DOSEN PENGAMPUH
Supartin, S.Pd, M.Pd
DISUSUN OLEH
Kelompok 5
Merlinda Apriyani (4214180007)
Paulutu
Fira Lakoro (421418015)
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas dari mata kuliah Telaah Kurikulum dan Buku Teks Fisika dengan judul “
Menelaah Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses dan Standar Penilaian Kurikulum
2013 “.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................1
1.3 Tujuan Pembahasan.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 KTSP dan Kurikulum 2013.............................................................................................3
2.2 Menelaah Standar kompetensi lulusan (SKL)
Pada KTSP dan Kurikulum 2013...................................................................................3
2.2.1 Tujuan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)........................................................3
2.2.2 Perbedaan Standar kompetensi lulusan (SKL)
kurikulum KTSP dan kurikulum 2013.................................................................4
2.3 Menelaah Standar Proses Pada KTSP dan Kurikulum 2013.......................................5
2.3.1 Beberapa Permasalahan Pada Standar Proses Ktsp 2006...................................5
2.3.2 Upaya Perbaikan Standar Proses Ktsp Pada Kurikulum 2013..........................7
2.4 Menelaah Standar Penilaian Pada KTSP dan Kurikulum 2013..................................10
2.4.1 Penilaian KTSP........................................................................................................10
............................................................................................................................................
2.4.2 Penilaian Kurikulum 2013......................................................................................11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................12
3.2 Saran................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Sekolah merupakan salah satu sistem pendidikan yang berfungsi untuk membantu
meningkatkan kualitas SDM sehingga mampu mengubah pola pikir dan kreativitas untuk
meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian. Sekolah dibuat oleh pemerintah di bidang
pendidikan dengan berlandasan operasionalnya adalah kurikulum. Kurikulum dibentuk bertujuan
untuk mencapai tujuan bangsa dan negara Indonesia.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang tujuan, isi dan bahan
pelajaran yang dikembangkan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional
serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta
didik serta kebutuhan lapangan kerja.
1
2. Bagaimana perbedaan Standar Kompetensi Lulusan di KTSP dan kurikulum2013?
3. Bagaimana perbedaan Standar Proses dan Standar Penilaian di KTSP dan
kurikulum2013?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU sisdiknas No. 20 Tahun 2003). Kurikulum
adalah sesuatu program pendidikan yang drencanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu (Surachmad, 1977). Dari pengertian-pengertian yang adadapat ditarik
kesimpulan bahwa kurikulum adalah program yang direncakan dandigunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan PP No. 19 Tahun 2005 pasal 1 ayat 15 dan PP No. 32Tahun 2013 pasal 1
ayat 20 menyatakan bahwa Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP) adalah kurikulum
operasional yang disusun oleh dandilaksanakan di setiap satuan pendidikan. Kurikulum tersebut
dilaksanakan dandikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan keadaan sekolah sesuai
denganStandar Nasional Pendidikan (SNP) yang telah ditetapkan pemerinta.
Perbedaan pada kurikulum yang ada pada PP No.19 Tahun 2005 dengan PP No.32 Tahun
2013 adalah pada Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang telah dirubah atau disempurnakan.
SNP yang disempurnakan meliputi Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proses, Standar
Isi, dan StandarPenilaian. Perbandingan antara Standar Kompetensi Lulusan yang ada pada PP
No 19 Tahun 2005 dengan PP No 32 tahun 2013 kemudian diatur dalamPermendikbud No. 54
Tahun 2013.
2.2 Menelaah Standar kompetensi lulusan (SKL) Pada KTSP dan Kurikulum 2013
2.1.1 Tujuan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
3
3. Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlakmulia, serta keterampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
Pada PP No. 32 Tahun 2013 sesungguhnya masih tetap ada pasal 26 seperti yang
disebutkan pada PP No. 19 Tahun 2005. Perbedaan ada penambahan antara pasal 2 dan 3 yang
kemudian disebut pasal 2A yang bunyinya seperti yang tertulis tersebut di atas. Pada kurikulum
2013 sesuai dengan PP No. 32 Tahun2013 dan Permendikbud No. 54 Tahun 2013 sudah ada
dasar hukum yang menganjurkan bahwa standar pendidikan yang lain disusun dengan mengacu
pada SKL. Hal ini berbeda pada PP No. 19 Tahun 2005 dimana SKL mengacu pada SK (Standar
Kompetensi) dan KD (Kompetensi Dasar) setiap mata pelajaran.
2.2.2 Perbedaan Standar kompetensi lulusan (SKL) kurikulum KTSP dan kurikulum 2013
Beberapa perbedaan antara standar kompetensi lulusan (SKL) dalam KTSP dan
kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:
SKL terdiri dari setiap mata pelajaran, setiap Hanya ada 1 SKL pada setiap jenjang kelas
mata pelajaran memiliki SK dan KD sendiri, yang menjadi acuan untuk semua mata
disetiap jenjang kelas. pelajaran.
Menitikberatkan pada kemampuan kognitif, Pembelajaran lebih menekankan pendidikan
sehingga beban belajar terlalu berat. karakter. Adanya keseimbangan antara soft
skill dan hard skill.
Pembentukan karakter belum secara jelas Pendidikan karakter sudah dimunculkan dalam
diuraikan dalam SKL, hanya dimunculkan SKL dalam ranah K11 (religious), dan K12
dalam silabus dan RPP. (sikap sosial individual).
Pembelajaran bersifat pasif dan abstrak . Pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah
yang bersifat interaktif, menyelidiki konteks
dunia nyata.
SKL diuraikan berasal dari standar isi. SKL diuraiakan berdasarkan kebutuhan,
dimanan SKL digunakan sebagai dasar untuk
mengembangkan 7 SNP yang lainnya.
Terdapat pemisahan antara mata pelajaran Semua mata pelajaran harus mampu
sikap, keterampilan, dan pembentukan membentuk sikap, keterampilan, dan
pengetahuan. pengetahuan.
Potensi diuraikan dari mata pelajaran. Mata pelajaran diuraikan dari kompetensi yang
4
ingin dicapai
Mata pelajaran terpisah – terpisah sehingga Semua mata pelajaran disatukan oleh K1
terlihat seperti kumpulan mata pelajaran. disetiap kelas.
Mata pelajaran belum relevan dengan Sesuai dengan perkembangan anak, mata
kompetensi yang dibutuhkan terlalu berat dan pelajarannya esensial, dan sesuai dengan yang
terlalu luas. dibutuhkan.
Cakupan SKL terdiri dari satuan pendidikan, Cakupan SKL untuk semua satuan pendidikan
mata pelajaran, dan kelompok mata pelajaran. yang meliputi mata pelajaran, jenjang kelas,
maupun kelompok pelajaran.
Penjurusan dimulai ketika kelas XI SMA. Tersedia kelompok permintaan (sebagai ganti
Tidak tersedia mata pelajaran pilihan antar pejurusan) dan pilihan antar kelompok
jurusan peminatan dan bebas pada awas masuk sekolah
SMA.
6
Dampaknya adalah guru memilih metode dan mendesaian pembelajaran cenderung
hanya berorientasi pada buku teks yang ada. Sementara, ada pihak sekolah yang
menggunakan buku teks yang disusun/diterbitkan penerbit di luar daerahnya.
Contoh, sekolah-sekolah di luar pulau Jawa umumnya menggunakan buku terbitan
Erlangga, Tiga Serangkai, dan penerbit lain yang ada di pulau Jawa.
Idealnya tujuan desain pembelajaran adalah menata situasi belajar dalam kelas agar
siswa memperoleh kesempatan belajar yang efektif untuk mencapai kompetensi
tertentu. Seharusnya, faktor siswa lebih dipertimbangkan dengan mendesain
pembelajaran sesuai dengan realita kehidupan siswa atau lingkungan hidup siswa
pada satuan pendidikan. Artinya, pembelajaran harus bersifat kontekstual, bukan
hanya membahas materi yang termuat dalam buku pelajaran, yang belum tentu
sesuai konteks satuan pendidikan.
Orientasi pembelajaran seharusnya memberdayakan siswa, bukan sekedar
menuntaskan materi dalam satu buku pelajaran. Salah satu faktor yang
mempengaruhi hal ini adalah masih terdapat kecenderungan satuan pendidikan
menyusun kurikulum tanpa mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan,
kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah.
6. Buku teks hanya memuat materi bahasan
Pada KTSP 2006, buku teks sebagai sumber belajar berupa hanya memuat materi
bahasan. Bukut teks tidak disertai dengan proses (metode) pembelajaran dan sistem
penilaian. Hal ini oleh sebagian guru diterapkan secara kaku. Penilaian monoton
hanya dengan tes, sehingga siswa hanya terangsang untuk mengembangkan aspek
kognitif saja. Penilaian sikap dan keterampilan umumnya tidak dilakukan.
Jika dibiarkan, proses seperti ini akan menghasilkan out come pendidikan yang
memiliki pengetahuan tetapi tidak diimbangi oleh keterampilan. Dengan kata lain,
lulusan suatu lembaga pendidikan hanya dibekali soft skill, tidak diimbangi hard
skill. Sehingga di tengah masyarakat, ilmu yang diperoleh akan menjadi mubasir,
siswa sulit menerapkan konsep ilmu yang telah dipelajarinya karena hard skill yang
tak terdidik. Situasi ini menciptakan anomali produk pendidikan di tengah
masyarakat, sehingga pendidikan kita dianggap gagal.
Di tengah masyarakat, tuntutan kualitas siswa secara utuh sebagai manusia harus
mencakup tiga aspek kompetensi: (1) sikap, (2) pengetahuan, dan (3) keterampilan. Untuk
mengatasi kelemahan KTSP 2006, pemerintah menyusun kurikulum 2013 dengan perubahan
Standar Proses sebagai berikut:
7
tuntutan kurikulum dilengkapi dengan mencipta. Sebelumnya, eksplorasi, elaborasi dan
konfirmasi tentu terjadi melalui proses mengamati, menanya, mengolah, menalar,
menyajikan, dan menyimpulkan.
Tuntutan sikap pada bagian inti RPP berarti membina (langsung) siswa untuk
menjalankan sikap yang sesuai karakter bangsa. Dengan demikian, kurikulum 2013
mendukung pendidikan karakter.
Dengan tuntutan mencipta, maka siswa dirangsang bukan hanya untuk menguasai konsep
ilmu saja. Dengan pengalaman (langsung) siswa digembleng untuk memperoleh
keterampilan sesuai kemampuan belajarnya. Perbedaan proses belajar ini digambarkan
sebagai berikut:
2. Mengganti sistim penjurusan dengan sistim peminatan tingkat SMA
Sistem penjurusan berarti telah ada satu paket mata pelajaran dalam satu jurusan (IPA,
Bahasa, atau IPS). Artinya, siswa hanya belajar mata pelajaran yang menjadi jurusannya
sekalipun materi pelajaran itu tidak diminati. Pada kurikulum 2013, proses belajar diubah
seiring perubahan standar isi di mana ada kelompok: (1) mata dan (2) mata pelajaran
pilihan. Ketentuan pengambilan mata pelajaran wajib dan pilihan sebagai berikut:
a) Untuk SMA dan SMK
Semua peserta didik wajib mengikuti mata pelajaran wajib kelompok A
dan kelompok B
Pramuka adalah ekstra kurikuler wajib demi keterlibatan siswa dalam
kegiatan kemasyarakatan dan lingkungan.
b) Untuk SMA
Setiap peserta didik memilih salah satu perminatan (matematika dan
sains, IPS atau bahasa) sesuai dengan pendidikan lanjutan yang akan
dipilih
Setiap peserta didik wajib mengikuti 40 jam pelajaran perminggu, terdiri
dari 18 jam pelajran wajib, 16 jam pelajaran peminatan, dan 6 jam
pelajran pilihan.
3. Mengubah pendekatan pembelajaran yakni:
• Tematik Integratif
Pendekatan tematik dan/atau tematik terpadu: tiap mata pelajaran membuat pembelajaran
secara terintegratif terpadu. Artinya KD antar mata pelajaran tidak berjalan sendiri-
sendiri dan tidak saling mengabaikan, tetapi diikat oleh tuntutan pembentukan
kompetensi inti: sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan
(Poerwadarminta, 1983; dalam Kemdikbud, 2012). Dengan tema diharapkan akan
memberikan banyak keuntungan, di antaranya:
Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu
Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai
kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama
8
pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan
kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata
pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa
Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi
disajikan dalam konteks tema yang jelas
Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata,
untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus
mempelajari matapelajaran lain
guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik
dapat dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan,
waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau
pengayaan.
9
Jumlah waktu pelajaran pada kelas
Kurikulum
I II III IV V VI
KTSP 2006 26 27 28 32 32 32
K13 30 32 34 36 36 36
(disadur dari Bahan Uji Publik Kurikulum 2013)
Penilaian dalam KTSP adalah penilaian otentik yaitu penilaian yang secara langsung
bermakna, dalam arti bahwa apa yang dinilai memang demikian yang sesungguhnya
terjadi dan dapat terjadi dalam kehidupan sehari-hari. penilaiannya lebih dominan pada
aspek pengetahuan. Penilaian otentik mengharuskan pembelajaran berpusat pada siswa
sebab pelaku belajar adalah siswa. Sifat-sifat penilaian otentik:
Berbasis kompetensi yaitu penilaian yang mampu memantau kompetensi siswa.
Individual, dapat secara langsung mengukur kemampuan individu.
Berpusat pada siswa, karena direncanakan, dilakukan dan dinilai oleh siswa
sendiri, mengungkapkan seoptimal mungkin kelebihan individu dan juga
kekurangannya.
Tak terstruktur dan open-ended, penyelesaian tugas-tugas otentik tidak bersifat
uniformed dan klasikal. Juga kinerja yang dihasilkan tidak harus sama antar
individu di suatu kelompok atau kelas.
Terintegrasi dengan proses pembelajaran, sehingga siswa tidak selalu dalam
situasi tes yang menegangkan.
On-going atau berkelanjutan, oleh karena itu penilaian harus secara langsung
dilaksanakan pada saat proses pembelajara.
10
Penilaian pada Kurikulum 2013 adalah penilaian otentik, yaitu mengukur semua
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil.
Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria (PAK). PAK
merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan
minimal (KKM). Dalam kurikulum 2013 mengisyarakatkan penggunaan penilaian otentik
(authentic assesment), dimana siswa dinilai kesiapannya, proses, dan hasil belajar secara
utuh.
Diantara teknik dan isntrumen penilaian dalam kurikulum 2013 sebagai berikut :
Penilaian kompetensi sikap
Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian
diri, penilaian “teman sejawat”(peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal.
Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian
antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.
Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
Penilaian Kompetensi Keterampilan
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu
penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi
tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio.
Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale)
yang dilengkapi rubrik.
BAB III
11
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Kurikulum dilaksanakan dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan keadaan
sekolah sesuai dengan Standar nasional pendidikan (SNP) yang telah ditetapkan pemerintah.
Perbedaan KTSP dan kurikulum 2013 terletak pada penyempurnaan SNP yang menyusun
didalamnya diantaranya Standar kompetensi lulusan (SKL), isi, proses dan penilaian.
Beberapa perbedaan antara standar kompetensi lulusan (SKL) dalam KTSP dan
kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:
SKL terdiri dari setiap mata pelajaran, setiap Hanya ada 1 SKL pada setiap jenjang kelas
mata pelajaran memiliki SK dan KD sendiri, yang menjadi acuan untuk semua mata
disetiap jenjang kelas. pelajaran.
Menitikberatkan pada kemampuan kognitif, Pembelajaran lebih menekankan pendidikan
sehingga beban belajar terlalu berat. karakter. Adanya keseimbangan antara soft
skill dan hard skill.
Pembentukan karakter belum secara jelas Pendidikan karakter sudah dimunculkan dalam
diuraikan dalam SKL, hanya dimunculkan SKL dalam ranah K11 (religious), dan K12
dalam silabus dan RPP. (sikap sosial individual).
Pembelajaran bersifat pasif dan abstrak . Pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah
yang bersifat interaktif, menyelidiki konteks
dunia nyata.
SKL diuraikan berasal dari standar isi. SKL diuraiakan berdasarkan kebutuhan,
dimanan SKL digunakan sebagai dasar untuk
mengembangkan 7 SNP yang lainnya.
Terdapat pemisahan antara mata pelajaran Semua mata pelajaran harus mampu
sikap, keterampilan, dan pembentukan membentuk sikap, keterampilan, dan
pengetahuan. pengetahuan.
Potensi diuraikan dari mata pelajaran. Mata pelajaran diuraikan dari kompetensi yang
ingin dicapai
Mata pelajaran terpisah – terpisah sehingga Semua mata pelajaran disatukan oleh K1
terlihat seperti kumpulan mata pelajaran. disetiap kelas.
Mata pelajaran belum relevan dengan Sesuai dengan perkembangan anak, mata
kompetensi yang dibutuhkan terlalu berat dan pelajarannya esensial, dan sesuai dengan yang
terlalu luas. dibutuhkan.
Cakupan SKL terdiri dari satuan pendidikan, Cakupan SKL untuk semua satuan pendidikan
mata pelajaran, dan kelompok mata pelajaran. yang meliputi mata pelajaran, jenjang kelas,
maupun kelompok pelajaran.
12
Penjurusan dimulai ketika kelas XI SMA. Tersedia kelompok permintaan (sebagai ganti
Tidak tersedia mata pelajaran pilihan antar pejurusan) dan pilihan antar kelompok
jurusan peminatan dan bebas pada awas masuk sekolah
SMA.
Pada KTSP, proses penilaian lebih dominan pada aspek pengetahuan. Pada Kurikulum
2013, penilaian dilakukan secara otentik dengan mengukur semua kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil.
3.2 Saran
Diharapkan kepada pembaca agar dapat memahami tentang kurikulum yang digunakan
pada sistem pendidikan sekarang ini.
13
DAFTAR PUSTAKA
Bahan Uji Publik Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
14