Anda di halaman 1dari 4

Pertanyaan crs

1. Kenapa pasien didiagnosis dengan gangguan anxietas menyeluruh?dan bagaimana


menyingkirkan diganosis banding lain pada pasien ini?
Untuk penegakan diagnosis pada pasien ini menggunakan ppdgj III.
Dari hasil anamnesis pada pasien kecemasan muncul hampir setiap hari yang diikuti
dengan gejala sulit tidur yang berlangsung setidaknya kurang lebih 2 minggu yang
lalu. Pasien juga mengalami overaktivitas otonom: merasa panik apa lagi jika
mendengarkan berita yang tidak mengenakkan dan sering merasa sesak di dada,
jantung berdebar-debar, sulit berkonsentrasi dan mengeluhkan sulit untuk memulai
tidur sehingga di malam hari os sering memikirkan penyebab dia tidak bisa tidur
.kemudian juga didapati Ketegangan motorik pada pasien yang mengeluhkan
lehernya terasa kaku saat tidak bisa tidur.
Berdasarkan data-data yang didapat melalui anamnesis psikiatri dan pemeriksaan fisik
pada pasien tidak ditemukannya gejala mental berupa rasa takut yang hebat dan
ancaman kematian atau bencana gangguan cemas yang datang secara tiba-tiba,
kemudia tidak ditemukan adanya beberapa kali serangan ansietas berat yang
menyingkirkan diagnosa gangguan panik. Selain itu, pasien juga tidak mengalami
gejala depresi yang dapat menyingkirkan diganosis Gangguan Campuran Ansietas
dan Depresi

2. Mengapa pada pasien ini untuk semua prognosisnya mengarah membaik?apakah ada
faktor yang dapat memperberat atau meringankan prognosis pasien pada kasus ini?
Untuk prognosis pada kasus ini, prognosis quo ad vitam adalah dubia ad bonam
karena tidak ada kondisi yang membahayakan hidup pasien, lalu untuk prognosis quo
ad fungtionam adalah dubia ad bonam karena penyakit pasien tidak membuatnya
kehilangan fungsi aktivitas sehari-hari.
Lalu Untuk Faktor yang dapat meringankan prognosis pasien ini yaitu adanya
keinginan yang kuat dari diri pasien untuk sembuh, pasien juga kooperatif dengan
program terapi yang diberikan kemudian pasien minum obat secara teratur, untuk
tilikannya juga baik dimana pada pasien ini menyadari sepenuhnya akan sakitnya,
hubungan dalam kelurga baik, serta tidak ada riwayat gangguan jiwa/ faktor
keturunan dalam keluarga. Lalu untuk Faktor yang bisa memperberat prognosis
pasien ini yaitu pencetus kecemasannya yang tidak diketahui/ tidak jelas, pasien tidak
terbuka jika terdapat masalah, dan dari kepribadiannya pasien merupakan pribadi
yang mudah cemas.

