Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS GERAK MOTOR YANG MENANJAK SEPANJANG TIGA METER DI

JALAN MIRING RT 01 RW 01 DESA KEDUNGSUMUR MENGGUNAKAN


PERANGKAT LUNAK TRACKER VIDEO ANALYSIS

Disusun oleh :
Kelompok 10
1. Elfa Fifi Rahmawati (19030184006) PFA 2019
2. Aimmatul Afifah (19030184019) PFA 2019

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


SURABAYA
2021
BAB I
Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Bidang miring merupakan salah satu contoh pengungkit yang umum digunakan.
Bidang miring memungkinkan manusia untuk memindahkan objek dari tempat lebih
rendah ke tempat yang lebih tinggi. Salah satu penerapan bidang miring adalah jalan
tanjakan-turunan atau jalan miring. Jenis jalan ini memang memudahkan mobilitas di
kawasan yang memiliki perbedaan ketinggian yang tidak memungkinkan dilalui dengan
jalan horizontal. Meskipun jalan tersebut tidak terlalu terjal, mobilitas pada lintasan
tersebut juga tetap memerlukan kehati-hatian karena kecelakaan bisa saja terjadi.
Kekeliruan mengubah kecepatan kendaraan dapat menyebabkan kendaraan tidak stabil
dan tergelincir. Jalan miring termasuk lintasan yang memenuhi garis lurus. Kendaraan
yang melaju pada jalan miring mengalami perubahan kecepatan sehingga secara teoritis
mengalami gerak lurus berubah beraturan. Namun, secara faktual, perubahan kecepatan
tersebut tidak selalu beraturan apalagi dalam waktu tempuh yang panjang. Meskipun
demikian, masih dapat dilakukan percobaan, analisis, sampai penarikan simpulan dengan
pendekatan atau penyederhanan. Percobaan kali ini bertujuan menganalisis gerak sebuah
motor di jalan miring. Jalan miring yang dipilih adalah jalan dengan panjang ruas miring
tiga meter di RT 01 RW 01 Desa Kedungsumur Kecamatan Krembung Kabupaten
Sidoarjo. Kondisi jalan yang tidak ramai memungkinkan pengondisian untuk pengambilan
video yang baik sehingga mudah dianalisis menggunakan Aplikasi Tracker Video
Analysis.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimana pengaruh waktu tempuh terhadap kecepatan sebuah motor yang melaju di
jalan miring?
1.2.2. Bagaimana pengaruh jarak tempuh terhadap kecepatan sebuah motor yang melaju di
jalan miring?
1.2.3. Bagaimana pengaruh jarak tempuh terhadap percepatan sebuah motor yang melaju di
jalan miring?
1.2.4. Bagaimana pengaruh waktu tempuh terhadap percepatan sebuah motor yang melaju di
jalan miring?
1.3. Batasan Masalah
1.3.1. Percobaan ini dilakukan untuk mendapatkan data waktu tempuh yang dialami sebuah
motor yang melaju di jalan miring dan menganalisis kecepatan yang didapatkan dari
waktu tempuh yang semakin besar.
1.3.2. Percobaan ini dilakukan untuk mendapatkan data jarak tempuh yang dialami sebuah
motor yang melaju di jalan miring dan menganalisis kecepatan yang didapatkan dari
jarak tempuh.
1.3.3. Percobaan ini dilakukan untuk mendapatkan data jarak tempuh yang dialami sebuah
motor yang melaju di jalan miring dan menganalisis percepatan yang didapatkan dari
jarak tempuh.
1.3.4. Percobaan ini dilakukan untuk mendapatkan data waktu tempuh yang dialami sebuah
motor yang melaju di jalan miring dan menganalisis percepatan yang didapatkan dari
waktu tempuh.
1.4. Rumusan Hipotesis
1.4.1. Jika waktu tempuh semakin besar, maka kecepatan sebuah motor yang melaju di jalan
miring akan semakin besar.
1.4.2. Jika jarak tempuh semakin besar, maka kecepatan sebuah motor yang melaju di jalan
miring akan semakin kecil.
1.4.3. Jika jarak tempuh semakin besar, maka percepatan sebuah motor yang melaju di jalan
miring akan tetap.
1.4.4. Jika waktu tempuh semakin besar, maka percepatan sebuah motor yang melaju di jalan
miring akan tetap.
1.5. Tujuan
1.5.1. Menganalisis pengaruh waktu tempuh terhadap kecepatan sebuah motor yang melaju
di jalan miring.
1.5.2. Menganalisis pengaruh jarak tempuh terhadap kecepatan sebuah motor yang melaju di
jalan miring.
1.5.3. Menganalisis pengaruh jarak tempuh terhadap percepatan sebuah motor yang melaju
di jalan miring.
1.5.4. Menganalisis pengaruh waktu tempuh terhadap percepatan sebuah motor yang melaju
di jalan miring.
BAB II
Kajian Teori

2.1. Gerak
Gerak benda dapat dapat dideskripsikan setelah diketahui definisi besaran-
besaran terkait gerak benda tersebut. Dengan mengetahui besaran-besaran terkait,
maka akan mudah menentukan pada saat tertentu benda berada di mana, berapa
kecepatannya, dan ke arah mana geraknya. Jika besaran waktu dari benda tersebut
diketahui, maka kondisi benda tersebut selanjutnya dapat diprediksi. Besaran gerak
adalah besaran fisis yang mendeskripsikan gerak benda. Besaran-besaran tersebut
terdiri atas posisi, perpindahan, jarak, kecepatan, kelajuan, percepatan, dan
sebagainya (Abdullah, 2016:81-82).
Menurut Tri (dalam Febriana dan Nada, 2021:44), sebuah objek dikatakan
bergerak apabila posisinya berubah terhadap titik acuan tertentu. Perpindahan
mrupakan perubahan posisi dalam selang waktu tertentu dengan memperhatikan
posisi awal dan akhir. Sementara itu, jarak merupakan panjang lintasan yang
dilalui dalam selang waktu tertentu tanpa memperhatikan arahnya (Nufus dan
Furqon dalam Febriana dan Nada, 2021:44). Kelajuan merupakan perpindahan
yang dialami suatu objek tiap satuan waktu, termasuk besaran vektor, dan
dinyatakan dalam persamaan berikut (Febriana dan Nada, 2021:44-45).
s
v= ....(1) (Febriana dan Nada, 2021:44-45).
t

Sementara kecepatan dinyatakan dalam persamaan berikut.


s⃗
⃗v = ....(2) (Febriana dan Nada, 2021:44-45).
t

Kecepatan sebuah objek seringkali berubah. Maka, kecepatan rata-rata


dinyatakan dengan persamaan berikut.
Δ ⃗s
v́= ....(3) (Febriana dan Nada, 2021:44-45).
Δt

Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak pada lintasan lurus tanpa
perubahan arah (tidak berbelok-belok maupun berbalik arah) dengan kecepatan
yang tetap pada selang waktu tertentu. Persamaan jarak akhir GLB ini dapat
dinyatakan dengan:
⃗x =⃗
x 0 +⃗v t ....(4) (Febriana dan Nada, 2021:44-45).

Grafik posisi terhadap waktu dapat ditunjukkan dengan grafik seperti


berikut.

Gambar 1. Grafik posisi (s) terhadap waktu (t)


Grafik tersebut menunjukkan posisi awal objek di titik acuan (O). Dari
grafik tersebut, ditunjukkan bahwa objek yang mengalami GLB akan menempuh
jarak semakin jauh seirng dengan bertambahnya waktu tempuh.
Sementara itu, kelajuan terhadap waktu dapat ditunjukkan dengan grafik
seperti berikut.

Gambar 2. Grafik kecepatan (v) terhadap waktu (t)


Kecepatan dari objek yang mengalami GLB setiap waktu adalah tetap. Jika
percepatan didefinisikan sebagai perubahan kecepatan dalam selang waktu
tertentu, maka dalam GLB, percepatan objek bernilai nol dan konstan. Grafik
percepatan objek yang mengalami GLB seperti berikut.

