Anda di halaman 1dari 80

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Departemen Administrasi Bisnis Skripsi Sarjana

2018

Analisis Penerapan Red Ocean Strategy


dan Blue Ocean Strategy Menggunakan
Skema
Hapuskan-Kurangi-Tingkatkan-Ciptakan,
Kanvas Strategi dan Indeks Samudra
Biru pada Coffee Shop di Medan

Hamdani, Muhammad
Universitas Sumatera Utara

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/5466
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
ANALISIS PENERAPAN RED OCEAN STRATEGY DAN BLUE
OCEAN STRATEGY MENGGUNAKAN SKEMA HAPUSKAN-
KURANGI-TINGKATKAN-CIPTAKAN, KANVAS STRATEGI
DAN INDEKS SAMUDRA BIRU PADA COFFEE SHOP DI
MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan


Pada Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh :

MUHAMMAD HAMDANI
140907110

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK
ANALISIS PENERAPAN RED OCEAN STRATEGY DAN BLUE OCEAN
STRATEGY MENGGUNAKAN SKEMA HAPUSKAN-KURANGI-
TINGKATKAN-CIPTAKAN, KANVAS STRATEGI DAN INDEKS
SAMUDRA BIRU PADA COFFEE SHOP DI MEDAN
Studi Pada: Starbucks Coffee Centre Point Medan, Ihci Dough dan Grand
Kuede Kupie Uleekareng

Nama : Muhammad Hamdani


NIM : 140907110
Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Pembimbing : Faisal Eriza S.Sos, MSP

Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbandinagn pada penerapan red


ocean strategy dan blue ocean strategy menggunakan skema hapuskan-kurangi-
tingkatkan-ciptakan, kanvas strategi dan indeks samudra biru pada coffee shop di
kota Medan. Hal ini dilatarbelakangi oleh perkembangan dari budaya minum kopi
di coffee shop sampai berubahnya fungsi coffee shop menjadi tempat untuk
melakukan berbagai aktifitas. Dengan banyaknya peminat coffee shop, membuat
usaha ini terus meningkat sampai dengan terjadinya persaingan strategi bisnis untuk
merebutkan pelanggan khususnya di kota Medan.
Persaingan bisnis coffee shop di Medan semakin berkembang, namun
diferensiasi dan inovasi produk kurang dikembangkan sehingga antara pelaku
bisnis menghasilkan produk dan layanan yang hampir sama dengan pesaing
menjadi red ocean, sedangkan pebinsis sejenis keluar dengan inovasi baru
menciptakan ruang pasar baru menjadi blue ocean.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan
eksploratif untuk meneliti lebih dalam strategi masa lampau dan saat ini serta
menggunakan alat analisis berupa kanvas strategi dan skema hapuskan-kurangi-
tingkatkan-ciptakan, kemudian digambarkan dalam kanvas strategi untuk
menciptakan kurva nilai baru menuju blue ocean strategy serta membuat melihat
kondisi coffee shop saat ini menggunakan indeks ide samudra biru.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa analisis perbandingan dalam
penerapan red ocean strategy dan blue ocean strategy dapat dilihat dengan
menggunakan skema hapuskan-kurangi-tingkatkan-ciptakan, kanvas strategi dan
indeks ide samudra biru dengan hasil terdapat dua kategori yakni red ocean strategy
terdiri dari Ichi Dough dan Grand Kuede Kupie Uleekareng dan blue ocean strategy
terdiri dari Starbucks Coffee Centre Point Medan.
Kata Kunci: Skema hapuskan-kurangi-tingkatkan-ciptakan, Kanvas Strategi,
Indeks Ide Samudra Biru, Red Ocean Strategy, Blue Ocean Strategy, Coffee Shop.

i
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
ANALYSIS OF RED OCEAN STRATEGY AND BLUE OCEAN STRATEGY
APPLICATIONS USING ELEMINATE-REDUCE-RISE-CREATE GRID,
CANVAS STRATEGY, AND BLUE OCEAN IDEA AT COFFEE SHOP IN
MEDAN
Study case: Starbucks Coffee Center Point Medan, Ichi Dough and Grand
Kuede Kupie Uleekareng

Name : Muhammad Hamdani


NIM : 140907110
Departement : Ilmu Administrasi Bisnis
Faculty : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Advisor : Faisal Eriza S.Sos, MSP

This research was conducted to see how the implementation of red ocean
strategy and blue ocean strategy using eleminate-reduce-rise-create grid, strategy
canvas and blue ocean idea at coffee shop in the city of Medan. This is motivated
by the development of coffee drinking culture in coffee shop until the change of
coffee shop functiob becomes a place to perform varios activities. As well as to
many enthusiasts of coffee shop, making this business continues to increase until
the occurrence of business strategy to compete for costumers, especially in the city
of Medan.
Coffee shop business competition in the city of Medan is growing, but
product differentiation and innovation is less developed so that between business
actors produce products and services that are almost the same as competitors to be
red ocean,where as similar enterpreneurs come out with new innovatiobs create
new market space into blue ocean.
The research uses qualitative method with explorative approach to examine
more past and present strategies and use analytical tools in the form of strategy
canvas and eleminate-reduce-rise-create grid, then describe in strategy canvas to
create new value curve to blue ocean strategy and make look at current coffee shop
condition using the blue ocean idea.
The results of this study indicate that the comparative analysis in the
application of red ocean strategy and blue ocean strategy can be seen by using
eleminate-reduce-rice-create grid, strategy canvas and blue ocean idea with two
categories of red ocean strategy be composed from Ichi Dough and Grand Kuede
Kupie Uleekareng and blue ocean strategy be composed from Strabucks Coffee
Centre Point Medan.
Keywords: Eleminate-reduce-rise-create grid, Strategy Canvas, Blue Ocean
Idea, Red Ocean Strategy, Blue Ocean Strategy, Coffee Shop

ii
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wa ta’ala

yang telah melimpahkan kasih dan sayang-Nya kepada kita, sehingga penulis bisa

menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu, yang saya beri Judul “ANALISIS

PENERAPAN RED OCEAN STRATGEY DAN BLUE OCEAN STRATGEY

MENGGUNAKAN SKEMA HAPUSKAN-KURANGI-TINGKATKAN-

CIPTAKAN, KANVAS STRATEGI, DAN INDEKS SAMUDRA BIRU PADA

COFFEE SHOP DI MEDAN”.

Tujuan dari penyusunan skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk

bisa menempuh ujian sarjana pendidikan pada Program Studi Ilmu Administrasi

Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Di dalam

pengerjaan skripsi ini telah melibatkan banyak pihak yang sangat membantu dalam

banyak hal. Oleh sebab itu, disini penulis sampaikan rasa terima kasih sedalam-

dalamnya kepada :

1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si, Selaku Dekan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Marlon Sihombing, M.A, Selaku Ketua Program Studi Ilmu

Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Beti Nasution, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

Administrasi Bisnis di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Sumatera Utara.

iii
Universitas Sumatera Utara
4. Bapak Faisal Eriza, S.Sos, M.SP, Selaku Dosen Pembimbing yang telah

membimbing dalam penyusunan Skripsi ini hingga selesai.

5. Bapak Arifin Nasution, S.Sos, M.Si selaku dosen pembimbing akademik

bagi penulis selama menempuh pendidikan di Ilmu Administrasi Bisnis.

6. Bapak Onan Marakali Siregar, S.Sos, M.Si selaku dosen yang telah banyak

membantu saya selama perkuliahan.

7. Ibu Siswati Saragi, S.Sos, MSP dan Bapak Ahmad Farid, S.H selaku Staf

Administrasi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis di Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

8. Bang Farid, S.H selaku staf Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis yang

selalu ada dan membantu saya dalam banyak hal

9. Kedua orang tua yang sangat saya cintai dan sayangi, Sudarmin dan

Hamidasari Pardosi S.Pd, kakak saya Sri Wahyuni S.Kom, M.Kom, adik

saya Taufiq Abdul Hamid atas kehangatan kasih sayang, didikan, arahan,

masukan, dukungan, doa, restu, dukungan moril dan finansial serta

kesabaran yang selama ini diberikan dengan tulus kepada penulis

10. Seluruh Staf Pengajar atau Dosen di Program Studi Ilmu Administrasi

Bisnis di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara

yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis.

11. Manajer Starbucks Coffee Centre Point Medan, Manajer Ichi Dough Medan

dan Manajer CV. Grand Kuede Kupie yang telah sudi memberi ijin

penelitian kepada penulis hingga skripsi ini selesai tepat waktu.

12. Teman kerja saya Reza, Bang Reja, Bang Rifal, Bang Rama, Kak Tiur, Bang

Dedi, Reggy, Nande Kristin, Kesayangan Riza, Karin, Feby, Nesa, Dede,

iv
Universitas Sumatera Utara
Kak Imeh yang telah banyak memberikan masukan dan dorongan serta

sabar akan prilaku saya sehari – sehari.

13. Sahabat dan rekan seperjuangan tercinta Adli Tama Hidayat Sembiring

S.Ab, Afifur Rahman, Atika Fridalini, Akhmad Taufiq Rahman Azria,

Tasya Marisca, Eka Febri Triyanti Manik, Fahri Avicienna, Alm. Fauzan

Akbar Hasibuan, Ilham Ansari Nainggolan, Putri Ajeng Laras Sari, Ridho

Akbar dan Zaqi Prananta yang tiada henti memberi dukungan dan motivasi

kepada penulis.

14. Kawan-kawan Kelas B Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara 2014 beserta semua pihak yang

telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa

penulis sebutkan semuanya.

15. Seluruh teman seperjuangan saya di Ilmu Administrasi Bisnis 2014.

16. Serta kepada seluruh orang yang telah membantu saya hingga

terselesaikannya skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Terima kasih saya ucapkan atas doa dan dukungannya semoga Allah SWT

membalas semua sikap baik mereka.

Medan , 14 Maret 2018

Penulis

Muhammad Hamdani

v
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI

HALAMAN

ABSTRAK .............................................................................................................. i
ABSTRACT ............................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1


1.1 Latar Belakang ...............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................6

BAB II KERANGKA TEORI .........................................................................7


2.1 Strategi Strategi Samudra Merah ..................................................7
2.1.1 Pengertian Samudra Merah ..................................................7
2.2. Strategi Samudra Biru ...................................................................8
2.2.1 Pengertian Samudra Biru .....................................................8
2.2.2 Inovasi Nilai : Batu-Pijak Strategi Samudra Biru .................8
2.2.3 Kerangka Kerja Empat Langkah ........................................10
2.2.4 Kanvas Strategi ..................................................................10
2.3 Langkah – Langkah untuk Mewujudkan Samudra Biru .............13
2.3.1 Prinsip 1: Merekonstruksi Batasan Pasar ...........................15
2.3.2 Prinsip 2: Fokus pada Gambaran Besar ..............................17
2.3.3 Prinsip 3: Menjangkau Melampui Permintaan yang Ada ...18
2.3.4 Prinsip 4: Menjalankan Rangkaian Strategis Secara Besar.21
2.3.4.1 Skema Koridor Harga Massa .................................22
2.3.4.2 Siklus Pengalaman Pembelian ...............................22
2.3.5 Prinsip 5: Mengatasi Hambatan Utama Organisasi ............24
2.3.6 Prinsip 6: Mengintegrasikan Eksekusi ke Dalam Strategi ..25
2.4 Penelitian Terdahulu .....................................................................27
2.5 Kerangka Berpikir ........................................................................29

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................30


3.1 Jenis Penelitian .............................................................................30
3.2 Subjek dan Objek Penelitian ........................................................31
3.3 Sumber Data .................................................................................31
3.4 Teknik Pengumpulan Data ...........................................................32
3.4.1 Wawancara mendalam ........................................................32

vi
Universitas Sumatera Utara
3.4.2 Obeservasi ...........................................................................32
3.4.3 Triangulasi ...........................................................................32
3.5 Informan Penelitian ......................................................................33
3.5.1 Informan ..............................................................................33
3.5.2 Teknik Penentuan Informan ................................................33
3.6 Teknik Analisis Data .....................................................................34
3.6.1 Reduksi Data ......................................................................34
3.6.2 Kanvas Strategi ..................................................................34
3.6.3 Skema Hapuskan-Kurangi-Tingkatkan-Ciptakan ...............34
3.6.4 Rangakian Strategis ............................................................35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..............................37


4.1 Sejarah dan Visi Misi Perusahaan .................................................37
4.1.2 Sejarah Starbucks Coffee Centre Point ...............................37
4.1.2.1 Visi dan Misi Starbucks Coffee Centre Point .........39
4.1.2.2 Struktur Organisasi Starbucks .................................39
4.1.3 Sejarah Ichi Dough ..............................................................41
4.1.3.1 Visi dan Misi Ichi Dough ........................................42
4.1.3.2 Struktur Organisasi Ichi Dough ..............................43
4.1.4 Sejarah CV. Garnd Kuede Kupie........................................43
4.1.4.1 Visi dan Misi CV. Garnd Kuede Kupie ..................45
4.1.4.2 Struktur Organisasi CV. Garnd Kuede Uleekareng 45
4.2 Kerangka Kerja Empat Langkah ...................................................46
4.2.1 Kerangka Kerja Empat Langkah Starbucks Coffee.............47
4.2.2 Kerangka Kerja Empat Langkah Ichi Dough ......................49
4.2.3 Kerangka Kerja Empat Langkah CV. Garnd Kuede .........51
4.3 Skema Hapuskan-Kurangi-Tingkatkan-Ciptakan .........................53
4.4 Kanvas Strategi Coffee Shop di Medan.........................................55
4.5 Indeks Ide Samudra Biru (Blue Ocean Idea/BOI) ........................58
4.6 Pembahasan ...................................................................................61

BAB V PENUTUP .........................................................................................64


5.1 Kesimpulan ...................................................................................65
5.2 Saran ..............................................................................................65

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL

HALAMAN

Tabel 2.1 Perbedaan Strategi Samudra Merah dengan Samudra Biru ..........9
Tabel 2.2 Enam Prnsip Strategi Samudra Biru ...........................................14
Tabel 2.3 Empat langkah dalam memvisualkan strategi .............................18
Tabel 4.1 Indikator Bobot Kurva Penilaian ................................................55
Tabel 4.2 Indeks Ide Samudra Biru pada Coffee Shop di Medan ................59
Tabel 4.3 Posisi Strategi Coffee Shop di Medan ..........................................60

viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR

HALAMAN

Gambar 2.1 Kerangka Kerja Empat Langkah .................................................12


