Anda di halaman 1dari 8

PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN KESELAMATAN

PASIEN

Rina Mardiani / 181101005


Rnmardiani354@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang : Keselamatan pasien atau patient safety adalah proses dalam suatu Rumah Sakit yang
memberikan pelayanan pasien yang lebih aman. Dalam meningkatkan keselamatan pasien dirumah sakit
pemimpin memiliki peran dalam menjalankannya. Pemimpin memberikan arahan yang tepat agar tim
pelaksana bisa menjalankan dan menjaga keselamatan pasien. Sehingga pemimpin dapat meningkatkan
kinerja agar tercapainya hasil kerja dalam mewujudkan tujuan Layanan kesehatan.
Tujuan: untuk menjelaskan peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien sehingga
sehingga tujuh langkah menuju keselamatan pasien dapat dijalankan yang akan memberikan asuhan
keperawatan serta rasa aman dan nyaman pada pasien.
Metode : pengkajian ini menggunakan metode kualitatif, yang dimana metode ini lebih cenderung
menonjolkan bersifat subjektif dimana proses penelitian ini lebih memperlihatkan dan cenderung lebih
focus pada landasan teori yang dikutip.
Hasil : Hasil dari kajian ini yaitu pemimpin memiliki peran dalam meningkatkan selamatan pasien yaitu
dengan mengambil keputusan yang tepat dan dengan standar dan kriteria peranan kepemimpinan dalam
meningkatkan keselamatan pasien.
Kesimpulan : Berdasarkan hasil kajian dapat disimpulkan bahwa pemimpinan memiliki peran yang ade
kuat untuk meningkatkan sistem keselamatan pasien yang telah di bentuk oleh setiap Fasilitas pelayanan
kesehatan. Peran pemimpin tersebut memiliki 5 stardar dan 8 kriteria yang telah ditetapkan oleh enteri
Kesehatan Republik Indonesia tahun 2017
Kata Kunci : Keselamatan Pasien, Peran Kepemimpinan, Sistem Pelayanan.
PENDAHULUAN Dalam menjalankan system tersebut
dibutuhkan peran dari kepemimpinan dalam
Dalam pelayanan kesehatan terdapat isu-
memberikan arahan yang tepat agar tim
isu, salah satu isu tersebut yaitu isu
pelaksana bisa menjalankan dan menjaga
keselamatan pasien. Menurut penelitian
keselamatan pasien. Keselamatan pasien
Iskandar (2017), Patient safety merupakan
atau patient safety adalah proses dalam suatu
sesuatu yang jauh lebih penting dari pada
Rumah Sakit yang memberikan pelayanan
sekedar efisiensi pelayanan. Berbagai risiko
pasien yang lebih aman. menurut hesty
akibat tindakan medik dapat terjadi sebagai
(2015), Yang dimaksud dengan keselamatan
bagian dari pelayanan kepada pasien. mutu
pasien (patient safety) adalah proses dalam
pelayanan kesehatan saja ternyata tidak
suatu Rumah Sakit yang memberikan
cukup untuk memenuhi standar asuhan
pelayanan pasien yang lebih aman..
keperawatan, maka dibutuhkan juga mutu
Kepemimpinan dikatakan sebagai cara dari
keselamatan pasien yang dimana akan
seseorang dalam memimpin serta
menunjang peningkatan proses asuhan
mengarahkan dan mengatur seluruh unsur
keperawatan.
yang ada di dalam kelompok atau organisasi
Menurut penelitian Iskandar (2017), yang bertujuan untuk mencapai keinginan
Keselamatan pasien (patient safety) adalah yang dapat diraih sehingga menghasilkan
sistem yang membuat pasien merasa lebih kinerja pegawai atau anggota kelompok
aman, mencegah terjadinya cedera pada saat dapat maksimal. Sehingga pemimpin dapat
pemberian asuhan yang disebabkan oleh meningkatkan kinerja agar tercapainya hasil
suatu tindakan. Sistem tersebut sesuai kerja dalam mewujudkan tujuan organisasi.
dengan yang tercantum dalam KKPRS Maka dari itu dalam meningkatkan
(2007), Sistem tersebut meliputi: assessment keselamatan pasien dibutuhkan peran
risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang kepemimpinan .
berhubungan dengan risiko pasien,
TUJUAN
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden serta tindak lanjutnya Tujuan dari penulisan kajian ini yaitu untuk
dan implementasi solusi untuk menjelaskan peran kepemimpinan dalam
meminimalkan timbulnya risiko. meningkatkan keselamatan pasien sehingga
tujuh langkah menuju keselamatan pasien
dapat dijalankan yang akan memberikan serta individu yang berkaitan dengan
asuhan keperawatan serta rasa aman dan pengambilan keputusan, pemimpin
nyaman pada pasien. mengalokasikan sumber daya yang adekuat
untuk mengkaji kinerja fasilitas pelayanan
METODE
kesehatan serta untuk meningkatkan
Pada pengkajian ini digunakan metode keselamatan paisen, lalu pemimpin dapat
kualitatif, yang dimana metode ini lebih mengukur efektifitas kontribusi dalam
cenderung menonjolkan bersifat subjektif meningkatkan kinerja fasilitas pelayanan
dimana proses penelitian ini lebih kesehatan serta keselamatan pasien
memperlihatkan dan cenderung lebih focus
Sehingga peran kepemimpinan sangatlah
pada landasan teori yang dikutip dari
berpengaruh untuk suksernya jalan program
leterature review serta memberikan
system keselamatan pasien. Sehingga
penjelasan.
pemimpin menjadi syarat yang paling utama
HASIL dalam melaksanakan peningkatan

