Disahkan di : Jakarta
Pada Tanggal : Juli 2020
Mengetahui :
Kepala Bidang SMK
Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta,
Pengawas SMK,
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat yang telah
diberikan kepada segenap warga SMK Al-Jihad Jakarta. Sejalan dengan filosofi Kurikulum
2013 revisi, sekolah harus terus menerus melakukan perubahan-perubahan sesuai dengan
perkembangan masyarakat dan kebutuhan sekolah di masa yang akan datang. Perubahan
yang dinamis diantisipasi dengan melakukan revisi kurikulum setiap tahunnya. Dengan
paradigma ini diharapkan KTSP Kurikulum 2013 revisi di SMK Al-Jihad Jakarta selalu mampu
mengikuti tuntutan perkembangan masyarakat dan tantangan global.
Penyusunan KTSP Kurikulum 2013 revisi SMK Al-Jihad Jakarta ini tetap mengacu pada
ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan dan perubahannya, setiap sekolah/madrasah mengembangkan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi
(SI) dan berpedoman kepada panduan yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP). Panduan Penyusunan KTSP Kurikulum 2013 terdiri atas dua bagian, yaitu
bagian pertama berupa Panduan Umum dan bagian kedua Model KTSP Kurikulum 2013
revisi. Panduan Umum memuat pedoman dan rambu-rambu yang perlu diacu, dijabarkan
dari berbagai ketentuan-ketentuan tentang kurikulum yang terdapat dalam UU No. 20
tahun 2003 dan PP No. 32 tahun 2013, serta aturan pada umumnya yang berlaku dalam
mengembangkan kurikulum. Panduan Umum diterbitkan terpisah dari model KTSP. Selain
itu, KTSP SMK Al-Jihad Jakarta ini mengacu pada Permendikbud Nomor 54 tentang Standar
Kompetensi Lulusan, Permendikbud 64 tahun 2013 tentang Standar Isi, Permendiknas
Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses, Permendiknas Nomor 66 Tahun 2014
tentang Standar Penilaian, Permendikbud 70 tentang Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum SMK/MAK serta Permendikbud 81A Tahun 2014 tentang Implementasi
Kurikulum.
Selain penguatan visi, misi, tujuan, struktur program, muatan kurikulum,
pengembangan diri, kalender pendidikan, dan masalah teknis lainnya, khususnya silabus dan
Rencana Program Pengajaran (RPP) setiap mata pelajaran, pada tahun pelajaran 2020/2021
sekolah sudah menggunakan KTSP Kurikulum 2013 revisi dengan menekankan pada proses
pembelajaran saintifik dan penilaian yang mengarah pada sikap, pengetahuan dan
keterampilan.
Keberhasilan melakukan review ini berkat dukungan seluruh stakeholders sekolah.
Oleh karena itu, ucapan terima kasih disampaikan kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam berbagai hal sehingga kita dapat mewujudkan KTSP Kurikulum 2013 revisi
SMK Al-Jihad Jakarta lebih komprehensif. Ucapan terima kasih yang sangat dalam kepada
seluruh pihak yang bekerja keras memberi kontribusi penyelesaian revisi KTSP ini baik
secara langsung maupun tidak langsung. Segala kritik dan saran sangat dibutuhkan dari
semua pihak demi sempurnanya KTSP Kurikulum 2013 revisi pada waktu yang akan datang.
DAFTAR ISI
LAMPIRAN ………………………………………………………………………………………………………………
1. SK Kepala Sekolah tentang Pembentukan Tim Penjamin Mutu Sekolah ……….
2. SK Tim Pelaksana Supervisi dan Penilaian Kinerja Tendik ……………………………
3. SK Tim Pengembang Kurikulum ………………………………………………………………….
4. SK Tentang Penentuan KKM ……………………………………………………………………….
5. SK Tentang Kalender Pendidikan Sekolah …………………………………………………..
6. Lampiran Lainnya ………………………………………………………………………………………..
Kurikulum 2013 revisi ini digulirkan sebagai langkah pengembangan kurikulum 2013
yang sudah ada serta mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara
terpadu, dan mulai tahun pelajaran 2020/2021 diimplementasikan pada kelas X, XI, XII,
sesuai jenjang SMK. Elemen perubahan kurikulum fokus pada empat standar yaitu, Standar
Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian. Dengan demikian
perubahan akan terjadi pada mekanisme, prosedur, strategi, penyesuaian beban belajar,
penguatan proses, pendalaman dan perluasan materi, penataan pola pikir serta tata kelola.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Pendidikan Nasional
masih tetap mengamanatkan setiap satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah untuk menyusun kurikulumnya dengan mengacu kepada Standar Pendidkan yang
baru, antara lain; 1) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016
tentang Standar Kompetensi Lulusan, 2) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi, 3) Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses, 3) Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian, 4) Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum, dan 5) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81 A
Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum.
SMK Al-Jihad Jakarta melaksanakan kurikulum 2013 revisi yang dilakukan saat tahun
pelajaran 2020/2021 dimulai oleh Tim Pengembangan Kurikulum SMK Al-Jihad Jakarta
dengan terlebih dahulu melakukan analisis kontek dan analisis dokumen kurikulum (KTSP)
2013 revisi dengan hasil sebagaimana dokumen terlampir.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Rasional
a. Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan
dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar
Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana
dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan. Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk
Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah
penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak
produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke
atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun
2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar
yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia
usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi
sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui
pendidikan agar tidak menjadi beban.
b. Tantangan Eksternal
Memasuki MEA ( Masyarakat Ekonomi Asean), bangsa Indonesia dihadapkan
pada persaingan antarbangsa di Asia Tenggara dan Dunia. Perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, gelombang globalisasi, dan demokratisasi telah
membawa perubahan di hampir aspek kehidupan bangsa Indonesia. Menghadapi
perubahan tersebut diperlukan kualitas sumber daya manusia yang menuntut
produktivitas, efisiensi, competitive edge, dan berbagai macam peningkatan
kinerja dan kualitas agar dapat memenangkan persaingan global. Menciptakan
kualitas sumber daya manusia membutuhkan kemauan, komitmen, dan
kesadaran dari berbagai pihak. Kita membutuhkan prakarsa dan upaya yang nyata
untuk membenahi dan meningkatkan sumber daya manusia. Salah satu prakarsa
yang strategis dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang kualitas adalah
membenahi sistem pendidikan nasional.
Menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal
31 ayat (3) mengamanatkan bahwa Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Atas dasar amanah
tersebut telah diterbitkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang memberikan pedoman dalam
penyelenggaraan kebijakan pendidikan. Sesuai pasal 3 UU Sisdiknas Nomor 20
Tahun 2003 tersebut ditegaskan tujuan pendidikan nasional sebagai berikut :
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa….”(UU Sisdiknas, 2004 : 5).
Implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan yang menjadi
pedoman dan arahan dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, diantaranya
adalah Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana diubah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun
2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan pemerintah tersebut
memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar
nasional pendidikan, yaitu: standar isi, standar proses, standar kompetensi
lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
130/D/KEP/KR/2017 Tahun
2017 tentang Struktur
Kurikulum Pendidikan
Menengah Kejuruan
10) Panduan Penilaian Hasil
Belajar pada Sekolah
Menengah Kejuruan –
Dit.PSMK, Dirjen.
Dikdasmen,
Kemdikbud Tahun 2017.
dari CSR
9. Dukungan a. 30% keterlaksanaan Dinas a. 80% keterlaksanaan Dinas
Lingkungan pendidikan provinsi sudah Pendidikan Provinsi sudah terlibat
Eksternal Satuan terlibat dalam pembinaan dalam pembinaan penyusunan
Pendidikan penyusunan program sekolah program sekolah
b. 40% keterlaksanaan Dinas b. 80% keterlaksanaan
pendidikan provinsi sudah Dinas pendidikan provinsi sudah
mendukung kebijakan sekolah mendukung kebijakan sekolah
dan dukungan material dan dukungan material
c . 9 9 % keterlaksanaan MKKS c. 50% keterlaksanaan MKKS belum
belum terlibat secara optimal terlibat secara optimal dalam
dalam pembinaan penyusunan pembinaan penyusunan program
program sekolah sekolah
d. 50% keterlibatan DU/DI d. 90% keterlibatan DU/DI (Asosiasi
(Asosiasi Profesi) dalam Profesi) dalam pengembangan
pengembangan program program sekolah
sekolah
C. Landasan
1. Landasan Filosofis
Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang amat
penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan
peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa
kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan
mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap
permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
3. Landasan Psikopedagogis
Pendidikan senantiasa berkaitan dengan perilaku manusia, dalam proses
pendidikan itu terjadi interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, baik
lingkungan yang bersifat fisik maupun lingkungan social. Melalui pendidikan
diharapkan adanya perubahan peserta didik menuju kearah pendewasaan, baik dari
segi fisik, mental, emosional, moral, intelektual maupun social.
Mengingat kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang berfungsi
sebagai alat untuk merubah perilaku peserta didik kearah yang diharapkan oleh
pendidikan, maka tentu saja dalam mengembangkan kurikulum harus menggunakan
asumsi-asumsi atau landasan yang bersumber dari studi ilmiah bidang psikologi.
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan konsepsi
pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik berserta konteks
kehidupannya sebagaimana dimaknai dalam konsep pedagogic transformative.
Konsep ini menuntut bahwa kurikulum harus didudukan sebagai wahana
pendewasaan peserta didik sesuai dengan perkembangan psikologisnya dan
memdapatkan perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks lingkungan dan jamannya
4. Landasan Teoritis
Dua tokoh pendidikan kejuruan berbeda aliran sangat kuat mewarnai teori-teori
pendidikan kejuruan dunia. Tokoh tersebut adalah Charles Prosser dan John Dewey.
Teori Prosser menyatakan bahwa pendidikan kejuruanmembutuhkan lingkungan
pembelajaran menyerupai dunia kerja danperalatan yang memadai sesuai kebutuhan
pelaksanaan pekerjaan di dunia kerja. Agar efektif pendidikan kejuruan harus melatih
dan membentuk kebiasaan kerja sebagai suatu kebutuhan yang harus dimiliki bagi
setiap individu yang mau bekerja. Penguatan kemampuan dan skill kerja dapat
ditingkatkan melalui pengulangan cara berpikir dan cara bekerja yang efisien.
Pendidikan kejuruan harus melakukan seleksi bakat dan minat. Guru pendidikan
kejuruan akan berhasil jika telah memiliki pengalaman sukses dalam menerapkan
skilldan pengetahuan sesuai bidang yang diajarkan. Kemampuan produktif sebagai
kejuruan tidak cukup belajar menguasai kompetensi secara individu tetapi perlu
belajar dalam kelompok.
Pendidikan kejuruan sebagai pendidikan untuk dunia kerja sangat penting fungsi
dan posisinya dalam memenuhi tujuan kebijakan ketenagakerjaan. Kebijakan
ketenagakerjaan suatu negara diharapkan mencakup lima hal pokok yaitu: (1)
memberi peluang kerja untuk semua angkatan kerja yang membutuhkan; (2)
pekerjaan tersedia seimbang dan merata di setiap daerah dan wilayah; (3) memberi
penghasilan yang mencukupi sesuai dengan kelayakan hidup dalam bermasyarakat; (4)
pendidikan dan pelatihan mampu secara penuh mengembangkan semua potensi dan
masa depan setiap individu; (5) matching man and jobs dengan kerugian-kerugian
minimum, pendapatan tinggi dan produktif. Kebijakan ketenagakerjaan tidak boleh
memihak hanya pada sekelompok atau sebagian dari masyarakatnya. Jumlah dan
jenis-jenis lapangan pekerjaantersedia, tersebar merata, seimbang, dan layak untuk
kehidupan seluruh masyarakat. Pendidikan kejuruan menjadi tidak efisien jika
lapangan pekerjaan tidak tersedia merata dan seimbang bagi lulusannya.
KTSP SMK dikembangkan atas teori Efisiensi Sosial dan Pendidikan
Demokratis,pendidikan berdasarkan standar (standard-based education), dan teori
kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum), pembelajaran
berbasis kerja, pembelajaran berbasis produksi, dan pembelajaran berbasis
pemecahan masalah. Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar
nasional sebagai standar minimal warga negara yang dirinci menjadi standar
kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi
dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas - luasnya bagi peserta didik
dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan,
berketerampilan, dan bertindak.
KTSP SMK menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan guru dalam bentuk proses
belajar mengajar yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran teori di kelas,
pembelajaran pembuktian teori di laboratorium, pembelajaran skill di
bengkel/studio/workshop/kebun dan sebagainya, pembelajaran ketrampilan kerja di
tempat kerja (PKL, teaching factory, business centre); dan (2) pengalaman belajar
langsung di dunia kerja untuk membangun kebiasan kerja. Demikian juga dengan
pembelajaran langsung di masyarakat sesuai dengan latar belakang, karakteristik,
kompetensi keahlian dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar
langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil
belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
5Landasan Yuridis
Landasan hukum yang digunakan dalam pengembangan KTSP diantaranya sebagai
berikut.
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.Ketentuan dalam UU 20/2003 yang mengatur KTSP,
adalah Pasal 1 ayat (19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2),
(3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3);
Pasal 38 ayat (1), (2).
2. PP nomor 13 tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
3. Peraturan Presiden nomor 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia
4. Perpres No. 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter
5. Permendikbud nomor 60 tahun 2014 tentang Kurikulum SMA/MAK
6. Permendikbud nomor 61 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Tingkat Satuan
Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
7. Permendikbud nomor 62 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Kegiatan
Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
8. Permendikbud nomor 63 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Kegiatan
Kepramukaan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah.
9. Permendikbud nomor 64 tahun 2014 tentang Peminatan pada Pendidikan
Menengah.
10. Permendikbud nomor 79 tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013.
11. Permendikbud nomor 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.
12. Permendikbud nomor 53 tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh
Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Satuan Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah.
13. Permendikbud Nomor 20 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Menengah Kejuruan.
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21
tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22
tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23
tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan Menengah Kejuruan.
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24
tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada Kurikulum
2013 pada pendidikan dasar dan menengah.
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 34
tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan SMK.
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 04
tahun 2018 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh satuan pendidikan dan
penilaian hasil belajar oleh pemerintah.
20. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor : 06/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum
Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan (SMK) / Madrasah Aliyah Kejuruan
(MAK).
21. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor : 07/D.D5/KK/2018 tentang Struktur
Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) / Madrasah Aliyah Kejuruan
(MAK).
22. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 464/D5/KR/2018 tentang KI/KD.
23. Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta Nomor 467
tahun 2020 tentang Kalender Pendidikan tahun 2020/2021
24. Hasil rapat koordinasi SMK Al-Jihad Jakarta tanggal 11 Juli 2020 tentang
penyusunan KTSP 2020/2021.
25. Keputusan Dirjen Pendidikan Vokasi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
No 27/D.D2/KR/2020 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada
Kurikulum 2013 pada SMK Edisi Khusus.
26. Surat Keputusan Kepala SMK Al-Jihad Jakarta Jakarta Nomor
……/E.101/SMK.Y/VII/2020 tentang Penunjukan Tim Pengembang Kurikulum
dan Penelaah KTSP SMK Al-Jihad Jakarta Tahun 2020/2021.
BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN
VISI dan MISI SEKOLAH
generasi emas Indonesia yang mampu bersaing dalam proses globalisasi, yakni
untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup
sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan
afektif, serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan peradaban dunia.
Tujuan Khusus Pendidikan Menengah Kejuruan
Tujuan khusus pendidikan menengah kejuruan adalah sebagai berikut:
menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri,
mengisi lowongan pekerjaan yang ada sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai
dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya; menyiapkan peserta
didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi di
lingkungan kerja dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang
diminatinya; membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun
melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi; dan membekali peserta didik dengan
kompetensi kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih.
Visi yang idealis harus dijabarkan dalam langkah-langkah nyata agar visi dapat
diwujudkan. Untuk mewujudkan visi tersebut, sekolah telah menetapkan visi yang
mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan dan Kompetensi Inti di SMK Al-Jihad
Jakarta yang mencakup Kompetensi, Sikap, Pengetahuan dan Keterampilan yang
merupakan upaya memenuhi kepentingan-kepentingan sebagaimana dituangkan
dalam visi sekolah.
Tujuan Kompetensi Keahlian Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran SMK Al-Jihad
Jakarta
1. Tenaga Administrasi yang berkualitas, trampil dan berdedikasi tinggi dalam dunia
kerja
2. Tenaga Administrasi sesuai dengan tuntutan Dunia Usaha dan Dunia Industri
yang kompeten dan siap bekerja
3. Tenaga Administrasi yang memiliki jiwa enterpreneur dalam dunia bisnis
3. Deskirpsi Kompetensi
A. Deskripsi KKNI Level 2 atau Level 3
Peraturan Presiden Nomor 08 tahun 2012, tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI), merupakan acuan yang bersifat legal formal dalam penataan
kualifikasi nasional dalam bidang ketenagakerjaan. Perpres ini juga menjadi rujukan
bagi dunia pendidikan dan lembaga pelatihan dalam merumuskan kurikulum dan
program pelatihan, bagi lembaga sertifikasi profesi dalam melaksanaan sertifikasi
kompetensi (uji kompetensi) dan merumuskan lingkup (skema sertifikasi), dan bagi
dunia industri dalam proses rekruitment terutama terkait dengan pengakuan tingkat
kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan.
Agar dapat bekerja dan melaksanakan fungsi jasa administrasi secara profesional,
maka tenaga kerja yang berkecimpung di bidang ini harus memiliki basis kompetensi
berstandar nasional dan internasional. Hal Ini dapat dicapai melalui pendidikan,
pelatihan, dan pengalaman dalam rangka meningkatkan kompetensi para
administrastor yang mencakup knowledge (pengetahuan), skills (ketrampilan), dan
attitude (sikap kerja). Selain itu, aspek penting dalam menilai sampai sejauhmana
kompetensi tersebut telah dicapai maka diperlukan standar kompetensi dari teknisi
administrasi. Dengan adanya standar kompetensi, maka SDM yang belum mencapai
standar harus meningkatkan kemampuannya sehingga memenuhi standar yang
ditetapkan.
Dalam menyikapi perubahan dunia bisnis dibutuhkan tenaga yang memenuhi
standar kualifikasi tertentu. Untuk menetapkan standar kualifikasi tenaga kerja seperti
pada bidang administrasi Perkantoran, perlu adanya hubungan timbal balik antara
pihak industri/usaha sebagai pengguna tenaga kerja, dengan pihak pendidikan dan
latihan formal maupun non formal yang menghasilkan tenaga kerja. Kerjasama
tersebut untuk merumuskan standar kualifikasi tenaga kerja sehingga bisa dihasilkan
tenaga kerja yang diinginkan oleh dunia usaha/industri. Standar tersebut berisi
rumusan kemampuan kerja pada bidang Administrasi yang mencakup aspek
pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja dalam melaksanakan pekerjaan sesuai
tugas dan jabatan yang diakui secara nasional. Kemampuan kerja yang memenuhi
ketiga aspek tersebut dinyatakan sebagai kompetensi, oleh karenanya disebut standar
kompetensi kerja.
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. Struktur Kurikulum
1. Kelompok Mata Pelajaran
Berdasarkan Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah dan Permendikbud nomor 21 Tahun 2016 tantang Standar
isi pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan domain Sikap, Pengetahuan,
Keterampilan, serta Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum,
kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
a. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
b. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
c. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
d. kelompok mata pelajaran estetika;
e. kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu,
serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat
antarsubstansi.
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan
isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan
secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan Pengembangan kurikulum dilakukan
dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin
relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya
kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu,
pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial,
keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
e. Menyeluruh dan berkesinambungan Substansi kurikulum mencakup keseluruhan
dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang
direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang
pendidikan.
f. Belajar sepanjang hayat Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan,
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang
hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan
formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan
lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia
seutuhnya.
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah Kurikulum
dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan
daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan
memberdayakan sejalan dengan motto Bhinneka Tunggal Ika.
B. Struktur Kurikulum
1. Kelas X, XI dan XII : Kurikukulum 2013 Edisi Revisi
Bidang Keahlian : Bisnis dan Manajemen
Program Keahlian : Manajemen Perkantoran
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
3 Bahasa Indonesia 3 3 3 3 3 3
4 Matematika 4 4 4 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
6 Bahasa Inggris Dan Bahasa Asing Lainnya 3 3 3 3 4 4
1 1 1 1 1
Jumlah A 15
9 9 5 5 5
B. Muatan Kewilayahan
1 Seni Budaya 3 3 - - - -
2 Pendidikan Jasmani, Olah Raga & Kesehatan 2 2 2 2 - -
Jumlah B 5 5 2 2
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1 Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3 - - - -
2 Ekonomi Bisnis 2 2 - - - -
3 Administrasi Umum 2 2 - - - -
4 IPA 2 2 - - - -
C2. Dasar Program Keahlian
1 Teknologi Perkantoran 4 4 - - - -
2 Korespondensi 5 5 - - - -
3 Kearsipan 4 4 - - - -
C3. Paket Keahlian
1 Otomatisasi Tata Kelola Kepegawaian - - 6 6 7 7
2 Otomatisasi Tata Kelola Keuangan - - 6 6 6 6
3 Otomatisasi Tata Kelola Sarana Dan Prasarana - - 6 6 6 6
4 Otomatisasi Tata Kelola Humas dan Keprotokolan - - 6 6 6 6
6 Produk Kreatif dan Kewirausahaan - - 7 7 8 8
2 2 3 3 3
Jumlah C1, C2 dan C3 33
2 2 1 1 3
4 4 4 4 4
TOTAL 48
6 6 8 8 8
B. Peraturan Akademik
Alokasi waktu untuk praktik menggunakan 4 jam praktik dengan persentase bobot
30 % teori dan 70 % praktik.
