Anda di halaman 1dari 48

SAMBUTAN

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga buku Analisis Ketersediaan Pangan dan Neraca Bahan Makanan Tahun
2019 Kabupaten Pekalongan ini dapat tersusun dengan baik sesuai dengan
rencana.
Neraca bahan makanan merupakan tabel yang memberikan gambaran
tentang situasi ketersediaan pangan di suatu wilayah dalam kurun waktu
tertentu. Dari tabel tersebut akan dapat diketahui tingkat ketersediaan bahan
pangan per kapita per tahun beserta nilai gizinya baik ketersediaan energi,
protein maupun lemak per kapita per tahun sehingga dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan untuk pengambilan kebijakan bagi para pihak yang
berkompeten sesuai dengan bidang tugasnya.
Dari hasil perhitungan tingkat ketersediaan pangan utama tahun 2019, di
Kabupaten Pekalongan mencapai surplus beras sebanyak 57.601 ton beras,
surplus jagung sebanyak 9.842 ton namun defisit kedelai sebanyak 8.145 ton.
Dari hasil analisa neraca bahan makanan tahun 2019, Ketersediaan Energi per
kapita adalah 2.416 kkal/kapita/hari protein 72,91 gram/kapita/hari dan lemak
54,70 gram/kapita/hari. Pencapaian angka ketersediaan energi sedikit diatas dari
angka ketersediaan bahan pangan yang dirumuskan pada WNPG X tahun 2012
yang merekomendasikan ketersediaan energi 2.400 kkal/kapita/hari dan protein
63 gram/kapita/hari.

ii
Kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya buku Analisis
Ketersediaan Pangan dan Neraca Bahan Makanan Tahun 2019 ini saya sampaikan
terima kasih, semoga buku ini dapat menjadi referensi bagi pihak-pihak yang
berkepentingan.

Kajen, Juni 2020


Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian
Kabupaten Pekalongan

Ir. SISWANTO
Pembina Utama Muda
NIP 19600830 198603 1 010

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang
Maha Esa. Atas ridlo dan rahmat Allah SWT sehingga pembuatan buku Analisis
Ketersediaan Pangan dan Neraca Bahan Makanan Tahun 2019 ini dapat
diselesaikan sesuai dengan rencana.
Analisis Ketersediaan Pangan dan Neraca Bahan Makanan Tahun 2019 ini
disusun dengan maksud untuk mengetahui tingkat ketersediaan bahan pangan di
Kabupaten Pekalongan pada tahun 2019. Dari hasil analisa dapat disimpulkan
bahwa kondisi ketahanan pangan di Kabupaten Pekalongan pada tahun 2019
berada pada kondisi yang relatif mantap.
Atas tersusunnya buku Analisis Ketersediaan Pangan dan Neraca Bahan
Makanan Tahun 2019 ini, kami sampaikan kerima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan dalam proses penyusunan buku ini.
Meskipun masih berupa buku yang sederhana, semoga buku Analisis
Ketersediaan Pangan Dan Neraca Bahan Makanan Tahun 2019 ini bermanfaat,
terutama bagi pihak-pihak yang berkompeten pada bidangnya.

Kajen, Juni 2020


TIM PENYUSUN

iv
DAFTAR ISI

Halaman
SAMBUTAN ...................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ viii
LAMPIRAN ....................................................................................................... ix
I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2. Pengertian Neraca Bahan Makanan ............................................ 1
1.3. Tujuan Neraca Bahan Makanan ................................................... 3
1.4. Manfaat Neraca Bahan Makanan ................................................ 3
II. METODOLOGI ........................................................................................... 4
2.1. Konsep dan Definisi....................................................................... 4
2.2. Jenis dan Sumber Data .................................................................. 11
2.3. Cara Perhitungan .......................................................................... 12
2.4. Permasalahan................................................................................ 14
2.5. Pendekatan .................................................................................. 14
III. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 15
3.1. Profil Kabupaten Pekalongan ....................................................... 15
3.2. Situasi Ketersediaan Pangan dan Gizi ........................................... 17
3.3. Ketersediaan Energi, Protein dan Lemak ...................................... 18
3.4. Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan .................................... 30
IV. PENUTUP ................................................................................................... 33

v
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Data Curah Hujan Kabupaten Pekalongan 2019 ............................. 15


Tabel 2. Luas Penggunaan Lahan Menurut Kecamatan 2019 ...................... 16
Tabel 3. Capaian Produksi, Kebutuhan, Surplus/Defisit Padi, Jagung dan
Kedelai Tahun 2019 ........................................................................ 17
Tabel 4. Ketersediaan Energi, Protein dan Lemak Tahun 2017, 2018 dan
2019 ................................................................................................ 18
Tabel 5. Ketersediaan Komoditi Padi-padian serta Suplai Kalori, Protein
dan Lemak per Kapita di Kabupaten Pekalongan Tahun 2019 ....... 22
Tabel 6. Ketersediaan Komoditi Makanan Berpati serta Suplai Kalori,
Protein dan Lemak per Kapita di Kabupaten Pekalongan Tahun
2019 ................................................................................................ 23
Tabel 7. Ketersediaan Komoditi Gula serta Suplai Kalori, Protein dan
Lemak per Kapita di Kabupaten Pekalongan Tahun 2019 .............. 23
Tabel 8. Ketersediaan Komoditi Buah Biji Berminyak serta Suplai Kalori,
Protein dan Lemak per Kapita di Kabupaten Pekalongan Tahun
2019 ................................................................................................ 24
Tabel 9. Ketersediaan Komoditi Buah-buahan serta Suplai Kalori, Protein
dan Lemak per Kapita di Kabupaten Pekalongan Tahun 2019 ....... 25
Tabel 10. Ketersediaan Komoditi Sayur-sayuran serta Suplai Kalori,
Protein dan Lemak per Kapita di Kabupaten Pekalongan Tahun
2019 ................................................................................................ 26
Tabel 11. Ketersediaan Komoditi Daging serta Suplai Kalori, Protein dan
Lemak per Kapita di Kabupaten Pekalongan Tahun 2019 .............. 27
Tabel 12. Ketersediaan Komoditi Telur serta Suplai Kalori, Protein dan
Lemak per Kapita di Kabupaten Pekalongan Tahun 2019 .............. 28
Tabel 13. Ketersediaan Komoditi Susu serta Suplai Kalori, Protein dan
Lemak per Kapita di Kabupaten Pekalongan Tahun 2019 .............. 28
Tabel 14. Ketersediaan Komoditi Ikan serta Suplai Kalori, Protein dan
Lemak per Kapita di Kabupaten Pekalongan Tahun 2019 .............. 29
Tabel 15. Ketersediaan Komoditi Minyak dan Lemak serta Suplai Kalori,
Protein dan Lemak per Kapita di Kabupaten Pekalongan Tahun
2019 ................................................................................................ 30

vi
Tabel 16. Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Kelompok Bahan
Pangan di Kabupaten Pekalongan Tahun 2019 ............................... 31

vii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Persentase Ketersediaan Energi per Komoditas Tahun 2019 .. 19
Gambar 2. Persentase Ketersediaan Protein per Komoditas Tahun
2019 .......................................................................................... 20
Gambar 3. Persentase Ketersediaan Lemak per Komoditas Tahun 2019 .. 21
Gambar 4. Persentase Angka Ketersediaan Energi (AKE) Tahun 2019 ...... 32

viii
LAMPIRAN

Halaman
Neraca Bahan Makanan Tahun 2019 ............................................................. 34

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pangan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia yang harus
dipenuhi setiap saat. Pemenuhan pangan merupakan bagian dari hak asasi
manusia yang dijamin oleh Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang
Pangan. Pemenuhan pangan dicerminkan dari tersedianya pangan yang
cukup, baik jumlah maupun mutunya, beragam bergizi seimbang dan aman
serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat.
Pemenuhan pangan tersebut diselenggarakan dalam upaya untuk
mewujudkan hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.
Untuk mencapai ketahanan pangan masyarakat diperlukan
perencanaan pangan dan gizi yang tepat, baik di tingkat nasional maupun
wilayah. Perencanaan tersebut memerlukan informasi yang akurat tentang
situasi ketersediaan, distribusi, konsumsi dan kerawanan pangan.
Ketersediaan pangan berfungsi menjamin pasokan pangan untuk memenuhi
kebutuhan seluruh penduduk dari segi kuantitas, kualitas keragaman dan
keamanannya. Ketersediaan pangan dapat dipenuhi dari 3 (tiga) sumber
yaitu ; produksi dalam negeri, pemasokan pangan dan pengelolaan cadangan
pangan. Ketersediaan pangan dapat diamati pada berbagai tingkatan yang
secara hirarkhis mencakup rumah tangga, regional (kabupaten/kota,
provinsi) dan nasional.
Namun demikian, penyediaan pangan yang sesuai dengan kebutuhan
gizi penduduk baik jumlah maupun mutunya, merupakan masalah yang
masih harus ditemukan solusinya. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya
atau cara yang cepat, teliti dan mudah untuk memahami situasi dan
mengembangkan ketersediaan pangan di suatu wilayah pada periode
tertentu. Salah satu cara/instrumen untuk memperoleh gambaran situasi

Analisis Ketersediaan Pangan dan Neraca Bahan Makanan Tahun 2019 1


tersebut dapat dituangkan dalam suatu neraca atau tabel yang disebut
dengan neraca bahan makanan (NBM). Situasi ketersediaan pangan wilayah
antara lain tercermin dari jumlah ketersediaan pangan, yang digambarkan
dari tingkat ketersediaan maupun mutu keanekaragaman pangan yang
ditunjukkan oleh skor Pola Pangan Harapan (PPH).

1.2. Pengertian
Neraca Bahan Makanan (NBM) adalah tabel yang menyajikan
gambaran menyeluruh tentang penyediaan/ pengadaan (supply),
penggunaan/ pemanfaatan (utilization) pangan di suatu wilayah dalam
periode tertentu (dalam kurun waktu satu tahun). NBM menunjukkan
ketersediaan bahan pangan untuk setiap komoditas dan olahannya yang
lazim dikonsumsi penduduk berdasarkan sumber penyediaan dan
penggunaannya. Penyediaan diperoleh dari jumlah total bahan pangan yang
diproduksi dikurangi dengan perubahan stok ditambahkan dengan jumlah
total yang diimpor dan dikurangi dengan jumlah total yang diekspor selama
periode tersebut. Sedangkan penggunaan diperoleh dari jumlah total
kebutuhan pakan, bibit, industri makanan dan non makanan, tercecer, serta
bahan makanan yang tersedia untuk dikonsumsi manusia. Ketersediaan per
kapita untuk dikonsumsi diperoleh dengan membagi ketersediaan bahan
makanan dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.
Pola Pangan Harapan (PPH) adalah susunan beragam pangan atau
kelompok pangan yang didasarkan atas sumbangan energinya, baik secara
absolut maupun relatif terhadap total energi baik dalam hal ketersediaan
maupun konsumsi pangan, yang mampu mencukupi kebutuhan dengan
mempertimbangkan aspek-aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, cita rasa.

