Anda di halaman 1dari 4

Kenyataan Penampar Idealisme

(Sebuah Esai dari Cerpen “Saat Maut Batal Menjemput”)

Oleh:

Jonathan Rich Sutjahya 

Kelas XII MIPA 3

SMAK 5 PENABUR Jakarta

2021
Cerpen “Saat Maut Batal Menjemput”, Cerpen Radhar Panca Dahana
(Kompas, 12 Maret 2017), di dalam cerpen tersebut pengarang menggunakan bahasa
kiasan yang sering digunakan sehari-hari Meskipun menggunakan bahasa kiasan ada
yang sulit di pahami tetapi relatif sedikit, lebih sering mengunakan bahasa sehari-
hari. Pengarang membuat kata-kata tersebut disusun dengan kompleks dan menarik
sehingga pembaca tidak mearasa bosan untuk membacanya. Walaupun bahasa yang
digunakan dalam cerpen ini susah dipahami oleh pembacanya , namun makna yang
ingin disampaikan oleh pengarang dapat diserap oleh pembaca.

Dalam cerpen “Saat Maut Batal Menjemput” pengarang mencoba untuk


menjelaskan mengenai psikologi seorang suami yang kosong karena menikah dengan
wanita yang dominan dalam keluarga. Dominasi dari istri tersebut merenggut
pandangannya mengenai perempuan. Sehingga dia melupakan rasanya menjadi
dominan sebagai seorang pria yang seharusnya menjadi kepala keluarga. Dalam
keluarganya , sang istri yang memberikan pekerjaan kepadanya, bila ia bertikaian
dengan istrinya, maka istrinya akan ngambek sampai mreka kembali berdamai.

Ceritanya dimulai dengan sang suami ini yang sedang bermimpi, bermimpi
mengenai kekosongan dan ketidakpekaan dirinya akibat dominasi istrinya. Di dalam
mimpinya ia bertemu dengan wanita ideal yang bernama Eva yang menunjukan
bagaimana sebenarnya menjadi yang dominan dalam relasi. Namun karena ditampar
istrinya, iapun bangun dan kembali melihat ke kehidupan nyata dimana ia masih
didominasi istrinya.

Cerita ini secara uniknya menceritakan mengenai kehidupan yang ideal


dimana dengan uang pun hidup tetap menjadi sengsara. Walaupun sudah menikah
dan memiliki keluarga, sepertinya masalah tetap saja datang, masalah seperti ini unik
karena jarang terjadi di masyarakat, biasanya, laki laki yang lebih dominan dalam
keluarga. Namun, memang ada beberapa situasi dimana sang istri lebih dominan
daripada suami, biasanya hal ini terjadi dalam keluarga yang keluarga wanita
merupakan konglomerat sedangkan pria merupakan pria normal.

Cinta yang dialami oleh suami sepertinya terlihat semu yang mengakibatkan
ketidakpuasan. Dalam mimpi suami cinta yang asli dapat diilustrasikan dalam
percakapan antara tokoh “aku” dan tokoh “Eva” dimana tokoh “Eva” merupakan
tokoh perempuan yang ideal, hangat dan juga memahami dirinya. Namun ideal bukan
berarti kenyataan, sepertipada kenyataan dalam bumi ini, tidak ada yang ideal,
kecuali dalam teori yang membuat kita tersenyum. Walaupun seperti itu, sang suami
tertap menjalankan kehidupan sehari harinya, walaupun dengan hati yang kosong
Cerita ini bertolak balik dengan cerpen “Paman Klungsu Dengan Kuasa
Pluitnya” , Cerpen Ahmad Tohari (Kompas, 05 Februari 2017), dimana perempuan
ideal yang dicari paman Klungsu justru sudah ada di dunia asli, walaupun kurang
bercukupan, paman Klungsu, sang tukang peniup pluitnya itu menjalankan tugasnya
dengan penuh hati dan bangga. Paman Klungsu juga tidak bersedih ataupun merasa
kosong ketika ia menyadari kalau perempuan idealnya yang bernama “Yu Binah”
sudah mempunyai suami.

Persoalan yang terjadi pada cerpen “Saat Maut Batal Menjemput” merupakan
persoalan yang unik dan jarang terjadi, namun sebenarnya masalah yang dimiliki
tokoh “Aku” dapat terselesaikan dengan adanya semangat dari dirinya untuk mulai
menjadi mandiri dan mulai menjalani hidup dengan bersyukur dan sepenuh hati,
dengan demikian, ketidakseimbanyan dapat tertutupi, atau bahkan, hidupnya dapat
menjadi lebih baik lagi, apabila tokoh”Aku” melihat pada sisi baiknya, Ia memiliki
keluarga dan istri yang masih mau menerimanya dan memiliki pekerjaan yang baik
dan berkecukupan, dibanding dengan “Paman Klungsu” dari Cerpen “Paman Klungsu
Dengan Kuasa Pluitnya” dimana ia tidak mempunyai keluarga, tidak memiliki istri,
dan hanya mendapat receh sebagai tukang pluit jalanan.

Idealisme memang hal yang menggiurkan bukan hanya dalam cerpen, namun
dalam kehidupan nyata pula. Cerpen “Saat Maut Batal Menjemput” dengan jelas
menampilkan hal tersebut, terkadang bila semua kejadian yang terjadi semata mata
menjadi Ideal, tiba- tiba, kenyataan menampar karena kurangnya kesadaran kita
terhadap kenyataan. Bila semua hal menjadi baik dan tidak ada masalah, maka
bagaimana kita dapat melihat yang baik dari yang baik, semua akan terlihat sama dan
berupa kebahagiaan semata. Tantangan hidup yang terbesar adalah mendominasi
kenyataan yang sudah tidak bisa melepas dari diri. Hal tersebutlah yang dilakukan
“Paman Klungsu” Ia tetap menjalankan tugasnya dengan sepenuh hati walaupun ia
tahu kalau kehidupan idealnya hampir tidak mungkin terjadi. Ia menjalani hidup
dengan seadanya, ia pun tidak pernah mengeluh. Namun, kita bisa lihat yang lebih
bahagia siapa.

Cerpen “Saat Maut Batal Menjemput” dengan mudahnya menggambarkan


sesuatu kekosongan yang dimiliki seseorang karena kurangnya pengertian yang
diberikan dan otoritas yang dimilikinya. Pengarang menulis untuk menceritakan
mengenai kekosongan dan apa yang diperlukan untuk mengisi kekosongan itu. Pada
dasarnya, terkadang, impian memang tidak sejajar dengan apa yang dialami hari ini,
tapi jalanilah hidup dengan bersyukur dan melihat pada sisi positifnya, memang ada
baikknya melihat sisi buruknya, tapi jangan sampai itu membuat jati dirimu kosong.
Cerpen “Saat Maut Batal Menjemput” adalah cerpen yang menceritakan
mengenai mimpi seorang suami dengan kehidupan nyatanya, pada dasarnya
kehidupan nyatanya membuat suami merasa kosong, hidup orang itu terlihat kosong
dibandingkan dengan cerpen “Paman Klungsu Dengan Kuasa Pluitnya” yang tokoh
utamanya tetap bekerja sepenuh hati, walaupun kenyataan kurang mendukungnya.
Dari kedua cerita ini kita bisa melihat pandangan idealisme masing, masing, tapi
perbedaan sikap dalam menghadapi kenyataan yang terlihat berbeda.

Anda mungkin juga menyukai