Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN

“ Implementasi PSAK 70 pada PT Mahkota Grup Tbk “

Oleh

KELOMPOK 8

Romy Dwi Putra ( 1710533016 )

Muhammad Fachrurrazy R ( 1710533030 )

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ANDALAS

TAHUN 2020
1. Profil Usaha
Mahkota Group Tbk (MGRO) didirikan pada tanggal 07 Januari 2011 dan beroperasi
secara komersial pada tahun 2011. Kantor pusat Mahkota Group Tbk berlokasi di Jln.
Pematang Pasir No. 27, Medan 20241, Sumatera Utara – Indonesia. Pemegang saham yang
memiliki 5% atau lebih saham Mahkota Group Tbk, yaitu: PT Mahkota Global Investama,
dengan persentase kepemilikan sebesar 80,00%.Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan,
ruang lingkup kegiatan MGRO adalah bergerak dalam bidang jasa konsultasi bisnis dan
manajemen, perdagangan, industri, pembangunan, pertanian dan perkebunan, pengangkutan
darat. Saat ini, kegiatan utama Mahkota Group adalah berfokus pada industri kelapa sawit.
Pada tanggal 29 Juni 2018, MGRO memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham MGRO (IPO) kepada
masyarakat sebanyak 703.688.000 saham dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan
harga penawaran Rp225,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tanggal 12 Juli 2018.
2. Pengampunan Pajak (Tax Amnesty)
Pengampunan Pajak adalah penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak
dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan, dengan cara
mengungkap harta dan membayar uang tebusan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
tentang Pengampunan Pajak.
Program pengampunan pajak ini dapat dilakukan oleh semua wajib pajak, baik itu
wajib pajak badan, orang pribadi, maupun orang pribadi atau badan yang belum memiliki
NPWP. Fasilitas yang didapat oleh wajib pajak dalam mengikuti program pengampunan
pajak adalah penghapusan pajak yang seharusnya terutang yaitu PPh dan PPN dan/atau PPn
BM, sanksi administrasi, dan sanksi pidana yang belum diterbitkan ketetapan pajaknya
maupun yang telah diterbitkan, pengehentian pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti
permulaan, dan penghapusan PPh final atas pengalihan harta berupa tanah dan/atau
bangunan.
3. Pengakuan Dan Pengukuran
1) Pengakuan
Entitas mengakui asset dan liabilitas pengampunan pajak, jika pengakuan atas asset dan
liabilitas tersebut disyaratkan SAk dan tidak mengakuinya jika tidak diperkenankan
adanya pengakuan terhadap item tersebut.
2) Pengukuran Saat Pengakuan Awal
a) Aset pengampunan pajak diukur sebesar biaya perolehan (deemed cost).
b) Liabilitas pengampunan pajak diukur sebesar kewajiban kontraktual untuk
menyerahkan kas atau setara kas untuk menyelesaikan kewajiban yang berkaitan
langsung dengan perolehan asset pengampunan pajak.
c) Entitas mengakui selisih antara asset pengampunan pajak dan liabilitas pengampunan
pajak di ekuitas dalam pos tambahan jumlah disetor.
d) Entitas mengaku uang tebusan yang biayarkan dalam laba rugi pada periode Surat
Pernyataan Harta yang disampaikan.
4. Penghentian Pengakuan
Entitas menerapkan kriteria penghentian pengakuan atas masing-masing asset dan liabilitas
pengampunan pajak sesuai dengan ketentuan dalam SAK.
Entitas mereklasifikasi asset dna liabilitas pengampunan pajak ke dalam pos-pos berikut ini
1) Entitas mengukur kembali asset dan liabilitas pengampunan pajak
2) Entitas memperoleh pengendalian atas investee
5. Pengungkapan
Entitas mengungkapkan dalam laporan keuangannya, tanggal Surat Keeterangan dari jumlah
yang diakui sebagai asset pengampunan pajak bersadarkan Surat Keterangan serta jumlah
liabilitas pengampunan pajak. Agar menghasilkan laporan keuangan yang andal dan relevan
entitas menggunakan pertimbangan dalam mengungkapkan kebijakan dan estimasi serta
rincian atas jumlah yang tercatat.
6. Ketentuan Transisi
Entitas menrapkan PSAK 25: Kebijakan akutansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan
Kesalahan. Entitas juga menerapkan persyaratan dalam Pernyataan ini secara prospektif.
Laporan keuangan untuk periode sebelum tanggal efektif tidak perlu disajikan kembali
7. Contoh Implementasi PSAK 70 pada PT. Mahkota Grup Tbk

Perusahaan dan entitas anak menerapkan PSAK 70 atas Aset dan Liabilitas Pengampunan
Pajak. Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak diakui pada saat Surat Keterangan Pengampunan
Pajak (SKPP) diterbitkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia, dan tidak diakui secara
neto (saling hapus). Selisih antara Aset Pengampunan Pajak dan Liabilitas Pengampunan Pajak
diakui sebagai Tambahan Modal Disetor.
Aset (liabilitas) pengampunan pajak adalah aset (liabilitas) yang timbul dari
pengampunan pajak berdasarkan Surat Keterangan Pengampunan Pajak. Aset pengampunan
pajak diakui sebesar biaya perolehan aset pengampunan pajak. Liabilitas pengampunan pajak
diakui sebesar kewajiban kontraktual untuk menyerahkan kas atau setara kas untuk
menyelesaikan kewajiban yang berkaitan langsung dengan perolehan aset pengampunan pajak.
Selisih antara aset pengampunan pajak dan liabilitas pengampunan pajak diakui sebagai bagian
dari tambahan modal disetor di ekuitas (PSAK 70).
Uang tebusan yang dibayarkan oleh Perusahaan dan entitas anak untuk memperoleh
pengampunan pajak diakui sebagai beban pada periode dimana SKPP diterima oleh Perusahaan
dan entitas anak. Setelah pengakuan awal, Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak diukur sesuai
dengan SAK yang relevan sesuai dengan klasifikasi masing-masing Aset dan Liabilitas
Pengampunan Pajak.

8. Aset Pengampuna Pajak

Pada tanggal 20 September 2016, Perusahaan mengikuti Pengampunan Pajak sesuai


dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak
dengan bukti lapor Nomor 12300000181. Jumlah nilai harta bersih luar negeri senilai
Rp3.816.556.013 yang terdiri dari harta senilai Rp5.916.556.013 dan utang senilai
Rp2.100.000.000 dan untuk harta bersih dalam negeri senilai Rp56.250.000 yang terdiri dari
harta senilai Rp225.000.000 dan utang senilai Rp168.750.000. Uang tebusan yang dibayarkan
Perusahaan adalah sebesar Rp153.787.241 pada tanggal 16 September 2016.
Berdasarkan Surat Keterangan Pengampunan Pajak No. KET-5600/PP/WPJ.01/2016,
bertanggal 23 September 2016, Perusahaan menyampaikan pengampunan pajak atas harta bersih
luar negeri senilai Rp3.816.556.013 yang terdiri dari harta senilai Rp5.916.556.013 dan utang
senilai Rp2.100.000.000 dan untuk harta bersih dalam negeri senilai Rp56.250.000 yang terdiri
dari harta senilai Rp225.000.000 dan utang senilai Rp168.750.000.

Anda mungkin juga menyukai