DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Kata kunci: kebutuhan penyaluran beras, MSR, pengadaan beras dalam negeri,
peramalan, persediaan
ABSTRACT
Keywords: domestic rice absorption, forecasting, MSR, need for rice distribution,
stock
MANAJEMEN PERSEDIAAN BERAS DI PERUM BULOG
DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN
BERAS NASIONAL
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada
Departemen Manajemen
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema penelitian
yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2018, yaitu persediaan dengan judul
penelitian “Manajemen Persediaan Beras di Perum BULOG dalam Memenuhi
Kebutuhan Beras Nasional”.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Eko Ruddy Cahyadi, S Hut, MM
selaku dosen pembimbing, Dr. rer. pol. Heti Mulyati, STP, MT, dan Eka Dasra
Viana, SE, AK, M.Acc selaku dosen penguji. Di samping itu, penghargaan
penulis sampaikan kepada Bapak Alhori serta staff Divisi P2A Perum BULOG
Pusat lainnya yang membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih
juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan
kasih sayangnya serta Diah, Aulia, E22, dan Orangers FEM atas dukungannya
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Semoga skripsi ini bermanfaat.
DAFTAR GAMBAR
1 Jumlah penduduk Indonesia 1
2 Konsumsi beras per kapita 2
3 Kerangka penelitian 9
4 Kebutuhan penyaluran beras 13
5 Pola data pengadaan beras dalam negeri 15
DAFTAR LAMPIRAN
1 Data perhitungan model moving average 3 24
2 Data perhitungan model moving average 4 24
3 Data perhitungan dekomposisi multiplikatif 25
4 Data perhitungan nilai error persediaan beras 25
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perum BULOG adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bertugas
menjaga stabilitas pangan nasional salah satunya adalah beras. Tugas tersebut
diatur dalam Inpres No. 3 tahun 2012 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras
dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah, yang merupakan bentuk intervensi
pemerintah dalam perberasan nasional untuk memperkuat ketahanan pangan.
Dalam hal ini, Perum BULOG menyediakan dan menyalurkan beras untuk
menjaga stabilitas harga beras, menanggulangi keadaan darurat, bencana, dan
rawan pangan.
Beras merupakan komoditas pangan utama di Indonesia karena lebih dari
60% penduduk Indonesia mengkonsumsi beras sebagai makanan pokoknya
(Kementerian Pertanian 2017). Oleh karena itu, ketersediaan beras di Perum
BULOG sangat bergantung dari jumlah penduduk Indonesia. Berdasarkan data
dari Badan Pusat Statistika (2018) jumlah penduduk Indonesia dari tahun 2015-
2017 terus meningkat seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 1.
264
262
Jumlah (juta jiwa)
260
258
256
254
252
2015 2016 2017
Tahun
88
87
86
85
Jumlah (kg)
84
83
82
81
80
79
2015 2016 2017
Tahun
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Persediaan
Pengertian Persediaan
Nasution (2008) menyebutkan persediaan adalah sumber daya menganggur
(idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Proses lebih lanjut ini berarti
berupa kegiatan produksi pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada
sistem distribusi, ataupun kegiatan kosumsi pada sistem rumah tangga. Persediaan
merupakan sejumlah bahan-bahan, parts yang disediakan dan bahan-bahan dalam
proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-
barang jadi atau produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari
komponen atau langganan setiap waktu (Assauri 2008). Yamit (2003)
4
Jenis-Jenis Persediaan
Jenis-jenis persediaan berbeda tergantung pada jenis perusahaannya itu
sendiri. Jenis persediaan untuk perusahaan jasa berbeda dengan perusahaan
manufaktur atau dagang. Perusahaan dagang sendiri biasanya hanya terdiri dari
persediaan barang jadi namun item barangnya relatif lebih banyak dibanding
perusahaan manufaktur. Begitu pun dengan perusahaan jasa yang persediaannya
relatif lebih sedikit dibandingkan jenis perusahaan lainnya. Jenis-jenis persediaan
menurut Rangkuti (2004) berdasarkan fungsinya yaitu:
1. Batch Stock/Lot Size Stock
Yaitu persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat bahan-
bahan atau barang dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah yang dibutuhkan
saat itu.
