sesuai pengalaman yang
1. Tidak dilakukan sama dapat membantu proses
sekali penyembuhan.
2. Jarang dilakukan 5. Ajarkan penggunaan teknik 5. Teknik non farmakologi dapat
3. Kadang dilakukan non farmakologi untuk membantu mengatasi nyeri
4. Sering dilakukan
mengatasi nyeri (ex.
5. Selalu dilakukan
relaksasi, massase)
6. Berikan informasi tentang 6. Memberikan penjelasan akan
nyeri : penyebab, berapa menambah pengetahuan klien
lama terjadi. tentang nyeri.
7. Kontrol faktor lingkungan 7. Lingkungan yang nyaman
yang mempengaruhi nyeri dapat mengurangi rasa nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan.
8. Evaluasi keefektifan dari 8. Keefektifan manajemen nyeri
tindakan mengontrol nyeri non famakologi akan
menurunkan penggunaan
analgesik yang berlebihan.
9. Berikan analgetik sesuai 9. Analgetik dapat membantu
anjuran menghilangkan rasa nyeri
10. Monitor kenyamanan 10. Mengetahui keefektifan
pasien terhadap manajemen teknik non farmakologis
nyeri non farmakologis untuk mengatasi nyeri.
11. Libatkan keluarga untuk 11. Kehadiran keluarga akan
mengurangi nyeri memberi kenyamanan pada
pasien.
No Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasionalisasi
Keperawatan
Gangguan rasa Setelah dilakukan kriteria hasil: 1. Kaji penyebab gangguan 1. Sebagai dasar dalam
nyaman tindakan selama  klien tampak rasa nyaman menyusun rencana intervensi
berhubungan dengan 3x24 jam klien keperawatan
tenang
gejala terkait
dapat  gangguan tidur
penyaki
mempertahankan 2. Kendalikan faktor- faktor 2. Rasa nyeri dapat
hilang
tingkat kenyamanan iritan. diperburuk oleh dingin kimia dan
 klien menerima
selama perawatan fisik.
akan penyakitnya
dengan
3. Pertahankan lingkungan 3. Kesejukan mengurangi
yang sejuk. nyeri

4. Kolaborasi dalam 4. Tindakan ini membantu


pemberian obat anti nyeri meredakan gejala nyeri
No Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasionalisasi
Keperawatan
Hambatan Setelah dilakukan NOC Label : Body NIC Label Exercise Therapy:
Mobilitas Fisik asuhan keperawatan Mechanics Performance Joint Mobility
berhubungan 3.x24jam
 Menggunakan  Kaji keterbatasan gerak
dengan intoleransi diharapkan pasien  Menentukan batas gerakan
posisi duduk yang sendi
aktivitas ditandai dapat tetap yang akan dilakukan
benar  Kaji motivasi klien untuk
dengan mempertahankan  Motivasi yang tinggi dari
 Mempertahankan mempertahankan pergerakan
keterbatasan pergerakannya, pasien dpt melancarkan
kekuatan otot sendi
kemampuan dengan criteria: latihan
 Mempertahankan  Jelaskan alasan/rasional
melakukan  Agar pasien beserta keluarga
fleksibilitas sendi pemberian latihan kepada
keterampilan dapat memahami dan
pasien/ keluarga
motorik kasar mengetahui alasanpemberian
 Monitor lokasi
latihan
ketidaknyamanan atau nyeri
 Agar dapat memberikan
selama aktivitas
intervensi secara tepat
 Lindungi pasien dari cedera
 Cedera yg timbul dapat
selama latihan
memperburuk kondisi klien
 Bantu klien ke posisi yang
 Memaksimalkan latihan
optimal untuk latihan
 ROM dapat
rentang gerak
mempertahankan pergerakan
 Anjurkan klien untuk
sendi
melakukan latihan range of  ROM pasif dilakukan jika
motion secara aktif jika klien tidak dapat melakukan
memungkinkan secara mandiri
 Anjurkan untuk melakukan  Meningkatkan harga diri
range of motion pasif jika klien
diindikasikan
 Beri reinforcement positif
setiap kemajuan klien
DAFTAR PUSTAKA

Alimul H., A. Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia-Aplikasi Konsep dan

Proses Keperawatan. Buku 1. Jakarta : Salemba Medika.

Alimul Aziz, 2006. Kebutuhan Dasar Manusia, Jilid 2. Jakarta : Salemba Medika.