Analisis Ketersediaan Pangan dan Neraca Bahan Makanan Tahun 2019 2


1.3. Tujuan
Penyusunan Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan
(PPH) Kabupaten Pekalongan bertujuan :
1. Untuk mengetahui gambaran pengadaan (produksi, impor, stok) dan
penggunaan serta ketersediaan pangan untuk konsumsi penduduk di
wilayah Kabupaten Pekalongan;
2. Untuk mengetahui Angka Kecukupan Gizi (AKG) dan skor Pola Pangan
Harapan (PPH) Kabupaten Pekalongan Tahun 2019 pada tingkat
ketersediaan;
3. Tersedianya data dan informasi tentang ketersediaan pangan Kabupaten
Pekalongan sehingga dapat dijadikan acuan dalam perencanaan dan
pengambilan kebijakan yang menyangkut ketahanan pangan.

1.4. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dalam penyusunan Neraca Bahan Makanan
(NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) adalah :
1. Mengetahui jumlah penyediaan pangan, penggunaan pangan dan
ketersediaan pangan per kapita untuk konsumsi penduduk;
2. Mengevaluasi pengadaan dan penggunaan pangan;
3. Mengevaluasi tingkat ketersediaan pangan berdasarkan rekomendasi
Angka Kecukupan Gizi (AKG) dan komposisinya berdasarkan Pola Pangan
Harapan (PPH);
4. Bahan acuan dalam perencanaan produksi/pengadaan pangan;
5. Bahan perumusan kebijakan pangan dan gizi.

Analisis Ketersediaan Pangan dan Neraca Bahan Makanan Tahun 2019 3


BAB II

METODOLOGI

2.1. Konsep dan Definisi


Neraca Bahan Makanan (NBM) merupakan penyajian data dalam
bentuk tabel yang mampu menggambarkan situasi dan kondisi ketersediaan
pangan untuk konsumsi penduduk disuatu wilayah tertentu. NBM
menyajikan angka rata-rata jumlah pangan yang tersedia di tingkat pedagang
eceran atau rumah tangga konsumen untuk konsumsi penduduk perkapita
(Kg/kap/thn atau gr/kap/hari atau zat gizi tertentu kkal/kap/hari).
Informasi tersebut dicantumkan dalam 19 (sembilan belas) kolom yang
terbagi menjadi komponen penyediaan/pengadaan, penggunaan/
pemanfaatan pangan dan ketersediaan pangan yang secara rinci dapat
disampaikan sebagai berikut :
a. Kolom 1 : Jenis Bahan Makanan
b. Kolom 2 : Produksi (Masukan)
c. Kolom 3 : Produksi (Keluaran)
d. Kolom 4 : Perubahan Stok
e. Kolom 5 : Impor
f. Kolom 6 : Penyediaan Dalam Negeri Sebelum Ekspor
g. Kolom 7 : Ekspor
h. Kolom 8 : Penyediaan Dalam Negeri
i. Pemakaian Dalam Negeri :
1) Kolom 9 : Pakan
2) Kolom 10 : Bibit/Benih
3) Kolom 11 : Diolah untuk Makanan
4) Kolom 12 : Diolah untuk Bukan Makanan
5) Kolom 13 : Tercecer
6) Kolom 14 : Bahan Makanan

Analisis Ketersediaan Pangan dan Neraca Bahan Makanan Tahun 2019 4


j. Kolom 15 : Ketersediaan per Kapita (energi, Kg/thn)
k. Kolom 16 : Ketersediaan per Kapita (energi, Gram/hari)
l. Kolom 17 : Ketersediaan per Kapita (kalori, kkal/hari)
m. Kolom 18 : Ketersediaan per Kapita (protein, Gram/hari)
n. Kolom 19 : Ketersediaan per Kapita (lemak, Gram/hari)
Kolom 1 (Kelompok/Jenis Bahan Makanan)
Bahan makanan yang dicantumkan dalam kolom ini adalah semua jenis
bahan makanan baik nabati maupun hewani yang lazim / umum tersedia
untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan makanan tersebut dikelompokkan
jenisnya dan diikuti prosesnya dari produksi sampai dengan dapat dipasarkan
atau dikonsumsi meskipun sudah dalam bentuk lain yang berbeda sama
sekali dengan bentuk aslinya setelah melalui proses pengolahan.
Pengelompokkan bahan makanan dalam neraca bahan makanan disajikan
sebagai berikut :
1. Padi-padian
Padi-padian adalah kelompok komoditas yang terdiri dari padi, gandum,
jagung dan sorgum (cantel) serta produksi turunannya.
2. Makanan berpati
Makanan berpati adalah bahan makanan yang mengandung pati yang
berasal dari akar / umbi dan lain-lain bagian tanaman yang merupakan
bahan pokok lainnya. Yang termasuk dalam kelompok komoditas ini
adalah ubi kayu, ubi jalar, dan sagu, serta produk turunannya seperti
gaplek dan tapioka yang merupakan produksi turunan ubi kayu.
Kelompok komoditas makanan berpati ini merupakan jenis bahan
makanan mudah rusak jika disimpan dalam jangka waktu cukup lama
sebelum melalui proses pengolahan.

Analisis Ketersediaan Pangan dan Neraca Bahan Makanan Tahun 2019 5


3. Gula
Gula adalah kelompok komoditas yang terdiri atas gula pasir dan gula
merah (gula mangkok, gula aren, gula semut dan lain-lain) baik
merupakan hasil olahan pabrik maupun rumah tangga.
4. Buah/Biji Berminyak
Buah/biji berminyak adalah kelompok bahan makanan yang
mengandung minyak dan berasal dari buah dan biji-bijian. Komoditas
yang termasuk dalam kelompok ini adalah kacang hijau, kelapa, kacang
tanah, kacang kedelai, kacang mete, kemiri, kacang bogor dan lain-lain
yang sejenis. Sebagian dari komoditas ini khususnya kelapa, diolah
menjadi kopra yang selanjutnya dijadikan minyak goreng, sehingga
produk turunannya tercantum dalam kelompok minyak dan lemak.
5. Buah-buahan
Buah-buahan adalah sumber vitamin dan mineral dari bagian tanaman
yang berupa buah. Umumnya merupakan produksi tanaman tahunan
yang biasa dapat dikonsumsi tanpa dimasak.
6. Sayuran
Sayuran adalah sumber vitamin dan mineral yang dikonsumsi dari bagian
tanaman yang berupa daun, bunga, buah, batang atau umbi. Tanaman
tersebut pada umumnya berumur kurang dari satu tahun.
7. Daging
Daging adalah bagian dari hewan yang sengaja disembelih atau dibunuh
dan lazim dimakan manusia, kecuali yang telah diawetkan dengan cara
lain dari pendinginan.
8. Telur
Telur yang dimaksud adalah telur unggas, yaitu telur ayam buras, telur
ayam ras dan telur itik.
9. Susu

Analisis Ketersediaan Pangan dan Neraca Bahan Makanan Tahun 2019 6


Susu adalah cairan yang diperoleh dengan cara perahan yang benar,
terus menerus dengan tidak dikurangi sesuatu dan/atau dari sapi dan
kambing ternak perah sehat dengan ditambahkan kedalamnya sesuatu
bahan lain.

Analisis Ketersediaan Pangan dan Neraca Bahan Makanan Tahun 2019 7


10. Ikan
Ikan adalah komoditas yang berupa binatang air dan biota perairan
lainnya. Yang dimaksud komoditas ikan disini adalah yang berasal dari
kegiatan penangkapan di laut maupun di perairan umum (waduk, sungai
dan rawa) dan hasil dari kegiatan budidaya (tambak, kolam, keramba,
dan sawah) yang dapat diolah menjadi bahan makanan yang
lazim/umum dikonsumsi masyarakat. Pada mulanya kelompok ikan
hanya dibedakan menjadi dua sub kelompok yaitu kelompok ikan laut
dan air tawar namun mulai tahun 1999 dirinci menjadi 17 jenis ikan yang
banyak dikonsumsi masyarakat.
11. Minyak dan lemak
Minyak dan lemak adalah kelompok bahan makanan yang berasal dari
nabati, seperti minyak kelapa, minyak sawit, minyak kacang tanah,
minyak kedelai, dan minyak jagung, serta yang berasal dari hewani yaitu
minyak ikan. Sedangkan lemak umumnya berasal dari hewani seperti
lemak sapi, lemak kerbau, lemak kambing/domba, lemak babi dan lain-
lain.
Kolom 2 dan 3 (Produksi)
Produksi adalah jumlah keseluruhan hasil masing-masing bahan
makanan yang dihasilkan dari sektor pertanian (tanaman pangan,
peternakan, perikanan dan perkebunan) yang belum mengalami proses
pengolahan. Produksi dibedakan menjadi dua kategori, yaitu :
1. Masukan (Input)
Masukan adalah produksi yang masih dalam bentuk asli maupun dalam
bentuk hasil olahan yang akan mengalami proses pengolahan lebih
lanjut.
2. Keluaran (output)
Keluaran adalah produksi dari hasil keseluruhan atau sebagai hasil
turunan yang diperoleh dari hasil berproduksi atau hasil utama yang

Analisis Ketersediaan Pangan dan Neraca Bahan Makanan Tahun 2019 8


langsung diperoleh dari kegiatan berproduksi yang belum mengalami
perubahan. Besarnya output sebagai hasil dari input sangat tergantung
pada besarnya derajat ekstraksi dan faktor konversi.
Produksi untuk komoditas tanaman pangan mencakup hasil seluruh
panen, baik yang berasal dari lahan sawah maupun lahan kering serta lahan
lama maupun baru. Sedangkan produksi turunannya diperoleh dengan
menggunakan faktor konversi dan tingkat ekstraksi dari komoditas yang
bersangkutan.
Produksi daging (masukan) dinyatakan dalam bentuk karkas dari
semua jenis ternak, sedangkan keluaran dalam bentuk daging murni. Khusus
untuk jeroan dihitung dari berat karkas masing-masing jenis, dan langsung
dimasukkan ke kolom 3 (keluaran). Produksi telur dihitung dari seluruh hasil
produksi telur, baik dari perusahaan peternakan maupun peternakan rakyat
dan langsung dimasukkan ke kolom 3 (keluaran). Produksi susu dihitung dari
jumlah susu sapi maupun kambing yang diperah dari sapi di wilayah
Kabupaten Pekalongan.
Produksi perikanan adalah semua hasil penangkapan ikan / binatang
air/ biota perairan lainnya yang ditangkap baik dari laut, perairan umum
maupun dari hasil kegiatan budidaya yang dapat diolah menjadi bahan
makanan yang lazim/umum dikonsumsi.
Kolom 4 (Perubahan stok)
Stok adalah sejumlah bahan makanan yang disimpan/dikuasai oleh
pemerintah atau swasta yang dimaksudkan sebagai cadangan dan akan
digunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan. Data stok yang digunakan
adalah data stok awal dan akhir tahun Perubahan stok adalah selisih antara
stok akhir tahun dengan stok awal tahun. Perubahan stok ini hasilnya bisa
negatif (-) dan bisa positif (+).
Negatif (-) berarti ada penurunan stok akibat pelepasan stok ke pasar
sehingga komoditas yang beredar di pasar bertambah. Positif (+) berarti ada