2. Fluctuation Stock
Yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan
konsumen yang tidak diramalkan.
3. Anticipation Stock
Yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapi permintaan yang dapat
diramalkan, berdasarkan pola musiman yang ada dalam satu tahun dan
berujuan untuk menghadapi penggunaan, penjualan, atau permintaan yang
meningkat.
Sedangkan jenis-jenis persediaan berdasarkan fisik adalah sebagai berikut :
1. Persediaan bahan baku (raw material), yaitu persediaan barang-barang
berwujud yang digunakan dalam proses produksi
2. Persediaan bagian produk atau komponen-komponen rakitan (purchased
parts/components), yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari
komponen-komponen yang diperoleh dari perusahaan lain yang secara
langsung dapat dirakit menjadi suatu produk.
3. Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies), yaitu persediaan barang-
barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi bukan merupakan bagian
atau komponen barang jadi.
4. Persediaan barang dalam proses (work in process), yaitu persediaan barang-
barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi
5
atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih
lanjut menjadi barang jadi.
5. Persediaan barang jadi (finished goods), yaitu persediaan barang-barang yang
telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap dijual atau dikirim
kepada langganan.
Fungsi Persediaan
Menurut Rangkuti (2004) fungsi-fungsi persediaan adalah sebagai berikut :
1. Fungsi Decoupling adalah persediaan yang memungkinkan perusahaan dapat
memenuhi permintaan langganan tanpa tergantung pada supplier. Persediaan
bahan mentah diadakan agar perusahaan tidak bergantung sepenuhnya pada
pengadaannya dalam hal ini kuantitas dan waktu pengiriman. Persediaan
barang dalam proses diadakan agar departemen-departemen dan proses-proses
individual perusahaan terjaga kebebasannya. Dikarenakan permintaan dari
konsumen itu tidak pasti maka perlu diadakan persediaan barang untuk
memenuhi permintaan.
2. Fungsi Economic Lot Sizing. Persediaan lotsize ini perlu mempertimbangkan
penghematan-penghematan atau potongan pembelian, biaya pengangkutan per
unit menjadi lebih murah dan sebagainya. Hal ini disebabkan karena
perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih besar
dibandingkan dengan biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan
(biaya sewa gudang, investasi, risiko, dan sebagainya).
3. Fungsi Antisipasi yaitu apabila perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan
yang dapat diperkirakan dan diramalkan berdasarkan pengalaman atau data-
data masa lalu, yaitu permintaan musiman. Dalam hal ini perusahaan dapat
mengadakan persediaan musiman (seasonal inventories).
Heizer dan Render (2015) mengemukakan bahwa persediaan dapat memiliki
berbagai fungsi yang menambah fleksibilitas operasi perusahaan. Fungsi-fungsi
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Untuk memberikan pilihan barang agar dapat memenuhi permintaan pelanggan
yang diantisipasi dan memisahkan perusahaan dari fluktuasi permintaan.
Persediaan seperti ini digunakan secara umum pada perusahaan ritel.
2. Untuk memisahkan beberapa tahapan dari proses produksi. Contohnya, jika
persediaan sebuah perusahaan berfluktuasi, persediaan tambahan mungkin
diperlukan agar bisa memisahkan proses produksi dari pemasok.
3. Untuk mengambil keuntungan dari potongan jumlah karena pembelian dalam
jumlah besar dapat menurunkan biaya pengiriman barang.
4. Untuk menghindari adanya inflasi dan kenaikan harga.
Peramalan
Pengertian Peramalan
Heizer dan Render (2015) mengatakan bahwa peramalan adalah suatu seni
dan ilmu pengetahuan dalam memprediksi peristiwa pada masa yang akan datang.
Peramalan akan melibatkan data historis dan memproyeksikan mereka ke masa
yang akan datang dengan menggunakan metode matematika.
