INDUSTRI PETERNAKAN
“INDUSTRI PETERNAKAN DOMBA”
Disusun oleh :
Alika Yulistiana 200110200018
M. Hakim Syihab Pane 200110200117
Nanda Dwi Lestari 200110200019
Putri Aulia Eka Rahma 200110200020
Sakhia Mira Rosalina 200110200017
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2020/2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................6
1.3 Tujuan Masalah........................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Spesifikasi Domba....................................................................................7
2.2 Industri Hulu.............................................................................................8
2.2.1 Breeding
2.2.2 Feeding
2.3 Budidaya.................................................................................................11
2.4 Indutri Hilir.............................................................................................15
2.4.1 Processing
2.4.2 Hasil
2.5 Industri Penunjang........................................................................................17
2.5.1 Marketing
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................23
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang hingga saat ini masih
memberikan kita rahmat dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan untuk
menyelesaikan tugas makalah mengenai “Industri Peternakan Domba”. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Industri Peternakan sehingga tidak lupa kami
menyampaikan terima kasih kepada Ibu Dr. Ir. Marlina Sulistyati, MS. dan Bapak Dr. Ir.
Didin Supriat, M.Si. selaku dosen mata kuliah Industri Peternakan yang telah
memberikan tugas makalah ini kepada kami.
Kami juga berharap supaya makalah ini mampu berguna serta bermanfaat dalam
meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait industri peternakan mengenai
domba. Selain itu, kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan
banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami benar-
benar menanti kritik dan saran untuk kemudia dapat kami jadikan bahan evaluasi untuk
tulisan kami di masa selanjutnya. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya
apabila dalam makalah kami terdapat perkataan yang tidak berkenaan di hati.
Penulis
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan akan pangan yang terus meningkat tentunya menjadi peluang besar
bagi pengusaha di sektor peternakan.Dari beberapa usaha peternakan yang ada
saat ini, ternak domba menjadi salah satu usaha peternakan yang menggiurkan.
Domba merupakan salah satu komoditi ternak yang sangat potensial untuk
memenuhi kebutuhan protein hewani, mengingat daging domba dapat dengan
mudah diterima oleh berbagai lapisan masyarakat dan agama khususnya di
Indonesia.
4
antioksidan, mencegah timbulnya penyakit kronis dan stres
oksidatif. Komersil olahan domba tidak hanya terkenal dalam pemenuhan
seputar dunia pangan saja, lebih dari itu, sejak lama olahan domba sudah dan
terus berkembang untuk dimanfaatkan dalam dunia sandang (kain wol) dan
berbagai produk kecantikan seperti sabun dari susu domba.
2.2.1 Breeding
Domba yang akan digunakan sebagai bibit haruslah domba yang sehat
dan tidak terserang oleh penyakit, berasal dari bangsa domba yang
memiliki kinerja reproduksi yang baik diantaranya persentase kelahiran
dan kesuburan tinggi, serta kecepatan tumbuh dan persentase karkas
yang baik. Dengan demikian keberhasilan usaha ternak domba tidak
bisa dipisahkan dengan pemilihan induk/ pejantan yang memiliki sifat-
sifat yang baik. Dalam seleksi induk pilih induk yang berbadan sehat,
besar, dan panjang, seimbang, serta bagian- bagian anggota badannya
yang berpasangan. Sebelum melakukan breeding domba kita harus
melihat dan mempersiapkan beberapa hal yaitu kondisi lahan dan
lokasi, air dan sumber energi, kandang, pemeliharaan bibit unggul
pejantan dan betina, lebar dan luas
kandang, serta pakan dan perawatan. Dalam pembibitan kambing dan
domba dilaksanakan melalui pemuliaan dalam satu rumpun atau satu
galur, baik pejantan maupun induk yang dikawinkan berasal dari satu
rumpun atau galur yang sama. Pelaksanaan pembibitan meliputi:
Pemilihan Bibit dan pemberian pakan. Bibit yang digunakan untuk usaha
pembibitan kambing dan domba harus memenuhi persyaratan mutu
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam
pemberian pakan perlu diperhatikan kandungan nutrisi berupa protein,
vitamin, mineral, dan serat kasar yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi
fisioliogis ternak.
Untuk memperoleh hasil yang baik dalam pembibitan kambing
dan domba harus memperhatikan kaidah kesehatan hewan yang meliputi
situasi penyakit hewan, pencegahan penyakit hewan, dan pelaksanaan
biodiversity. Dalam usaha pembibitan kambing dan domba harus bebas
dari agen penyakit hewan yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi
seperti Brucellosis, Anthrax, SE, dan penyakit kudis (scabies).
Pencegahan Penyakit Hewan dapat dilakukan dengsn cara vaksinasi dan
pengujian/tes laboratorium terhadap penyakit hewan menular yang
ditetapkan oleh instansi berwenang, mencatat setiap pelaksanaan
vaksinasi dan jenis vaksin yang dipakai dalam kartu kesehatan ternak dan
melaporkan kepada Kepala Dinas yang membidangi fungsi peternakan
dan kesehatan hewan setempat terhadap kemungkinan timbulnya kasus
penyakit, terutama yang diduga/dianggap sebagai penyakit hewan
menular, pemotongan kuku dilakukan apabila diperlukan, pemberian obat
cacing dilakukan secara rutin 3 (tiga) kali dalam setahun, dan pakan yang
diberikan tidak mengandung bahan pakan yang berupa darah, daging,
dan/atau tulang.
2.2.2 Feeding
Pakan adalah semua bahan pakan yang bisa di berikan dan bermanfaat bagi
ternak. Pakan yang di berikan harus berkualitas tinggi yaitu mengandung
nutrien yang di perlukan oleh tubuh ternak dalam hidupnya seperti air,
karbohidrat, lemak, protein, mineral dan air. Pakan dengan kandungan
nutrien yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan ternak akan menghasilkan
produktivitas yang baik. Kecukupan atau kesesuaian pakan untuk kebutuhan
ternak tersebut selain ditinjau dari segi kuantitas, juga harus dari segi
kualitas.
Kebutuhan ternak ruminansia terhadap pakan dicerminkan oleh
kebutuhannya terhadap nutrisi. Jumlah kebutuhan nutrisi setiap harinya
sangat tergantung jenis ternak, umur, fase, (pertumbuhan, dewasa, bunting,
menyusui), kondisi tubuh (normal, sakit) dan lingkungan tempat hidupnya
(temperatur, kelembapan, nisbi udara) serta berat badannya. Jadi setiap
ekor ternak berbeda kondisinya membutuhkan pakan yang berbeda. Pada
umunya pakan domba berasal dari hijauan yang terdiri atas berbagai
rumput dan daun-daunan. Hijauan merupakan bahan pakan yang
kandungan serat kasarnya relatif tinggi yang termasuk kelompok bahan
pakan hijauan segar yaitu hay dan silase. Ternak domba merupakan hewan
yang memerlukan hijauan dalam jumlah yang besar kurang lebih 90%.
Konsumsi bahan kering pakan oleh ternak ruminansia dapat berkisar
antara 1,5-3,5%, tetapi pada umumnya 2-3% dari berat badannya. Jumlah
bahan kering yang dapat dimakan oleh seekor hewan selama sehari perlu
diketahui. Dengan mengetahi jumlah bahan kering yang dimakan dapat
dipenuhi kebutuhan seekor hewan akan zat pakan yang perlu untuk
pertumbuhannya, hidup pokok maupun produksinya. Bahan kering
merupakan tolak ukur dalam menilai palatabilitas pakan yang diperlukan
untuk menentukan mutu suatu pakan. Bahan pakan untuk domba pada
umumnya digolongkan dalam 4 golongan sebagai berikut:
1. Golongan Rumput-rumputan, seperti rumput gajah, benggala,
brachiaria, raja, meksiko dan rumput alam.
2. Golongan Kacang-kacangan, seperti daun lamtoro, turi, gamal daun
kacang tanah, daun kacang-kacangan, dan kaliandra.
3. Hasil Limbah Pertanian, seperti daun nangka, daun waru, daun dadap,
daun kembang sepatu, daun pisang, daun jagung, daun ketela pohon,
dan daun ketela rambat.
4. Golongan Makanan Penguat (Konsentrat), bahan bahan konsentrat
seperti dedak, jagung kering, bungkil kelapa, tepung ikan, bungkil
kedelai, ampas tahu, ampas kecap dan biji kapas.
Bahan pakan yang merupakan sumber protein antara lain pakan penguat
seperti tepung ikan, bungkil kedelai, bungkil kelapa, dan bungkil kacang
tanah. Sebagai sumber mineral dapat ditambahkan garam atau mineral
mix. Vitamin yang dibutuhkan ternak biasanya tersedia cukup dalam
campuran bahan pakan. Kebutuhan air, agar ternak dapat minum setiap
saat, sebaiknya di dalam kandang disediakan air bersih sepanjang waktu.
Pakan konsentrat atau pakan penguat hanya sebagai pakan tambahan saja.
Konsentrat atau pakan penguat terdiri dari biji-bijian yang digiling halus,
seperti jagung, bungkil kelapa, bungkil kedelai, dedak, dan bekatul.
Hijauan dapat disediakan dengan cara mencari di alam atau dapat pula
dibudidayakan. Penanaman dapat dilakukan di areal yang tidak
dimanfaatkan untuk tanaman pertanian, seperti galengan/pematang sawah
pinggir jalan, tanah desa, di lereng atau bahkan dapat ditanam sebagai
pagar hidup, dan di area tanam sebagai monokultur.
Pakan untuk domba berupa campuran dari keempat golongan di atas yang
disesuaikan dengan tingkatan umur. Adapun proporsi dari campuran tersebut
adalah:
a. Ternak dewasa: rumput 75%, daun 25%
b. Induk bunting: rumput 60%, daun 40%, konsentrat 2-3 gelas
c. Induk menyusui: rumput 50%, daun 50% dan konsentrat2-3 gelas
d. Anak sebelum disapih: rumput 50%, daun 50%
e. Anak lepas sapih: rumput 60%, daun 40% dan konsentrat 0,5–1 gela
2.2.3 Manajemen
Dari analisis breeding dan feeding di atas dapat disimpulkan bahwa
dengan adanya sistem manajemen yang baik seperti pemberian pakan
yang bermutu, perkandangan dan penangan kesehatan terhadap ternak,
maka produksi ternak akan meningkat begitupun kualitas dan
kuantitasnya.
2.3 Budidaya
2.3.1 Pengertian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, budidaya merupakan suatu usaha
yang bermanfaat dan memberi hasil. Budidaya merupakan suatu kegiatan
terencana dalam memelihara dan mengembangbiakkan sumber daya hayati
(tanaman atau hewan) pada suatu area lahan untuk diambil manfaatnya /
hasil panennya. Budidaya adalah suatu proses pengembangbiakan hewan
maupun tumbuhan yang dilakukan oleh peternak atau petani. Peternak
umumnya akan membudidayakan hewan yang biasa menjadi sumber
pangan, seperti ayam, sapi, domba, dan lain-lain.
2.3.2 Manfaat dan Macam Budidaya
Mengacu pada pengertian budidaya, adapun beberapa manfaat atau kegunaan yang bisa
didapatkan dari budidaya diantaranya :
1. Untuk memperoleh keuntungan baik dari segi ekonomis maupun bagi konsumsi sebagai
bahan pangan.
2. Untuk memperoleh hasil yang maksimal dari proses produksi yang berkualitas.
3. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan terbukanya lapangan pekerjaan
baru dalam bidang budidaya.
4. Untuk mengelola sumber daya hayati / alam secara lebih optimal.Budidaya sendiri dibagi
menjaadi 2 kategori, yaitu budidaya tanaman (pertanian) dan budidaya hewan
(peternakan).
2.3.3 Budidaya Ternak Domba
Domba yang kita kenal sekarang merupakan domba hasil domestikasi yang
dilakukan oleh manusia yang sejarahnya diturunkan dari 3 jenis domba liar, yaitu
Mouflon (Ovis musimon) yang berasal dari Eropa Selatan dan Asia Kecil, Argali (Ovis
amon) berasal dari Asia Tenggara, dan Urial (Ovis vignei) yang berasal dari Asia.
Jenis-jenis Domba
Domba seperti halnya kambing, kerbau dan sapi, tergolong dalam family
Bovidae. Kita mengenal beberapa bangsa domba yang tersebar di
Indonesia, seperti :
1. Domba Kampung yang merupakan domba asal Indonesia.
2. Domba Priangan berasal dari Indonesia dan banyak terdapat di daerah
Jawa Barat.
3. Domba Ekor Gemuk merupakan domba yang berasal dari Indonesia
bagoan Timur seperti Madura, Sulawesi, dan Lombok.
4. Domba Garut adalah domba hasil persilangan segitiga antara domba
kampong, domba merino, dan domba ekor gemuk dari Afrika Selatan.
Manfaat Ternak Domba
1. Dimanfaatkan dagingnya sebagai sumber pangan yang merupakan
sumber protein dan lemak hewani.
2. Dimanfaatkan susunya sebagai sumber pangan.
3. Dimanfaatkan bulunya yang dapat digunakan oleh industri tekstil.
3. Pemeliharaan
Sanitasi dan Tindakan Preventif
Sanitasi lingkungan dapat dilakukan dengan membersihkan kandang dan
peralatan dari serangga atau hama. Kandang terutama tempat pakan dan
tempat minum dicuci dan dikeringkan setiap hari. Perlu dilakukan
pembersihan rumput liar di sekitar kandang.
Pengontrolan Penyakit
Domba yang terserang penyakit dapat segera diobati dan dipisahkan dari
yang sehat. Lebih baik lagi melakukan pencegahan dengan menyuntikkan
vaksinasi pada domba-domba yang sehat
Perawatan Ternak
Memandikan ternak secara rutin minimal seminggu sekali dengan cara
disikat dan disabuni pada pagi hari, kemudian dijemur dibawah sinar
matahari.
Mencukur bulu domba dengan menggunakan gunting biasa/gunting cukur
yang dilakukan minimal 6 bulan sekali dan disisakan guntingan bulu
setebal kira-kira 0,5 cm. Pencukuran bulu domba biasanya dimulai dari
bagian perut kedepan dan searah dengan punggung domba.
Pemotongan kuku domba dipotong 4 bulan sekali dengan golok, pahat
kayu, pisau rantan, dan pisau kuku atau gunting.
Pemberian Pakan
Zat gizi makanan yang diperlukan oleh ternak domba dan mutlak harus
tersedia dalam jumlah yang cukup dan seimbang. Bahan pakan untuk
domba pada umumnya digolongkan dalam 4 golongan yaitu rumput-
rumputan, kacang-kacangan, limbah pertanian, dan makanan penguat
(konsentrat).
Pemberian Vaksinasi dan Obat
Pemberian vaksinasi dapat dilakukan setiap enam bulan sekali. Vaksinasi
dapat dilakukan dengan menyuntikkan vaksin ke dalam tubuh domba.
Vaksinasi mulai dilakukan pada anak domba (cempe) bila telah berusia 1
bulan, selanjutnya diulangi pada usia 2-3 bulan. Vaksinasi yang biasa
diberikan adalah jenis vaksin Spora (Max Sterne), Serum anti anthrax,
vaksin AE, dan Vaksin SE (Septichaemia Epizootica).
Pemeliharaan Kandang
Pemeliharaan kandang meliputi pembersihan kotoran domba minimal
seminggu sekali, membuang kotoran ke tempat penampungan limbah,
membersihkan alas, penyemprotan dan pengapuran kandang dengan
disinfektan.
2.4 Industri Hilir
2.4.1 Processing
Pada dasarnya peternakan adalah bagaimana manajemen cara ternak khususnya
domba agar cepat menghasilkan secara efisien dam efektif. Semakin cepat proses
pemeliharaannya maka akan semakin mendapatkan keuntungan yang besar bagi
peternak.
A. Memilih Bibit Domba Unggul
Domba merupakan hewan ternak yang memiliki banyak keuntungan, berikut adalah
hasil/keuntungan beternak domba
Domba mudah beradaptasi terhadap berbagai lingkungan. Kondisi yang relatif panas
tidak menjadi penghalang pengembangan ternak domba. Hal itu karena tubuh domba
yang hamper seluruhnya tertutup bulu tebal akan menahan penguapan lewat permukaan
kulit sehingga tidak perlu banyak minum. Keperluan air cukup dipenuhi dari kandungan
air dalam pakan hijauan.
Domba lebih suka hidup berkelompok sehingga pada saat digembalakan tak akan saling
terpisah jauh dari kelompoknya.
Domba cepat berkembang biak. Dalam waktu dua tahun, domba dapat beranak sebanyak
tiga kali dan sekali beranak bisa menghasilkan anak mencapai dua ekor.
Hasil sampingan dari ternak domba berupa kotoran yang dijadikan pupuk pertanian
karena unsur-unsur yang terdapat di dalamnyabanyak diperlukan tanaman dan penting
bagi pengawetan tanah.
Modal kecil. Dengan modal yang kecil, usaha ternak domba bisa berjalan. Hal itu karena
domba dapat diusahakan dengan kandang yang sederhana dan pakan berupa hijauan yang
mudah didapat.
Ternak domba juga dapat digunakan sebagai tabungan. Misalnya, di musim panen petani
dapat membeli domba dalam jumlah besar dan pada masa paceklik domba tersebut bisa
dijual ke pasar.
Daging domba merupakan salah satu sumber protein hewani yang sangat penting untuk
pemenuhan gizi manusia dan cukup diminati konsumen.
Karkas domba berupa kulit merupakan nilai tambah karena dapat dijual dengan harga
yang tinggi.
Ada beberapa prinsip teknis yang harus diperhatikan dalam pemotongan domba agar
diperoleh hasil pemotongan yang baik, yaitu:
Pengulitan pada domba yang telah disembelih dapat dilakukan dengan menggunakan
pisau tumpul atau kikir agar kulit tidak rusak. Kulit domba dibersihkan dari daging,
lemak, noda darah atau kotoran yang menempel. Jika sudah bersih, dengan alat perentang
yang dibuat dari kayu, kulit domba dijemur dalam keadaan terbentang. Posisi yang paling
baik untuk penjemuran dengan sinar matahari adalah dalam posisi sudut 45 derajat.
C. Pengeluaran Jeroan
Setelah domba dikuliti, isi perut (visceral) atau sering disebut dengan jeroan yang
dikeluarkan dengan cara menyayat karkas (daging) pada bagian perut domba.
D. Pemotongan Karkas
Karkas dibelah menjadi dua bagian yaitu karkas tubuh bagian kiri dan karkas tubuh
bagian kanan. Karkas dipotong-potong menjadi sub-bagian leher, paha depan, paha
belakang, rusuk, dan punggung. Potongan tersebut dipisahkan menjadi komponen daging,
lemak, tulang, dan tendon. Pemotongan karkas harus mendapat penanganan yang baik
supaya tidak cepat menjadi rusak, terutama kualitas dan hygenitasnya. Sebab kondisi
karkas dipengaruhi oleh peran mikroorganisme selama proses pemotongan dan
pengeluaran jeroan.
C. Efisiensi Tataniaga
Tataniaga yang efisien adalah sampainya produk ke konsumen akhir menurut tempat,
waktu, dan bentuk yang diinginkan konsumen dengan biaya yang serendah-rendahnya
serta adanya pembagian yang adil dari harga yang dibayar konsumen akhir kepada semua
pihak yang terkait dalam kegiatan produksi dan tataniaga tersebut.
Efisiensi tataniaga akan tercipta apabila berada dalam mekanisme pasar yang bersaing
sempurna dengan besarnya marjin tataniaga konstan.
Berkaitan marjin tataniaga dan efisiensi, terdapat dua ukuran efisiensi tataniaga,
yaitu: efisiensi operasional dan efisiensi harga. Ukuran efisiensi operasional
dicerminkan oleh biaya tataniaga dan marjin tataniaga. Efisiensi harga
dicerminkan oleh korelasi harga sebagai akibat pergerakan produk dari pasar satu
ke pasar yang lain. Marjin tataniaga lebih sering digunakan untuk analisis efisiensi
tataniaga, karena dapat menggambarkan penyebaran marjin tataniaga, dan
efisiensi operasional
D. Strategi Penjualan ternak diantaranya:
1. Untuk domba penbibitan :
a. Usahakan menjual ternak tidak terlalu muda (cempe) atau sesuai dengan rencana, yaitu
umur lepas sapih (g - 10 bulan).
b. Pastikan bahwa ternak yang akan dijual dalam kondisi sehat (tidak mengidap penyakit).
c. Apabila mempunyai cacat fisik sebaiknya dryual langsung kepadajagal atau pembeli dan
diberikan informasi.
d. Sebelum menjual sebaiknya mempelajari situasi pasar untuk melihat tingkat penawaran
dan permintaan. Dalam jumlah banyak (berkelompok) lebih baik menghubungi pedagang,
sehingga dapat meningkatkan posisi tawar dan memperpendek rantai pasar.
2. Untuk domba penggemukan
a. Pastikan bahwa ternak telah mencapai bobot badan tertentu (sesuai selera konsumen)
dengan cara menimbang ternak sebagai sampel.
b. Usahakan menjalin hubungan dengan pedagang atau jagal untuk mendapatkan informasi
harga dan situasi pasar (penawaran dan permintaan)
c. Penjualan ternak dalam jumlah banyak (berkelompok) lebih baik mengundang pedagang,
kalau secara individu langsung.
A. Saluran Pemasaran Kambing dan Domba
Terdapat 5 saluran dalam sistem pemasaran kambing dan domba yaitu:
1. Saluran I : Peternak – P. Pengumpul – P.Eceran – Konsumen
2. Saluran II: Peternak – P. Pengumpul –Konsumen
3. Saluran III: Peternak – P. Pengumpul – P.Besar – P. Eceran – Konsumen
4. Saluran IV: Peternak – P. Besar – P. Eceran– Konsumen
5. Saluran V : Peternak – P. Eceran – Konsumen
Di Indonesia ternak domba mempunyai peranan penting sebagai penghasil daging, kulit
dan penyedia lapangan kerja di perdesaan. Lebih dari 90% usaha peternakan domba
diusahakan dalam bentuk peternakan rakyat. Menyempitnya penguasaan lahan yang
digarap petani menjadikan ternak ruminansia kecil termasuk domba merupakan ternak
alternatif yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan. Pada usaha tani
dengan lahan sempit ternak domba mampu memanfaatkan tersedianya tenagakerja
keluarga terluang semu. Keberadaan ruminansia kecil dalam usaha tani dapat
meminimalkan ketidakpastian dalam produksi tanaman di daerah kering dan mampu
memanfaatkan limbah pertanian sebagai bahan pakan dan menghasilkan pupuk organik.
Pemasaran ternak mempunyai peranan penting dalam sistem agribisnis
peternakan. Sifat-sifat komoditas hasil peternakan yang berbeda dengan hasil industri,
harus dijadikan acuan dalam perencanaan pemasaran, penetapan harga jual, pemilihan
saluran distribusi serta pengelolaan sistem pengangkutan. Komoditas ternak domba
memiliki fluktuasi harga jual cukup tinggi. Adanya ketidakpastian harga pasar berakibat
kurang merangsang kegiatan produksi. Disamping itu matarantai tataniaga hasil pertanian
yang panjang menjadikan tataniaga hasil peternakan kurang efisien, sehingga tidak
mampu membagi pendapatan secara adil diantara berbagai lembaga tataniaga.
Saluran tataniaga ternak domba sebagian besar menggunakan jasa blantik 55,1%,
dari peternak langsung ke pedagang 41,1%. Biaya tataniaga domba yang dikeluarkan
pedagang ,meliputi biaya transportasi ternak, pakan, retribusi, tenaga kerja dan blantik.
Besarnya biaya tataniaga domba tertera pada Tabel 1. Tabel tersebut menunjukkan biaya.
Tabel 1.Biaya Tataniaga
Biaya Tataniaga Rata – Rata Persentase %
(Rp/Ekor)
Biaya transportasi 10.000 18,69
pembelian
Biaya transportasi 28.167 52,65
penjualan
Biaya pakan 500 0,93
Retribusi 1.000 1,87
Biaya tenaga kerja 8.000 14,95
Biaya blantik 5.833 10,90
Jumlah 53.500 100
ternak yang unggul. Oleh karena itu perusahaan ini memulai bisnis di
bidang penggemukan domba. Pada tahun pertama domba yang ada di
PT. Milichem Indonesia ada sekitar 3000 ekor sehingga, area
penyebaran pasarnya masih di sekitar Jawa Barat dan Jakarta.
Setelah melakukan trial selama kurang lebih 1 tahun formulasi
pakan ternak PT. Milichem Indonesia menghasilkan penambahan
berat badan yang cukup baik dimana per bulannya mencapai 4 sampai
5 kg. Hasil dari pakan ternak PT. Milichem dijual dengan harga yang
sangat murah dibanding konsentrat dari sumber pakan ternak lainnya.
Sumber protein, micronutrien, serat dari bahan pakan yang dibuat oleh
PT. Milichem Indonesia tentunya terjamin dan sudah tidak diragukan
lagi.
HPDKI
Bakar, A. 2014. Pedoman Pembibitan Kambing dan Domba yang Baik. Direktorat
Perbibitan Ternak Kementrian Pertanian.
Fahmi T, dkk. 2015. Petunjuk dan Teknis Manajemen Pemeliharaan Ternak
Domba. Lembang: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat
Kementrian Pertanian.
Nuriyasa,I, Puspany, E. 2017. Ilmu Lingkungan Ternak. Denpasar: Universitas
Udayana
IlmuTernak,2015.PakanUntukTernak.ilmuternak.com/2015/03/pakan-untuk-
ternak-domba.html
Dr. Budi Rahayu Tanama Putri, SPt.,MM Drs. I Wayan Budiartha,Msi Ir.
Suciani,M.Si Ir. Ketut Warsa Parimartha, MP I Wayan
Sukanata,SPt.,MSi Ir. I Gst Ngurah Kayana,M.Si.,2016.Diktat
Marketing Produk Peternakan.Bandung.
F.X. Suwarta dan G. Harmoko., 2009., Analisis Pemasaran Domba dari
Tingkat Peternak.
Ilmu Ternak.,2015.,Saluran Pemasaran dan Tataniaga Kambing dan Domba
di Indonesia.
https://www.saturadar.com/2019/10/Pengertian-Budidaya.html
nad.litbang.pertanian.go.id
PEMBAGIAN TUGAS
DALAM PEMBUATAN MAKALAH