Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

INDUSTRI PETERNAKAN
“INDUSTRI PETERNAKAN DOMBA”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Industri Peternakan


Dosen Pengampu : Dr. Ir.Marina Sulistyati ,MS.
Dr. Ir.Didin Supriat,M.Si.

Disusun oleh :
Alika Yulistiana 200110200018
M. Hakim Syihab Pane 200110200117
Nanda Dwi Lestari 200110200019
Putri Aulia Eka Rahma 200110200020
Sakhia Mira Rosalina 200110200017

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2020/2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................6
1.3 Tujuan Masalah........................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Spesifikasi Domba....................................................................................7
2.2 Industri Hulu.............................................................................................8
2.2.1 Breeding
2.2.2 Feeding
2.3 Budidaya.................................................................................................11
2.4 Indutri Hilir.............................................................................................15
2.4.1 Processing
2.4.2 Hasil
2.5 Industri Penunjang........................................................................................17
2.5.1 Marketing
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................23

PEMBAGIAN TUGAS PEMBUATAN MAKALAH……………………………………….24

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang hingga saat ini masih
memberikan kita rahmat dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan untuk
menyelesaikan tugas makalah mengenai “Industri Peternakan Domba”. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Industri Peternakan sehingga tidak lupa kami
menyampaikan terima kasih kepada Ibu Dr. Ir. Marlina Sulistyati, MS. dan Bapak Dr. Ir.
Didin Supriat, M.Si. selaku dosen mata kuliah Industri Peternakan yang telah
memberikan tugas makalah ini kepada kami.
Kami juga berharap supaya makalah ini mampu berguna serta bermanfaat dalam
meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait industri peternakan mengenai
domba. Selain itu, kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan
banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami benar-
benar menanti kritik dan saran untuk kemudia dapat kami jadikan bahan evaluasi untuk
tulisan kami di masa selanjutnya. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya
apabila dalam makalah kami terdapat perkataan yang tidak berkenaan di hati.

Bogor, 09 Oktober 2020

Penulis

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kebutuhan akan pangan yang terus meningkat tentunya menjadi peluang besar
bagi pengusaha di sektor peternakan.Dari beberapa usaha peternakan yang ada
saat ini, ternak domba menjadi salah satu usaha peternakan yang menggiurkan.
Domba merupakan salah satu komoditi ternak yang sangat potensial untuk
memenuhi kebutuhan protein hewani, mengingat daging domba dapat dengan
mudah diterima oleh berbagai lapisan masyarakat dan agama khususnya di
Indonesia.

Selain dimanfaatkan dagingnya, rambut dan susunya juga bersifat komersil


dalam sektor perdagangan. Bagian rambut domba sering dimanfaatkan sebagai
bahan dasar kain wol. Namun perlu diperhatikan bahwa rambut domba dapat
dengan mudah lembap diakibatkan oleh udara yang basah dan berangin, oleh
karena itu kondisi kandang domba diusahakan harus selalu berada dalam
kondisi kering, terutama selama dua hari sebelum pencukuran wol, serta
mengingat domba yang merupakan hewan gembala yang cukup aktif, maka
harus sering kali dipelihara secara jelajah bebas untuk mencegah stres yang
mampu mempengaruhi kualitas wol yang dihasilkan.

Kemudian, meskipun terdengar cukup asing mengenai susu domba, namun


susu domba bisa menjadi alternatif pengganti susu sapi, susu domba kaya akan
mineral dan nutrisi, termasuk vitamin A dan vitamin E, yang bisa
meningkatkan sistem kekebalan tubuh, Vitamin A dan E bertindak sebagai

4
antioksidan, mencegah timbulnya penyakit kronis dan stres
oksidatif. Komersil olahan domba tidak hanya terkenal dalam pemenuhan
seputar dunia pangan saja, lebih dari itu, sejak lama olahan domba sudah dan
terus berkembang untuk dimanfaatkan dalam dunia sandang (kain wol) dan
berbagai produk kecantikan seperti sabun dari susu domba.

Domba umumnya bisa dipelihara di ladang terbuka, kandang, kandang


terbuka, atau di dalam gudang pertanian. Namun perlu diingat bahwa
manajemen pemeliharaan dan pemberian pakan yang baik sangat menentukan
dalam peningkatan produktivitas ternak domba di Indonesia. Lingkungan
sekitar ternak merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
produktivitas ternak selain konsumsi pakan. Salah satu faktor dari
lingkungan yang berpengaruh langsung adalah temperatur. Peningkatan
produktivitas domba di Indonesia memiliki permasalahan yaitu temperatur
yang panas pada siang hari yang menyebabkan domba mengurangi konsumsi
pakan untuk menyeimbangkan suhu tubuh. Cuaca panas bisa menghambat
pertambahan bobot badan domba, maka untuk membantu meningkatkan
produktivitas ternak perlu dipertimbangkan manajemen pemberian pakan
pada ternak tersebut untuk menghindari beban panas berlebih pada tubuh
ternak. Pemberian pakan pada malam hari diharapkan dapat mengurangi
beban panas pada tubuh domba karena ketika malam hari domba tidak
mendapatkan paparan panas radiasi dari lingkungan sehingga domba tidak
mengurangi konsumsi pakan dan produktivitas akan semakin meningkat.
Konsumsi pakan yang baik pada ternak akan meningkatkan produktivitas
ternak, yaitu dengan menghasilkan pertambahan bobot badan harian (PBBH)
dan bobot potong yang tinggi.
1.2 Rumusan Masalah
Penulis sudah menyusun sebagian permasalahan yang hendak dibahas
dalam makalah ini. Ada pun sebagian masalah yang hendak dibahas dalam
karya tulis ini antara lain:

1. Apa saja manfaat dalam beternak domba?


2. Bagaimana manajemen pemeliharaan ternak domba yang baik dan benar?

1.3 Tujuan Makalah


Bersumber pada rumusan permasalahan yang disusun oleh penulis,
sehingga penulis memiliki tujuan dalam penyusunan makalah ini, adapun
tujuan tersebut, yaitu:
1. Mengetahui seberapa besar manfaat dalam beternak domba.
2. Mengetahui manajemen pemeliharaan serta beternak khususnya ternak
domba yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Spesifikasi Domba