Analisis Ketersediaan Pangan dan Neraca Bahan Makanan Tahun 2019 9


peningkatan stok yang berasal dari komoditas yang beredar di pasar
sehingga komoditas yang beredar di pasar menjadi menurun.
Kolom 5 (Impor)
Impor adalah sejumlah bahan makanan baik yang belum maupun yang
sudah mengalami pengolahan, yang didatangkan/dimasukkan dari luar
negeri dan dari wilayah daerah administratif lain ke dalam wilayah
Kabupaten Pekalongan dengan tujuan untuk diperdagangkan, diedarkan
atau disimpan.
Kolom 6 (Penyediaan Daerah sebelum Ekspor)
Penyediaan daerah sebelum ekspor adalah sejumlah bahan makanan
yang berasal dari produksi (keluaran) dikurangi perubahan stok ditambah
impor.
Kolom 7 (ekspor)
Ekspor adalah sejumlah bahan makanan baik yang belum maupun
yang telah mengalami pengolahan yang dikeluarkan dari wilayah Kabupaten
Pekalongan, baik yang langsung keluar wilayah RI maupun yang keluar ke
wilayah administratif lain (perdagangan antar pulau atau antar kabupaten).
Kolom 8 (Penyediaan Daerah)
Penyediaan daerah adalah sejumlah bahan makanan yang berasal
dari produksi (keluaran) ditambah impor, dikurangi perubahan stok dan
ekspor.
Kolom 9-14 (Pemakaian Dalam Negeri)
Pemakaian dalam negeri atau pemakain di dalam daerah sendiri
adalah sejumlah bahan makanan yang digunakan di dalam wilayah
Kabupaten Pekalongan untuk pakan, bibit/benih, diolah untuk industri
makanan dan bukan makanan, yang tercecer dan yang tersedia untuk
dimakan oleh penduduk.

Analisis Ketersediaan Pangan dan Neraca Bahan Makanan Tahun 2019 10


1. Pakan
Adalah penggunaan sejumlah bahan makanan yang langsung diberikan
kepada ternak peliharaan baik ternak besar, ternak kecil, unggas maupun
ikan.
2. Bibit/benih
Adalah penggunaan sejumlah bahan makanan yang digunakan untuk
keperluan reproduksi.
3. Diolah untuk Makanan
Adalah penggunaan sejumlah bahan makanan yang masih mengalami
proses pengolahan lebih lanjut melalui industri makanan dan hasilnya
dimanfaatkan untuk makanan manusia dalam bentuk lain.
4. Diolah untuk Bahan Makanan
Adalah penggunaan sejumlah bahan makanan yang masih mengalami
proses pengolahan lebih lanjut dan dimanfaatkan untuk kebutuhan
industri bukan untuk makanan manusia, termasuk untuk industri pakan
ternak/ikan.
5. Tercecer
Adalah sejumlah bahan makanan yang hilang atau rusak, sehingga tidak
dapat dimakan oleh manusia, yang terjadi secara tidak sengaja sejak
bahan makanan tersebut diproduksi hingga tersedia untuk konsumen.
6. Bahan Makanan
Bahan makanan adalah sejumlah bahan makanan yang tersedia untuk
dikonsumsi oleh penduduk suatu daerah, pada tingkat pedagang
pengecer dalam suatu kurun waktu tertentu.
Kolom 15-19 (Ketersediaan per Kapita)
Ketersediaan per kapita adalah sejumlah bahan makanan yang
tersedia untuk dikonsumsi setiap penduduk suatu daerah dalam suatu kurun
waktu tertentu, baik dalam bentuk natural maupun bentuk unsur gizinya.
Unsur gizi utama tersebut adalah sebagai berikut :

Analisis Ketersediaan Pangan dan Neraca Bahan Makanan Tahun 2019 11


a. Energi adalah sejumlah kalori hasil pembakaran karbohidrat yang berasal
dari berbagai jenis bahan makanan. Energi ini sangat dibutuhkan oleh
tubuh untuk kegiatan tubuh seluruhnya.
b. Protein adalah suatu persenyawaan yang mengandung unsur “N”, yang
sangat dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan serta penggantian
jaringan-jaringan yang rusak.
c. Lemak adalah salah satu unsur zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuh
sebagai tempat penyimpanan energi, protein dan vitamin.
d. Vitamin merupakan salah satu unsur zat makanan yang sangat
diperlukan tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang
normal.
e. Mineral merupakan zat makanan yang diperlukan manusia agar memiliki
kesehatan dan pertumbuhan yang baik.
Catatan : sampai dengan saat ini, untuk sementara hanya dapat diukur
tiga unsur gizi, yaitu energi, protein dan lemak. Untuk vitamin
dan mineral belum dapat diukur tingkat ketersediaannya.
Untuk mengetahui nilai gizi masing-masing jenis bahan makanan tersebut,
maka angka ketersediaan pangan untuk konsumsi per kapita per hari harus
dikalikan dengan kandungan kalori, protein dan lemak per satuan berat
masing-masing jenis bahan makanan.

2.2. Jenis dan Sumber Data


Beberapa data yang harus disediakan dalam penyusunan Neraca
Bahan Makanan adalah menyangkut data ketersediaan bahan makanan di
daerah, pemakaian dalam daerah, data penduduk, besaran dan angka
konversi, serta komposisi gizi bahan makanan. Data yang digunakan dalam
penyusunan NBM Kabupaten Pekalongan adalah data sekunder yang
dikumpulkan dari beberapa dinas dan bidang terkait masing-masing
komoditas bahan pakan. Data tersebut meliputi :

Analisis Ketersediaan Pangan dan Neraca Bahan Makanan Tahun 2019 12


a. Data penduduk yang digunakan adalah data penduduk yang bersumber
dari BPS Kabupaten Pekalongan.
b. Data Konsumsi dari Susenas BPS
c. Data produksi bersumber dari dinas terkait lingkup ketahanan pangan di
tingkat Kabupaten Pekalongan.
 Data produksi komoditas tanaman pangan dan hortikultura,
bersumber dari Bidang Tanaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan
dan Pertanian Kabupaten Pekalongan.
 Data produksi komoditas perkebunan, bersumber dari Bidang
Perkebunan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten
Pekalongan.
 Data produksi komoditas peternakan bersumber dari Bidang
Peternakan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten
Pekalongan.
 Data produksi komoditas perikanan bersumber dari Dinas Kelautan
dan Perikanan Kabupaten Pekalongan.
 Bagi komoditas yang data produksinya tidak tersedia (misal
komoditas gandum, gula merah, kedelai, bawang merah, bawang
putih, susu dan minyak goreng ) untuk mendapatkan angka
ketersediaan menggunakan pendekatan angka konsumsi dari data
Susenas BPS ditambah 10% dengan asumsi bahwa perbedaan antara
angka kecukupan energi pada tingkat konsumsi dengan angka
kecukupan energi di tingkat ketersediaan sebesar 10%.

2.3. Cara Perhitungan


a. Penyediaan (supply) komoditas bahan makanan diperoleh dari jumlah
produksi dikurangi dengan perubahan stok, ditambah dengan jumlah
yang diimpor dan dikurangi dengan jumlah yang diekspor. Ini berarti
komponen-komponen penyediaan terdiri atas produksi, perubahan stok,

Analisis Ketersediaan Pangan dan Neraca Bahan Makanan Tahun 2019 13


impor dan ekspor. Total penyediaan dinyatakan dalam persamaan
sebagai berikut :
TS = O – Δ St + M – X dimana,
TS : total penyediaan dalam negeri (supply)
O : produksi
Δ St : perubahan stok = stok akhir – stok awal
M : impor
X : ekspor
b. Penggunaan / Pemanfaatan (utilization) merupakan total penyediaan
dalam negeri yang digunakan untuk pakan, bibit, industri makanan dan
bukan makanan, tercecer, serta bahan makanan yang tersedia pada
tingkat pedagang pengecer atau yang tersedia untuk dikonsumsi
penduduk. Komponen-komponen tersebut merupakan komponen
penggunaan/pemanfaatan (utilization). Dalam konsepsi NBM, total
penggunaan suatu komoditas bahan makanan adalah sama dengan total
penyediaannya. Total penggunaan dinyatakan dalam bentuk persamaan
sebagai berikut :
TG = F + S + I + W + Fd dimana,
TG : total penggunaan (utilization)
F : pakan
S : bibit
I : industri
W : tercecer
Fd : ketersediaan bahan makanan
Untuk mendapatkan tingkat ketersediaan bahan makanan (pangan) per
kapita, dihitung dari ketersediaan masing-masing bahan makanan dibagi
dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Informasi ketersediaan per
kapita masing-masing bahan makanan ini disajikan dalam bentuk

Analisis Ketersediaan Pangan dan Neraca Bahan Makanan Tahun 2019 14


kuantum (volume) dan kandungan nilai gizinya dalam satuan kkal energi,
Gram protein dan Gram lemak.

2.4. Permasalahan
Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam penyusunan Neraca
Bahan Makanan ini diantaranya adalah :
a. Tidak tersediannya data produksi untuk beberapa komoditas tertentu.
b. Tidak tersedianya data penggunaan bahan pangan untuk kebutuhan
pakan, bibit, tercecer dan industri makanan maupun industri non
makanan.
c. Tidak tersedianya data keluar/masuk (ekspor/impor) komoditas pangan.

2.5. Pendekatan
Data produksi untuk komoditas tertentu yang tidak tersedia atau tidak
diproduksi di wilayah Kabupaten Pekalongan diisi dengan pendekatan angka
konsumsi per kapita. Dalam hal ini, pengisian tabel NBM dimulai dari kolom
15 yaitu ketersediaan per kapita (Kg per tahun) dengan menggunakan data
konsumsi rumah tangga (data Susenas). Dengan asumsi bahwa perbedaan
antara angka kecukupan energi di tingkat konsumsi dengan angka
kecukupan energi di tingkat ketersediaan sebesar 10% (Widyakarya Nasional
Pangan dan Gizi VIII tahun 2004), maka kolom 15 diisi dengan menggunakan
angka konsumsi ditambah 10%.
Data kebutuhan pakan, bibit, tercecer, kebutuhan industri untuk
beberapa komoditas yang tidak tersedia diisi dengan pendekatan angka
konversi yang diperoleh dari hasil kajian dan tabel input-output
sebagaimana sudah dirumuskan pada aplikasi pembuatan neraca bahan
makanan.

