Anda di halaman 1dari 10

Bakteri Rhizobium Leguminosarum

BAKTERI RHIZOBIUM LEGUMINOSARUM dan BKTERI NITROGEN

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
karena, atas berkat dan kehendak-Nyalah Makalah ini dapat selesai tepat pada
waktunya.
Penulisan Makalah ini bertujuan untuk memaparkan pemanfaatan bakteri
di bidang pertanian, pengertian bakteri nitrogen dan bakteri Rhizobium
leguminosarum.
Dalam makalah ini sebagai Mahasiswi,saya menyadari bahwa pengetahuan
yang dimiliki masih terbatas sehingga dalam makalah ini masih ditemukan banyak
kekurangan. Maka, kritik dan saran dirasakan sangat dibutuhkan untuk kemajuan
penulis di masa yang akan datang.
Saya  berharap, agar dengan adanya makalah ini tidak hanya
meningkatkan kreatifitas mahasiswa di perkuliahan melainkan juga dapat
membantu memperbaiki pertanian di lingkungan penduduk sekitar.

Mojokerto ,   2 juni  2014

                                                              
PENULIS

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang


Tanaman harus mengekstraksi kebutuhan nitrogennya dari dalam tanah.
Nitrogen adalah unsur yang diperlukan untuk membentuk senyawa penting di
dalam sel, termasuk protein, DNA dan RNA. Sumber nitrogen yang terdapat
dalamtanah, makin lama makin tidak mencukupi kebutuhan tanaman, sehingga
perlu diberikan pupuk sintetik yang merupakan sumber nitrogen untuk
mempertinggi produksi. Keinginan menaikkan produksi tanaman untuk
mencukupi kebutuhan pangan, berakibat diperlukannya pupuk dalam jumlah yang
banyak. Industri pupuk yang ada belum dapat memenuhi kebutuhan pupuk yang
semakin meningkat. Untuk itu perlu dicari pupuk nitrogen alternatif dan rekayasa
gen hijau kelihatannya dapat memberikan harapan untuk memenuhi kebutuhan
pupuk di masa yang akan datang. Udara yang menyelubungi bumi mengandung
gas nitrogen sebanyak 80 %,sebahagian besar dalam bentuk N2 yang tidak dapat
dimanfaatkan. Tanaman dan kebanyakan mikroba tidak mempunyai cara untuk
mengikat nitrogen menjadi senyawa dalam selnya. Tanaman dan mikroba
umumnya mendapatkan nitrogen dari senyawa seperti ammonium (NH4+) dan
nitrat (NO3-). Untuk memanfaatkan nitrogen dalam bentuk gas, pakar
bioteknologi memusatkan perhatiannya pada hubungan antara tanaman dengan
jenis mikroba tertentu yang dapat menambat nitrogen dari udara dan menyusun
atom nitrogen kedalam molekul ammonium, nitrat, atau senyawa lain yang dapat
digunakan oleh tumbuhan.
Tanaman kacang-kacangan seperti buncis, kedelai, akarnya mempunyai
bintil– bintil berisi bakteri yang mampu menambat nitrogen udara, sehingga
nitrogen tanah yang telah diserap tanaman dapat diganti. Simbiosis antara
tanaman dan bakteri saling menguntungkan untuk kedua pihak. Bakteri
mendapatkan zat hara yang kaya energi dari tanaman inang sedangkan tanaman
inang mendapatkan senyawa nitrogen dari bakteri untuk melangsungkan
kehidupannya.Bakteri penambat nitrogen yang terdapat didalam akar kacang-
kacanganadalah jenis bakteri Rhizobium. Beberapa mikroba tanah
seperti Rhizobium, Azaosprillium, Azotobacter mikoriza perombak sellulosa dan
efektif mikroorgnisme dapat dimanfaatkan sebagai biofertilizer pada pertanian
organik.
B.       TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.      Mengetahui pengertian bakteri nitrogen.
2.      Mengetahui klasifikasi bakteri Rhizobium leguminosarum.
3.      Mengeetahui proses bakteri Rhizobium.
4.      Mengetahui proses pembentukan bintil akar.
5.      Mengetahui peranan bakteri dalam peningkatan produksi pertanian

 BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Bakteri Nitrogen


Bakteri nitrogen adalah bakteri yang mampu mengikat nitrogen bebas dari
udara dan mengubahnya menjadi suatu senyawa yang dapat diserap oleh
tumbuhan. Karena kemampuannya mengikat nitrogen diudara , bakteri – bakteri
ini berpengaruh pada nilai ekonomi tanah pertanian. Kelompok bakteri ada yang
hidup bebas maupun simbiosis. Bakteri nitrogen yang hidup bebas adalah
Azotobackter chrooccum, Clostridium pasteurianum, dan Rhodospirillum
rubrum .
Bakteri nitrogen yang hidup bersimbiosis dengan Leguminosa yaitu
rhizobium leguminosarum, yang hidup dalam akar membentuk nodul ataubintil –
bintil akar. Tumbuhan yang bersimbiosis dengan Rhizobium  banyak digunakan
untuk pupuk hijau seperti Crotalaria, Tephrosia,dan Indigofera . akar tanaman
Leguminosa tersebut menyediakan karbohidrat dan senyawa lain bagi bakteri
melalui kemampuannya mengikat nitrogen bagi akar. jika bakteri dipisahkan dari
inangnya (akar), maka tidak dapat mengikat nitrogen nitrogen sama sekali atau
hanya mengikat nitrogen sedikit sekali. Bintil – binitil akar melepaskan senyawa
nitrogen organic kedalam tanah tempat tanaman Leguminosa hidup. Dengan
demikian terjadi penambahan nitrogen yang dapat menambah kesuburan tanah.
Sumber utama nitrogen adalah nitrogen bebas (N2) yang terdapat di
atmosfir, yang takarannya mencapai 78% volume, dan sumber lainnya yang ada di
kulit bumi dan perairan. Nitrogen juga terdapat dalam bentuk yang kompleks,
tetapi hal ini tidak begitu besar sebab sifatnya yang mudah larut dalam air.
Pada umumnya derivat nitrogen sangat penting bagi kebutuhan dasar
nutrisi, tetapi dalam kenyataannya substansi nitrogen adalah hal yang menarik
sebagai polutan di lingkungan. Terjadinya perubahan global di lingkungan oleh
adanya interaksi antara nitrogen oksida dengan ozon di zona atmosfir. Juga
adanya perlakuan pemupukan (fertilization treatment) yang berlebihan dapat
mempengaruhi air tanah (soil water), sehingga dapat mempengaruhi kondisi air
minum bagi manusia.
Bentuk atau komponen N di atmosfir dapat berbentuk ammonia (NH3),
molekul nitrogen (N2), dinitrit oksida (N2O), nitrogen oksida (NO), nitrogen
dioksida (NO2), asam nitrit (HNO2), asam nitrat (HNO3), basa amino (R3-N) dan
lain-lain dalam bentuk proksisilnitri. Dalam telaah kesuburan tanah proses
pengubahan nitrogen dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu mineralisasi
senyawa nitrogen komplek, amonifikasi, nitrifikasi, denitrifikasi, dan volatilisasi
ammonium.
Sejumlah organisme mampu melakukan fiksasi N dan N-bebas akan
berasosiasi dengan tumbuhan. Senyawa N-amonium dan N-nitrat yang
dimanfaatkan oleh tumbuhan akan diteruskan ke hewan dan manusia dan kembali
memasuki sistem lingkungan melalui sisa-sisa jasad renik. Proses fiksasi
memerlukan energi yang besar, dan enzim (nitrogenase) bekerja dan didukung
oleh oksigen yang cukup. Kedua faktor ini sangat penting dalam memindahkan N-
bebas dan sedikit simbiosis oleh organisme.
Nitrogenase mengandung protein besi-belerang dan besi-molibdenum, dan
mereduksi nitrogen dengan koordinasi dan transfer elektron dan proton secara
kooperatif, dengan menggunakan MgATP sebagai sumber energi. Karena
pentingnya reaksi ini, usaha-usaha untuk mengklarifikasi struktur nitrogenase dan
mengembangkan katalis artifisial untuk fiksasi nitrogen telah dilakukan secara
kontinyu selama beberapa tahun. Baru-baru ini, struktur pusat aktif nitrogenase
yang disebut dengan kofaktor besi-molibdenum telah ditentukan dengan analisis
kristal tunggal dengan sinar-X.
Nitrogen organik diubah menjadi mineral N-amonium oleh
mikroorganisasi dan beberapa hewan yang dapat memproduksi mineral tersebut
seperti : protozoa, nematoda, dan cacing tanah. Serangga tanah, cacing tanah,
jamur, bakteri dan aktinbimesetes merupakan biang penting tahap pertama
penguraian senyawa N-organik dalam bahan organic dan senyawa N-kompleks
lainnya. Semua mikroorganisme mampu melakukan fiksasi nitrogen, dan
berasosiasi dengan N-bebas yang berasal dari tumbuhan. 
Nitrogen dari proses fiksasi merupakan sesuatu yang penting dan
ekonomis yang dilakukan oleh bakteri genus Rhizobium dengan tumbuhan
Leguminosa termasuk Trifollum spp, Gylicene max (soybean), Viciafaba (brand
bean), Vigna sinensis (cow-pea), Piscera sativam (chick-pea), dan Medicago
sativa (lucerna).
Bakteri dalam genus Rhizobium merupakan bakteri gram negatif,
berbentuk bulat memanjang, yang secara normal mampu memfiksasi nitrogen dari
atmosfer. Umumnya bakteri ini ditemukan pada nodul akar tanaman leguminosae.

B.      Bakteri Rhizobium Leguminosarum

Rhizobium berasal dari dua kata


yaitu Rhizo yang artinya akar dan bios yang berarti hidup. Rhizobium adalah
bakteri yang bersifat aerob, bentuk batang, koloninya berwarna putih berbentuk
sirkulasi, merupakan penghambat nitrogen yang hidup di dalam tanah dan
berasosiasi simbiotik dengan sel akar legume, bersifat host spesifik satu spesies
Rhizobium cenderung membentuk nodul akar pada satu spesies tanaman legume
saja. Bakteri Rhizobium adalah organotrof, aerob, tidak berspora, pleomorf, gram
negatif dan berbentuk batang. Bakteri rhizobium mudah tumbuh dalam medium
pembiakan organik khususnya yang mengandung ragi atau kentang. Pada suhu
kamar dan pH 7,0 – 7,2.

Morfologi Rhizobium dikenal sebagai bakteroid.   Rhizobium  menginfeksi


akar leguminoceae melalui ujung-ujung bulu akar yang tidak berselulose, karena
bakteri Rhizobium tidak dapat menghidrolisis selulose. Rhizobium yang tumbuh
dalam bintil akar leguminoceae mengambil nitrogen langsung dari udara dengan
aktifitas bersama sel tanaman dan bakteri, nitrogen itu disusun menjadi senyawaan
nitrogen seperti asam-asam amino dan polipeptida yang ditemukan dalam
tumbuh-tumbuhan, bakteri dan tanak disekitarnya. Baik bakteri maupun legum
tidak dapat menambat nitrogen secara mandiri, bila Rhizobium tidak ada dan
nitrogen tidak terdapat dalam tanah legum tersebut akan mati.
Bakteri Rhizobium hidup dengan menginfeksi akar tanaman legum dan
berasosiasi dengan tanaman tersebut, dengan mengikat nitrogen.
Peranan rhizobium terhadap pertumbuhan tanaman khususnya berkaitan
dengan masalah ketersediaan nitrogen bagi tanaman inangnya. Pada tanaman
legum, Rhizobium mampu mencukupi 80% kebutuhan nitrogen tanaman legum
dan meningkatkan produksi antara 10% - 25%. Tanggapan tanaman sangat
bervariasi tergantung pada kondisi tanah dan efektivitas populasi asli.
Bakteri Rhizobium adalah salah satu kelompok bakteri yang
berkemampuan sebagai penyedia hara bagi tanaman.