Domba adalah hewan herbivora (pemakan tumbuhan) karena
pakan utamanya adalah tanaman atau tumbuhan. Meski demikian domba
lebih menyukai rumput dibandingkan dengan jenis pakan yang lainnya.
Domba juga merupakan hewan mamalia karena menyusui anaknya. Sistem
pencernaan yang khas di dalam rumen, menyebabkan domba juga
digolongkan sebagai hewan ruminansia (Muttaqien, 2007). Menurut
Sudarmono dan Sugeng (2011), secara umum ternak domba
dikelompokkan menjadi domba tipe potong, wol dan dual purpose, yakni
sebagai penghasil daging dan sekaligus penghasil wol. Klasifikasi domba
menurut Blakely dan Bade (1992) adalah sebagai berikut :
 Kingdom : Animalia
 Phylum : Chordata (hewan bertulang belakang)
 Class : Mammalia (hewan menyusui)
 Ordo : Artiodactyla (hewan berkuku genap)
 Family : Bovidae (memamah biak)
 Genus : Ovis
 Species : Ovis aries.
Domba yang kita kenal sekarang merupakan hasil dometikasi
manusia yang sejarahnya diturunkan dari 3 jenis domba liar, yaitu Moufl
on (Ovis musimon) yang berasal dari Eropa Selatan dan Asia Kecil, Argali
(Ovis amon) berasal dariAsia Tenggara, Urial (Ovis vignei) yang berasal
dari Asia. Kita mengenal beberapa bangsa domba yang tersebar diseluruh
dunia, seperti:
1. Domba Kacang / lokal / kampung adalah domba yang berasal dari
Indonesia
2. Domba Ekor Gemuk merupakan domba yang berasal dari
Indonesia bagian Timur seperti Madura, Sulawesi dan Lombok
3. Domba Ekor Tipis adalah domba lokal Indonesia dengan
kemampuan adaptasi yang baik. Tersebar di wilayah Jawa Barat
dan Jawa Tengah
4. Domba Garut/ priangan adalah domba hasil persilangan segi tiga
antara domba kampung, merino dan domba ekor gemuk dari Afrika
Selatan. Berasal dari Indonesia dan banyak terdapat di daerah Jawa
Barat
5. Domba texel atau dikenal dengan nama Dombos (Domba Texel
Wonosobo) adalah domba tipe pedaging yang dapat diambil
bulunya
6. Domba Merino berasal dari Asia kecil yang merupakan domba
penghasil wol terbaik juga penghasil daging, dan lain-lain.
Di Indonesia, khususnya di Jawa, ada 2 bangsa domba yang
terkenal,
yakni domba ekor gemuk yang banyak terdapat di daerah Jawa
Tengah dan Jawa Timur dan domba ekor tipis yang banyak
terdapat
di Jawa Barat.

2.2 Industri hulu

2.2.1 Breeding
Domba yang akan digunakan sebagai bibit haruslah domba yang sehat
dan tidak terserang oleh penyakit, berasal dari bangsa domba yang
memiliki kinerja reproduksi yang baik diantaranya persentase kelahiran
dan kesuburan tinggi, serta kecepatan tumbuh dan persentase karkas
yang baik. Dengan demikian keberhasilan usaha ternak domba tidak
bisa dipisahkan dengan pemilihan induk/ pejantan yang memiliki sifat-
sifat yang baik. Dalam seleksi induk pilih induk yang berbadan sehat,
besar, dan panjang, seimbang, serta bagian- bagian anggota badannya
yang berpasangan. Sebelum melakukan breeding domba kita harus
melihat dan mempersiapkan beberapa hal yaitu kondisi lahan dan
lokasi, air dan sumber energi, kandang, pemeliharaan bibit unggul
pejantan dan betina, lebar dan luas
kandang, serta pakan dan perawatan. Dalam pembibitan kambing dan
domba dilaksanakan melalui pemuliaan dalam satu rumpun atau satu
galur, baik pejantan maupun induk yang dikawinkan berasal dari satu
rumpun atau galur yang sama. Pelaksanaan pembibitan meliputi:
Pemilihan Bibit dan pemberian pakan. Bibit yang digunakan untuk usaha
pembibitan kambing dan domba harus memenuhi persyaratan mutu
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam
pemberian pakan perlu diperhatikan kandungan nutrisi berupa protein,
vitamin, mineral, dan serat kasar yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi
fisioliogis ternak.
Untuk memperoleh hasil yang baik dalam pembibitan kambing
dan domba harus memperhatikan kaidah kesehatan hewan yang meliputi
situasi penyakit hewan, pencegahan penyakit hewan, dan pelaksanaan
biodiversity. Dalam usaha pembibitan kambing dan domba harus bebas
dari agen penyakit hewan yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi
seperti Brucellosis, Anthrax, SE, dan penyakit kudis (scabies).
Pencegahan Penyakit Hewan dapat dilakukan dengsn cara vaksinasi dan
pengujian/tes laboratorium terhadap penyakit hewan menular yang
ditetapkan oleh instansi berwenang, mencatat setiap pelaksanaan
vaksinasi dan jenis vaksin yang dipakai dalam kartu kesehatan ternak dan
melaporkan kepada Kepala Dinas yang membidangi fungsi peternakan
dan kesehatan hewan setempat terhadap kemungkinan timbulnya kasus
penyakit, terutama yang diduga/dianggap sebagai penyakit hewan
menular, pemotongan kuku dilakukan apabila diperlukan, pemberian obat
cacing dilakukan secara rutin 3 (tiga) kali dalam setahun, dan pakan yang
diberikan tidak mengandung bahan pakan yang berupa darah, daging,
dan/atau tulang.
2.2.2 Feeding
Pakan adalah semua bahan pakan yang bisa di berikan dan bermanfaat bagi
ternak. Pakan yang di berikan harus berkualitas tinggi yaitu mengandung
nutrien yang di perlukan oleh tubuh ternak dalam hidupnya seperti air,
karbohidrat, lemak, protein, mineral dan air. Pakan dengan kandungan
nutrien yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan ternak akan menghasilkan
produktivitas yang baik. Kecukupan atau kesesuaian pakan untuk kebutuhan
ternak tersebut selain ditinjau dari segi kuantitas, juga harus dari segi
kualitas.
Kebutuhan ternak ruminansia terhadap pakan dicerminkan oleh
kebutuhannya terhadap nutrisi. Jumlah kebutuhan nutrisi setiap harinya
sangat tergantung jenis ternak, umur, fase, (pertumbuhan, dewasa, bunting,
menyusui), kondisi tubuh (normal, sakit) dan lingkungan tempat hidupnya
(temperatur, kelembapan, nisbi udara) serta berat badannya. Jadi setiap
ekor ternak berbeda kondisinya membutuhkan pakan yang berbeda. Pada
umunya pakan domba berasal dari hijauan yang terdiri atas berbagai
rumput dan daun-daunan. Hijauan merupakan bahan pakan yang
kandungan serat kasarnya relatif tinggi yang termasuk kelompok bahan
pakan hijauan segar yaitu hay dan silase. Ternak domba merupakan hewan
yang memerlukan hijauan dalam jumlah yang besar kurang lebih 90%.
Konsumsi bahan kering pakan oleh ternak ruminansia dapat berkisar
antara 1,5-3,5%, tetapi pada umumnya 2-3% dari berat badannya. Jumlah
bahan kering yang dapat dimakan oleh seekor hewan selama sehari perlu
diketahui. Dengan mengetahi jumlah bahan kering yang dimakan dapat
dipenuhi kebutuhan seekor hewan akan zat pakan yang perlu untuk
pertumbuhannya, hidup pokok maupun produksinya. Bahan kering
merupakan tolak ukur dalam menilai palatabilitas pakan yang diperlukan
untuk menentukan mutu suatu pakan. Bahan pakan untuk domba pada
umumnya digolongkan dalam 4 golongan sebagai berikut:
1. Golongan Rumput-rumputan, seperti rumput gajah, benggala,
brachiaria, raja, meksiko dan rumput alam.
2. Golongan Kacang-kacangan, seperti daun lamtoro, turi, gamal daun
kacang tanah, daun kacang-kacangan, dan kaliandra.
3. Hasil Limbah Pertanian, seperti daun nangka, daun waru, daun dadap,
daun kembang sepatu, daun pisang, daun jagung, daun ketela pohon,
dan daun ketela rambat.
4. Golongan Makanan Penguat (Konsentrat), bahan bahan konsentrat
seperti dedak, jagung kering, bungkil kelapa, tepung ikan, bungkil
kedelai, ampas tahu, ampas kecap dan biji kapas.
Bahan pakan yang merupakan sumber protein antara lain pakan penguat
seperti tepung ikan, bungkil kedelai, bungkil kelapa, dan bungkil kacang
tanah. Sebagai sumber mineral dapat ditambahkan garam atau mineral
mix. Vitamin yang dibutuhkan ternak biasanya tersedia cukup dalam
campuran bahan pakan. Kebutuhan air, agar ternak dapat minum setiap
saat, sebaiknya di dalam kandang disediakan air bersih sepanjang waktu.
Pakan konsentrat atau pakan penguat hanya sebagai pakan tambahan saja.
Konsentrat atau pakan penguat terdiri  dari  biji-bijian yang digiling halus,
seperti jagung, bungkil kelapa, bungkil kedelai, dedak, dan bekatul.
Hijauan dapat disediakan dengan cara mencari di alam atau dapat pula
dibudidayakan. Penanaman dapat dilakukan di areal yang tidak
dimanfaatkan untuk tanaman pertanian, seperti galengan/pematang sawah
pinggir jalan, tanah desa, di lereng atau bahkan dapat ditanam sebagai
pagar hidup, dan di area tanam sebagai monokultur.

