Anda di halaman 1dari 8

Pertemuan 7 Mata Kuliah Hygiene Indsutri Inspeksi K3

Nama : Ratna Sari


NIM : N1A118118

Buatlah sebuah Resume dari dua Artikel yang sudah di kirimkan tersebut seperti pada format tabel
di bawah ini
No Uraian Penjelasan
I PROGRAM INSPEKSI K3 DALAM PENCAPAIAN BUDAYA K3 DI
INDUSTRI MIE PT. ABC SEMARANG
1 Sampaikan apa Pada jurnal tersebut Kegiatan program inspeksi pada Safety patrol
program inspeksi
dilakukan oleh tim safety patrol yang telah dibentuk oleh SHE
yang dilakukan yang
ada pada jurnal berdasarkan persetujuan pihak manajemen dan pekerja. Proses
tersebut
pelaksanaannya dilakukan dengan berkeliling perusahaan untuk
hanya mengamati kondisi seluruh area kerja, peralatan kerja yang
digunakan dan cara kerja yang dilakukan oleh pekerja telah sesuai
dengan prosedur atau belum. Waktu pelaksanaan inspeksi ini tidak
terjadwal, tergantung waktu yang dimiliki petugas inspeksi. Selain
itu, inspeksi ini juga belum menggunakan alat bantu checklist
melainkan hanya observasional saja. Apabila dalam inspeksi
ditemukan ketidaksesuaian pada kondisi area kerja. Sedangkan pada
kegiatan program inspeksi khusus dilaksanakan oleh SHE staff yang
telah bersertifikat ahli K3 umum. Proses pelaksanaanya dilakukan
dengan cara berkeliling area kerja (produksi, werehouse, teknik,
PDQC dan human resource) lalu menilai kondisi objek kerja tertentu
yang berisiko bahaya tinggi mencakup mesin yang digunakan dalam
proses produksi & komponennya (seperti conveyor, mesin packing
dan lain sebagainya), peralatan kerja serta B3 yang digunakan untuk
uji kualitas mie, proses pengolahan limbah cair dan limbah B3 yang
dihasilkan.Selain itu, inspeksi ini juga menilai kondisi tempat kerja
seperti house keeping, warning sign dan lain sebagainya.
program inspeksi K3 dalam pencapaian budaya K3 di industri mie.
Perusahaan telah menerapkan program inspeksi K3 sesuai dengan
regulasi, namun program inspeksi K3 tersebut belum bisa
membentuk budaya K3 di lingkungan perusahaan. Sehingga
perusahaan perlu melakukan kajian ulang terhadap program inspeksi
K3 dan meningkatkan kesadaran tenaga kerja dalam bidang K3.
2 Apa Temuan yang Temuan yang diperoleh dari kegiatan inspeksi yaitu
peroleh dari kegiatan 1. Inspeksi pada safety patrol dilakukan setiap satu bulan
inspeki tersebut sekali pada minggu ketiga sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No. 50 Tahun 2012. Pelaksananya dilakukan
oleh tim safety patriol yang telah dibentuk oleh SHE
berjumlah 4 tim dan telah mendapatkan training maka hal
ini pun sesuai dengan Peraturan Peerintah No. 50 Tahun
2012 mengenai standar Pemantauan Kriteria. Tahap
persiapan berupa checklis safety patrol sesuai dengan area
yang akan diinspeksi dibuat oleh perusahaan sesuai dengan
risk assessment. Hal ini sesuai juga dengan PP No. 50
Tahun 2012 mengenai Standar Pemantauan Kriteria.
Tahap pelaksanaan dari menilai sesuai dengan kriteria
seperti kondisi house keeping, ketersediaan APD dan
warning sign telah sesuai dengan PP No. 50 Tahun 2012
mengenai standar pemantauan kriteria. Hasil pelaporan
yang memuat rekomendasi/ saran untuk tindakan perbaikan
atas kondisi ketidaksesuaian dan laporan tersebut
dilaporkan kepada SHE selaku pengurus P2K3 serta tahap
perbaikan dilakukan pemantauan dan verifikasi keefektifan
juga sesuai dengan PP No. 50 tahun 2012 mengenai standar
pemantauan kriteria.
2. Pelaksanaan kegiatan inspeksi informal dilakukan oleh
manajer atau SHE Officer yang telah bersertifikat ahli K3
Umum sesuai dengan peraturan Pemerintah Nomor 50
Tahun 2012. Proses pelaksanaan nya dilakukan dengan
observasional saja tanpa menggunakan alat checklist dan
waktu pelaksanaannya terjadwal maupun tidak. Dan
apabila inspeksi ditemukan ketidaksesuaian pada kondisi
area kerja dan peralatan kerja yang digunakan maka akan
dilaporkan pada petugas yang bertanggung jawab, tetapi
jika ditemukan ketidaksesuaian pada cara kerja yang
dilakukan oleh pekerja maka pekerja akan diberi teguran
secara langsung dan dihimbau untuk melakukan
pekerjaannya sesuai dengan prosedur yang ada.
3. Pelaksana pada Inspeksi khusus yang dilaksanakan oleh
SHE staff yang telah memiliki sertifikat ahli K3 Umum.
Hal ini sesuai dengan PP No. 50 Tahun 2012 mengenai
Pemantauan dan Evaluasi Kinerja dan standar pemantauan
pada kriteria. Hal ini juga telah sesuai dengan Peraturan
Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi RI
Nomor PER.03/MEN/1978 tentang Persyaratan
Penunjukan dan Wewenang serta Kewajiban Pengawai
Pengawas Keselamatan Kerja dan Ahli Keselamatan Kerja
pasal 5 ayat 2 huruf (a) yang menyatakan bahwa “Ahli
Keselamatan Kerja berkewajiban mengadakan
pemeriksaan di tempat kerja yang ditentukan dalam surat
pengangkatannya dan tempat kerja lain yang diminta oleh
Direktur”. Pada tahap persiapan pendokumentasian telah
siap namun belum memiliki checklist belum sesuai dengan
PP No. 50 Tahun 2012 mengenai standar pemantauan
kriteria. Itu dikarenakan perusahaan belum membuat
membuat checklistuntuk inspeksi khusus. Pada tahap
pelaksanaan dilakukan secara langsung dengan
menyiapkan kamera dan alat tulis untuk
mendokumentasikan dan mencatat apabila terdapat
ketidaksesuaian, dan menilai kondisi objek kerja tertentu
yang berisiko bahaya tinggi mencakup mesin yang
digunakan dalam proses produksi dan komponennya
(seperti conveyor, mesin packing dan lain sebagainya),
peralatan kerja serta B3 yang digunakan untuk uji kualitas
mie, proses pengolahan limbah cair dan limbah B3 yang
dihasilkan.
4. Hasil penelitian di industri mie PT. ABC Semarang telah
menerapkan program inspeksi K3 yang terdiri dari
inspeksi informal dan inspeksi terencana seperti safety
patrol dan inspeksi khusus. Berdasarkan hasil analisis
penyebab kecelakaan, observasi dan wawancara dapat
diketahui bahwa budaya K3 di perusahaan belum
terbentuk dengan baik. Hal ini terlihat dari rata-rata
kecelakaan kerja disebabkan oleh unsafe action dan
perilaku tenaga kerja dalam menggunakan Alat Pelindung
Diri (APD) yang masih belum sesuai dengan ketentuan.
3 Apa kesimpulan dan Kesimpulan yang diperoleh yaitu perusahaan telah menerapkan
rekomendasi yang di program inspeksi K3 sesuai dengan peraturan yang berlaku dan
peroleh pendapat para ahli mulai dari pelaksana, pelaksanaan inspeksi,
checklist yang digunakan, laporan inspeksi, penetapan penanggung
jawab tindakan perbaikan sampai pemantauan tindakan
perbaikannya. Namun, dalam pelaksanaanya sering kali tidak sesuai
dengan jadwal yang ditentukan dan perusahaan belum membuat
checklist untuk inspeksi khusus. Program inspeksi K3 terlaksana
dengan baik dan telah berdampak positif terhadap budaya K3 tetapi
masih diperlukan peningkatan lebih lanjut karena masih ditemukan
tindakan tidak aman serta tingkat kesadaran K3 masih kurang.
Rekomendasi yang diperoleh dari kegiatan inspeksi tersebut yaitu:
Perusahaan sebaiknya membuat checklist inspeksi sesuai regulasi
dan kebutuhan perusahaan.
II PELAKSANAAN INSPEKSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
SEBAGAI TINDAKAN PENCEGAHAN KECELAKAAN AKIBAT KERJA DI PT.
COCA-COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA
1 Sampaikan apa Perusahaan telah menerapkan program inspeksi K3 sesuai dengan
program inspeksi
peraturan yang berlaku dan pendapat para ahli mulai dari pelaksana,
yang dilakukan yang
ada pada jurnal pelaksanaan inspeksi, checklist yang digunakan, laporan inspeksi,
tersebut
penetapan penanggung jawab tindakan perbaikan sampai
pemantauan tindakan perbaikannya. Namun, dalam pelaksanaanya
sering kali tidak sesuai dengan jadwal yang ditentukan dan
perusahaan belum membuat checklist untuk inspeksi khusus.
Adapun program inspeksi yang dilakukan di PT. Coca-Cola
Bottling Indonesia Central Java ada 3 macam yaitu Inspeksi harian
(daily Inspection), Inspeksi bulanan, dan Inspeksi tahunan.
1. Inspeksi harian di PT. Coca-cola Bottling Indonesia adalah
Pengambilan sampel makanan kantin yang bertujuan untuk
mengantisipasi apabila terjadi keracunan pada karyawan PT.
Coca-cola Bottling Indonesia. Inspeksi ini dilakukan oleh
petugas yang bertanggung jawab dengan cara mengambil
sampel makanan dari kantin setiap hari sebelum jam makan
atau istirahat (+ jam 11.30 WIB).
2. Inspeksi house keeping adalah program inspeksi
keselamatan kerja yang di lakukan setiap hari di PT. CCBI
yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang tetap
bersih sehingga tenaga kerja terbebas dari penyakit akibat
kerja dan penyakit umum. Pelaksanaanya dilakukan oleh
pihak ketiga di mana PT. CCBI bekerjasama dengan PT.
ISS.
3. Inspeksi Bulanan yang dilakukan di PT. Coca-Cola Bottling
Indonesia adalah Inspeksi Fasilitas Pemadam Kebakaran:
Alat Pemadam Api Ringan (APAR), Instalasi Hydrant,
Pemeriksaan Emergency Lamp.
4. Inspeksi Emergency System: Pemeriksaan insect killer
lamp dan shower & eye wash emergency
5. Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja: pemeriksaan
material, pekerja dan cara kerja, mesin serta lingkungan
kerja.
6. Inspeksi APD
7. Inspeksi Kotak P3K
8. Inspeksi Tahunan (Yearly Inspection)
9. Inspeksi Personil
10. Inspeksi Lingkungan
11. Inspeksi Mesin
2 Apa Temuan yang Hasil temuan yang diperoleh dari kegiatan inspeksi yaitu inspeksi
peroleh dari kegiatan
keselamatan kerja di PT. CCBI telah berjalan dengan baik dan
inspeki tersebut
dilakukan secara rutin, hal ini sesuai dengan No. Per-05/MEN/1996
tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
lampiran II bagian 7 tentang Standar Pemantauan, (7.1) mengenai
pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat
kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur.
a. Inspeksi Sample Makanan
Inspeksi inidilakukan secara harian untuk mengantisipasi
terjadinya keracunan, agar karyawan tetap nyaman
walaupun pelaksanaannya masih kurang
b. Inspeksi House Keeping
Inspeksi ini dilakukan oleh PT. ISS dengan pelaksanaannya
setiap hari dengan visit ke area untuk melihat hasil pekerjaan
karyawandan kondisinya.
c. Inspeksi APAR
Inspeksi APAR di PT. CCBI dilakukan 1 bulan sekali
secara rutin meliputi DataAPAR, perlengkapan APAR,
kondisi tabung dan tanggal expired dengan tujuan agar
APAR selalu dalam keadaan siap pakai dan aman. Dalam
pemeriksaan berat tabung APAR yang berisis CO2 tidak
dilakukan penimbangan, hal ini tidak sesuai dengan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
PER-04/MEN/1980 pasal 12 disebutkan bahwa untuk alat
APAR jenis CO2 harus diperiksa dengan cara menimbang
serta mencocokkan beratnya dengan berat yang tertera pada
APAR tersebut.
d. Inspeksi Emergency System
 Shower & eye wash emergency
Inspeksi ini dilakukan untuk mengetahui kondisi
dari Shower & eye wash emergency di tempat kerja,
karena alat tersebut merupakan sarana untuk tindak
awal apabila terjadi kecelakaan ringan.
 Inspeksi terhadap Insect Killer Lamp
Inspeksi ini untuk mengetahui kondisi insect killer
lamp apakah masih dalam keadaan layak atau baik,
karena alat tersebut merupakan salah satu alat untuk
memenuhi salah satu syarat tempat kerja.
e. Inspeksi Keselamatan Kerja
Inspeksi ini dilakukan setiap bulan secara rutin dengan
membawa check list serta melakukan visit ke tiap ruang
kerja untuk melihat adakah tindakan dan kondisi yang tidak
aman. Hal ini sesuai dengan Permenakertrans No. Per-
05/MEN/1996 tentang sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja lampiran II bagian 7.1 mengenai
pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi
tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur.
f. Inspeksi APD dan Kotak P3K
Inspeksi APD dan kotak P3K telah dilaksanakan dengan
baik dan secara rutin, hal ini sesuai dengan Permenakertrans
No. Per- 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja lampiran II bagian 7
tentang Standar Pemantauan, (7.1) mengenai pemeriksaan
bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan
cara kerja dilaksanakan secara teratur.
g. Inspeksi Personil
Pemeriksaan berkala bagi karyawan telah dilaksanakan
secara rutin setiap satu tahun sekali, hal ini telah sesuai
dengan Permenakertrans No. Per-02/MEN/1980 tentang
pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dalam penyelenggaraan
keselamatan kerja pasal 2 dan 3 tentang pemeriksaan
kesehatan berkala bagi tenaga kerja.
h. Inspeksi Lingkungan dan Inspeksi Mesin
Inspeksi ini dilakukan oleh pihak ketiga yaitu PT. Sucofindo
secara rutin sesuai dengan jadwalnya sehingga mampu
mengadakan koreksi terhadap lingkungan dan mesin yang
ada di PT. CCBI.
3 Apa kesimpulan dan Kesimpulan yang diperoleh yaitu PT. CCBI melaksanakan 3
rekomendasi yang di program inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja yaitu inspeksi
peroleh harian, inspeksi bulanan, dan inspeksi tahunan yang telah sesuai
dengan Permenakertrans No. Per-05/MEN/1996 Lampiran II
bagian 7 tentang pelaksanaan inspeksi tempat kerja dan cara kerja
dilaksanakan secara teratur. Inspeksi APAR telah berjalan dengan
baik, tetapi tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. PER-04/MEN/1980 pasal 12 di karenakan dalam
pemeriksaan berat tabung APAR yang berisis CO 2 tidak dilakukan
penimbangan.
Rekomendasinya yaitu untuk inspeksi APAR sebaiknya ketika
memeriksa berat tabung APAR yang berisi CO2 harus ada
penimbangan dan mencocokkan beratnya dengan berat yang tertera
pada APAR tersebut, serta petugas inspeksi sebaiknya lebih
disiplin (tepat tempat, tepat alat dan tepat waktu) serta objektif
dalam melaksanakan tugasnya, dalam mencari ketidaksesuaian di
lapangan.

III Apa Perbedaan dari dua contoh kasus pada perusahaan tersebut dari segi program
inspeksi yang dilakukan dan temuanya ?
Pada dua contoh kasus tersebut memiliki perbedaan pada program yang berbeda yaitu :
Pada Industri Mie PT. ABC Semarang menerapkan program inspeksi informal (dadakan)
dan inspeksi terencana seperti safety patrol dan inspeksi khusus yang telah sesuai dengan
PP No. 56 Tahun 2012 mengenai Standar Pemantauan Kriteria walaupun ada beberapa yang
tidak sesuai. Yang melakukan pelaksanaannya yaitu manajer atau SHE Officer yang telah
memiliki sertifikat ahli K3. Sedangkan pada inspeksi yang dilakukan di PT. Coca-Cola
Bottling Indonesia Central Java ada 3 macam yaitu Inspeksi harian (daily Inspection),
Inspeksi bulanan, dan Inspeksi tahunan yang telah sesuai dengan Permenakertrans No.
Per-05/MEN/1996 Lampiran II bagian 7 tentang pelaksanaan inspeksi tempat kerja dan
cara kerja dilaksanakan secara teratur. PT. CCBI menerapkan program inspeksi dengan
teratur dan terjadwal. Yang bertanggung jawab atas inspeksi tersebut adalah personil OHS
yang sudah berpengalaman dan terampil dalam bidang K3.
IV Apa Persamaan dari dua contoh kasus pada perusahaan tersebut dari segi program
inspeksi yang dilakukan dan temuannya ?
Persamaannya yaitu :
1. Sama-sama diawasi oleh HSE Ahli K3 umum yang bersertifikat
2. Inspeksi dilakukan dengan 3 tahap yaitu persiapan, pelaksanaan, dan Pelaporan.
3. PT. ABC Semarang dan PT. CCBI sama-sama menerapkan program inspeksi
umum sesuai dengan peraturan yang telah di tetapkan dan yang berlaku .

Anda mungkin juga menyukai