KELOMPOK 11
TRIANDINI 220110080095
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
JATINANGOR
2009
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya
Makalah ini disusun dalam rangka pendokumentasian dari aplikasi pembelajaran mata kuliah
Sistem Muskuloskeletal. Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Untuk itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah
Pada akhirnya, kami mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi anggota
Penyusun
LATAR BELAKANG
Penyakit infeksi adalah salah satu penyakit yang masih sering terjadi di dunia. Salah satu
penyakit infeksi yang mengenai tulang adalah osteomielitis. Osteomielitis umumnya disebabkan
oleh bakteri, namun jamur dan virus juga bisa menjadi penyebabnya. Osteomielitis dapat
mengenai tulang-tulang panjang, vertebra ,tulang pelvic, tulang tengkorak dan mandibula.
Banyak mitos yang berkembang tentang penyakit ini, seperti diyakini bahwa infeksi akan
berlanjut menyebar pada tulang dan akhirnya seluruh tubuh, padahal hal yang sebenarnya adalah
osteomielitis tidak menyebar ke bagian lain tubuh karena jaringan lain tersebut punya aliran
darah yang baik dan terproteksi oleh sistem imun tubuh. Kecuali apabila terdapat sendi buatan di
bagian tubuh yang lain. Dalam keadaan ini, benda asing tersebut menjadi pathogen. Secara
umum, terapi infeksi tulang bukanlah kasus yang emergensi. Tubuh memiliki mekanime
pertahanan yang mempertahankan agar infeksi tetap terlokalisasi di daerah yang terinfeksi.
Osteomielitis dapat terjadi pada semua usia tetapi sering terjadi pada anak-anak dan
orang tua, juga pada orang dewasa muda dengan kondisi kesehatan yang serius. Diagnosa
osteomielitis ditegakkan berdasarkan gambaran klinis penyakit dan juga gambaran radiologik.
Pasien yang beresiko tinggi mengalami Osteomielitis adalah mereka yang nutrisinya
buruk, lansia, kegemukan, atau penderita diabetes mellitus. Selain itu, pasien yang menderita
artitis rheumatoid, telah di rawat lama di rumah sakit, mendapat terapi kortikosteroid jangka
panjang, menjalani pembedahan sendi sebelum operasi sekarang, atau sedang mengalami sepsis
rentan, begitu pula yang menjalani pembedahan ortopedi lama, mengalami infeksi luka
mengeluarkan pus, mengalami nefrosis insisi margial atau dehidrasi luka, atau memerlukan
Tulang punggung atau vertebra adalah tulang tak beraturan yang membentuk punggung
bergabung membentuk bagian sacral, dan 4 tulang membentuk tulang ekor (coccyx).
Tiga bagian di atasnya terdiri dari 24 tulang yang dibagi menjadi 7 tulang cervical (leher), 12
tulang thorax (thoraks atau dada) dan, 5 tulang lumbal. Banyaknya tulang belakang dapat
saja terjadi ketidaknormalan. Bagian terjarang terjadi ketidaknormalan adalah bagian leher.
Sebuah tulang punggung terdiri atas dua bagian yakni bagian anterior yang terdiri dari
badan tulang atau corpus vertebrae, dan bagian posterior yang terdiri dari arcus vertebrae.
Arcus vertebrae dibentuk oleh dua "kaki" atau pediculus dan dua lamina, serta didukung
oleh penonjolan atau procesus yakni procesus articularis, procesus transversus, dan
vertebrale. Ketika tulang punggung disusun, foramen ini akan membentuk saluran
sebagai tempat sumsum tulang belakang atau medulla spinalis. Di antara dua tulang
http://1.bp.blogspot.com/_p3RLmE_gWDU/ShD-
zHc22MI/AAAAAAAAABQ/buDLRb6NNzs/s1600-h/anatomi+tulang+belakang.jpg
Secara umum memiliki bentuk tulang yang kecil dengan spina atau procesus spinosus
(bagian seperti sayap pada belakang tulang) yang pendek, kecuali tulang ke-2 dan 7 yang
procesus spinosusnya pendek. Diberi nomor sesuai dengan urutannya dari C1-C7 (C dari
cervical), namun beberapa memiliki sebutan khusus seperti C1 atau atlas, C2 atau aksis.
