Anda di halaman 1dari 3

NAMA : VIOLETTA SUSILO

NIM : 1208030221

KELAS : SOSIOLOGI 1/E

MATA KULIAH : PENGANTAR SOSIOLOGI

1. Definisi Stratifikasi Sosial dan penyebab terjadinya Stratifikasi


Stratifikasi sosial adalah pengelompokan masyarakat berdasarkan kekayaan,
kekuasaan, kehormatan, dan pendidikan. Stratifikasi sosial terjadi karena perbedaan
cara berinteraksi dari individu ke individu lain berdasarkan kelas sosial di atas,
sehingga menentukan statusnya di masyarakat

2. Sifat-sifat Stratifikasi Sosial


 Terbuka:Memungkinkan setiap orang untuk mencapai kelas sosial yang lebih
tinggi ataupun yang lebih rendah
 Tertutup:Tidak memungkinkan orang untuk naik ataupun turun kelas sosial.
Seperti di India, status sosial ditentukan sejak lahir dan tidak dapat diubah
 Campuran:Memungkinkan sekaligus tidak memungkinkan perpindahan kelas
sosial

3. Bentuk-bentuk Mobilitas Sosial


 Mobilitas Horizontal:Perubahan status individu yang sederajat
 Mobilitas Vertikal:Perubahan status individu yang tidak sederajat
 Mobilitas Lateral:Pergerakan individu atau kelompok dari satu wilayah ke
wilayah lain yang secara tidak langsung mengubah status sosial seseorang
 Mobilitas Struktural:Perpindahan yang disebabkan oleh peristiwa yang
menyebabkan perubahan struktur dan kelompok dalam masyarakat
 Mobilitas Antargenerasi:Perpindahan kelas sosial dalam dua generasi atau
perbedaan status sosial yang dicapai seseorang berdasarkan status sosial yang
telah dicapai orang tuanya
 Mobilitas Intragenerasi:Pergerakan status sosial dalam satu generasi yang
sama
 Mobilitas Intergenerasi:Perubahan status sosial yang terjadi pada lebih dari
dua generasi

4. Manfaat Kekuasaan
Kekuasaan memiliki wewenang untuk mengontrol wilayah kekuasaannya untuk
membangun apa yang dikenankan oleh sang pemegang kekuasaan. Kontrol penuh
dapat dilakukan pemimpin yang bermata dua, bisa jadi baik, bisa jadi buruk. Manfaat
kekuasaan bagi setiap lapisan masyarakat yaitu terlihatnya sebuah wilayah sebagai
suatu wilayah kedaulatan yang memiliki pemimpin dan masyarakatnya.

5. Bentuk-bentuk Wewenang
 Kharismatis:Didasari pada kharisma
 Tradisional:Turun temurun
 Rasional/Legal:Berdasarkan pada sistem hukum yang berlaku
 Resmi:Bersifat sistematis, rasional dan diperhitungkan, didapat pada
kelompok besar yang memerlukan berbagai aturan
 Tidak resmi:Berlaku pada kelompok-kelompok kecil,Bersifat spontan-
situasional dan berdasarkan faktur saling mengenal
 Pribadi:Bergantung pada solidaritas antaranggota kelompok unsur
kebersamaan sangat memegang peranan
 Teritorial: Wilayah tempat tinggal memegang peranan, unsur kebersamaan
cenderung berkurang karena adanya faktor individualisme
 Terbatas: Wewenang tidak mencakup semua bidang atau sektor
kehidupan,tetapi terbatas pada satu sektor saja. Dan wilayah luas bidang pun
terbatas
 Menyeluruh: tidak dibatasi oleh bidang kehidupan tertentu

6. Upaya Pengendalian Konflik


 Ajudikasi:Pengendalian yang dilakukan dalam jalur hukum
 Konsiliasi:Pengendalian yang dilakukan melalui lembaga-lembaga tertentu
yang memungkinkan berdiskusi antarpihak yang bertikai dan mengambil
keputusan yang adil
 Mediasi:Pengendalian yang dilakukan pihak ketiga sebagai mediator dan
bersifat netral
 Arbitrasi:Pengendalian yang mirip dengan mediasi, namun pihak ketiga
bersifat lebih tinggi kedudukannya dengan pihak-pihak yang bertikai

7. Komentar Terhadap Konflik Intoleran


Sebagai warga negara Indonesia, perlulah memahami bahwa Indonesia memiliki
banyak perbedaan di setiap penduduknya, baik agama maupun suku sudah tidak perlu
disebutkan lagi betapa beragamnya masyarakat Indonesia. Kerukunan antarlapisan
masyarakat harus dijaga terus menerus demi terciptanya lingkungan yang damai dan
tentram. Perbedaan tidak boleh dijadikan alasan untuk membeda-bedakan setiap
orang, justru kita hidup indah dengan keberagaman.

8. Sikap Menghadapi Perubahan Sosial


Perubahan sosial harus disikapi dengan bijak. Perubahan sosial tidak merugikan
masyarakat di lingkungan saya pribadi, karena disini setiap anggota masyarakat sudah
tahu perannya dan hak kewajibannya sehingga apabila terjadi perubahan maka setiap
lapisan masyarakat bisa menyesuaikan dengan mudah.
9. Pemecahan Masalah Sosial
 Preventif:Berupa upaya pemecahan masalah dengan cara mencegah terjadinya
penyimpangan sosial
 Represif:Berupa upaya pemecahan masalah dengan cara melarang terjadinya
penyimpangan sosial

10. Proses pengendalian sosial


Penanaman nilai-nilai sosial sedari dini dapat membentuk karakter pribadi individu
memahami apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan berdasarkan
norma yang berlaku. Apabila terjadi penyimpangan, maka upaya yang dilakukan
berupa pencegahan,pelarangan,dan kekerasan demi mengatasi penyimpangan sosial.

Anda mungkin juga menyukai