Mubarak, Wahid Iqbal. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC

Nanda International. 2011. Nursing Diagnoses: Definition & classification 2012-


2014, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
LAPORAN KASUS GERONTIK

Tanggal/ Tempat Pengkajian : 18 November 2020


Nama Pengkaji : Ni Wayan Dewi Parwati

A. Data biografi

Nama : Ny. J (L/ P)


Tempat & Tanggal lahir : Penimbung, 20 April 1960, Gol. Darah : O / A / B / AB
Pendidikan terakhir : Tidak Sekolah
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
TB/BB : 156Cm/ 50 Kg
Penampilan : Bersih, rapi
Alamat : RT. 01 Penimbung Barat.

Orang yang dekat dihubungi :-


Hubungan dengan usila :-
Alamat :-

B. Riwayat Keluarga

- Genogram

- Keterangan

: Perempuan/laki-laki meninggal : Keturunan

: Perempuan/laki-laki hidup

: Hubungan perkawinan

----------- : Tinggal serumah


: Pasien
C. Riwayat Pekerjaan
 Pekerjaan saat ini : Tidak bekerja
 Alamat pekerjaan : -
 Alat transportasi : -
 Pekerjaan sebelumnya : Pedagang
 Jarak dari rumah : -
 Sumber-sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kehidupan : Ny. J mengatakan
segala kebutuhannya sehari-hari terpenuhi dari hasil suami buruh yang berada
ditambah pemberian dari anak-anaknya.

D. Riwayat Lingkungan Hidup


 Tipe tempat tinggal : Permanen
 Jumlah kamar : 5 ruangan terdiri dari 1 ruang tamu dan 3 kamar tidur dan
1 kamar mandi
 Jumlah tongkat : Tidak ada
 Kondisi tempat tinggal : Lingkungan bersih, setiap hari di sapu, pencahayaan
cukup terang.
 Jumlah orang yang tinggal : 1 laki-laki dan 1 perempuan
 Derajat privasi : Baik
 Tetangga terdekat : Saudara-saudara Ny. J di belakang rumahnya dan anak-
anaknya dibelakang rumahnya.

F. Riwayat Rekreasi
 Hobby/minat :-
 Keanggotaan organisasi : Tidak ada
 Liburan perjalanan : Ny.J mengatakan jarang pergi jalan-jalan atau liburan
ketempat rekreasi dan hanya pergi kerumah anaknya dekat rumahnya dan kadang
cucu-cucunya yang datang kerumahnya.

G. Sistem Pendukung
 Perawat/bidan/dokter/fisioterapi/psikologi : Perawat
 Jarak dari rumah : 300 M
 Klinik : jaraknya kurang lebih 1 km.
 Pelayanan kesehatan di rumah : Tidak ada
 Makanan yang dihantarkan : tidak ada.

H. Deskripsi Kekhususan
Ny. J mengatakan masih mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari, mengasuh cucu-
cucunya. Selain itu Ny. J juga sering mengisi waktu luangnya dengan berkumpul bersama
keluarga.

I. Status Kesehatan
 Status kesehatan untuk selama setahun yang lalu :
Ny. J mengatakan bahwa kesehatannya menurun sejak beberapa tahun yang lalu,
Ny. J sudah cukup lama menderita sakit lutut. Ny. J sering mengeluhkan sakit lulut
dan kadang terasa kaku. Ny. J tidak pernah memeriksakannya kepelayanan
kesehatan, jika penyakitnya kambuh Ny. J mengolesi daerah yang nyeri dengan
balsem atau dengan minyak kayu putih hilang.
 Status kesehatannya selama 5 tahun lalu :
Ny. J mengatakan bahwa dirinya tidak tahu apa penyakit yang dideritanya dan Ny. J
hanya sering mengeluh sakit lulut dan kadang terasa kaku.

J. KELUHAN UTAMA
Ny. J mengatakan sering nyeri pada extremitas bawah seperti lutut.

 Paliative : Ny. J mengatakan merasakan nyeri jika sudah lama beraktivitas


seperti berjalan dan memasak.
 Quality/Quantity : Ny. J mengatakan nyerinya terasa seperti ditusuk-tusuk dan ngilu,
dengan frekuensi sering.
 Region : Ny. J mengatakan nyeri terasa di daerah extremitas bawah seperti
lutut.
 Severity scale : Ny. J mengatakan merasa tidak nyaman jika nyeri timbul dengan
skala 5 (1-10). Nyeri sedang.
 Timming : Ny. J mengatakan nyeri kambuh jika terlalu lama melakukan
aktivitas, dan biasa terjadi saat pagi hari sehingga mengganggu
waktu aktifitasnya atau pekerjaannya.