Hasil dari kajian yang telah di bahas ini keselamatan pasien.

dapat disimpulkan bahwa pemimpin PEMBAHASAN


memiliki peran dalam meningkatkan
Keselamatan pasien merupakan transformasi
selamatan pasien yaitu dengan mengambil
budaya, seorang pemimpin dengan
keputusan yang tepat dan dengan standard
kepemimpinannya dapat melakukan
an kriteria peranan kepemimpinan dalam
perubahan budaya menuju keberhasilan
meningkatkan keselamatan pasien.
program keselamatan pasien (Cahyono,
Terdapat 5 standar peran kepemimpinan 2008). Keselamatan pasien bagi perawat
dalam meningkatkan keselamatan paisen bukan hanya merupakan pedoman tentang
yaitu dengan mendorong serta menjamin seharusnya dilakukan, tapi keselamatan
program keselamatan pasien secaraa pasien juga merupakan komitmen yang
terintegrasi, dengan pemimpin menjamin tertuang di dalam kode etik perawat dalam
berlangsungnya program proaktif untuk memberikan pelayanan yang aman, sesuai
mengidentifikasi resiko keselamtan pasien, dengan kompetensi, dan berlandaskan kode
pemimpin mendorong serta menumbuhkan etik bagi pasien.
komunikasi antar unit, koordinasi antar unit
Lumenta (2015) mengidentifikasi akibat Seorang pemimpin dituntut untuk memiliki
insiden pada pasien yaitu cidera, karakteristik “kepemimpinan yang efektif”
membahayakan jiwa, perpanjangan rawat, yang dapat memimpin untuk mencapai
kematian. Kerugian bagi rumah sakit lainnya tujuan yang diinginkan dan membawa
antara lain biaya yang harus dikeluarkan organisasinya ke situasi yang lebih baik.
menjadi lebih besar yaitu pada upaya mencapai hasil yang diinginkan. Disamping
tindakan pencegahan terhadap kejadian, luka itu seorang pemimpin harus mengedepankan
tekan, infeksi nosokomial, pasien jatuh kepentingan organisasi daripada kepentingan
dengan cidera, kesalahan obat yang pribadinya dan selalu dapat menguasai
mengakibatkan cidera. Sehingga rumah sakit situasi bahkan dalam situasi yang terburuk
membentuk suatu sistem keselamatan sekalipun, serta mampu mengatasi berbagai
pasien. permasalahan lainnya. Sebaliknya seorang
pemimpin apabila dianggap tidak mampu
Dalam menjalankan sistem tersebut rumah
menunjukkan karakteristik kepemimpinan
sakit membutuhkan peran pemimpin yang
yang efektif maka organisasinya juga tidak
akan mengelola jalannya sistem keselamatan
akan dapat berjalan secara efektif dalam
pasien. Seperti yang terdapat dalam
mencapai tujuan yang diinginkan, dia akan
penelitian Yusuf (2017), Pemimpin
dianggap sebagai pemimpin yang tidak
meginterprestasikan, mengasumsikan dan
mampu mengendalikan institusi (Suparno,
memberikan penilaian terhadap persoalan
2009).
dan akan memberikan solusi baik
menyangkut pengetahuan sikap maupun Peran kepemimpinan dalam meningkatkan
tindakan yang harus dijalankan agar keselamatan pasien memiliki Standar dan
keselamatan pasien tetap terjaga. Pimpinan kriteria. Menurut Menteri Kesehatan
memiliki suatu kewenangan untuk Republik Indonesia (2017), starndar dan
menerapkan sistem yang berlaku dalam kriteria peran kepemimpinan dalam
instansi. Sehingga sistem yang dijalankan meningkatkan keselamatan pasien yaitu;
rumah sakit akan meningkat sesuai dengan
Standar
kapasitas standar dan sesuai dengan kriteria
peran kepemimpinan dalam menjalankan Menurut (2017), Pemimpin mendorong serta

sistem keselamatan pasien. menjamin implementasi program


keselamatan pasien secara terintegrasi dalam
organisasi melalui penerapan tujuh langkah asuhan kepada pasien yang terkena musibah,
menuju keselamatan pasien, Pimpinan membatasi risiko pada orang lain dan
menjamin berlangsungnya program proaktif menyampaikan informasi yang benar dan
untuk identifikasi resiko keselamatan pasien jelas untuk keperluan analisis, Tersedia
dan program menekan atau mengurangi mekanisme pelaporan internal dan eksternal
insiden, Pimpinan mendorong serta berkaitan dengan insiden termasuk
menumbuhkan komunikasi dan koordinasi penyediaan informasi yang benar dan jelas
antar unit dan individu berkaitan tentang analisis akar masalah “ Kejadian
pengambilan keputusan tentang keselamtan Nyaris Cedera” (KKN / Near Miss) serta “
pasien, Pimpinan mengalokasikan sumber Kejadian Sentinel” pada saat program
daya yang adekuat untuk mengukur, keselamatan pasien mulai dilaksanakan.
menkaji, dan meniingkatkan kinerja fasilitas
1. Tersedia mekanisme untuk menangani
pelayanan kesehatan serta meningkatkan
berbagai jenis insiden, misalnya
keselamatan pasien, Pimpinan mengukur
menangani “ Kejadian Sentinel”
dan mengkaji efektifitas kontribusinya
(Sentinel Event) atau kejiatan proaktif
dalam meningkatkan kinerja fasilitas
untuk memperkecil risiko, termasuk
pelayanan kesehatan dan keselamatan
mekanisme untuk mendukung staf dalam
pasien.
kaitan dengan “ Kejadian Sentinel”,
Kriteria Terdapat kolaborasi dan komunikasi
terbuka secara sukarela antar unit dan
Menurut Permenkes (2017), Terdapat tim
antar pengelola pelayanan di dalam
antar disiplin untuk mengelola program
fasilitas pelayanan kesehatan dengan
keselamatan pasien, Tersedia program
pendekatan antar disiplin, Tersedia
proaktif untuk mengidentifikasi risiko
sumber daya dan sistem informasi yang
keselamatan dan program meminimalkan
dibutuhkan dalam kegiatan perbaikan
insiden, Tersedia mekanisme kerja untuk
kinerja fasilitas pelayanan kesehatan dan
menjamin bahwa semua komponen dari
perbaikan keselamatan paisen, termasuk
fasilitas pelayanan kesehatan terintegrasi
evaluasi berkala terhadap kecukupan
dan berpartisipasi dalam program
sumber daya tersebut, Tersedia sasaran
keselamatan pasien, Tersedia prosedur “
terukur dan pengumpulan informasi
cepat-tanggap” terhadap insiden, termasuk
menggunakan kriteria objektif untuk
mengevaluasi efektivitas perbaikan Berdasarkan hasil kajian dapat disimpulkan
kinerja fasilitas pelayanan kesehatan dan bahwa pemimpinan memiliki peran yang ade
keselamatan pasien, termasuk rencana kuat untuk meningkatkan sistem
tindak lanjut dan implementasinnya. keselamatan pasien yang telah di bentuk
oleh setiap Fasilitas pelayanan kesehatan.
Pimpinan dalam meningkatkan keselamatan
Sistem keselamtan pasien tersebut
pasien juga perlu mengambil suatu
dijalankan dengan membutuhkan peran
keputusan. Dalam hal tersebut pimpinan
pemimpin, sehingga peran kepemimpinan
juga berperan dalam mengambil keputusan
dalam meningkatkan keselamatan pasien
atas keselamatan pasien. Seperti yang
dirumah sakit memiliki standar dan kriteria
terdapat dalam penelitian Danim & Suparno
yang telah ditetapkan oleh Menteri
(2009), Pemimpinan yang baik memiliki
Kesehatan Republik Indonesia tahun 2017,
kemampuan terbaik dari pengikutnya,
terdiri dari 5 Standar keselamatan pasien dan
pemimpin mampu menjadi agen perubahan,
8 kriteria peran kepemimpinan dalam
Pemimpin yang baik memberikan keputusan
meningkatkan keselamatan pasien.
disaat kritis dan kebingungan.
SARAN
KESIMPULAN
Bagi mahasiswa keperawatan diharapkan
dapat terus mengingat dan mengupdate
pengetahuan seputara keperawatan terkini
agar mehasiswa bisa mulai belajar mengenai
peran kepemimpinan dalam meningkatkan
keselamatan pasien di Rumah Sakit agar
mahasiswa dapan memahami standar serta
kriterianya. Sehingga mahasiswa yang telah
mempelajari peran kepemimpanan dalam
meningkatkan keselamatan pasien di rumah
sakit ketika telah bekerja di suatu fasilitas
pelayanan kesehatan dapat menerapkan
peran kepemimpinan dalam menjalankan
sistem keselamatan pasien agar asuhan Iskandar, Edy .(2017). Tata Kelola dan
keperawatan kepeda pasien dapat terpenuhi. Kepatuhan Penerapan Standar Patient
Safety Penyakit Stroke di Rumah Sakit
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Kanujoso Djatiwibowo Tahun 2015.
Cahyono, Suharjo B., (2008). Membangun Jurnal ARSI, 5 (1).
Budaya Keselamatan Pasien dalam
KKP-RS. (2007). Pedoman Pelaporan
Praktik Kedokteran. Yogyakarta :
Keselamatan Pasien. Jakarta : KKP-RS.
Kanisius
Kementerian Kesehatan RI. (2017).
Dapartemen Kesehatan RI, (2006). Panduan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Nasional Keselamatan Pasien Rumah
Indonesia Nomor 11 Tahun 2017
Sakit ( Patient Safety). Edisi 1. Jakarta:
Tentang Keselamatan Pasien. Jakarta :
Depka
Kementerian Kesehatan RI.
Dapartemen Kesehatan RI, (2008). Panduan
Simamora, R. H. (2019 November 08).
Nasional Keselamatan Pasien Rumah
Pengaruh Penyuluhan Identifikasi Pasien
Sakit ( Patient Safety). Edisi 2. Jakarta:
dengan Menggunakan Media Audiovisual
Depka.
Terhadap Pengetahuan Pasien Rawat
Denim, Sudarwan & Suparno (2009). Inap. Jurnal Keperawatan Silampari,
Manajemen dan Kepemimpinan 342-251.
Transformasional Kekepalasekolahan.
Simamora, R. H. (2019). Buku Ajar :
Jakarta. Rineka Cipta
Pelaksanaan Identifikasi Pasien.
Depkes. (2008), Keputusan Menteri Ponorogo, Jawam Timur : Uwais
Kesehatan No. 129 Tahun 2018 Tentang Inspirasi Indonesia.
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
Simamora, R. H. (2019). Documentation of
Jakarta : Dirjen Bina Pelayanan Medik
Patient Identification into the Electronic
Lumenta. (2015). Panduan Pelaksanaan System To Improve The Quality of
Dokter Penanggung Jawab Pasien dan Nursing ServicesInternational. Journal
Case Manager. Jakarta : Komisi Of Scientific & Technology Research.
Akreditasi Rumah Sakit. 8((), 1884-1886
Yusuf, M. (2017). Penerapan Patient Safety Umum Daerah Dr. Zainoal Abidin.
di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jurnal Ilmu Keperawatan, 5(1)

Anda mungkin juga menyukai