Anda di halaman 1dari 27

Senyawa Metabolit Sekunder

Metabolit adalah hasil dari metabolisme

Metabolisme adalah proses pada organisme yang


melibatkan enzim dan reaksi kimia tertentu untuk
memperoleh energi dari ATP guna menyusun suatu
jaringan.
Jenis metabolit
1. Metabolit Primer adalah metabolit yang mutlak ada
pada setiap mahluk hidup
2. Metabolit Sekunder adalah metabolit yang distribusinya
terbatas dan hanya ditemui pada organisme/kelompok yang
spesifik.
Hubungan metabolisme Primer dan Sekunder
Metabolit Primer Metabolit Sekunder

Polisakarida Glukosa Glikosida

Polisakarida Pentosa Asam amino Fenilpropanoid


Tetrosa Aromarik Alkaloid
Flavonoid

Protein
Triosa Asam amino
alifatik Poliketida

Lemak Asam Asetat Asam Terpena


Mevalonat Karotenoid
Memerlukan tahapan pekerjaan laboratorium yang relatif
sangat panjang, sehingga memakan waktu yang relatif
lama, perlu bahan serta pereaksi-pereaksi kimia yang
tidak sedikit jumlahnya.
Sebagai contoh, zingiberen yaitu suatu zat berupa minyak
dari rimpang jahe (Zingiber officinale Roscoe)
• diisolasi dalam keadaan murni pada tahun 1880
• dimulai penelaahan struktur molekulnya pada tahun
1900 dan 1901
• struktur molekulnya baru dapat disarankan pada tahun
1929 oleh Ruzicka dan van Veen
Zingiberen

 Menurut ukuran senyawa alam, struktur molekul zingiberen


masih relatif sederhana.
Senyawa Terpenoid
 Senyawa terpena merupakan kelompok senyawa
organik hidrokarbon yang melimpah yang
dihasilkan oleh berbagai jenis tumbuhan.
 Terpenoid juga dihasilkan oleh serangga.
Senyawaan ini pada umumnya memberikan bau
yang kuat dan dapat melindungi tumbuhan dari
herbivora dan predator.
 Terpenoid juga merupakan komponen utama
dalam minyak atsiri dari beberapa jenis tumbuhan
dan bunga. Minyak atsiri digunakan secara luas
untuk wangi-wangian parfum, dan digunakan
dalam pengobatan seperti aromaterapi.
 Terpenoid : senyawa metabolit sekunder yang
memiliki struktur molekul yang mengandung
kerangka karbon yang terbentuk dari unit – unit
isopren.

 Senyawa isopren memiliki 5 atom karbon, sehingga


jumlah atom karbon dari terpenoid merupakan
kelipatan 5.
Aturan Isoprena
Aturan isopren oleh Wallach pada tahun 1887. Isopren
merupakan molekul 2-methyl-1,3 butene.
Dari bentuk molekulnya, maka seolah senyawa isopren memiliki
“kepala” dan “ekor”. Kepala berada diujung yang bercabang
dan ujung lainnya dianggap sebagai ekornya.
Aturan isoprene menyatakan bahwa senyawa terpenoid
terbentuk dari gabungan isopren-isopren melalui
penggabungan kepala-kepala, ekor-ekor ataupun kepala-
ekor. Pola penggabungan yang paling umum dan sering
terjadi adalah pola penggabungan kepala-ekor.
Berdasarkan jumlah kerangka isopren yang dimilikinya,
terpenoid dapat dibedakan atas beberapa kelas :

1.Hemiterpenoid : 1 unit isoprene (5 atom C)


2.Monoterpenoid : 2 unit isoprene (10 atom C)
3.Sesquiterpenoid: 3 unit isoprene (15 atom C)
4.Diterpenoid : 4 unit isoprene (20 atom C)
5.Sesterpenoid : 5 unit isoprene (25 atom C)
6.Tritepenoid : 6 unit isoprene (30 atom C)
7.Tetraterpenoid : 8 unit issopren (40 atom C)
8.Poliisoprenoid : > 8 unit isoprene (atom C > 40)
Biosintesis Senyawa Terpenoid

Secara umum biosintesa dari terpenoid melalui 3 reaksi dasar,


yaitu:

1.Pembentukan isopren aktif berasal dari asam asetat melalui


asam mevalonat.
2.Penggabungan kepala dan ekor dua unit isopren akan
membentuk mono-,seskui-, di-. sester-, dan poli-terpenoid.
3.Penggabungan ekor dan ekor dari unit C-15 atau C-20
menghasilkan senyawa triterpenoid dan steroid
O O O O O
H2
CH3 C SCoA + CH3 C SCoA CH3 C C C SCoA + CH3 C SCoA
Claisen
Asetil Coenzim A Asetoasetil CoA
Aldol

2 NAP+ + CoA-HS 2 NADPH + 2 H+


O O O
H2
HO C CH2 CH2 C OH HO C CH2 CH2 C SCoA
C C
H3C OH H3C OH
Asam Mevalonat β − Hidroksi - β − Metil Glutaril CoA

3 ATP

3 ADP
O O O CO2 H2PO4 O O
H2 H2 H2 H2C H2 H2
HO C C C C O P O P O- C C C O P O P O-
C
O- O- H3C
H3C OPO3H O- O-
Asam 3-Posfo-5-Pirofospo Mevalonat 3-Metil-3-butenil-Pirofosfat
CH3 C CH CH2 OPP CH3 C CH CH2 OPP

CH3 CH2 H

DMAP IPP

Monoterpenoid
Monoterpenoid

+
OPP
OPP
Geranil Pirofosfat
Triterpenoid
Triterpenoid

2X

Skualen
Skualena
+
OPP
OPP

Farnesil Pirofosfat
Lanosterol
Lanosterol
Seskuiterpenoid
Seskuiterpenoid

Steroid
Steroid
OPP
Geranil Geranil Pirofosfat
2X

Diterpenoid
Diterpenoid Tetraterpenoid
Tetraterpenoid
Dalam mono-, sesqui-, di- dan sesterterpena, unit
isoprena dihubungkan satu sama lain dari kepala-ke-ekor.
Klasisikasi Senyawa Monoterpenoid
Klasifikasi Senyawa Seskuiterpenoid
Siklisasi senyawa seskuiterpenoid
Diterpenoid dibiosintesis dari asam mevalonat melalui Geranil-
geranil piropospat (GGPP)

Diterpenoid dibagi atas beberapa kelas yaitu:


1. ASiklik (phytane),
2. Monosiklik (retinol—vitamin A),
3. Bisiklik (labdane, clerodane),
4. Trisiklik (abietane, pimarane, rosane, podocarpane),
5.Tetrasiklik (kaurane, trachylobane, beyerane, atisane,
gibberellane),
6. Makrosiklik (cembrane, taxane, daphnane, tigliane, ingenane,
jatrophane),
3. Struktur Abietane (trisiklik)
1. Struktur Phytane diterpene (asiklik)

2. Struktur Labdane (bisiklik) 4. Struktur Kaurene (tetrasiklik)


5. Struktur Taxane (makrosiklik)

6. Struktur Tigliane (makrosiklik)


Triterpenoid

Triterpenoid merupakan kelompok senyawa bahan alam yang


tersebar secara luas pada tumbuhan tinggi dengan kerangka
karbon yang didasarkan pada 6 unit isoprene.
Penamaan Struktur dasar senyawa triterpenoid
Karotenoid (Tetraterpenoid)

Hampir semua karotenoid merupakan tetraterpenoid


dengan kerangka C40 simetris melalui
penggabungan tail-to-tail dua molekul C20
geranil-geranil dipospat. menghasilkan
hidrokarbon phytoene
Penomoran kerangka karotenoid dan jenis
gugus fungsi akhir karotenoid

Anda mungkin juga menyukai