memutar dapat terjadi. Bagian ini dikenal juga sebagai 'tulang punggung dorsal' dalam
Bagian ini (L1-L5) merupakan bagian paling tegap konstruksinya dan menanggung beban
terberat dari yang lainnya. Bagian ini memungkinkan gerakan fleksi dan ekstensi tubuh,
Terdapat 5 tulang di bagian ini (S1-S5). Tulang-tulang bergabung dan tidak memiliki
Terdapat 3 hingga 5 tulang (Co1-Co5) yang saling bergabung dan tanpa celah. Beberapa
hewan memiliki tulang coccyx atau tulang ekor yang banyak, maka dari itu disebut tulang
http://4.bp.blogspot.com/_p3RLmE_gWDU/ShIpBrKdf5I/AAAAAAAAABs/ofFD-
twewls/s1600-h/ligament+tulang+belakang.jpg
Untuk memperkuat dan menunjang tugas tulang belakang dalam menyangga berat badan,
maka tulang belakang di perkuat oleh otot dan ligament, antara lain :
Ligament:
ke ujung):
c. Ligament praspinosum
berdekatan)
a. Ligamentum Intertransversum
b. Ligamentum flavum
c. Ligamentum Interspinosum
dengan vertebra CI dengan C2, dan ligamentum sacroilliaca di antara tulang sacrum
Otot-otot:
5. Otot hamstrings
Tulang vertebrae terdri dari 33 tulang: 7 buah tulang servikal, 12 buah tulang torakal, 5
buah tulang lumbal, 5 buah tulang sacral. Tulang servikal, torakal dan lumbal masih tetap
dibedakan sampai usia berapapun, tetapi tulang sacral dan koksigeus satu sama lain
menyatu membentuk dua tulang yaitu tulang sakrum dan koksigeus. Diskus
Fungsi kolumna vertebralis adalah menopang tubuh manusia dalam posisi tegak, yang
secara mekanik sebenarnya melawan pengaruh gaya gravitasi agar tubuh secara seimbang
Vertebra servikal, torakal, lumbal bila diperhatikan satu dengan yang lainnya ada
perbedaan dalam ukuran dan bentuk, tetapi bila ditinjau lebih lanjut tulang tersebut
mempunyai bentuk yang sama. Korpus vertebrae merupakan struktur yang terbesar
karena mengingat fungsinya sebagai penyangga berat badan. Prosesus transverses terletak
pada ke dua sisi korpus vertebra, merupakan tempat melekatnya otot-otot punggung.
Sedikit ke arah atas dan bawah dari prosesus transverses terdapat fasies artikularis
Pada daerah lumbal facet letak pada bidang vertical sagital memungkinkan gerakan fleksi
dan ekstensi ke arah anterior dan posterior. Pada sikap lordosis lumbalis (hiperekstensi
lubal) kedua facet saling mendekat sehingga gerakan kalateral, obique dan berputar
terhambat, tetapi pada posisi sedikit fleksi kedepan (lordosis dikurangi) kedua facet
Bagian lain dari vertebrae, adalah “lamina” dan “predikel” yang membentuk arkus tulang
bagian posterior dan vertebra yang bila diraba terasa sebagai tonjolan, berfungsi tempat
melekatnya otot-otot punggung. Diantara dua buah buah tulang vertebrae terdapat diskusi
intervertebralis yang berfungsi sebagai bentalan atau “shock absorbers” bila vertebra
bergerak
Diskus intervertebralis terdiri dari annulus fibrosus yaitu masa fibroelastik yang
mukopolisakarida. Fungsi mekanik diskus intervertebralis mirip dengan balon yang diisi
air yang diletakkan diantara ke dua telapak tangan . Bila suatu tekanan kompresi yang
merata bekerja pada vertebrae maka tekanan itu akan disalurkan secara merata ke seluruh
diskus intervertebralis. Bila suatu gaya bekerja pada satu sisi yang lain, nucleus polposus
akan melawan gaya tersebut secara lebih dominan pada sudut sisi lain yang berlawanan.
Keadaan ini terjadi pada berbagai macam gerakan vertebra seperti fleksi, ekstensi,
Karena proses penuaan pada diskus intervebralis, maka kadar cairan dan elastisitas diskus
akan menurun. Keadaan ini mengakibatkan ruang diskus intervebralis makin menyempit,
“facet join” makin merapat, kemampuan kerja diskus menjadi makin buruk, annulus
Akibat proses penuaan ini mengakibatkan seorang individu menjadi rentan mengidap
nyeri punggung bawah. Gaya yang bekerja pada diskus intervebralis akan makin
berulang-ulang setiap hari yang hanya bekerja pada satu sisi diskus intervebralis, akan
menimbulkan robekan kecil pada annulus fibrosus, tanpa rasa nyeri dan tanpa gejala
prodromal. Keadaan demikian merupakan “locus minoris resistensi” atau titik lemah
untuk terjadinya HNP (Hernia Nukleus Pulposus). Sebagai contoh, dengan gerakan yang
Ligamentum ini berfungsi membatasi gerak pada arah tertentu dan mencegah robekan.
(CAILLIET 1981).
Ligamentum longitudinal anterior berjalan di bagian anterior corpus vertebrae, besar dan
kuat, berfungsi sebagai alat pelengkap penguat antara vertebrae yang satu dengan yang
yang juga turut memebntuk permukaan anterior kanalis spinalis. Ligamentum tersebut
Ligamentum yang mengecil ini secara fisiologis merupakan titik lemah dimana gaya
statistik bekerja dan dimana gerakan spinal yang terbesar terjadi, disitulah mudah terjadi
Otot punggung bawah dikelompokkan kesesuai dengan fungsi gerakannya. Otot yang
berfungsi mempertahankan posisi tubuh tetap tegak dan secara aktif mengekstensikan
Otot latero fleksi lumbalis adalah M. quadratus lumborum, M. psoas mayor dan minor,
Jadi dengan melihat fungsi otot di atas otot punggung di bawah berfungsi menggerakkan
punggung bawah dan membantu mempertahankan posisi tubuh berdiri. Medulla spinalis
dilindungi oleh vertebrae. Radix saraf keluar melalui canalis spinalis, menyilang discus
Ketika keluar dari foramen intervertebralis saraf tersebut bercabang dua yaitu ramus
anterior dan ramus posterior dan salah satu cabang saraf tersebut mempersarafi “face t”.
Akibat berdekatnya struktur tulang vertebrae dengan radix saraf cenderung rentan
Bangunan anatomis vertebrae yang sensitive terhadap nyeri adalah sebagai berikut:
Semua ligamen, otot, tulang dan facet join adalah struktur tubuh yang sensitive terhadap
intervertebralis dan Ligamentum interspinosum ; karena tidak dirawat oleh saraf sensoris.
Dengan demikian semua proses yang mengenai struktur tersebut di atas seperti tekanan
Nyeri punggung bawah sering berasal dari ligamentum longitudinalis anterior atau
posterior yang mengalami iritasi. Nyeri artikuler pada punggung bawah berasal dari
facies artikularis vertebrae beserta kapsul persendiannya yang sangat peka terhadap nyeri.
Nyeri yang berasal dari otot dapat terjadi oleh karena : aktivitas motor neuron, ischemia
muscular dan peregangan miofasial pada waktu otot berkontraksi kuat. (Zimmermann M.,
1987)
kyphosis thorakalis dan lordosis lumbalis. Bila dilihat dari samping dalam posisi tegak
ketiga lengkungan fisiologis ini disebut posture atau sikap (lihat gambar 6). Posture yang
baik adalah posture tidak memerlukan tenaga, tidak melelahkan, tidak menimbulkan
nyeri, yang dapat dipertahankan untuk jangka waktu tertentu dan secara estetis
memberikan penampilan yang dapat diterima. Disini terjadi keseimbangan antara kerja
Secara keseluruhan posture dipengaruhi oleh keadaan anatomi, suku bangsa, latar
belakang kebudayaan, lingkungan pekerjaan, sex dan keadaan psikis seseorang. Sudut
lumbosakral adalah sudut yang dibentuk oleh permukaan ossakrum dengan garis
horizontal. Normal besar sudut lumbosakral (sudut Ferguson) 30 derajat. Rotasi pelvis ke
sudut lumbosakralis. (lihat gambar 7). Gerakan ekstensi vertebrae dari vertebrae lumbalis
gerakan fleksi 60% – 75% terjadi pada antara L5 dan S1, 20 % – 25 % terjadi antara L4
Bila seseorang membungkuk untuk mencoba menyentuh lantai dengan jari tangan tanpa
fleksi lutut, selain fleksi dari lumbal harus dibantu dengan rotasi dari pelvis dan sendi
koksae. Perbandingan antara rotasi pelvis dan fleksi lumbal disebut ritme lumbal-pelvis.
Secara singkat punggung bawah merupakan suatu struktur yang kompleks; dimana tulang
vertebrae, discus intervertebralis, ligamen dan otot akan akan bekerjasama membuat
berfungsi menahan tekanan gaya static dan gaya kinetik (dinamik) yang sangat besar
maka dari itu cenderung terkena ruda paksa dan cedera. (CAILLIET 1981).
http://herdinrusli.wordpress.com/2007/12/01/sekilas-tentang-anatomi-vertebra/
http://id.wikipedia.org/wiki/Tulang_punggung
http://www-back-pain.blogspot.com/2009/05/ligament-otot-tulang-belakang.html
http://www-back-pain.blogspot.com/2009/05/anatomi-tulang-belakang.html
http://www.ahlihnp.com/kesehatan/pengetahuan/anatomi-tulang-belakang/
ANALISIS KASUS
Tn. D (32 thn) dirawat di ruang bedah ortopedi dengan keluhan nyeri di daerah
sekitar luka. 12 bulan SMRS klien mengeluh tungkai & kaki kirinya membengkak.
keluhan disertai rasa nyeri dan panas pada tungkai dan kaki kiri. pergerakan masih
normal, demam ada hilang timbul. 6 bulan SMRS, kaki kiri mulai sukar digerakkan dan
pada paha kiri keluar cairan di bagian 1/3 distal lateral tungkai kiri.
Pemeriksaan fisik:
Aktivitas sehari-hari dibantu, berdiri dan berjalan menggunankan kruk. Pada luka
paha kiri bengkak (+), kemerahan (+), pus (+), terdapat tiga lubang pada luka berdiameter
masing-masing 0.5 cm. Tampak konjunctiva anemis, kulit pucat, sclera tidak ikterik.
Albumin: 3,2 gr/dl, Rontgen dada: tidak tampak TB paru aktif, tidak tampak
kardiomegali, rontgen femur sinistra. Seluruh os Femur menunjukkan lesi osteolitik dan
Terapi : Ranitidin: 2x1 amp IV, ketorolac 2x1 amp IV/IM, dan fosmicine 2x1 gr
STEP I
2. 1/3 distal lateral (sarah) : 1/3 tungkai kiri samping, bagian dalam (tiara R)
6. fosmicin (triandini) : LO
7. ranitidine : LO
8. ketorolac : LO
STEP II
14. bagian tulang yang paling banyak diserang penyakit ini? (melfa)
STEP III
1. LO
4. LO
5. LO
suhu : 36,5-37,5
RR : 16-24 x/menit
Hb : 13,5 – 17 mg/dL
leukosit : 5000-10000
LED : LO
8. LO
10. LO
12. LO
13. tidak
14. tulang panjang, karena di tulang panjang terdapat urat-urat yang berkelok-kelok, dan
16. LO
17. LO
20. LO
21. LO
22. LO
23. LO
24. LO
STEP IV
“Mind Map”
Penatalaksanaan asuhan
medis keperawatan
patofisologi
OSTEOMILITIS
Klasifikasi
Anfis tulang
belakang
Konsep penyakit
Pemeriksaan
(Etiologi,factor
diagnostik
resiko,manifestasi klinis)
STEP V
STEP 1
1. Sklerotik : pengerasan dari peradangan pada saraf / pembuluh darah (sri melfa)
2. fosmicin : anti bacteria golongan bakteri positif (+) yang mempunyai tingkat senditif
pada bakteri golongan TB dan stapilacoccus (tiara arum)
secara kompetetif pada reseptor dan mengurangi sekresi asam lambung (triandini)
4. ketorolac : analgesic non narkotik yang merupakan obat anti inflamasi non steroid.
menghambat sintesis prostaglandin dan sebagai analgesic yang bekerja perifer (susi)
STEP 2
Ranitidine
• kontaindikasi (sarah)
• efek samping
intermiten (IV)
b. oral : 150 mg 2x sehari atau 300 mg 1x sehari untuk dewasa (siti annisa)
c. sindrom zollinger Ellison : 150 mg 3x sehari atau dapat ditambah menjadi 900
mg (sarah)
• indikasi
• kontraindikasi
c. diathesis nemoragik
e. hipovolemia
f. asma
• dosis
b. lansia : 50 mg (ampul)
c. anak-anak : 0,5 – 1 mg /kgBB, maksimal 15-30 mg
• efek samping
a. diare
b. dyspepsia
c. sakit kepala
d. pusing
e. mengantuk
f. berkeringat
• dosis
jawab :
• lesi sklerotik : pembentukan sel-sel tidak terkendali dan tidak diimbangi dengan
jawab
infeksi kronis
factor peradangan
sel rusak
pembentukan sel darah merah menurun dan sel darah yang terbentuk imatur
anemia
5. hasil foto rontgen pada penyakit ini
jawab :
Terdapat abses bradle bersifat kronis, biasanya ditemukan dalam spondilosa tulang dekat
6. penyebaran
jawab :
b. kearah medulla
e. sirkulasi darah : bakterimia dan septicemia atau melalui embolus infeksi yang
f. penyebaran melalui 3 cara : aliran darah, penyebaran langsung, infeksi dari jaringan
lunak sekitarnya
jawab :
bahan kasar
c. dilakukan perawatan luka aseptic : dapat menurunkan insiden infeksi superficial dan
potensial
8. diagnose banding (sri melfa, silvia, sella, tiara tri, sarah)
jawab :
a. osteosarkoma
b. eming sarcoma
d. osteomalasia
e. paget’s diasease
f. sellulitis
g. gangrene gas
h. gout predogout
i. neoplasma
j. demam rematik
k. arthritis seronegatif
l. sarkoidosis
m. burishs
n. hemathrosis
o. irritable hip
jawab :
jawab :
penyakit ini dapat menyebar ke organ lain tetapi tidak spesifik
jawab :
kasus diatas termasuk kedalam golongan luka kotor yaitu seperti luka lama, luka
kecelakaan yang mengandung jaringan mati dan luka dengan tanda infeksi ditandai
jawab :
dapat terjadi resistensi terhadap antibiotic karena sifat korteks tulang yang tidak punya
pembuluh darah sehingga tidak cukup banyak antibody yang dapat mencapai daerah
terinfeksi
jawab :
a. infeksi kronis
sulit diobati
lumpuh
b. karena adanya pus
A. KONSEP PENYAKIT
1. DEFINISI
Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit disembuhkan daripada
infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah, respons jaringan terhadap
baru di sekeliling jaringan tulang mati). Osteomeilitis dapat menjadi masalah kronis yang
tulang-tulang
oleh staphylococcus aureus dan kadang kadang Haemophylus influensae (Depkes RI,
kadang-kadang
1995).
Osteomyelitis adalah suatu infeksi yang disebarkan oleh darah yang disebabkan oleh
staphylococcus (Henderson, 1997)
infeksi yang hampir selalu disebabkan oleh staphylococcus aureus. Tetapi juga
2. ETIOLOGI
• Proteus
• Pseudomonas
• Escerehia Coli
Tulang, yang biasanya terlindung dengan baik dari infeksi, bisa mengalami infeksi
melalui 3 cara:
Aliran darah
Penyebaran langsung
Aliran darah bisa membawa suatu infeksi dari bagian tubuh yang lain ke tulang. Infeksi
biasanya terjadi di ujung tulang tungkai dan lengan (pada anak-anak) dan di tulang
belakang (pada dewasa). Infeksi bisa disebabkan oleh penyebaran hematogen (melalui
darah) dikarenakan fokus infeksi di tempat lain (mis. Tonsil yang terinfeksi, lepuh, gigi
biasanya terjadi ditempat di mana terdapat trauma dimana terdapat resistensi rendah
Organisme bisa memasuki tulang secara langsung melalui patah tulang terbuka, selama
pembedahan tulang atau dari benda yang tercemar yang menembus tulang.Infeksi ada
sendi buatan, biasanya didapat selama pembedahan dan bisa menyebar ke tulang di
dekatnya. Atau dapat pula melaui cedera traumatik seperti luka tembak, pembedahan
tulang.
Infeksi pada jaringan lunak di sekitar tulang bisa menyebar ke tulang setelah beberapa
hari atau minggu. Infeksi jaringan lunak bisa timbul di daerah yang mengalami kerusakan
karena cedera, terapi penyinaran atau kanker, atau ulkus di kulit yang disebabkan oleh
jeleknya pasokan darah atau diabetes (kencing manis). Dapat pula melalui Ulkus
http://medicastore.com/penyakit/554/Osteomielitis.html
3. FAKTOR RESIKO
• pasien yang menderita artritis reumatoid, telah di rawat lama dirumah sakit, mendapat
sekarang atau sedang mengalami sepsis rentan, begitu pula yang menjalani pembedahan
ortopedi lama, mengalami infeksi luka mengeluarkan pus, mengalami nekrosis insisi
secara i.v., alkoholik, penggunaan steroid jangka panjang, penurunan kekebalan tubuh,
dan penyakit sendi kronik. Sebagai tambahan, implant prosthetik dalam ortopedik dapat
fraktur terbuka.4
B. KLASIFIKASI (Sella)
2. Osteomyelitis Sekunder Adalah kuman-kuman mencapai tulang melalui aliran darah dari
suatu focus primer ditempat lain (misalnya infeksi saluran nafas, genitourinaria furunkel).
a. Steomyelitis akut
Pembengkakan lokal
Kemerahan
Gangguan fungsi
hematogenous osteomyelitis, infeksi akut pada tulang disebabkan bekteri yang berasal
dari sumber infeksi lain. Kondisi ini biasanya terjadi pada anak-anak. Bagian yang sering
terkena infeksi adalah bagian yang sedang bertumbuh pesat dan bagian yang kaya akan
vaskularisasi dari metaphysis. Pembuluh darah yang membelok dengan sudut yang tajam
pada distal metaphysis membuat aliran darah melambat dan menimbulkan endapan dan
trombus, tulang itu sendiri akan mengalami nekrosis lokal dan akan menjadi tempat
berkembang biaknya bakteri. Mula-mula terdapat fokus infeksi didaerah metafisis, lalu
terjadi hiperemia dan udem. Karena tulang bukan jaringan yang bisa berekspansi maka
tekanan dalam tulang ini menyebabkan nyeri lokal yang sangat hebat.
Infeksi dapat pecah ke subperiost, kemudian menembus subkutis dan menyebar menjadi
selulitis atau menjalar melalui rongga subperiost ke diafisis. Infeksi juga dapat pecah
Penjalaran subperiostal kearah diafisis akan merusak pembuluh darah yang kearah
diafisis, sehingga menyebabkan nekrosis tulang yang disebut sekuester. Periost akan
membentuk tulang baru yang menyelubungi tulang baru yang disebut involukrum
(pembungkus). Tulang yang sering terkena adalah tulang panjang yaitu tulang femur,
jaringan tulang dengan bakteri, biasa terjadi karena trauma terbuka dan tindakan
b. Osteomyelitis kronis
Streplococcus (anak-anak)
iwansaing.files.wordpress.com/2009/06/5-osteomielitis-51-60.doc
Komplikasi yang sering terjadi adalah berlangsungnya infeksi dengan eksaserbasi akut. infeksi
yang terus menerus akan menyebabkan amioloidiosis, anemia, penurunan berat badan,
kelemahan. Selain itu juga dapat terjadi abses tulang, meregangnya implant prosthetic, selolitis
pada jaringan lunak sekitar, abses otak pada osteomilitis di daerah cranium, dan Kematian.
(httpwww.klikdokter.comillnessdetail177.htm)
Jika infeksi dibawah oleh darah, biasanya awitannya mendadak, sering terjadi dengan
manifestasi klinis septikemia (mis. Menggigil, demam tinggi, denyut nadi cepat dan malaise
umum). Gejala sismetik pada awalnya dapat menutupi gejala lokal secara lengkap. Setelah
infeksi menyebar dari rongga sumsum ke korteks tulang, akan mengenai periosteum dan
jaringan lunak, dengan bagian yang terinfeksi menjadi nyeri, bengkak dan sangat nyeri tekan.
Pasien menggambarkan nyeri konstan berdenyut yang semakin memberat dengan gerakan dan
berhubungan dengan tekanan pus yang terkumpul.Bila osteomielitis terjadi akibat penyebaran
dari infeksi di sekitarnya atau kontaminasi langsung, tidak akan ada gejala septikemia. Daerah
infeksi membengkak, hangat, nyeri dan nyeri tekan.Pasien dengan osteomielitis kronik ditandai
dengan pus yang selalu mengalir keluar dari sinus atau mengalami periode berulang nyeri,
inflamasi, pembengkakan dan pengeluaran pus. Infeksi derajat rendah dapat menjadi pada
• Pem.diagnostik
1. darah
Sel darah putih meningkat sampai 30.000 L gr/dl disertai peningkatan laju endapan
darah.
3. Biopsi tulang.
4. ultra sound
5. radiologis
Pemeriksaan photo polos dalam 10 hari pertama tidak ditemukan kelainan radiologik,
setelah dua minggu akan terlihat berupa refraksi tulang yang bersifat difus.
6. Sinar X
tulang
Pemeriksaan fisik
Area sekitar luka yang terinfeksi menjadi bengkak dan terasa lembek bila di palpasi. Bisa
juga terdapat eritema atau kemerahan dan panas. Efek sistemik menunjukan adanya
eritema.
Pencegahan
Penanganan infeksi jaringan lunak dapat mengontrol erosi tulang. Pemilihan pasien
dengan teliti dan perhatikan terhadap lingkungan operasi dan teknik pembedahan
dapat menurunkan insiden osteomielitis pascaoperasi.
Antibioika profilaksis, diberikan untuk mencapai kadar jaringan yang memadai saat
pembedahan dan Selma 24 sampai 48 jam setelah operasi akan sangat membantu.
dapat dilakukan di rumah. Pasien harus dalam keadaan stabil secara medis dan telah
Pasien dan keluarganya harus memahami benar protokol antibiotika. Selain itu,
penggantian balutan secara stesil dan teknik kompres hangat harus diajarkan.
Pendidikan pasien sebelum pemulangan dari rumah sakit dan supervise serta
dukungan yang memadai dari perawatan di rumah sangat penting dalam keberhasilan
Pasein tersebut harus dipantau dengan cermat mengenai bertambahnya daerah nyeri
atau peningkatan suhu yang mendadak. Pasien diminta untuk melakukan obsevasi
dan melaporkan bila terjadi peningkatan suhu, keluar pus, bau, dan bertambahnya
inflamasi.
b. Pada stadium akut sudah tentu yang pokok adalah pemberian antibiotik spektrum luas
yang efektif terhadap gram positif maupun gram negatif dan diberikan langsung tanpa
menunggu hasil biakan darah secara parenteral selama 3-6 minggu. Kemudian daya
tahan tubuh perlu diperkuat misalnya memberikan vitamin, obat-obat menahan sakit.
c. Imobilisasi anggota gerak yang terkena, bisa dengan pemasangan gips yang diberi
jendela.
d. Tindakan pembedahan, dengan indikasi : adanya abces, rasa sakit yang hebat, adanya
epidermoid)
e. Pada stadium kronik disamping antibiotik maka tulang yang jelas sudah mati dan
f. Untuk drainage peradangan yang sudah kronis dapat pula dibuat luang-lubang pada
tulang.
(http://puskesmas-oke.blogspot.com/2009/01/osteomyelitis.html)
a. Respect for autonomi, yang berarti mandiri dan bersedia menanggung resiko,
Dalam hal ini perawat memberikan penjelasan yang sebenarnya tetntang penyakit
yang diderita kepada pasien dan keluarganya, serta membrikan pilihan tentang
perawatan yang dipilih oelh pasien dan keluarganya, misal: tempat perwatan dan
jenis perawatan.
b. Non-malaficence, mendikusikan risiko dan masalah denga klien perawat dan tim
agar tidak terjadi atau bertambah parahnya penyakit pasien. Perawat dalam melakukan
perawatan kepada klien hindari hal-hal yang menyebabkan injuri, misalnya dalam
merubah posisi klien saat istirahat jangan sampai membahayakan terutama daerah
perut yang buncit akibat limpa yang membesar.
untuk melakukan yang terbaik dan tidak merugikan klien, serta merahasiakan tentang
budaya, keadaan ekonomi, dsb. tetapi diperlukan klien sebagai individu yang
memerlukan bantuan dengan keunikan yang dimiliki. Oleh karena itu, perawat
e. .Inform consent
Perawat harus memberikan tindakan keperawatan yang akan dilakukan, misalnya kapan
tindkaan itu akan diberikan, apa tujuannya dari pemberian tindakan itu, apa
manfaatnya, apa resiko yang akan timbul dari tindakan itu, biaya yang diperlukan untuk
medis harus transparan dalam mengungkapkan tindakan apa saja yang akan dilakukan pada
pihak keluarga dalam menentukan tindakan tersebut. Kerahasiaan berarti kewajiban untuk
melindungi informasi rahasia.kesetiaan juga berarti selalu ada saat pasien membutuhkan
I. PATOFISIOLOGI
tulang panjang
osteomielitis
fagositosis
demam
termoregulasi
Nafsu makan
Pembentukan abses
4.Resiko
tulang
penyebaran
infeksi
baru,pengeluaran pus
adanya luka
6.Gangguan citra
diri
J. ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Biodata
Nama : Tn. D
Umur : 32 tahun
Riwayat kesehatan
Riwayat Kesehatan masa lalu : 12 Bulan SMRS, klien mengeluh tungkai dan kaki
Pemeriksaan diagnostic : Pada luka paha kiri bengkak (+), kemerahan (+), pus (+), terdapat tiga
lubang pada luka berdiameter masing-masing 0.5 cm. Tampak konjunctiva anemis, kulit pucat,
Pemeriksaan penunjang: Hb: 8,6 mg/dl, Leukosit: 16.400, LED: 96 mm/jam, Albumin: 3,2
gr/dl, Rontgen dada: tidak tampak TB paru aktif, tidak tampak kardiomegali, rontgen femur
sinistra. Seluruh os Femur menunjukkan lesi osteolitik dan sklerotik yang tidak teratur. Kesan
Analisa data
tulang panjang
osteomielitis fagositosis
Proses inflamasi:
hyperemia,pembengkakan,
gangguan fungsi,
kerusakan integritas
jaringan Peningkatan
Nekrosis tulang
Pembentukan abses tulang
Nyeri
DS :-
turun Ketidakseimbangan
tubuh
DO : Pada luka paha kiri Proses inflamasi demam Kerusakan integritas kulit
Seluruh os Femur
DS :
kulit
DO : Pembentukan pus dan Resiko penyebaran infeksi
DS :
nekrosis
ke organ penting
timbul
Gangguan termoregulasi
DS:
dan Nekrosis
baru,pengeluaran pus
DS:
citra diri
Diagnosa keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan pembentukan abses tulang ditandai oleh klien mengeluh
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia ditandai oleh
3. Kerusakan integritas kulit b.d penekanan local karena tirah baring lama yang ditandai
5. Gangguan termoregulasi b.d proses infalamasi yang ditandai dengan demam ada hilang
timbul
6. Gangguan citra diri b.d Deformitas &bau dari adanya luka yang ditandai oleh Aktivitas sehari-
hari dibantu, berdiri dan berjalan menggunankan kruk. Pada luka paha kiri bengkak (+),
mengalami
infeksi
mengidentifikasi sendi
factor pencetus
Pendekatan dengan
nonfarmakologi
rangka yang
dapat mengurangi I
intensitas nyeri
kenyamanan
Beri kesempatan
waktu istirahat
yang nyaman
Tingkatkan terapeutik
pengetahuan
tentang penyebab
nyeri dan
hubungan dengan
Kolaborasi :
Pemberian
analgesik
• Berat badan
naik ½ kg Memberikan
normal
makan
meningkat
individual
• Menghindari kerusakan
kapiler.
• Gunakan bantal
air atau
penganjal yang
kelembapan kulit.
• Lakukan masase
mengalami
tekanan pada
waktu berubah
posisi. • Mempertahankan
keutuhan kulit.
• Bersihkan dan
keringkan kulit.
• Observasi
adanya eritema
dan kepucatan
sekitar untuk
mengetahui
adanya
kehangatan dan
pelunakan
jaringan tiap
mengubah
posisi.
• Jaga kebersihan
kulit dan
seminimal
mungkin hindari
trauma dan
panas pada
kulit.
jaringan luka.
kuman.
Mengurangi resiko
yang terjadi.
proses infalamasi suhu tubuh normal 21oC keuali jika tubuh. Namun, menggigil
timbul
Antipiretik menurunkan
asetaminofen
sesuai denagn
program medik
apabila suhu
yang energi.
menyebabkan
pengeluaran panas
ekstrernal pada
tubuh klien.
luka paha kiri Klien mengenali bermusuhan dan dengan perasaan tersebut.
yang sehat.
memperbaiki
kebiasaan.
untuk dirinya.
partisipasi dalam
aktivitas
rehabilitasi
KESIMPULAN
oleh bakteri piogenik atau mikobakteri. Osteomielitis bisa mengenai semua usia tetapi umumnya
mengenai anak-anak dan orang tua. Oteomielitis umumnya disebabkan oleh bakteri, diantaranya
dari species staphylococcus dan stertococcus. Selain bakteri, jamur dan virus juga dapat
menginfeksi langsung melalui fraktur terbuka. Tibia bagian distal, femur bagian distal, humerus ,
radius dan ulna bagian proksimal dan distal, vertebra, maksila, dan mandibula merupakan tulang
yang paling beresiko untuk terkena osteomielitis karena merupakan tulang yang banyak
vaskularisasinya.
Berdasarkan lama infeksi, osteomielitis terbagi menjadi 3, yaitu : osteomielitis akut, sub
akut dan kronis. Gambaran klinis terlihat daerah diatas tulang bisa mengalami luka dan
menyebabkan nyeri tulang, infeksi jaringan lunak diatas tulang yang berulang dan pengeluaran
nanah yang menetap atau hilang timbul dari kulit. Pengeluaran nanah terjadi jika nanah dari
tulang yang terinfeksi menembus permukaan kulit dan suatu saluran (saluran sinus) terbentuk
memiliki gambaran radiologik yang mirip. Gambaran radiologik osteomielitis baru terlihat
setelah 10-14 hari setelah infeksi, yang akan memperlihatkan reaksi periosteal, sklerosis,
Osteomielitis dapat diobati dengan terapi antibiotik selama 2-4 minggu atau dengan
debridement. Prognosis osteomielitis bergantung pada lama perjalanan penyakitnya, untuk yang
SARAN
Makalah sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sebagai kelompok
mengharapkan kritikan dan saran dari dosen pembimbing dan teman – teman sesama mahasiswa.
Selain itu penyakit osteomilitis ini sangat berbahaya dan kita sebagai host harus bisa menerapkan
DAFTAR PUSTAKA
http://herdinrusli.wordpress.com/2007/12/01/sekilas-tentang-anatomi-vertebra/
http://id.wikipedia.org/wiki/Tulang_punggung
http://www-back-pain.blogspot.com/2009/05/ligament-otot-tulang-belakang.html
http://www-back-pain.blogspot.com/2009/05/anatomi-tulang-belakang.html
http://www.ahlihnp.com/kesehatan/pengetahuan/anatomi-tulang-belakang/
http://medicastore.com/penyakit/554/Osteomielitis.html
iwansaing.files.wordpress.com/2009/06/5-osteomielitis-51-60.do
http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Gray90.png
http://1.bp.blogspot.com/_p3RLmE_gWDU/ShD-
zHc22MI/AAAAAAAAABQ/buDLRb6NNzs/s1600-h/anatomi+tulang+belakang.jpg
http://4.bp.blogspot.com/_p3RLmE_gWDU/ShIpBrKdf5I/AAAAAAAAABs/ofFD-twewls/s1600-
h/ligament+tulang+belakang.jpg