 Pemahaman dan Penatalaksanaan Masalah Kesehatan :


Ny. J mengatakan jika nyerinya kambuh, maka Ny. J mengolesi daerah yang sakit
dengan balsem atau dengan minyak kayu putih. Ny. J mengatakan penyakit yang
dideritanya adalah penyakit yang biasa diderita oleh orang tua, tetapi Ny. J belum
terlalu mengerti dengan cara penanganan penyakitnya. Ny. J mengatakan selama
penyakitnya tidak mengganggu aktivitasnya, penyakit tersebut tidak dipikirkan.
 Obat-obatan yangdiminum adalah :
No Nama Obat Dosis Keterangan
1. Tidak ada - -
 Status imunisasi :
o Tetanus : tidak ada
o Difteri : tidak ada
o Influenza : tidak ada
o Pneomovaks : tidak ada
o Alergi : tidak ada
o Makanan : tidak ada

 Penyakit yang diderita : Osteoarthritis

K. AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI


a. Indeks Katz
Skor A, yaitu Ny. J mandiri dalam hal makan, berpindah, kontinen, ke kamar kecil,
berpakaian dan mandi.

b. Oksigenasi
Ny. J mengatakan tidak pernah mengalami gangguan dalam bernafas, RR:20 x/menit
c. Cairan dan elektrolit
Ny. J minum air ± 6-7 gelas/sehari

d. Nutrisi
Ny. J makan 3 kali sehari dengan porsi sedang, menu yang berbeda setiap hari
seperti: nasi, sayur, ikan, daging.

e. Eliminasi
Ny. J mengatakan biasanya buang air besar sebanyak 1-2 kali/hari pada pagi hari
dengan konsistensi lembek, bau khas. Buang air kecil 3-4 kali/hari, warna kadang-
kadang bening dan agak kekuningan, tidak ada keluhan.

f. Aktivitas
Ny. J dapat melakukan aktivitas secara mandiri setiap hari seperti makan, ke kamar
kecil, berpakaian dan mandi.

g. Istirahat dan tidur


Ny. J mengatakan tidak bisa istirahat/tidur jika nyerinya kambuh. Pada siang hari
Ny.J tidur pada pukul 15.00–16.00 WITA. Pada malam harinya tidur pada pukul
22.00 WITA, bangun sekitar pukul 05.00 WITA.

h. Personal Hygiene
Ny. J berpenampilan bersih, Ny. J biasa mandi 2 kali sehari pada pagi dan sore,
menggosok gigi dengan pasta gigi.

i. Seksual
Ny. J mengatakan sudah memiliki 7 anak, dan juga mengingat usia istri yang sudah
berumur 60 tahun lebih.

j. Rekreasi
Ny. J mengatakan bahwa dirinya jarang pergi rekreasi ataupun liburan.

k. Psikologi

 Persepsi Klien :
Ny. J mengatakan penyakitnya merupakan penyakit yang biasanya diderita oleh
orang tua.
 Konsep diri :
Ny. J percaya diri dan lancar berinteraksi dengan pengkaji terbukti pada saat di
wawancarai semua pertanyaan di jawab dengan jelas.
 Emosi :
Ny. J bersikap tenang, tidak pernah menunjukan emosi yang berlebihan.
 Adaptasi :
Ny. J tinggal di dusun penimbung barat, dan Ny. J dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungan sekitarnya.
 Mekanisme pertahanan diri :
Ny. J lebih mendekatkan diri dengan Allah SWT jika mengalami masalah.

L. TINJAUAN SISTEM
Keadaan umum : Baik
Tingkat kesadaran : Compos mentis
GCS : Mata = 4, Verbal = 5, Motorik = 6
Tanda Vital : Nadi: 78 x/menit, RR: 20 x/menit,
Tekanan Darah: 110/80 mmHg, Suhu: 37°C.
1) Kepala
 Inspeksi : Rambut beruban, kulit kepala bersih, tidak ada kutu, tidak ada
ketombe dan benjolan.
 Palpasi : Tidak ada massa dan nyeri tekan
2) Mata
 Inspeksi : Simetris, sklera tampak putih, konjungtiva anemis, refleks pupil
baik, penglihatan kurang jelas.
 Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
3) Telinga
 Inspeksi :Simetris, bersih, tidak ada serumen dan pendengaran cukup baik.
 Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
4) Hidung
 Inspeksi : Lubang hidung simetris, bersih, tidak ada serumen, tidak ada
napas cuping hidung, tidak ada polip.
 Palpasi :Tidak ada nyeri tekan
5) Mulut dan gigi
 Inspeksi : Bersih, gigi tampak lengkap, lidah bersih.

