Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TOKOLITIK

Disusun Oleh :
1. Enok Novi Apriliyani
2. Helen Marlina
3. Ina Berliana Nur Zanah
4. Indri Wiana Sari
5. Kiki Ameliya
6. Leli Mailina
7. Lindawati
8. Maya Audian
9. Miftahul Jannah
10. Nevi Trijuliyanti
11. Nova Marshela
12. Prakusya Meilani P

AKADEMI KEBIDANAN GRAHA HUSADA CIREBON


Jl. Widarasari III Tuparev, Cirebon
Tahun 2020-2021
DAFTAR ISI .....................................................................................................................................i

DAFTAR I ........................................................................................................................................ii

BAB I ..............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN .............................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang ...........................................................................................................1

1.2 Rumusan masalah ………………………………………………………………………………………………….2

1.3 Tujuan dan manfaat ……………………………………………………………………………………………….2

BAB II..........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN ...............................................................................................................................3

2.1 Pengertian ................................................................................................................3

2.1.1 Pemberian obat pada masa kehamilan dan menyusui ..............................................3

2.2 Women Center Care (Asuhan pada perempuan) ......................................................2

2.2.1 Pengertian Women Center .......................................................................................2

2.2.2 Prinsip-prinsip Women Center Care ..........................................................................3

2.2.3 Sasaran Pelayanan Kebidanan ..................................................................................4

2.2.4 Pelayanan Kebidanan ................................................................................................4

BAB III.........................................................................................................................................4

PENUTUP........................................................................................................................................8

A. Kesimpulan .................................................................................................................8

B. Saran ..........................................................................................................................8

Daftar Pustaka ...............................................................................................................................9


KATA PENGANTAR

Assalamu`alaikum Wr. Wb.


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Tokolitik  ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Farmakologi Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Tokolitik bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terimah kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Cirebon,5 febuari 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kelahiran bayi prematur dapat mempengaruhi morbiditas dan mortalitas perinatal, dinegara
maju seperti Amerika Serikat dan Inggris persalinan prematur adalahpenyebab tertinggi angka
morbiditas dan mortalitas perinatal, dimana komplikasiyang diakibatkan oleh persalinan pretem
lebih dari 10% dari seluruh kehamilan olehkarena itu persalinan prematur merupakan hal yang
patut mendapat perhatian khususmengenai penatalaksanaannya disamping upaya pencegahannya.
Tujuan penanganan persalinan dan kelahiran prematur adalah untuk mencegahdan menghentikan
terjadinya kontraksi uterus dengan obat-obatan tokolitik sampaikehamilan seaterm mungkin atau
sampai janin mempunyai maturitas paru yangdinggap cukup mampu untuk hidup di luar
kandungan. Walaupun kemungkinan obattokolitik hanya berhasil sementara, tetapi penundaan
ini penting untuk memberikankesempatan untuk pemberian kortikosteroid untuk merangsang
pematangan paru-paru. Pemberian tokolitik untuk mencegah terjadinya persalinan prematur
menimbulkanmasalah seperti kapan saat memulai pemberian tokolitik, apakah tokolitik sudah
dapatdiberikan begitu ada tanda-tanda terjadinya kontraksi uterus sebelum kehamilanaterm
walaupun belum dapat dibedakan apakah ini kontraksi yang memang suatukontraksi yang
menandai suatu persalinan atau hanya kontraksi palsu. Dengan demikian pemakaian tokolitik
masih merupakan jalan terbaik untukmenunda persalinan prematur termasuk menurunkan angka
morbiditas dan mortalitasperinatal. Pemilihan obat-obatan tokolitik golongan mana yang akan
digunakanharuslah didasarkan pada efisiensi obat, keamanan terhadap ibu dan janin
sertapengetahuan yang jelas tentang suatu preparat yang akan digunakan.
1.2 Rumusan masalah
1) Apa yang dimaksud dengan Tokolitik?
2) Apa saja obat tokolitik yang diberikan pada masa kehamilan dan menyusui?
3) Apa saja cara kerja obat tokolitik?
4) Apa saja dosis yang terdapat pada tokolitik?
5) Bagaimana efek terapi tokolitik?
6) Bagaimana efek samping tokolitik?
7) Bagaimana cara penggunaan tokolitik?

1.3 Tujuan dan Manfaat


1) Mengetahui apa yang dimaksud dengan Tokolitik
2) Mengetahui obat tokolitik yang diberikan pada masa kehamilan dan menyusui
3) Mengetahui cara kerja obat tokolitik
4) Mengetahui dosis yang terdapat pada tokolitik
5) Mengetahui efek terapi tokolitik
6) Mengetahui efek samping tokolitik
7) Mengetahui cara penggunaan tokolitik
BAB II
PEMBAHASAN

2.Tokolitik
2.1 Pengertian
Tokolitik merupakan obat yang digunakan untuk menekan kontraksi uterus sehingga dapat
menunda persalinan. Obat-obatan jenis ini banyak digunakan untuk mencegah kelahiran
prematur atau bayi tidak cukup bulan. Tokolitik menjadi penting dalam dunia kebidanan
mengingat kelahiran bayi prematur dapat memengaruhi morbiditas dan mortalitas perinatal, di
beberapa negara maju persalinan prematur menjudi penyebab tertinggi angka morbiditas dan
mortalitas perinatal, dengan ditemukannya obat-obatan tokolitik diharapkan dapat menjadi solusi
terhadap kelahiran prematur tersebut.

2.2 Pemberian obat pada masa kehamilan dan menyusui


Penggunaan obat pada wanita hamildiperlukan pertimbangan khusus karena resiko yang
ditimbulkan tidak hanya pada ibu saja tetapi juga pada janin yang dikandungnya. Risiko yang
paling dikhawatirkan adalah timbulnya kecacatan pada janin atau bayi yang akan lahir, baik
berupa cacat fisik maupun cacat fungsional. Hal yang perlu dipertimbangkan adalah apakah
manfaat dari penggunaan obat lebih besar daripada risikonya, sehingga ibu dapat melahirkan
bayi yang sehat dengan selamat. Tidak ada obat yang secara mutlak dianggap aman untuk
digunakan pada masa kehamilan. Efek teratogenik tidak hanya dalam bentuk kecacatan fisik saja
(malformasi), tetapi juga  pertumbuhan yang terganggu, karsinogenesis, gangguan fungsional
atau mutagenesis. Kecacatan janin akibat obat diperkirakan sekitar 3% dari seluruh kelahiran
cacat risiko paling tinggi untuk menimbulkan efek teratogenikadalah penggunaan obat pada
trimester pertama, lebih tepatnya minggu ke-3 sampai dengan minggu ke-8 dimana sebagian
besar organ untama dibentuk. Setelah minggu ke-8 jarang terjadi anomali struktur karena organ
utama sudah terbentuk pada fase ini. Pada trimester II dan III, efek teratogenik lebih kepada
kecacatan fungsional, contohnya penggunaan obat ACE inhibitor akan menyebabkan hipotensi
pada janin yang dikandung.
2.3 Persalinan preterm

persalinan preterm adalah kedaruratan untuk menentukan apakah persalinan benar segera terjadi
atau masih presentasi awal. Berbagai kemungkinan etiologi segera dicari untuk penanganan yang
tepat. Pada kasus persalinan preterm 24-34 minggu, terapi dapat diberikan kortikosteroid,
tokolitik dan antibiotik. Akan tetapi bila persalinan preterm terjadi pada usia kehamilan lebih
dari 34 minggu atau kurang dari 24 minggu maka tidak perlu diberikan tokolitik dan bayi
dilahirkan secara pervaginal atau perabdominal tergantung kondisi kehamilan.

A.Terapi Kortikosteroid
Trapi kortikosteroid pada persalinan preterm diberikan pada usia kehamilan diantara 24 sampai
34 minggu yang bertujuan untuk mengurangi angka mortalitas dan morbiditas dan diharapkan
dapat memberikan luaran yang lebih baik pada neonatus. Dosis yang diberikan adalah dengan
pemberian Betamethasone, dua dosis 12-mg diberikan secara intramuskular per 24 jam, atau
dexamethasone, empat dosis 6-mg diberikan secara intramuskular tiap 12 jam.
B.Agen Tokolitik
Agen tokolitik adalah preparat yang dapat menurunkan kontraktilitas uterus. Kriteria indikasi
pemberian terapi Tokolitik antara lain adalah adanya kontraksi lebih dari 6 kali perjam yang
menghasilkan perubahan serviks atau dicurigai akan terjadi walaupun belum mengalami
perubahan serviks (panjang serviks transvaginal < 25 mm, >50% penipisan serviks, atau dilatasi
serviks ≥20 mm). Jika ada kontraksi tanpa perubahan serviks, pilihan terapi yang dapat
dilakukan adalah observasi berkelanjutan atau dilakukan metode therapeutic sleep kepada pasien
( contohnya dengan pemberian morphine sulphate 10-15 mg subkutan pada pasien).

Agen Tokolitik yang paling sering digunakan sebagai manajemen terapi persalinan preterm
adalah magnesium sulfat, indomethacin, nifedipine, dan terbutaline.

Magnesium sulfate digunakan secara luas sebagai agen tokolitik pilihan utama karena memiliki
efektivitas yang sama dengan terbutaline, dengan toleransi yang jauh lebih baik.
Dosis magnesium sulfate adalah 6 gram bolus intravena dalam 20 menit, selanjutnya 2 gram per
jam dalam infus berkelanjutan. Efek samping bagi ibu adalah flushing, diaphoresis, nausea,
hilangnya refleks tendon, depresi pernapasan dan henti jantung. Penggunaan bersama calcium
channel blockers dapat menghasilkan hambatan neuromuskular sehingga menyebabkan
penurunan kontraktilitas jantung dan tekanan sistolik ventrikel kiri. Efek samping bagi janin
adalah neonatal depression. Kontraindikasi magnesium sulfate adalah penderita myasthenia
gravis 
Indomethacin merupakan inhibitor prostaglandin dan termasuk golongan Non Steroid Anti
Inflamasi Drugs (NSAIDs). Dosis pemberiannya adalah 50 - 100 mg loading dose peroral atau
perrektal, selanjutnya 25 - 50 mg peroral setiap 4 - 6 jam; preparat ini tidak direkomendasikan
untuk digunakan lebih dari 48 jam karena dapat menyebabkan perubahan kadar cairan amnion
dan penutupan dini fetal ductus arteriosus.

Preparat ini merupakan tokolitik pilihan utama yang sesuai pada persalinan preterm awal (< 30
minggu) atau persalinan preterm yang berhubungan dengan polihidramnion. Efek samping bagi
ibu antara lain nausea, esophageal reflux, gastritis, emesis. Efek disfungsi platelet tidak
signifikan secara klinis pada pasien yang tidak memiliki riwayat kelainan perdarahan. Efek
samping bagi janin adalah penutupan dini ductus arteriosus, oligohidramnion, necrotizing
enterocolitis in preterm newborns, dan patent ductus arteriosus pada infant. Kontraindikasi
penggunaan indometasin antara lain adanya riwayat disfungsi platelet atau gangguan perdarahan,
disfungsi hepar, penyakit ulkus gastrointestinal, disfungsi renal, asma (pada wanita yang
hipersensitif terhadap aspirin)

C.Nifedipine

Nifedipine merupakan antihipertensi golongan calcium channel blocker. Dosis


penggunaan nifedipine sebagai tokolitik adalah 30-mg loading dose peroral, selanjutnya 10 - 20
mg setiap 4 - 6 jam (dosis maksimal  180 mg perhari). Walaupun penggunaannya pada
persalinan preterm masih tergolong unlabeled status, beberapa studi acak memperlihatkan
nifedipine berhubungan dengan kesuksesan mempertahankan kehamilan dibanding tokolitik lain.
Efek sampingnya terhadap ibu hamil antara lain dizziness, flushing, hipotensi, dan  peningkatan
enzim transaminase hepar. Efek penekanan denyut jantung, kontraktilitas, dan tekanan sistolik
ventrikel kiri terjadi jika digunakan bersama magnesium sulfate. Sedangkan efek sampingnya
terhadap janin belum diketahui.
Dosis penggunaan terbutaline adalah 0,25 mg subkutan setiap 20 - 30 menit sampai tercapai
empat dosis atau tercapai keadaan tokolisis, selanjutnya 0,25 mg setiap 3 - 4 jam sampai uterus
tidak lagi berkontraksi dalam 24 jam.  Efek samping bagi ibu adalah takikardia, hipotensi,
tremor, palpitasi, sesak napas, rasa tidak nyaman didada, edema pulmo, hipokalemia, dan
hiperglikemia. Efek samping bagi janin adalah fetal takikardi. Dikontraindikasikan
pada tachycardia-sensitive cardiac disease dan diabetes mellitus yang tidak terkontrol. [9]

D.Antibiotik
Infeksi bakteri intrauterine berhubungan dengan persalinan preterm, terutama pada usia
kehamilan kurang dari 32 minggu. Namun tidak ada studi yang menunjukkan bahwa pemberian
antibiotik selama persalinan preterm bermanfaat untuk menunda kelahiran atau mengurangi
morbiditas neonatus yang berhubungan dengan persalinan preterm. Pemberian antibiotik tetap
diberikan untuk kehamilan dengan kultur positif bakteri Streptococcus grup B sebagai
profilaksis persalinan preterm dan juga tetap diberikan pada wanita dengan kasus ketuban pecah
dini. [9]

2.4Pencegahan persalinan preterm


Pencegahan persalinan preterm dapat diberikan progesteron ataupun tindakan  cervical
cerclage dan pemasangan pesarium untuk membantu memperbaiki kelainan struktural serviks
atau kelemahan serviks. Tindakan pencegahan ini hanya bisa dilakukan pada kasus tanpa rupture
membrane ketuban.

A.Progesteron

Berbagai studi mendukung pemberian progesteron untuk mencegah kelahiran preterm pada


pasien dengan risiko tinggi, terutama dengan kehamilan janin tunggal. Berdasarkan
patofisiologinya, maka progesteron dapat mencegah kontraksi uterus. Suplementasi Progesteron
bermanfaat pada pasien dengan usia kehamilan 16-24 minggu dan dilanjutkan hingga usia
kehamilan 34 minggu.[2,9,10]
The U.S. Food and Drug Administration (FDA) sudah menyetujui
penggunaan hydroxyprogesterone caproate (Makena), 250 mg intramuskular, sebagai injeksi
mingguan. Vaginal progesteron dapat digunakan pada wanita yang tidak memiliki riwayat
persalinan preterm spontan, jika memiliki panjang serviks 20 mm atau kurang sebelum usia
kehamilan 24 minggu. Pada sebuah studi randomized placebo-controlled trial, tatalaksana
dengan vaginal micronized progesterone, 200 mcg per hari, berhubungan dengan reduksi
persalinan preterm spontan sebesar 44% pada wanita asimptomatik dengan panjang serviks 15
mm atau kurang pada usia kehamilan 20- 25 minggu. [1,9]

Penggunaan preparat progesteron tidak terbukti bermanfaat pada kehamilan kembar. Sebuah
studi menunjukkan bahwa penggunaan progesteron sebagai profilaksis persalinan preterm tidak
mengakibatkan efek samping yang bermakna pada anak-anak yang di observasi hingga usia 2
tahun.

Prosedur cervical cerclage dan pesarium dapat mencegah persalinan preterm pada wanita


dengan riwayat rekuren keguguran atau persalinan preterm sebelumnya. Prosedur tersebut
terutama dilakukan pada kehamilan tunggal dengan kasus cervical insufficiency atau pada
pemendekan serviks <25 mm dengan pemeriksaan USG transvaginal. Cerclage tidak
direkomendasikan pada kehamilan ganda. Pesarium serviks diharapkan dapat menjadi alternatif
terapi noninvasif untuk mencegah kejadian persalinan preterm pada wanita dengan serviks
pendek. [9]

Sebuah studi metaanalisis yang mengevaluasi efektifitas pemberian progesteron


dan cerclage secara terpisah, menunjukkan bahwa kedua metode tersebut sama bermanfaatnya
untuk mencegah terjadinya persalinan preterm. Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa
efektivitasnya dapat meningkat bila kedua metode ini dilakukan secara bersamaan.

2.5 Persiapan Penanganan Bayi Kelahiran Preterm


Bayi preterm baru lahir rentan untuk mengalami hipotermia, persiapan yang dapat dilakukan
antara lain dengan menjaga ruangan dengan suhu tidak kurang dari 25 derajat celsius, segera
mengeringkan bayi dan memakaikan bayi topi dan kaos kaki. Persiapan resusitasi neonatus harus
tersedia. Bagi keluarga bayi, dapat melakukan tindakan perawatan metode kanguru untuk
menjaga bayi tetap hangat. Perawatan metode kanguru ini juga lebih efektif dibandingkan
dengan hanya menyelimuti bayi dengan selimut tebal saat rujukan ke fasilitas yang lebih
lengkap, seperti rumah sakit dengan perawatan neonatal intensif.  [7]
Saat persalinan preterm, trauma yang terlalu besar harus dihindari, persalinan dengan vakum
tidak disarankan pada kehamilan kurang dari 34 minggu, risiko sungsang atau malposisi harus
diwaspadai. Semua itu untuk mengoptimalisasi kualitas neonatus. [1

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :
1. Dosis nifedipin yang efektif sebagai tokolitik yaitu pada pemberian
terapi ke tiga (3x10mg/8 jam).
2. Lama kerja rata-rata yang dibutuhkan nifedipin untuk mengurangi
kontraksi ataupun nyeri pada ancaman persalinan prematur adalah
3-5 jam.
3. Terdapat perbedaan kontraksi yang signifikan sebelum terapi
nifedipin dengan setelah terapi yaitu pada terapi ke dua,ke tiga,ke
empat,ke lima dan ke enam dengan nilai p-value 0,00 ( < 0,05).
4. Pemberian terapi nifedipin terdapat perbedaan skala nyeri yang
siginifakan sebelum terapi dengan setelah terapi yaitu pada terapi
pertama, ke dua, ke tiga , ke empat, kelima dan ke enam.
5. Efek samping yang terjadi setelah pemberian nifedipin yaitu sakit
kepala yang terjadi pada 1 pasien ( 10%)

B. SARAN
1. Bagi tenaga kesehatan agar selalu meningkatkan pelayanan
kesehatan pada ibu hamil agar dapat skrining lebih cepat jika
terdapat tanda-tanda ancaman persalinan prematur
2. Diharapkan agar masyarakat dapat rutin dalam melakukan
pemeriksaan antenatal care untuk memantau kondisi ibu dan bayi
sehingga persalinan prematur dapat dicegah

Anda mungkin juga menyukai