Analisis Ketersediaan Pangan dan Neraca Bahan Makanan Tahun 2019 15


BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Profil Kabupaten Pekalongan


Kabupaten Pekalongan terdiri dari 19 kecamatan dan 285 desa/
kelurahan dengan total penduduk sebesar 891.892 jiwa (Kabupaten
Pekalongan Dalam Angka 2019). Kabupaten Pekalongan termasuk wilayah
Propinsi Jawa Tengah bagian Barat, tepatnya pada posisi 6°0’-7°23’ Lintang
Selatan dan 109°0-109°78’ Bujur Timur. Kabupaten Pekalongan di sebelah
utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah selatan berbatasan dengan
Kabupaten Banjarnegara sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten
Batang dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Pemalang yang
memiliki wilayah daratan seluas 836,15 km2. Secara klimatologis, Kabupaten
Pekalongan mengalami rata-rata curah hujan 1.928 mm, lebih rendah bila
dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 2.412 mm. Untuk rata-rata hari
hujan tahun 2019 adalah 108 hari, lebih rendah bila dibandingkan dengan
tahun 2018 sebesar 113 hari.
Tabel 1. Data Curah Hujan Kabupaten Pekalongan 2019
No Kecamatan Hari Hujan Curah Hujan
1 Kandangserang - -
2 Paninggaran - -
3 Lebakbarang - -
4 Petungkriyono - -
5 Talun - -
6 Doro 148 2.884
7 Karanganyar 120 2.411
8 Kajen 121 2.113
9 Kesesi 106 1.664
10 Sragi 90 1.397
11 Siwalan 90 1.524
12 Bojong - -
13 Wonopringgo - -

Analisis Ketersediaan Pangan dan Neraca Bahan Makanan Tahun 2019 16


14 Kedungwuni - -
15 Karangdadap - -
16 Buaran - -
17 Tirto - -
18 Wiradesa 80 1506
19 Wonokerto - -
Rata-rata 108 1.928

Menurut topografi desa, terdapat 60 desa/kelurahan (20%) yang


berada di dataran tinggi dan 225 desa/kelurahan (80%) berada di dataran
rendah. Menurut penggunaannya, tanah dibagi menjadi tanah sawah dan
tanah kering. Tahun 2017 luas tanah sawah sebesar 23.906,00 ha atau
sekitar 28,6 persen dan luas tanah bukan sawah sebesar 59.709,00 ha atau
sekitar 71,4 persen.Sebagian besar luas tanah sawah merupakan sawah
beririgasi 20.405,00 ha atau 85,35 persen, baik merupakan irigasi teknis,
irigasi setengah teknis, irigasi sederhana, maupun irigasi desa / PU,
sedangkan sisanya 3.501,00 ha (14,64 persen) merupakan sawah tadah
hujan.
Tabel 2. Luas Penggunaan Lahan Menurut Kecamatan (Tahun 2017)
Lahan Sawah Bukan Sawah
No Kecamatan Jumlah (Ha)
(Ha) (Ha)
1 Kandangserang 1.750 4.305 6.055
2 Paninggaran 1.340 7.960 9.300
3 Lebakbarang 463 5.357 5.820
4 Petungkriyono 216 7.142 7.358
5 Talun 1.378 4.479 5.857
6 Doro 1.600 5.245 6.845
7 Karanganyar 1.753 4.597 6.350
8 Kajen 2.273 5.242 7.515
9 Kesesi 3.222 3.629 6.851
10 Sragi 2.152 1.089 3.241
11 Siwalan 1.518 1.073 2.591
12 Bojong 2.178 1.827 4.005
13 Wonopringgo 526 1.354 1.880
14 Kedungwuni 786 1.507 2.293
15 Karangdadap 1.101 999 2.100

Analisis Ketersediaan Pangan dan Neraca Bahan Makanan Tahun 2019 17


16 Buaran 337 617 954
17 Tirto 393 1.346 1.739
18 Wiradesa 467 803 1.270
19 Wonokerto 453 1.138 1.591
Jumlah 23.906 59.709 83.615

Jumlah penduduk Kabupaten Pekalongan tahun 2018 tercatat 897.711


jiwa terdiri dari 445.790 jiwa penduduk laki-laki dan 451.921 jiwa penduduk
perempuan. Jika dibandingkan dengan tahun lalu 2018, jumlah penduduk
Kabupaten Pekalongan mengalami peningkatan sebesar 0,65% atau
bertambah sebanyak 5.819 jiwa. Dengan sex ratio adalah sebesar 98,64%.
Penyebaran penduduk Kabupaten Pekalongan belum begitu merata.
Hal ini terlihat dari angka kepadatan penduduk antar kecamatan yang
berbeda cukup signifikan. Pada tahun 2019 kepadatan penduduk Kabupaten
Pekalongan mencapai 1.074 jiwa/km2. Jika dilihat per kecamatan ada 2
kecamatan dengan tingkat kepadatan yang rendah dibandingkan dengan
kecamatan lainnya (dibawah 200 jiwa/km2) yaitu Kecamatan Petungkriyono
dan Kecamatan Lebakbarang. Sementara untuk kecamatan dengan tingkat
kepadatan yang paling tinggi adalah Kecamatan Buaran dengan angka 4.975
jiwa/km2.

3.2. Situasi Ketersediaan Pangan dan Gizi


Tabel 3. Capaian Produksi, Kebutuhan, Surplus/Defisit Padi, Jagung dan
Kedelai Tahun 2019
Jumlah Surplus/
Produksi Beras Kebutuhan
No Komoditas Penduduk Defisit
(ton) (ton) (ton)
2019 (ton)
Padi (GKG)/
1. 897.711 220.662 141.268 83.667 57.601
Beras
2. Jagung 897.711 11.315 - 1.473 9.842
3. Kedelai 897.711 293 - 8.438 (8.145)
Data produksi diatas menunjukan bahwa capaian produksi padi pada
tahun 2019 adalah sebesar 220.662 ton GKG (equivalen 141.268 ton beras).

Analisis Ketersediaan Pangan dan Neraca Bahan Makanan Tahun 2019 18


Jumlah penduduk pada tahun 2019 adalah sebesar 897.711 jiwa dan untuk
konsumsi per kapita beras adalah 93,2 Kg/Tahun (BKP Jawa Tengah, 2015)
maka Kabupaten Pekalongan pada tahun 2019 mengalami surplus 57.601
ton beras. Surplus beras tersebut mampu untuk memenuhi kebutuhan beras
selama 8,26 bulan kedepan (minggu kedua bulan September tahun 2020).
Untuk komoditas jagung pada tahun 2019 mampu memproduksi
11.315 ton dengan untuk kebutuhan konsumsi sebesar 1.473 ton sehingga
ada surplus jagung 9.842 ton. Jika dibandingkan dengan produksi tahun
sebelumnya 2018 yang sebesar 8.282 ton maka terjadi peningkatan produksi
jagung sebesar 36,62%. Adanya program bantuan benih jagung pada
beberapa kecamatan mampu memberikan dampak positif pada peningkatan
produksi jagung. Komoditas kedelai yang merupakan sebagai bahan dasar
pembuatan tahu dan tempe pada tahun 2019 mampu memproduksi sebesar
293 ton mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2018 dimana
produksi hanya sebesar 247 ton.

3.3. Ketersediaan Energi, Protein dan Lemak


Tabel 4. Ketersediaan Energi, Protein dan Lemak Tahun 2017, 2018 dan
2019
Ketersediaan
Satuan 2017 2018 2019
Zat Gizi
Total Energi Kkal/hari 2.343 2.469 2.416
Nabati Kkal/hari 2.184 2.259 2.212
Hewani Kkal/hari 158 210 204
Total Protein Gram/hari 67,09 73,64 72,91
Nabati Gram/hari 52,10 54,28 54,06
Hewani Gram/hari 14,96 19,36 18,85
Total Lemak Gram/hari 55,86 62,93 54,70
Nabati Gram/hari 45,48 49,08 41,31
Hewani Gram/hari 10,38 13,85 13,39

Analisis Ketersediaan Pangan dan Neraca Bahan Makanan Tahun 2019 19


Menurut perhitungan Neraca Bahan Makanan Tahun 2019 Kabupaten
Pekalongan bahwa ketersediaan energi yang sebesar 2.415 Kkal/kapita/hari
telah memenuhi angka Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) X
Tahun 2012 yang menyatakan bahwa angka ketersediaan energi sebesar
2.400 Kkal/kapita/hari. Angka ketersediaan energi pada tahun 2019
mengalami penurunan dibandingkan dengan capaian tahun 2018 sebesar
2,18%. Penurunan ini lebih banyak disebabkan adanya beberapa komoditas
sayuran berupa kentang yang mengalami penurunan produksi. Kentang
sebagai sumber karbohidrat menurun produksinya yang sangat besar.
Penurunan produksi juga dialami komoditas perkebunan yang mengalami
penurunan produksi seperti gula (tebu) dan kopra (kelapa).
Gambar 1. Persentase Ketersediaan Energi per Komoditas Tahun 2019.

Daging Susu
Sayur- Ikan
3% 0%
sayuran 2%
Telur
1%
3%
Minyak
Buah-
&
buahan
lemak
3%
10%
Buah biji
berminyak
5%

Padi-padian
Gula 69%
3%
Makanan berpati
1%

Analisis Ketersediaan Pangan dan Neraca Bahan Makanan Tahun 2019 20


Gambar 2. Persentase Ketersediaan Protein per Komoditas Tahun 2019.

Minyak & lemak


Susu 0%
Telur 1% Ikan
8% 10%
Daging
7%
Sayur-
sayuran
Padi-padian
2%
56%
Buah biji
berminyak
15%

Buah-buahan
1%
Gula
0% Makanan berpati
0%

Angka ketersediaan protein pada tahun 2019 juga mengalami angka


penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Menurunnya angka
ketersediaan protein dialami pada protein yang berasal dari sumber nabati
dan juga sumber hewani. Tingkat penurunan yang berpengaruh adalah
komoditas sayuran, beberapa jenis sayuran yang turun produksi
menyebabkan kecilnya angka ketersediaa protein. Bahan pangan berupa
kentang selain menjadi sumber karbohidrat, selain penurunannya
mempengaruhi ketersediaan energi, angka ketersediaan protein turut
berpengaruh dengan menurunnya jumlah produksi kentang.

Analisis Ketersediaan Pangan dan Neraca Bahan Makanan Tahun 2019 21


Gambar 3. Persentase Ketersediaan Lemak per Komoditas Tahun 2019.

Minyak & lemak


50%

Ikan
2%
Telur Padi-padian
Susu 9% 15%
1% Buah biji
Daging berminyak
11% 10%

Makanan berpati
Gula 0%
Sayur-sayuran Buah- 0%
1% buahan
1%

Angka ketersediaan lemak tahun 2019 yang sebesar 54,70


Gram/kapita, adanya penurunan sebesar 13,07% dari ketersediaan lemak
tahun 2018. Menurunnya produksi sektor perkebunan dari kelapa (kopra)
yang menjadi salah satu bahan baku minyak (lemak).
Menurut Sunita Almatsier (Prinsip Dasar Ilmu Gizi, 2003) dalam
Neraca Bahan Makanan 2013 Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa
Tengah, kebutuhan lemak tidak dinyatakan secara mutlak. WHO (1990)
menganjurkan konsumsi lemak sebanyak 15-30 % kebutuhan energi total
dianggap baik untuk kesehatan. Lemak dan minyak menghasilkan 9 kalori
untuk tiap gram yaitu 2 ½ kali besar energi yang dihasilkan oleh karbohidrat
dan protein dalam jumlah yang sama. Jika dirata-ratakan kebutuhan lemak
adalah 20% dari Angka Kecukupan Energi sebesar 2.400 kalori maka
kebutuhan lemak adalah 2.400 x 20% : 9 = 53,33 gram.