Gambar 3. Grafik percepatan (a) terhadap waktu (t)


Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak objek pada lintasan
lurus dengan perubahan kecepatan yang teratur. Apabila diketahui posisi awal
objek x0 dan kecepatan awal objek v0, maka persamaan posisi pada objek yang
mengalami GLBB adalah
1
st =s 0 + v 0 t+ a t 2 ....(5) (Febriana dan Nada, 2021:44-45).
2

Grafik posisi terhadap waktu pada GLBB seperti pada gambar berikut.

Gambar 4. Grafik posisi (st) terhadap waktu (t)


Grafik tersebut menunjukkan hubungan eksponensial posisi terhadap waktu
pada GLBB.
Kecepatan pada GLBB memenuhi persamaan berikut.
v t=⃗
⃗ v 0+ ⃗a t ....(6) (Febriana dan Nada, 2021:44-45).

Grafik yang menunjukkan kecepatan terhadap waktu dapat ditunjukkan


dengan grafik berikut.

Gambar 5. Grafik kecepatan (v) terhadap waktu (t)


Kecepatan sebuah objek akan semakin besar sebanding dengan waktunya.
Hal tersebut berlaku jika nilai percepatan yang dialami adalah positif. Percepatan
pada GLBB memenuhi persamaan:
d v́
a⃗ (t )= ....(7) (Febriana dan Nada, 2021:44-45).
dt
Grafik percepatan pada objek yang mengalami GLBB ditunjukkan pada
gambar berikut.

Gambar 6. Grafik percepatan (a) terhadap waktu (t)


Garfik tersebut menunjukkan nilai percepatan positif atau dalam istilah disebut
sebagai gerak dipercepat. Grafik yang terbentuk konstan pada setiap selang waktu tertentu.
Suatu ketika nilai percepatan dapat bernilai negatif atau disebut sebagai perlambatan.
Grafik yang dihasilkan berlawanan arah dengan grafik di atas, yaitu terletak pada Kuadran
II Koordinat Kartesius.

2.2. Tracker Video Analysis


Tracker Video Analysis adalah sebuah perangkat lunak berbasis open source
Java Framework. Perangkat lunak ini dikembangkan oleh Doglas Brown pada
proyek Open Source Physics (OSP) Java. Memodelkan dan menganalisis video
merupakan fungsi dari perangkat lunak ini. Hasil representasi yang dimunculkan
berupa data kuantitatif dan grafiknya (Khotijah, dkk., 2019:39).
Tracker Video Analysis memungkinkan untuk melakukan percobaan dalam
hal kinematika secara mendalam. Perangkat lunak ini dapat digunakan untuk
metode analisis video tentang kejadian-kejadian nyata, terutama yang berhubungan
dengan kelajuan, kecepatan, percepatan, gaya, medan gravitasi, konversi serta
konservasi energi. Keterampilan proses yang dilatih dari penggunaan aplikasi ini
antara lain ketrampilan observasi, pengukuran, kalibrasi dalam perangkat lunak,
perancangan percobaan dalam analisis video, penginterpretasian data, hingga
penarikan kesimpulan (Madlazim dalam Khotijah, dkk., 2019:40).

2.3. Jalan Miring


Menurut Sadikin dan Komarudin (2018:1), semakin besar faktor
kemiringan, maka faktor keamanannya semakin naik. Faktor kemiringan semakin
besar berarti lokasi tersebut semakin landai atau semakin datar. Jika faktor
keamanan semakin naik, maka kemungkinan terjadi kecelakaan semakin kecil.
(a) (b)
Gambar 7. Jalan miring yang akan menjadi lintasan percobaan: (a) tampak dari
samping; (b) tampak dari bawah
Lintasan yang dipilih adalah salah satu ruas jalan di RT 01 RW 01 Desa
Kedungsumur. Jalan ini menghubungkan jalan di pemukiman yang cenderung
datar dengan jalan yang sekaligus berfungsi sebagai tanggul dari Anak Sungai
Brantas yang melalui Desa Kedungsumur. Kondisi jalan yang tidak ramai
memungkinkan pengondisian untuk pengambilan video yang baik sehingga
mudah dianalisis menggunakan Aplikasi Tracker Video Analysis.
Jalan miring ini dahulu berupa jalan berkerikil. Saat ini jalan tersebut telah
dipasang batako. Kemiringan jalan ini tidak terlalu terjal sehingga kemungkinan
terjadinya kecelakaan lebih kecil. Meskipun lebih aman, kesalahan pengendara
dalam hal mengubah kecepatan akan dapat menyebabkan pengendara tergelincir.
Oleh karena itu, pengubahan kecepatan secara stabil diperlukan agar tetap aman.
BAB III
Metodologi Percobaan

3.1. Bahan dan Alat


3.1.1. Aplikasi Tracker Video Analysis
3.1.2. Jalan miring
3.1.3. Meteran
3.1.4. Pengendara bermotor
3.1.5. Kamera HP
3.1.6. Tripod
3.2. Rancangan Percobaan

Gambar 8. Rancangan analisis gerak motor yang melaju di jalan miring

s = 3,0 meter

Gambar 9. Rancangan analisis jalan miring yang menjadi lintasan pengendara motor di
RT 01 RW 01 Desa Kedungsumur
3.3. Variabel Percobaan
3.3.1. Variabel bebas : nilai jarak tempuh motor, waktu tempuh motor.
DOV : jarak tempuh motor ditentukan dengan menandai posisi awal motor
memasuki jalan miring dan posisi akhir motor keluar dari jalan miring. Jarak
tersebut diukur dengan meteran pita. Waktu tempuh motor diukur dan direkam
mulai posisi awal yang sudah ditandai sampai posisi akhir yang ditandai.
3.3.2. Variabel terikat : nilai kecepatan motor, nilai percepatan motor.
DOV : analisis video pada aplikasi Tracker Video Analysis dilakukan untuk
mendapatkan nilai kecepatan dan percepatan terhadap tiap satuan waktu
tempuh motor dan tiap jarak tempuh motor.
3.3.3. Variabel tetap : nilai massa motor dan pengendaranya, lintasan.
DOV : nilai massa merupakan jumlah perkiraan massa kendaraan dan
pengemudi. Informasi nilai massa kendaraan dapat diperoleh dari media
elektronik, sedangkan nilai massa pengendara didapatkan dari perkiraan massa
pengendara tersebut. Lintasan yang diamati adalah jalan miring di RT 01 RW
01 Desa Kedungsumur dengan panjang tiga meter.
3.4. Langkah Percobaan
3.4.1. Menentukan posisi awal dan akhir lintasan yang akan diamati, direkam
menggunakan HP, dan dianalisis.
3.4.2. Mengukur lintasan awal sampai akhir tersebut serta menandainya.
3.4.3. Memasang HP dan tripod pada tempat yang mudah untuk pengambilan video.
3.4.4. Menyiapkan pengendara bermotor.
3.4.5. Merekam gerak pengendara bermotor menggunakan HP.
3.5. Teknik Analisis Data
3.5.1. Memasukkan video ke aplikasi Tracker Video Analysis.
3.5.2. Menentukan koordinat, kalibrasi lintasan, dan autotracking pada video melalui
aplikasi tersebut.
3.5.3. Melakukan analisis gerak melalui aplikasi tersebut, meliputi analisis grafik,
histogram (jika ada), dan numerik.
3.5.4. Menganalisis secara manual dan menyimpulkan.
Daftar Pustaka

Abdullah, Mikrajuddin. 2016. Fisika Dasar 1. Bandung:Institut Teknologi Bandung.


Febriana, Amalia Eka dan Alvia Quthrotun Nada. 2021. “Identifikasi Miskonsepsi Siswa pada
Materi Gerak Lurus Beraturan dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)” dalam
Jurnal Kependidikan Betara (JKB), Vol. 2, No. 1. (http://e-
journal.sdn195pinangmerah.com/index.php/jkb).2005. Analytical Mechanics 7th Edition.
Belmont: Thomson Brooks.
Khotijah, dkk. 2019. “Pengembangan Praktikum Fisika Materi Hukum Kekekalan Momentum
Menggunakan Aplikasi Video Tracker” dalam Physics Education Research Journal,
Vol. 1 No. 1. (online).
Sadikin, Dadan Ali dan Komrudin. 2018. “Studi Stabilitas Lereng Timbunan Jalan terhadap
Variasi Kemiringan” dalam Jurnal Rekayasa Infrastruktur, Vol. 2 No. 1. (online).

Anda mungkin juga menyukai