Pakan untuk domba berupa campuran dari keempat golongan di atas yang
disesuaikan dengan tingkatan umur. Adapun proporsi dari campuran tersebut
adalah:
a. Ternak dewasa: rumput 75%, daun 25%
b. Induk bunting: rumput 60%, daun 40%, konsentrat 2-3 gelas
c. Induk menyusui: rumput 50%, daun 50% dan konsentrat2-3 gelas
d. Anak sebelum disapih: rumput 50%, daun 50%
e. Anak lepas sapih: rumput 60%, daun 40% dan konsentrat 0,5–1 gela

2.2.3 Manajemen
Dari analisis breeding dan feeding di atas dapat disimpulkan bahwa
dengan adanya sistem manajemen yang baik seperti pemberian pakan
yang bermutu, perkandangan dan penangan kesehatan terhadap ternak,
maka produksi ternak akan meningkat begitupun kualitas dan
kuantitasnya.

2.3 Budidaya
2.3.1 Pengertian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, budidaya merupakan suatu usaha
yang bermanfaat dan memberi hasil. Budidaya merupakan suatu kegiatan
terencana dalam memelihara dan mengembangbiakkan sumber daya hayati
(tanaman atau hewan) pada suatu area lahan untuk diambil manfaatnya /
hasil panennya. Budidaya adalah suatu proses pengembangbiakan hewan
maupun tumbuhan yang dilakukan oleh peternak atau petani. Peternak
umumnya akan membudidayakan hewan yang biasa menjadi sumber
pangan, seperti ayam, sapi, domba, dan lain-lain.
2.3.2 Manfaat dan Macam Budidaya
Mengacu pada pengertian budidaya, adapun beberapa manfaat atau kegunaan yang bisa
didapatkan dari budidaya diantaranya :
1. Untuk memperoleh keuntungan baik dari segi ekonomis maupun bagi konsumsi sebagai
bahan pangan.
2. Untuk memperoleh hasil yang maksimal dari proses produksi yang berkualitas.
3. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan terbukanya lapangan pekerjaan
baru dalam bidang budidaya.
4. Untuk mengelola sumber daya hayati / alam secara lebih optimal.Budidaya sendiri dibagi
menjaadi 2 kategori, yaitu budidaya tanaman (pertanian) dan budidaya hewan
(peternakan).
2.3.3 Budidaya Ternak Domba
Domba yang kita kenal sekarang merupakan domba hasil domestikasi yang
dilakukan oleh manusia yang sejarahnya diturunkan dari 3 jenis domba liar, yaitu
Mouflon (Ovis musimon) yang berasal dari Eropa Selatan dan Asia Kecil, Argali (Ovis
amon) berasal dari Asia Tenggara, dan Urial (Ovis vignei) yang berasal dari Asia.
 Jenis-jenis Domba
Domba seperti halnya kambing, kerbau dan sapi, tergolong dalam family
Bovidae. Kita mengenal beberapa bangsa domba yang tersebar di
Indonesia, seperti :
1. Domba Kampung yang merupakan domba asal Indonesia.
2. Domba Priangan berasal dari Indonesia dan banyak terdapat di daerah
Jawa Barat.
3. Domba Ekor Gemuk merupakan domba yang berasal dari Indonesia
bagoan Timur seperti Madura, Sulawesi, dan Lombok.
4. Domba Garut adalah domba hasil persilangan segitiga antara domba
kampong, domba merino, dan domba ekor gemuk dari Afrika Selatan.
 Manfaat Ternak Domba
1. Dimanfaatkan dagingnya sebagai sumber pangan yang merupakan
sumber protein dan lemak hewani.
2. Dimanfaatkan susunya sebagai sumber pangan.
3. Dimanfaatkan bulunya yang dapat digunakan oleh industri tekstil.

I. Teknis Budidaya Ternak Domba


1. Persiapan Sarana dan Peralatan (Perkandangan)
Kandang yang dibuat harus kuat sehingga dapat dipakai dalam
waktu yang lama, ukurannya harus sesuai dengan jumlah ternak,
bersih, memperoleh sinar matahari pagi, ventilasi kandang harus cukup
dan terletak lebih tinggi dari lingkungan sekitarnya untuk menghindari
kebanjiran. Untuk atap kandang diusahakan dari bahan yang ringan
dan memiliki daya serap panas yang relative kecil, misalnya atap
rumbia.
2. Penyiapan Bibit
Domba yang unggul adalah domba yang sehat dan tidak terserang oleh
hama penyakit, berasal dari bangsa domba yang presentase kelahiran dan
kesuburan tinggi, serta kecepatan tumbuh dan presentasi karkas yang baik.
Dengan demikian, keberhasilan usaha ternak domba tidak bisa dipisahkan
dengan pemilihan induk/pejantan yang memiliki sifat-sifat yang baik.
Berikut kondisi bibit dan calon induk yang baik :
 Calon Induk : berumur 1,5-2 tahun, tidak cacat, bentuk perut
normal, telingan kecil hingga sedang, bulunya halus, roman muka baik dan
memiliki nafsu kawin besar, dan ekor normal.
 Calon Pejantan : berumur 1,5-2 tahun, sehat dan tidak cacat, badan
normal dan keturunan dari induk yang melahirkan anak 2 ekor/lebih,
tonjolan pada tulang kaki besar dan mempunyai buah zakar yang sama
besar serta kelaminnya dapat bereaksi, mempunyai gerakan yang lincah,
roman muka baik dan tingkat pertumbuhan relative cepat.

