Penyusun
Destyani Saumillestari
NIM
4322317020018
Program studi
Pendidikan Bahasa Inggris
Disahkan oleh :
Dosen pembimbing Mahasiswa,
Mengetahui,
Kepala Desa Citorek Tengah
Ajat Sudrajat
Meyetujui,
Ketua STKIP Setia Budhi Rangkasbitung
Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari para dosen dan masyarakat
yang telah membantu proses penyusunan laporan ini. Kami berharap semoga laporan penelitian
ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk para pembaca. Bahkan kami berharap
lebih jauh lagi agar hasil penelitian ini bias dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari oleh
pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui berdasarkan pengalaman
manusia itu sendiri dan pengetahuan akan bertambah sesuai dengan proses pengalaman
yang dialami sedangkan kebudayaan adalah sesuatu yang kompleks yang mencakup
pengetahuan itu sendiri, kepercayaan, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-
kemampuan serta kebiasaan-kebiasaanyang didapatkan oleh manusia sebagai anggota
kemasyarakatan.
Citorek tengah sendiri adalah sub bagian dari wewegkon adat kasepuhan desa
citorek yang mana citorek terbagi menjadi 5 desa diantaranya, citorek tengah, citorek
timur, citorek kidul, citorek sabrang dan citorek barat. Secara geogerafis Desa Citorek
Tengah di sebelah timur berbatasan dengan Desa Citorek Timur dan Desa Citorek
Sabrang, sebelah barat berbatasan dengan Desa Citorek Barat. Sebelah selatan
berbatasan dengan Desa Citorek Kidul (Ciusul). Sebelah utara berbatasan dengan Desa
Cirompang Kecamatan Sobang tepatnya di batasi oleh urat pegunungan Kendeng.
Wilayah Citorek di bagian selatan, untuk dapat tembus langsung menuju arah kota
Kecamatan harus melewati wilayah pegunungan Luhur yang saat ini sudah menjadi
tempat wisata dan dapat dilalui karena askses jalan yang sudah diperbaiki.
2. Tujuan
a. Mengetahui apa yang dimaksud pengetahuan dan kebudayaan
b. Menganalisis letak geografis desa citorek tengah
c. Menganalisis pendidikan dan tingkat pendidikan masyarakat
d. Menganalisis sector ekonomi masyarakat
e. Menganalisis kesehatan masyarakat citorek tengah
f. Menganalisis pemuda dan olahraga
g. Menganalisis potensi perkembangan agrobisis masyarakat desa citorek tengah
h. Menganalisis potensi budaya di desa citorek tengah
i. Menganalisis potesi wisata desa citorek tengah
j. Menganalisis sejarah desa citorek tengah
k. Menganalisis profil budaya masyarakat desa citorek tengah
l. Menganalisis system peralatan dan tekhnologi
m. Menganalisi system pencarian masyarakat desa citorek tengah
n. Menganalisis system bahasa mayarakat desa citorek tengah
o. Menganalisis sitem kalender dan astronomi masyarakat desa citorek tengah
p. Menganalisis system kemasyarakatan
q. Menganalisis system religi masyarakat desa citorek tengah
3. Metode observasi
Metode observasi yang digunakan yaitu wawancara langsung dengan bapak
sukamadi selaku aparatur desa citorek tengah dengan jabatan kepala bidang pertanian,
bapak ating selaku ketua rukun tetangga desa citorek tengah, dan aki omok selaku
kokolot desa citorek tengah. Selain wawancara langsung saya juga mendapat kan
beberapa informasi dari sejumlah media online juga pengetahuan saya sendiri selaku
masyarakat disini.
4. Waktu dan lokasi pengamatan
a. Di kantor desa citorek tengah yang terletak di kp. Nagajaya pada hari selasa, 1
september 2020
b. Di rumah kokolot desa citorek tengah yaitu aki omok pada hari kamis, 3 september
2020
c. Di rumah bapak ating selaku ketua RT kampung Naga 1 pada hari sabtu, 5 September
2020
BAB II
PELAKSANAAN OBSERVASI LAPANGAN KSB
b. Penggunaan lahan
Dari luas Desa Citorek Tengah 2.222 hektar rincian penggunaan lahan sebagai
berikut:
- Pemukiman/perkampungan : 11%
- Sawah : 41%
- Ladang dan tegalan : 20%
- Kehutanan/perkebunan : 15%
- Lain-lain : 14%
c. Penduduk
Penduduk Desa Citorek Tengah terkonsentrasi di Kp. Naga 1 27%, Kp. Naga 2
(hilir) 23%, Kp. Cicurug 28%, dan Kp. Cinutug dan Kp. Cimapag 22% dengan
tingkat kepadatan 210 jiwa /Km2. angka kelahiran (CBR) 3% dan angka fasilitas
sebesar 5%%. struktur mata pencaharian terdiri dari pedagang 18 %, petani 66 %,
jasa 4 %, PNS (Pegawai Negeri Sipil) 2 %.
4. Sistem perekonomian
Mayoritas mata pencaharian masyarakat adalah bertani (bukan buruh tani). Untuk
memenuhi kebutuhan hidup baik sandang dan pangan mayarakat secara umum
mengandalkan hasil pertanian khususnya pertanian di bidang padi (sawah) yang hanya
dipanin untuk satu tahun sekali. Selain itu ada juga masyarakat yang berprofesi dagang
atau pun kegiatan ekonomi lainnya. Hingga saat ini padi sebagai hasil tani merupakan
prioritas utama untuk kehidupan masyarakat Citorek dan merupakan komoditi unggul.
Kegiatan ekonomi tidak begitu berkembang secara pesat, hal ini dapat dimaklumi
mengingat sarana pusat kegiatan ekonomi rakyat (pasar) belum tersedia. Untuk dapat
memasarkan hasil bertani sawah dan lading seperti padi, jagung dan sayuran pun masih
sulit. Hal ini berkaitan dengan sarana transportasi tidak begitu memadai terutama jalur
selatan menuju kota Kecamatan yang hingga kini belum ada realisasi pembangunan atau
perbaikan.
Dari hal di atas dapat disimpulkan, bahwasannya taraf kemampuan ekonomi masyarakat
dapat dibagi menjadi tiga fase, yakni masyarakat mampu 30%, masyarakat cukup mampu
40 %, kurang mampu dan di bawah garis kemiskinan mencapai 30%. Hal ini dikarenakan
tidak tersedianya lapangan kerja yang dapat membuka jalan ekonomi masyarakat.
Selain bertani masyarakat desa citorek tengah juga banyak jadi gurandil. Gurandil
adalah penambang emas liar. Biaanya mereka beroperasi jika sudah memiliki titik
gunung yang bisa di gali dan memiliki inti emas.
5. Kesehatan
Saat ini sudah ada puskesmas di desa citorek tengah dan satu-satunya puskesmas
di wewengkon adat kasepuhan citorek. Tenaga medisnya bisa dibilang cukup hanya saja
kekurangan dokter. Hanya ada 3 dokter dan 4 perawat di puskesmas citorek ini,
selebihnya beberapa bidan dan tidak ada farmasi sehingga obat-obatan dipasok langsung
dari rumah sakit umum. Dengan adanya puskesmas sekarang, jumlah kematian menurun
dan masyarakat bisa merasakan fasilitas kesehatan yang memadai terlepas dari kurangnya
dokter terutama dokter spesialis.
6. Pemuda dan olahraga
Pemuda adalah tulang punggung negara dan harus mampu menjadi kendaraan
bagi aspirasi rakyat dengan cepat, tepat dan tentunya penuh tanggung jawab dan
kejujuran. Kondisi saat ini pemuda mempunyai peranan cukup penting, yakni sebagai
inspirator dan traspormator dalam proses hidup berbangsa dan bernegara.
Pola generasi muda akan sesuai dengan harapan di atas apabila pemerintah
mempunyai keberpihakan terhadap pemberdayaan generasi muda. Saat ini generasi muda
Desa Citorek Tengah merupakan pemuda-pemuda yang penuh dan kaya dengan potensi
baik keolahrgaan maupun potensi wira Swasta. Terbukti dengan banyak pemuda yang
mampu kreatif dan terampil.
Kegiatan keolahragaan cukup banyak kemajuan. Masyarak telah banyak yang
mengeluti kegiatan olahraga seperti Sepak Bola, Volley Ball, Tenis Meja, Bulu Tangkis,
Catur, dan lain-lain. Kegiatan olahraga yang paling banyak peminat diantaranya Sepak
Bola, Volley Ball, Bulu Tangkis, dan Tenis Meja. Untuk semua jenis olahraga ini, setiap
tahunnya selalu berjalan kegiatan kompetisi. Walau pun dengan segala sana dan
prasarana yang pasa-pasan. Memang secara bakat dan minat kegiatan keolahragaan
merupakan potensi yang perlu mendapat perhatian Pemerintah Daerah, mengingat banyak
bibit-bibit atlet dengan segudang potensinya yang dapat dibina menjadi atlet yang
professional sebagai duta untuk mampu membangkitka citra Daerah, baik secara nasional
bahkan tingkat internasional.
7. Potensi wisata
a. Wisata alam
Arung jeram, Bukit/lahan perkemahan dan pelatihan, Puncak-puncak gunung
yang indah, Air terjun Cikuya, Air Terjun Curug Citaraje, Air Terjun Ki Anam, Batu
Meungpeuk, gunung luhur, air terjun dalang along, air terjun curug 7, gunung
kendeng, gunung malang, situs megalitikum cibedug, Terowongan sungai Cimadur
sepanjang 8 Km di bawah gunung (gerong Cimadur) yang lebih dikenal “Cisurupan”.
Hamparan petak sawah yang mengapit perkampungan, Danau Puncak Gunung
Nyungcung, dan Panorama Pegunungan Wewengkon Citorek (Sanga Buana).
b. Wisata budaya
Upacara Seren Tahun (Serah Tahun), Upacara Sunatan (Cepitan), Termasuk di
dalamnya helaran, ujungan, dan Go’ong Geude (Gong Besar), Upacara Mipit Tanam,
Upacara Gegenek (mapag pare beukah), Upacara Mipit Dibuat, Upacara Ngunyal
(Rengkong dan tampilan seni lainnya), Lantayan, Upacara Mipit Nganyaran, Upacara
Sedekah kaol, Upacara ‘Geudena.’, upacara lima belasna, Rumah Adat, Pakaian Adat,
Leuit Adat (Lumbung Adat), Masyarakat Adat Wewengkon Citorek, dan Masyarakat
Adat Cibedug.
c. Permainan tradisional
Cipe/Gobag, Galah, Aro-aroan/kucing-kucingan, Congklak, Kasti, Bebentangan,
dan Balap Kaki Kuda dan lain-lain.
d. Wisata sejarah
Situs Berundak (Punden Berundak) – Lebak Cibedug; Situs Parigi; Batu Bedil;
Batu Tumpeng (di Cirametek, di Lebak Tugu, dan di Cibedug); Lebak Parigi; Lebak
Cisoka/Ciberang (patilasan kampung baheula); Lebak Cawene (dalam sejarah Sunda
disebut Lembah Wenered-); Miarakeun Lebak Cawene; Petilasan Bung Karno Saat
Rapat di puncak Gunung Jaya Sampurna; Patilasan Penggalian Emas Jepang; Goa
Jepang; Goa Belanda; Tari Kolot; Kuburan Ny. Zaeni di puncak gunung Nyungcung,
serta peninggalan-peninggalan sejarah lainnya.
Upacara Seren Tahun (Serah Tahun), Upacara Sunatan (Cepitan), Termasuk di
dalamnya helaran, ujungan, dan Go’ong Geude (Gong Besar), Upacara Mipit Tanam,
Upacara Gegenek (mapag pare beukah), Upacara Mipit Dibuat, Upacara Ngunyal
(Rengkong dan tampilan seni lainnya), Lantayan, Upacara Mipit Nganyaran, Upacara
Sedekah kaol, Upacara ‘Geudena.’, upacara lima belasna, Rumah Adat, Pakaian Adat,
Leuit Adat (Lumbung Adat), Masyarakat Adat Wewengkon Citorek, dan Masyarakat
Adat Cibedug.
Arung jeram, Bukit/lahan perkemahan dan pelatihan, Puncak-puncak gunung
yang indah, Air terjun Cikuya, Air Terjun Curug Citaraje, Air Terjun Ki Anam, Batu
Meungpeuk, Terowongan sungai Cimadur sepanjang 8 Km di bawah gunung (gerong
Cimadur) yang lebih dikenal “Cisurupan”. Hamparan petak sawah yang mengapit
perkampungan, Danau Puncak Gunung Nyungcung, dan Panorama Pegunungan
Wewengkon Citorek (Sanga Buana).
8. Potensi agrobisnis
Desa Citorek Tengah merupakan daerah yang cukup subur dengan lahan yang
sangat luas serta didukung oleh tradisi masyarakat setempat yang mayoritas bermata
pencaharian sebagai petani. Kondisi tersebut akan sangat membantu jika dikembangkan
hal-hal berikut, yakni :
a. Tanaman Holtikultura
Lahan di Desa Citorek Tengah cocok untuk pembudidayaan tanaman jenis
Holtikultura, mengingat tingkat kesuburan tanah yang cukup baik serta kondisi daerah
yang cukup lembab. Namun hal ini belum dapat dikelola secara optimal mengingat
keterbatasan dana serta sulitnya medan sebagi jalur pemasaran hasil tani.
b. Tanaman palagung
Desa Citorek Tengah adalah daerah yang memiliki tanah yang subur, luas, dan
aman. Jika tanaman jenis Palagung dikembangkan dan dibudidayakan secara baik,
optimal, serta didukung dengan pendanaan dan pemasaran yang baik, maka bukan hal
yang mustahil bila daerah ini akan menjadi salah satu daerah penghasil jenis tanaman
Palagung yang dapat mengangkat tingkat kesejahteraan masyarakat serta menumbuhkan
asumsi positif daerah lain terhadap Citorek.
c. Tanaman hias
dengamn kondisi Sumber Daya Alam yang melimpah dengan keanekaragaman
hayatinya, maka daerah subur Desa Citorek Tengah dapat dijadikan daerah
pengbudidayaan tanaman hias terutama jenis tanaman Anggrek. Jenis tanaman ini banyak
tersedia di hutan-hutan sekitar Citorek.
9. Sejarah Desa Citorek Tengah
Data yang pasti berdirinya Desa Citorek adalah pada tanggal 30 Oktober 1861
berdirinya kampung Lebak Kopo yang sekarang dikenal dengan daerah Lebak Peuneuy,
dari lebak Kopo pindah ke Lebak Tugu yaitu yang sekarang dikenal sebagai Tari Kolot,
kedua daerah tersebut letaknya diujung timur Kampung Guradog Desa Citorek Timur.
Pada tahun 1862 kampung Lebak Kopo ini berpindah ke kampung Lebak
Sabrang, yaitu yang selanjutnya dikenal sebagai Babakan Balai Desa dan sekarang
dikenal sebagai kampung Babakan Naga Jaya. Pada tahun 1863 terpecah-pecah menjadi
empat (4) kampung, yaitu Kampung Naga, Kampung Guradog, Kampung Cibengkung,
Dan Kampung Sabagi. Kampung Sabagi kita kenal sekarang sebagai kampung Ciusul.
Pada waktu itu banyaknya kepala keluarga dari keempat kampung tersebut hanya
32 kepala keluarga. Pada tahun itu juga, yaitu tahun 1863 dibentuk desa dari keempat
kampung tersebut di atas, yaitu yang diberi nama Desa Citorek yang kita kenal sekarang
ini dan kepala desanya yang pertama adalah Bapak Marjai.
Pada tahun 1870 diwakilkan kepada Bapak Rata, kemudian pada tahun 1873
diadakan pemilihan Kepala Desa menurut adat kampung, dan yang terpilih sebagai
Kepala Desa pada waktu itu adalah Bapak Arsimin.
Setelah 17 tahun berikutnya, yaitu pada tahun 1890 diadakan kembali pemilihan
Kepala Desa, yang terpilih adalah Bapak Saonah yaitu anak dari Bapak Rata.
Pada tahun 1899 kembali diadakan pemilihan Kepala Desa, yang terpilih ialah
Bapak Jahidi, yaitu saudaranya bapak Rata. Beliau memangku jabatan sebagai Kepala
Desa selama 35 tahun dan ditambah dengan 5 tahun sehingga menjadi 40 tahun. Tetapi
masa jabatan selama 5 tahun tidak disyahkan oleh pemerintah tetapi diakui oleh
masyarakat.
Pada tahun 1939 sampai tahun 1940 tidak ada yang menjabat sebagai kepala desa.
Tetapi baru pada tahun 1941 diadakan kembali pemilihan Kepala Desa dan yang terpilih
sebagai Kepala Desa ialah Bapak Nahari. Masa jabatannya hanya 5 tahun yaitu sampai
dengan tahun 1949.
Pada tahun itu juga diadakan pemilihan dan yang terpilih dalah Bapak Jaeli
sampai dengan tahun 1955 dan langsung diadakan kembali pemilihan dan yang terpilih
adalah Bapak Markin. Pada tahun 1962 diadakan kembali pemilihan Kepala Desa yang
terpilih adalah Bapak Sukarta masa jabatannya selama 12 tahun.
Pada tahun 1974 Pejabat Kepala Desa Sementara dalah Bapak Usman sampai
dengan tahun 1977. Pada tahun itu tepatnya bulan Oktober diadakan kembali pemilihan
kepala desa dan yang terpilih sebagai Kepala Desa adalah Bapak Nurkib.
Pada saat Pemerintahan Desa dipegang oleh Bapak Nurkib ini, Desa Citorek
dipekarkan (dipecah) menjadi dua (2) Desa tepatnya pada tahun 1982. Desa yang baru
sebagai Desa Pemekaran adalah Desa Ciparay. Pada tahun itu juga, yakni 1982 di desa
pemekaran langsung dilaksanakan pemilihan Kepala Desa dan Kepala Desa yang terpilih
adalah Bapak Ace Atmawijaya.
Bapak Ace Atmawijaya menjadi Kepala Desa sejak tahun 1982 sampai tahun
1990. pada masa pemerintahan desa dipegang oleh Bapak Ace Atmawijaya, tepatnya
pada tahun 1983 Desa Ciparay dipecah atau dipekarkan menjadi dua Desa, yakni Desa
Ciusul. Pada tahun 1983 di desa pemekaran pejabat sementara adalah Bapak Dalim,
yakni sejak tahun 1983 sampai tahun 1984. Pada tahun ini langsung diadakan pemilihan
kepala desa dan yang terpilih adalah Bapak Samdani, ia memerintah sejak tahun 1984
sampai tahun 1991. Sejak tahun 1983 di Wewengkon Citorek terdapat tiga Pemerintahan
Desa, yakni Desa Citorek, Desa Ciparay, dan Desa Ciusul..
Kembali Kepada Desa Citorek, dari tahun 1977 sampai tahun 1985 yang menjadi
Kepala Desa Citorek adalah Bapak Nurkib dan sejak tahun 1885 sampai tahun 1987 ia
menjabat sebagai Pejabat Sementara (Karteker) pada tahun ini kembali diadakan
pemilihan kepala desa dan yang terpilih sebagai Kepala desa adalah Bapak Sumedi.
Bapak Sumedi menjadi Kepala Desa sejak 1987 sampai tahun 1998.
Pada tahun 1998 kembali dilaksanakan pemilihan Kepala Desa dan yang menjadi
kepala desa adalah Bapak Subani. Bapak Subani menjadi kepala desa dari tahun 1998
sampai tahun 2006.
Pada awal tahun 2006 masih pada masa pemerintahan Bapak Subani, Desa
Citorek dipekarkan menjadi dua desa, yakni Desa Citorek Barat (Cibengkung), yang
menjadi Pj. Kepala Desa Sementara adalah Bapak Didi Jayadi dan di Desa Induk, karena
masa jabatan Bapak Subani berakhir tahun 2006, maka pengganti Bapak Subani diangkat
seorang Pejabat Sementara (Pj.) pada Agustus 2006 dan yang menjadi Pj. Sementara
Desa Citorek Tengah adalah Bapak Ending Rosadi, S.Pd. sampai tahun 2007. Sekitar
pertengahan tahun 2007 kembli diselenggarakan pemilihan Kepala Desa di Desa Citorek
Tengah dan yang menjadi Kepala Desa adalah Karjaya sejak 2007 – 2014.
Perlu diketahui bahwa pada tahun 2006 seluruh Desa yang ada di Wewengkon
Citorek berubah nama berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 3 Tahun
2006 tentang Pembentukan, Penataan, dan Perubahan Nama Desa-desa di Wilayah
Kabupaten Lebak (Lembaran Daerah Kabupaten Lebak tahun 2006 nomor 5 Seri D).
Perubahan Nama-nama desa tersebut adalah sebagai berikut:
- Desa Citorek menjadi Desa Citorek Tengah.
- Desa Ciparay menjadi Desa Citorek Timur.
- Desa Ciusul menjadi Desa Citorek Kidul.
- Desa Citorek Barat (pemekaran tahun 2006).
- Desa Citorek Sabrang (pemekaran tahun 2009).
Kembali kepada Desa Ciparay di atas, Bapak Ace Atmawijaya menjabat kepala desa
selama dua kali masa jabatan, yakni dari tahun 1982 sampai 1990 dan jabatan yang kedua
kalinya adalah tahun 1990 sampai tahun 1999. Pada tahun 1999 dilaksnakan kembali
Pemilihan Kepala Desa Ciparay dan yang terpilih menjadi kepala desa adalah Bapak
Sukardi. Ia menjabat sejak 1999 sampai 2007. pada saat ini yakni, tahun 2007 Desa
Ciparay (Citorek Timur), sedang dalam proses pemekaran kembali menjadi dua desa.
Yakni dipekar manjadi Desa Citorek Timur (Induk) dan Desa Citorek Sabrang
(Pemekaran).
Mengenai Desa Ciusul (Citorek Kidul) saat kepala desa dipegang oleh bapak
Samdani, yang memerintah sejak tahun 1984 sampai tahun 1991. Pada tahun 1991
sampai tahun 1995 kekosongan Kepala Desa diisi oleh Pj. Sementara, yaitu Bapak
Rustandi. Pada tahun ini juga, yakni tahun 1995 dilaksanakan kembali pemilihan kepala
desa dan yang terpilih adalah Bapak Arpan. Ia memerintah sejak tahun 1993 sampai
tahun 2003. Pada tahun ini pula dilaksanakan pemilihan Kepala Desa dan yang terpilih
adalah Bapak Narta. Ia menjabat sejak tahun 2003 sampai tahun 2008 mendatang. Saat
ini tahun 2007 Desa Citorek Timur masih dalam proses Pemekaran, yakni dipekar
kembali menjadi dua Desa, yakni desa Citorek Timur dan Desa Citorek Sabrang.
Berikut ini kita dapat melihat dengan jelas Kepala Desa yang pernah memimpin di Desa Citorek
Tengah
No Nama Masa status keterangan
jabatan
1. Sainta 1735-1792 Definitive
2. Sarta 1792-1836 Definitive
3. Salimin 1836-1862 Definitive
4. Mardai 1862-1870 Definitive
5. Rata 1870-1873 Definitive
6. Arsimin 1873-1890 Definitive
7. Saonah 1890-1899 Definitive
8. Jahidi 1899-1939 Definitive
9. **…. 1939-1941 Kosong
10. Nahari 1941-1949 PJS
11. Jaeli 1949-1955 Definitive
12. Markin 1955-1962 PJS
13. Sukarta 1962-1974 Definitive
14. Usman 1974-1977 Definitive
15. Nurkib 1977-1985 Definitive
16. Nurkib 1985-1987 Definitive
17. Sumedi 1987-1998 Definitive
18. Subani 1998-2006 Definitive
19. Ending rosadi, S.Pd 2006-2007 PJS
20. Karjaya 2007-2014 Definitive
21. Yendi asmokuncoro 2014-2016 PJS
22. Ajat sudrajat 2016- Definitive
swkarang