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik
dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
A. Beban belajar di Sekolah Menengah Kejuruan dinyatakan dalam jam
pembelajaran per minggu. Beban belajar satu minggu Kelas X adalah 46 jam
pelajaran sedangkan Kelas XI dan XII adalah 48 jam pembelajaran. Durasi setiap
satu jam pembelajaran adalah 45 menit.
B. Beban belajar di Kelas X, XI, dan XII dalam satu semester paling sedikit 18 minggu
dan paling banyak 20 minggu.
C. Beban belajar di kelas XII pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan
paling banyak 16 minggu.
D. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling
banyak 40 minggu.
2. Minggu Efektif
A. Semester Ganjil
3 September 1 pekan
4 Oktober 0 pekan
5 November 0 pekan
6 Desember 3 pekan
Jumlah 6 pekan
Banyaknya Pekan Efektif
Jumlah Pekan - Jumlah Pekan Tidak Efektif
= 26 - 6 = 20
B. Semester Genap
Banyaknya Pekan Dalam Satu Semester
4 April 0 pekan
5 Mei 2 pekan
6 Juni 3 pekan
Jumlah 9 pekan
Banyaknya Pekan Efektif
Jumlah Pekan - Jumlah Pekan Tidak Efektif
= 26 - 9 = 17
3. Prakerin
Praktek kerja industri atau yang disingkat dengan prakerin merupakan kegiatan
yang diupayakan dari sekolah yang melibatkan siswa siswi khususnya SMK (Sekolah
Menengah Kejuruan) dan dilaksanakan di dunia industri untuk tujuan pendidikan.
Dalam prakteknya, siswa siswi yang terlibat dalam kegiatan prakerin tentu akan
mendapatkan bekal terlebih dahulu dari pembimbingnya di sekolah. Pembekalan dari
pembimbing biasanya berupa pengetahuan dasar seputar dunia usaha atau industri
yang akan digeluti siswa siswi SMK yang sesuai dengan jurusannya.
Namun dikarenakan kondisi darurat pandemi covid 19, maka kegiatan Prakerin
yang dilaksanakan secara langsung di dunia usaha/dunia industri sementara
dinonaktifkan dan menunggu instruksi dari pihak berwenang.
kelompok mata pelajaran. Penilaian yang dilakukan oleh pendidik harus terencana,
terpadu, menyeluruh, dan berskesinambungan. Dengan penilaian ini diharapkan
pendidik dapat (a) mengetahui kompetensi yang telah dicapai peserta didik, (b)
meningkatkan motivasi belajar peserta didik, (c) mengantarkan peserta didik
mencapai kompetensi yang telah ditentukan, (d) memperbaiki strategi pembelajaran,
dan (e) meningkatkan akuntabilitas sekolah.
Secara teknis kegiatan pada tahap perencanaan penilaian oleh pendidik sebagai
berikut: Menjelang awal tahun pelajaran, guru mata pelajaran sejenis pada satuan
pendidikan (MGMP sekolah) melakukan pengembangan indikator pencapaian KD,
Pengembangan rancangan penilaian (teknik dan bentuk penilaian) yang sesuai,
pembuatan rancangan program remedial dan pengayaan setiap KD, penetapan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) masing-masing mata pelajaran melalui analisis
indikator dengan memperhatikan karakteristik peserta didik (kemampuan rata-rata
peserta didik/intake), karakteristik setiap indikator (kesulitan/kerumitan atau
kompleksitas), dan kondisi satuan pendidikan (daya dukung, misalnya kompetensi
guru, fasilitas sarana dan prasarana). Pada awal semester pendidik menginformasikan
KKM dan silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan kriteria
penilaian kepada peserta didik. Pendidik mengembangkan indikator penilaian, kisi-kisi,
instrumen penilaian (berupa tes, pengamatan, penugasan, dan sebagainya) dan
pedoman penskoran. Hal-hal lain yang belum diatur dikembangkan dalam peraturan
akademik.
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai
pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran. Perencanaan
penilaian oleh satuan pendidikan meliputi kegiatan sebagai berikut: Melalui rapat
dewan pendidik, satuan pendidikan melakukan pendataan KKM setiap mata pelajaran,
penentuan kriteria kenaikan kelas (bagi satuan pendidikan yang menggunakan sistem
paket). penentuan kriteria kelulusan ujian sekolah, koordinasi ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Sekolah membentuk
tim untuk menyusun instrumen penilaian (untuk ulangan tengah semester, ulangan
akhir semester, dan ujian sekolah) yang meliputi pengembangan kisi-kisi penulisan
soal (di dalamnya terdapat indikator soal). Pengembangan butir soal sesuai dengan
indikator dan bentuk soal, serta mengikuti kaidah penulisan butir soal, penelaahan
butir soal secara kualitatif, dilakukan oleh pendidik lain (bukan penyusun butir soal)
pengampu mata pelajaran yang sama dengan butir soal yang ditelaahnya, perakitan
butir-butir soal menjadi perangkat tes.
Pelaksanaan Penilaian Tengah Semester (PTS), Penilaian Akhir Semester (PAS),
dan Ujian Sekolah (US) dilaksanakan secara Daring (online).
tua). KKM harus ditetapkan sebelum awal tahun ajaran dimulai yang meliputi 2
semester.
Seberapapun besarnya jumlah peserta didik yang melampaui batas ketuntasan
minimal, tidak mengubah keputusan pendidik dalam menyatakan lulus dan tidak lulus
pembelajaran. Acuan kriteria tidak diubah secara serta merta karena hasil empirik
penilaian. Acuan kriteria mengharuskan pendidik untuk melakukan tindakan yang
tepat terhadap hasil penilaian, yaitu memberikan layanan remedial bagi yang belum
tuntas dan atau layanan pengayaan bagi yang sudah melampaui kriteria ketuntasan
minimal. Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan
hasil musyawarah guru mata pelajaran sekolah. Kriteria ketuntasan menunjukkan
persentasetingkat pencapaian kompetensi sehingga dinyatakan dengan angka
maksimal 100 (seratus). Angka maksimal 100 merupakan kriteria ketuntasan ideal.
Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan
orang tua peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
penilaian di SMK Al-Jihad Jakarta berhak untuk mengetahuinya. Sekolah melakukan
sosialisasi agar informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik dan atau
orang tuanya. Penetapan KKM SMK Al-Jihad Jakarta merupakan kegiatan pengambilan
keputusan yang dilakukan melalui metode kuantitatif dengan mempertimbangkan
kemampuan akademik dan pengalaman pendidik mengajar mata pelajaran.
Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis
ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan
kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai ketuntasan
kompetensi dasar dan standar kompetensi. Kriteria ketuntasan minimal setiap
Kompetensi Dasar (KD) merupakan rata-rata dari indikator yang terdapat dalam
Kompetensi Dasar tersebut. Peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan
belajar untuk KD tertentu apabila yang bersangkutan telah mencapai ketuntasan
belajar minimal yang telah ditetapkan untuk seluruh indikator pada KD tersebut.
Kriteria ketuntasan minimal setiap Standar Kompetensi (SK) merupakan rata-rata KKM
Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam SK tersebut. Kriteria ketuntasan minimal
mata pelajaran merupakan rata-rata dari semua KKM-SK yang terdapat dalam satu
semester atau satu tahun pembelajaran. Tingkat kompleksitas, kesulitan/kerumitan
setiap indikator, kompetensi dasar, dan standar kompetensi yang harus dicapai oleh
peserta didik. Suatu indikator dikatakan memiliki tingkat kompleksitas tinggi, apabila
dalam pencapaiannya didukung oleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi
sebagai berikut:
a. guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan pada
peserta didik;
b. guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang bervariasi;
c. guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang
diajarkan;
d. peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi;
e. peserta didik yang cakap/terampil menerapkan konsep;
f. peserta didik yang cermat, kreatif dan inovatif dalam penyelesaian
tugas/pekerjaan;
g. waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki
tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi, sehingga dalam proses
pembelajarannya memerlukan pengulangan/latihan;
h. tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta didik
dapat mencapai ketuntasan belajar.
i. Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran
pada masing-masing sekolah.
j. Sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang
harus dicapai peserta didik seperti perpustakaan, laboratorium, dan alat/bahan
untuk proses pembelajaran;
Ketersediaan tenaga, manajemen sekolah, dan kepedulian stakeholders sekolah.
Tingkat kemampuan (intake) rata-rata peserta didik didasarkan pada hasil seleksi pada
saat penerimaan peserta didik baru, khususnya nilai ujian nasionalnya. Sedangkan
penetapan intake di kelas XI dan XII berdasarkan kemampuan peserta didik di kelas
sebelumnya. Secara rinci KKM seluruh mata pelajaran di SMK Al-Jihad Jakarta dapat
dilihat pada lampiran tersendiri yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan
dokumen kurikulum ini. KKM dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB).
Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis
ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan
kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai ketuntasan
7. Kriteria Kelulusan
C. Muatan Lokal
1. Muatan Lokal
3. Penumbuhan Karakter
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diampu oleh
guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat,
dan minat setiap peserta didik sesuai dengan Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib
dan Pilihan yang ditetapkan oleh sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan
atau dibimbing oleh konselor, guru pembina, atau tenaga kependidikan yang dapat
dilakukan dalam bentuk kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan
4. Literasi
Kegiatan 15 Menit Membaca
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomer 23 Tahun 2015
tentang Penumbuhan Budi Pekerti mengamanatkan warga sekolah untuk
membaca selama 15 menit sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Membaca
buku nonteks pelajaran merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan budi
pekerti karena buku-buku tersebut merupakan sarana yang efektif untuk
mengajarkan nilai moral tanpa menggurui. Selain itu, kegiatan membaca
membuat lingkungan sekolah menyenangkan karena warga sekolah dapat
memilih bacaan yang sesuai dengan minat mereka
Sedangkan untuk program Literasi yang di programkan di SMK Al-Jihad
adalah selain gerakan literasi membaca buku kami juga menggalakkan literasi Al-
Quran setiap pagi sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.
Tujuan Pembiasaan 15 menit Membaca:
1) Menjadikan seluruh warga sekolah sebagai pembelajar sepanjang hayat
agar mampu mengembangkan potensi diri seutuhnya.
2) Memberi pengalaman membaca yang menyenangkan kepada peserta didik
Prinsip-Prinsip pembiasaan 15 menit membaca sebelum pembelajaran:
1) Manajemen Sekolah menetapkan waktu 15 menit membaca sebelum
pembelajaran setiap hari
2) Buku yang dibaca adalah buku nonpelajaran.
3) Peserta didik dapat diminta membawa Al-Quran sendiri dari rumah.
Otomatisasi & Tata Kelola Perkantoran 54 Tahun Pelajaran 2020/2021
KTSP SMK Al-Jihad Jakarta
4) Buku yang dibaca adalah pilihan peserta didik sesuai minat dan
kesenangannya.
5) Kegiatan membaca Al-Quran di tahap pembiasaan tidak diikuti oleh tugas-
tugas yang bersifat tagihan/penilaian
6) Kegiatan membaca di tahap pembiasaan berlangsung dalam suasana yang
santai, tenang, dan menyenangkan. Suasana ini dapat dibangun melalui
pengaturan tempat duduk, pencahayaan yang cukup terang dan nyaman
untuk membaca, poster-poster tentang pentingnya membaca.
7) Dalam kegiatan 15 menit membaca, guru juga ikut membaca buku selama
15 menit.
ini penting, karena guru merupakan “figur central” bagi siswa); dan (i)
memberikan informasi tentang cara-cara mempelajari mata pelajaran yang
diberikannya secara efektif.
d. Berkolaborasi (Kerjasama) dengan Orang Tua
Dalam upaya meningkatkan kualitas peluncuran program bimbingan,
konselor perlu melakukan kerjasama dengan para orang tua siswa. Kerjasama ini
penting agar proses bimbingan terhadap siswa tidak hanya berlangsung di
sekolah, tetapi juga oleh orang tua di rumah. Melalui kerjasama ini
memungkinkan terjadinya saling memberikan informasi, pengertian, dan tukar
pikiran antar konselor dan orang tua dalam upaya mengembangkan potensi
siswa atau memecahkan masalah yang mungkin dihadapi siswa. Untuk
melakukan kerjasama dengan orang tua ini, dapat dilakukan beberapa upaya,
seperti : (1) kepala sekolah atau komite sekolah mengundang para orang tua
untuk datang ke sekolah (minimal satu semester satu kali), yang
pelaksanaannnya dapat bersamaan dengan pembagian rapor, (2) sekolah
memberikan informasi kepada orang tua (melalui surat) tentang kemajuan
belajar atau masalah siswa, dan (3) orang tua diminta untuk melaporkan
keadaan anaknya di rumah ke sekolah, terutama menyangkut kegiatan belajar
dan perilaku sehari-harinya.
2. Strategi Layanan Responsif
a. Konsultasi
Konselor memberikan layanan konsultasi kepada guru, orang tua, atau pihak
pimpinan sekolah dalam rangka membangun kesamaan persepsi dalam
memberikan bimbingan kepada para siswa.
b. Konseling Individual atau Kelompok
Pemberian layanan konseling ini ditujukan untuk membantu para siswa
yang mengalami kesulitan, mengalami hambatan dalam mencapai tugas-tugas
perkembangannya. Melalui konseling, siswa (klien) dibantu untuk
mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, penemuan alternatif pemecahan
masalah, dan pengambilan keputusan secara lebih tepat. Konseling ini dapat
dilakukan secara individual maupun kelompok. Konseling kelompok
dilaksanakan untuk membantu siswa memecahkan masalahnya melalui
sosial, pendidikan dan karir yang diperolehnya untuk (1) merumuskan tujuan,
dan merencanakan kegiatan (alternatif kegiatan) yang menunjang
pengembangan dirinya, atau kegiatan yang berfungsi untuk memperbaiki
kelemahan dirinya; (2) melakukan kegiatan yang sesuai dengan tujuan atau
perencanaan yang telah ditetapkan, dan (3)mengevaluasi kegiatan yang telah
dilakukannya.
4. Strategi untuk Dukungan Sistem
a. Pengembangan Professional
Konselor secara terus menerus berusaha untuk “meng-update”
pengetahuan dan keterampilannya melalui (1) in-service training, (2) aktif dalam
organisasi profesi, (3) aktif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah, seperti seminar dan
workshop (lokakarya), atau (4) melanjutkan studi ke program yang lebih tinggi
(Pascasarjana).
b. Pemberian Konsultasi dan Berkolaborasi
Konselor perlu melakukan konsultasi dan kolaborasi dengan guru, orang tua,
staf sekolah lainnya, dan pihak institusi di luar sekolah (pemerintah, dan swasta)
untuk memperoleh informasi, dan umpan balik tentang layanan bantuan yang
telah diberikannya kepada para siswa, menciptakan lingkungan sekolah yang
kondusif bagi perkembangan siswa, melakukan referal, serta meningkatkan
kualitas program bimbingan dan konseling. Dengan kata lain strategi ini
berkaitan dengan upaya sekolah untuk menjalin kerjasama dengan unsur-unsur
masyarakat yang dipandang relevan dengan peningkatan mutu layanan
bimbingan. Jalinan kerjasama ini seperti dengan pihak-pihak (1) instansi
pemerintah, (2) instansi swasta, (3) organisasi profesi, seperti ABKIN (Asosiasi
Bimbingan dan Konseling Indonesia), (4) para ahli dalam bidang tertentu yang
terkait, seperti psikolog, psikiater, dokter, dan orang tua siswa, (5) MGBK
(Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling), dan (6) Depnaker (dalam rangka
analisis bursa kerja/lapangan pekerjaan).
c. Manajemen Program
Suatu program layanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan
tercisekolaha, terselenggara, dan tercapai bila tidak memiliki suatu sistem
pengelolaan (manajemen) yang bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas,
sistematis, dan terarah. Mengenai arti manajemen itu sendiri Stoner (1981)
mengemukakan pendapatnya sebagai berikut: “Management is the process of
planning, organizing, leading and controlling the efforts of organizing members
and of using all other organizational resources to achieve stated organizational
goals”.