Analisis Ketersediaan Pangan dan Neraca Bahan Makanan Tahun 2019 22


3.3.1. Padi-padian
Kelompok komoditas padi-padian merupakan kelompok yang
memberikan pasokan energi tertinggi dari semua kelompok bahan pangan.
Kelompok ini memberikan sumbangan energi sebesar 1.663
Kkal/kapita/hari atau 68,86% dari ketersediaan energi secara keseluruhan.
Untuk kelompok padi-padian komoditas beras menjadi bahan makanan
yang memegang peranan penting dibanding bahan makanan lain karena
merupakan penyumbang energi terbesar yaitu sebesar 1.456
Kkal/kapita/hari. Kontribusi komoditas beras meningkat dalam penyediaan
energi dibanding tahun 2018 yang sebesar 1.425 Kkal/kapita/hari atau
meningkat 2,17%.
Tabel 5. Ketersediaan Komoditi Padi-padian serta Suplai Kalori, Protein
dan Lemak per Kapita di Kabupaten Pekalongan Tahun 2019
Ketersediaan per Kapita / per capita availability
Padi-padian Bahan
Gram / Kalori Protein Lemak
(cereal) (ton) Kg / Th
Hari (Kkal/hari) (gr/hari) (gr/hari)
Gabah/Beras 132.186 147,25 403,42 1.456 35,50 6,45
Jagung 9.826 10,95 29,99 99 1,94 1,54
Jagung Basah 1.302 1,45 3,97 2 0,06 0,01
Tepung 10.421 11,61 31,80 106 2,86 0,32
Gandum
Jumlah 153.735 171,25 469,18 1.663 40,36 8,32
Pada Tabel 5 menunjukkan bahwa ketersediaan beras yang juga
sebagai bahan makanan pokok memiliki angka ketersediaan per kapita
tertinggi dibanding jenis bahan makanan lainnya yang mencapai 147,25
Kg/tahun dengan ketersediaan energinya 1.456 Kkal/hari, protein 35,50
Gram/hari dan lemak 6,45 Gram/hari. Ketersediaan per kapita untuk jenis
bahan makanan yang lain yaitu : untuk jagung 10,95 Kg/tahun, tepung
gandum 11,61 Kg/tahun. Selanjutnya dapat dihitung total ketersediaan per
kapita kelompok komoditi padi-padian adalah sebesar 469,18 gr/hari yang
dapat menghasilkan energi sebesar 1.663 kkal/hari dan protein sebesar
40,36 gr/hari.

Analisis Ketersediaan Pangan dan Neraca Bahan Makanan Tahun 2019 23


3.3.2. Makanan Berpati
Produksi kelompok komoditi makanan berpati yang terbesar adalah
dari Ubi kayu sebesar 4.098 ton dan Ubi jalar sebesar 760 ton.
Tabel 6. Ketersediaan Komoditi Makanan Berpati serta Suplai Kalori,
Protein dan Lemak per Kapita di Kabupaten Pekalongan Tahun
2019.
Makanan Ketersediaan per Kapita / per capita availability
Bahan
Berpati Gram / Kalori Protein Lemak
(ton) Kg / Th
(Strach) Hari (Kkal/hari) (gr/hari) (gr/hari)
Ubi jalar 760 0,85 2,32 2 0,02 0,01
Ubi Kayu 4.098 4,57 12,51 14 0,09 0,03
Jumlah 4.858 5,41 14,83 17 0,11 0,03
Pada Tabel 6. menunjukkan bahwa ketersediaan ubi kayu memiliki
angka ketersediaan per kapita tertingi dibanding jenis bahan makanan
berpati lainnya yang mencapai 4,57 Kg/tahun dengan ketersediaan
energinya 14 kkal/hari, protein 0,09 Gram/hari dan lemak 0,03 Gram/hari.
Ketersediaan per kapita untuk jenis bahan makanan berpati selain ubi kayu
adalah ubi jalar sebesar 0,85 Kg/tahun. Selanjutnya dapat dihitung total
ketersediaan per kapita kelompok komoditi makanan berpati adalah
sebesar 14,83 gr/hari yang dapat menghasilkan energi sebesar 17 kkal/hari
dan protein sebesar 0,11 gr/hari.
3.3.3. Gula
Tabel 7. Ketersediaan Komoditi Gula serta Suplai Kalori, Protein dan
Lemak per Kapita di Kabupaten Pekalongan Tahun 2019
Ketersediaan per Kapita / per capita availability
Bahan
Gula (Sugar) Gram / Kalori Protein Lemak
(ton) Kg / Th
Hari (Kkal/hari) (gr/hari) (gr/hari)
Gula Pasir 6.747 7,52 20,59 78 - -
Gula
23 0,03 0,07 0 0,00 0,00
mangkok
Jumlah 6.770 7,54 20,66 78 0,00 0,00
Produksi dari hasil tanaman tebu yang berupa gula pasir di
Kabupaten Pekalongan pada tahun 2019 dan penyediaan yang berasal dari
luar daerah adalah sebesar 6.747 ton, sementara untuk gula mangkok
adalah sebesar 23 ton. Ketersediaan gula pasir yang sebesar 7,52 Kg per

Analisis Ketersediaan Pangan dan Neraca Bahan Makanan Tahun 2019 24


kapita per tahun mampu menyuplai ketersediaan energi sebesar 78 Kkal
per kapita per hari. Gula pasir merupakan salah satu komoditas yang
sangat penting dalam ketersediaannya, karena gula pasir adalah bahan
pangan yang telah menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Dalam hal
penyediaan selain ada produksi bahan pangan yang masuk (impor) dihitung
sesuai dengan konsumsi perkapita dari gula pasir tersebut dengan jumlah
penduduk. Angka ketersediaan energi secara keseluruhan untuk komoditas
gula adalah 78 Kkal per kapita per hari.
3.3.4. Buah Biji Berminyak
Tabel 8. Ketersediaan Komoditi Buah Biji Berminyak serta Suplai Kalori,
Protein dan Lemak per Kapita di Kabupaten Pekalongan Tahun
2019
Ketersediaan per Kapita / per capita availability
Buah Biji Bahan
Gram / Kalori Protein Lemak
Berminyak (ton) Kg / Th
Hari (Kkal/hari) (gr/hari) (gr/hari)
Kacang 297 0,33 0,91 4 0,24 0,39
tanah lepas
kulit
Kedelai 9,79 26,82 102 10,83 4,48
Kacang hijau 8.787 0,14 0,39 1 0,08 0,01
Kelapa 127 0,85 2,32 4 0,04 0,43
Berkulit
Kelapa 759 0,00 0,00 - - -
daging/
Kopra
Jumlah 9.969 11,11 30,43 112 11,20 5,30
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa ketersediaan kedelai
memiliki angka ketersediaan per kapita tertingi dibanding jenis bahan Buah
Biji Berminyak lainnya yang mencapai 9,79 Kg/tahun dengan ketersediaan
energinya 102 kkal/hari, protein 10,83 Gram/hari dan lemak 4,48
Gram/hari. Ketersediaan per kapita untuk jenis bahan Buah Biji Berminyak
selain kedelai adalah kacang tanah lepas kulit 0,33 Kg/tahun, kacang hijau
0,14 Kg/tahun, dan kelapa berkulit 0,85 Kg/tahun. Selanjutnya dapat
dihitung total ketersediaan per kapita komoditi Buah Biji Berminyak adalah

Analisis Ketersediaan Pangan dan Neraca Bahan Makanan Tahun 2019 25


sebesar 30,43 gr/hari yang dapat menghasilkan energi sebesar 112
Kkal/hari dan protein 11,20 Gram/hari dan lemak 5,30 Gram/hari.
3.3.5. Buah-buahan
Kontribusi energi yang mampu diberikan oleh kelompok buah-
buahan, yaitu sebesar 83 kkal/kapita/hari atau 3,42% dari total
ketersediaan energi. Untuk ketersediaan protein kelompok buah-buahan
hanya memberikan sumbangan sebesar 0,98 gram/kapita/hari dengan
persentase sebesar 1,34% dari ketersediaan protein total. Konstribusi
ketersediaan lemak dari kelompok buah-buahan adalah sebesar 0,47
gram/kapita/hari atau 0,86% dari ketersediaan lemak total.
Tabel 9. Ketersediaan Komoditi Buah-buahan serta Suplai Kalori, Protein
dan Lemak per Kapita di Kabupaten Pekalongan Tahun 2019
Buah- Ketersediaan per Kapita / per capita availability
Bahan
buahan Gram / Kalori Protein Lemak
(ton) Kg / Th
(Fruits) Hari (Kkal/hari) (gr/hari) (gr/hari)
Alpokat 567 0,63 1,73 1 0,01 0,07
Jeruk 101 0,11 0,31 0 0,00 0,00
Duku 14 0,02 0,04 0 0,00 0,00
Durian 9.266 10,32 28,28 8 0,16 0,19
Jambu 1.470 1,64 4,49 2 0,03 0,01
Mangga 11.702 13,03 35,71 16 0,19 0,05
Nanas 13 0,01 0,04 0 0,00 0,00
Pepaya 931 1,04 2,84 1 0,01 -
Pisang 17.406 19,39 53,12 45 0,48 0,12
Rambutan 5.520 6,15 16,85 5 0,05 0,01
Salak 667 0,74 2,03 1 0,01 0,00
Sawo 136 0,15 0,41 0 0,00 0,01
Melon - - - - - -
Semangka 96 0,11 0,29 0 0,00 0,00
Belimbing 213 0,24 0,65 0 0,00 0,00
Manggis 765 0,85 2,33 0 0,00 0,00
Nangka 2.779 3,10 8,48 3 0,03 0,01
Markisa 28 0,03 0,08 0 0,00 0,00
Sirsak 93 0,10 0,28 0 0,00 0,00
Sukun 174 0,19 0,53 1 0,01 0,00
Jumlah 51.942 57,86 158,52 83 0,98 0,47

3.3.6. Sayur-sayuran

Analisis Ketersediaan Pangan dan Neraca Bahan Makanan Tahun 2019 26


Berdasarkan tabel neraca bahan makanan Kabupaten Pekalongan
Tahun 2019, kelompok sayuran memberikan konstribusi energi yaitu
sebesar 21 kkal/kapita/hari dengan persentase sebesar 0,87% dari
ketersediaan energi total. Konstribusi kelompok sayuran pada ketersediaan
protein adalah sebesar 1,40 gram/kapita/hari atau 1,93% dari ketersediaan
protein total. Sumbangan kelompok sayuran pada ketersediaan lemak
adalah sebesar 0,27 gram/kapita/hari atau 0,49% dari ketersediaan lemak
total. Menurunnya angka produksi bahan pangan kentang pada tahun ini
memberikan dampak yang sangat besar terhadap turunnya ketersediaan
energi sebesar 61,67% dari tahun 2018.
Tabel 10. Ketersediaan Komoditi Sayur-sayuran serta Suplai Kalori,
Protein dan Lemak per Kapita di Kabupaten Pekalongan Tahun
2019
Sayur- Ketersediaan per Kapita / per capita availability
Bahan
sayuran Gram / Kalori Protein Lemak
(ton) Kg / Th
(vegetable) Hari (Kkal/hari) (gr/hari) (gr/hari)
Bawang 1.859 2,07 5,67 2 0,08 0,02
Merah
Ketimun 718 0,80 2,19 0 0,01 0,00
Kacang 333 0,37 1,02 0 0,02 0,00
Panjang
Kentang 1.406 1,57 4,29 2 0,08 0,01
Kubis 1.201 1,34 3,67 1 0,05 0,01
Tomat 621 0,69 1,90 0 0,02 0,01
Cabe 1.159 1,29 3,54 1 0,03 0,02
Terong 533 0,59 1,63 1 0,03 0,01
Petsai 344 0,38 1,05 0 0,01 0,00
Bawang 4.723 5,26 14,41 3 0,17 0,07
Daun
Kangkung 776 0,86 2,37 0 0,06 0,01
Lobak 242 0,27 0,74 0 0,01 0,00
Buncis 33 0,04 0,10 0 0,00 0,00
Bayam 7 0,01 0,02 0 0,00 0,00
Bawang 116 0,13 0,35 0 0,00 0,00
Putih
Jamur 4.270 4,76 13,03 3 0,50 0,08
Melinjo 590 0,66 1,80 1 0,05 0,01
Petai 2.008 2,24 6,13 2 0,12 0,02
Jumlah 22.385 24,94 68,32 21 1,40 0,27

