Anda di halaman 1dari 5

BAHASA INDONESIA

PENTINGNYA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI


BEBERAPA NEGARA ASING

Pemerintah RI Diminta Bantu Agar Bahasa Indonesia Tetap Diajarkan di Australia

Oleh :

ZULFIKAR ETHA ACHMAD

NIM(2020310525)

Fikarahmd01@gmail.com

UNIVERSITAS FLORES ENDE

Penulisan ini bertujuan agar kita dapat mengetahui bahwa Bahasa Indonesia juga digunakan di
negara lain. Dalam permasalahan ini lebih tepatnya di Negara Australia yang diajarkan di
universitas di Australia.

Guna menjadikan bahasa Indonesia semakin internasional dan membantu pengajaran bahasa
Indonesia di luar negeri, seperti Australia, Pemerintah Indonesia didesak untuk ikut
membantunya, seperti memberikan subsidi bagi tenaga pengajar di berbagai universitas di
Australia.

Hal ini dikatakan Profesor Emeritus David T Hill dari Perth yang sudah selama 20 tahun terakhir
berkecimpung dalam pengajaran bahasa Indonesia di Australia.

Liam Prince, Direktur konsorsium ACICIS, sebuah lembaga nirlaba yang menyediakan
kesempatan bagi mahasiswa Australia untuk belajar di Indonesia, juga mengatakan Pemerintah
Indonesia paling tidak bisa memberikan bantuan dana bagi kampanye yang akan dilakukan untuk
lebih menjual pengajaran bahasa di Australia.
David dan Liam berbicara dengan wartawan ABC Indonesia Sastra Wijaya menyusul rencana La
Trobe University di Melbourne untuk menghentikan program bahasa Indonesia di akhir tahun
2021.

La Trobe University adalah satu dari 14 perguruan tinggi yang masih memiliki program Bahasa
Indonesia.

Padahal ketika memulai pengajaran bahasa Indonesia di tahun 1989, La Trobe menjadi bagian
dari 22 dari 42 universitas di Australia yang mengajarkan bahasa Indonesia.

David adalah pendiri dan Direktur ACICIS ketika didirikan tahun 1995, sebelum pensiun dari
tugasnya mengajar di Universitas Western Australia (UWA) beberapa waktu lalu.

"Saya selama sudah 20 tahun berusaha mengikuti naik turun belajar mahasiswa belajar bahasa
Indonesia di universitas," kata David.

"Dari data memang kelihatan peminat cenderung turun secara drastis."

"Tetapi yang saya lihat belakangan ancaman yang sangat besar pada beberapa jurusan bahasa
Indonesia yang tersebar di universitas di beberapa negara bagian."

"Dalam konteks ini sangat khawatir di La Trobe, jangan-jangan akan juga terjadi di universitas
lain." kata David.

Dari tahun ke tahun sudah berulang kali dibahas mengenai penyebab menurunnya minat siswa di
Australia untuk belajar bahasa asing, termasuk bahasa Indonesia.

David mengatakan ada beberapa hal yang bisa dilakukan Pemerintah Indonesia dan Pemerintah
Australia untuk mengatasi masalah ini.

Secara umum, David mengatakan mereka yang berkecimpung dalam pengajaran bahasa
Indonesia di Australia sudah berterima kasih kepada Pemerintah dan wakil pemerintah Indonesia
yang aktif mendukung pengajaran bahasa Indonesia di Australia.

Namun dibandingkan negara lain, seperti China dan negara Eropa yang sudah memiliki lembaga
untuk mengajarkan bahasa seperti Confucius Institute (China), Korean Foundation (Korea
Selatan), Gothe (Jerman), Alliance Francaise (Prancis), Japan Foundation (Jepang), David
mengatakan Indonesia perlu memikirkan hal seperti ini dengan lebih serius.

"Tidak dapat disangkal dibandingkan negara lain, bantuan yang mereka berikan tidak dalam
bentuk dukungan moral saja, namun dalam bentuk finansial sampai jutaan dolar seperti yang
dialirkan oleh Beijing lewat Confucius Institute," katanya.

Profesor Emeritus David Hill sudah lama berkecimpung dalam pengajaran bahasa Indonesia di
Australia.

Liam Prince sekarang menjadi Direktur Konsorsium ACICIS menggantikan David dan
mengatakan usaha yang akan dilakukannya sekarang adalah berkampanye di Australia guna
menarik lebih banyak siswa untuk belajar bahasa asing, termasuk bahasa Indonesia, di tingkat
universitas.

Salah satu alasannya adalah Pemerintah Australia baru saja meloloskan aturan yang mengubah
sistem pendanaan bagi jurusan yang dipilih mahasiswa warga Australia.

Dalam aturan baru ini, uang kuliah untuk program bahasa akan lebih murah dibandingkan
jurusan seni dan ilmu sosial lainnya.

"Saya sedang berkoordinasi dengan mereka yang lain yang terlibat dalam pengajaran bahasa
untuk membuat kampanye menjelaskan aturan terbaru ini," kata Liam kepada ABC Indonesia.

Senada dengan pendapat David mengenai perlunya keterlibatan Pemerintah Indonesia dalam
membantu pendanaan pengajaran bahasa Indonesia di Australia, Liam juga mengatakan
Pemerintah Indonesia setidaknya bisa membantu pendanaan dalam soal kampanye.

"Kalau ada pendanaan dari misalnya Pemerintah Indonesia pasti ini akan membantu usaha kami
guna memberikan penjelasan kepada siswa mengenai pembelajaran bahasa ini." kata Liam.

Berkenaan dengan rencana La Trobe University menutup program bahasa Indonesia di akhir
tahun 2021, Liam mengatakan dia sudah mengirimkan surat kepada Dekan di universitas
tersebut.
Menurut Liam, dengan adanya aturan baru tersebut diperkirakan jumlah siswa yang mau belajar
bahasa asing, termasuk bahasa Indonesia, akan meningkat di tahun-tahun mendatang.

Menurutnya tantangan yang paling besar di Australia adalah meningkatkan jumlah mahasiswa
belajar bahasa Indonesia di tingkat universitas, karena di tingkat sekolah menengah ke bawah
peminatnya cukup banyak.

"Banyak siswa yang berhenti belajar bahasa Indonesia di Kelas 10, ketika mereka harus
memutuskan mata pelajaran apa yang harus diambil untuk Kelas 11 dan 12 untuk syarat masuk
universitas," kata Liam.

Menurutnya, salah satu alasannya juga adalah karena dalam pandangan masyarakat umum di
Australia, bahasa Indonesia dianggap tidak berbobot, bukan bahasa prestisius yang harus
dipelajari.

"Padahal ketika misalnya siswa yang mendapat kesempatan memperdalam bahasa Indonesia
mereka di Indonesia sebagian besar semakin suka dan sangat terkesan dengan pengalaman
mereka."

Sebuah petisi online yang meminta agar La Trobe University mempertahankan program bahasa


Indonesia sejauh ini sudah mendapatkan lebih dari 2000 pendukung sampai hari Senin (23/11).

Walaupun bahasa Indonesia sudah menjadi pembelajaran di beberapa universitas di Australia,


hal itu harus dikembangkan lagi dan harus lebih banyak mendapat support dari pemerintahan
Indonesia. Menurut saya, hal seperti itu harus dilakukan agar bahasa Indonesia juga mendapat
perhatian dari Negara lain yang mana di Negara nya belum ada pembelajaran bahasa Indonesia
sehingga dapat membuat bahasa kita ini semakin di kenal di berbagai Negara lainnya. Itupun
juga dapat memudahkan turis-turis ketika berwisata ke Indonesia

Kata kunci : Bahasa Indonesia, Australia


DAFTAR PUSTAKA

detikNews. 2020. Pemerintah RI Diminta Bantu Agar Bahasa Indonesia Tetap Diajarkan di
Australia. Jakarta. https://news.detik.com/abc-australia/d-5267382/pemerintah-ri-diminta-bantu-
agar-bahasa-indonesia-tetap-diajarkan-di-australia?_ga=2.156744254.483014857.1606378958-
1177188749.1606378958

Anda mungkin juga menyukai