TINJAUAN PUSTAKA
5
6
area permukaan tubuh BBL yang luas. Bayi cukup bulan dengan
berat lahir tinggi dan fleksi otot yang baik memiliki perlindungan
alami terhadap kehilangan panas. Bayi baru lahir dapat kehilangan
panas melaui mekanisme konveksi, konduksi, radiasi dan evavorasi.
4. Perubahan Sistem Glukosa
Sebelum kelahiran, janin terpajan pada kadar glukosa darah
yang hampir konstan sekitar 60 hingga 70% kadar glukosa maternal.
Pada saat tali pusat di klem, bayi baru lahir harus menemukan cara
untuk mempertahankan keseimbangan glukosa yang esensial bagi
fungsi otak neonatus. Pada setiap bayi baru lahir, kadar glukosa darah
turun selama periode waktu yang singkat 1-2 jam setelah kelahiran.
5. Perubahan Gastrointestinal
Sistem gastrointestinal pada BBL cukup bulan relatif matur.
Sebelum lahir, janin cukup bulan mempraktikan perilaku menghisap
dan menelan. Reflek muntah dan batuk yang matur telah lengkap
pada saat lahir. Kemampuan BBL cukup bulan untuk menelan dan
mencerna makanan dari luar terbatas. Sebagian keterbatasan tersebut
membutuhkan enzim dan hormon pencernaan di semua bagian
saluran cerna dari mulut sampai ke usus.
6. Perubahan Sistem Imunitas
Sistem imun neonatus pada sejumlah tingkat yang signifikan.
Ketidakmaturan fungsional ini membuat neonatus rentan terhadap
banyak infeksi dan respon alergi. Sistem imun yang matur
memberikan baik imunitas alami maupun yang di dapat. Imunitas
alami terdiri dari struktur tubuh yang mencegah atau meminimalkan
infeksi sedangkan imunitas yang di dapat neonatus di lahirkan
dengan imunitas pasif terhadap virus dan bakteri yang pernah di
hadapi ibu. Janin mendapat imunitas ini melalui perjalan
transplasenta dari imunoglobulin varietas igG.
9
7. Sistem Neuromuscular
Pertumbuhan otak setelah bayi lahir mengikuti pola
pertumbuhan cepat, yang dapat diprediksi selama periode bayi
sampai awal masa kanak-kanak. Pada pertumbuhan ini berjalan
bertahap, pada akhir tahun pertama pertumbuan, yang dimulai pada
usia kehamilan sekitar 30 minggu akhir. Mungkin ini sebabnya otak
rentah terhadap trauma nutrisi dan trauma lain selama masa bayi.
Aktivitas motorik spontan dapat muncul dalam bentuk tremor
sementara dimulut dan didagu, terutama swaktu menangis, dan pada
ekstremitas terutama pada lengan dan tangan.Kontrol neuromuscular
pada bayi baru lahir, walaupun masih sangat terbatas , dapat
ditemukan. Apabila bayi baru lahir diletakkan diatas permukaan yang
keras dengan wajah menghadap ke bawah, bayi akan memutar
kepalanya ke samping untuk mempertahakan jalan napas. Bayi
berusaha mengangkat kepalanya supay tetap sejajar dengan tubuhnya
bila kedua lengan bayi ditarik ke atas hingga kepala terangkat. Saat
refleks bayi baru lahir ini muncul dan menghilang, menunjukkan
kematangan dan perkembangan system saraf yang baik.
(Bobak, 2004 : 374-375 )
8. Sistem Hematopoieses
Hematopoiesis adalah pembentukan dan perkembangan sel
darah merah. Saat bayi lahir, nilai rata-rata hemoglobin, hematokrit,
dan SDM lebih tinggi dari normal orang dewasa.Darah bayi baru
lahir mengandung sekitar 80% hemoglobin janin. Presentasi
hemoglobin janin menrun sampai 55% pada minggu kelima dan
sampai 5% pada minggu ke-20. penurunan ini terjadi karena umur sel
yang mengandung hemoglobin janin lebih pendek.