3. Cara yang bisa digunakan untuk mendeteksi/screening pasien dengan gangguan


anxietas menyeluruh?
4. Mengapa pada pasien ini diberikan terapi kombinasi antidepressan dan anticemas?
5. Apakah kondisi medis (penyakit maag dan cts) yang dialami oleh pasien berhubungan
dengan cemas yang dialaminya?
Seperti yang diketahu maagh sendiri terjadi karena meningkatnya sekresi dari asam
lambung.
Pada seseorang dengan gangguan cemas terjadi peningkatan produksi dari asetilkoli.
Produksi dari asetilkolin yang berlebihan ini menyebabkan hipersimpatotonik sistem
pencernaan, yang berdampak pada meningkatnya gerakan peristaltik di lambung. Lalu
selain meningkatkan gerakan pristaltik tadi produksi asetilkolin yang berlebihan juga
bisa menyebabkan meningkatnya sekresi asam lambung. kareana meningkatnya
produksi asam lambung yang disertai dengan meningkatnya gerak peristaltik usus tadi
akan mempengaruhi mukosa lambung seseorang. produksi dari asam lambung yang
berlebihan akan menyebabkan luka dan penipisan dinding mukosa lambung yang
dapat menimbulkan rasa nyeri pada ulu hati.
Untuk gejala cts yang dialami oleh pasien bisa jadi terjadi karena gerakan berulang
yang dilakukan dengan tangannya saat pasien beraktivitas/ saat bekerja. Jadi apabila
cemas yang dirasakn pasein tidak teratasi maka bisa memperburuk kondisi medis
yang sekarang dialami oleh pasien.
Adanya gangguan pada sekresi cairan asam lambung dipengaruhi dari jalur endokrin
melalui mekanisme Hipothalamus Pituitary Adrenal axis (HPA axis) yang dimulai
dari korteks adrenal yang diawali dari adanya rangsangan dari korteks serebri yang
kemudian dilanjutkan ke hipofisis anterior sehingga ACTh dikeluarkan dan terjadi
peningkatan kadar kortisol serum. Pada seseorang yang mengalami dispepsia dengan
keluhan psikosomatis diketahui mengalami peningkatan kadar kortisol serum pada
pagi hari yang secara statistik bermakna.
Meningkatnya kadar kortisol serum menyebabkan peningkatan produksi asam
lambung yang menghambat aktivitas Prostaglandin E yang dapat berpengaruh pada
terhambatnya enzim adenil siklase pada sel parietal yang terdapat di lambung yang
memiliki fungsi sebagai sel protektif terhadap mukosa lambung.
Keluhan sindrom dispepsia terjadi karena adanya pengaruh dari peningkatan asam
lambung sedangkan terjadi penurunan faktor defensif yang berupa hambatan pada
Prostaglandin E. Gangguan langsung pada sistem saraf pusat juga terjadi pada
seseorang yang mengalami kecemasan. Persarafan yang akan dipengaruhi adalah pada
nervus vagus dimana terjadi rangsangan pada produksi asetilkolin oleh serat
kolinergik, gastrin, dan histamin, sehingga muncul keluhan sindrom dispepsia karena
adanya peningkatan sekresi asam lambung yang berpengaruh pada keutuhan mukosa
lambung, adanya peningkatan maupun penurunan pergerakan atau motilitams
lambung yang dapat berpengaruh terhadap waktu pengosongan lambung, sehingga
dapat menyebabkan timbulnya keluhan sindrom dispepsia.
Respon motilitas yang cepat diduga terjadi pada orang yang mengalami keluhan
sindrom dispepsia setelah adanya rangsangan kemoreseptor usus, sehingga hal ini
juga diduga dapat menyebabkan keluhan mual dan adanya penurunan motilitas
duodenum.
6. Bagaimana upaya yang dapat dilakukan pasien untuk mencegah munculnya gangguan
kecemasan?
Melakukan relaksasi, kecamasan sendiri meningkatkan tension otot, sehingga saat
sedang cemas tubuh menjadi pegal terutama pada leher, kepala dan rasa nyeri di dada.
yang dapat dilakukan untuk mengurangi ketegangan otot ini yaitu dengan relaksasi
dengan cara duduk atau berbaring, lalu melakukan tehnik pernapasan selama beberapa
menit
Melakukan intervensi kognitif
Saat kecemasan timbul maka akan bermunculan pikiran-pikiran negatif yang secara
terus menurus memenuhi pikiran orang yang sedang cemas. Maka diperlukan
intervensi untuk menyingkirkan pikiran-piikiran negatif ini dengan pikiran-pikiran
yang positif. Bila pikiran-pikiran tersingkirkan maka akan muncul perasaan nyaman
sehingga dapat muncul ide-ide kreatif yang dapat dikembangkan dalam
menyelesaikan permasalahan.
Lalu ada pendekatan keluarga
Dukungan (supportif) dalam keluarga dikatakan efektif dalam mengurangi
kecemasan. Saat seseorang sedang mengalami kecemasan maka sangan disarankan
untuk menceritakan masalah yang dihadapinya bersama-sama anggota keluarga.
Menceritakan masalah yang sedang dialami akan membuat seseorang merasa lebih
tenang dan dapat mengurangi perasaan cemas. Lalu melakukan aktifits yang disukai
juga akan membantu dalam mengurangi gejala kecemasan.

Anda mungkin juga menyukai