Gambar 2.2 Tiga Tingkatan Produk ................................................................12
Gambar 2.3 Tiga Tingkatan Nonkonsumen ....................................................19
Gambar 2.4 Rangkaian Strategis Samudra Biru .............................................21
Gambar 2.5 Skema Pemetaan Harga ...............................................................24
Gambar 2.6 Empat Rintngan Organisasi bagi Eksekusi Strategi ....................25
Gambar 2.7 Bagaimana Proses yang Adil Memengaruhi Sikap dan Prilaku...25
Gambar 2.8 Dampak Penciptaan Samudra Biru terhadap Samudra Merah ....26
Gambar 2.9 Kerangka Berpikir .......................................................................29
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Sari Coffee Indonesia ............................40
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Starbucks Coffee Centre Point .....................41
Gambar 4.3 Struktur Organisasi Ichi Dough ..................................................43
Gambar 4.4 Struktur Organisasi CV. Grand Kuede Kupie .............................46
Gambar 4.5 Kerangka Kerja Empat Langkah Starbucks Coffee .....................47
Gambar 4.6 Kerangka Kerja Empat Langkah Ichi Dough .............................50
Gambar 4.7 Kerangka Kerja Empat Langkah Grand Kuede Kupie ................53
Gambar 4.8 Skema Hapuskan-Kurangi-Tingkatkan-Ciptakan .......................54
Gambar 4.9 Kanvas Strategi pada Coffee Shop di Medan ...............................57

ix
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini kopi menjadi suatu komoditas yang menjanjikan, baik dalam

sektor produksi maupun pengolahan biji kopi menjadi sebuah minuman. Secara

statistik, kopi-kopi Indonesia memiliki predikat produsen kopi utama di dunia yang

menduduki peringkat ke-4 menurut Dirjen Kementrian Perkebunan Indoensia

(2017) dan bahwa kopi Indonesia memiliki kopi terbaik di dunia baik dalam segi

rasa dan kualitasnya yang spesifik. Pada tahun 2017 dari hasil statistik ICO

(International Coffee Organization) kopi Indonesia mengekspor 10.800 karung

(dalam ribuan, per karung berisi 60 kg) per tahun. Menurut Moldaver (Lestari,

2016:1) di dalam buku karangannya yang berjudul “Coffee Obsession”,

mengatakan bahwa kopi-kopi Indonesia menguasai pasar dunia sekitar 7% dari total

keseluruhan permintaan dunia. Hasil panen kopi dalam negeri yang banyak dan

mendunia membuat kopi Indonesia memiliki banyak peminat, baik dalam negeri

maupun luar negeri.

Pulau Suamtera merupakan salah satu penyumbang kopi terbsear di

Indonesia dengan luas lahan perkebunan 777.533 Ha dengan hasil produksi 435.215

Ton dari data Statistik Direktorat Jendral Perkebunan tahun 2015. Dari data ini kita

dapat melihat bahwa Kopi Sumatera memiliki potensi dalam pasar dalam negeri

maupun luar negeri. Dengan adanya hasil panen kopi yang melimpah, menandakan

bahwa peminum dan penikmat kopi juga meningkat.

Budaya minum kopi ditemukan oleh bangsa Ethiopia di benua Afrika sekitar

3000 tahun (1000 SM) yang, Juwiani (2013:7). Di Indonesia sendiri budaya minum

1
Universitas Sumatera Utara
2

kopi sudah berkembang sejak lama yaitu, sejak pertama kali diberlakukannya tanam

paksa oleh pemerintah belanda. Awal mula minum kopi merupakan kebiasan yang

dilakukan oleh pemerintah Belanda. Namun, seiring perkembangannya, masyarakat

Indonesia pun mulai gemar meminum kopi, hanya saja caranya yang berbeda

dengan masyarakat Eropa khususnya Belanda. Budaya minum kopi di Indoensia

dilakukan oleh masyarakat dengan cara dan tujuan yang berbeda – berbeda. Minum

kopi saat ini tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa, tetapi juga anak muda baik

pria maupun wanita.

Dahulu, minum kopi biasa dilakukan di rumahan ataupun di warung –

warung kopi di pinggir jalan. Memasuki awal tahun 1990 – an, seiring dengan

masuknya coffee shop atau kedai kopi asing ke Indonesia, budaya minum kopi

mulai dilakukan di coffee shop atau kedai kopi khusus, Akbar (2011:1). Coffee shop

atau kedai kopi saat ini tidak hanya menyediakan kopi yang nikmat untuk diminum,

namun juga memberikan fasilitas yang dapat digunakan untuk para pelanggan

seperti, wifi, meeting room, AC (air conditioner), musik dan fasilitas lainnya untuk

mendukung kenyaman dan kebutuhan pelanggan.

Dengan banyaknya penawaran yang diberikan sebuah coffee shop atau kedai

kopi, masyarakat menjadikan coffee shop tidak lagi hanya untuk menikamti

secangkir kopi dan suasana yang nyaman, melainkan tempat untuk melakukan

berbagai aktivitas seperti tempat untuk bertemu dengan kerabat dekat, teman

kuliah, keluarga, ataupun mitra bisnis. Tidak jarang banyak pelanggan yang

meenggunakan coffee shop untuk mengerjakan tugas kuliah, meeting dengan mitra

bisnis ataupun sekedar refreshing diri dari aktivitas seharian. Masyarakat kota

sendiri biasa memiliki kebiasan untuk menggunakan coffee shop dalam berbagai

Universitas Sumatera Utara


3

aktivitas. Dengan adanya kebiasaan tersebut, permintaan akan coffee shop di

perkotaan pun mulai meningkat, khususnya kota Medan. Coffee shop merupakan

bisnis yang menjanjikan mengingat jumlah penduduk di Kota Medan mencapai

2.210.624 jiwa oleh Badan Pusat Statistik Kota Medan (2015)

Medan merupakan Kota yang memiliki ciri khas tersendiri terutama dalam

bidang kopi. Tidak sedikit coffee shop di kota Medan menggunakan kopi lokal

untuk menarik pelanggan dengan memberikan cita rasa istemewa pada

pelanggannya, mengingat kopi asal Sumatera menjadi salah satu daerah

penyumbang kopi terbesar se-Indonesia. Dengan ini menandakan bahwa kopi

terbaik di Indonesia ada di pulau Sumatera. Coffee shop kota Medan tidak hanya

memberikan hidangan kopi yang istimewa namun menyediakan tempat yang

nyaman baik fasilitas, desain interior dan pelayanan yang baik. Banyaknya coffee

shop yang berdiri di kota Medan, membuat coffee shop itu sendiri saling bersaing

baik dari konsep hingga strategi bisnis untuk menarik pelanggan.

Strategi yang tepat sangat dibutuhkan untuk membuat suatu perusahaan

terus berjalan dan bertahan dari perusahaan lain yang sejenis. Strategi dalam

menjalankan coffee shop pun harus memiliki konsep yang handal. Strategi

merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Istilah strategi berasal dari bahasa

Yunani yaitu strategia yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi jendral. Strategi

juga bisa diartikan suatu rencana untuk pembagian dan penggunaan kekuatan

militer pada daerah – daerah tertentu untuk mencapai tujuan tertentu, Tjiptono

(2006:3)

Menurut Rangkuti (2013:183) bahwa strategi adalah perencanaan induk

yang komprehensif, yang menjelaskan bagaimana perusahaan akan mencapai

Universitas Sumatera Utara


4

semua tujuan yang telah ditetapkan berdasarkan misi yang telah ditetapkan

sebelumnya. Sedangkan Menurut David (2011:18-19) strategi adalah sarana

bersama dengan tujuan jangka panjang yang hendak dicapai. Strategi bisnis

mencakup ekspansi geografis, diverivikasi, akuisisi, pengembangan produk,

penetrasi pasar, pengetahuan, divertasi, likuidasi, dan usaha patungan atau join

venture. Strategi adalah aksi potensial yang membutuhkan keputusan manajemen

puncak dan sumber daya perusahaan dalam jumlah besar. Jadi, strategi adalah

sebuah tindakan aksi atau kegiatan yang dilakukan oelh seseorang atau perusahaan

untuk mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Pearce II dan Robinson (2008:2), strategi adalah rencana berskala

besar, dengan orientasi masa depan, guna berinteraksi dengan kondisi persaingan

mencapai tujuan perusahaan. Dengan definisi diatas, penulis menyimpulkan bahwa

pengertian strategi merupakan suatu tindakan dalam proses perencanaan untuk

mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan dengan melakukan hal – hal secara

berkesinambungan berdasarkan tujuan perusahaan.

Untuk melihat kondisi sebuah perusahaan, dapat dilihat dari strategi yang

digunakan oleh perushaan terebut. Menurut Kim dan Mauborgane ( 2014:22) di

dalam buku karangannya yang berjudul “Blue Ocean Strategy – How to Create

Uncontested Market Space and Make the Competition Irrelevant” mengatakan

bahwa samudra merah (red ocean) merupakan semua industri yang ada saat ini.

Kim dan Mauborgne (2014:22) mengatakan bahwa Strategi Samudra Biru (Blue

Ocean Strategy) adalah strategi yang menantang perusahaan keluar dari samudra

merah dengan cara menciptakan ruang pasar yang belum ada pesaingnya, sehingga

kompetisi menjadi tidak relevan.

Universitas Sumatera Utara


5

Strategi muncul tak hanya semata-mata untuk memenangkan persaingan

namun menjadi pemenang dan pelopor dalam persaingan sebagai daya yang handal.

Untuk dapat bertahan dan berkembang, coffee shop harus membuat strategi yang

handal dalam menjalankan usahanya agar tidak kalah dengan kompetitor sejenis.

Hal ini menjadi daya tarik penulis untuk terjun langsung ke lapangan untuk melihat

penerapan strategi dalam persaingan bisnis yang ada pada coffee shop di Kota

Medan. Skripsi yang berjudul “Analisis Penerapan Red Ocean Strategy dan Blue

Ocean Strategy Menggunakan Skema Hapuskan-Kurangi-Tingkatkan-

Ciptakan, Kanvas Strategi dan Indeks Samudra Biru pada Coffee shop di Kota

Medan” akan membahas mengenai analisis penerapan antara Strategi Samudra

Merah dengan Strategi Samudra Biru yang terjadi pada pasar coffee shop di Kota

Medan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan dalam latar belakang masalah,

maka rumusan masalah yang telah disusun dalam penelitian ini adalah: Bagaimana

penerapan Red ocean strategy dan Blue ocean strategy pada Coffee Shop di Medan

dengan menggunakan skema hapuskan-kurangi-tingkatkan-ciptakan, kanvas

strategi dan indeks samudra biru .

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan diatas, maka tujuan dari penelitian

ini adalah: “Untuk memahami perbedaan dalam penerapan strategi bisnis pada

Coffee Shop di Medan dengan menggunakan skema hapuskan-kurangi-tingkatkan-

ciptakan, kanvas strategi dan indeks samudra biru

Universitas Sumatera Utara


6

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini

adalah:

1. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai wadah penulis untuk mengembangkan

wawasan dan sebagai proses belajar dalam praktek nyata strategi binsis

dalam persaingan bisnis dan sebagai pelajaran baru dari teori-teori yang

telah diajarkan selama bangku perkuliahan serta sebagai informasi penelitan

lanjutan

2. Bagi Usaha Coffee Shop di Medan

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi usaha coffee

shop yang ada di Kota Medan, sebagai acuan dalam memilih dan

menentukan strategi bisnis dalam bersaing untuk masa sekarang dan masa

depan. Memberikan dan menambah wacana dalam hal startegi bisnis serta

memberi informasi tambahan dalam melihat para pesaing yang sama.

3. Bagi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis

Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai referensi bagi penulis lain untuk

digunakan sebagai bahan tambahan dan pertimbangan dalam penelitian

berikutnya yang relevan.

Universitas Sumatera Utara


BAB II
KERANGKA TEORI

2.1 Strategi Samudra Merah ( Red Ocean Strategy )

2.1.1 Pengertian Samudra Merah ( Red Ocean Strategy )

Strategi samudra merah ( Red Ocean Strategy ) merupakan batasan-batasan

dalam industri telah didefinisakan dan telah diterima, dan aturan persaingan telah

diketahui Kim dan Mauborgane (2014:21). Samudra merah merupakan semua

industri yang sudah dikenal atau pasar yang sudah ada. Perusahaan berusaha

mengalahkan lawan meraka demi mendapatkan pangsa permintaan yang lebih

besar. Ketika ruang pasar semakin penuh, prospek akan laba dan pertumbuhan pun

berkurang. Produk menjadi komoditas dan kompetisi sengit dalam antar perusahaan

mengubah samudra merah menjadi samudra penuh darah, Kim dan Mauborgane

(2014:21).

Untuk sukses pada kondisi samudra merah ( Red Ocean Strategy )

mengalahkan para pesaiang merupakan hal penting. Samudra merah akan selalu

menjadi hal penting dan menjadi fakta dari dunia bisnis. Tetapi, dengan kondisi

pasokan yang melebihi permintaan di sebagian besar perusahaan, berkompetisi

meraih pangsa pasar yang berkontraksi harus dilakukan namun kinerja perusahaan

tidak akan memadai. Untuk meraih laba dan kesempatan pertumbuhan baru,

perusahaan juga perlu menciptakan samudra biru ( Blue Ocean Strategy ) Kim dan

Mauborgane (2014:21).

7
Universitas Sumatera Utara
8

2.2 Strategi Samudra Biru ( Blue Ocean Strategy )

2.2.1 Pengertian Strategi Samudra Biru ( Blue Ocean Strategy )

Strategi samudra biru ( Blue Ocean Strategy ) ditandai oleh ruang pasar yang

belum terjelajahi, penciptaan, permintaan dan peluang pertumbuhan yang sangat

menguntungkan. Sejumlah Strategi samudra biru ( Blue Ocean Strategy ) diciptakan

benar-benar di luar industri yang sudah ada, menciptakan ruang pasar yang baru

dan kebanyakan dari dalam samudra merah dengan cara memperluas batasan-

batasan industri yang sudah ada. Dalam samudra biru, kompetisi itu tidak relevan

karena aturan-aturan permainan baru akan dibentuk Kim dan Mauborgane

(2014:21). Perbandingan antara strategi samudra biru dengan merah akan disajikan

pada tabel 2.1 pada halaman selanjutnya.