Metode tertentu diperlukan dalam melakukan peramalan. Metode tersebut
bergantung dari data dan informasi yang akan diramal serta tujuan yang hendak
6
Jenis-jenis Peramalan
Heizer dan Render (2015) mengatakan bahwa oragnisasi menggunakan 3
jenis peramalan dalam merencanakan masa depan operasinya.
1. Ramalan ekonomi
Membahas siklus bisnis dengan memprediksi tingkat inflasi, suplai, uang
permulaan perumahan, dan indikator-indikator perencanaan lain
2. Ramalan teknologi
Berkaitan dengan kemajuan teknologi yang akan melahirkan produk-produk
baru yang mengesankan, membutuhkan pabrik, dan peralatan baru
3. Ramalan permintaan
Proyeksi permintaan untuk produk atau jasa perusahaan. Ramalan ini disebut
juga ramalan penjualan, mengarahkan produksi, kapasitas, dan sistem
penjadwalan perusahaan dan bertindak sebagai masukan untuk perencanaan
keuangan, pemasaran, keuangan, dan personalia.
Pendekatan Peramalan
Heizer dan Render (2015), terdapat dua pendekatan umum peramalan, yaitu:
1. Peramalan kuantitatif
Peramalan kuantitatif adalah peramalan yang menggunakan model matematis
yang beragam dengan data masa lalu dan variabel sebab akibat untuk
meramalkan permintaan. Terdapat 2 model metode peramalan kuantitatif,
yaitu:
a. Model seri waktu (time series): meprediksi berdasarkan asumsi bahwa
masa depan adalah fungsi dari masa lalu.
b. Model kausal: hubungan yang bisa memengaruhi jumlah yang sedang
diramal
2. Peramalan kualitatif
Peramalan kualitatif adalah peramalan yang menggabungkan faktor seperti
intuisi, emosi, pengalaman pribadi, dan sistem nilai pengambil keputusan untuk
meramal. Ada 5 teknik peramalan kualitatif yang berbeda:
a. Juri dari opini eksekutif: mengambil opini dari sekelompok kecil manajer
tingkat tinggi.
b. Gabungan armada penjualan: setiap wiraniaga mengestimasi jumlah
penjualan di wilayahnya.
c. Metode Delphi: proses kelompok iteratif ini mengizinkan para ahli yang
mungkin tinggal di berbagai tempat untuk membuat peramalan.
d. Survei pasar konsumen: memperbesar masukan dari pelanggan atau calon
pelanggan tanpa melihat rencana pembelian kedepannya.
e. Pendekatan naïf: mengasumsikan bahwa permintaan dalam periode
berikutnya adalah sama dengan permintaan pada periode sebelumnya.
7
Penelitian Terdahulu
METODE
Kerangka Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari Perum BULOG dengan cara
wawancara. Data sekunder diperoleh dari studi literatur, jurnal, dan dokumen-
dokumen perusahaan. Kebutuhan, jenis, dan sumber data yang dibutuhkan oleh
peneliti dapat dilihat pada Tabel 1.
Pada penelitian ini, metode yang dilakukan dalam menganalisis data untuk
mencapai tujuan penelitian diantaranya:
1. Pengolahan data untuk meramalkan kebutuhan penyaluran beras Perum
BULOG.
Metode yang digunakan untuk melakukan peramalan kebutuhan penyaluran
beras adalah berdasarkan data deret waktu (time series) dengan metode moving
average dimana metode peramalan ini menghitung rata-rata suatu nilai runtut
waktu dan kemudian digunakan untuk memperkirakan nilai pada periode
selanjutnya. Secara matematis metode moving average ditunjukan sebagai
berikut:
∑
Moving average = ……(1)
Ỳ = a + bx……..(2)
Kebutuhan penyaluran beras adalah kuota beras yang harus dipenuhi oleh
Perum BULOG yang diminta pemerintah setiap bulannya di tahun tersebut.
