Anda di halaman 1dari 2

Simpulan dan Rekomendasi

A. Kesimpulan :

Cadel adalah ketidakmampuan lidah dalam melafalkan beberapa


huruf dan kata dengan jelas dan tepat. Penyebab seseorang dapat dikatakan
cadel karena koordinasi yang kurang sempurna, kelainan fisiologis,
lingkungan, hingga faktor psikologis. Cadel sendiri seharusnya bukanlah
momok yang menakutkan, maupun bahan ejekan. Kelainan ini dapat diobati
dengan menjalankan terapi – terapi sederhana seperti melatih pengucapan
alfabet, terapi psikologi, latihan otot lidah, metode permen karet, hingga
metode hipnotis. Walau terlihat sepele, hal ini dapat sangat membantu
kedepannya. Namun demikian, seseorang yang cadel tidaklah harus
memaksa dirinya untuk lepas dari kecadelan itu. Tuhan telah menciptakan
diri tiap manusia dengan kelebihan dan kekurangan masing – masing.
Hendaklah kita menggunakannya sesuai dengan tujuannya masing – masing.

B. Saran :

Bagi orang – orang yang mengalami masalah serupa, janganlah


berkecil hati menyalahkan diri sendiri dan Tuhan. Kalian diciptakan
sebagaimana adanya oleh Yang Mahakuasa. Terimalah diri Anda dan jalani
hidup Anda dengan baik. Cadel itu bisa Anda anggap sebagai suatu
kelebihan dibanding kekurangan yang memalukan dan menjadi bahan
ejekan. Riset menunjukkan, orang – orang yang cadel lebih cenderung
mudah dalam pelafalan bahasa asing dan lebih humoris. Maka sebisa Anda,
gunakanlah “kekurangan” itu untuk bisa menjadi kelebihan unik yang tidak
bisa dimiliki orang lain.

Bagi orang – orang yang memiliki teman cadel di sekitarnya,


janganlah mengejek dan mengecilkan hati mereka. Sesungguhnya, Anda
juga mempunyai kekurangan hanya saja berbeda dengan orang yang cadel.
Orang yang cadel juga tidak pernah tahu dan tidak memilih untuk dilahirkan
seperti itu. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang sederajat di mataNya,
marilah kita saling menggunakan kelebihan kita untuk menutupi kekurangan
sesama kita yang lain menjdi suatu kesatuan yang utuh.
Riwayat hidup

Wynne Elysia Suriady, lahir di Makassar pada 9 Juli 2002. Ia adalah anak bungsu
dari 2 bersaudara. Ia mulai mengenyam pendidikan di TK Unyil lalu melanjutkan
ke SD Nusantara, Makassar, saat berumur 5 tahun. Setelah lulus, ia meneruskan
ke SMP Katolik Rajawali Makassar, kemudian melanjutkan ke institusi
pendidikan yang bernaung di bawah yayasan serupa, SMA Katolik Rajawali
Makassar Yayasan Yeemye Sulselra, hingga saat ini duduk di bangku kelas XI
SMA dengan jurusan MIPA. Sejak dulu, ia telah dikenal sebagai pribadi yang
berprestasi dan sering mengharumkan nama sekolah melalui perlombaan
akademik. Beberapa diantaranya, Juara II Lomba Debat Bahasa Indonesia Tingkat
Kota Makassa, Urutan Ke-2 OSP Tingkat SMP Bidang IPS, dan peserta OSN
SMP bidang IPS.

Anda mungkin juga menyukai