2.2.2 Inovasi Nilai : Batu-Pijak Strategi Samudra Biru

Inovasi nilai merupakan batu pijak untuk samudra biru. Inovasi nilai

Menurut Kim dan Mauborgane (2014:31) diciptakan dalam wilayah dimana

tindakan perusahaan secara positif mempengaruhi struktur biaya dan tawaran bagi

pembeli. Penghematan biaya dilakukan dengan menghilangkan dan mengurangi

faktor-faktor yang menjadi titik persaingan dalam industri.

Nilai pembeli ditingkatkan dengan menambah dan menciptakan elemen-

elemen yang belum ditawarkan industri. Biaya berkurang lebih jauh ketika ekonomi

skala waktu bekerja setelah terjadi volume penjualan tinggi akibat nilai unggul yang

diciptakan. Inovasi nilai memberikan penekanan setara pada nilai dan inovasi. Nilai

Universitas Sumatera Utara


9

tanpa inovasi cenderung berfokus pada penciptaan nilai dalam skala besar, sesuatu

yang meningkatkan nilai tetapi tidak memadai untuk membuat perusahaan unggul

secara menonjol. Inovasi tanpa nilai cenderung bersifat mengandalkan teknologi,

pelopor pasar, atau futuristik, dan sering membidik sesuatu yang belum siap

diterima dan dikonsumsi oleh pembeli.

Berikut ini merupakan tabel yang membedakan antara samudra merah ( red

ocean strategy ) dengan samudra biru ( blue ocean strategy ) oleh Kim dan

Mauborgane (2014:36)

Tabel 2.1
Perbedaan antara Strategi Samudra Merah dengan Samudra Biru

Strategi Samudra Merah Strategi Samudra Biru

Bersaing dalam ruang pasar yang Menciptakan ruang pasar yang belum
sudah ada. ada.

Memerangi kompetisi Menjadikan kompetisi tidak relevan

Mengeksploitasi permintaan yang ada Menciptakan dan menangkap


permintaan baru

Memilih antara nilai – biaya ( value Mendobrak pertukaran nilai - biaya


cost trade – off )

Memadukan keseluruhan sistem Memadukan keseluruhan sistem


kegiatan perusahaan dengan pilhan kegiatan perusahaan dalam mengejar
strategis antara diferensiasi atau biaya diferensiasi dan biaya rendah
rendah

Sumber: Kim dan Mauborgne (2014:38)

Universitas Sumatera Utara


10

2.2.3 Kerangka Kerja Empat Langkah

Untuk mewujudkan samudra biru melalui inovasi nilai diperlukan kerangka

kerja analisis yang disebut kerangka kerja empat langkah. Kim dan Mauborgane

(2014:60) yaitu hapuskan, kurangi, tingkatkan dan ciptakan. Berikut ini merupakan

gambar dari kerangka kerja empat langkah.

Gambar 2.1
Kerangka Kerja Empat Langkah

Sumber: Kim dan Mauborgane (2014:53)

Menurut Kim dan Mauborgane (2014:65) profil strategis yang memiliki

potensi samudra biru yang tinggi mempunyai tiga kualitas pelengkap yaitu;

1. Fokus, perusahaan tidak menyebarkan usahanya ke semua faktor utama

dalam kompetisi.

Universitas Sumatera Utara


11

2. Divergensi, menjauh dari pemain-pemain lain, sebuah hasil dari mencari

dan melihat alternatif dan bukan dari membanding bandingkan dari pesaing.

3. Motto yang memikat, sebuah motto yang bagus tidak hanya harus mampu

menyampaikan pesan secara jelas, tapi juga mengiklankan penawaran atau

produk secara jujur.

2.2.4 Kanvas Strategi

Menurut Kim dan Mauborgane (2014:47) kanvas strategi adalah kerangka

aksi sekaligus diagnosis untuk membangun strategi samudra biru yang baik. Kanvas

strategi memiliki dua dimensi yaitu sumbu horisontal dan vertikal. Sumbu

horisontal mewaikili rentang faktor-faktor yang dijadikan ajang kompetisi dan

investasi industri. Sedangkan pada sumbu vertikal merangkum tingkat penawaran

yang didapatkan pembeli di semua faktor kompetisi.

Untuk melengkapi kajian dalam menetukan faktor-faktor persaingan dalam

kanvas strategi, penulis menambahkan kajian tingktakan produk. Menurut Philip

Kotler dan Gary Amstrong sebagai aciuan tambahan dalam penelitian. Produk (

product ) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar utnuk mendapatkan

perhatian, dibeli, diguanakn atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan

atau kebutuhan. Jasa merupakan segala aktivitas atau manfaat yang dapat

ditawarkab satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud, dan

tidak menghasilakan kepemilikan apapun Philip Kotler dan Amstrrong (2001:346).

Universitas Sumatera Utara


12

Gambar 2.2
Tiga Tingkatan Produk

Sumber: Kotler dan Amstrong (2001:348)

Menurut Philip Kotler dan Amstrong (2001:348) perencanaan produk jasa

atas tiga tingkatan atara lain yakni;

1. Produk Inti, merupakan manfaat inti untuk pemecahan masalah yang dicari

konsumen ketika mereka membeli produk atau jasa.

2. Produk Aktual, memiliki lima karakteristik antara lain tingkat kualitas, fitur,

rancangan, nama merek, dan kemasan.

3. Produk Tambahan, merupakan penawaran jasa dan manfaat tambahan bagi

konsumen.

Dalam kanvas strategi, kurva nilai merupakan komponen dasar. Kurva nilai

menggambarkan grafis mengenai kinerja relatif perusahaan berkenaan dengan

Universitas Sumatera Utara


13

faktor kompetisi dalam industri. Menurut Kim dan Mauborgane (2014:48)

menggambar kanvas strategi menghasilkan tiga hal yaitu ;

1. Dengan menggambar kanvas strategi dapat menunjukkan profil strategi

suatu industri dengan menggambarkan secara jelas faktor – faktor ( dan

faktor – faktor yang mungkin dimasa depan ) yang mempengaruhi

kompetisi diantara sesama pemain industri

2. Menunjukkan profil strategis dari kompetitor muthakhir dan potensial,

mengidentifikasikan faktor – faktor itu yang menjadi ajang investasi bagi

mereka secara strategis.

3. Menunjukkan profil strategis perusahaan atau kurva nilai perusahaan yang

menggambarkan bagimana perusahaan melakukan investasi pada faktor –

faktor tersebut dimasa depan.

2.3 Langkah – langkah untuk Mewujudkan Strategi Samudra biru ( Blue

Ocean Strategy )

Dalam mewujudkan strategi samudra biru ( Blue Ocean Strategy ) menurut

Kim dan Mauborgane (2014:40) terdapat enam prinsip yang harus dijalankan.

Prinsip pertama hingga prinsip ke empat merupakan bagian dari merumuskan

strategi samudra biru, sedangkan prinsip ke lima hingga ke enam merupakan bagian

dari eksekusi strategi samudra biru. Berikut ini merupakan tabel dari keenam

perinsip strategi samudra biru.

Universitas Sumatera Utara


14

Tabel 2.2
Enam Prinsip Strategi Samudra Biru

Prinsip – prinsip Pemasaran Faktor resiko yang ditangani

oleh setiap prinsip

Merekonstruksi basatan – batsan Resiko penecarian


pasar

Fokus pada gambaran besar, bukan Resiko perencanaan


pada angka

Menjangkau melampui permintaan Resiko skala


yang ada

Melakukan rangkaian strategis Resiko model binis


dengan tepat

Prinsip – prinsip eksekusi / Faktor – faktor yang ditangani


pelaksanaan
oleh setiap prinsip

Mengatasi hambatan – hambatan Resiko organisasi


utama dalam organisasi

Mengintegrasikan eksekusi kedalam Resiko manajemen


strategi

Sumber: Kim dan Mauborgane (2014:42)

Universitas Sumatera Utara


15

2.3.1 Prinsip 1: Merekonstruksikan Batasan Pasar

Dalam sebuah strategi selalu melibatkan peluang dan resiko, baik itu

inisiatif pada samudra merah maupun smudra biru. Namun saat ini, medan

persaingan sangat tidak seimbang, dengan kecenderungan lebih berat pada alat dan

kerangka kerja analisis untuk berhasil dalam persaingan samudra merah. Selama

hal ini terus berlangsung, samudra merah akan tetap mendominasi agenda strategis

perusahaan, meskipun tuntutan bisnis untuk menciptakan samudra biru terus

medesak. Dalam hal ini, menjelaskan bahwa perusahaan harus mengambil tindakan

untuk melangkah melampaui ruang pasar yang ada, namun perusahaan belum

mengambil keputusan dari rekomendasi – rekomendasi ini secara serius.

Ada enam pendekatan dasar untuk membentuk ulang batasan – batasan

pasar oleh Kim dan Mauborgne (2014:77) ;

1. Jalan 1: Mencermati industri – industri alternatif

Dalam pengertian luas, suatu perusahaan berkompetisi tidak hanya dengan

perusahaan – perusahaan lain dalam industrinya, tapi juga dengan

perusahaan – perusahaan dalam industri lain yang memproduksi jasa atau

produk alternatif. Alternatif lebih luas dari pengganti ( substitutes ). Produk

atau jasa yang memiliki bentuk berbeda, tapi menawarkan fungsi atau

utilitas / manfaat inti yang sama, sering kali merupakan pengganti bagi satu

sama lain. Disisi lain, alternatif mencakup produk atau jasa yang memiliki

fungsi dan bentuk berbeda, tapi memiliki tujuan yang sama. Sebagai contoh,

sesorang pergi kerestoran untuk tujuan sama dengan mereka yang pergi ke

Universitas Sumatera Utara


16

bioskop untuk menikmati jalan – jalan malam, hal tersbut bukanlah

pengganti, melainkan alternatif yang bisa dipilih.

2. Jalan 2: Mencermati kelompok – kelompok strategis dalam industri

Dalam samudra biru, diciptakan dengan mencermati indutri – industri

alternatif, samudra biru juga bisa dikuak dengan mencermati kelompok –

kelompok strategis. Istilah ini merujuk pada sekelompok perusahaan dalam

suatu industri yang mengejar strategi yang sama.

3. Jalan 3: Mencermati rantai pembeli

Dalam sebgaian besar industri, kompetitor memiliki kesamaan definisi

mengenai siapa pembeli sasaran meraka. Tapi dalam praktik, ada rantai

“pembeli – pembeli” yang secara langsung atau tidak langsung terlibat

dalam keputusan pembelian. Pembeli yang membayar produk atau jasa

mungkin berbeda dari pengguna sesunggunya, dan sejumlah kasus juga ada

pemberi pengaruh penting. Meskipun ketiga kelompok ini mungkin

tumpang – tindih, mereka seringkali berbeda.

4. Jalan 4: Mencermati penawaran produk dan jasa pelengkap

Hanya sedikit produk dan jasa yang kerap dari pengaruh. Dalam

kebanyakan kasus, produk – produk dan jasa – jasa lain mempengaruhi nilai

suatu produk dan jasa. Tetapi, dalam kebanyakan industri, para pesaing

saling bertemu dalam batasan – batasan penawaran produk dan jasa industri

mereka.

5. Jalan 5: Mencermati daya tarik emosional atau fungsional bagi pembeli

Kompetisi dalam suatu industri cenderung berfokus tidak hanya pada

konsep umum mengenai cakupan produk dan jasanya, tapi juga pada salah

Universitas Sumatera Utara


17

satu dari dua kemungkinan landasan daya tarik. Sejumlah industri

berkompetisi terutama pada harga dan berfungsi berdasarkan kalkulasi

utilitas manfaat, daya tarik mereka bersifat emosional. Industri – industri

lain berkompetisi terutama pada perasaan, daya tarik mereka emosional.

6. Jalan 6: Mencermati waktu

Semua industri tunduk pada tren eksternal yang mempengaruhi bisnis

mereka sepanjang waktu. Lihat saja betapa cepatnya pertumbuhan internet

atau pertumbuhan gerakan global dalam melindungi lingkungan. Melihat

trend – trend ini dengan perspektif yang tepat bisa menunjukkan kepada

anda bagimana cara menciptakan peluang – peluang samudra biru.

2.3.2 Prinsip 2: Fokus pada Gambaran Besar, Bukan pada Angka

Prinsip ini merupakan kunci untuk mengurangi resiko perencanaan investasi

tenaga dan waktu yang terlalu besar dengan hasil hanya berupa langkah taktis

samudra merah. Disini, kita mengembangkan pendekatan alternatif bagi proses

perencanaan strategis kanvas strategi. Pendekatan ini secara konsisten

menghasilkan strategi yang membuka kreativitas dari beragam jenis orang dalam

satu organisasi, membuka perusahaan kepada samudra biru, dan mudah dipahami

serta dikomunikasikan untuk bisa diterapkan secara efektif.

a. Menurut Kim dan Mauborgne (2014:123) terdapat empat langkah dalam

memvisualkan strategi samdura biru. Dibawah ini merupakan tabel yang

membahas tentang empat langkah dalam memvisualkan strategi.

Universitas Sumatera Utara


18

Tabel 2.3
Empat langkah dalam memvisualkan strategi

1.Kebangkitan Visual 1.Eksplorasi Visual 3.Pameran Strategi 4.Komunikasi Visual


Visual

Membandingkan Pergi ke lapangan Menggambar kanvas Tuangkan profil


bisnis dengan bisnis untuk menjelajahi sttrategi “masa strategis Anda yang
pesaing anda dengan enam jalan depan” Anda lalu dan yang akan
Menggambar kanvas penciptaan samudra didasarkan pada datang di satu
strategi biru wawasan yang halaman untuk
didapat dari mudah dibandingakan
pengalaman
lapangan.

