Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN WAWANCARA

KEPADA PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL

Sebagai salah satu syarat pemenuhan nilai UAS mata kuliah Supervisi Pekerjaan Sosial

Dosen pengampu : Ismed Firdaus, M.Si

Disusun Oleh:

Mohammad Karel Pardede (11180541000080)

Kelas: Kessos 5B

PROGRAM STUDI ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH


JAKARTA

2020
Pendahuluan

Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kepada Allah SWT, karena dengan izin,
rahmat, serta karunia Nya, saya bisa menyelesaikan tugas laporan wawancara kepada
pekerja sosial pada mata kuliah Supervisi Pekerjaan Sosial.

Terimakasih juga saya ucapkan kepada Bapak Ismed Firdaus, M.Si , sebagai dosen
pengampu mata kuliah Supervisi Pekerjaan Sosial yang sudah membimbing saya sehingga
bisa menyelesaikan tugas laporan wawancara ini.

Laporan ini ditunjuk untuk memenuhi nilai Ujian Akhir Semester mata kuliah
Supervisi Pekerjaan Sosial. Dengan melakukan wawacara kepada seorang Pekerja Sosial di
sebuah instansi pemerintah daerah dengan tujuan dapat mengetahui pengalaman serta
pengetahuan dari Pekerja Sosial itu langsung.

Wawancara dilakukan pada hari Kamis, 03 Desember 2020. Wawancara dilakukan


secara daring ( dalam jaringan ) melalui WhatsApp Telpon. Melakukan wawancara selama
40 menit dan melakukan sesi pemotretan untuk bukti telah melakukan wawancara melalui
videocall.

Dengan telah menyelesaikan tugas wawancara ini, saya berharap bisa mendapatkan
ilmu yang bermanfaat dan juga bisa memenuhi nilai Ujian Akhir Semester pada mata
kuliah Supervisi Pekerjaan Sosial.

Penyusun

Mohammad Karel Pardede


Hasil Laporan

1. Profil Lembaga Tempat Pekerja Sosial Bekerja

- Nama : Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta UPT. Panti Sosial Bina Remaja Taruna
Jaya 2
- Lokasi : Jalan AMD Babakan Pocis III, Rt. 06/01, Kel. Bakti Jaya, Kec. Setu, Kota
Tangerang Selatan, Prov. Banten, 15315
- Telp : 0217561331
- Kapasitas : 150 Warga Binaan Sosial
Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya 2 merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta yang menangani rehabilitasi remaja bermasalah sosial
dengan kriteria remaja laki-laki berusia 18 sampai 30 tahun.
Terdapat enam asrama yang difasilitasi oleh Panti Sosial Bina Remaja untuk para warga
binaan sosial yang sedang berada disana. Tingkat asrama itu beragam sesuai dengan
intervensi atau hasil dari pendefinisan masalah yang terjadi oleh para warga binaan sosial
Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya 2.
2. Profil Pekerja Sosial