Analisis Ketersediaan Pangan dan Neraca Bahan Makanan Tahun 2019 27


3.3.7. Daging
Kontribusi ketersediaan energi yang diberikan oleh kelompok
daging adalah sebesar 75 kkal/kapita/hari atau 3,11% dari total
ketersediaan energi. Pada kelompok daging penyumbang energi terbesar
adalah daging ayam ras dengan konstribusi energi sebesar 57
kkal/kapita/hari atau 76% dari total ketersediaan energi komoditas daging.
Tabel 11. Ketersediaan Komoditi Daging serta Suplai Kalori, Protein dan
Lemak per Kapita di Kabupaten Pekalongan Tahun 2019
Ketersediaan per Kapita / per capita availability
Daging Bahan
Gram / Kalori Protein Lemak
(Meat) (ton) Kg / Th
Hari (Kkal/hari) (gr/hari) (gr/hari)
Daging sapi 1.350 1,50 4,12 9 0,77 0,63
Daging 69 0,08 0,21 0 0,04 0,00
kerbau
Daging 64 0,07 0,20 0 0,03 0,02
kambing
Daging 47 0,05 0,14 0 0,02 0,03
domba
Ayam buras 408 0,45 1,24 4 0,23 0,31
Ayam ras 6.242 6,95 19,05 57 3,47 4,76
Itik 60 0,07 0,18 1 0,03 0,05
Jeroan 1.179 1,31 3,60 4 0,61 0,38
Jumlah 9.677 10,49 28,75 75 5,19 6,18

3.3.8. Telur
Kelompok bahan pangan berupa telur sebagai pangan hewani yang
murah dan mudah dijangkau pada tahun 2019 menyuplai ketersediaan
energi sebesar 72 Kkal/kapita/hari, protein 5,59 gram/kapita/hari, lemak
5,06 gram/kapita/hari. Ketersediaan 61 Kkal/hari dari ketersediaan energi
telur disuplai dari komoditas telur ayam ras dengan volume ketersediaan
16,16 Kg/tahun.

Analisis Ketersediaan Pangan dan Neraca Bahan Makanan Tahun 2019 28


Tabel 12. Ketersediaan Komoditi Telur serta Suplai Kalori, Protein dan
Lemak per Kapita di Kabupaten Pekalongan Tahun 2019
Ketersediaan per Kapita / per capita availability
Bahan
Telur (Eggs) Gram / Kalori Protein Lemak
(ton) Kg / Th
Hari (Kkal/hari) (gr/hari) (gr/hari)
Ayam buras 80 0,09 0,24 0 0,02 0,03
Ayam ras 14.509 16,16 44,28 61 4,94 4,30
Telur itik 1.992 2,22 6,08 10 0,62 0,73
Jumlah 16.581 18,47 50,60 72 5,59 5,06

3.3.9. Kelompok Susu


Ketersediaan zat gizi pada kelompok susu adalah 11
Kkal/kapita/hari untuk energi; 0,56 gram/kapita/hari untuk protein dan
untuk lemak adalah 0,61 gram/kapita/hari.
Tabel 13. Ketersediaan Komoditi Susu serta Suplai Kalori, Protein dan
Lemak per Kapita di Kabupaten Pekalongan Tahun 2019
Ketersediaan per Kapita / per capita availability
Bahan
Susu (milk) Gram / Kalori Protein Lemak
(ton) Kg / Th
Hari (Kkal/hari) (gr/hari) (gr/hari)
Susu sapi 1.314 1,46 4,01 2 0,13 0,14
Susu impor 4.444 4,95 13,56 8 0,43 0,47
Jumlah 5.757 6,41 17,57 11 0,56 0,61

3.3.10. Kelompok Ikan


Kelompok ikan memberikan konstribusi energi sebesar 44
kkal/kapita/hari atau 1,84% dari total ketersediaan energi total. Sedangkan
Konstribusi ketersediaan protein yang diberikan oleh kelompok ikan
tertinggi ketiga setelah kelompok padi-padian dan biji berminyak yaitu
sebesar 7,51 gram/kapita/hari atau sebesar 10,29%. Wilayah Kabupaten
Pekalongan yang berada pada jalur Pantai Utara Jawa memiliki potensi
pada bidang perikanan (tangkap) yang cukup besar. Namun pada tahun
2019 produksi ikan di Kabupaten Pekalongan mengalami penurunan
dibanding tahun sebelumnya 2018 dari 21.690 ton menjadi 21.105 ton
pada tahun 2019. Sehingga juga berpengaruh terhadap jumlah
ketersediaan ikan dari 24,32 Kg/tahun pada tahun 2018 menjadi 23,51
Kg/tahun pada tahun 2019.

Analisis Ketersediaan Pangan dan Neraca Bahan Makanan Tahun 2019 29


Tabel 14. Ketersediaan Komoditi Ikan serta Suplai Kalori, Protein dan
Lemak per Kapita di Kabupaten Pekalongan Tahun 2019
Ketersediaan per Kapita / per capita availability
Bahan
Ikan (Fish) Gram / Kalori Protein Lemak
(ton) Kg / Th
Hari (Kkal/hari) (gr/hari) (gr/hari)
Tuna 273 0,30 0,83 1 0,11 0,01
Kakap 2 0,00 0,01 0 0,00 0,00
Cucut 69 0,08 0,21 0 0,01 0,00
Bawal 9 0,01 0,03 0 0,00 0,00
Teri 129 0,14 0,39 0 0,04 0,01
Tenggiri 92 0,10 0,28 0 0,05 0,01
Bandeng 5.896 6,57 17,99 18 2,88 0,69
Blanak 5 0,01 0,02 0 0,00 0,00
Mujair 38 0,04 0,11 0 0,01 0,00
Ikan mas 677 0,75 2,07 1 0,23 0,01
Udang 5 0,01 0,02 0 0,00 0,00
Cumi-cumi 140 0,16 0,43 0 0,07 0,00
Lainnya 13.774 15,34 42,04 24 4,10 0,63
Jumlah 21.105 23,51 64,41 44 7,51 1,35

3.3.11. Minyak dan Lemak


Sumbangan energi kelompok minyak dan lemak yaitu sebesar 240
kkal/kapita/hari atau 9,91% dari ketersediaan energi total. Untuk
ketersediaan protein kelompok ini memberikan konstribusi sebesar 0,01
gram/kapita/hari sedangkan sumbangan lemak yang diberikan adalah
sebesar 27,09 gram/kapita/hari.

Analisis Ketersediaan Pangan dan Neraca Bahan Makanan Tahun 2019 30


Tabel 15. Ketersediaan Komoditi Minyak dan Lemak serta Suplai Kalori,
Protein dan Lemak per Kapita di Kabupaten Pekalongan Tahun
2019
Minyak & Ketersediaan per Kapita / per capita availability
Bahan
Lemak Gram / Kalori Protein Lemak
(ton) Kg / Th
(Fats) Hari (Kkal/hari) (gr/hari) (gr/hari)
Kacang 15 0,02 0,05 0 - 0,05
tanah
Kopra 247 0,28 0,75 7 0,01 0,74
Minyak 8.559 9,53 26,12 231 - 26,12
goreng
Lemak sapi 57 0,06 0,17 1 0,00 0,16
Lemak 3 0,00 0,01 0 0,00 0,01
kerbau
Lemak 3 0,00 0,01 0 0,00 0,01
kambing
Lemak 2 0,00 0,01 0 0,00 0,01
domba
Jumlah 8.886 9,90 27,12 240 0,01 27,09

3.4. Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan


Pola Pangan Harapan (PPH) adalah susunan beragam pangan atau
kelompok pangan yang didasarkan pada sumbangan energinya, baik secara
absolut maupun relatif terhadap total energi penyediaan atau konsumsi
pangan yang mampu mencukupi kebutuhan konsumsi pangan penduduk
baik kuantitas, kualitas maupun keragamannya dengan aspek-aspek sosial,
ekonomi, budaya, agama dan citarasa. PPH ketersediaan berguna sebagai
instrumen sederhana menilai situasi ketersediaan berupa jumlah dan
komposisi pangan menurut jenis pangan secara agregat. Disamping itu juga
berguna sebagai basis untuk penghitungan skor PPH yang digunakan
sebagai indicator mutu gizi pangan dan pada tingkat ketersediaan. Semakin
tinggi skor PPH semakin baik mutu gizi dan keragaman pangan pada tingkat
ketersediaan pangan.
Seteleh dilakukan perhitungan ketersedian masing-masing
kelompok bahan makanan secara rinci telah dihasilkan energi yang dapat
dihasilkan setiap jenis bahan makanan baik yang diproduksi oleh

Analisis Ketersediaan Pangan dan Neraca Bahan Makanan Tahun 2019 31


Kabupaten Pekalongan maupun yang di datangkan dari daerah lain
(import) tahun 2019. Rekapitulasi energi yang dapat dihasilkan dari setiap
kelompok komoditi bahan makanan tersebut digunakan sebagai dasar
untuk menghitung Pola Pangan Harapan (PPH) ketersedian di Kabupaten
Pekalongan tahun 2019.
Tabel 16. Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Kelompok Bahan
Pangan di Kabupaten Pekalongan Tahun 2019
Kelompok Skor Skor Skor
No. Energi % AKE Bobot Ket
Bahan Pangan riil PPH Maks
1. Padi-padian 1.663 69,3 0,5 34,6 25,0 25,0 +
2. Umbi-umbian 19 0,8 0,5 0,4 0,4 2,5 -
3. Pangan Hewani 198 8,2 2,0 16,5 16,5 24,0 -
4. Minyak dan 244 10,2 0,5 5,1 5,0 5,0 -
Lemak
5. Buah/biji 4 0,2 0,5 0,1 0,1 1,0 -
berminyak
6. Kacang-kacangan 108 4,5 2,0 9,0 9,0 10,0 -
7. Gula 78 3,3 0,5 1,6 1,6 2,5 -
8. Sayuran dan buah 102 4,2 5,0 21,2 21,2 30,0 -
9. Lain-lain - - - - - -
Jumlah 2.416 100,7 88,5 78,76 100,0

Angka Kecukupan Energi (AKE) di Kabupaten Pekalongan sebesar


100,7% (Tabel 16). Walaupun Angka Kecukupan Energi (AKE) diatas 100
namun untuk melihat persebaran kebutuhan bagan pokok belum merata.
Hal ini menunjukkan bahwa dari produksi dan penyediaan bahan pangan
Kabupaten Pekalongan belum mencukupi terutama untuk bahan pangan
umbi-umbian, pangan hewani, buah biji berminyak, kacang-kacangan, gula
dan sayuran/ buah. Namun sebagaimana diketahui bahwa komposisi
tingkat ketersediaan pangan di Kabupaten Pekalongan sebagian besar
masih didominasi oleh kelompok padi-padian yang mencapai 69,3%.
Perolehan skor PPH yang baru mencapai 78,76 hal ini menunjukkan
bahwa keragaman produksi bahan pangan di Kabupaten Pekalongan belum
baik mutu gizinya. Skor PPH riil yang dapat dihasilkan dari kelompok padi-
padi adalah 34,6 jauh lebih besar dari skor maksimal yaitu 25, sehingga

Analisis Ketersediaan Pangan dan Neraca Bahan Makanan Tahun 2019 32


penilaian skor PPH untuk kelompok padi-padian juga 25. Skor PPH riil yang
lebih besar dari skor maksimal juga dihasilkan dari kelompok bahan
makanan minyak dan lemak. Namun skor PPH riil untuk kelompok bahan
makanan umbi-umbian (0,4), pangan hewani (16,5), buah/biji berminyak
(0,1), kacang-kacang (9,0), gula (1,6), sayur dan buah (21,2) masih lebih
rendah dari skor maksimal. Guna meningkatkan skor PPH tahun yang akan
datang di Kabupaten Pekalongan perlu upaya meningkatkan ketersediaan
untuk kelompok komoditi tersebut.
Gambar 4. Persentase Angka Ketersediaan Energi (AKE) Tahun 2019.

Sayuran dan buah 4,23

Gula 3,26

Kacang-kacangan 4,50

Buah/biji berminyak 0,18

Minyak dan Lemak 10,16

Pangan Hewani 8,25

Umbi-umbian 0,79

Padi-padian 69,29

- 20,00 40,00 60,00 80,00

Analisis Ketersediaan Pangan dan Neraca Bahan Makanan Tahun 2019 33


BAB IV

PENUTUP

Hasil Analisis Ketersediaan Pangan dan Neraca Bahan Makanan


tahun 2019 dapat disimpulkan sbagai berikut :
1) Produksi padi tahun 2019 di Kabupaten Pekalongan sebesar 220.662
ton GKG yang setara 141.268 ton beras, produksi jagung adalah 11.315
ton dan produksi kedelai adalah 293 ton. Kabupaten Pekalongan
berhasil mencapai surplus beras sebanyak 57.601 ton beras (aman
untuk 8,26 bulan kedepan),
2) Ketersediaan energi, protein dan lemak per kapita per hari pada tahun
2019 adalah energi/kalori 2.416 Kkal/kapita/hari, protein 72,91
gram/kapita/hari dan lemak 54,70 gram/kapita/hari.
3) Angka Kecukupan Energi (AKE) di Kabupaten Pekalongan sebesar
100,7% Namun komposisi tingkat ketersediaan pangan di Kabupaten
Pekalongan sebagian besar masih didominasi oleh kelompok padi-
padian yang mencapai 69,29%.
4) Untuk lebih memantapkan kondisi ketahanan pangan di Kabupaten
Pekalongan, para pihak yang terkait perlu mendorong pengembangan
sumber pangan alternatif untuk mengurangi ketergantungan terhadap
beras sebagai sumber karbohidrat. Komoditas pangan yang masih
banyak bergantung dari pasokan luar daerah juga perlu didorong
pengembangannya agar produksi dalam daerah bisa lebih besar
proporsinya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
5) Perlu kajian lebih mendalam tentang sistem kewaspadaan pangan dan
gizi untuk mendapatkan gambaran yang rinci informasi situasi pangan
dan gizi.

Analisis Ketersediaan Pangan dan Neraca Bahan Makanan Tahun 2019 34


Grafik Capaian Angka Ketersediaan Energi, Protein dan Lemak
(Tahun 2017, 2018 dan 2019)

2.800 80,00

2.600 60,00

Protein/Lemak (gram/hari)
Energi (Kkal/hari)

2.400 40,00

2.200 20,00

2.000 0,00
2017 2018 2019
Energi 2.343 2.470 2.416
Protein 67,06 73,64 72,91
Lemak 55,86 62,93 54,70
Tabel : NERACA BAHAN MAKANAN / FOOD BALANCE SHEET
Tahun 2019
Produksi Penyediaan dalam Penyediaan Pemakaian Dalam Negeri / Domestic utilization Ketersediaan Per Kapita
Perubahan
Jenis Bahan Makanan Production Impor negeri sblm Ekspor Ekspor Dalam Diolah untuk Bahan Per capita availability
Stok Pakan Bibit Tercecer
Supply availa- Negeri Manufactured for Makanan Gram/ Kalori/ Protein/ Lemak/
Masukan Keluaran Kg/Th
ble for domestic Domestic Bukan hari Calories Proteins Fats
Change in Makanan
Commodity Imports utilization before Exports Supply Feed Seed Makanan Waste Food Grams/ kkal/hari Gram/hr Gram/hr
Input Output Stock Kg/Year
exports Food Non food day kcal/day Grams/day Grams/day
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
I. PADI-PADIAN/CEREALS 153.735 171,25 469,18 1.663 40,36 8,32
Padi gagang/gabah 220.662 - - 220.662 - 220.662 971 1.986 206.849 - 10.857 -
Dry stalk paddy/unhusked rice
Gabah/Beras 206.849 132.424 - - 132.424 - 132.424 225 - - - 13 132.186 147,25 403,42 1.456 35,50 6,45
Unhusked rice/Rice
Jagung/Maize 11.315 - - 11.315 - 11.315 679 - - - 810 9.826 10,95 29,99 99 1,94 1,54
Jagung basah/(muda) 1.302 - - 1.302 - 1.302 - 1.302 1,45 3,97 2 0,06 0,01
Fresh maize
Gandum/Wheat - 14.516 14.516 - 14.516 14.516
Tepung Gandum 14.516 10.452 - - 10.452 - 10.452 - 30 10.421 11,61 31,80 106 2,86 0,32
Wheat flour

II. MAKANAN BERPATI 4.858 5,41 14,83 17 0,11 0,03


STARCHY FOOD
Ubi jalar/Sweet potatoes 826 - - 826 - 826 17 - - - 50 760 0,85 2,32 2 0,02 0,01
Ubi kayu/Cassava 4.371 4.371 4.371 87 - - - 185 4.098 4,57 12,51 14 0,09 0,03
Ubi kayu/Gaplek - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Cassava/Manioc
Ubi kayu/Tapioka - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Cassava/Tapioca
Sagu/Tepung sagu - - - - - - - - - - - - - -
Sago pith/Sago flour

III. GULA/SUGAR 6.770 7,54 20,66 78 0,00 0,00


Gula pasir/Refined sugar 73 - 6.740 6.814 - 6.814 - 67 6.747 7,52 20,59 78 - -
Gula mangkok/Other sugar 23 - - 23 - 23 - - 23 0,03 0,07 0 0,00 0,00

IV. BUAH BIJI BERMINYAK 9.969 11,11 30,43 112 11,20 5,30
PULSES NUT AND OIL SEEDS
Kacang tanah berkulit 247 - - 247 - 247 235 12
Groundnuts in shell
Kacang tanah lepas kulit 235 141 - 197 338 - 338 - - 29 13 297 0,33 0,91 4 0,24 0,39
Groundnuts shelled
Kedelai/Soyabeans 293 - 8.989 9.282 - 9.282 32 - - - 464 8.787 9,79 26,82 102 10,83 4,48
Kacang hijau/Green bean 137 - - 137 137 3 - - 7 127 0,14 0,39 1 0,08 0,01
Kelapa berkulit/daging 7.312 1.755 - - 1.755 - 1754,93641 - - 932 64 759 0,85 2,32 4 0,04 0,43
Coconuts in husk/Coconut
fresh
Kelapa daging/Kopra 932 420 - - 420 - 420 - - 418 - 1 0 0,00 0,00 - - -
Coconuts meat/Copra