Melihat perubahan Mengamati Mendapatkan umpan- Dukung hanya


apa yang perlu keunggulan khas dari balik mengenai proyek – proyek dan
dilakukan pada produk dan jasa kanvas strategi langkah – langkah
strategi anda alternatif alternatif dan operasional yang
konsumen pesaing, memungkinkan
dab non konsumen perusahaan nenutup
celah demi
meuwujudkan strategi
baru

Melihat faktor apa Menggunakan


yang anda harus Umpan balik itu
hapuskan, ciptakan untuk membangun
atau ubah strategi “masa depan”
terbaik anda

Sumber: Kim dan Mauborgne (2014:123)

b. Peta Pioneer-Migrator-Settler (P-M-S)

Memvisulakan strategi dapat dilakukan perusahaan dengan menggunakan

kanvas strategi dan dengan menggunakan peta Pioneer-Migrator-Settler. Dengan

menggambar kanvas strategi menjadikan posisi mereka sekarang dan dimasa yang

akan datang. Menggunakan Pioneer-Migrator-Settler (PMS), semua perusahaan

yang menciptakan samudra biru dalam studi disebut pionir (pioneer). Pionir dalam

perusahaan merupakan bisnis – bisnis yang menawarkan nilai – nilai yang belum

ada sebelumnya. Mereka inilah adalah para ahli strategi samudra biru. Kurva nilai

mereka menjauh dari kompetisi dan kanvas strategi. Para Pemain mapan yang

Universitas Sumatera Utara


19

diesbut Settler secara umum tidak akan banyak memberi sumbangan kepada

pertumbuhan masa depan perusahaan. Settler terjebak dalam posisi samudra merah.

Sedangkan posisi Migrator, terletak diantara keduanya. Binis – bisnis ini

meluaskan kurva industri dengan memberi lebih banyak harga yang lebih murah

(more for less) kepada konsumen, tapi mereka tidak mengubah bentuk dasar kurva

tersebut. Bisnis – bisnis ini menawarkan nilai yang lebih baik, tapi bukan inovatif..

Settler terletak diantara samudra merah dan samudra biru. Pada penelitian ini peta

PMS tidak dipergunakan dan peneliti mengembangkan pembahasan dari kanvas

strategi.

2.3.3 Prinsip 3: Menjangkau Melampui Permintaan yang Ada

Hal ini meruapakan komponen kunci dalam mencapai inovasi nilai. Untuk

mencapai hal ini, perusahaan harus menentang dua praktik strategi konvensional.

Pertama, berfokus pada konsumen yang ada. Kedua, dorongan mempertajam

segmentasi demi mengakomodasi perbedaan di pihak pembeli. Dibawah ini

menggambarkan letak dari nonkonsumen tingkat pertama, nonkonsumen tingkat

kedua dan nonkonsumen tingkat ketiga terhadap pasar.

Gambar 2.3
Tiga tingkatan Nonkonsumen

V
Tingkat
pertama Tingaktan
kedua Tingaktan
ketiga
Pasar anda

Sumber: Kim dan Mauborgne (2014:146)

Universitas Sumatera Utara


20

1. Nonkonsumen Level Pertama

Mereka menggunakan produk yang ditawarkan pasar saat ini untuk

sementara karena kebutuhan, sembari mencari sesuatu yang lebih baik.

Ketika sudah menemukan alternatif yang baik, mereka akan hengkang.

Dalam pengertian ini, mereka berada di tubir pasar. Suatu pasar menjadi

stagnan dan menimbulkan masalah pertumbuhan ketika jumlah kelompok

yang akan menjadi nonkonsumen meningkat. Tetapi sebeneranya, didalam

nonkonsumen tingkat pertama ini terdapat sebuah samudra yang

mengandung permintaan potensial yang menunggu diwujudkan.

2. Nonkonsumen Tingkat Kedua

Mereka adalah nonkonsumen yang menolak, orang yang tidak

menggunakan produk yang ditawarkan pasar saat ini karena mereka merasa

produk – produk itu tidak efektif atau diluar jangakauan mereka. Kebutuhan

mereka dipuaskan oleh sarana lain atau diabaikan. Namun, mengani

nonkonsumen yang menolak adalah sebuah samudra permintaan potensial

yang menunggu untuk dibuka.

3. Nonkonsumen Tingkat Ketiga

Tingkat ketiga dari nonkonsumen adalah yang sudah ada dalam suatu

industri. Umumnya, nonkonsumen yang belum dijelajahi ini tidak dibidik

atau dianggap sebagai konsumen potensial oleh pemain manapun dalam

industri. Ini karena kebutuhan mereka dan peluang bisnis yang terkait

dengan kebutuhan itu selalu dianggap telah menjadi pemilik pasar – pasar

lain.

Universitas Sumatera Utara


21

2.3.4 Prinsip 4: Menjalankan Rangkian Strategis Secara Benar

Perusahaan perlu membangun strategi samudra biru mereka dalam

rangkaian utilitas pembeli, harga, biaya dan pengadopsian.

Gambar 2.4
Rangakian strategis samudra biru

Utilitas Bagi pembeli

Apa dalam ide bisnis Anda terdapat utilitas yang


istimewa bagi pembeli ?

Harga

Apakah harga bisa terjangkau


oleh masa pembeli ?

Biaya

Apakah anda mencapai biaya sasaran demi


meraih laba pada harga strategis ?

Pengadopsian

Apakah hambatan – hambatan pengadopsian


dalam mewujudkan ide bisnis anda ?
Apakah anda sudah menangani hambatan –
hambatan itu secara langsung ?

Ide samudra biru yang


layak secara komersil

Sumber: Kim dan Maurbogne (2014:165)

Universitas Sumatera Utara


22

Pada tahapan mengetahui manfaat untuk para pembeli Kim dan Mauborgne

(2014:170) merekomendasikan sebuah peta manfaat untuk pembeli (pembelian,

pengiriman, penggunaan, pelengkap, perawatan dan pembuangan) dan enam lapis

manfaat (produktivitas konsumen, kesederhanaan, kenyamanan, resiko, keceriaan

dan citra, dan kelemahan terhadap lingkungan) yang membantu penajaman analisis.

Kedua parameter diperdalam dengan silang pengamatan atas kajian pertanyaan

tentang pada tahap mana terdapat hambatan besar bagi; produktivitas konsumen,

kesederhanaan, kenyamanan, resiko, keceriaan dan citra dan keramahan terhadap

lingkunan yang disusun secara tabulatif.

2.3.4.1 Skema Koridor Harga Massa

Untuk mempertajam kajian biaya digunakan skema koridor harga massa

yang terdiri dari atas dua langkah berikut:

1. Mengidentifikasi koridor harga dari tiga jenis produk alternatif; bentuk

sama, bentuk sama fungsi beda dan bentuk dan fungsi beda tujuan sama

2. Menentukan level tertentu dalam koridor harga yang dapat dibedakan

menjadi tiga yakni; pertama, pemberian harga batas atas ialah tingkat

perlindungan sumber daya dan perlingungan hukum yang tinggi sulit ditiru.

Kedua, permberian harga batas menengah ialah tingkat perlindungan

sumber daya dan perlindungan hukum sedang, dan ketiga permberian harga

atas bawah ialah tingkat perlindungan hukum yang rendah mudah ditiru.

2.3.4.2 Siklus Pengalaman Pembelian

Kajian pendalaman untuk mengetahui siklus pengalaman pembeli disajikan

dalam uraian berikut.

Universitas Sumatera Utara


23

1. Pembelian: Berapa lama diperlukan waktu untuk menemukan produk yang

dibutuhkan? Apakah tempat pembelian menarik dan mudah dijangkau?

Seberapa lama lingkungan transaksinya?

2. Pengiriman: Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menerima kiriman?

Seberapa sulit untuk mengatur sendiri pengiriman produk yang dibeli?

3. Penggunaan: Apakah produk membutuhkan pelatihan atau bantuan ahli?

Apakah produk mudah disimpan ketika tidak digunakan? Apakah produk

memberikan kekuatan atau lebih dari yang dibutuhkan pengguna? Apakah

produk dibebani oleh lebih banyak fitur?

4. Pelengkap: Apakah pembeli membutuhkan produk atau jasa lain untuk

membuat produk berfungsi? Berapa harga produk/jasa pendukung? Berapa

lama waktu yang dibutuhkan produk/jasa lain? Seberapa tingkat kesulitan

yang ditimbulkan produk/jasa lain? Seberapa mudah produk/jasa lain

didapatkan?

5. Pemeliharaan: Apakah produk membutuhkan perawatan dari luar? Seberapa

mudah untuk merawat dan memperbaharui produk? Berapa biaya

perwatannya?

6. Pembuangan limbah: Apakah produk menimbulkan limbah? Seberapa

mudah proses membuang produk? Adakah isu hukum dan lingkungan untuk

membuang produk secara aman? Berapa biaya yang digunakan untuk

membuang produk?

Pembiayaan sasaran harus dipertimbangkan dari harga strategis yang

ditetapkan terhadap pengurangan margin laba. Untuk pengadopsian harus

memperhatikan kemampuan perusahaan dalam mengatasi kecemasan dari

Universitas Sumatera Utara


24

stakeholder yang meliputi karyawan, mitra bisnis, dan masyarakat umum.

Ketertarikan keduanya ditunjukan dalam skema berikut.

Gambar 2.5
Skema Pemetaan Harga

Harga strategis

Laba strategis

Biaya strategis

Perampingan dan Inovasi Biaya Menjamin komitmen

Inovasi Pemberian Harga

Sumber: Kim dan Mauborgne (2014:188)

2.3.5 Prinsip 5: Mengatasi Hambatan Utama Organisasi

Terdapat empat rintangan organisasi bagi eksekusi strategi yang telah

ditetapkan, yaitu: rintangan kognitif, rintangan sumber daya, rintangan politik, dan

rintangan motivasional. Keempat rintangan itu saling terkait satu sama lain dan

digambarkan dalam skema berikut.

Universitas Sumatera Utara


25

Gambar 2.6
Empat Rintangan Organisasi bagi Eksekusi Strategi

Rintanga Kognitif organisasi yang


sudah lekat terhadap status quo

Rintanga Kognitif organisasi yang Rintanga Kognitif organisasi yang


sudah lekat terhadap status quo sudah lekat terhadap status quo

Rintanga Kognitif organisasi yang


sudah lekat terhadap status quo

Sumber: Kim dan Mauborgne (2014:205)

2.3.6 Prinsip 6: Mengintegrasikan Eksekusi ke Dalam Strategi

Pada prinsip ke enam terdapat beberapa pengaruh yang ditimbulkan oleh

proses adil terhadap sikap dan perilaku orang ketika manajemen mengeksekusi

strategi, yang digambarkan dengan skema proses berikut.

Gambar 2.7
Bagaimana Proses yang Adil Memengaruhi Sikap dan Prilaku Sesorang

Proses yang adil


Keterlibatan Proses Perumusan
Penjelasan Kejelsan Strategi
ekspektasi

Kepercayaan dan
Komitmen Sikap
“Saya merasa opini saya
dihargai

Universitas Sumatera Utara


26

Kerja Sama Sukarela


Prilaku
“Saya tidak bertindak
melebihi kewajiban saya”

Melebihi Ekspektasi Eksekusi Strategi


Di dorong diri sendiri

Sumber: Kim dan Mauborgne (2014:235)

Kim dan Mauborgne (2014:24) menyatakan bahwa dari studi tentang

inisiatif bisnis di 108 perusahaan dengan menciptakan samudra biru dapat

memberikan dampak sebagaimana ditunjukkan dalam gambar berikut.

Gambar 2.8
Dampak Penciptaan Samudra Biru terhadap laba dan Pertumbuhan

Sumber: Kim dan Mauborgne (2014:24)

Dari studi tersebu ditemukan bahwa 86% insiatif adalah ekstensi atau

perhiasan lini, yaitu perbaikan besar strategi samudra merah pasar yang sudah ada,

inisiatif itu hanya mewakili 62% pemasukan total dari 39% laba total. Sisa inisiatif

Universitas Sumatera Utara


27

sebesar 14% yang bertujuan menciptakan samudra biru justru menghasilkan

dampak pemasukan total 38% dan 61% laba total.

2.4 Penelitian Terdahulu

Penulis melakukan peninjauan pada beberapa penelitian terdahulu yang

terkait dengan penelitian penulis. Penelitan mengenai perbandingan Red Ocean

Strategy dengan Blue Ocean Strategy sebagai daya saing belum terlalu banyak

resensi. Namun ada beberap penelitian terdahulu yang terkait dan searah dengan

penelitin penulis.

Peneliti mengambil empat penelitan sebelumnya yang terkait penelitian

yang akan dilakukan.

1. Penelitian pertama dilakukan oleh Fennika Ayu Lestari (Universitas

Atmajaya Jakarta) dalam skripsi yang berjudul “Analisis Perbandingan Red

Ocean Strategy Versus Blue Ocean Strategy pada Coffee Shop di

Yogyakarta (Studi kasus pada 6 Coffee Shop di Yogyakarta)”.

Adapun hasil dari penelitan ini yakni, peneliti menemukan perbedaan dari

penerapan masing-masing strategi coffee shop yang terdiri dari konsep,

karakteristik, keunikan, dan ciri khas yang peneliti harapkan hasil penelitian

ini dapat menjadi pertimbangan masing-masing dari top manager dalam

melihat gambaran pasar dari coffee shop saat ini. Hasil penelitian ini juga

menyimpulkan perlunya inovasi nilai agar coffee shop tidak menjadi

stagnan didalam pasar coffee shop yang semakin berkembang. Selain itu,

diperlukannya perancangan strategi yang sistematis dan diperhitungkan

dengan matang serta diperlukannya penciptaan dan di waktu yang tepat.

Universitas Sumatera Utara


28

2. Penelitan kedua dilakukan oleh Afrilla Mulyati Siregar (Universitas

Sumatera Utara) dengan topik yang sama dalam skripsi yang berjudul

“Analisis Strategi Bisnis UMKM di Bidang Kopi dengan Pendekatan

Business Model Canvas (Studi pada UMKM Bergendaal Koffie di Kota

Medan)”

Hasil dari penelitian ini adalah Bussines Model Canvas yang diterapkan

dalam strategi rancangan bisnis pada UMKM tersebut merupakan

pengaplikasian dari teori yang ada serta dengan analisis peta empati untuk

memudahkan merumuskan strategi binis yang tepat pada usaha Bargendal

Koffie Medan berdasarkan fakta empiris yang terdapat di lapangan. Strategi

bisnis Bergendal Koffie yang didapat berdasarkan data yang ada

membutuhkan manajemen akunting dan pemasaran yang jelas dan

terstruktur. Strategi bisnis yang tepat dapat menunjang keberhasilan usaha

bisnis Bergendaal Koffie pada bidang kopi.

3. Penelitian ketiga dilakukan oleh Arief Rachman , dkk dalam proposal

penelitian mengenai “Pendekatan Blue Ocean Strategy Terhadap Strategi

Pelayanan Rumah Sakit”

Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis yang telah dilakukan bahwa

rumusan strategi berdasarkan prinsip blue oceanstrategy adalah melakukan

inovasi nilai dengan meningkatkan nilai manfaat sekaligus mengurangi

biaya. Nilai manfaat ditingkatkan dengan cara menambahkan fasilistas

pelayanan yang unik dan berkualitas, kemudian mengurangi dan

mengeliminasi faktor-faktor yang tidak dianggap penting oleh konsumen

seperti peralatan canggih.

Universitas Sumatera Utara


29

4. Penelitian keempat dilakukan oleh Angga Setio Priyono dalam proposalnya

yang berjudul “Perencanaan Strategi Menggunakan Pendekatan Blue Ocean

Strategy (Studi Kasus pada Kozzy Closet)

Penelitian ini memberikan kesimpulan antara lain; melalui analisa dengan

pendekatan Blue Ocean Strategy dapat membantu Kozzy Closet meningkatkan

kinerja empat langkah serta berpedoman pada enam prinsip Blue Ocean Strategy,

dengan menerapkan Blue Ocean Strategy perusahaan dengan struktur yang

kompleks akan dapat meningkatkan inovasi nilai secara berkelanjutan.

2.5 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.9
Kerangka Pemikiran

COFFEE SHOP

Skema Hapuskan- Kanvas Strategi Indeks Samudra Biru


Kurangi-Tingkatkan-
Ciptakan

Red Ocean Blue Ocean


Strategy Strategy
(Strategi (Strategi Samudra
Samudra Merah) Biru)

Sumber: Muhammad Hamdani (2017)

Universitas Sumatera Utara


BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

eksploratif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian eksploratif bertujuan untuk

memberikan pemahaman yang komprehensif terhadap sifat atau aspek-aspek yang

terkait permasalahan yang akan diteliti. Menurut Sinulingga (2015:133) penelitian

eksploratif dilakukan dengan maksud mendapatkan pemahaman yang solid tentang

suatu fenomena yang belum jelas diketahui sehubungan dengan ketidaktersediaan

data dan informasi yang relevan.

Sedangkan Moleong (2013:6) pendekatan kualitatif adalah penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dipahami oleh subjek

penelitian misalnya perilaku, persepsi, motiasi, tindakan, dll., secara holistik, dan

dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks

khusus yang ilmiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

3.2 Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian di pilih berdasarkan pada asumsi bahwa subjek tersebut

sebagai aktor penting dalam penelitian yang dilakukan. Subjek dari penelitian ini

adalah level top manajer. Level top manajer merupakan eksekutor yang memahami

pasar dan persaingan dari coffee shop yang di pimpin masing-masing coffee shop

tersebut. Hal ini berlandaskan karena level top manajer memiliki pemahaman dan

pengetahauan yang mendalam mengenai, visi, misi dan tujuan perusahaan.

30
Universitas Sumatera Utara
31

Adapun sasaran objek penelitian ini ditujukan pada 3 coffee shop yang ada

di Medan yakni:

1. Starbucks Coffe Centre Point Jalan Timor, No.2 Medan

2. Ichi Dough di Jalan Timor, Blok M 21-22 Medan

3. Grand Kuede Kupie UleeKareng di Jalan Sei Serayu Kec.Medan Sunggal

Peneliti juga mebuat pertimbangan dengan kriteria-kriteria dalam

menentukan objek penelitan. Kriteria-kriteria objek penelitian ini yaitu;

1. Sudah berdiri minimal 2 tahun

2. Luas wilayah (min 20 m2 – 400 m2)

3. Jumlah karyawan (minimal 4 orang dan maximal 12 orang)

4. Memiliki alat Brewing kopi (minimal v60 dan coffee grinder)

3.3 Sumber Data

Penelitian ini membutuhkan informasi-informasi yang mendukung dan

mendalam yang berguna unutk membandingkan penerapan red ocean strategy dan

blue ocean strategy pada coffee shop di Medan. Oleh karena itu, penelitian ini

membutuhkan beberapa informasi dari pihak-pihak yang terkait untuk data yang

relevan dalam pengumpulan data. Dalam peneilitan ini sumber data menjadi 2 garis

besar yaitu ;

1. Menurut Sinulingga (2015:171) sumber data primer adalah daya yang

diperoleh dengan cara mencari/menggali secara langsung dari sumbernya

oleh peneliti bersangkutan. Data yang dikumpulkan melalui teknik,

interview, kuesioner dan obeservasi.

2. Adapun sumber daya yang kedua adalah data sekunder. Sinulingga

(2015:171) mengatakan bahwa, data sekunder adalah data yang sudah

Universitas Sumatera Utara


32

tersedia oleh pihak lain sehingga tidak perlu digali lagi secara langsung dari

sumbernya. Data sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan dan

diolah pihak lain sehingga tidak perlu lagi digali atau dicari oleh peneliti

bersangkutan tetapi hanya mengumpulkan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara wawancara dan

grounded research langsung kepada subjek karena merupakan teknik pengumpulan

data yang cukup baik.

3.4.1 Wawancara Mendalam

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dan informasi dengan cara

berkomunkasi langusung dengan responden Sinulingga (2015:175).

3.4.2 Observasi

Menurut Nasution (Sugiyono, 2012:203) menyatakan bahwa, observasi

merupakan dasar dari semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja

dari data, yaitu fakta mengenai kenyataan yang diperoleh melalui obserasi.

3.4.3 Triangulasi

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan berbagai teknik pengumpulan

data dan sumber data yang telah ada Sugiyono (2012:204). Dalam melakukan

triangulasi, peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data,

yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan

berbagai sumber data.

Universitas Sumatera Utara


33

3.5 Informan Penelitian

3.5.1 Informan

Informan merupakan orang dalam latar penelitian. Informan adalah subjek

yang memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang

memahami penelitan. Fungsinya sebagai orang yang akan dimanfaatkan untuk

memberikan infromasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.

Pemihan informan dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal yang

berkaitan dengan teori yang dikaji dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan infornan kunci (key Informan). Yang dimaksud dengan (key

informan) informan kunci adalah orang yang paling tahu banyak informasi

mengenai objek yang sedang diteliti atau data yang dikumpulkan oleh peneliti

langusung dari sumber utama.

3.5.2 Teknik Penentuan informan

Dalam penelitan ini, peneliti menggunakan teknik penentuan informan,

dimana peneliti menggunakan teknik purposive. Menurut Sinulingga (2015:202)

purposive adalah teknik penentuan informan dengan pertimbangan tertentu..

Adapun kriteria-kriteria yang dipilih oleh peneliti dalam menentukan informan

yakni;

1. Level top manajer coffee shop.

2. Memimpin perusahaan minimal 2 tahun

3. Berdomilisi di Medan

Universitas Sumatera Utara


34

3.6 Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data kualitatif Bogdan (Sugiyono, 2012:426)

menyatakn bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-

bahan lain, sehingga dapat dengan mudah dipahami, dan temuannya dapat

diinformasikan kepada orang lain.

3.6.1 Reduksi Data

Data yang akan diperoleh di lapangan biasanya berjumlah banyak, untuk itu

perlu dicatat secara teliti dan terperinci. Sugiyono (2012:429) mereduksi data

berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, menfokuskan pada hal-hal yang

penting, mencari tema dan pola dan membuang yang tidak perlu. Reduksi data

merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan, keleluasaan dan

kedalaman wawasan yang tinggi bagi peneliti.

3.6.2 Kanvas Strategi

Kanvas strategi adalah kerangka aksi sekaligus diagnosis untuk membangun

strategi samudra biru yang baik. Kanvas strategi memiliki dua dimensi yaitu sumbu

horisontal dan sumbu vertikal. Dimana pada sumbu horisontal mewakili rentang

dari faktor-faktor yang dijadikan ajang kompetisi dan investasi oleh industri.

Sedangkan sumbu vertikal mengambarkan tingakat penawaran yang didapatkan

pembeli dari penawaran kompetitif yang ada di pasar.

3.6.3 Skema Hapuskan-Kurangi-Tingkatkan-Ciptakan

Skema hapuskan-kurangi-tingkatkan-ciptakan atau yang biasa dikenal

dengan ERRC Grid (eleminate,reduce,rise,create) ini merupakan alat analisis

pelengkap bagi kerangka kerja empat langkah. Skema ini mendorong perusahaan

Universitas Sumatera Utara


35

untuk tidak hanya menanyakan empat pertanyaaan dalam kerangka empat langka,

tapi juga bertindak berdasarkan keempat pertanyaan itu untuk menciptakan suatu

kurva nilai baru. Menurut Kim dan Mauborgane (2005:60) dengan mendorong

perusahaan mengisi skema dengan tindakan-tindakan menghapuskan, mengurangi,

meningkatkan, dan menciptakan, skema ini memberikan empat manfaat utama

kepada perusahaan:

1. Dapat mendorong perusahaan untuk mengejar diferensiasi dan biaya murah

secara bersamaan untuk mendobrak pertukaran nilai – biaya.

2. Dapat segera mengahantam perusahaan yang hanya berfokus pada

upayameningkatakan dan menciptakan, sehingga menaikkan struktur biaya

mereka, serta menghantam perusahaan yang sering memodifikasi produk

dan jasa secara berlebihan – kesalahan umum dalam banyak perusahaan.

3. Skema ini dengan mudah dipahanmi oleh manajer di level apa pun, sehingga

menciptakan tingkat keterlibatan yang tinggi dalam penerapannya.

4. Karena penuntasan upaya-upaya dalam skema ini merupakan tugas

menantang, skema ini mendorong perusahaan untuk bersemangat dalam

menganalisis setiap faktor industri yang manjadi ajang kompetisi, sehingga

ia menemukan berbagai asumsi implisit yang mereka buat secara tak sadar

dan berkompetisi.

3.6.4 Rangkaian Strategis

Dalam menjalankan penelitian, perlu di perhatikan dalam menjalankan

rangkaian strategis secara baik dan benar. Rangkaian strategi meliputi utilitas

produk, harga, biaya dan pengadopsian. Adapun langkah-langkah tersebut yaitu ;

Universitas Sumatera Utara


36

1. Langkah pertama, peneliti akan menanyakan mengenai utilitas produk

coffee shop yang istimewa dan alasan kuat mengapa konsumen membeli

produk yang dihasilkan oleh coffee shop itu sendiri.

2. Langkah kedua,peneliti akan menanyakan mengenai harga yang diterapkan

oleh coffee shop sudah terjangkau atau tidak terjangkau bagi kebanyakan

konsumen.

3. Langkah ketiga, peneliti akan menanyakan mengenai biaya yang coffee

shop keluarkan sudah sesuai dengan biaya sasaran yang sudah ditetapkan

4. Langkah keempat, peneliti akan menanyakan mengenai pengatasan dalam

menangani hambatan-hambatan dalam pengadopsian model secara

langsung.

Jawaban-jawaban yang diberikan oleh responden atau informan berupa

pernyataan “ya” atau “tidak”. Dimana “ya” diberi simbol positif (+) dan “tidak”

diberi simbol negatif (-) yang akan di implementasikan pada indeks strategi

samudra biru.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah dan Visi Misi Perusahaan

4.1.2 Sejarah Starbucks Coffee

Starbucks Coffee merupakan sebuah merek yang berasal dari Amerika

Serikat Serikat. Sebuah kedai kopi yang pertama kali didirikan di Seattle, USA.

Starbucks Coffee dikenal sebagi tempat bersantai dan tempat untuk bersosialisasi

bagi masyarakat urban Amerika Serikat. Nama Starbucks diambil dari salah satu

karakter dalam novel terkenal Moby Dick dengan logo yang berupa putri duyung

berekor dua yang biasa disebut Siren.

Starbucks Coffee memiliki kantor pusat yang berada di Seattle, USA.

Starbucks Coffe pertama kali dibuka pada tahun 1971 di Seattle,USA. Starbucks

Coffee merupakan sebuah perusahaan retail kopi yang menjual produk minuman

espresso ala Italia, dimana mereka melakukan pembelian dan pemerosesan pada

biji secara khusus, sehingga kopi yang dihasilkan tetap berkulaitas baik. Selain

kopi, produk yang ditawarkan oleh Strabucks Coffee adalah makanan. Makanan

yang ditawarkan dari kedai kopi ini alah berupa cake, croisants, savouries,

sandwich, hingga dessert. Kedai kopi ini menjual berbagai macam merchendise

bagi para pelanggan nya serta biji kopi yang dapat di nikmati sendiri di rumah

dengan khas kopi Strabcuks Coffee

Awal mula perusahaan ini didirikan oleh 3 orang, yaitu Jeny Baldwin, Zey

Siegel, dan Goredon Bowker. Pada tahun 1982 Howard Schultz mulai bergabung,

saat itu Strabucks Coffee telah menjadi pengecer biji kopi lokal yang cukup ternama

37
Universitas Sumatera Utara
38

dan dihormati oleh warga sekitar Seattle. Perjalanan bisnis Howard Schultz ke Italia

membuka matanya mengenai kekayaan tradisi meminum espresso di sana. Hal

tersbutlah yang membuat Howard Schultz memiliki visi untuk mengembangkan

tradisi minum espresso di Seattle, hingga saat ini Starbucks Coffee terus

berkembang yang sudah tersebar luas di seluruh dunia terutama di Indonesia.

Starbucks Coffee Indonesia merupakan persuhaan yang bergerak di bidang

food and bevergaes yang menjual peroduk utamanya adalah minuman yang

berbasis kopi. Perusahaan ini merupakan perusahaan multinasioanl yang di bawah

kendali dari PT.Sari Coffee Indonesia. Starbucks Coffee di Indonesia pertama kali

berdiri pada tanggal 17 Mei 2002 di Plaza Indonesia. Hingga saat ini toko yang

telah dibuka di Indonesia telah mencapai 362 toko dan terus berkembang.

Starbucks Coffe di Medan pertama kali dibuka tanggal 12 April 2004

tepatnya di Sun Plaza Medan Jalan Kh.Zainul Arifin No.7, Madras Hulu Medan.

Toko ini merupakan mother of strore karena toko pertama yang ada di kota Medan

dengan menyusul nya toko – toko berikutnya seperti, Starbucks Coffee Hermes

Plaza Medan, Starbucks Coffee Cambridge Medan, Starbucks Coffee Focal Point

Medan, Starbucks Coffee Rilink Medan, Starbucks Coffee Airport Polonia Medan (

sekarang berada di Kualanamu Airport Medan), Starbucks Coffee Regale City

Medan, Starbucks Coffee Merdeka Walk Medan, Starbucks Coffee Centre Point,

Starbucks Coffee Dipenogoro Medan, Starbucks Coffee Manhattan Squere. Dari

semua toko yang ada di Medan terdapat satu toko yang berbeda dari yang lainnya

karena merupakan toko semi reserve yang menyedikan kopi dengan alat seduh

manual atau manual brewing.

Universitas Sumatera Utara


39

4.1.2.1 Visi dan Misi Starbucks Coffee Centre Point

Visi

“ Menciptakan suatu lingkungan yang inklusif untuk semua orang dengan

perbedaan – perbedaan individu mereka”. Perbedaan – perbedaan ini

meliputi hal – hal seperti usia, ras, suku, jenis kelamin, orientasi seksual,

asak – usul kebangsaan, ketidakmampuan (cacat), pendidikan, status sosial

ekonomi, perbedaan geografis dan kebudayaan.

Misi

Adapun Misi dari Starbucks Coffee secara terperinci adalah sebagai berikut:

1. Menyediakan lingkungan kerja yang baik dan sehat serta menjaga sikap

menghargai martabat sesama

2. Memahami dan peduli akan lingkungan hidup dan mengajarkan kepada

setiap partner

3. Untuk para petani kopi, Starbucks Coffee mengusahakan untuk memberikan

harga yang sepadan (fair trade)

4. Menumbuhkan semangat dan menginspirasi setiap orang melalui satu

cangkir kopi, beserta lingkungannya dalam satu waktu yang bersamaan

4.1.2.2 Struktur Organisasi Starbucks Coffee Centre Point

PT.Sari Coffee Indonesia mengacu pada bentuk struktur organisasi

perusahaan yang fungsional yaitu desain organisasional yang mengelompokan

pekerjaan yang mirip atau berhubungan. Berikut adalah struktur organisasi di setiap

gerai Starbucks Coffee Indonesia:

Universitas Sumatera Utara


40

Gambar 4.1
Struktur Organisasi PT. Sari Coffee Indonesia

President
Director

VicePresident
Director

Managing Director Marketing Finance Director Corporate Secretary


Director

General Manager General Manager


Operational HRD & GA

Plant Engineering Plant Engineering and


and Maintenance Maintenance Department
Department

Production
Department

Production
Planing
and Inventory
Department

Quality Assurance
Department

General Manager
HRD & GA

Sumber : Hasil Wawancara Penulis (2018)

Universitas Sumatera Utara


41

Sedangkan untuk struktur organisasi Starbucks Coffee Centre Point Medan:

Gambar 4.2
Struktur Organisasi Starbucks Coffee Centre Point Medan

General Manager

District Manager

Store Manager

Assistant Store Manager

Supervisor

Barista

Sumber : Hasil Wawancar Penulis (2018)

4.1.3 Sejarah Ichi Dough

Ichi Dough merupakan konsep coffee shop bergaya western dengan berada

di posisi gelombang 3rd wave yaitu kopi yang diapresiasi khusus dengan

memberikan penyajian speciality coffee. Ichi Dough pertama kali dibuka pada

tanggal 3 Maret 2016 tepatnya di Jalan Timor, Komplek Centre Point Blok M 21-

22, Medan. Ichi Dough adalah kafe konsep bergaya western yang menyajikan kopi

gelombang ketiga dengan menggunakan biji arabika terbaik dan terpilih dengan

teliti dari petani yang akan di roasting (panggang) dengan profil ciri khas tersendiri

yang unik dan di seduh dengan presisi yang terkontrol.

Kafe ini memiliki nama yang unik dan mempunyai makna, Ichi artinya satu

dan dough artinya adonan. Ichi Dough adalah kafe yang menggunakan bahan dan

Universitas Sumatera Utara


42

alat nomor satu (permium) yang akan menghasilkan adonan yang menkjubkan yang

pada akhirnya akan menciptakan produk terbaik untuk di nikmati para

pelanggannya. Motto dari kafe ini adalah “Baked & Brewed’, gabungan antara

bakery dan coffee dengan desain interior yang modern yakni open bar dan kitchen.

Kafe ini terdiri dari dua lantai, lanti pertama menampilkan display bakery, pastry

dan aneka jenis kue, sedangkan dibagian belakang terdapat beberapa dining table

dan open kitchen yang dapat disaksikan apabila menuju lantai dua.

Di lantai dua sendiri terdapat bar coffee yang terdiri dari mesin kopi, alat

seduh kopi serta varian biji kopi yang ditawarkan untuk di nikmati pelanggan sesuai

dengan permintaan pelanggan. Di lantai dua sendiri terdapat kursi santai dan sofa

serta meja untuk menikamti seduhan kopi terbaik dari kafe ini. Tidak hanya itu,

beberapa alat kopi dan varian biji tersedia untuk di jual bagi pelanggan yang ingin

mencicipi kopi khas dari kafe ini.

Selain bakery dan coffee, kafe ini juga menyediakan menu andalan yaitu

pasta dan sandwich. Kafe ini terus meningkatkan kualitas pelayanan, tempat yang

unik dan cita rasa dari menu yang disajikan untuk terus mimikat para pelanggannya.

Kafe ini juga terus berupaya menjadi salah satu brand lokal yang andalan kota

Medan yang esensial terlepas dari konsep bakery dan coffee dengan desain

interiornya yang unik.

4.1.3.1 Visi dan Misi Ichi Dough

Visi

“Memberikan minuman dan makanan luar biasa dalam suasana yang

menakjubkan untuk menciptakan kenangan yang menyenagkan bagi anda”

Universitas Sumatera Utara


43

Misi

“Memberikan bahan dan alat premium pada pelanggan dengan menciptakan

produk terbaik yang dapat dinikmati pelanggan dengan suasana dan

pelyanan terbaik”

4.1.3.2 Struktur Organiasai Ichi Dough Medan

Untuk menjalankan operasioanl kafe yang sesuai sasaran, Ichi Dough

merumuskan struktur organisasi, berikut struktur organisasi dari kafe tersebut:

Gambar 4.3
Gambar Struktur Organisasi Ichi Dough Medan

Owner

Manajer Operasional

Kapten

Pelayanan Produkasi Minuman Produksi Makanan

Sumber : Hasil Wawancara Penulis (2018)

4.1.4 Sejarah CV. Grand Kuede Kupie Uleekareng

CV.Grand Kuede Kupie Medan dibuka pada tanggal 16 April 2010, dengan

menyewa dua unit ruko di Jalan Setia Budi. Usaha ini memiliki komitmen yang

tinggi untuk mengutamakan kualitas kopi tradisional Aceh yang khas. Sampai saat

ini Grand Kuede Kupei Ulee Kareng masih berkembang pesat dengan beberapa

Universitas Sumatera Utara


44

outlet yang ada di kota Medan dan masih menjadi salah satu ikon kafe tradisional

di Kota Medan.

Pada tahun 2013, tepatnya pada ulang tahun yang ke-3, kafe ini berpindah

tempat usaha yang tidak jauh dari lokasi awal dan tetap berada di kawasan Jalan

Setia Budi Medan, namun kini hadir dengan bangunan yang lebih luas, serta

dilengkapi dengan fasilitas yang lebih baik. Seiring dengan perubahan ini, kafe ini

percaya diri dengan merubah nama menjadi Grand Keude Kupie Ulee Kareng dan

Gayo dan kemudian disebut dengan Grand Kuede Kupie.

Sesuai dengan perubahan nama tersebut, Grand Kuede Kupie berusaha

menigkatkan kulaitas cita rasa kopi yang khas kopi tradisional serta memberikan

pelayanan terbaik dengan tetap konsisten dengan motto “ Pertama dan Terbaik di

Medan “. Berselang beberapa bulan tepatnya di bulan November 2013 Grand

Kuede Kupie menambah outletnya di Jalan Puri, sehingga menambah jumlah outlet

menjadi dua cabang. Setahun kemudian, Grand Kuede Kupie menambah outletnya

kembali untuk memperbesar pelanggan setianya di Jalan Gaperta ujung, Jalan STM

dan Centre Point Medan.

Pada tahun 2015 Grand Kuede Kupie mengalami perubahan sistem dan

manajemen sehingga outlet utama di Jalan Setia Budi di pindahkan di Jala Sei

Serayu Medan yang tidak jauh dari lokasi awal. Seiring dengan perubahan sistem

dan manajemen, Grand Kuede Kupie saat ini mengalami sedikit kemunduran

dengan menutup beberpa outlet yang saat ini memiliki 3 outlet saja. Dengan outlet

yang ada diharapkan dapat mampu bersaing dengan kompetitor sejenis dan terus

mamanjakan pada pelanggan setianya denga sajian kopi khas Aceh. Sampai saat ini

Universitas Sumatera Utara


45

Grand Kuede Kupie terus meningkatkan kualitas pelayanan dan sajian kopi terbaik

untuk memperluas jaringan usahanya.

4.1.3.1 Visi dan Misi Grand Kuede Kupie Medan

Visi

“Menyajikan menu, fasilitas dan pelayanan yang baik denga harga yang

juga bersahabat untuk semua kalangan”.

Misi

“Menjadi tempat ngopi pertama dan terbaik di Medan dengan harga kaki

lima, kualitas pelayanan bintang lima.

Menu utama tempat ini adalah kopi terbaik Aceh yaitu sanger yang disajikan

secara tradisional. Grand Kuede Kupie ini juga menyajikan makanan khas

Aceh dengan cita rasa asli. Keunikan tersebut menjadi kekuatan tersendiri

bagi usaha tersebut dengan menggabungkan dengan lokasi dan tempat yang

nyaman, bersih, berkelas, fasilitas yang memadai dan suasan bersahabat

yang diciptakan oleh pelayanan tersebut yang mendukung untuk

terwujudnya visi dan misi usaha ini.

4.1.3.2 Struktur Organisasi CV. Grand Kuede Kupie di Medan

Pada umum nya setiap organisasi mempunyai struktur organisasi yang

berbeda menurut kegiatan usahanya. Adapun struktur organisasi dari CV.

Grand Kuede Kupie Medan adalah pada gambar 4.3 berikut :

Universitas Sumatera Utara


46

Gambar 4.4
Struktur Organisasi CV. Grand Keude Kupie

KOMISIONER

CV. Grand Keude Kupie

Top
Manajemen
Dewan Penasihat Dewan Keuangan Dewan Operasional

Manajer Produksi Manajer Outlet


Midle
Manajemen

Supervisor

Kapten
Low
Manajemen

Produksi Pelayanan Kasir/Administrasi Logistik/Sekuritii

Sumber: Hasil Wawancara Penulis (2018)

4.2 Kerangka Kerja Empat Langkah

Untuk merekonstruksikan elemen – elemen nilai pembeli dalam membuat

kurva nilai baru, penulis mendapatkan data dengan hasil wawancara dengan

informan kunci dan obeservasi lapangan. Adapun data yang didapatkan, di rangkum

dalam kerangka kerja empat langkah. Kerangka kerja empat langkah nantinya akan

Universitas Sumatera Utara


47

dianalisis nilai kepentingan dari atribut kebutuhan pelanggan dan faktor penawan

dari faktor kompetisi yang ada.

4.2.1 Kerangka Kerja Empat Langkah Starbucks Coffee Centre Point

Dari pertanyaan yang diajukan oleh penulis pada manajer Starbucks Coffee

Centre Point, penulis mendapatkan jawaban atas pertanyaan dari

1. Faktor apa saja yang harus dihapuskan dari faktor – faktor yang telah

diterima begitu saja oleh coffee shop anda ?

Jawaban: Persepsi harga mahal, memang dari beberapa pelanggan ada yang

menganggap harga di toko kami cukup mahal, namun kami ingin produk

kami di konsumsi oleh semua orang dengan memberikan promo atau menu

paket yang cukup terjangkau oleh kalangan menengah

2. Faktor apa saja yang harus dikurangi hingga dibawah standar coffee shop

anda ?

Jawaban: Suasana bising, agar pelanggan kami merasa nyaman ketika

duduk dan memesan minuman atau makanan ditoko kami

3. Faktor apa saja yang harus ditingkatkan hingga di atas standar coffee shop

anda ?

Jawaban: Kulitas kepuasan pelanggan terus kami tingkatkan dengan edukasi

pada partner yang ada agar memberi pelayanan terbaik. Komunikasi

terhadap pelanggan yang datang harus lebih ditingkatkan agar pelanggan

merasa dihargai dan merasa toko ini adalah rumah ketiga dari tempat tinggal

dan tempat kerja atau sekolah. Memberikan promo yang menarik menjadi

salah satu andalan kami untuk menarik lebih banyak pelanggan.

Universitas Sumatera Utara


48

4. Faktor apa saja yang belum pernah ditawarkan coffee shop anda sehingga

harus diciptakan ?

Jawaban: Adapun hal yang belum kami tawarkan sebelumnya adalah

meciptakan suasana natural dalam artian memasukkan suasana perkebunan

kopi ke dalam toko kami. Baik dari pembibitan, penanaman, perawatan,

hingga proses panen dan penggilingan kopi kami sajikan pada pelanggan

ketika memasuki toko kami. Dengan ini, pelanggan yang datang akan

merasa berada di kebun kopi namun dengan suasana yang nyaman.

Dari jawaban atas pertanyaan – pertanyaan tersebut, penulis menggambarkan

kerangka kerja empat langkah dalam menciptakan kurva nilai baru.

Gambar 4.5
Kerangka Kerja Empat Langkah Starbucks Coffee Centre Point

Hapuskan
Persepsi Harga Mahal

Kurangi Ciptakan
Kurva
Suasana Bising Suasana Natural
Nilai Baru

Tingkatkan
Kepuasan Pelanggan
Promo Yang Menarik

Sumber: Hasil Olah Data Penulis (2018)

Universitas Sumatera Utara


49

4.2.2 Kerangka Kerja Empat Langkah Ichi Dough Medan

Dari pertanyaan yang diajukan oleh penulis pada manajer Ichi Dough,

penulis mendapatkan jawaban atas pertanyaan dari

1. Faktor apa saja yang harus dihapuskan dari faktor – faktor yang telah

diterima begitu saja oleh coffee shop anda ?

Jawaban: Renovasi yang berlebihan. Renovasi yang tidak penting harus

dihapuskan karena cukup menghabiskan biaya tanpa profitable yang jelas.

Furniture juga termasuk dalam kategori yang harus dihilangkan karena juga

cukup memakan biaya.

2. Faktor apa saja yang harus dikurangi hingga dibawah standar coffee shop

anda ?

Jawaban: Adapun hal yang harus dikurangi pada saat ini yakni, biaya yang

tidak sesuai dengan value atau income yang masuk pada kas perushaan.

Seperti belanja produksi yang terkadang tidak sesuai dengan sasaran

perusahaan. Kemudian, kurangnya inisiative karyawan terutama dalam

bidang pelayanan dalam meng-upselling produk yang ditawarkan kafe ini.

3. Faktor apa saja yang harus ditingkatkan hingga di atas standar coffee shop

anda ?

Jawaban: Dalam hal ini, kami terus berupaya untuk meningkatkan kualitas

produksi baik dalam bahan baku maupun penyajian pada pelanggan setia

kami. Bahan baku preium selalu kami gunakan untuk memanjakan lidah

para pelanggan kami.

4. Faktor apa saja yang belum pernah ditawarkan coffee shop anda sehingga

harus diciptakan ?

Universitas Sumatera Utara


50

Jawaban: Kami berkomitmen untuk menciptakan speciality coffee yang

belum pernah ditawarkan sebelumnya serta juga memberikan roti varian

terbaru untuk memanjakan lidah pelanggan kami. Variasi produk terbaru

akan kami ciptakan dari yang sebelumnya.

Dari jawaban atas pertanyaan – pertanyaan tersebut, penulis menggambarkan

kerangka kerja empat langkah dalam menciptakan kurva nilai baru.

Gambar 4.6
Kerangka Kerja Empat Langkah Ichi Dough Medan

Hapuskan
- Renovasi yang berlebihan
- Furniture

Kurangi Ciptakan
- Cost yang tidak sesuai Kurva - Menu baru
sasaran Nilai Baru - Coffe Speciality dari
- Ketidak Inisiatifan manca negara
Pelayanan

Tingkatkan
- Kualitas Produksi
- Tampilan Penyajian

Sumber: Hasil Olah Data Penulis (2018)

Universitas Sumatera Utara


51

4.2.3 Kerangka Kerja Empat Langkah CV. Grand Kuede Kupie

Dari pertanyaan yang diajukan oleh penulis pada Grand Kuede Kupie,

penulis mendapatkan jawaban atas pertanyaan dari

1. Faktor apa saja yang harus dihapuskan dari faktor – faktor yang telah

diterima begitu saja oleh coffee shop anda ?

Jawaban: Sistem manajemen disini sedang mengalami perubahan dimana

struktur organisasi hanya dikontrol oleh satu SDM saja dan itu membuat

perusahaan tidak terkontrol dengan baik dengan semua tanggung jawab

yang di pegang oleh satu orang. Kemudian SDM yang berlebihan juga

menambah tidak efektif nya manajemen yang diaplikasikan. Rantai

komando perusahaan yang tidak sesuai sasaran operasi bisnis.

2. Faktor apa saja yang harus dikurangi hingga dibawah standar coffee shop

anda ?

Jawaban: Pelayanan yang berlebihan perlu dikurangi untuk menurunkan

biaya kafe ini. Biaya belanja produksi yang berlebihan juga harus dikurangi.

Varian menu yang kurang daya beli nya dalam arti slow moving juga harus

dikurangi mengingat biaya bahan baku. Promosi yang kurang efektif dengan

media cetak seperti brousur juga akan dikurangi karena sekarang, promosi

mudah dan murah dengan menggunakan media internet dan sosial media.

Fasilitas juga akan dikurangi terutama pada colokan, karena dengan adanya

banyak colokan perputaran pelanggan menjadi lambat sehingg daya beli

juga berkurang.

3. Faktor apa saja yang harus ditingkatkan hingga di atas standar coffee shop

anda ?

Universitas Sumatera Utara


52

Jawaban: Efektifitas SDM yang sesuai SOP harus ditingkatkan. Promosi

berupa diskon juga harus ditawarkan dengan intensitas yang lebih

ditingkatkan lagi. Kerja sama dengan pihak ketiga untuk meningktakan

pelanggan seperti, Go-Jek, bank dan platform usaha dalam bidang

pemasaran

4. Faktor apa saja yang belum pernah ditawarkan coffee shop anda sehingga

harus diciptakan ?

Jawaban: Yang harus diciptakan saat ini adalah keinginan pasar yang baru.

Dengan menciptakan suasana baru, disain interior yang diperbaharui dan

cirikhas yang baru dari kafe tradisional ini. Meyediakan sajian kopi ala

modern dengan seduhan mesin kopi. Juga perlu ditawarkan karena selama

ini kafe ini hanya mengandalkan kopi saring.

Dari jawaban atas pertanyaan – pertanyaan tersebut, penulis menggambarkan

kerangka kerja empat langkah dalam menciptakan kurva nilai baru.

Universitas Sumatera Utara


53

Gambar 4.7
Kerangka Kerja Empat Langkah Grand Kuede Kupie Medan

Hapuskan
- Rantai Komando
- Menu Yang Kurang laku

-Suasan Kurang nyaman

Kurangi Ciptakan
- Biaya Promosi - Brand Image
Kurva - Menu baru
- SDM
Nilai Baru - Desin interior
- Biaya yang tidak
penitng - Susana nyaman
-Fasilitas Colokan

Tingkatkan
- Kualitas Produksi
- Promosi Diskon
- SDM yang sesuai SOP
- Kerjasama Pihak Ketiga

Sumber: Hasil Olah Data Penulis (2018)

4.3 Skema Hapuskan-Kurangi-Tingkatkan-Ciptakan

Untuk menciptakan samudra biru, ada alat penting yang berperan sebagai

pelengkap dalam analisis bagi kerangka kerja empat langkah. Alat ini disebut

skema hapuskan-kurangi-tingkatkan-ciptakan. Skema ini mendorong perusahaan

untuk tidak hanya menanyakan empat pertanyaan dalam kerangka kerja empat

langkah, tapi juga bertindak berdasarkan keempat pertanyaan itu untuk

menciptakan suatu kurva nilai baru. Dengan perusahaan mengisi skema dengan

tindakan – tindakan menghapuskan, mengurangi, menigkatkan dan menciptakan.

Universitas Sumatera Utara


54

Berdasarkan hasil pertanyaan yang dilakukan dengan kerangka kerja empat

langkah, penulis menganalisis nilai kepentingan dari atribut kebutuhan pelanggan

dan faktor penawaran dari faktor kompetisi yang ada. Adapun hasil yang diperoleh

digambarkan dalam lembar skema hapsukan-kurangi-tingkatkan-ciptakan yang

disusun dan dijelaskan pada gambar berikut ini.

Gambar 4.8
Skema Hapuskan-Kurangi-Tingkatkan-Ciptakan pada seluruh Coffee Shop

di Medan

Eleminate: Reduce:
- Suasana Kurang Nyaman - Harga
- Persepsi Harga Mahal - Ketidakramahan Pelayanan

Raise: Create:
- Komunikasi pada Pelanggan - Suasana Natural
- Variasi Produk - Speciality Coffee
- Kualitas Produk - Promo Menarik
- Suasana Nyaman - Menu Terbaru
- Kecepatan dan Ketepatan Pelayanan

Sumber: Hasil Olah Data Penulis (2018)

Setelah merangkum dan menyesuaikan ke-3 kerangka kerja empat langkah yang

dilakukan pada coffee shop di Medan, penulis menggambarkan atribut dengan

Skema hapuskan-kurangi-tingkatkan-ciptakan yang menjadi faktor persaingan

kompetisi pada coffee shop di Medan. Untuk mengetahui diagnosis coffee shop

dalam membangun strategi samudra biru, penulis membuat kanvas strategi

Universitas Sumatera Utara


55

dimana untuk menunjukkan kurva nilai baru tehadap masing – masing faktor

kompetisi. Berikutnya akan dijelaskan pada gambar 4.6.

4.4 Kanvas Strategi Coffee Shop di Medan

Dalam menggambar Kanvas Strategi, penulis harus mengetahui penilaian

dari setiap faktor – faktor persaingan yang didapatkan dari Skema hapuskan-

kurangi-tingkatkan-ciptakan pada keseluruhan coffee shop di Medan. Adapun

indikator bobot penilaian yang dibuat oleh penulis berdasarkan hasil wawancara

di lapangan, yakni pada tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1
Indikator Bobot Penilaian

Bobot Penilaian

Faktor
Persaingan Grand Kuede
Strabucks Coffee Kupie Ulee
Ichi Dough
Centre Point Kareng

Eleminate
8 2
6
Suasana Kurang
Nyaman

Persepsi Harga 4
2 4
Mahal

Reduce

4 5 3
Harga Mahal

Ketidakramahan 5
4 6
Pelayanan
Raise
Komunikasi 5
9 6
Pada Pelanggan

Universitas Sumatera Utara


56

Variasi Produk 8 6 7

Kulitas Produk
10 7 5

Suasana
9 7 7
Nyaman

Kecepatan dan

Ketepatan 9 7 7
Pelayanan

Brand Image 10 7 7

Create

7 8 7
Speciality Kopi

Menu Baru 7 7 6

9 7 7
Promo Menarik

Suasana Natural 10

Sumber: Hasil Olah Data Penulis (2018)

Dengan adanya indikator penilaian untuk memudahkan dalam menggambar kanvas

strategi melalui kurva nilai baru dari skema hapuskan-kurangi-tingkatkan-ciptakan

pada coffee shop di Medan. Sebagai keterangan, terdapat 3 tingkat kategori

Universitas Sumatera Utara


57

penilaian dalam hal ini, tingkat pertama yaitu rendah dengan rentang penilaian 1 –

4, untuk tingkat sedang yaitu degan rentang

Gambar 4.9
Kanvas Strategi pada Coffee Shop di Medan

KANVAS STRATEGI PADA COFFEE SHOP


DI MEDAN
Starbucks Coffee Centre Point Medan Ichi Dough
Grand Kuede Kupie Ulee Kareng
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0

Sumber: Hasil Olah Data Penulis (2018)

Kanvas strategi tidak hanya memvisualkan posisi strategis terkini sebuah

perusahaan dalam ruang pasar, tapi juga membantu memetakan strategi masa

depan. Dari gambar 4.7 menjelaskan bahwa kurva nilai Starbucks Coffee Centre

Point Medan berusaha menjauh dari kurva nilai pesaing yakni Ichi Dough dan

Grand Kuede Kupie. Starbucks Coffe Centre Point Medan mencoba mendobrak

pertukaran nilai antara pelayanan yang cepat dan kualitas produk dengan aspek

harga yang tidak mahal. Kemudian Starbucks Coffee Centre Point Medan mencoba

memberikan faktor alternatif dengan menciptakan suasana natural yang belum

pernah ditawarkan sebelumnya oleh coffee shop pesaing. Hal ini meningkatkan

Universitas Sumatera Utara


58

kurva nilai Starbucks Coffe Centre Point Medan pada kanvas strategi. Sedangkan

kurva nilai Ichi Dough dan Grand Kuede Kupie cenderung saling bertabrakan yang

menandakan adanya persaingan yang sama dalam ruang pasar yang sudah ada.

Dalam hal ini, kedua coffee shop terperangkap pada samudra merah dimana saling

bersaing dengan pasar yang sudah ada. Namun dari kurva nilai antara Ichi Dough

dan Grand Kuede Kupie mencoba berusaha untuk keluar dari samudra merah

dengan mencoba menciptakan faktor alternatif tambahan seperti memberikan sajian

kopi spesial dengan harga yang murah, serta memberikan promo – promo yang

menarik untuk menarik pelanggan.

Untuk mebuktikan secara benar keberadaan posisi ketiga posisi coffee shop

ini, penulis juga menggunakan tes sederhana dengan pertanyaan yang menjurus

kepada strategi samudra biru yaitu Indeks Ide Samudra Biru. Indeks samudra biru

merupakan serangkaian pertanyaan untuk menilai ide – ide dari pada coffee shop

yang ada dan dalam kondisi seperti apa coffee shop tersebut.

4.5 Indeks Ide Samudra Biru (Blue Ocean Idea/BOI)

Dari hasil wawancara dan obesrvasi lapangan yang dilakukan oleh penulis,

penulis mendapatkan posisi strategi perusahaan dengan menggunakan alat analisis

Indeks Samudra Biru. Indeks Samudra Biru merupakan suatu test sederhana dari

pertanyaan – pertanyaan yang diajukan untuk menilai ide bisnis perusaahaan dan

dalam kondisi seperti apa perusahaan tersebut. Dengan ini, penulis mendapatkan

temuan yang menunjukkan adanya dua tingkatan level strategy.