6) Leher
 Inspeksi : Tidak ada lesi,
 Palpasi :Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening dan kelenjar
tiroid, tidak ada ketegangan vena jugularis.

7) Dada dan Punggung


 Inspeksi : Simetris, pernapasan normal dengan tidak ada penarikan dinding
dada dan tidak ada benjolan.
 Palpasi : Vocal-fremitus normal, dengan getaran yang sama pada kedua
dinding dada atau punggung dan tidak ada nyeri tekan.
 Perkusi : Sonor pada semua lapang paru, pekak pada area jantung.
 Auskultasi : Suara napas vesikuler, tidak terdapat suara ronchi, terdengar S1 S 2
tunggal, tidak ada suara tambahan.

8) Abdomen dan Pinggang


 Inspeksi : Tidak ada lesi, tidak ada asites, tidak ada massa.
 Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, titik Mc. Burney teraba dan normal.
 Perkusi :Bunyi perkusi abdomen bagian kanan atas dullnes, pada bagian
kanan bawah, kiri atas, dan kiri bawah berbunyi timpani.
 Auskultasi : Suara bising usus 7-8 x/menit.

9) Ekstremitas Atas dan Bawah


 Inspeksi : Tidak ada edema, simetris kiri dan kanan,tidak ditemukan
kelumpuhan ekstremitas.
 Palpasi : Nyeri tekan pada lutut, CRT kurang dari 2 detik.
 Perkusi : Refleks patela (+)
 Tonus otot 5 5
5 5

10) Sistem Imune


Tidak terkaji dengan jelas tetapi Ny. J mengatakan jarang mengalami pilek, batuk
demam.

11) Genitalia
Tidak terkaji

12) Sistem Reproduksi


Ny. J mengatakan sudah memiliki 7 anak, dan juga mengingat usia istri yang sudah
berumur 60 tahun lebih.

13) Sistem Persyarafan


Refleks babynskiy (+), Nervus eduscana: Ny. J masih bisa menggerakan bola
matanya kekiri dan kekenan, keatas dan kebawah, Nervus vacialis : Ny. J msih bisa
tersenyum dan meunjukkan giginya dan mengangkat alisnya.

14) Sistem Pengecapan


Ny. J masih bisa membedakan rasa makanan seperti rasa manis, pahit, asin dan
kecut.

15) Sistem Penciuman


Ny. J masih bisa membedakan aroma balsem dan minyak kayu putih saat matanya
ditutup.

16) Tactil Respon


Ny. J masih bisa merespon bisa membedakan rasa kasar dan halus

M. SCREENING MASALAH KESEHATAN PADALANJUT USIA


 SPMSQ (Short Portable Mental Status Questioner): 4 ( kerusakan fungsi intelektual
ringan )
 MMSE (Mini Mental State Exam) : 20 (kerusakan aspek mental ringan)
 GDS (Geriatric Depression Scale) : 4 (tidak depresi)
 APGAR keluarga : 6 (dukungan keluarga sedang)
 Morse Fall Scale : 25 (beresiko rendah)
 BBS(Berg Balance Scale) : 47 (mandiri/independent)
 Mini Nutrition Assesment : 12 (status gizi normal)
 PSQI(The Pittsburgh Sleep Quality Index) : 3 (kualitas tidur baik)

N. DATA PENUNJANG
1) Laboraturium : Tidak ada
2) Radiologi : Tidak ada
3) EKG : Tidak ada
4) USG : Tidak ada
5) CT Scan : Tidak ada
6) Obat-obatan : Tidak ada
II. ANALISA DATA
No Data Interpretasi Masalah
1 Ds : Reaksi faktor R
- Ny. J mengatakan sering nyeri pada dengan antibodi,
extremitas bawah seperti lutut. faktor metabolik,
P : Ny. J mengatakan merasakan nyeri infeksi dengan
jika sudah lama beraktivitas seperti kecenderungan virus
berjalan dan memasak.
Q : Ny. J mengatakan nyerinya terasa Reaksi peradangan
seperti ditusuk-tusuk dan ngilu,
dengan frekuensi sering.
R : Ny. J mengatakan nyeri terasa di Nyeri Kronis
daerah extremitas bawah seperti lutut.
S : Ny. J mengatakan merasa tidak
nyaman jika nyeri timbul dengan
skala 5 (1-10). Nyeri sedang. Nyeri Kronis
T : Ny. J mengatakan nyeri kambuh
jika terlalu lama melakukan aktivitas,
dan biasa terjadi saat pagi hari
sehingga mengganggu waktu
aktifitasnya atau pekerjaannya.

Do :
 Skala nyeri 5 (1-10) nyeri sedang
TTV :
Nadi : 78 x /menit,
RR : 20x /menit,
Tensi : 110/80 mmHg,
Suhu : 37 °C.

2 Ds:
Tn. N mengatakan nyeri kambuh jika Reaksi faktor R
terlalu lama melakukan aktivitas, dan dengan antibodi,
biasa terjadi saat pagi hari sehingga faktor metabolik,
mengganggu waktu aktifitasnya atau infeksi dengan
pekerjaannya. kecenderungan virus

Do: Reaksi peradangan Gangguan mobilitas


 Skala nyeri 5 (1-10) nyeri sedang fisik

TTV : Nyeri kronis


Nadi : 78 x /menit,
RR : 20x /menit, Kekakuan sendi
Tensi : 110/80 mmHg,
Suhu : 37 °C. Gangguan mobilitas
fisik
3. DS : Pasien mengatakan tidak Reaksi faktor R
dengan antibodi,
mengatahui apa penyakit yang
faktor metabolik,
pasien sering rasakan, yang infeksi dengan
kecenderungan virus
pasien tahu hanya nyeri
dilutunya dikareakan sakit Reaksi peradangan
orang tua alami
DO : Pasien terlihat terus Nyeri kronis
menanyakan bagaimana Defisit Pengetahuan
penanganan nyeri dibagian Kurang informasi
tentang proses
lutut pasien penyakit
- Skala nyeri 5 (1-10) nyeri sedang
Kurang pengetahuan
TTV atau
Nadi : 78 x /menit, Defisit pengetahuan
RR : 20x /menit,
Tensi : 110/80 mmHg,
Suhu : 37 °C.

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri Kronis b/d Kondisi muskuloskletal kronis
2. Gangguan mobilitas fisik b/d Nyeri Kronis
3. Defisit Pengetahuan b/d Manajemen Nyeri
IV. RENCANA KEPERAWATAN

No Hari/tgl/ Diagnosa TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


jam Keperawatan

Kamis/19 Nyeri Kronis b/d  Setelah dilakukan Observasi : Observasi :


1 November Kondisi tindakan keperawatan
 Identifikasi lokasi, karakteristik,
2020/ muskuloskletal selama 3 x 24 jam,  Menentukan kebutuhan
09.00 kronis diharapkan nyeri durasi, kualitas, intensitas nyeri manajemen nyeri.
menurun, dengan
Kriteria hasil:  Identifikasi skla nyeri
Terapeutik:
Terapeutik :
Keluhan nyeri (1-3)  Panas dapat meningkatkan
 Berikan teknik non farmakologis relaksasi otot.
(kompres hangat)
Edukasi :
Edukasi :
 Anjurkan teknin non  Panas dapat meningkatkan
relaksasi otot.
farmakologis (kompres hangat)
 Jelaskan penyebab periode dan
 Memberikan rasa kontrol dan
pemicu nyeri kemampuan koping.
 Jelaskan strategi meredakan
nyeri
2 Kamis/19 Gangguan  Setelah dilakukan Observasi : Observasi :
November mobilitas fisik b/d tindakan keperawatan
 Identifikasi adanya nyeri atau  Menentukan kebutuhan manajemen
2020/ Nyeri Kronis selama 3 x 24 jam,
09.00 diharapkan mobilitas keluhan fisik lainnya nyeri untuk melakukan aktivitas.
fisik meningkat,
 Identifikasi factor lingkungan
dengan Kriteria hasil:
Edukasi :
yang meningkatkan risiko jatuh
Pergerkan ekstremitas  Memberikan rasa kontrol dan
menggunakan skala (Fall Morse
(3-5) kemampuan koping gangguan
Nyeri (4-5) Scale) mobilitas fisik.
Edukasi :
 Jelaskan tujuan prosedur
mobilisasi
 Anjurkan mobilisasi dini
3 Kamis/19 Defisit  Setelah dilakukan Observasi : Observasi :
November Pengetahuan b/d tindakan keperawatan
Identifikasi kesiapa dan kemampuan  Melihat antusias pasien terhadap
2020/ Manajemen Nyeri selama 2 x 24 jam,
menerima informasi informasi yang akan diberikan
09.00 diharapkan tingkat
Terapeutik :
pengetauan membaik ,
 Sediakan materi dan media Terapeutik
dengan Kriteria hasil:
pendidikan kesehatan  Agar Dapat memahami materi dan
Perilaku sesuai anjuran  Berikan kesempatan untuk informasi yang disampaikan
(2-5) bertanya
Perilaku (2-5) Edukasi : Edukasi :
 Jelaskan penyebab, periode, dn  Mengetahui memonitor nyeri secara
stategi meredakan nyeri mandiri
 Anjurkan monitor nyeri secara  Mengetahui teknik untuk mengurangi
mandiri rasa nyeri dengan cara kompres
 Ajarkan teknik nonfarmakologi hangat serae.
untuk mengurangi rasa nyeri
V. IMPLEMNTASI I & II

No. HAR/ JAM IMPLEMENTASI Evaluasi


Paraf
Dx TGL
1. Kamis/ 10.00 Observasi : S:
19/11.20
 Identifikasi Ny. J mengataka lebih nyaman

lokasi, saat dilakukan kompres hangat


dan nyerinya berkurang jika
karakteristik,
dikompres
durasi,
P : Ny. J mengatakan
kualitas, merasakan nyeri jika
intensitas nyeri sudah lama beraktivitas
seperti berjalan dan
 Identifikasi memasak.
skla nyeri Q : Ny. J mengatakan
nyerinya terasa seperti
Terapeutik : ditusuk-tusuk dan ngilu,
 Berikan teknik dengan frekuensi sering.
R : Ny. J mengatakan nyeri
non terasa di daerah extremitas
farmakologis bawah seperti lutut.
S : Ny. J mengatakan
(kompres merasa nyaman saat
hangat) dikompres hangat dan jika
nyeri timbul dengan skala
4 (1-10). Nyeri sedang.
Edukasi : T : Ny. J mengatakan nyeri
kambuh jika terlalu lama
 Anjurkan melakukan aktivitas, dan
teknin non biasa terjadi saat pagi hari
sehingga mengganggu
farmakologis waktu aktifitasnya atau
(kompres pekerjaannya.

hangat) O:
Klien tampak sedikit meringis
 Jelaskan
saat melakukan kompres.
penyebab Klien sudah melakukan
kompres hangat.
periode dan
 Skala nyeri 4 (1-10) nyeri
pemicu nyeri sedang
 Jelaskan
TTV :
strategi Nadi : 78 x /menit,
meredakan RR : 20x /menit,
Tensi : 110/80 mmHg,
nyeri Suhu : 37 °C.
A : Nyeri Kronis

P : intervensi dilanjutkan :
 Anjurkan teknin non
farmakologis
(kompres hangat)
 Jelaskan penyebab
periode dan pemicu
nyeri
 Jelaskan strategi
meredakan nyeri
2. Kamis/ 11.00 Observasi : S : Ny. J mengatakan nyaman
19.11.20 saat diajarkan rom pada kedua
 Identifikasi kakinya dan Ny. J mengatakan
adanya nyeri nyeri pada kedua lututnya
sedikit berkurang saat berjalan
atau keluhan P : saat aktivitas dan memasak
Q : seperti ditusuk-tusuk
fisik lainnya R : lutut kanan dan kiri
 Identifikasi S : sedang (4)
T : Ny. J mengatakan nyeri
factor kambuh jika terlalu lama
lingkungan melakukan aktivitas, dan
biasa terjadi saat pagi hari
yang sehingga mengganggu
meningkatkan waktu aktifitasnya atau
pekerjaannya
risiko jatuh
O : pasien mampu melakukan
menggunakan rom saat lututnya mulai terasa
skala (Fall kaku dan keram dan pasien
berjalan tanpa bantuan tongkat
Morse Scale) dan juga pasien masih kurang
memahami gerakan room
Edukasi :
 Jelaskan tujuan A : Gangguan mobilitas fisik
prosedur
P : intervensi dilanjutkan
mobilisasi  Jelaskan tujuan
prosedur mobilisasi
 Anjurkan
 Anjurkan mobilisasi
mobilisasi dini
dini
3. Kamis/ 11.40 Observasi : S : Ny. J mengatakan sekarang
19.11.20 sudah memahami apa sakit
Identifikasi kesiapa yang dialami lututnya
dan kemampuan
menerima informasi O : pasien terlihat
Terapeutik : memperhatikan materi yang
 Sediakan materi dijelakan dan pasien kadang
dan media menanyakan materi yang belun
pendidikan di mengerti pasien
kesehatan
A : Defisit Pengetahuan
 Berikan
kesempatan
P : interveni dilanjutkan
untuk bertanya
Edukasi :  Jelaskan penyebab,
 Jelaskan periode, dn stategi
penyebab, meredakan nyeri
periode, dn  Anjurkan monitor
stategi nyeri secara mandiri
meredakan  Ajarkan teknik
nyeri nonfarmakologi untuk
 Anjurkan mengurangi rasa nyeri
monitor nyeri
secara mandiri
 Ajarkan teknik
nonfarmakologi
untuk
mengurangi
rasa nyeri

1) Jumat/ 09.00  Anjurkan S : Ny. J mengatakan nyerinya


20/11.20
teknin non berkurang jika dikompres dan
farmakologis Ny. J mengatakan setiap nyeri
(kompres pada lututnya kambuh akan
hangat) dikompres sesuai edukasi yang
 Jelaskan diberikan
penyebab P : Ny. J mengatakan
periode dan
merasakan nyeri jika
sudah lama beraktivitas
pemicu nyeri seperti berjalan dan
 Jelaskan strategi memasak.
Q : Ny. J mengatakan
meredakan nyeri nyerinya terasa seperti
ditusuk-tusuk dan ngilu,
dengan frekuensi sering.
R : Ny. J mengatakan nyeri
terasa di daerah extremitas
bawah seperti lutut.
S : Ny. J mengatakan
merasa nyaman saat
dikompres hangat dan jika
nyeri timbul dengan skala
4 (1-10). Nyeri sedang.
T : Ny. J mengatakan nyeri
kambuh jika terlalu lama
melakukan aktivitas, dan
biasa terjadi saat pagi hari
sehingga mengganggu
waktu aktifitasnya atau
pekerjaannya.
O:
Klien tampak tidak meringis
lagi saat melakukan kompres.
Klien sudah melakukan
kompres hangat.
 Skala nyeri 4 (1-10) nyeri
sedang

TTV :
Nadi : 78 x /menit,
RR : 20x /menit,
Tensi : 110/80 mmHg,
Suhu : 37 °C.
A : Nyeri Kronis
P : intervensi dilanjutkan :
 Jelaskan strategi
meredakan nyeri
2) Jumat/ 10.30  Jelaskan tujuan S : Ny. J mengatakan nyaman
20/11.20 saat diajarkan rom pada kedua
prosedur kakinya dan Ny. J mengatakan
mobilisasi setiap pagi melakukan rom bila
kakinya mulai kaku
 Anjurkan P : saat aktivitas dan memasak
Q : seperti ditusuk-tusuk
mobilisasi dini R : lutut kanan dan kiri
S : sedang (4)
T : Ny. J mengatakan nyeri
kambuh jika terlalu lama
melakukan aktivitas, dan
biasa terjadi saat pagi hari
sehingga mengganggu
waktu aktifitasnya atau
pekerjaannya
O : pasien mampu melakukan
rom saat lututnya mulai terasa
kaku dan keram, pasien
berjalan tanpa bantuan tongkat.

A : Gangguan mobilitas fisik


P : intervensi dilanjutkan
 Anjurkan mobilisasi
dini
3) Jumat/ 11.00  Jelaskan S : Ny. J mengatakan sekarang
20/11.20 sudah lebih memahami apa
penyebab,
periode, dn sakit yang dialami lututnya dan
stategi cara penanganan dirumah
meredakan
O : pasien terlihat
nyeri memperhatikan materi yang
 Anjurkan dijelakan, pasien mampu
monitor nyeri menjelaskan dan
secara memperaktekan cara-cara yang
mandiri dianjurkan
 Ajarkan
teknik A : Defisit Pengetahuan
nonfarmakol P : interveni dihentikan
ogi untuk
mengurangi
rasa nyeri
IMPLEMENTASI III

No. HARI/ JAM IMPLEMENTASI Evaluasi


Paraf
Dx TGL
1 Sabtu/ 09.00  Jelaskan strategi S : Ny. J mengatakan
21/11.2
meredakan nyeri nyerinya berkurang jika
0
dikompres dan Ny. J
mengatakan setiap nyeri pada
lututnya kambuh akan
dikompres sesuai edukasi
yang diberikan
P : Ny. J mengatakan
merasakan nyeri jika
sudah lama beraktivitas
seperti berjalan dan
memasak.
Q : Ny. J mengatakan
nyerinya terasa seperti
ditusuk-tusuk dan ngilu,
dengan frekuensi
sering.
R : Ny. J mengatakan
nyeri terasa di daerah
extremitas bawah
seperti lutut.
S : Ny. J mengatakan
merasa nyaman saat
dikompres hangat dan
jika nyeri timbul
dengan skala 3 (1-10).
Nyeri sedang.
T : Ny. J mengatakan
nyeri kambuh jika
terlalu lama melakukan
aktivitas, dan biasa
terjadi saat pagi hari
sehingga mengganggu
waktu aktifitasnya atau
pekerjaannya.
O:
Klien tampak tidak meringis
lagi saat melakukan kompres.
Klien sudah melakukan
kompres hangat.
 Skala nyeri 3 (1-10)
nyeri sedang
TTV :
Nadi : 78 x /menit,
RR : 20x /menit,
Tensi : 110/80 mmHg,
Suhu : 37 °C.
A : Nyeri Kronis
P : intervensi dihentikan
2 Sabtu/ 09.40  Anjurkan S : Ny. J mengatakan
21/11.2 mobilisasi dini nyaman saat diajarkan rom
0 pada kedua kakinya dan Ny.
J mengatakan setiap pagi
melakukan rom bila kakinya
mulai kaku
P : saat aktivitas dan
memasak
Q : seperti ditusuk-tusuk
R : lutut kanan dan kiri
S : sedang (3)
T : Ny. J mengatakan
nyeri kambuh jika
terlalu lama melakukan
aktivitas, dan biasa
terjadi saat pagi hari
sehingga mengganggu
waktu aktifitasnya atau
pekerjaannya

O : pasien mampu
melakukan rom saat lututnya
mulai terasa kaku dan keram,
pasien berjalan tanpa
bantuan tongkat.

A : Gangguan mobilitas
fisik
P : intervensi dihentikan

EVALUASI AKHIR

NO HARI
PARAF
.Dx /TGL JAM EVALUASI

1 Minggu/ 09.00 S : Ny. J mengatakan nyerinya berkurang jika


22/11.20
dikompres dan Ny. J mengatakan setiap nyeri pada
lututnya kambuh akan dikompres sesuai edukasi yang
diberikan
P : Ny. J mengatakan merasakan nyeri jika sudah
lama beraktivitas seperti berjalan dan memasak.
Q : Ny. J mengatakan nyerinya terasa seperti
ditusuk-tusuk dan ngilu, dengan frekuensi
sering.
R : Ny. J mengatakan nyeri terasa di daerah
extremitas bawah seperti lutut.
S : Ny. J mengatakan merasa nyaman saat
dikompres hangat dan jika nyeri timbul dengan
skala 3 (1-10). Nyeri sedang.
T : Ny. J mengatakan nyeri kambuh jika terlalu
lama melakukan aktivitas, dan biasa terjadi saat
pagi hari sehingga mengganggu waktu
aktifitasnya atau pekerjaannya.
O:
Klien tampak tidak meringis lagi saat melakukan
kompres.
Klien sudah melakukan kompres hangat.
 Skala nyeri 3 (1-10) nyeri sedang

TTV :
Nadi : 78 x /menit,
RR : 20x /menit,
Tensi : 110/80 mmHg,
Suhu : 37 °C.
A : Nyeri Kronis
P : intervensi dihentikan
2 Minggu/ 10.00 S : Ny. J mengatakan nyaman saat diajarkan rom pada
22/11.20 kedua kakinya dan Ny. J mengatakan setiap pagi
melakukan rom bila kakinya mulai kaku
P : saat aktivitas dan memasak
Q : seperti ditusuk-tusuk
R : lutut kanan dan kiri
S : sedang (3)
T : Ny. J mengatakan nyeri kambuh jika terlalu
lama melakukan aktivitas, dan biasa terjadi saat
pagi hari sehingga mengganggu waktu
aktifitasnya atau pekerjaannya

O : pasien mampu melakukan rom saat lututnya mulai


terasa kaku dan keram, pasien berjalan tanpa bantuan
tongkat.

A : Gangguan mobilitas fisik

P : intervensi dihentikan
3 Minggu/ 10.30 S : Ny. J mengatakan sekarang sudah lebih memahami
22/11.20 apa sakit yang dialami lututnya dan cara penanganan
rasa nyeri dirumah

O : pasien terlihat memperhatikan materi yang


dijelakan, pasien mampu menjelaskan dan
memperaktekan cara-cara memanajemen nyeri yang
dianjurkan

A : Defisit Pengetahuan
P : interveni dihentikan
Lampiran SCREENING
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai