Anda di halaman 1dari 8

DAFTAR ISI

BAB I...............................................................................................................................................2
Pendahuluan.................................................................................................................................2
a. Latar Belakang..................................................................................................................2
b. Rumusan Masalah.............................................................................................................2
c. Tujuan Makalah................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
Isi..................................................................................................................................................3
a. Pengertian Sunat...............................................................................................................3
b. Eksegese Kejadian 17:14 dan perbandingannya dengan Galatia 5:2................................5
BAB III............................................................................................................................................7
Penutup.........................................................................................................................................7
a. Kesimpulan.......................................................................................................................7
b. Aplikasi.............................................................................................................................7

i
BAB I
Pendahuluan

a. Latar Belakang
Pengertian tentang sunat berbeda-beda dari setiap prespektif. Pada umumnya sunat
adalah salah satu tindakan kebersihan bagi kesehatan seorang pria. Tetapi ada suku yang
tidak membudayakannya oleh karena kurangnya pengetahuan dan juga mereka takut untuk di
sunat. Di luar daripada itu, sunat adalah tanda pernjanjian antara Allah dengan Abraham (kej.
17). Orang Kristen adalah orang yang percaya bahwa mereka adalah keturunan Abraham,
tetapi mengapa mereka menghilangkan tanda sunat lahiriah yang sudah jelas Tuhan
perintahkan kepada Abraham dan keturunannya? Apakah karena ajaran Paulus yang lebih
mengutamakan kerohanian daripada tanda lahiriah (Galatia 5:2)? Dalam makalah ini, penulis
mencoba memberikan jawaban atas kebingunan yang terjadi dikalangan orang Kristen
mengenai konsep sunat.

b. Rumusan Masalah
1. Pengertian sunat
2. Eksegese Kejadian 17:14 dan Galatia 5:2

c. Tujuan Makalah
1. Mengerti tentang sunat dari berbagai perspektif
2. Mengerti maksud dan konteks tentang sunat di dalam PL dan PB

2
BAB II
Isi
a. Pengertian Sunat
1. Perspektif Yahudi
Orang Yahudi adalah orang yang memegang teguh hukum taurat. Mereka tidak
akan menghilangkan perjanjian antara Tuhan dengan para nenek moyangnya. Hukum
sunat sudah ada sejak Abraham yang dimulai dari penyunatan Ishak ketika berumur 8
tahun. Pelaksanaan ini dilaksanakan turun-temurun oleh bangsa Yahudi penganut
Yudaisme, dan konsep sunat telah masuk dalam peraturan adat istiadat Yahudi dan
hukum seremonial Taurat yang dikaitkan dengan Paskah.1

2. Perspektif Islam
Di dalam Islam, sunat atau khitan dapat dilakukan kepada pria dan perempuan.
Khitan secara etimologis (lughawi) merupakan bentuk masdar (verbal noun) dari fi'il
madi khatana (‫ )خَ تَن‬yang berarti memotong. Dalam terminologi syariah Islam, khitan
bagi laki-laki adalah memotong seluruh kulit yang menutup hasyafah (kepala penis)
kemaluan laki-laki sehingga semua hasyafah terbuka. Sedang bagi wanita khitan
adalah memotong bagian bawah kulit yang disebut nawat yang berada di bagian atas
faraj (kemaluan perempuan). Khitan bagi laki-laki disebut i'dzar sedang bagi
perempuan disebut khifd. Jadi, khifd bagi perempuan sama dengan khitan bagi laki-
laki. Dalam menjalani proses khitan kepada perempuan adalah dengan memotong
bagian bawah kulit dan menutupi yang ada di atas vagina perempuan.2
Dalil Islam tentang khitan berdasarkan pada Al-Quran dan Hadits:

QS An-Nahl :123
‫)ثم أوحينا إليك أن اتبع ملة إبراهيم حنيفا ً وما كان من المشركين‬.
Artinya: Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): “Ikutilah agama
Ibrahim seorang yang hanif” dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang
mempersekutukan Tuhan”

.‫اختنوا أوالدكم يوم السابع فإنه أطهر وأسرع لنبات اللحم‬


1
http://sarapanpagi.fr.yuku.com/topic/552/SUNAT#.VNp2M022LDc
2
http://wiemasen.com/hukum-khitan/

3
Artinya: Khitanlah anak laki-lakimu pada hari ketujuh karena sesungguhnya itu lebih
suci dan lebih cepat tumbuh daging (cepat besar badannya).
- Hadits riwayat As-Syaukani dalam At-Talkhis Al-Jabir

‫ مكرمة في النساء‬،‫الختان سنة في الرجال‬


Artinya: Khitan itu sunnah bagi laki-laki dan kemuliaan bagi wanita.
- Hadits riwayat Tabrani, Baihaqi, Ibnu Adi, Daulabi, Al-Khatib, tentang khitan
perempuan

‫إذا خفضت أَ ِش ِّمي وال تَ ْنهَ ِكي فإنه أحظى للزوج وأسرى للوجه‬
Artinya: Apabila Engkau mengkhitan wanita, sisakanlah sedikit dan jangan potong
(bagian kulit klitoris) semuanya, karena itu lebih bisa membuat ceria wajah dan lebih
disenangi oleh suami

- Hadits riwayat Abu Daud dari Ummu Atiyah

Tujuan khitan secara syariah:3

 Tujuan utama syariah kenapa khitan itu disyariatkan adalah karena menghindari
adanya najis pada anggota badan saat shalat. Karena, tidak sah shalat seseorang
apabila ada najis yang melekat pada badannya. Dengan khitan, maka najis
kencing yang melihat disekitar kulfa (kulub) akan jauh lebih mudah dihilangkan
bersamaan dengan saat seseorang membasuh kemaluannya setelah buang air
kecil.
 Mengikuti sunnah Rasulullah
 Mengikuti sunnah Nabi Ibrahim

3. Perspektif Kedokteran

Dalam dunia kesehatan, sunat adalah operasi pengangkatan tutup kecil dari kulit
pada penis, juga dikenal dengan nama kulup. Prosedur ini memakan waktu hanya 5-
10 menit dan akan sembuh dalam waktu seminggu. Dalam sunat ini, jaringan pada
kepala penis diputuskan dan dibuang.4
3
Ibid.,
4
http://indonesiana.tempo.co/read/8141/2014/01/24/6-Manfaat-Sunat-Bagi-Kesehatan

4
6 manfaat sunat bagi kesehatan:

1. Sunat membantu menjaga penis tetap bersih.

2. Menurunkan risiko infeksi saluran kemih (ISK).

3. Menurunkan resiko Sexually Transmitted Diseases (STD) atau penyakit-penyakit


yang dtularkan dari hubungan kelamin, terhadap para pria.

4. Laki-laki yang disunat mengurangi kemungkinan terkena kanker penis.

5. Sunat juga dapat menurunkan resiko kanker serviks pada pasangan mereka.

6. Sunat menurunkan resiko radang penis dan kulup.

b. Eksegese Kejadian 17:14 dan perbandingannya dengan Galatia 5:2

1. Kejadian 17:14

“Dan orang yang tidak disunat ( lAMyI-al){), yakni laki-laki yang tidak dikerat

kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan (vp,N<ïh; ht'²r>k.) dari
antara orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-Ku.”

Sunat berasal dari kata lwm (verb niphal imperfect 3rd person masculine
singular homonym 1) sama artinya dengan “memotong” to be cut off. Kata
“dilenyapkan” dalam ayat 14 mempunyai arti yang berbeda dari tejemahan KJV:
that soul shall be cut off. Artinya: Jiwanya akan dilepas. Jadi, jika seorang laki-laki
tidak dipotong kulit khatannya maka Tuhan akan melenyapkan atau mengambil jiwa
orang tersebut karena ketidakpatuhannya kepada perintah Allah.

Mengapa sunat? Pertama, sebagai tanda ketaatan kepada Allah di dalam segala
aspek hidup. Kedua, sebagai tanda bahwa orang itu bagian dari umat perjanjian-Nya.
Sekali disunat, tidak bisa dibatalkan kembali. Orang itu akan diidentifikasikan
sebagai seorang Yahudi selamanya. Ketiga, sebagai simbol dari "memotong" hidup

5
yang lama karena dosa, menyucikan hati, dan mendedikasikan diri kepada Allah.
Sunat adalah praktik yang unik ketimbang praktik-praktik keagamaan yang ada pada
waktu itu. Praktik ini memisahkan umat Allah dari umat tetangga mereka yang kafir.
Praktik sunat itu penting dalam membangun penyembahan yang murni kepada Allah
yang Esa.

Kebanyakan perjanjian yang kita kenal mengandung pertukaran yang bersifat setara.
Kita memberikan sesuatu dan sebagai balasannya mendapatkan sesuatu sesuai
dengan nilai yang diberikan. Namun perjanjian dengan Allah ternyata berbeda.
Berkat-berkat yang diberikan Allah jauh lebih banyak daripada bagian yang harus
diberikan Abram.5

2. Galatia 5:2

“Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan


(perite,mnhsqe) dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu.”

perite,mnhsqe adalah kata kerja dari kata perite,mnw yaitu sunat. Paulus memberikan
kepastian bahwa Kristus telah memerdekakan kita, orang yang percaya kepadaNya
dari segala kuk perhambaan dan oleh sebab itu kita harus tetap teguh berpaut kepada
kebenaran Kristus (ay.1). Sebagai salah satu bagian dari hukum Taurat, sunat
termasuk yang di komentari oleh Paulus. Paulus sendiri menggunakan kata “sunat”
sebanyak sebelas kali. Beberapa kali ia menggunakannya dalam konteks rohani, juga
untuk menyerang ‘kesombongan’ orang Yahudi yang merasa sebagai bangsa pilihan.6

5
http://alkitab.sabda.org/commentary.php?passage=Kej%2017:1-27
6
http://suarainjili.blogspot.com/2008/04/sunat-dalam-pandangan-kristianigalatia.html

6
BAB III
Penutup
a. Kesimpulan
Sunat pada jaman PL merupakan simbol pengudusan. Jika sunat merupakan suatu
simbol pengudusan, mengapa Paulus menolaknya? Beberapa orang Kristen Yahudi
percaya bahwa di samping pekerjaan Allah di dalam Yesus Kristus, baik orang Kristen
Yahudi maupun orang Kristen non Yahudi wajib menaati aturan-aturan dan hukum
Taurat, yang secara khusus mencakup ketaatan pada tata cara dan pemujaan, seperti
pemeliharaan hari-hari khusus, makanan yang halal dan haram, serta bersunat (Gal.3:1-7;
4:8-11, 17, 21-22). Orang-orang ini masih “diperhamba” di saat Kristus telah
memerdekakan mereka. Sunat menjadikan mereka hidup di luar kasih karunia (ay. 4) dan
“Kristus tak akan berguna” sebab usaha untuk “dibenarkan oleh hukum Taurat” akan
menimbulkan keterasingan dari Kristus. Hal inilah yang sangat ditentang rasul Paulus,
sebab bagi orang percaya hanya iman yang bekerja oleh kasih sajalah yang berarti (ay. 6).
Tanpa ketaatan, sunat hanyalah omong kosong (Roma 2:25-29), tanda lahiriah ini tak
berarti apabila dibandingkan dengan menaati perintah-perintahAllah (1 Korintus 7:18-
19), menjadi ciptaan barulah yang berarti bagi Allah (Gal. 6:15). Jadi penolakan tersebut
dilatar belakangi oleh aspek teologis serta situasi, kondisi, sosial, dan budaya jemaat
Galatia.7

b. Aplikasi

Konteks sosial, budaya dan teologi pada masa rasul Paulus menolak pelaksanaan
sunat berbeda dengan konteks sosial, budaya dan teologi pada masa kini. Pada masa kini,
orang melaksanakan sunat lebih disebabkan oleh faktor kesehatan, sedangkan faktor-
faktor lainnya tidak terlalu dominan berpengaruh. Demikian pula orang yang tidak
bersunat, biasanya tidak dipengaruhi oleh faktor teologis tertentu, tetapi hanya soal
kebiasaan dan budaya yang melatarbelakangi hidupnya. Menurut penulis mzelaksanakan
sunat adalah lebih baik dan sehat apabila dipandang dari aspek kesehatan. Di atas hal
lahiriah tersebut, yang terpenting adalah hendaklah setiap orang bersunat hati (Roma
8:28, 29).
7
http://suarainjili.blogspot.com/2008/04/sunat-dalam-pandangan-kristianigalatia.html

7
DAFTAR PUSTAKA
Internet:

http://sarapanpagi.fr.yuku.com/topic/552/SUNAT#.VNp2M022LDc

http://wiemasen.com/hukum-khitan/

http://indonesiana.tempo.co/read/8141/2014/01/24/6-Manfaat-Sunat-Bagi-Kesehatan

http://alkitab.sabda.org/commentary.php?passage=Kej%2017:1-27

http://suarainjili.blogspot.com/2008/04/sunat-dalam-pandangan-kristianigalatia.html

Anda mungkin juga menyukai