- Nama : Ega Basamallah, S.Tr, Kessos


- Usia : 23 Tahun
- Pendidikan : Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung
- Tahun Lulus : 2019
- Lembaga Bekerja : Dinas Sosial DKI Jakarta UPT. Panti Sosial Bakti Remaja
Taruna Jaya 2
- Pengalaman Kerja : 1 Tahun
3. Hasil Wawancara
Pada pertanyaan pertama yang saya ajukan ialah terhadap bagaimana proses awal
dalam menangani Warga Binaan Sosial, khususnya dalam melakukan parktik pekerjaan
sosial yang beliau lakukan.
Mas Ega mengatakan bahwa tahap awal dalam menangani WBS ialah tahap enggagment :
Pertama, kita menerima para calon WBS melalui rujukan dari panti sosial, lembaga
lainnya, dan juga masyarakat, maupun dari Instansi terkait. Kemudian saya melakukan
observasi, identifikasi, dan juga seleksi terhadap para calon WBS. Proses dalam tahapan
tersebut selama satu hari kerja. Jika mereka sudah sesuai dengan kriteria dari Panti
Asuhan Bina Remaja Taruna Jaya 2, WBS melakukan kontrak dengan penandatanganan
berita acara bahwa dari pihak WBS maupun keluarga terkait, setuju untuk melakukan
proses pelayanan selama enam bulan. Ketika pada tahap observasi dan juga identifikasi
terhadap calon WBS tidak sesuai dengan kriteria yang diterapkan oleh Panti Sosial kita,
maka kita akan memberi rujukan ke instansi lainnya. Misal jika calon WBS tersebut
mengalami kesehatan jiwa, maka kita akan rujuk kepada Rumah Sakit terkait untuk
ditangani lebih lanjut.
( Ega Basamalah, 03 Desember 2020 )
Selanjutnya, pada pertanyaan kedua, saya menanyakan terkait proses Assesment yang
dilakukan mas Ega pada saat melakukaan penerimaan WBS.
Mas Ega memberikan tahapan proses Assesment sebagai berikut :
Tahap Assesment ini biasanya cara kita menentukan permasalahan apa yang sedang
dihadapi oleh WBS. Biasanya yang kita cari tahu itu berupa permasalahan fisik yang WBS
alami, kemudian juga permasalahan sosial, psikologis mereka, dari karakter yang
dilakukan oleh WBS. Biasanya juga kita melakukan assesment dengan cara memberikan
formulir kepada WBS untuk mengisi tentang permasalahan yang sedang dia alami. Ketika
sudah melakukan identifikasi masalah, kemudian saya menelaah data WBS terkait dan
melakukan case conference untuk selanjutnya menyusun rencana pelayanan. Tahapan ini
juga dilakukan selama satu hari. Nah ketika kita sudah menyusun rencana pelayanan yang
akan diberikan, para WBS kemudian akan ditempatkan di asrama Sudirman. Mereka akan
melakukan tahapan pembinaan awal mereka selama maksimal tiga bulan.
( Ega Basamalah, 03 Desember 2020 )
Lalu saya bertanya kepada Mas Ega, bagaimana saja tahapan pembinaan yang dilakukan
kepada para WBS di Panti Sosial tersebut
Mas Ega kemudian menjelaskan bagaimana tahapan pembinaan ataupun intervensi tersebut
:
Ada beberapa tahapan pembinaan yang dilakukan untuk para WBS disini. kita juga
melakukan pembinaan fisik dan juga kesehatan. Agar mereka bisa tetap sehat kita
mengadakan senam kebugaran jasmani setiap minggu nya pada hari jumat. Kemudian kita
rutin melakukan cek kesehatan kepada setiap WBS sebanyak satu bulan sekali. Selain itu
kita juga melakukan pembinaan spiritualitas, dimana mereka kita beri ruang untuk
mengikuti pengajian atuapun menjadi penceramah, kita bina agar mereka bisa rajin untuk
beribadah dan juga mengajarkan bertoleransi sesama WBS. Setelah itu kita ada
pembinaan sosial. Tetapi metode yang kita gunakan ialah metode groupwork. Dimana
selama pembinaan berlangsung mereka dibina secara berkelompok. Dengan tujuan agar
mereka bisa saling kompak dan bisa menjalankan fungsi sosialnya dengan baik. Kita
sebagai Pekerja Sosial disini hanya memberikan fasilitator serta edukasi untuk mereka
menjalankan pembinaan melalui metode groupwork tersebut. Pada satu bulan pertama
mereka dikumpulkan di satu asrama yaitu asrama Sudirman. Semua kegiatan dilakukan di
asrama tersebut. Mulai dari kamar tidur, kamar mandi, tempat makan, dan juga dapur.
Terdapat ketua yang memimpin group tersebut, ketua nya dipilih berdasarkan
kesepakatan bersama dari masing-masing anggota. Tapi saya juga ikut serta memberikan
arahan kepada mereka kriteria yang seperti apa yang bisa mereka pilih sebagai ketua
group mereka. Ada pembagian tugas di setiap group tersebut, mulai dari tugas laundry
( mencuci baju ) kemudian pramusaji ( persiapan untuk menggelar sarapan, makan siang,
dan juga makan malam ), ada juga yang bertugas sebagai pembersih toilet, halaman, dan
juga asrama. Semua di koordinasikan oleh masing-masing ketua group. Selama di asrama
Sudirman, ada tahapan monitoring dan evaluasi. Sekira nya WBS tersebut sudah
mendapatkan perubahan karakter yang lebih baik, contohnya rajin, tidak ada masalah
yang dilakukan, maka setelah itu WBS akan dipindahkan ke asrma Gatot Subroto satu. Di
asrama Gatot Subroto satu durasi pembinaan juga dilakukan selama satu bulan.
Pembinaannya berupa bimbingan pendidikan, biasanya kita bekerja sama dengan instansi
pendidikan untuk melakukan sistem “paket” bagi para WBS yang ingin melanjutkan
pendidikannya. Kemudian ada bimbingan kesenian, bagi para WBS yang menginginkan
konsentrasi kepada bidang kesenian kita menyediakan berbagai alat kesenian. Ada alat
musik, biasanya mereka mengadakan konser kecil-kecilan. Selanjutnya ada kerajinan
tangan yaitu memanfaatkan sampah plastik untuk bisa dijadikan karya. Ini merupakan