Universitas Sumatera Utara


59

Tabel 4.2
Indeks Ide Strategi Samudra Biru Coffee Shop di Medan

Dimensi Indikator Starbucks Ichi Grand


Coffee Kuede
Dough Kupie

Utilitas 1. Apakah ada utilitas


istimewa dari coffee
shop anda? Apakah ada
alasan kuat untuk
membeli produk dari
coffee shop anda ? + - -

Harga 2. Apakah harga coffee


shop anda terjangkau
bagi kebanyakan massa
pembeli ? + + +

Biaya 3. Apakah struktur biaya


anda sesuai dengan
sasaran coffee shop anda
? + +/- +/-

Pengadopsian 4. Apakah anda sudah


menangani hambatan –
hambatan pengadopsian
pada coffee shop secara + +/- +/-
langsung ?
Sumber: Hasil Olah Data Penulis (2018)

Adapun hasil dari penelitian ini menggunakan Indeks Samudra Biru sebagai alat

analisis yang menunjukkan adanya dua tingkatan level strategi. Dua level strategi

ini terdiri dari:

1. Blue Ocean Strategy: Starbucks Coffee Centre Point Medan

Universitas Sumatera Utara


60

Adapun penjelasan dari tabel 4.1 yaitu, pertanyaan yang di jawab dengan

menggunakan Indeks Samudra Biru menunjukkan hasil positif. Hal ini

menandakan bahwa Starbucks Coffee Centre Point Medan sedang

menjalankan samudra biru kerena telah dianggap menjalankan ciri strategi

yang baik yang terdiri dari fokus, divergensi dan moto yang memikat.

2. Red Ocean Strategy: Ichi Dough dan Grand Kuede Kupie

Adapun penjelasan dari tabel 4.1 yaitu, dalam penelitian ini penulis

menemukan kecenderungan coffee shop terperangkap pada posisi red ocean

dimana hasil dari jawaban yang didapat kedua objek sebagian besar +/-,

sedangkan sebgaian lagi menjawab + dan -. Hal ini dapat membuktikan

adanya keraguan terhadap strategi yang dijalankan coffee shop. Kemudian,

kedua coffee shop tidak memiliki unsur dari strategi samudra biru yang

terdiri dari fokus, divergensi dan moto yang memikat.

Berikut ini merupakan tabel perbandingan 3 coffee shop di Medan yang

menunjukkan posisi masing – masing coffee shop. Hasil dari penelitan ini

disimpulkan setelah melalui alat analisis yang digunakan untuk mengetahui posisi

strategi coffee shop di Medan.

Tabel 4.3
Perbandingan antara 3 coffee shop yang menunjukkan posisi coffee
shop

Red Ocean Strategy Blue Ocean Strategy

• Ichi Dough • Starbucks Coffe Centre Point


• Grand Kuede Kupie Medan

Sumber: Hasil Olah Data Penulis (2018)

Universitas Sumatera Utara


61

4.6 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian dalam analisis penerapan red ocean strategy

dan blue ocean strategy menggunakan skema hapuskan-kurangi-tingkatkan-

ciptakan, kanvas strategi dan indeks samudra biru, penulis menemukan perbedaan

dari masing – masing strategi coffee shop, baik dari penentuan harga, kualitas

produk, hingga kualitas pelayanan yang diberikan oleh masing – masing coffee

shop. Berdasarkan prinsip strategi samudra biru yaitu melakukan inovasi nilai

dengan meningkatkan nilai manfaat sekaligus mengurangi biaya. Dalam hal ini

starbcuks coffee centre point menciptakan kurva nilai dengan melakukan inovasi

dengan meningkatkan kualitas pelayanan yang cepat dan ramah serta kualitas

produk dengan didukung alasan yang kuat yaitu mengilangkan aspek harga mahal.

Brand image dari starbcuks coffee centre point sendiri juga mendukung terciptnya

kurva nilai.

Hasil penelitian juga melihat posisi coffee shop ini berada di area samudra

biru dimana coffee shop sedang menjalankan strategi samudra biru berdasarkan

analisis menggunakan kanvas strategi dan indeks samudra biru. Sedangkan untuk

Ichi Dough dan Grand Kuede Kupie berada diposisi samudra merah. Kurva yang

saling bertemu antara satu dan yang lainnya membuat kedua coffee shop berada

diruang pasar yang sudah ada dengan saling berkompetisi dengan kurva nilai yang

sama berdasarkan analsis menggunakan kanvas strategi. Faktor ini pun di dukung

dengan analisis menggunakan indeks samudra biru dimana kedua coffee shop

belum memiliki strategi yang baik untuk menerapkan strategi samud biru dan dapat

disimpulkan kedua coffee shop masih berada di posisi samudra merah.

Universitas Sumatera Utara


62

Perlu juga diperhatikan, selain penelitian ini untuk melihat penereapan

strategi samudra merah dan samudra biru pada coffee shop di Medan. Namun,

dengan danya indeks samudra biru juga diharapkan dapat membantu coffee shop

mengetahui kondisi coffee shop saat ini yang dapat berguna untuk menentukan

langkah ataupun tindakan yang diguakan untuk strategi masa yang akan datang

demi keberlangsungan coffee shop itu sendiri. Dengan kerangka kerja empat

langkah juga dapat bermanfaat untuk menentukan langkah yang akan diambil utnuk

perencaaan coffee shop yang akan datang dalam terobosan untuk tetap bertahan

ditengah persaingan bisnis.

Keterbatsan data yang didapat oleh penulis serta sediktinya sumber buku

sebagai pedoman dalam penulisan dan analisis data penelitian ini, diharapkan

nantinya dapat disempurnakan agar lebih baik lagi.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diambil dari lapangan untuk menjawab

rumusan masalah dalam penelitian ini, serta pembahasan yang didukung oleh teori-

teori dengan menggunakan alat analisis skema hapuskan-kurangi-tingkatkan-

ciaptakan, kanvas strategi dan indeks samudra biru dalam menganalisis penerapan

red ocean strategy dan blue ocean strategy pada coffee shop di Medan, maka

penulis menarik beberapa kesimpulan.

1. Terdapat perbedaan penerapan strategi, pada coffee shop Starbucks Coffee

menjalankan blue ocean strategy dengan menandakan adanya penciptaan

kurva nilai baru dengan memberikan penawaran pada pelanggan yang

belum dilakukan oleh coffee shop pesaing sehingga menciptakan ruang

pasar yang baru, seperti memberikan menhapuskan brand image mahal

dengan mengurangi suasana bising, meningkatkan keramahan dan

kecepatan pelayanan tanpa melupakan kualitas produk dan menciptakan

suasan natural di dalam coffee shop.

2. Sedangkan pada coffee shop Ichi Dough dan Grand Kuede Kupie,

menjalankan red ocean strategy yang ditandai dengan adanya persaingan

untuk mendapatkan pelanggan dengan memberikan penawaran yang sama

dan berada pada ruang pasar yang sudah ada. Seperti memberikan promo

menarik, variasi produk memberikan menu terbaru kulitas produksi dan

harga yang terjangkau

63
Universitas Sumatera Utara
64

3. Coffee shop yang berada di posisi red ocean strategy yaitu Ichi Dough dan

Grand Kuede Kupie ingin memberikan penawaran terbaru pada pelanggan

namun belum memenuhi sepenuhnya kondisi persaingan pasar saat ini yang

sesuai dengan keinginan pelanggan.

4. Untuk coffee shop yang berada pada blue ocean stategy, coffee shop sudah

melakukan tindakan yang tepat untuk perusahaan itu sendiri dengan

memberikan penawaran yang tepat bagi pelanggan.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan, maka peneliti mengajukan

beberapa saran yang diharapkan dapat menjadi masukan dalam penentuan

perbaikan kedepannya. Adapun saran yang penulis ajukan sebagai berikut.

1. Ichi Dough dan Grand Kuede Kupie harus mengetahui tingkat persaingan

yang sedang terjadi pada ajang persaingan yang sama, agar dapat

menentukan faktor-faktor yang menjadi persaingan coffee shop saat ini.

2. Ichi Dough dan Grand Kuede Kupie disarankan untuk lebih peka terhadap

inovasi nilai dalam menetukan strategi bisnis yang tepat seperti

mengutamakan kebutuhan pelanggan baik dalam kecepatan dan keramahan

pelayanan, kualitas produksi serta suasana yang nyaman.

3. Untuk coffee shop yang berada pada red ocean strategy yaitu Ichi Dough

dan Grand Kuede Kupie, penulis merasa coffee shop perlu melakukan

analisis kebutuhan pelanggan agar mengetahui tindakan yang harus

dilakukan oleh coffee shop untuk menentukan strategi bisnis di masa yang

akan datang dengan mengetahui kondisi saat ini.

Universitas Sumatera Utara


65

4. Ichi Dough dan Grand Kuede Kupi disarankan menerapkan metode analisis

yang digunakan dalam penelitian ini, untuk mengevaluasi diri.

5. Untuk Starbucks Coffee Centre Point, penulis disarankan untuk terus

mempertahankan posisi strategi yang sudah serta terus meningkatkan

strategi bisnis dalam menarik kebutuhan pelanggan agar coffee shop bisa

menetapkan strategi masa depan dengan lebih baik lagi.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Anoraga, Panji. (1997). Manajemen Bisnis, Edisi Kedua. Semarang: PT.Rineka


Cipta.

David, Fred R, 2011. Strategic Management, Buku 1. Edisi 12 Jakarta

Kim, W . Chan dan Mauborgne, Renee. (2014). Bluce Ocean Strategy. Edisi Ketiga.
Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta.

Moleong. (2013). Metode Penelitan Kualitatif.Edisi Revisi. Bandung: PT.Remaja


Rosdakarya.

Pearce II, John A dan Robinson Richard B.Jr (2008). Manajemen Strategis 10.
Salemba Empat : Jakarta

Pertanian , Kementrian. (2016). Statistik Perkebunan Kopi Indoensia. Jakarta:


Sekertariat Direktorat Jendral Perkebunan.

Rangkuti, Freddy. 2013. Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT Cara
Perhitungan Bobot, Rating, dan OCAI. Penerbit PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta

Sinulingga, Sukaria. (2015). Metode Penelitan. Medan: USU Press.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitan Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Tjiptono, Fandy. 2006. Manajemen Jasa. Edisi Pertama. Yogyakarta

Sumber Skripsi

Eka Dharma, Febrian. (2014). Strategi Pemasarn pada Starbucks Coffee


Tunjungan, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur.

Hanifah, Novi. (2016). Analisis Strategi Bisnis Telkomsel Dalam Menghadapi


Persaingan, Universitas Lampung, 9

Juwaini. (2013). Hubungan Kebiasaan Minum Kopi dengan Kejadian Stroke pada
Pasien yang di Rawat di Rumah Sakit Umum Derah Cut Nyak Dien
Meulaboh, Universitas Teuku Umar.

Universitas Sumatera Utara


Mulyati, Afrila. (2016). Analisis Strategi Bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
di Bidang Kopi dengan Pendekatan Business model canvas. Universitas
Sumatera Utara, 71-72.

Rachman, Adiansyah. (2017). Analisis Pengaruh Experiental Marketing terhadap


Kepuasan Pelanggan, Universitas Lampung.

Sumber jurnal:

Ayu Lestari, Fennika. (2016). Analisis Perbandingan Red Ocean Strategy Versus
Blue Ocean Strategy Terhadap Coffe Shop di Yogyakarta. Journal Of
University Atmajaya, 3-4.

Akbar, Nazar. (2011). Hubungan Citra Merek dengan Loyalitas Pelanggan pada
Kafe Resto "Ngopi Doeloe". Bandung, 1

Herlyana, Elly. (2012). Fennomena Coffee Shop Sebagai Gejala Gaya Hidup Baru
Kaum Muda, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta

Jessica. (2014). ANALISIS STRATEGI BISNIS DALAM MENINGKATKAN


SAING PT.FAJAR DINA ABADI. Strategi binsis,

Prasetyowati, Erwin. Suwigjo , Patdono dan Wessianti, Naning Aranti. (2013).


Perancangan Menggunakan Balanced ScoreCard, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember, 2-3.

Suisa, Kelvianto dan Febrilia, Veronica. (2009). Gaya Hidup Minum Kopi
Konsumen di The Coffee Bean & Tea Leaf Plasa Tunjungan Surabaya,
Universitas Kristen Petra, Surabaya

Syeron, Nivi. 2016. Perumusan Strategi Dengan Menerapkan Analisis kanvas


Strategi, Kerangka Kerja Empat Langkah, Kerangka Kerja Enam Jalan,
dan Visualisasi Strategi Pada Jasa Pesewaan Alat Outdoor. Universitas
Atmajaya Yogyakarta.

Shihan, Kang dan Duanyang Li. (2013). Blue Ocean Strategic Planning of
Acupuncture Clinics’ Business in Copenhagen-Adapt “Jiankang Clinic”
As A Case Study, Roskilde University, Denmark, 53-56

Wicanodian Surya, Niluh, Sudarma, Imade dan Wijayanti dan Putu Udayanti.
(2016). Nilai Tambah dan Kelayakan Usaha Pengolahan Kopi Arabika
pada Unit Usaha Produktif Ulian Murni Kabupaten Bangli. Universitas
Udayana

Universitas Sumatera Utara


Sumber Data:

Badan Pusat Statistik Kota Medan (2017) Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan
Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera
Utara, Tahun 2015

Statistik Direktorat Jendral Perkebunan

Sumber internet:

http://www.ico.org/prices/po-production.pdf, diakses pada tanggal 18 September


2017, pada pukul 23.40 WIB

http;//www.amazon.com/coffee-Obsession, diakses pada tanggal 18 septemeber


2017. Pada pukul 07.30 WIB

http://www.ico.org/prices/po-production.pdf, diakses pada tanggal 18 September


2017. Pada pukul 09.20 WIB

http://www.kbbi.web.id/kopi, diakses pada tanggal 03 September 2017, pada pukul


11.20 WIB

http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=324683, diakses pada tanggal 01 Maret,


pukul 17.08 WIB

https://nazarakbar.wordpress.com/2011/10/25/metode-riset-pertemuan-ke-iv/,
diakses pada tanggal 02 Maret, pukul 21.19 WIB

http://www.ico.org/prices/po-production.pdf, diakses pada tanggl 02 Maret, pukul


23.01 WIB

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai