Anda di halaman 1dari 24

ren kopi kekinian memicu peningkatan konsumsi kopi dalam negeri.

Kini, Indonesia tidak hanya


tercatat sebagai salah satu produsen kopi dunia, tetapi juga konsumen kopi yang tidak bisa
diremehkan.

Kondisi ini menciptakan peluang bagi pelaku industri dan petani kopi. Tantangannya,
produktivitas lahan perkebunan kopi perlu ditingkatkan guna mencukupi kebutuhan pasar lokal
dan global.

Tahun 2018-2019 merupakan puncak konsumsi kopi dalam negeri. Pada periode ini, konsumsi
kopi dalam negeri mencapai 4,8 juta kantong biji kopi. Jumlah tersebut empat kali lebih banyak
dibandingkan dengan konsumsi pada 1990/1991. Data International Coffee Organization (ICO)
menunjukkan, sejak 1990 konsumsi kopi dalam negeri memang tumbuh. Rata-rata
peningkatannya mencapai 5,16 persen per tahun.

Pertumbuhan yang melesat ini dipicu oleh tren kopi kekinian, yakni es kopi yang diolah dengan
alat pembuat kopi modern dan dicampur susu segar dengan tambahan gula aren, sirup vanila,
bubble, hingga biskuit. Kemunculan kedai kopi kekinian ini merajalela hampir di setiap daerah.

Salah satu indikasinya adalah peningkatan pencarian merek kopi-kopi kekinian di situs Google.
Pencarian merek Kopi Kulo meningkat mulai Februari 2018, hanya dua bulan sejak kedai ini
mulai beroperasi. Menyusul Kopi Kenangan dan Kopi Janji Jiwa yang mulai dicari masyarakat
secara daring pada September dan Oktober 2018.
Ketertarikan masyarakat akan kopi kekinian membuka peluang bagi pelaku usaha untuk
melebarkan sayap bisnisnya. Dalam kurun waktu kurang dari tiga tahun, outlet kopi kekinian
dengan mudah dapat ditemukan hampir di setiap daerah.

Bahkan, laporan PT Toffin dan Mix Marketing&Communication mencatat, dalam tiga tahun
terakhir, jumlah outlet kedai kopi meningkat hampir tiga kali lipat. Pada 2016, jumlah outlet
kedai kopi sebanyak 1.083 unit. Pada 2019, jumlahnya sudah lebih dari 2.937 unit.
Kopi Kulo sampai Agustus 2019 sudah memiliki 300 kedai. Kopi Kenangan hadir dengan 175
outlet, sedangkan Fore Coffee dengan 100 kedai.

Kopi Janji Jiwa bahkan telah memiliki 700 gerai yang tersebar di 50 kota besar di Indonesia.
Pencapaian ini menjadikan Janji Jiwa tercatat dalam rekor Muri untuk ”Pertumbuhan Kedai Kopi
Tercepat dalam Satu Tahun”.

Konsumsi kopi

Tingginya konsumsi kopi dalam negeri menandakan bahwa Indonesia tidak sekadar negara
penghasil kopi, tetapi juga sebagai konsumen yang cukup besar.

Berdasarkan data ICO, konsumsi kopi domestik Indonesia pada periode 2018-2019 mencapai
50,97 persen dari produksinya. Jumlah tersebut tertinggi dibandingkan dengan negara penghasil
kopi lainnya, seperti Brasil, Vietnam, Kolombia, dan Etiopia.

Kalangan muda dari generasi Z (10-24 tahun) dan generasi Y (25-39 tahun) menyumbang
peningkatan konsumsi kopi dalam negeri. Sebagai generasi pemula kopi, mereka terbiasa
menyeduh kopi dengan teknik racikan tradisional hingga modern. Tidak hanya di kafe atau kedai
kopi, acara menyeduh juga dilakukan di tempat masing-masing.

Ketertarikan kalangan muda terhadap kopi juga memunculkan profesi peracik kopi atau barista.
Kehadiran barista menunjukkan berubahnya pola konsumsi kopi di Indonesia dari cara
tradisional ke modern. Barista memiliki keahlian untuk meracik kopi dengan berbagai alat dan
menyajikannya dengan rasa serta tampilan menarik.
Tidak hanya modernisasi alat dan pengolahan, konsumen kopi dalam negeri kini juga mencari
kopi-kopi spesial dari daerah penghasil kopi di seluruh Indonesia. Kopi spesial (specialty coffee)
yang dicari memiliki kualitas tinggi. Konsumen bahkan tak tanggung-tanggung mencari kopi
spesial tersebut langsung dari petani.

Perkembangan tersebut menandakan bahwa Indonesia telah melalui gelombang ketiga


perkembangan konsumsi kopi, yang ditandai dengan semakin banyaknya konsumen kopi yang
menjadi penikmat kopi. Dalam literatur pemasaran, para penikmat kopi ini disebut connoisseurs.

Para penikmat kopi ini bukan sembarangan konsumen. Mereka memiliki pengetahuan, selera
khusus, hingga keahlian dalam memilih kopi-kopi spesial.

Gelombang transformasi

Perkembangan konsumsi kopi di Indonesia tidak lepas dari gelombang transformasi kopi dunia.
Quintao dan Brito dalam jurnalnya berjudul Connoisseurship Consumption And Market
Evolution: An Institutional Theory Perspective On The Growth Of Specialty Coffee
Consumption In The USA menjelaskan, kopi menjadi komoditas pada awal mula kopi mendunia.

Pada gelombang pertama, perusahaan-perusahaan besar produsen kopi mendorong peningkatan


konsumsi kopi secara eksponensial. Kopi yang dipasarkan memiliki kualitas rendah dan harga
murah. Produk kopi ini didominasi oleh kopi hasil industri seperti Folgers Coffee milik Procter
& Gamble (sampai 2008), Maxwell House milik Kraft Food, dan berbagai jenis Nestle Coffee.

Di Indonesia, menurut Laporan Toffin dan Mix Marketing&Communication, periode ini ditandai
dengan munculnya kopi siap minum (ready to drink) yang dijual di kedai kopi tradisional atau
warung kopi. Hanya sedikit kedai kopi modern yang menyediakan menu kopi yang sama.
Namun, memasuki gelombang ketiga, bisnis kedai kopi global mulai bersaing dengan kedai kopi
lokal yang menyajikan kopi khas dari beragam daerah atau disebut single origin coffee. Kopi
diracik dengan khas oleh peracik kopi atau barista. Pada periode inilah, muncul slogan a better
cup of coffee.

Dalam beberapa tahun terakhir, berkembang topik tentang gelombang keempat kopi. Laporan
Toffin dan Mix Marketing&Communication menyebutkan, Indonesia telah memasuki periode ini
sejak 2016. Hal ini ditandai dengan pasar yang bertambah luas dan banyaknya kedai kopi coffee
to go yang menjual kopi siap minum dengan harga murah.

Gelombang keempat juga ditandai dengan perpaduan kopi berbagai daerah yang dinikmati
dengan cara khas daerah tersebut. Konsumen dapat mendalami informasi sejarah dan budaya
lewat konsumsi kopi tersebut. Contohnya, kafe Cocoa Cinnamon di Durham, North Carolina,
yang menyediakan Kopi The Strait of Hormuz pour-over yang mencampurkan kopi asal Afrika
dan Asia dengan lada hitam Malabar.

Perdagangan kopi

Hal yang patut diapresiasi dari peningkatan konsumsi kopi dalam negeri adalah meningkatnya
serapan kopi dalam negeri. Tingginya permintaan dalam negeri menyebabkan harga jual kopi di
dalam negeri justru lebih tinggi daripada harga jual di pasar internasional. Kondisi ini
mendorong penjual lebih memilih memasarkan biji kopi kepada konsumen dalam negeri.

Karena lebih banyak diserap dalam negeri, volume ekspor kopi Indonesia turun pada 2019.
AEKI menjelaskan, penurunan ekspor kopi ini berbeda dengan penurunan ekspor yang terjadi
tahun 2018. Pada 2018, ekspor kopi menurun karena kondisi perkebunan kopi kurang baik.
Akibatnya, impor kopi meningkat.
Pergeseran ini menjadi peluang bagus bagi petani yang tidak perlu lagi menggantungkan
penjualan pada pasar internasional. Saat terjadi pelemahan ekonomi di negara tujuan ekspor atau
jatuhnya harga kopi di pasar internasional, masih ada pasar dalam negeri dengan permintaan
yang tinggi.

Untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri dan internasional, diperlukan peningkatan
produksi. Demi tujuan tersebut, dibutuhkan kerja sama antara petani, pemerintah, dan komunitas.

Masalahnya, produktivitas kopi nasional di hulu selama 10 tahun terakhir cenderung stagnan.
Data Kementerian Pertanian mencatat, produktivitas lahan kopi selama 2010-2019 hanya
meningkat 0,72 persen, yakni dari 779,36 kilogram menjadi 785 kilogram per hektar. Karena itu,
Indonesia masih mengimpor kopi meskipun hampir setiap wilayahnya memiliki perkebunan
kopi.

Stagnansi paling terlihat pada produktivitas pertanian rakyat yang hanya sebesar 776,46 kilogram
per hektar pada 2019. Sedikit lebih tinggi pada perkebunan negara dan swasta, masing-masing
mencapai 1.128,73 kilogram dan 871,12 kilogram per hektar.

Dengan kondisi demikian, upaya peningkatan produktivitas perlu difokuskan pada perkebunan
kopi rakyat agar petani kopi juga dapat menikmati dampak langsung puncak konsumsi dalam
negeri ini.

Salah satu caranya adalah dengan membentuk koperasi petani kopi. Koperasi dapat
mengonsolidasikan lahan perkebunan petani yang semula di bawah 1-2 hektar menjadi 100
hektar per individu.
https://interaktif.kompas.id/baca/rajin-ngopi/
Pada 12 Januari 2019, SCI entitas anak, membuka outlet Starbucks Reserve Dewata, Bali dengan
luas
area 3.000 meter persegi, dan menjadi gerai Starbucks terbesar di wilayah Asia Tenggara.

Starbucks, Pizza Express, Krispy Kreme, Cold Stone Creamery, Godiva, PAUL, Genki Sushi
and Jamba Juice.

https://ekonomi.bisnis.com/read/20190808/12/1134170/strategi-starbucks-hadapi-panasnya-
kompetisi-bisnis-kopi-di-indonesia

https://osf.io/gt9hj/

https://www.marketeers.com/starbucks-kenalkan-loyalty-program-terbaru/

https://yonulis.com/2020/09/25/hadapi-new-normal-inilah-strategi-starbucks-dalam-
mempertahankan-bisnisnya/

https://blog.usetada.com/id/mempelajari-insight-dari-program-loyalty-starbucks

https://www.researchgate.net/publication/340259896_Evaluasi_Produk_dan_Pelayanan_di_Starb
ucks_Menggunakan_Service_Quality

https://www.paper.id/blog/headline/strategi-pemasaran-
starbucks/http://simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2018/9b2276efdc5ca9d58d0219bfc
3ea4964.pdf

http://e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4754/1/bismillah%20fix%20skripsi%20Ety
%20Sarah.pdf
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/4986/1/muhammad%20yusat_opt.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/84352-ID-pengaruh-citra-merek-dan-kualitas-
produk.pdf

http://repository.usd.ac.id/35521/2/152214099_full.pdf

https://www.researchgate.net/publication/326560895_PENGARUH_KUALITAS_PRODUK_D
AN_CITRA_MEREK_TERHADAP_LOYALITAS_PELANGGAN/link/5b5646d345851507a7
c4005a/download

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200221161050-97-476870/melihat-ambisi-starbucks-
hadapi-gempuran-bisnis-kopi-lokal

http://www.theiconomics.com/accelerated-growth/starbucks-indonesia-lakukan-perubahan-
untuk-bertahan-di-masa-covid-19/

https://kumparan.com/kumparanbisnis/pemilik-starbucks-raup-untung-rp-30-miliar-dalam-3-
bulan-melesat-102

https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-5120084/pengelola-starbucks-indonesia-rugi-rp-455-
miliar-gara-gara-corona

https://www.cnbcindonesia.com/news/20200306172725-8-143083/penjualan-starbucks-turun-
hingga-78

https://kumparan.com/kumparanbisnis/pemilik-starbucks-raup-untung-rp-30-miliar-dalam-3-
bulan-melesat-102
https://www.idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_
EREP/202008/f3137dd782_5dc3bbd028.pdf

https://upperline.id/uploads/annual_reports/file/file_annual_5e16dc8a391e0.pdf

https://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/ListedCompanies/Corporate_Actions/New_Info_JSX/
Jenis_Informasi/01_Laporan_Keuangan/04_Annual%20Report//2019/MAPI/MAPI_Annual
%20Report%202019.pdf

https://lib.unnes.ac.id/22075/1/7311411061-s.pdf
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial brand awareness,
brand image, dan perceived quality berpengaruh signifikan terhadap loyalitas
pelanggan. Berdasarkan analisis jalur membuktikan bahwa kepuasan pelanggan
mampu memediasi pengaruh brand awareness, brand image, dan perceived quality
terhadap loyalitas pelanggan.
Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa secara parsial brand awareness,
brand image, dan perceived quality berpengaruh signifikan terhadap loyalitas
pelanggan. Berdasarkan analisis jalur membuktikan bahwa kepuasan pelanggan
mampu memediasi pengaruh brand awareness, brand image, dan perceived quality
terhadap loyalitas pelanggan. Bagi penelitian selanjutnya, sebaiknya pada
penelitian selanjutnya untuk meneliti variabel lainnya yang mempengaruhi loyalitas
pelanggan seperti brand trust, dan experiental marketing

PENGARUH BRAND AWARENESS, BRAND IMAGE,


DAN PERCEIVED QUALITY TERHADAP LOYALITAS
PELANGGAN MELALUI KEPUASAN PELANGGAN
SKRIPSI
Muhammad Afiq Burhani
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kualitas produk berpengaruh positif
dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Hasil lain yang dapat disimpulkan adalah
bahwa variabel kepuasan bukan merupakan variabel moderasi dalam hubungan antara
variabel kualitas produk dan varabel loyalitas pelanggan. Variabel kepuasan
merupakan variabel independen (predictor) dalam hubungannya dengan loyalitas
pelanggan.

PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN


DENGAN KEPUASAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI

KARYA ILMIAH
SITI FAUZI’AH
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP LOYALITAS


PELANGGAN GREEN PRODUCT SEPEDA MOTOR HONDA
INJECTION DENGAN KEPUASAN SEBAGAI
VARIABEL MODERASI
(Survei pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi UNISRI Surakarta)
Lamidi
Marjam Desma Rahadhini
Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 13, No. 2, Oktober 2013: 139 – 150
Berdasarkan hasil pengujian se-
tiap hipotesis, diperoleh kesimpulan:
(1) Kualitas produk berpengaruh sig-
nifikan terhadap loyalitas pelanggan
pada mahasiswa Fakultas Ekonomi
UNISRI Surakarta; (2) Kepuasan
berpengaruh signifikan terhadap lo-
yalitas pelanggan pada mahasiswa
Fakultas Ekonomi UNISRI Surakar-
ta; (3) Kepuasan memoderasi penga-
ruh kualitas produk terhadap loyali-
tas pelanggan pada mahasiswa Fa-
kultas Ekonomi UNISRI Surakarta.
Dengan demikian semua hipotesis
dalam penelitian ini dapat diterima.

PENGARUH BRAND AWARENESS DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP


LOYALITAS
PELANGGAN MELALUI KEPUASAN PELANGGAN SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING PADA KARTU GSM PRABAYAR SIMPATI
(STUDI KASUS PADA KONSUMEN KECAMATAN PEDURUNGAN)
Aida Zahrotu Amalia1
, Handoyo Djoko W2
dan Reni Shinta Dewi3
Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis
Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa brand awareness (X1), dan kualitas produk (X2)
secara
parsial maupun simultan mempengaruhi kepuasan pelanggan (Z) dan loyalitas pelanggan
(Y).
Berdasarkan hasil analisis jalur, pengaruh brand awareness dan kualitas produk terhadap
loyalitas
pelanggan akan lebih besar apabila melalui kepuasan pelanggan.
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan agar perusahaan lebih meningkatkan
pemberian informasi mengenai keragaman produk, memberikan inovasi baru mengenai
fitur /
fasilitas, dan memudahkan pengguna dalam menggunakan fitur / fasilitas produk
sehingga dapat
meningkatkan kepuasan pelanggan untuk menciptakan loyalitas pelanggan Kartu GSM
PrabayarsimPATI.
at Beli
Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 241
JURNAL SAINS PEMASARAN INDONESIA
Volume XII, No. 3, Desember 2013, halaman 241 - 260
ANALISIS PENGARUH KENYAMANAN TERHADAP MINAT BELI
SECARA ONLINE PADA PEMESANAN TIKET KERETA API
MELALUI WEBSITE RESMI PT. KAI
Erlang Prima Insani

Temuan empiris tersebut mengindikasikan bahwa kenyamanan berpengaruh


signifikan terhadap resiko yang dirasakan dengan nilai korelasi sebesar -0,273;
kenyamanan
berpengaruh signifikan terhadap persepsi kemudahan penggunaan dengan nilai korelasi
sebesar
0,262; persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh signifikan terhadap resiko yang
dirasakan
dengan nilai korelasi sebesar -0,212; kenyamanan berpengaruh signifikan terhadap minat
beli
online dengan nilai korelasi sebesar 0,232; resiko yang dirasakan berpengaruh signifikan
terhadap
minat beli online dengan nilai korelasi sebesar -0,217; persepsi kemudahan penggunaan
berpengaruh
signifikan terhadap minat beli online dengan nilai korelasi sebesar 0,228.

JIMEK – Volume 1 Nomor 2 Desember 2018 E-ISSN : 2621-2374


208
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KENYAMANAAN
TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA PERUSAHAAN
JASA OJEK ONLINE GO-JEK DI KOTA KEDIRI
Dhita Tresiya; Djunaidi; Heri Subagyo

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kualitas


pelayanan tidak berpengaruh terhadap kepuasan konsumen pengguna jasa ojek online
Go-Jek di Kota Kediri (2) Kenyamanan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
konsumen pengguna jasa ojek online Go-Jek di Kota (3) Kualitas pelayanan dan
Kenyamanan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen pengguna jasa ojek
online Go-Jek di Kota Kediri.
Pemilik merek dagang Starbucks Indonesia, PT MAP Boga Adiperkasa Tbk mencatatkan
kinerja positif pada laporan keuangan di kuartal I 2018. Per 31 Maret 2018, perusahaan
mencatatkan laba bersih sebesar Rp 30,93 miliar atau tumbuh 102,1% dibandingkan
periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 15,31 miliar.
Menurut Direktur Utama MAP Boga Adiperkasa Anthony Cottan, raihan yang positif di
awal tahun ini ditopang oleh meningkatnya penjualan perusahaan berkode emiten MAPB
ini. Di kuartal pertama tahun ini, perusahaan mencatatkan penjualan Rp 535 miliar atau
naik 22,15% dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 438 miliar.
"Penjualan di kuartal pertama tahun ini naik lebih dari 20%," kata Anthony saat paparan
kinerja perusahaan di Hotel Ayana Mid Plaza Sudirman, Jakarta, Rabu (9/5).
Anthony menyebutkan, segmen minuman tetap menjadi penyumbang utama penjualan
perusahaan di tiga bulan pertama ini.Minuman berkontribusi sebesar 72%, sementara
untuk segmen makanan berkontribusi 21%, sisanya 7% dari segmen lainnya.
"Untuk penjualan di Januari sebesar Rp 177 juta, Februari dicatatkan sebesar Rp 164 juta
dan Maret sebesar Rp 192 juta," kata dia.
Sementara itu, perusahaan yang bergerak dalam bidang ritel makanan ini belum berhasil
mencatatkan kinerja cemerlang di sepanjang 2017, perusahaan membukukan laba bersih
Rp 94,4 miliar atau turun 18,5% dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp
116 miliar.
Penurunan laba bersih perusahaan disebabkan karena adanya amortisasi diskonto obligasi
atau premi obligasi tanpa bunga sebesar Rp 25,3 miliar di 2017.
Kendati demikian, perusahaan mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp 1,9 triliun.
Jumlah tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 16,5% dibandingkan periode yang sama
tahun lalu yang mencapai Rp 1,6 triliun.
"Jadi segmen minuman tetap menjadi penyumbang utama penjualan bersih perusahaan
dengan kontribusi sebesar 71,3% kemudian diikuti segmen makanan sebesar 23,2% dan
segmen lainnya sebesar 5,5%," katanya.
PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) telah mengumumkan laporan keuangannya di semester
I-2020.Hasilnya perusahaan terpaksa menelan pil pahit kerugian yang disebabkan
pandemi COVID-19.
Pada semester I perusahaan telah terdampak signifikan oleh penutupan sementara pusat-
pusat perbelanjaan dan menurunnya permintaan pelanggan diakibatkan oleh pandemi
COVID-19.

Pemerintah menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan penutupan


sementara pusat-pusat perbelanjaan sejak awal April, yang lebih berdampak pada kinerja
keuangan kuartal II-2020 MAP.Pada semester I-2020, perusahaan membukukan
pendapatan bersih Rp 6,79 triliun. Angka itu turun drastis dari pencapaian di periode
yang sama tahun lalu Rp 10 triliun.

Margin laba kotor semester I turun dari 49,3% menjadi 42,6%, sementara rugi usaha
tercatat Rp 330,9 miliar, dan EBITDA Rp 893,9 miliar menurun 35,5% dibandingkan Rp
1,39 triliun pada semester pertama 2019.

Hasilnya MAP menderita rugi bersih mencapai Rp 455,8 miliar. Torehan itu berbanding
terbalik dengan capaian di semester I-2019 yang berhasil mencatatkan laba Rp 499
miliar.Namun catatkan rugi bersih itu setelah penerapan PSAK 73. Jika dihitung
sebelumnya rugi bersih MAP Rp 375,4 miliar.

Untuk periode kuartal II-2020 saja, perusahaan mencatatkan pendapatan bersih sebesar
Rp 2,08 triliun, menurun dari Rp 5,34 triliun dibandingkan kuartal II-2019.

Seiring dengan upaya MAP untuk meningkatkan penjualan dan mengurangi tingkat aging
stocks, margin laba kotor terkena dampak dari yang sebelumnya 51,4% pada kuartal II-
2019 menjadi 35,7%. Sementara rugi usaha tercatat sebesar Rp492,3 miliar, dengan
EBITDA Rp114,4 miliar dan rugi bersih Rp483,1 miliar.

"Perusahaan telah mengambil langkah tanggap untuk memperkuat bisnis dengan


mengerahkan seluruh kemampuan omni-channel merek-merek kami. Digitalisasi telah
mempercepat dan terus menjadi pusat untuk semua keputusan investasi di masa yang
akan datang. Perusahaan secara aktif tengah melakukan reorganisasi untuk mengurangi
beban usaha secara substansial, termasuk remunerasi dan beban sewa, serta membatasi
capital expenditures," kata VP Investor Relations & Corporate Communications MAP
Group Ratih D. Gianda dalam keterangan tertulis, Selasa (4/8/2020).Meski begitu
perusahaan mengakui bisnis e-commerce MAP menunjukkan pertumbuhan yang pesat.Di
tengah kondisi pandemi, perusahaan telah memaksimalkan kanal-kanal distribusi digital
perusahaan, termasuk program Chat & Buy (pelanggan dapat belanja melalui WhatsApp),
di samping platform e-commerce milik MAP, kerjasama dengan marketplace, dan
perusahaan layan antar online.

Hal ini telah menyebabkan peningkatan penjualan online dan jumlah pelanggan, terbukti
dari total penjualan eCommerce semester pertama 2020 yang meningkat hampir 400%,
sementara di kuartal II-2020 meningkat lebih dari 600% YoY.

MAP sendiri mengoperasikan lebih dari 2.300 gerai ritel di 81 kota di Indonesia. Mulai
dari department stores seperti Sogo, Seibu, Galeries Lafayette, dan The FoodHall, lalu
ada fesyen dan lifestyle seperti Zara, Marks & Spencer, Topman, Topshop. Perusahaan
ini juga memegang hak jaringan restoran seperti Pizza Marzano, Starbucks, Krispy
Kreme dan masih banyak lagi.
Perusahaan ritel pengelola Starbucks, PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), membukukan
pertmbuhan kinerja keuangan yang positif di paruh pertama tahun 2019.MAPI meraup
cuan atau laba usaha sebesar Rp969 miliar, tumbuh 34% dari tahun lalu yang hanya
Rp722 miliar. Adapun untuk laba bersih MAPI, nilainya tumbuh 51% dari Rp402 miliar
menjadi Rp605 miliar.Head of Corporate Communication MAPI, Fetty Kwartati,
menyebutkan bahwa pendapatan bersih perusahaan untuk semester I juga tmumbuh 10%
dari Rp9,1 triliun menjadi Rp10 triliun. Momen lebaran menjadi salah satu yang
mendongkrak kinerja bisnis MAPI sehingga target penjualan dan pendapatan operasional
MAPI dapat terpenuhi."Untuk mempercepat momentum di semester kedua tahun 2019,
MAPI akan terus memanfaatkan kekuatan portofolio merek, mendorong pertumbuhan,
dan mendukung inovasi pada kemampuan digital dan analisa data perusahaan," sambung
Fetty secara tertulis, Jakarta, Rabu (31/07/2019).Sebagai informasi, di paruh pertama
lalu, pertumbuhan bisnis MAPI terbilang ekspansif.Setidaknya ada 216 gerai baru yang
dibuka MAPI pada akhir semester pertama tahun 2019.Dari geria-gerai baru itu, MAPI
menambah 44.550 meter persegi pada luas keseluruhan area ritel yang dikelolanya.

"Gerai-gerai yang dibuka tersebut mencakup merek: Starbucks, Krispy Kreme, Pizza
Express, Godiva, Foodhall, Skechers, Sports Station, Planet Sports, Asics, Clarks, Marks
& Spencer, Kidz Station dan Digimap," sambungnya.

Manajemen emiten ritel PT MAP Boga Adiperkasa Tbk. (MAPB) mengakui pendapatan
dari segmen minuman masih menjadi andalan di tengah daya beli masyarakat yang turun
akibat pandemi virus corona (Covid-19).

Direktur Utama MAP Boga Anthony Cottan mengatakan 50 persen gerai perseroan masih
beroperasi karena lokasi gerai tersebar, tidak terfokus di pusat perbelanjaan yang sempat
ditutup seiring dengan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Di sisi lain, saluran distribusi seperti Grab dan Gojek menjadi andalan selama penerapan
PSBB. Secara keseluruhan, MAP Boga Adiperkasa memiliki lebih dari 566 gerai dari 7
merek brand gerai makanan dan minuman hingga akhir Juli 2020.Anthony menyebut 60
persen dari total pendapatan perseroan sebanyak Rp959,8 miliar pada semester pertama
tahun ini berasal dari gerai minuman.“Kami punya 450 gerai Starbucks dan menariknya
kami (Starbucks Indonesia) berada di urutan 10 untuk total gerai Starbucks terbanyak dari
total 80 negara tempat Starbucks beroperasi di seluruh dunia,” ungkap Anthony dalam
paparan publik perseroan pada Kamis (27/8/2020).

Anthony menjelaskan perseroan berencana untuk membuka gerai di Jayapura dan Timika
sejalan dengan penyelenggara Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua pada tahun 2021
mendatang.Lebih lanjut, ia menyatakan kompetisi di segmen ritel makanan dan minuman
di Indonesia memang sangat kompetitif ditambah dengan menjamurnya perusahaan
rintisan baru.

“Tapi, anda bisa jadi 'hero' satu tahun, dan bisa jadi 'zero' di tahun berikutnya. Kami
melihat banyak progres tahun lalu, namun memang bertahan di semester pertama tahun
ini menjadi sangat sulit,” sambungnya.

Dalam waktu dekat, MAP Boga akan berfokus pada format gerai waralaba kopi drive-
thru, menyediakan beberapa jenis gerai yang berbeda khususnya untuk gerai Genki Sushi
dan Pizza Marzano dan merambah area perumahan dengan gerai standalone di
Jabodetabek.

Anda mungkin juga menyukai