tahapan bagi mereka untuk bisa mengembangkan minat bakat yang para WBS punya.
( Ega Basamalah, 03 Desember 2020 )
Pertanyaan selanjutnya, apakah ada pembinaan yang mengarahkan para WBS tersebut
kedalam lingkungan pekerjaan yang bisa mengembangkan mereka pada dunia pekerjaan.
Mas Ega memberikan penjelasan tentang pembinaan tersebut :
Pembinaan itu masuk dalam keterampilan. Para WBS yang sudah selesai dalam
pembinaan sebelumnya, maka akan dilanjutkan di pembinaan keterampilan. Asrama nya
juga pindah, jadi asrama Gatot Subroto 2. Nah disini mereka itu diberi pelatihan untuk
keterampilan mereka. Ada banyak keterampilan yang bisa mereka pilih, yaitu
Keterampilan Las, Montir Mobil, Montir Motor, elektronika, sablon, teknisi handphone,
steam mobil dan motor. Pelatihan ini berlangsung selama satu bulan penuh. Pembina nya
pun juga orang yang sudah bersertifikasi dari instansi yang bersangkutan. Jadi selama
satu bulan itu mereka akan mempelajari secara mendasar tentang keterampilan yang
mereka pilih untuk berlanjut magang.
( Ega Basamalah, 03 Desember 2020 )
Bagaimana dengan sistem magang bagi para WBS tersebut ?
Jadi, kalau mereka sudah dinyatakan lulus pada tahap pembinaan yang mereka ambil
baru mereka bisa melakukan magang. Kita juga dari pihak PSBR Taruna Jaya 2 juga
sudah bekerjasama kepada para pelaku usaha di bidangnya untuk menyalurkan para WBS
bisa magang. Tapi yang paling dominan sih disini biasanya pada ngambil sablon kalau
ngga bengkel motor. Karena disini kebanyakan anak remaja jadi lebih dominan ngambil
di bidang itu. Mereka juga cepet ngertinya, tapi ya ketika magang terkadang ada
beberapa WBS yang kedapatan masalah dan tidak banyak juga yang betah disana. Durasi
magang selama tiga bulan, jadi ketika mereka sudah selesai magang, maka selanjutnya
kita akan melakukan tahap case conference.
( Ega Basamalah, 03 Desember 2020 )
Apa saja yang dilakukan saat case conference, dan apa saja pertimbangan yang dilakukan ?
Case Conference itu dilakukan ketika kita sudah melakukan tahapan monitoring dan
evaluasi. Dimana kita secara terus menerus menilai bagaimana perkembangan WBS
dalam menjalankan pembinaan. Ketika WBS tersebut sudah mengalami peningkatan
keberfungsian sosial yang bagus, maka selanjut nya kita akan melakukan proses
penyaluran. Penyaluran yang kita lakukan bisa berupa disalurkan lagi kepada keluarga,
bisa kita salurkan kepada instansi tertentu, dan juga bisa kita salurkan kepada dunia
usaha untuk selanjutnya di pekerjakan. Kalau ada WBS yang tidak mengalami
perkembangan yang baik dalam keberfungsian sosial nya, maka mereka akan
mendapatkan tahap terminasi. Tahap terminasi ini kita lakukan di asrma Ali Sadikin,
dimana mereka akan kita evaluasi kembali, dengan cara konsultasi keluarga maupun
konsultasi psikolog. Tetap akan kita lakukan pembinaan kembali selama 6 bulan kedepan,
baru setelah itu akan kita lakukan penyaluran kepada keluarga WBS. Tetapi dengan
catatan kita tetap harus monitoring dan memberikan penguatan kepada WBS dan juga
keluarga terkait.
( Ega Basamalah, 03 Desember 2020 )
Pertanyaan terakhir, apakah ada perbedaan dalam penanganan WBS disaat pandemi covid-
19 dan sebelum covid-19 ini ?
Ada banyak perbedaan tentunya.Mulai dari harus memakai masker sering-sering
mencuci tangan, pokoknya kita harus menerapkan protokol kesehatan disaat pandemi
covid-19 ini. Terus kapasitas penerimaan WBS disini juga ada pengurangan sebesar 50%.
Sebelum diterima menjadi WBS para calon WBS juga diwajibkan untuk melakukan rapid
test yang disediakan oleh kami. Kegiatan magang pun lebih diperketat lagi
penyalurannya, karena dari pihak yang bekerjasama dengan kita juga tidak ingin
kecolongan tentunya. Makannya mereka pada saat pandemi ini diberikan waktu lebih
untuk melakukan pembinaan di Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya 2 ini. Tetapi jika
ada WBS yang sudah melakukan magang dan kembali ke panti, mereka harus melakukan
isolasi di shelter yang telah kami sediakan selama 14 hari. Selanjutnya mereka akan
melakukan tahap terminasi kembali.
( Ega Basamalah, 03 Desember 2020 )
Apa saja kiat-kiat dari Mas Ega bisa menjadi peksos profesional dalam diri sendiri dan
juga dalam lembaga yang Mas Ega sedang jalankan ?
Bagi saya, apa yang sudah saya mulai harus saya selesaikan secara tuntas. Dulu
sebelum saya diterimas di STKS Bandung, saya juga tidak mengetahui apa itu jurusan
kesejahteraan sosial, tetapi karena saya sudah memilih itu dan sudah memulai juga maka
saya mempunyai tujuan jelas untuk menyelesaikannya. Begitu juga di dalam lembaga
saya, ketika saya sudah mendapatkan ilmu di perkuliahan maka saya harus menerapkan
ilmu tersebut di dunia kerja saya, harus bisa menyelesaikan tugas saya disini dengan
profesional tentunya. Kita juga tahu, bahwasanya peksos juga belum terlalu dikenal oleh
masyarakat Indonesia. Karena memang profesi kita baru, dan masyarakat menganggap
belum membutuhkan peksos untuk bisa melakukan konseling langsung. Belum banyak juga
peksos yang membuka praktek mandiri, kebanyakan dari kita masih mengikuti instansi
Kementerian Sosial maupun NGO tertentu. Kita harus bisa memberikan pemahaman
tentang keberadaan peksos di masyarakat untuk bisa lebih mengembangkan pentingnya
profesi kita. Kalau bikan saya siapa lagi? Tetap semangat ya !
( Ega Basmalah, 03 Desember 2020 )

4. Kesimpulan dan Kesan Wawancara


Mas Ega sebagai pekerja sosial di dinas sosial DKI Jakarta Unit Pelayanan Terpadu
Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya 2 mempunyai status pekerjaan tenaga honorer.
Beliau lulusan STKS Bandung D4 ( Sarjana Terapan Kesejahteraan Sosial ) tahun 2019.
Setelah lulus beliau langsung bekerja di lembaga tersebut dan sudah menjalani lebih dari
satu tahun masa kerja. Di lembaga nya sendiri beliau sebagai peksos menjadi fasilitator dan
juga edukator dalam memberi pelayanan kepada Warga Binaan Sosial ( WBS ). Metode
yang digunakan oleh panti sosial tersebut ialah metode groupwork dalam melakukan
pembinaannya.
Terdapat 5 macam pembinaan yang berada di panti sosial tersebut. Mulai dari
pembinaan fisik dan kesehatan, pembinaan sosial, pembinaan keterampilan, pembinaan
konsultasi keluarga, dan juga pembinaan konsultasi psikolog. Semua proses pelayanan
yang dilakukan mempunyai prosedur sesuai dengan amanat undang-undang. Ketika
mereka sudah menjalani masa pembinaan selama enam bulan, maka proses selanjutnya
ialah penyaluran. Penyaluran ini bisa kepada keluarga terkait, instansi yang dibutuhkan,
dan juga badan usaha untuk bisa mempekerjakan para warga binaan sosial tersebut.
Kesan saya terhadap wawancara dengan Mas Ega sebagai Peksos profesional ialah,
beliau sudah mempunyai pengalaman yang begitu banyak tentunya bisa menjadi acuan
bagi saya untuk bisa menyelesaikan studi saya di jurusan Kesejahteraan Sosial. Beliau
memberikan pemahaman secara merinci dari pertanyaan yang saya ajukan, sangat
membantu untuk saya bisa menyelesaikan tugas ini. Beliau berpesan kepada saya agar
cepat menyelesaikan studi saya dan bisa merasakan praktik langsung kepada para klien
nantinya yang membutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai