Makalah Tekolitik-1
Makalah Tekolitik-1
TOKOLITIK
Disusun Oleh :
1. Enok Novi Apriliyani
2. Helen Marlina
3. Ina Berliana Nur Zanah
4. Indri Wiana Sari
5. Kiki Ameliya
6. Leli Mailina
7. Lindawati
8. Maya Audian
9. Miftahul Jannah
10. Nevi Trijuliyanti
11. Nova Marshela
12. Prakusya Meilani P
DAFTAR I ........................................................................................................................................ii
BAB I ..............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN .............................................................................................................................1
BAB II..........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN ...............................................................................................................................3
BAB III.........................................................................................................................................4
PENUTUP........................................................................................................................................8
A. Kesimpulan .................................................................................................................8
B. Saran ..........................................................................................................................8
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
2.Tokolitik
2.1 Pengertian
Tokolitik merupakan obat yang digunakan untuk menekan kontraksi uterus sehingga dapat
menunda persalinan. Obat-obatan jenis ini banyak digunakan untuk mencegah kelahiran
prematur atau bayi tidak cukup bulan. Tokolitik menjadi penting dalam dunia kebidanan
mengingat kelahiran bayi prematur dapat memengaruhi morbiditas dan mortalitas perinatal, di
beberapa negara maju persalinan prematur menjudi penyebab tertinggi angka morbiditas dan
mortalitas perinatal, dengan ditemukannya obat-obatan tokolitik diharapkan dapat menjadi solusi
terhadap kelahiran prematur tersebut.
persalinan preterm adalah kedaruratan untuk menentukan apakah persalinan benar segera terjadi
atau masih presentasi awal. Berbagai kemungkinan etiologi segera dicari untuk penanganan yang
tepat. Pada kasus persalinan preterm 24-34 minggu, terapi dapat diberikan kortikosteroid,
tokolitik dan antibiotik. Akan tetapi bila persalinan preterm terjadi pada usia kehamilan lebih
dari 34 minggu atau kurang dari 24 minggu maka tidak perlu diberikan tokolitik dan bayi
dilahirkan secara pervaginal atau perabdominal tergantung kondisi kehamilan.
A.Terapi Kortikosteroid
Trapi kortikosteroid pada persalinan preterm diberikan pada usia kehamilan diantara 24 sampai
34 minggu yang bertujuan untuk mengurangi angka mortalitas dan morbiditas dan diharapkan
dapat memberikan luaran yang lebih baik pada neonatus. Dosis yang diberikan adalah dengan
pemberian Betamethasone, dua dosis 12-mg diberikan secara intramuskular per 24 jam, atau
dexamethasone, empat dosis 6-mg diberikan secara intramuskular tiap 12 jam.
B.Agen Tokolitik
Agen tokolitik adalah preparat yang dapat menurunkan kontraktilitas uterus. Kriteria indikasi
pemberian terapi Tokolitik antara lain adalah adanya kontraksi lebih dari 6 kali perjam yang
menghasilkan perubahan serviks atau dicurigai akan terjadi walaupun belum mengalami
perubahan serviks (panjang serviks transvaginal < 25 mm, >50% penipisan serviks, atau dilatasi
serviks ≥20 mm). Jika ada kontraksi tanpa perubahan serviks, pilihan terapi yang dapat
dilakukan adalah observasi berkelanjutan atau dilakukan metode therapeutic sleep kepada pasien
( contohnya dengan pemberian morphine sulphate 10-15 mg subkutan pada pasien).
Agen Tokolitik yang paling sering digunakan sebagai manajemen terapi persalinan preterm
adalah magnesium sulfat, indomethacin, nifedipine, dan terbutaline.
Magnesium sulfate digunakan secara luas sebagai agen tokolitik pilihan utama karena memiliki
efektivitas yang sama dengan terbutaline, dengan toleransi yang jauh lebih baik.
Dosis magnesium sulfate adalah 6 gram bolus intravena dalam 20 menit, selanjutnya 2 gram per
jam dalam infus berkelanjutan. Efek samping bagi ibu adalah flushing, diaphoresis, nausea,
hilangnya refleks tendon, depresi pernapasan dan henti jantung. Penggunaan bersama calcium
channel blockers dapat menghasilkan hambatan neuromuskular sehingga menyebabkan
penurunan kontraktilitas jantung dan tekanan sistolik ventrikel kiri. Efek samping bagi janin
adalah neonatal depression. Kontraindikasi magnesium sulfate adalah penderita myasthenia
gravis
Indomethacin merupakan inhibitor prostaglandin dan termasuk golongan Non Steroid Anti
Inflamasi Drugs (NSAIDs). Dosis pemberiannya adalah 50 - 100 mg loading dose peroral atau
perrektal, selanjutnya 25 - 50 mg peroral setiap 4 - 6 jam; preparat ini tidak direkomendasikan
untuk digunakan lebih dari 48 jam karena dapat menyebabkan perubahan kadar cairan amnion
dan penutupan dini fetal ductus arteriosus.
Preparat ini merupakan tokolitik pilihan utama yang sesuai pada persalinan preterm awal (< 30
minggu) atau persalinan preterm yang berhubungan dengan polihidramnion. Efek samping bagi
ibu antara lain nausea, esophageal reflux, gastritis, emesis. Efek disfungsi platelet tidak
signifikan secara klinis pada pasien yang tidak memiliki riwayat kelainan perdarahan. Efek
samping bagi janin adalah penutupan dini ductus arteriosus, oligohidramnion, necrotizing
enterocolitis in preterm newborns, dan patent ductus arteriosus pada infant. Kontraindikasi
penggunaan indometasin antara lain adanya riwayat disfungsi platelet atau gangguan perdarahan,
disfungsi hepar, penyakit ulkus gastrointestinal, disfungsi renal, asma (pada wanita yang
hipersensitif terhadap aspirin)
C.Nifedipine
D.Antibiotik
Infeksi bakteri intrauterine berhubungan dengan persalinan preterm, terutama pada usia
kehamilan kurang dari 32 minggu. Namun tidak ada studi yang menunjukkan bahwa pemberian
antibiotik selama persalinan preterm bermanfaat untuk menunda kelahiran atau mengurangi
morbiditas neonatus yang berhubungan dengan persalinan preterm. Pemberian antibiotik tetap
diberikan untuk kehamilan dengan kultur positif bakteri Streptococcus grup B sebagai
profilaksis persalinan preterm dan juga tetap diberikan pada wanita dengan kasus ketuban pecah
dini. [9]
A.Progesteron
Penggunaan preparat progesteron tidak terbukti bermanfaat pada kehamilan kembar. Sebuah
studi menunjukkan bahwa penggunaan progesteron sebagai profilaksis persalinan preterm tidak
mengakibatkan efek samping yang bermakna pada anak-anak yang di observasi hingga usia 2
tahun.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :
1. Dosis nifedipin yang efektif sebagai tokolitik yaitu pada pemberian
terapi ke tiga (3x10mg/8 jam).
2. Lama kerja rata-rata yang dibutuhkan nifedipin untuk mengurangi
kontraksi ataupun nyeri pada ancaman persalinan prematur adalah
3-5 jam.
3. Terdapat perbedaan kontraksi yang signifikan sebelum terapi
nifedipin dengan setelah terapi yaitu pada terapi ke dua,ke tiga,ke
empat,ke lima dan ke enam dengan nilai p-value 0,00 ( < 0,05).
4. Pemberian terapi nifedipin terdapat perbedaan skala nyeri yang
siginifakan sebelum terapi dengan setelah terapi yaitu pada terapi
pertama, ke dua, ke tiga , ke empat, kelima dan ke enam.
5. Efek samping yang terjadi setelah pemberian nifedipin yaitu sakit
kepala yang terjadi pada 1 pasien ( 10%)
B. SARAN
1. Bagi tenaga kesehatan agar selalu meningkatkan pelayanan
kesehatan pada ibu hamil agar dapat skrining lebih cepat jika
terdapat tanda-tanda ancaman persalinan prematur
2. Diharapkan agar masyarakat dapat rutin dalam melakukan
pemeriksaan antenatal care untuk memantau kondisi ibu dan bayi
sehingga persalinan prematur dapat dicegah