Kebutuhan penyaluran ditentukan setiap awal tahun. Kebutuhan penyaluran
diasumsikan sama untuk setiap bulan per tahunnya. Kebutuhan penyaluran beras
tahun 2018 dapat dilihat pada Tabel 2.
disusun untuk periode selanjutnya, yaitu untuk tahun 2019. Proses peramalan
dilakukan terlebih dahulu dengan melihat pola data yang ada. Pola data tersebut
akan memengaruhi metode yang dilakukan untuk melakukan peramalan. Pola data
kebutuhan penyaluran dapat dilihat dari Gambar 4.
250000
245000
240000
235000
230000
225000
220000
215000
2015 2016 2017 2018
Hasil Peramalan MSR beras dimulai dari bulan Januari sampai Desember
tahun 2019. Jumlah kebutuhan penyaluran beras dari Januari sampai Desember
tahun 2019 adalah sama yaitu sebanyak 698 391 ton setiap bulannya.
Pengadaan beras dalam negeri adalah beras yang dibeli oleh Peum BULOG
yang berasal dari dalam negeri sebagai kebutuhan operasional perusahaan.
Peramalan pengadaan beras dalam negeri dilakukan agar perusahaan dapat
mempersiapkan persediaan beras untuk dapat disalurkan sesuai dengan kebutuhan
penyaluran yang diminta. Peramalan pengadaan beras dalam negeri ini
diproyeksikan berdasarkan data time series dari tahun 2015-2017 atau 36 bulan.
Peramalan pengadaan beras dalam negeri disusun untuk 12 periode selanjutnya,
yaitu untuk tahun 2018-2019. Proses peramalan dilakukan terlebih dahulu dengan
melihat pola data yang ada. Pola data tersebut akan memengaruhi metode yang
dipilih untuk melakukan peramalan. Pola data kebutuhan penyaluran dapat dilihat
dari Gambar 5.
1800000
1600000
Jumlah (ton)
1400000
1200000
1000000
800000
600000
400000
200000
0
November
November
November
Juli
Juli
Juli
Mei
Mei
Mei
Maret
Maret
Maret
September
September
September
Januari
Januari
Januari
Berdasarkan Gambar 5 dapat dilihat terdapat pola musiman dari tahun 2015-
2017. Setiap bulan April selalu ada kenaikan dalam pengadaan beras dalam negeri.
Hal ini dikarenakan Bulan April adalah musim panen beras di Indonesia. Oleh
karena itu, metode yang digunakan untuk meramalkan pola data musiman ini
adalah metode dekomposisi multiplikatif dimana nilai peramalan trend atau rata-
rata bulan setiap tahunnya akan dikalikan dengan indeks musiman yang ada pada
data time series ini.
Penentuan apakah nilai peramalan trend atau rata-rata bulan per tahunnya
yang akan dikalikan dengan indeks musiman ditentukan dengan melihat total
pengadaan beras dalam negeri dari tahun 2015-2017. Jika terdapat pola trend dari
total pengadaan beras dalam negeri tersebut maka indeks musiman akan dikalikan
dengan nilai peramalan trend. Sebaliknya, jika tidak terdapat pola data trend maka
indeks musiman akan dikalikan dengan rata-rata bulan setiap tahunnya. Total
pengadaan beras dalam negeri tahun 2015-2017 dapat dilihat pada Tabel 6.
Dapat dilihat pada Tabel 4 total pengadaan beras dalam negeri di tahun 2015
sebanyak 8 196 219 ton, tahun 2016 sebanyak 10 652 764 ton, dan di tahun 2017
sebanyak 13 278 778 ton. Total pengadaan beras dalam negeri dari tahun 2015-
2017 terus meningkat maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pola data trend dari
data tersebut. Oleh karena itu nilai peramalan trend lah yang akan dikalikan
dengan indeks musiman untuk meramalkan pengadaan beras dalam negeri pada
tahun 2018. Hasil peramalan pengadaan beras dalam negeri dapat dilihat pada
Tabel 7.
