Anda di halaman 1dari 9

Proposal Terapi Aktivitas Kelompok

Kebersihan diri: hand hygiene


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa

Disusun oleh
1. Wury Yulyana Astuti (P1337420517013)
2. Nur Janatul Fitriani (P1337420517031)
3. Afifatul Maulidina (P1337420517032)
4. Ayu Endri Cahyani (P1337420517033)
5. Windy Putri Junia R (P1337420517034)

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


PRODI DIII KEPERAWATAN MAGELANG
2019
Rancangan Terapi Aktivitas Kelompok
Fokus : kebersihan diri: hand hygiene
I. Tujuan
A. Umum : klien mampu memahami pentingnya kebersihan diri: hand hygiene
B. Khusus :
1. Klien mampu memahami pentingnya hand hygiene
2. Klien mampu memahami cara hand hygiene yang baik
3. Klien mampu memahami peralatan yang dibutuhkan untuk hand hygiene
4. Klien mampu hand hygiene dengan baik
II. Landasan Teoritis
Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada kelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di
dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan
dan menjadi tempat klien melatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku
yang maladaptif.
Wisma Abiyasa adalah salah satu wisma yang terdapat di Rsj Prof.Dr. Soerojo
Magelang. Lansia yang berada di Wisma Abiyasa pada umumnya adalah lansia yang
berjenis kelamin laki-laki dengan masalah gangguan jiwa dengan berbagai masalah
keperawatan. Lansia yang berada di Wisma Abiyasa adalah lansia yang sudah dapat
beraktivitas secara mandiri dan ada beberaapa yang masih membutuhkan bantuan dalam
perawatan diri sehari-hari. . Dalam kesehariannya, lansia menghabiskan waktu teman
yang ada dalam satu wisma..
Dari aspek kesehatan masyarakat, khususnya pola penyebaran penyakit menular,
cukup banyak penyakit yang dapat dicegah melalui kebiasan atau perilaku higienes
dengan cuci tangan pakai sabun (CTPS), seperti misal penyakit diare, typhus perut,
cacingan, flu burung, dan bahkan flu babi yang kini cukup menghebohkan dunia. Seperti
halnya perilaku buang air besar sembarangan, perilaku cuci tangan, terlebih cuci tangan
pakai sabun merupakan masih merupakan sasaran penting dalam promosi kesehatan,
khususnya terkait perilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini disebabkasn perilaku tersebut
masih sangat rendah. Maka dari itu diperlukan suatu tindakan untuk mencegah penularan
penyakit khususnya pada lansia, yaitu dengan cara melakukan terapi aktivitas kelompok
(TAK) mengenai pola hidup bersih dan sehat.

III. Tempat : Wisma Abiyasa RSJ PROF DR SOEROJO MAGELANG


Tanggal : Selasa, 06 Agustus 2019
Pukul : 08.00-selesai WIB
IV. Anggota Kelompok
A. Jumlah anggota: 7 orang
1. Tn. A
2. Tn. B
3. Tn. C
4. Tn. D
5. Tn. E
6. Tn. F
7. Tn. G
B. Kriteria anggota:
1. Penderita dengan gangguan dalam defisit perawatan diri
2. Penderita dengan gangguan dalam defisit perawatan diri yang sudah dapat
berinteraksi dengan orang lain.
3. Penderita kooperatif.
4. Dapat berkomunikasi verbal dengan baik.
5. Kondisi fisik dalam keadaan sehat.

IV. Terapis
A. Jumlah Terapis: 5 orang
B. Pembagian Tugas;
1) Mahasiswa sebagai leader
2) Mahasiswa sebagai co leader
3) Fasilitator:
4) Mahasiswa sebagai observer
C. Pembagian Peran:
a. Leader
1) Menyusun rencana aktivitas dalam kelompok (proposal).
2) Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan
3) Memfasilitasi setiap anggota untuk mengekspresikan perasaan, mengajukann
pendapat dan memberikan umpan balik.
4) Sebagai role model
5) Memotivasi setiap anggota untuk mengemukakan pendapat dan memberikan
umpan balik.
b. Co leader
1) Membantu leader dalam mengorganisir angota kelompok
2) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader atau sebaliknya
3) Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang

c. Fasilitator
1) Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dan memotivasi
anggota
2) Memfokuskan kegiatan
3) Membantu mengkoordinasikan anggota kelompok
4) Mengatur jalannya aktivitas kelompok
5) Membantu kelompok berperan aktif
6) Berperan sebagai role model bagi klien selama proses aktivitas kelompok
7) Mengantisipasi masalah yang akan terjadi

d. Observer
1) Mengobservasi semua respon klien
2) Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan perilaku klien
3) Memberi umpan balik pada kelompok.
4) Waktu : Dari pukul 09 : 00 S/d 10 : 30 (90 menit)
5) Tempat : Ruang Antasena 1
e. Setting perawat dan klien

L
F Co
K6 K1

F F

K5 K2

F F
K4 K3 O
F o

Keterangan : 
L     : Leader
Co : Wakil Leader
K    : Klien
F     : Fasilitator
O    : Observer
Posisi Klien saling berhadapan
V. Proses Seleksi
a. Berdasarkan observasi perilaku sehari-hari pasien yang dikelola oleh perawat.
b. Berdasarkan informasi dan diskusi mengenai prilaku pasien sehari-hari serta
kemungkinan dilakukan terapi kelompok pada pasien tersebut dengan perawat
ruangan.
c. Melakukan kontak pada pasien untuk mengikuti aktivitas yang akan dilakukan

VI. Metode
1) Dinamika kelompok
2) Diskusi dan tanya jawab

VII. Pembagian Sesi


Sesi I : Pengenalan Orang
A. Tujuan:
1) Klien mampu mengenal nama-nama perawat
2) Klien mampu menyebutkan nama lengkap klien lain
3) Klien mampu menyebutkan nama panggilan klien lain
4) Klien mampu menyebutkan asal klien lain
5) Klien mampu menyebutkan hobi klien lain
B. Jenis Kegiatan:
1) Dinamika kelompok
2) Diskusi dan tanya jawab
C. Alat dan Media :
1) Pulpen
2) Kertas karton                             
3) Boneka
4) Handphone dan MP3
D. Langkah-langkah Kegiatan
a. Persiapan
1) Memilih klien sesuai dengan indikasi
2) Membuat kontrak dengan klien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Tahap Orientasi
1) Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
2) Evaluasi/validasi
Menayakan perasaan klien saat ini.
3) Kontrak
a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal orang
b) Terapis menjelaskan aturan terapi berikut :
(1) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin
kepada terapis.
(2) Lama kegiatan 45 menit.
(3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
b. Tahap kerja
1) Terapis membagikan papan nama untuk masing-masing klien.
2) Terapis meminta masing-masing klien menuliskan nama panggilan di papan
nama yang dibagikan.
3) Terapis meminta masing-masing klien memperkenalkan diri secara berurutan,
searah jarum jam dimulai dari terapis, meliputi menyebutkan : nama lengkap,
nama panggilan, asal dan hobi.
4) Terapis menjelaskan langkah-langkah berikutnya : musik akan dinyalakan, saat
musik didengarkan boneka dipindahkan dari satu klien ke klien yang lain. Saat
musik dihentikan, klien yang memegang benda menyebutkan menyebutkan
nama lengkap, nama panggilan, dan asal. Kemudian klien diminta untuk
menjelaskan tentang cara cuci tangan yang benar.
5) Ulangi langkah 4 sampai semua klien mendapat giliran.
6) Terapis memberi pujian untuk setiap keberhasilan klien dengan mengajak klien
lain bertepuk tangan.

c. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

2) Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk selalu menerapkan 6 langkah cuci tangan

E. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk
TAK hand hygiene, kemampuan klien yang diharapkan adalah dapat melakukan
cuci tangan dengan cara yang benar serta mampu menerapkan 6 langkah cuci
tangan. Formulir evaluasi sebagai berikut :

Sesi 1: TAK cara cuci tangan

Nama klien
No. Aspek yang dinilai
K1 K2 K3 K4 K5 K6
1 Menyebutkan nama
pasien
2 Menyebutkan alamat
pasien
3 Mempraktekkan cara
cuci tangan dengan
benar
4 Menerapkan 6
langkah cuci tangan

Petunjuk :
Dilakukan =1
Tidak dilakukan = 0
Evaluasi keberhasilan klien dan kelompok dalam bentuk presentase.
Dokumentasi
Dokumentasikan pada catatan proses keperaeatan tiap klien. Contoh: klien
mengikuti TAK cuci tangan dengan baik. Klien mampu menyebutkan nama, nama
panggilan, asal, mempraktekkan cara cuci tangan dengan cara yang benar, dan
menerapkan 6 langkah cuci tangan.

F. Rincian Biaya : -

Anda mungkin juga menyukai