B.       Klasifikasi ilmiah Rhizobium leguminosarum


Kingdom : Monera
Kelas : Psilopsida
Ordo : Psilotales
Family : Psilotaceae
Genus : Rhizobium
Species : Rhizobium leguminosarum

C.      Proses Bakteri Rhizobium

Bakteri Rhizobium bila bersimbiosis dengan


tanaman legum, kelompok bakteri ini akan menginfeksi akar tanaman dan
membentuk bintil akar di dalamnya. Akar tanaman tersebut menyediakan
karbohidrat dan senyawa lain bagi bakteri melalui kemampuannya mengikat
nitrogen bagi akar. Jika bakteri dipisahkan dari inangnya (akar), maka tidak dapat
mengikat nitrogen sama sekali atau hanya dapat mengikat nitrogen sedikit sekali.
Bintil-bintil akar melepaskan senyawa nitrogen organik ke dalam tanah tempat
tanaman polong hidup. Dengan demikian terjadi penambahan nitrogen yang dapat
menambah kesuburan tanah.Terjadinya bintil akar diawali oleh interaksi antara
tanaman dan bakteri Rhizobia. Akar tanaman mengeluarkan sinyal yang akan
mengaktifkan ekspresi gen dari bakteri yang berperan pada nodulasi. Setelah
adanya sinyal tadi, bakteri (Rhizobia) akan mensintesis sinyal yang menginduksi
pembentukan meristem nodul dan memungkinkan bakteri untuk masuk ke dalam
meristem tersebut melalui proses infeksi. Sinyal‐sinyal kimia yang di sintesis oleh
bakteri itu pada dasarnya merupakan asam amino termodifikasi (homoserin
lakton) yang membawa subtituen rantai asil yang bervariasi yang disebut asil
homoserin lakton (AHL). Melalui pendeteksian dan reaksi terhadap senyawa‐
senyawa kimia tersebut sel‐sel tanaman secara individu dapat merasakan berapa
banyak sel yang mengelilingi mereka.
Interaksi secara simbiosis terjadi karena adanya pertukaran sinyal antara
tumbuhan dan bakteri (Rhizobia). tanaman mensekresikan senyawa‐senyawa
flavonoid yang gugus fenolnya bersama dengan NodD (protein penggerak) dari
bakteri menginduksi ekspresi dari gen pembentukan
noduldari Rhizobia (nod,nol,noe).Sebagai hasilnya, Rhizobiamemproduksi Nod
factors. Induksi Nod factors  direspon oleh tanaman (yang salah satunya) dengan
pembentukan nodul.
Proses pembentukan nodul terjadi melalui beberapa tahap perkembangan
yang dimulai dengan kolonisasi bakteri Rhizobia dan lalu menempel pada rambut
akar. KemudianRhizobia  terjebak di dalam lekukan lipatan rambut akar yang
kemudian mengakibatkanRhizobia mencoba masuk melalui dinding sel dengan
menyusup dengan membentuk infeksi (luka). Sel kortikoid tertentu dari tanaman
membelah untuk membentuk primordial nodul dan melalui primordial ini
penyusupan sel secara infeksi tumbuh. Pertumbuhan tersebut lebih lanjut akan
membentuk suatu tumor. Di dalam daerah infeksi tersebut bakteri membelah diri
sebelum akhirnya terbentuk nodul dan bakteri tersebut terdiferensiasi menjadi
bakteroid dan mulai mengikat nitrogen
Pada awal respon tanaman terhadap induksi Nod factors, melibatkan
aliran ion yang melewati membran plasma dan berasosiasi di membran, yang
diikuti getaran secara berkala ion kalsium yang diikuti pembentukan ulang rambut
akar dan inisiasi pembelahan sel kortikoid. Pembentkan bintil akar
membutuhkan Nod factors karena apabila Rhizobia tidak memproduksi Nod
factors maka tidak akan terjadi pembentukan bintil. 
Reaksi nitratasi
Dalam bidang pertanian, nitrifikasi sangat menguntungkan karena
menghasilkan senyawa yang diperlukan oleh tanaman yaitu nitrat. Tetapi
sebaliknya di dalam air yang disediakan untuk sumber air minum, nitrat yang
berlebihan tidak baik karena akan menyebabkan pertumbuhan ganggang di
permukaan air menjadi berlimpah.
Pemanfaatan Rhizobium dalam produksi pertanian dilakukan:
1.    Pemeliharaan dan peningkatan kesuburan tanah dengan memanfaatkan mikrobia
yang berperan dalam siklus Nitrogen (mikrobia penambat nitrogen, mikrobia
amonifikasi, nitrifikasi, dan denitrifikasi), Fosfor (mikrobia pelarut fosfat), Sulfur
(Mikrobia pengoksidasi sulfur), dan Logam-logam (Fe, Cu, Mn, dan Al),
2.    Pemeliharaan kesehatan tanah dengan memanfaatkan mikrobia penekan
organisma pengganggu tanaman (OPT),
3.    Pemulihan kesehatan tanah dengan memanfaatkan mikrobia pendekomposisi /
penyerap senyawa-senyawa toksik terhadap mahluk hidup (Bioremediasi),
4.      Pemacuan pertumbuhan tanaman dengan memanfaatkan mikrobia penghasil
fitohormon.
2.    Pengaruh dan Penerapan Bakteri  Rhizobium  terhadap Mikrobiologi
PertanianPada dunia pertanian bakteri rhizobium  mengikat unsur nitrogen dari
lingkungan sekitar dan menularkan ke tumbuhan, tetapi bagian akar dan juga pada
bagian  tanah pada suatu tanaman. Kebanyakan  rhizobium menularkan pada
tanaman yang berbiji : contohnya saja akar pada tanaman kedelai. Pada tanaman
kedelai tersebut, bakteri rhizobium  menempel pada bintil akar. Dan itu membuat
tanaman tersebut tumbuh subur dan untuk melangsungkan hidupnya karena
tanaman tersebut telah terinfeksi oleh bakteri Rhizobium.
Tumbuhan yang bersimbiosis dengan Rhizobium banyak digunakan sebagai
pupuk hijau seperti Crotalaria, Tephrosia, dan Indigofera. Akar tanaman polong-
polongan tersebut menyediakan karbohidrat dan senyawa lain bagi bakteri melalui
kemampuannya mengikat nitrogen bagi akar. Jika bakteri dipisahkan dari
inangnya (akar), maka tidak dapat mengikat nitrogen sama sekali atau hanya dapat
mengikat nitrogen sedikit sekali. Bintil-bintil akar melepaskan senyawa nitrogen
organik ke dalam tanah tempat tanaman polong hidup. Dengan demikian terjadi
penambahan nitrogen yang dapat menambah kesuburan tanah.

                                                   BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Bakteri adalah suatu mikroorganisme yang memiliki peranan yang
merugikan ataupun menguntungkan, dalah satu bakteri yang menguntungkan
adalah bakteri Rhizobium Leguminasorum yang memiliki peranan penting dalam
dunia pertanian, yaitu dapat mengikat N udara bebas menjadi N yang dibutuhkan
oleh tumbuhan.
Bakteri Rhizobium Leguminasorum mengikat N dengan cara bersimbiosis
dengan akar tanaman Leguminosa yang menginfeksi ujung – ujung bulu akar
yang tidak berselullosa , karena bakteri Rhizobium  tidak dapat menghidrolisis
sellulosa

Sumber: bakteri-rhizobium-leguminosarum.blogspot.co.id/2014/06/bakteri-
rhizobium-leguminosarum.html?showComment=1460009686595

Anda mungkin juga menyukai