Pembahasan
Persediaan beras pada tahun 2018 tidak mencukupi MSR di bulan Februari
dan Oktober. Persediaan beras bulan Februari sebanyak 666 467 ton tidak
mencukupi MSR sebanyak 675 072 ton. Oleh karena itu, diperlukan adanya
pengadaan beras dalam negeri atau impor sebanyak 8 605 ton agar MSR dapat
tercukupi. Persediaan beras bulan Oktober sebanyak 661 482 tidak mencukupi
MSR sebanyak 675 072 ton. Oleh karena itu, diperlukan adanya pengadaan beras
dalam negeri sebanyak 13 590 ton agar MSR dapat tercukupi.
Pada tahun 2019 persediaan beras tidak mencukupi MSR di bulan Januari.
Persediaan beras bulan Januari sebanyak 298 520 ton tidak dapat mencukupi MSR
sebanyak 698 391 ton. Oleh karena itu diperlukan adanya pengadaan beras dalam
negeri atau impor sebanyak 399 871 ton.
MSR yang tidak tercukupi di bulan Februari 2018, Oktober 2018, dan
Januari 2019 lebih baik ditanggulangi dengan melakukan pengadaan beras dalam
negeri saja, tidak perlu dilakukan impor karena kurangnya persediaan beras dalam
mencukupi MSR tidak banyak. Hal ini sejalan dengan penelitian Wijayanti et al.
(2011) bahwa impor beras yang dilakukan oleh Perum BULOG tidak berpengaruh
signifikan terhadap persediaan beras. Sehingga pengadaan beras dalam negeri
harus diprioritaskan dibandingkan dengan melakukan impor beras.
20
Implikasi Manajerial
Simpulan
memenuhi MSR sebanyak 675 072 ton. Persediaan beras bulan Oktober
sebanyak 661 482 tidak memenuhi MSR sebanyak 675 072 ton. Peramalan
persediaan beras di tahun 2019 sebanyak 13 518 256 ton dengan persediaan
beras terbanyak terdapat di bulan Juni sebanyak 1 463 525 ton. Persediaan
beras pada tahun 2019 tidak mencukupi MSR di bulan Januari. Persediaan
bulan Januari sebanyak 298 520 ton tidak dapat mencukupi MSR sebanyak
698 391 ton.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
24
Intercept 625672.15
Slope 14419.78
Index
Bulan Musiman
Januari 0.85
Februari 0.76
Maret 1.04
April 1.19
Mei 1.18
Juni 1.37
Juli 1.25
Agustus 1.09
September 0.88
Oktober 0.69
November 0.93
Desember 0.77
Absolute Absolute of
Actual Forecast Error Square of Error
Month of error error/actual
Januari 698503 755,818 -57,315 57315 3,285,009,225 0.08205405
Februari 764136 662,920 101,216 101216 10,244,678,656 0.132458096
-
1,005,718
Maret 663896 341,822 341822 116,842,279,684 0.514872811
-
1,203,686
April 994525 209,161 209161 43,748,323,921 0.210312461
Mei 1322138 1,210,433 111,705 111705 12,478,007,025 0.084488155
Juni 1550862 1,463,525 87,337 87337 7,627,751,569 0.056315133
MAD 151426
MSE 32,371,008,347
MAPE 18%
27
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Muhammad Arifaldi Kandiyas, lahir pada tanggal 12 Juni
1996 di Bogor, Jawa Barat. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara
yang lahir dari pasangan Bapak Madsari dan Ibu Elya Aprillia. Penulis memulai
pendidikan Sekolah Dasar di SD Insan Kamil pada tahun 2002 dan lulus tahun
2008. Penulis melanjutkan penddikan pada Sekolah Menengah Pertama di SMPN
4 Bogor dan lulus tahun 2011, selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan
menengah atas di SMAN 1 Bogor pada tahun 2011 hingga 2014. Tahun 2014
penulis diterima di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen,
Institut Pertanian Bogor melalui seleksi jalur tulis mandiri (UTM).
Selama menuntut ilmu di IPB penulis aktif di organisasi kemahasiswaan
Himpunan Profesi Centre of Management tahun 2015-2017. Penulis pernah
meraih mendali emas Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional Gagasan Tertulis (PKM-
GT) XXXI kategori poster dan juara favorit presentasi di Makassar