3. Pemeliharaan
 Sanitasi dan Tindakan Preventif
Sanitasi lingkungan dapat dilakukan dengan membersihkan kandang dan
peralatan dari serangga atau hama. Kandang terutama tempat pakan dan
tempat minum dicuci dan dikeringkan setiap hari. Perlu dilakukan
pembersihan rumput liar di sekitar kandang.
 Pengontrolan Penyakit
Domba yang terserang penyakit dapat segera diobati dan dipisahkan dari
yang sehat. Lebih baik lagi melakukan pencegahan dengan menyuntikkan
vaksinasi pada domba-domba yang sehat
 Perawatan Ternak
 Memandikan ternak secara rutin minimal seminggu sekali dengan cara
disikat dan disabuni pada pagi hari, kemudian dijemur dibawah sinar
matahari.
 Mencukur bulu domba dengan menggunakan gunting biasa/gunting cukur
yang dilakukan minimal 6 bulan sekali dan disisakan guntingan bulu
setebal kira-kira 0,5 cm. Pencukuran bulu domba biasanya dimulai dari
bagian perut kedepan dan searah dengan punggung domba.
 Pemotongan kuku domba dipotong 4 bulan sekali dengan golok, pahat
kayu, pisau rantan, dan pisau kuku atau gunting.
 Pemberian Pakan
Zat gizi makanan yang diperlukan oleh ternak domba dan mutlak harus
tersedia dalam jumlah yang cukup dan seimbang. Bahan pakan untuk
domba pada umumnya digolongkan dalam 4 golongan yaitu rumput-
rumputan, kacang-kacangan, limbah pertanian, dan makanan penguat
(konsentrat).
 Pemberian Vaksinasi dan Obat
Pemberian vaksinasi dapat dilakukan setiap enam bulan sekali. Vaksinasi
dapat dilakukan dengan menyuntikkan vaksin ke dalam tubuh domba.
Vaksinasi mulai dilakukan pada anak domba (cempe) bila telah berusia 1
bulan, selanjutnya diulangi pada usia 2-3 bulan. Vaksinasi yang biasa
diberikan adalah jenis vaksin Spora (Max Sterne), Serum anti anthrax,
vaksin AE, dan Vaksin SE (Septichaemia Epizootica).
 Pemeliharaan Kandang
Pemeliharaan kandang meliputi pembersihan kotoran domba minimal
seminggu sekali, membuang kotoran ke tempat penampungan limbah,
membersihkan alas, penyemprotan dan pengapuran kandang dengan
disinfektan.
2.4 Industri Hilir

2.4.1 Processing
Pada dasarnya peternakan adalah bagaimana manajemen cara ternak khususnya
domba agar cepat menghasilkan secara efisien dam efektif. Semakin cepat proses
pemeliharaannya maka akan semakin mendapatkan keuntungan yang besar bagi
peternak.
A. Memilih Bibit Domba Unggul

1. Syarat Calon Induk Betina


-Memiliki badan yang panjang, besar, dan simetris
-Selaput mata tidak pucat
-Badan tidak terlalu gemuk
-Bulu tidak kusam dan kaku
-Tidak cacat fisik
-Ambing besar, putting lengkap dan tidak bepotensi penyakit
-Umur 1,5 – 2 tahun
-Bentuk perut normal
-Memliki nafsu kawin yang tinggi dan ekor normal
2. Syarat Calon Induk Jantan
-Memiliki badan yang panjang, besar, seimbang, dan simetris
-Selaput mata tidak pucat
-Badan tidak terlalu gemuk
-Bulu tidak kusam dan kaku
-Tidak cacat fisik
-Cuping hidung lembab
-Terdapat sepasang testis, bentuk normal, tonjolan tulang pada kaki besar
-Umur minimal 1,5 tahun
-Berasal dari induk yang melahirkan anak 2 ekor atau lebih
A. Kandang Domba
 Kandang harus kuat
 Bahan kandang terbuat dari kayu
 Kandang mendapat sinar matahari yang cukup, ventilasi cukup, terhindar
dari banjir, mudah di bersihkan
 Terdapat lubang penampungan kotoran
 Terdapat saluran pembuangan di sekitar kendang
B. Pakan Domba
1. Pakan Hijauan
Pemberian pakan hijauan yaitu 3-4% bahan kering dari bobot hidup. Pakan
hijauan yang baik adalah yang belum terlalu tua dan belum menghasilkan bunga.
Hiajaun yang masih muda memiliki kandungan protein kasar yang tinggi juga
memilki kadar air yang tinggi.
2. Pakan Konsentrat
Pakan konsentrat untuk domba pada umumya sebagai bahan baku yang memiliki
kandungan serat kasar <18% dan mudah di cerna. Pada periode pemacak untuk
pejantan sebaiknya di beri lebih banyak konsetrat ± 1kg.
3. Suplemen Organik
berfungsi untuk menunjang penyerapan nutrisi dari pakan. Suplemen Organik
Cair GDM Spesialis Ternak merupakan suplemen organik cair 100% berbahan
organik dan mengandung 5 bakteri yang menguntungkan.
C. Pemeliharaan Ternak Domba
Untuk menjaga kesehatan ternak domba yang harus di perhatikan yakni dari
kebersihan kandang serta lingkungan sekitar. Hal ini sangat berpengaruh tehadap
tingkat wabah penyakit yang menyerang.
Ada beberapa tahapan untuk membersihkan domba dan lingkungan kandang :
-Domba di mandikan seminggu sekali
-Cukur bulu mencegah bulu menggumpal
-Potong kuku yang panjang mencegah kontaminasi bakteri
-Semprot dengan disinfektan lingkungan sekitar kandang
-Bersihkan kandang dari kotoran dan sisa pakan
-Cek rutin gudang penyimpanan pakan untuk mencegah tumbuhnya jamur
D. Penyakit Pada Domba
1. Penyakit Cacingan
Gejala serangan penyakit cacingan pada domba yaitu:
-Domba kurus,
-Nafsu makan turun,
-Mata sayu,
-Hidung dan mulut kering,
-Diare,
-Kotoran cenderung lembek,
-Bulu kusam,
-Terkadang ada beberapa cacing yang ikut keluar bersama kotoran.
Solusinya jika domba terkena penyakit cacingan yaitu dengan memberikan obat
cacing secara rutin, biasanya diberi albendazol (harus petugas vet). Kemudian
berikan Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Ternak agar dapat
mengembalikan nafsu makan domba.
2. Kudis
Gejala penyakit kudis, yaitu :
-Domba terlihat gatal-gatal,
-Domba akan menggosok-gosokan tubuhnya,
-Bulu rontok,
-Timbul bercak berwarna abu-abu pada tubuh.
Jika ternak domba terkena penyakit kudis, maka cara pengobatannya yaitu:
-Mencukur bulu domba,
-Kemudian kerok bagian kulit yang terkena kudis
-Bersihkan dengan air hangat
-Kemudian oleskan Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Ternak
2.4.2 Hasil

Domba merupakan hewan ternak yang memiliki banyak keuntungan, berikut adalah
hasil/keuntungan beternak domba

 Domba mudah beradaptasi terhadap berbagai lingkungan. Kondisi yang relatif panas
tidak menjadi penghalang pengembangan ternak domba. Hal itu karena tubuh domba
yang hamper seluruhnya tertutup bulu tebal akan menahan penguapan lewat permukaan
kulit sehingga tidak perlu banyak minum. Keperluan air cukup dipenuhi dari kandungan
air dalam pakan hijauan.
 Domba lebih suka hidup berkelompok sehingga pada saat digembalakan tak akan saling
terpisah jauh dari kelompoknya.
 Domba cepat berkembang biak. Dalam waktu dua tahun, domba dapat beranak sebanyak
tiga kali dan sekali beranak bisa menghasilkan anak mencapai dua ekor.
 Hasil sampingan dari ternak domba berupa kotoran yang dijadikan pupuk pertanian
karena unsur-unsur yang terdapat di dalamnyabanyak diperlukan tanaman dan penting
bagi pengawetan tanah.
 Modal kecil. Dengan modal yang kecil, usaha ternak domba bisa berjalan. Hal itu karena
domba dapat diusahakan dengan kandang yang sederhana dan pakan berupa hijauan yang
mudah didapat.
 Ternak domba juga dapat digunakan sebagai tabungan. Misalnya, di musim panen petani
dapat membeli domba dalam jumlah besar dan pada masa paceklik domba tersebut bisa
dijual ke pasar.
 Daging domba merupakan salah satu sumber protein hewani yang sangat penting untuk
pemenuhan gizi manusia dan cukup diminati konsumen.
 Karkas domba berupa kulit merupakan nilai tambah karena dapat dijual dengan harga
yang tinggi.

2.4.3 Pasca Panen


A. Stoving

Ada beberapa prinsip teknis yang harus diperhatikan dalam pemotongan domba agar
diperoleh hasil pemotongan yang baik, yaitu:

1) Ternak domba harus diistirahatkan sebelum pemotongan.


2) Ternak domba harus bersih, bebas dari tanah dan kotoran lain yang dapat
mencemari daging.
3) Pemotongan ternak harus dilakukan secepat mungkin dan darah harus keluar
secara tuntas.
4) Semua proses yang digunakan harus dirancang untuk mengurangi jumlah dan
jenis mikroorganisme pencemar seminimal mungkin.
B. Pengulitan

Pengulitan pada domba yang telah disembelih dapat dilakukan dengan menggunakan
pisau tumpul atau kikir agar kulit tidak rusak. Kulit domba dibersihkan dari daging,
lemak, noda darah atau kotoran yang menempel. Jika sudah bersih, dengan alat perentang
yang dibuat dari kayu, kulit domba dijemur dalam keadaan terbentang. Posisi yang paling
baik untuk penjemuran dengan sinar matahari adalah dalam posisi sudut 45 derajat.

C. Pengeluaran Jeroan

Setelah domba dikuliti, isi perut (visceral) atau sering disebut dengan jeroan yang
dikeluarkan dengan cara menyayat karkas (daging) pada bagian perut domba.

D. Pemotongan Karkas

Karkas dibelah menjadi dua bagian yaitu karkas tubuh bagian kiri dan karkas tubuh
bagian kanan. Karkas dipotong-potong menjadi sub-bagian leher, paha depan, paha
belakang, rusuk, dan punggung. Potongan tersebut dipisahkan menjadi komponen daging,
lemak, tulang, dan tendon. Pemotongan karkas harus mendapat penanganan yang baik
supaya tidak cepat menjadi rusak, terutama kualitas dan hygenitasnya. Sebab kondisi
karkas dipengaruhi oleh peran mikroorganisme selama proses pemotongan dan
pengeluaran jeroan.