Tindakan klem yang terlambat menyebabkan hemoglobin ,
hematokrit, dan hitung SDM meningkat. Kecendrungan perdarahan
10
12. Reflek morro sudah baik, bayi ketika terkejut akan memperlihatkan
gerakan tanagan seperti memeluk.
13. Eliminasi baik, urine dan mekoneum akan keluar dalam 48 jam
pertama,mekoneum berwarna hitam kecoklatan.
(Sari wahyuni, 2011: 4)
Keterangan :
Apabila nilai apgar :
1. 7-10 : bayi mengalami asfiksia ringan atau dikatakan bayi dalam
keadaan normal.
2. 4-6 : bayi mengalami asfiksia sedang.
3. 0-3 : bayi mengalami asfiksia berat.
(Dewi, Vivian Nanny L., 2010 : 2-3)
12
seorang bayi cukup bulan selama dua minggu pertama sebanyak 30-60
ml setiap 2-3 jam. Selama 2 minggu pertama kehidupan bayi baru lahir
hendaknya dibangunkan untuk menyusu paling tidak setiap 4 jam.
Sesudah itu, jika bayi sudah bertambah berat badanya, bayi boleh tidur
dalam periode yang lebih lama (terutama malam hari).
Untuk menyakinkan bahwa bayi mendapat cukup ASI, ibu harus
mengamati/mencatat seberapa sering bayi berkemih. Berkemih paling
sedikit 6 kali selama 2-7 hari setelah lahir menunjukkan asupan adekuat.
2. Kebutuhan Eliminasi
Air seni dibuang dengan cara mengosongkan kandung kemih secara
refleks. Bayi miksi sebanyak minimal 6 kali sehari. Semakin banyak
cairan yang masuk maka semakin sering bayi miksi. Defekasi pertama
berwarna hijau kehitaman. Pada hari ke 3-5 kotoran berubah warna
menjadi kuning kecoklatan. Bayi defekasi 4-6 kali sehari. Kotoran bayi
yang hanya minum susu biasanya cair. Bayi yang mendapat ASI
kotorannya kuning dan agak cair dan berbiji. Bayi minum yang minum
susu botol, kotorannya cokelat muda, lebih padat dan berbau.
Asuhan yang perlu diberikan pada bayi :
a. Monitor berkemih/defekasi bayi dalam 24 jam, seberapa sering bayi
berkemih/defekasi, bagaimana warna kotoran bayi.
b. Amati adanya kelainan/gangguan yang muncul. Pengamatan tahap-
tahap perubahan kotoran membantu mengenali kelainan saluran usus
lambung.
c. Jelaskan kepada ibu bahwa kotoran bayi yang kuning dan agak
berbiji-biji merupakan hal yang normal.
d. Defekasi dapat menyebabkan infeksi, segera bersihkan dan buang
kotoran dalam toilet atau dikubur. Daerah genital dan bokong bayi
harus dicuci dan dikeringkan dengan hati-hati setiap setelah
berkemih/defekasi.
16
3. Kebutuhan Tidur
Dalam dua minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering
tidur. Bayi yang baru lahir mempergunakan sebagian besar dari waktunya
untuk tidur. Dengan bertambahnya usia, waktu untuk terjaga atau tidak
tidur menjadi lama, khususnya pada waktu pagi dan siang hari. Pada
umumnya, waktu tidur dan istirahat bayi berlangsung paralel dengan pola
menyusu/makannya. Tidur bagi seorang bayi berarti cara paling nyaman
untuk beristirahat dan memperbarui energinya guna kegiatan diwaktu
terjaga.
Neonatus sampai usia 3 bulan rata-rata tidur sekitar 16 jam sehari.
Pada umumnya, bayi mengenal malam hari pada usia 3 bulan. Sediakan
selimut dan ruangan yang hangat pastikan bayi tidak terlalu panas atau
terlalu dingin. Jumlah total tidur bayi akan berkurang seiring dengan
bertambahnya usia bayi.
Asuhan yang harus diberikan dalam hal ini adalah :
a. Jelaskan kepada orang tua bahwa pola tidur seperti itu adalah hal
yang normal.
b. Berikan suasana yang tenang dan kurangi gangguan atau ra
ngsangan.
c. Bayi harus tidur tanpa kena angin namun cukup mendapat udara
segar.
d. Letakkan bayi berbaring miring untuk tidur atau tidurkan kembali
tanpa bantal.
e. Jaga agar bayi tidak berguling atau jatuh kelantai, hindarkan dari
jangkauan anak lain tau binatang peliharaan, hindari tertutup bantal
atau benda lain.
f. Kesulitan melakukan regulasi-kodrati untuk tidur, yaitu sulit sekali
tidur dan tidurnya tidak nyenyak. Ini pada umumnya disebabkan oleh
faktor fisik dan faktor psikologis.
g. Malnutrisi/kurang gizi, bayi jadi rewel dan banyak menangis, lalu
tidak dapat tidur nyenyak.
17
4. Kebersihan Kulit
Kulit bayi mempunyai peranan penting melindungi bayi dan sangat
penting untuk menjaga kesehatan kulit bayi agar tidak muncul komplikasi
atau penyakit. Kelenjar sebasea biasanya belum aktif, namun mungkin
terjadi pelebaran pada kelenjar tersebut didaerah hidung dan pipi yang
tampak dalam bentuk milia. Salah satu cara untuk menjaga kebersihan
kulit adalah dengan memandikan bayi.
Pertama kali bayi dimandikan harus ditunda sampai dengan
minimal 6 jam jam dan disarankan setelah 24 jam pertama untuk
mencegah terjadinya hipotermia sehubungan anatomi kluit dan fungsi
pengaturan suhu bayi (hipotalamus) yang belum sempurna sehingga tidak
dapat langsung mampu menghadapi tantangan baik dingin/panas yang
berlebihan. Menurut penelitian minimal 6 jam didasarkan pada hasil
kemungkinan suhu bayi sudah stabil pada saat tersebut dan cukup
mampu mengatasi tantangan lingkungan baik panas maupun dingin
(biasanya 2 hari fungsi termogulasi sudah baik). Apabila bayi terpapar
lingkungan yang dingin maka akan terjadi metoda pengaturan suhu tubuh
dengan menggigil (peningkatan aktivitas, postur tubuh dan menangis)
atau tanpa menggigil (penggunaan lemak cokelat) sebagai
kompensasinya.
18
5. Kebutuhan Keamanan
a. Pencegahan infeksi :
Pencegahan infeksi adalah satu aspek yang penting dalam
perlindungan dan keamanan pada bayi baru lahir.
Mencuci tangan sebelum dan sesudah menangani bayi merupakan
cara efektif untuk mencegah infeksi.
1) Setiap bayi harus mempunyai alat dan pakaian tersendiri untuk
mencegah infeksi silang. Sediakan linen atau pakaian yang
cukup.
2) Mencegah anggota keluarga atau tenaga kesehatan yang sedang
sakit menagani bayi.
3) Stapilococcus merupakan penyebab tersering infeksi nosokomial
maka terkadang beberapa rumah sakit menggunakan cairan
antiseptik atau sabun contoh yang mengandungheksakloropan
untuk mengurangi kemungkinan infeksi tersebut.
4) Memandikan bayi memang tidak terlalu penting/mendasar harus
sering dilakukan mengingat terlalu sering pun akan berdampak
pada kulit yang belum sempurna, kecuali pada bagian wajah,
lipatan kulit dan bagian dalam popok dapat dilakukan 1-2
kali/hari untuk mencegah lecet/tertumpuknya kotoran didaerah
tersebut.
5) Menjaga kebersihan dan keringnya tali pusat.
6) Mengganti popok dan menjaga kebersihan area bokong.
c. Pencegahan Hipotermia :
1) Hindarkan bayi terpapar dengan udara yang dingin.
2) Jaga suhu ruangan sekitar 18-20 0 C.
3) Bayi mengenakan pakaian yang hangat dan tidak terlalu ketat.
4) Segera mengganti kain yang basah.
5) Memandikan bayi dengan air hangat kurang lebih 370C.
6) Pembungkus bayi/selimut harus memfasilitasi pergerakkan dari
tangan dan kaki.
e. Penyuluhan
Penyuluhan yang diberikan sebelum ibu dan bayi kembali kerumah :
1) Menyusui :
a) Menyediakan bayi baru lahir nutrisi yang ideal. Harus on
demand (sekehendak bayi) dan ASI ekslusif sampai 6 bulan.
b) Menyediakan antibodi untuk melindungi bayi dari infeksi
(kolustrum)
c) Meningkatkan hubungan kasih sayang ibu dan anak (bonding
dan attachment).
d) Posisi menyusui yang benar dan tanda bayi menghisap yang
benar.
2) Tanda-tanda bahaya, jika timbul tanda bahaya, ajarkan ibu untuk
melakukan :
a) Berikan pertolongan pertama sesuai kemampuan ibu dan
sesuai kebutuhan sampai bayi memperoleh perawatan medis
lanjutan.
4) Higiene
Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah menangani bayi. Dan
hindarkan pemakaian barang yang sama untuk lebih dari satu bayi.
Memandikan bayi dengan baik dan benar.
6) Menjaga kehangatan :
a) Cepat keringkan bayi setelah dimandikan.
b) Gunakan kain yang kering dan hangat dan pakaian yang tidak
ketat.
c) Hindari ruangan atau lingkungan yang terlalu dingin/panas.
d) Beri ruang pada bayi untuk bergerak (apabila bayi dibungkus).
( Sari Wahyuni, 2011:69-79 )
22
lambat dan kemudian timbul fleksi. Timbul saat lahir dan hilang sekitar
usia 2 bulan.
6. Refleks melangkah ( stapping refleks )
Bayi akan melakukan gerakan seperti berjalan, kaki akan
bergantian fleksi dan ekstensi, bayi aterm akan berjalan dengan telapak
kakinya, dan bayi prematur akan berjalan dengan ujung jari-jarinya.
Dalam keadaan normal akan tetap ada sampai usia 3-4 minggu.
7. Refleks babinsky
Pemeriksaan refleks ini dengan memberi goresan telapak kaki
dimulai dari tumit. Gores sisi lateral telapak kaki ke arah atas kemudian
gerakan jari sepanjang telapak kaki. Bayi akan menunjukkan respon
berupa semua jari kaki hiperekstensi dengan jari dorsofleksi.
8. Refleks menggenggam ( palmar grasp )
Reflek ini dinilai dengan meletakkan jari telunjuk pemeriksa
pada telapak tangan bayi. Normalnya bayi akan menggenggam dengan
kuat. Respon telapak tangan menurun pada usia 3-4 bulan. Respon
teapak kaki berkurang pada usia 8 bulan.
9. Refleks glabellar
Refleks ini dinilai dengan mengetuk dahi, batang hidung bayi
yang matanya sedang terbuka. Bayi akan mengedipkan mata pada 4-5
ketukan pertama.
10. Refleks menjulurkan lidah ( ekstruksi )
Bayi lahir menjulurkan lidah ke luar bila ujung lidah disentuh
dengan jari atau puting. Hilang pada sekitar usia 4 bulan.
11. Refleks merangkak
Bayi akan berusaha untuk melakukan gerakan merangkak
dengan menggunakan lengan dan tungkainya bila diletakkan telungkup
diatas permukaan datar.
(Bobak, 2004 : 399)
24
2.2.2 Tujuan
Memberikan asuhan yang adekuat dan berstandart pada bayi baru lahir
dengan memperhatikan riwayat bayi selama kehamilan, dalam persalinan
dan keadaan bayi segera setelah lahir atau dilahirkan.
2) Keluhan Utama
Keluhan yang dirasakan dan menjadi masalah utama yang
dirasakan saat ini.
3) Riwayat kehamilan Sekarang
- HPHT (haid pertama haid terakhir)
- Keluhan TM I (keluhan ibu, obat-obat yang dikonsumsi ibu)
- Keluhan TM II (keluhan ibu, obat-obat yang dikonsumsi ibu)
- Keluhan TM III (ANC dimana, berapa kali, keluhan ibu, obat-
obat yang dikonsumsi ibu)
4) Riwayat kehamilan
Adakah gangguan seperti perdarahan, yang lalu muntah yang
sangat, toxemia gravidarum atau penyakit lainnya
5) Riwayat persalinan yang lalu
Berapa kali ibu hamil, jumlah anak, cara persalinan yang lalu,
penolong persalinan.
6) Riwayat persalinan sekarang
Tanggal persalinan, usia kehamilan saat persalinan, jenis
persalinan, jenis kelamin, keadaan bayi meliputi PB, BB,
28
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Untuk mengetahui data ini kita cukup dengan
mengamati keadaan pasien secara keseluruhan.
Kesadaran : Untuk mendapatkan gambaran tentang
kesadaran pasien, kita dapat melakukan
pengkajian tingkat kesadaran
composmentis (kesadaran penuh) sampai
dengan koma (pasien tidak dalam keadaan
sadar.
(Ari Sulistyawati, 2009: 122)
Tanda-tanda vital
Suhu : Suhu normal 36,50C-37,50C.
Nadi : Nadi normal 120-160 x/menit
29
2x24 jam.
3) Auskultasi
4. Asfiksia
5. Sianosis
Kebutuhan:
1. Menjaga bayi agar tetap hangat.
2. Melakukan skin to skin anatara ibu dan bayi segera mungkin.
3. Melakukan IMD ± 1 Jam.
Intervensi
a. Pertahankan agar lingkungan bayi tetap hangat
Rasional : Dengan lingkungan yang hangat akan mencegah terjadinya
hipotermi.
b. Lakukan perawatan tali pusat dan perawatan pada mata
Rasional : Dengan perawatan yang baik dapat mencegah terjadinya
tetanus neonatorum.
c. Lakukan observasi tanda-tanda vital dan keadaan umum bayi
Rasional : Observasi tanda-tanda vital dan keadaan umum bayi
merupakan deteksi dini terhadap kelainan.
d. Berikan ASI sesering mungkin
Rasional : Dengan memberikan ASI sesering mungkin bayi akan
kontal langsung dengan ibu dan kebutuhan nutrisi bagi
bayi akan terpenuhi.
e. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang tanda-tanda bahaya
Rasional : Dengan penjelasan tentang tanda-tanda bahaya apabila ada
salah satu tanda tersebut dapat mencari pertolongan kepada
petugas kesehatan dengan cepat.
f. Observasi eliminasi alvi dan uri pada bayi
Rasional : Dengan melakukan observasi eliminasi alvi dan uri pada
bayi, dapat diketahui bahwa metabolisme pada tubuh bayi
berjalan dengan baik.
g. Lakukan tehnik septik dan aseptik pada bayi
Rasional : Dengan melakukan tehnik septik dan aseptik pada bayi,
akan dapat mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
37
P : Planning/perencanaan
Merupakan gambaran pendokumentasian dari tindakan
implementasi evaluasi rencana didalamnya termasuk :
1.) Asuhan mandiri
2.) Kolaborasi
3.) Tes laboratorium
4.) Konseling
5.) Follow up
(PPKC, 2004)