V. BUAH-BUAHAN/FRUITS 51.942 57,86 158,52 83 0,98 0,47


Alpokat/Avocados 572 - - 572 - 572 5 567 0,63 1,73 1 0,01 0,07
Jeruk/Oranges 106 - - 106 - 106 4 101 0,11 0,31 0 0,00 0,00
Duku/Lanzon 14 - - 14 - 14 0 14 0,02 0,04 0 0,00 0,00
Durian/Durians 10.296 - - 10.296 - 10.296 1.030 9.266 10,32 28,28 8 0,16 0,19
Jambu/Waterapples 1.482 - - 1.482 - 1.482 12 1.470 1,64 4,49 2 0,03 0,01
Mangga/Mangoes 12.582 - - 12.582 - 12.582 881 11.702 13,03 35,71 16 0,19 0,05
Nanas/Pineapples 14 - - 14 - 14 1 13 0,01 0,04 0 0,00 0,00
Pepaya/Papayas 993 - - 993 - 993 62 931 1,04 2,84 1 0,01 -
Pisang/Bananas 18.265 - - 18.265 - 18.265 858 17.406 19,39 53,12 45 0,48 0,12
Tabel : NERACA BAHAN MAKANAN / FOOD BALANCE SHEET
Tahun 2019
Produksi Penyediaan dalam Penyediaan Pemakaian Dalam Negeri / Domestic utilization Ketersediaan Per Kapita
Perubahan
Jenis Bahan Makanan Production Impor negeri sblm Ekspor Ekspor Dalam Diolah untuk Bahan Per capita availability
Stok Pakan Bibit Tercecer
Supply availa- Negeri Manufactured for Makanan Gram/ Kalori/ Protein/ Lemak/
Masukan Keluaran Kg/Th
ble for domestic Domestic Bukan hari Calories Proteins Fats
Change in Makanan
Commodity Imports utilization before Exports Supply Feed Seed Makanan Waste Food Grams/ kkal/hari Gram/hr Gram/hr
Input Output Stock Kg/Year
exports Food Non food day kcal/day Grams/day Grams/day
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
Rambutan/Rambutans 5.565 - - 5.565 - 5.565 45 5.520 6,15 16,85 5 0,05 0,01
Salak/Salacia 715 - - 715 - 715 49 667 0,74 2,03 1 0,01 0,00
Sawo/Sapodila 137 - - 137 - 137 1 136 0,15 0,41 0 0,00 0,01
Melon - DATA - DATA - - - - -
Semangka/Watermelon 97 - - 97 - 97 1 96 0,11 0,29 0 0,00 0,00
Belimbing 215 - - 215 - 215 2 213 0,24 0,65 0 0,00 0,00
Manggis 771 - - 771 - 771 6 765 0,85 2,33 0 0,00 0,00
Nangka/Cempedak 2.802 - - 2.802 - 2.802 23 2.779 3,10 8,48 3 0,03 0,01
Markisa 28 - - 28 - 28 0 28 0,03 0,08 0 0,00 0,00
Sirsak 94 - - 94 - 94 1 93 0,10 0,28 0 0,00 0,00
Sukun 176 - - 176 - 176 1 174 0,19 0,53 1 0,01 0,00
Apel - - - - - - - - - - - - -
Anggur 0 - - 0 - 0 0 0 0,00 0,00 0 0,00 0,00
Lainnya/Others *) - - - - - - - - - - - - -
*) Melon, blewah dan stroberi -
VI. SAYUR-SAYURAN - 22.385 24,94 68,32 21 1,40 0,27
VEGETABLE -
Bawang Merah 25 16 - 2.018 2.034 - 2.034 5 170 1.859 2,07 5,67 2 0,08 0,02
Shallot(Onion) -
Ketimun/Cucumber 741 - - 741 - 741 5 18 718 0,80 2,19 0 0,01 0,00
Kacang Merah - - - - - - - - - - - - - -
Kidney beans -
Kacang Panjang 344 - - 344 - 344 2 9 333 0,37 1,02 0 0,02 0,00
String beans
Kentang/Potatoes 1.499 - - 1.499 - 1.499 18 75 1.406 1,57 4,29 2 0,08 0,01
Kubis/Cabbage 1.273 - - 1.273 - 1.273 - 71 1.201 1,34 3,67 1 0,05 0,01
Tomat/Tomatoes 687 - - 687 - 687 5 61 621 0,69 1,90 0 0,02 0,01
Wortel/Carrots 1.189 - - 1.189 - 1.189 - 29 1.159 1,29 3,54 1 0,03 0,02
Cabe/Chilli 567 - - 567 - 567 4 30 533 0,59 1,63 1 0,03 0,01
Terong/Eggplant 356 - - 356 - 356 3 9 344 0,38 1,05 0 0,01 0,00
Petsai/ Sawi 33 - - 33 - 33 - 1 32 0,04 0,10 0 0,00 0,00
Mustard greens -
Bawang Daun/Spring onion 4.877 - - 4.877 - 4.877 34 120 4.723 5,26 14,41 3 0,17 0,07
Kangkung/Swamp cabbage 802 - - 802 - 802 5 21 776 0,86 2,37 0 0,06 0,01
Lobak/Radish 250 - 250 - 250 1 7 242 0,27 0,74 0 0,01 0,00
Labu siam/Chayotte 34 - - 34 - 34 0 1 33 0,04 0,10 0 0,00 0,00
Buncis/Greenbeans 8 - - 8 - 8 0 0 7 0,01 0,02 0 0,00 0,00
Bayam/Spinach 120 - - 120 - 120 1 3 116 0,13 0,35 0 0,00 0,00
Bawang Putih/Garlic 62 44 - 1.481 1.525 - 1.525 4 109 1.413 1,57 4,31 4 0,17 0,01
Kembang Kol - - - - - - - - - - - - - -
Jamur 4.384 - - 4.384 - 4.384 - 114 4.270 4,76 13,03 3 0,50 0,08
Melinjo 606 - - 606 - 606 - 16 590 0,66 1,80 1 0,05 0,01
Petai 2.062 - - 2.062 - 2.062 - 54 2.008 2,24 6,13 2 0,12 0,02
Jengkol - DATA - - - - - - - - - - -
Lainnya/Others *) - - - - - - - - - - - - - - -
*) Paprika
VII. DAGING/MEAT - 9.420 10,49 28,75 75 5,19 6,18
Daging Sapi/Beef 1.896 1.421 - 0 1.421 0 1.421 - - - - 71 1.350 1,50 4,12 9 0,77 0,63
Daging Kerbau/Buffalo Meat 104 73 - 0 73 0 73 - - - - 4 69 0,08 0,21 0 0,04 0,00
Daging Kambing/Lamb 100 68 - 0 68 0 68 - - - 3 64 0,07 0,20 0 0,03 0,02
Daging Domba/Lamb 73 50 - 0 50 0 50 - - - - 2 47 0,05 0,14 0 0,02 0,03
Tabel : NERACA BAHAN MAKANAN / FOOD BALANCE SHEET
Tahun 2019
Produksi Penyediaan dalam Penyediaan Pemakaian Dalam Negeri / Domestic utilization Ketersediaan Per Kapita
Perubahan
Jenis Bahan Makanan Production Impor negeri sblm Ekspor Ekspor Dalam Diolah untuk Bahan Per capita availability
Stok Pakan Bibit Tercecer
Supply availa- Negeri Manufactured for Makanan Gram/ Kalori/ Protein/ Lemak/
Masukan Keluaran Kg/Th
ble for domestic Domestic Bukan hari Calories Proteins Fats
Change in Makanan
Commodity Imports utilization before Exports Supply Feed Seed Makanan Waste Food Grams/ kkal/hari Gram/hr Gram/hr
Input Output Stock Kg/Year
exports Food Non food day kcal/day Grams/day Grams/day
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
Daging Kuda/Lainnya - - - 0 0 0 - - - - - - - - - - - -
Horse Meat/Other 0 0 -
Daging Babi/Pork - - - 0 0 0 - - - - - - - - - - - -
Daging Ayam Buras 740 429 - 0 429 0 429 - - - - 21 408 0,45 1,24 4 0,23 0,31
Lokal Chicken Meat 0 0
Daging Ayam Ras 5.516 3.199 - 3.371 6.570 0 6.570 - - - - 329 6.242 6,95 19,05 57 3,47 4,76
Improved Chicken Meat 0 0 -
Daging Itik/Duck Meat 106 64 - 0 64 0 64 - - - - 3 60 0,07 0,18 1 0,03 0,05
Jeroan semua jenis 1.179 - 0 1.179 0 1.179 - - - - - 1.179 1,31 3,60 4 0,61 0,38
All Offal All Kinds

VIII. TELUR/EGGS 16.581 18,47 50,60 72 5,59 5,06


Telur Ayam Buras 112 - 112 - 112 28 4 80 0,09 0,24 0 0,02 0,03
Local Hen Eggs
Telur Ayam Ras 1.989 12.823 14.812 14.812 304 14.509 16,16 44,28 61 4,94 4,30
Improved Hen Eggs
Telur Itik/Ducks Eggs 2.412 - 2.412 2.412 326 95 1.992 2,22 6,08 10 0,62 0,73

IX. SUSU/MILK 5.757 6,41 17,57 11 0,56 0,61


Susu Sapi/Cow Milk 374 1.185 1.558 0 1.558 156 89 1.314 1,46 4,01 2 0,13 0,14
Susu Impor/Imported Milk 4.444 4.444 0 4.444 0 4.444 4,95 13,56 8 0,43 0,47
76
X. IKAN/FISH 21.105 23,51 64,41 44 7,51 1,35
Tuna/Cakalang/Tongkol 282 - 282 - 282 8 273 0,30 0,83 1 0,11 0,01
Tunas/Skipjade/Eastern Little
Kakap/Giant Seaperch 2 - 2 - 2 0 2 0,00 0,01 0 0,00 0,00
Cucut/Sharks 72 - 72 - 72 2 69 0,08 0,21 0 0,01 0,00
Bawal/Pomfret 9 - 9 - 9 0 9 0,01 0,03 0 0,00 0,00
Teri/Anchovies 133 - 133 - 133 4 129 0,14 0,39 0 0,04 0,01
Lemuru/Indian Oil Sardinella - - - - - - - - - - - -
Kembung/Indian Mackerels 95 - 95 - 95 3 92 0,10 0,28 0 0,05 0,01
Tenggiri/Narrow Bard - - - - - - - - - - - -
King Mackerels
Bandeng/Milk Fish 6.079 - 6.079 - 6.079 182 5.896 6,57 17,99 18 2,88 0,69
Belanak/Multes - - - - - - - - - - - -
Mujair/Mozambique Tilapia 5 - 5 - 5 0 5 0,01 0,02 0 0,00 0,00
Ikan Mas/Common Carp 39 - 39 - 39 1 38 0,04 0,11 0 0,01 0,00
Udang/Shrimp 698 - 698 - 698 21 677 0,75 2,07 1 0,23 0,01
Rajungan/Swim Crab - - - - - - - - - - - -
Kerang darah/Blood Cockles - - - - - - - - - - - -
Cumi-cumi & Sotong 144 - 144 - 144 4 140 0,16 0,43 0 0,07 0,00
Common Scuids & Cuttle Fishes
Lainnya/Others 4.522 9.677 14.200 - 14.200 426 13.774 15,34 42,04 24 4,10 0,63

XI. MINYAK & LEMAK 8.886 9,90 27,12 240 0,01 27,09
OILS & FATS
Kacang tanah/Minyak 29 15 - - 15 0 15 - - - 15 0,02 0,05 0 - 0,05
Groundnuts/Oils
Kopra/Minyak goreng 418 251 - - 251 - 251 4 247 0,28 0,75 7 0,01 0,74
Copra/Cooking Oils
Minyak sawit/Palm Oils - - - - - - - - - -
Tabel : NERACA BAHAN MAKANAN / FOOD BALANCE SHEET
Tahun 2019
Produksi Penyediaan dalam Penyediaan Pemakaian Dalam Negeri / Domestic utilization Ketersediaan Per Kapita
Perubahan
Jenis Bahan Makanan Production Impor negeri sblm Ekspor Ekspor Dalam Diolah untuk Bahan Per capita availability
Stok Pakan Bibit Tercecer
Supply availa- Negeri Manufactured for Makanan Gram/ Kalori/ Protein/ Lemak/
Masukan Keluaran Kg/Th
ble for domestic Domestic Bukan hari Calories Proteins Fats
Change in Makanan
Commodity Imports utilization before Exports Supply Feed Seed Makanan Waste Food Grams/ kkal/hari Gram/hr Gram/hr
Input Output Stock Kg/Year
exports Food Non food day kcal/day Grams/day Grams/day
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
Minyak sawit/Minyak goreng - - 8.789 8.789 - 8.789 229 8.559 9,53 26,12 231 - 26,12
Palm Oils/Cooking Oils
238
Lemak Sapi/Cattle Fats 1.896 57 - - 57 - 57 - - - - - 57 0,06 0,17 1 0,00 0,16
Lemak Kerbau/Buffalo Fats 104 3 - - 3 - 3 - - - - - 3 0,00 0,01 0 0,00 0,01
Lemak Kambing/Goat Fats 100 3 - - 3 - 3 - - - - - 3 0,00 0,01 0 0,00 0,01
Lemak Domba/Sheep Fats 73 2 - - 2 - 2 - - - - - 2 0,00 0,01 0 0,00 0,01
Lemak Babi/Pig Fats - - - - - - - - - - - - - - - - - -
2 0,00 0,18

Total : 2.416 72,90 54,70

Nabati : 2.212 54,05 41,31

Hewani : 204 18,85 13,39

Anda mungkin juga menyukai