2.5 Industri Penunjang


2.5.3 Marketing
Definisi Pemasaran Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial
dimana individu-individu dan kelompok-kelompok memperoleh apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan saling mempertukarkan
produk dan jasa serta nilai antara seseorang dengan yang lainnya. Peranan
pemasaran saat ini tidak hanya menyampaikan produk atau jasa hingga ke
tangan konsumen, tetapi juga bagaimana produk atau jasa tersebut dapat
memberikan kepuasan kepada pelanggan secara berkelanjutan, sehingga
keuntungan perusahaan dapat diperoleh dengan terjadinya pembelian yang
berulang.
Tujuan dari pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menciptakan
suatu produk yang sesuai dengan keinginan konsumen, menjanjikan nilai
superior, menetapkan harga menarik, mendistribusikan produk dengan mudah,
mempromosikan secara efektif serta mempertahankan pelanggan yang sudah ada
dengan tetap memegang prinsip kepuasan pelanggan.
Dasar pemikiran pemasaran dimulai dengan adanya kebutuhan (needs),
keinginan (wants), dan permintaan (demands); produk (barang, jasa, gagasan);
nilai, biaya dan kepuasan; pertukaran dan transaksi; hubungan dan jaringan;
pasar; pemasar dan calon pembeli.
Konsep Inti Pemasaran Konsep inti pemasaran meluputi: kebutuhan, keinginan
dan permintaan; produk (barang, jasa dan gagasan); nilai, biaya dan kepuasan;
pertukaran dan transaksi; serta hubungan dan jaringan.Kebutuhan dan keinginan
manusia sangatlah besar. Untuk itu, sangatlah penting mengetahui dan
memahami atas kebutuhan, keinginan dan permintaan.
1. Kebutuhan manusia (human needs) adalah ketidakberadaan beberapa
kepuasan dasar. Manusia membutuhkan makanan, pakaian, tempat
berlindung, keamanan, hak milik, dan harga diri.
2. Keinginan (wants) adalah hasrat akan pemuas kebutuhan yang spesifik.
Keinginan manusia terus dibentuk dan diperbaharuhi oleh kekuatan dan
lembaga sosial, seperti tempat peribadatan, sekolah, keluarga dan
perusahaan.
3. Permintaan (demands) adalah keinginan akan produk spesifik yang
didukung oleh kemampuan dan kesediaan untuk membelinya.
4. Produk (Barang, Jasa dan Gagasan) Munculnya berbagai kebutuhan,
keinginan dan permintaan pasar, mendorong produsen untuk
mempelajari, melakukan riset pasar, mengamati perilaku konsumen,
menganalisis keluhan dan ketidakpuasan yang dialami konsumen,
mencari jawaban produk atau jasa apa yang sedang disukai, akan disukai
dan yang tidak disukai konsumen. Dengan demikian, produsen dapat
menawarkan produk (barang, jas, dan gagasan) kepada pasar untuk
diperhatikan, dimiliki atau dikonsumsi sehingga kepuasan konsumen
dapat tercapai.
5. Nilai, Biaya dan Kepuasan
Karena semua perusahaan berusaha menwarkan produk dan jasa yang
superior, maka konsumen dihadapkan pada pilihan yang beraneka ragam.
Konsumen membuat pilihan pembeli berdasarkan pada persepsi mereka
mengenai nilai yang melekat pada berbagai produk dan jasa ini. Nilai
adalah selisih antara nilai total yang dinikmati pelanggan. Nilai total
antara lain nilai dari produk, jasa, personil pemasar, biaya waktu, biaya
energi yang dikeluarkan, biaya psikis. Setelah pemberian nilai,
konsumen akan mengevaluasi dan hasil evaluasi ini akan mempengaruhi
kepuasan dan peluang untuk membeli ulang produk tersebut.
6. Pertukaran dan Transaksi
Pertukaran adalah tindakan untuk memperoleh barang yang dikehendaki
dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai imbalan. Terdapat 5
kondisi yang harus dipenuhi agar pertukaran dapat terjadi:
Terdapat sedikitnya dua pihak
 Masing-masing pihak memiliki sesuatu yang mungkin berharga bagi
pihak lain - Masing-masing pihak mampu berkomunikasi dan melakukan
penyerahan
 Masing-masing pihak bebas menerima atau menolak tawaran pertukaran
 Masing-masing pihak yakin bahwa berunding dengan pihak lain adalah
layak dan bermanfaat (negoisasi) Pertukaran baru akan terjadi apabila
kedua belah pihak dapat menyetujui syarat pertukaran, yang akan
membuat mereka lebih baik (atau setidak-tidaknya tidak lebih buruk)
daripada sebelum pertukaran. Pertukaran sering dilukiskan sebagai
proses penciptaan nilai, sebab pertukaran apada umumnya membuat
kedua belah pihak menjadi lebih baik.
1. Hubungan dan Jaringan Pemasaran
Hubungan (relationship marketing) adalah praktik membangun hubungan jangka
panjang yang saling mempercayai dan saling menguntungkan dengan pelanggan.
Agar hubungan dapat tercipta dalam jangka panjang, terdapat beberapa hal yang
harus dipahami, antara lain:
 Saling mempercayai dan saling menguntungkan
 Menjanjikan dan memberikan kualitas yang tinggi, pelayanan yang baik, harga
yang pantas antar pihak
 Menghasilkan ikatan ekonomi, teknik dan sosial yang kuat antar pihak yang
berkepentingan
 Menekan biaya transaksi dan waktu pencarian pelanggan Hasil pemasaran
hubungan yang utama adalah pengembangan asset unik perusahaan yang
disebut dengan jaringan pemasaran.
Jaringan terdiri dari perusahaan dan semua pihakpihak pendukung, pelanggan,
supplier, distributor, pengecer, agen iklan, ilmuwan dan pihak lain yang bersama-
sama dengan perusahaan dalam membangun hubungan bisnis yang saling
menguntungkan. Semakin lama, persaingan tidak lagi berlangsung antar
perusahaan melainkan antar seluruh jaringan, yang akan dimenangkan oleh
perusahaan yang telah membangun jaringan yang lebih baik.
Tataniaga
Tataniaga merupakan salah satu cabang aspek pemasaran yang menekankan
bagaimana suatu produksi dapat sampai ke tangan konsumen (distribusi).
Tataniaga dapat dikatakan efisien apabila mampu menyampaikan hasil produksi
kepada konsumen dengan biaya semurah-murahnya dan mampu mengadakan
pembagian keuntungan yang adil dari keseluruhan harga yang dibayar konsumen
kepada semua pihak yang ikut serta dalam kegiatan produksi dan tataniaga.
A. Saluran Tataniaga

Saluran tataniaga adalah pergerakan barang-barang dari pihak produsen ke pihak


konsumen melalui lembaga tataniaga. Panjang pendeknya saluran tataniaga yang
dilalui oleh suatu hasil peternakan tergantung dari beberapa faktor yaitu jarak
antara produsen ke konsumen, cepat tidaknya produk rusak, skala produksi dan
posisi keuangan pengusaha. Panjang pendeknya saluran tataniaga yang dilalui
oleh suatu hasil peternakan tergantung dari beberapa faktor, antara lain:
a.  Jarak antara produsen ke konsumen. Semakin jauh jarak antara produsen ke konsumen
biasanya makin panjang saluran yang ditempuh oleh produk.
b.  Cepat tidaknya produk rusak. Produk yang cepat atau mudah rusak harus segera diterima
oleh konsumen, dan dengan demikian menghendaki saluran yang pendek dan cepat.
c.  Skala produksi. Bila produksi berlangsung dalam ukuran-ukuran kecil maka jumlah
produk yang dihasilkan berukuran kecil pula. Dalam keadaan demikian kehadiran
pedagang perantara diharapkan, dan demikian saluran yang dilalui produk cenderung
panjang.
d. Posisi keuangan pengusaha. Produsen yang posisi keuangannya kuat cenderung untuk
memperpendek saluran tataniaga. Pedagang yang posisi keuangannya kuat akan dapat
melakukan fungsi tataniaga lebih banyak dibandingkan dengan pedagang yang posisi
keuangannya (modal) lemah. Dengan demikian pedagang yang memiliki modal kuat
cenderung memperpendek saluran tataniaga.
B. Lembaga Tataniaga
Lembaga tataniaga adalah badan-badan yang menyelenggarakan kegiatan atau fungsi
tataniaga dengan nama barang-barang bergerak dari pihak produsen sampai pihak
konsumen. Dalam istilah tataniaga ini termasuk golongan produsen, pedagang perantara
dan lembaga pemberi jasa perorangan, perserikatan atau perseroan yang berusaha dalam
bidang tataniaga dikenal sebagai pedagang perantara. Lembaga ini membeli dan
mengumpulkan barang-barang yang berasal dari produsen dan menyalurkan kepada
konsumen (Hanafiah, 2006). Menurut Rahardja (2003), lembaga-lembaga dalam proses
distribusi barang dari produsen ke konsumen dapat dikelompokkan menjadi empat
golongan antara lain:
a.   Pedagang yaitu pedagang besar dan pedagang kecil
b.   Perantara khusus yaitu agen, makelar, dan komisioner
c.   Eksportir dan importer
d.   Lembaga-lembaga pembantu dalam proses distribusi yaitu bank, asuransi, pengepakan
(packing), perusahaan pengangkutan, perusahaan periklanan dan konsultan.

C. Efisiensi Tataniaga
Tataniaga yang efisien adalah sampainya produk ke konsumen akhir menurut tempat,
waktu, dan bentuk yang diinginkan konsumen dengan biaya yang serendah-rendahnya
serta adanya pembagian yang adil dari harga yang dibayar konsumen akhir kepada semua
pihak yang terkait dalam kegiatan produksi dan tataniaga tersebut.
Efisiensi tataniaga akan tercipta apabila berada dalam mekanisme pasar yang bersaing
sempurna dengan besarnya marjin tataniaga konstan.
Berkaitan marjin tataniaga dan efisiensi, terdapat dua ukuran efisiensi tataniaga,
yaitu: efisiensi operasional dan efisiensi harga. Ukuran efisiensi operasional
dicerminkan oleh biaya tataniaga dan marjin tataniaga. Efisiensi harga
dicerminkan oleh korelasi harga sebagai akibat pergerakan produk dari pasar satu
ke pasar yang lain. Marjin tataniaga lebih sering digunakan untuk analisis efisiensi
tataniaga, karena dapat menggambarkan penyebaran marjin tataniaga, dan
efisiensi operasional
D. Strategi Penjualan ternak diantaranya:
1.    Untuk domba penbibitan :
a.   Usahakan menjual ternak tidak terlalu muda (cempe) atau sesuai dengan rencana, yaitu
umur lepas sapih (g - 10 bulan).
b.   Pastikan bahwa ternak yang akan dijual dalam kondisi sehat (tidak mengidap penyakit).
c.   Apabila mempunyai cacat fisik sebaiknya dryual langsung kepadajagal atau pembeli dan
diberikan informasi.
d.   Sebelum menjual sebaiknya mempelajari situasi pasar untuk melihat tingkat penawaran
dan permintaan. Dalam jumlah banyak (berkelompok) lebih baik menghubungi pedagang,
sehingga dapat meningkatkan posisi tawar dan memperpendek rantai pasar.
2.    Untuk domba penggemukan
a.   Pastikan bahwa ternak telah mencapai bobot badan tertentu (sesuai selera konsumen)
dengan cara menimbang ternak sebagai sampel.
b.   Usahakan menjalin hubungan dengan pedagang atau jagal untuk mendapatkan informasi
harga dan situasi pasar (penawaran dan permintaan)
c.   Penjualan ternak dalam jumlah banyak (berkelompok) lebih baik mengundang pedagang,
kalau secara individu langsung.
A. Saluran Pemasaran Kambing dan Domba
Terdapat 5 saluran dalam sistem pemasaran kambing dan domba yaitu:
1.  Saluran I : Peternak – P. Pengumpul – P.Eceran – Konsumen
2.  Saluran II: Peternak – P. Pengumpul –Konsumen
3.  Saluran III: Peternak – P. Pengumpul – P.Besar – P. Eceran – Konsumen
4.  Saluran IV: Peternak – P. Besar – P. Eceran– Konsumen
5.  Saluran V : Peternak – P. Eceran – Konsumen

Di Indonesia ternak domba mempunyai peranan penting sebagai penghasil daging, kulit
dan penyedia lapangan kerja di perdesaan. Lebih dari 90% usaha peternakan domba
diusahakan dalam bentuk peternakan rakyat. Menyempitnya penguasaan lahan yang
digarap petani menjadikan ternak ruminansia kecil termasuk domba merupakan ternak
alternatif yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan. Pada usaha tani
dengan lahan sempit ternak domba mampu memanfaatkan tersedianya tenagakerja
keluarga terluang semu. Keberadaan ruminansia kecil dalam usaha tani dapat
meminimalkan ketidakpastian dalam produksi tanaman di daerah kering dan mampu
memanfaatkan limbah pertanian sebagai bahan pakan dan menghasilkan pupuk organik.
Pemasaran ternak mempunyai peranan penting dalam sistem agribisnis
peternakan. Sifat-sifat komoditas hasil peternakan yang berbeda dengan hasil industri,
harus dijadikan acuan dalam perencanaan pemasaran, penetapan harga jual, pemilihan
saluran distribusi serta pengelolaan sistem pengangkutan. Komoditas ternak domba
memiliki fluktuasi harga jual cukup tinggi. Adanya ketidakpastian harga pasar berakibat
kurang merangsang kegiatan produksi. Disamping itu matarantai tataniaga hasil pertanian
yang panjang menjadikan tataniaga hasil peternakan kurang efisien, sehingga tidak
mampu membagi pendapatan secara adil diantara berbagai lembaga tataniaga.
Saluran tataniaga ternak domba sebagian besar menggunakan jasa blantik 55,1%,
dari peternak langsung ke pedagang 41,1%. Biaya tataniaga domba yang dikeluarkan
pedagang ,meliputi biaya transportasi ternak, pakan, retribusi, tenaga kerja dan blantik.
Besarnya biaya tataniaga domba tertera pada Tabel 1. Tabel tersebut menunjukkan biaya.
Tabel 1.Biaya Tataniaga
Biaya Tataniaga Rata – Rata Persentase %
(Rp/Ekor)
Biaya transportasi 10.000 18,69
pembelian
Biaya transportasi 28.167 52,65
penjualan
Biaya pakan 500 0,93
Retribusi 1.000 1,87
Biaya tenaga kerja 8.000 14,95
Biaya blantik 5.833 10,90
Jumlah 53.500 100

Pendapatan lembaga tataniaga pedagang dihitung berdasarkan selisih antara penjualan


produk dengan harga pembelian ternak dan biaya yang dikeluarkan (Saefudin dan
Hanafiah, 1986). Pendapatan tersebut disampaikan pada Tabel 2.
Tabel 2.Pendapatan Tataniaga
Tataniaga Pembelian Penjualan Pendapatan
Biaya
Pedagang (domba jantan) 677.194,5 777.517,9 100.323,4

Pedagang (domba betina) 611.666,7 690.355,6 78.689,0

Perusahaan Ternak domba


PT. Villa Ternak Indonesia (VTI)
PT. Vila Ternak Indonesia adalah usaha yang bergerak di bidang peternakan dan
pertanian terintegrasi yang mengelola Villa Ternak Cikerai (VTC) Fokus usaha yang
sudah berjalan dalam 5 tahun terakhir adalah eduwisata peternakan, pakan ternak,
layanan aqiqah, penyediaan hewan qurban, penyedia pupuk organik, dan pemasaran
produk pertanian organik
 Unit usaha PT. Villa Ternak Indonesia :
1. Penyedia hewan Aqiqah dengan layanan lengkap mulai pemotongan, catering
dan jasa antar jemput
2. Penyedia hewan Qurban terbaik Tahun 2018 kami menjual 350 sapi dan 120
domba
3. Penyedia buah dan bibit buah dengan konsep organic melalui pemanfaatan
pupuk kandang villa ternak
4. Penyedia wahana edukasi ternak dan tempat wisata dengan suasana asri Cikerai
5. Penyedia hasil pasca panen pertanian, peternakan, perikanan villa ternak dan
mitra villa ternak dengan konsep koperasi. Penyedia pakan ternak ruminansia
domba dan sapi dengan konsep completed feed yang sudah teruji lab dan uji
farm.
6. Penyedia olahan ternak yang disajikan dengan konsep cafe dan resto yang
alami
7. Penyedia penginapan yang asri dengan nuansa pegunungan dan konsep vila
modern
8. Penyedia pelatihan farm schooling dan kewirausahaan bidang
peternakan,pertanian dan perikanan
2.2 PT. Milichem Indonesia
PT. Milichem Indonesia bergerak di bidang distribusi bahan
kimia untuk ke berbagai industri kimia. Perusahaan ini melihat adanya
peluang untuk mengolah produk yang bisa dijadikan sumber pakan

ternak yang unggul. Oleh karena itu perusahaan ini memulai bisnis di
bidang penggemukan domba. Pada tahun pertama domba yang ada di
PT. Milichem Indonesia ada sekitar 3000 ekor sehingga, area
penyebaran pasarnya masih di sekitar Jawa Barat dan Jakarta.
Setelah melakukan trial selama kurang lebih 1 tahun formulasi
pakan ternak PT. Milichem Indonesia menghasilkan penambahan
berat badan yang cukup baik dimana per bulannya mencapai 4 sampai
5 kg. Hasil dari pakan ternak PT. Milichem dijual dengan harga yang
sangat murah dibanding konsentrat dari sumber pakan ternak lainnya.
Sumber protein, micronutrien, serat dari bahan pakan yang dibuat oleh
PT. Milichem Indonesia tentunya terjamin dan sudah tidak diragukan
lagi.
HPDKI

HPDKI adalah Himpunan Peternak Domba dan Kambing


Indonesia yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia, harapanya
HPDKI dapat menjadi pemersatu seluruh komponen peternak yang
meliputi peternak rakyat, pengusaha peternakan serta pengusaha
pengolahan hasil ternak.
Dalam konteks kebijakan HPDKI yang bertujuan
meningkatkan peran strategis pengembangan peternakan domba dan
kambing diarahkan pada lima aspek yang menjadi keunggulan ternak
domba dan kambing yaitu:
a. Budidaya domba dan kambing sebagai kegiatan yang relevan
dengan pemberdayaan dan penggerak ekonomi masyarakat
pedesaan
b. Daging domba dan kambing sebagai sumber protein hewani
alternatif selain daging ayam dan daging sapi
c. Pembangunan peternakan dengan berbasis budaya masyarakat
KESIMPULAN

1. Tataniaga yang efisien adalah sampainya produk ke konsumen akhir menurut


tempat, waktu, dan bentuk yang diinginkan konsumen dengan biaya yang
serendah-rendahnya serta adanya pembagian yang adil dari harga yang dibayar
konsumen akhir kepada semua pihak yang terkait dalam kegiatan produksi dan
tataniaga
2. Faktor-faktor yang mendukung terciptanya tataniaga yang efisien mencakup:
struktur pasar, lembaga tataniaga yang terlibat, dan transmisi harga.
3. Ada lima kemungkinan jalur penjualan kambing dan domba yang dapat dilakukan
oleh petenak, yaitu pemasok, pengecer, supermarket, eksportir, atau langsung ke
konsumen. Dari kelima kemungkinan tersebut yang paling banyak dilakukan oleh
peternak adalah melalui pemasok, pengecer, atau langsung dijual ke konsumen.
4. Peluang untuk mengembangkan usaha domba sangat tinggi, kesempatan peternak
untuk mengembangkan usahanya pun cukup besar. Pasar domba memiliki siklus
reguler yang baik, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan kebijaan
Pemerintah, untuk mengembangkan domba, dan memfasilitasi pasar ternak. Nilai
B/C ratio >1, artinya budidaya domba secara ekonomi layak untuk dikembangkan
dan disebarluaskan kepada masyarakat atau peternak.
DAFTAR PUSTAKA

Bakar, A. 2014. Pedoman Pembibitan Kambing dan Domba yang Baik. Direktorat
Perbibitan Ternak Kementrian Pertanian.
Fahmi T, dkk. 2015. Petunjuk dan Teknis Manajemen Pemeliharaan Ternak
Domba. Lembang: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat
Kementrian Pertanian.
Nuriyasa,I, Puspany, E. 2017. Ilmu Lingkungan Ternak. Denpasar: Universitas
Udayana
IlmuTernak,2015.PakanUntukTernak.ilmuternak.com/2015/03/pakan-untuk-
ternak-domba.html
Dr. Budi Rahayu Tanama Putri, SPt.,MM Drs. I Wayan Budiartha,Msi Ir.
Suciani,M.Si Ir. Ketut Warsa Parimartha, MP I Wayan
Sukanata,SPt.,MSi Ir. I Gst Ngurah Kayana,M.Si.,2016.Diktat
Marketing Produk Peternakan.Bandung.
F.X. Suwarta dan G. Harmoko., 2009., Analisis Pemasaran Domba dari
Tingkat Peternak.
Ilmu Ternak.,2015.,Saluran Pemasaran dan Tataniaga Kambing dan Domba
di Indonesia.
https://www.saturadar.com/2019/10/Pengertian-Budidaya.html
nad.litbang.pertanian.go.id
PEMBAGIAN TUGAS
DALAM PEMBUATAN MAKALAH

1. Cover (Putri Aulia Eka Rahma)


2. Kata Pengantar ( Nanda Dwi Lestari)
3. Daftar Isi ( Sakhia Mira Rosalina)
4. Pendahuluan: Latar Belakang ( Sakhia Mira Rosalina)
5. Mafaat dan Tujuan Makalah ( Alika Yulistina)
6. Industri Hulu
6.1 Breeding ( Sakhia Mira Rosalina)
6.2 Feeding ( Alika Yulistina)
7. Budidaya ( Nanda Dwi Lestari)
8. Industri Hilir
8.1 processing (M. Hakim Syihab)
8.2 Hasil ( M. Hakim Syihab)
8.3 Pasca Panen ( Nanda Dwi Lestari)
9. Industri Penunjang
9.1 Marketing ( Putri Aulia Eka Rahma)
10. Kesimpulan ( seluruh anggota)
11. Daftar Pustaka ( seluruh anggota)

Anda mungkin juga menyukai