Anda di halaman 1dari 20

BAB V

ETIKA BISNIS DAN LINGKUNGAN


LEGAL BISNIS

• Dunia bisnis harus menemukan kese-


imbangan yang tepat antara melakukan
apa yang benar dengan melakukan apa
yang menguntungkan.
• Namun tidaklah selalu mudah untuk
membedakan antara apa yang benar
dan yang salah dalam banyak situasi
bisnis, khususnya ketika terjadi konflik
kepentingan.

Copyright © 2005 by South-Western, a division of Thomson Learning, Inc. All rights reserved.
Pengertian Etika Bisnis

 Nickels et.al. (2009:117) mendefinisikan etika (ethics)


sebagai standar perilaku bermoral, yaitu perilaku yang
diterima oleh masyarakat sebagai benar versus salah.
 Alma (2009:184) Etika diartikan sebagai suatu perbuatan
standar (standart of conduct) yang memimpin individu
dalam membuat keputusan.

• Boone and Curtz (2002:44) Etika Bisnis yaitu standar


perilaku dan nilai-nilai moral yang mengontrol tindakan
serta keputusan di lingkungan pekerjaan
 Bertens (2000) etika bisnis adalah pemikiran atau refleksi
tentang moralitas dalam ekonomi dan bisnis

2
Copyright © 2005 by South-Western, a division of Thomson Learning, Inc. All rights reserved.
Pengertian Lingkungan Legal

 Legal artinya sesuai dengan undang-undang atau


hukum.
 Lingkungan legal adalah aspek hukum (bisnis) yang
mengatur kegiatan bisnis agar bisnis dijalankan
secara adil.
 Sumber hukum bisnis
1. Peraturan Perundang-undangan
2. Perjanjian/Kontrak
3. Traktat (perjanjian antar bangsa)
4. Yurisprudensi (himpunan keputusan hakim)
5. Kebiasaan-Kebiasaan dalam Bisnis
3
Copyright © 2005 by South-Western, a division of Thomson Learning, Inc. All rights reserved.
Persamaan dan Perbedaan
Hukum dan Etika
Hukum Etika
Persamaam Sama-sama dalam hal;
1) mengatur perilaku manusia
2) mengandung hak dan kewajiban anggota – anggota
masyarakat , agar tidak saling merugikan
3) menggugah kesadaran untuk bersikap manusiawi
Perbedaan:
Sifat pengaturan Tertulis berupa UU, PP, dan Ada yang lisan (adat
seterusnya kebiasaan) dan tertulis
(berupa kode etik)
Obyek yang diatur Bersifat lahiriah dan rohaniah Bersifat rohaniah
Sumber Negara, pemerintah Masyarakat
Pelanggaran Diselesaikan di pengadilan Organisasi profesi

2-4
Copyright © 2005 by South-Western, a division of Thomson Learning, Inc. All rights reserved.
Kekuatan yang Membentuk Etika Bisnis

 Boone and Curtz (2002:45), terdapat empat kekuatan


utama yang membentuk etika bisnis, yaitu;
1. Kekuatan individual. Nilai-nilai etis dari para eksekutif dan
karyawan di semua tingkat dapat mempengaruhi berbagai
keputusan dan tindakan yg diambil suatu bisnis.
2. Kekuatan organisasional. Organisasi memberikan dukungan
maupun penghargaan terhadap setiap tindakan etis.
3. Kekuatan masyarakat. Mayarakat memberikan tekanan pada
peerusahaan yang berperilaku tidak etis.
4. Kekuatan hukum. Sebagai langkah perlindungan pemerintah
pusat maupun daerah memberlakukan peraturan yang mengatur
praktek bisnis.

5
Copyright © 2005 by South-Western, a division of Thomson Learning, Inc. All rights reserved.
ETIKA BISNIS INDIVIDU
 Ketika eksekutif, manajer, dan karyawan menunjukkan prinsip-
prinsip etis atau sebaliknya maka ekspektasi dan tindakan mereka
yang bekerja untuknya maupun mereka yang bekerja dengannya bisa
berubah.
 Masih dijumpai individu bertindak secara tidak etis dan ilegal.
 M. Dee, yang menggelapkan uang nasabah di City bank

 Pencurian (waktu) dalam berbagai bentuk yang dilakukan oleh


karyawan
 Individu mengembangkan perilaku etis dalam tiga tahap
1. Mikirkan kebutuhan dan kepentingan sendiri.
2. Memikirkan harapan dan kepentingan orang lain
3. Memikirkan kepentingan pribadi, kelompok dan lingkungan
sosialnya.

6
Copyright © 2005 by South-Western, a division of Thomson Learning, Inc. All rights reserved.
Dilema Etis di Tempat Kerja
1. Konflik Kepentingan—situasi dimana keputusan yang
diambil terpengaruh oleh potensi keuntungan pribadi
( suap adadah salah satu bentuk konflik kepentingan).
1. Kejujuran & Integritas—mengemukakan fakta yang
sebenarnya dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip etika
didalam semua keputusan bisnis.
2. Loyalitas vs. Kebenaran—pelaku bisnis mengharap-
kan para karyawannya untuk loyal sekaligus “benar”.
3. Whistleblowing—pengungkapan karyawan kepada
publik, pemerintah maupun media atas praktek-praktek
yang sifatnya melanggar etika, ilegal, atau amoral
didalam perusahaan/ organisasinya.

2-7 Copyright © 2005 by South-Western, a division of Thomson Learning, Inc. All rights reserved.
Gambar Struktur Lingkungan Etis
(Bagaimana Organisasi Membentuk Perilaku Etis)

2-8 Copyright © 2005 by South-Western, a division of Thomson Learning, Inc. All rights reserved.
Mengendalikan Perilaku Pelaku Bisnis
Melalui Peraturan Per-UU-an
 Tidak semua perusahaan berperilaku etis,
akibatnya konsumen dan bisnis lainnya bisa
dirugikan.
 Karena itu pemerintah pusat, pemerintah
provisi dan pemerintah kab./kota masuk
untuk mengatur aktivitas bisnis.

2-
Copyright © 2005 by South-Western, a division of Thomson Learning, Inc. All rights reserved.
10
Aturan yang Memberi Landasan Hukum Keberadaan
Lembaga-lembaga yang Mewadahi Para Pelaku Bisnis Dlm
Menjalankan Aktifitasnya .

1. UU NO.25 TAHUN 1992 Tentang PERKOPERASIAN


2. UU No.2 Tahun 1992 Tentang USAHA PERASURANSIAN
3. UU N0. 40 TAHUN 2008 Tentang PERSEROAN TERBATAS
4. UU No 10 Tahun 1998 Tentang PERBANKAN
5. UU No. 3 Tahun 2004 Tentang BANK INDONESIA
6. UU No.16 Tahun 2001 Tentang YAYASAN (diperbarui UU No.28
Th 2004)
7. UU No. 19 Tahun 2003 Tentang BUMN (BADAN USAHA MILIK
NEGARA)
8. UU. No.21 Tahun 2008 Tentang PERBANKAN SYARIAH

11
Copyright © 2005 by South-Western, a division of Thomson Learning, Inc. All rights reserved.
Aturan yang Memberi Landasan Hukum Dalam Mengatur
Perilaku Pelaku Bisnis Dalam Menjalankan Aktifitas

1. UU No.3 Tahun 1982 Tentang WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN


2. UU No. 5 Tahun 1984 Tentang PERINDUSTRIAN
3. UU NO. Tahun 1992 Tentang PENERBANGAN
4. UU.No.8 Tahun 1995 Tentang PASAR MODAL
5. UU No. 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
6. UU No. 24 Tahun 1997 Tentang PENYIARAN
7. UU No.32 Tahun 1997 Tentang Perdagangan Berjangka
Komoditi
8. UU No. 5 Tahun 1999 Tentang LARANGAN PRAKTEK
MONOPOLI DAN PERSAINGAN TIDAK SEHAT.
9. UU No.8 Tahun 1999 Tentang PERLINDUNGAN KONSUMEN
10. UU No.24 Tahun 1999 Tentang LALU LINTAS DEVISA DAN
SISTEM NILAI TUKAR

12
Copyright © 2005 by South-Western, a division of Thomson Learning, Inc. All rights reserved.
1. UU No.18 Tahun 1999 Tentang JASA KONSTRUKSI
2. UU No.9 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Perdagangan
Berjangka Komoditi.
3. UU No. 36 Tahun 1999 Tentang TELEKOMUNIKASI
4. UU No.29 Tahun 2000 Tentang Perlindungan Varietas Tanaman
5. UU No. 30 Tahun 2000 Tentang RAHASIA DAGANG
6. UU No. 31 Tahun 200 0 Tentang DESAIN INDUSTRI
7. UU No.32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.
8. UU No. 14 Tahun 2001 Tentang PATEN
9. UU No. 15 tahun 2001 Tentang MEREK
10. UU No.19 Tahun2002 Tentang HAK CIPTA
11. UU No. 22 Tahun 2001 Tentang MINYAK DAN GAS BUMI
12. UU No.15 Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang
13. UU No. 17 Tahun 2003 Tentang KEUANGAN NEGARA

13
Copyright © 2005 by South-Western, a division of Thomson Learning, Inc. All rights reserved.
Beberapa Aturan yang Mengatur Keberadaan dan
Mekanisme Penyelesaian Sengketa.

1. UU No. 5 Tahun 2004 Tentang MAHKAMAH AGUNG


2. UU No. 4 Tahun 2004 KEKUASAAN KEHAKIMAN
3. UU No.30 Tahun 1999 Tentang ARBITRASE DAN ALTERNATIF
PENYELESAIAN SENGKETA
4. UU No.2 Tahun 2004 Tentang PENYELESAIAN PERSELISIAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL
5. UU No.14 Tahun 2002 Tentang PENGADILAN PAJA K.
6. UU NO.3 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua UU No. 14
Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung.

14
Copyright © 2005 by South-Western, a division of Thomson Learning, Inc. All rights reserved.
 Boone & Kurtz (2006:57) tanggung jawab sosial perusahaan,
penerimaan manajemen terhadap kewajiban untuk mempertim-
bangkan laba, kepuasan pelanggan dan kesejahteraan sosial
sebagai nilai yg sepadan dalam mengevaluasi kinerja perusahaan.
15

Copyright © 2005 by South-Western, a division of Thomson Learning, Inc. All rights reserved.
TANGGUNG JAWAB TERHADAP MASYARAKAT
UMUM
1. Masalah kesehatan masyarakat
• Apa yang harus dilakukan dunia bisnis thd produk -produk
yg secara inheren berbahaya spt rokok, alkohol, makanan
berlemak, senjata api, kendaraan bermotor
• Bagaimana perlindungan thd kelompok masyarakat yg lemah.
2. Melindungi lingkungan
• Apa tanggung jawab bisnis terhadap kerusakan lingkungan
yg disebabkab oleh produk atau proses operasi mereka spt
polusi.
3. Mengembangkan kualitas tenaga kerja
• Apakah dunia bisnis dapat berkembang dengan SDM
yang tidak berkualitas.
4. Filantropi perusahaan
• Mencakup kontribusi dalam bentuk uang ,peralatan dan
barang serta dukungan terhadap usaha-usaha sukarela
para karyawan dan organisasi sosial.
16

Copyright © 2005 by South-Western, a division of Thomson Learning, Inc. All rights reserved.
TANGGUNG JAWAB PADA PELANGGAN
 Hak untuk mendapatkan keamanan
 Konsumen harus merasa yakin bahwa barang dan jasa
yg mereka beli tidak akan melukai dalam penggunaan
yang wajar.
 Hak mendapatkan informasi.
 Konsumen harus punya akses ke informasi produk
yang memadai agar bisa membuat keputusan beli
yang bisa dipertanggung jawabkan.
 Hak untuk memilih
 Konsumen punya hak untuk memilih barang dan jasa
yang benar-benar diinginkan dan dibutuhkannya
 Hak untuk didengar.
 Konsumen hrus dapat mengekspresikan keluhan
secara sah ke pihak yang berkepentingan.
17
Copyright © 2005 by South-Western, a division of Thomson Learning, Inc. All rights reserved.
TANGGUNG JAWAB PADA KARYAWAN
 Keamanan dan keselamatan kerja
• yaitu keadaan lingkungan/tempat kerja yang
dapat menjamin secara maksimal keselamatan
fisik para pekerja.
 Masalah kualitas hidup
• Yaitu jaminan kehidupan yang lebih bervariasi,
fleksibel, seimbang, misalnya program cuti
keluarga, cuti tahunan
 Menjamin kesempatan kerja yg sama
• Yaitu bebas dari diskriminasi
 Perlindungan terhadap pelecehan seksual
• Yaitu jaminan terhadap tindakan pelecehan seks
di tempat yg tidak bisa diterima dan tidak
pantas.
18

Copyright © 2005 by South-Western, a division of Thomson Learning, Inc. All rights reserved.
TANGGUNG JAWAB TERHADAP
INVESTOR DAN KOMUNITAS KEUANGAN
 Tujuan utama bisnis adalah menghasilkan laba bagi
para pemegang saham, namun para investor dan
komunitas keuangan menuntut;
 agar dunia bisnis bersikap etis dan legal dalam
mengelola transaksi keuangan mereka.
 Agar perusahaan jujur dalam mengungkapkan
potensi peluang yang ada

2-19
Copyright © 2005 by South-Western, a division of Thomson Learning, Inc. All rights reserved.
2-20

Copyright © 2005 by South-Western, a division of Thomson Learning, Inc. All rights reserved.
Gambar 5.1 Keputusan Bisnis dari Segi Etis dan
Hukum

Ethical Ethical Ethical


but and
Illegal Legal
Unethica Unethica
l and l but
Unethical Illegal Legal
Illegal Legal
2-21

Copyright © 2005 by South-Western, a division of Thomson Learning, Inc. All rights reserved.

Anda mungkin juga menyukai