Berikut diuraikan aspek-aspek sistem manajemen program layanan bimbingan
dan konseling.
1) Kesepakatan Manajemen
Kesepakatan manajemen atas program bimbingan dan konseling sekolah
diperlukan untuk mejamin implementasi program dan strategi peluncuran dalam
memenuhi kebutuhana siwa dapat dilakukan secara efektif. Kesepakatan ini
menyangkut pula proses meyakinkan dan mengembangkan komitmen semua
pihak di lingkungan sekolah bahwa program bimbingan dan konseling sebagai
bagian terpadu dari keseluruhan program sekolah.
2) Keterlibatan Stakeholder
Komite Sekolah sebagai representasi masyarakat atau stakeholder
memerlukan penyadaran dan pemahaman akan keberadaan dan pentingnya
layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
3) Manajemen dan Penggunaan Data
Program bimbingan dan konseling komprehensif didukung oleh data.
Penggunaan data di dalam layanan bimbingan dan konseling akan menjamin
setiap siswa memperoleh manfaat dari layanan bimbingan dan konseling.
Konselor harus menunjukkan bahwa setiap aktivitas diimplementasikan sebagai
bagian dari keutuhan program bimbingan dan konseling yang didasarkan atas
analisis cermat terhadap kebutuhan, prestasi, dan data terkait siswa lainnya.
Data yang diperoleh dan digunakan perlu diadministrasikan dengan baik dan
cermat. Manajemen data dilakukan secara manual maupun komputer. Dalam
era teknologi informasi, manjemen data siswa dilakukan secara komputer.
Database siswa perlu dibangun dan dikembangkan agar perkembangan setiap
siswa dapat dengan mudah dimonitor. Penggunaan data siswa dan lingkungan
sekolah yang tertata dan dikelola dengan baik untuk kepentingan memonitor
kemajuan siswa, akan menjamin seluruh siswa menerima apa yang mereka
hasanah”.
8. Bertanggung jawab memberikan layanan bimbingan
pada siswa dengan perbandingan 1 : 150 orang
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan dengan
mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun ajaran. Kalender pendidikan adalah
pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran
yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran
efektif dan hari libur. Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan
pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Minggu efektif
belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran pada
setiap satuan pendidikan. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran
setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk
muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri. Waktu libur adalah
waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan
pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar
semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-
hari besar nasional, dan hari libur khusus.
Sesuai dengan Standar Isi, maka dalam Pengembangan Kalender Pendidikan SMK Al-
Jihad Jakarta sebagai berikut:
A. Permulaan Dan Akhir Tahun Pelajaran
Tahun pelajaran 2020/2021 dimulai hari Senin, tanggal 13 Juli 2020 dan berakhir hari
Jumat tanggal 24 Juni 2021.
B. Hari Pertama Masuk Sekolah
Hari pertama masuk sekolah bagi peserta didik kelas X berlangsung 3 (tiga) hari kerja
terhitung mulai tanggal 13 sampai dengan 15 Juli 2020 diisi dengan Masa Pengenalan
Lingkungan Sekolah (MPLS) sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
C. Waktu Kegiatan Pembelajaran
a. Kegiatan pembelajaran bagi kelas X dimulai hari Senin tanggal 20 Juli 2020.
b. Kegiatan pembelajaran bagi kelas XI dan XII dimulai hari Senin tanggal 13 Juli
2020.
NO TANGGAL KETERANGAN
12 01 Mei 2021 Hari Buruh Internasional
13 13 – 14 Mei 2021 Hari Raya Idul Fitri 1442 H
14 26 Mei 2021 Hari Raya Waisak
15 01 Juni 2021 Hari Lahir Pancasila
d. Libur semester ganjil mulai hari Senin tanggal 21 Desember 2020 dan berakhir
hari Sabtu tanggal 02 Januari 2021.
e. Libur semester genap mulai hari Senin tanggal 28 Juni 2021 dan berakhir hari
Sabtu tanggal 10 Juli 2021.
Terlampir
BAB V
PENUTUP
Kurikulum SMK Al-Jihad Jakarta yang telah tersusun ini akan menjadi pedoman bagi
sekolah sesuai dengan tuntutan penjaminan SMK, maka penyesuaian-penyesuaian akan
terus dilakukan terutama pada proses adaptasi/adopsi dan pengayaan sehingga tercapai
tujuan kurikulum yang diharapkan.
Sejalan dengan harapan di atas, maka dukungan dari berbagai pihak akan terus
dibutuhkan demi pencapaian kesempurnaan kurikulum ini. Tanpa dukungan yang nyata
tentu akan berat bagi sekolah untuk memenuhi harapan semua pihak. Oleh karena itu, kita
semua berharap ada sinergi seluruh potensi stakeholders sekolah dalam mencapai tujuan
yang dimaksud.
LAMPIRAN