Anda di halaman 1dari 6

Pertemuan 7 Mata Kuliah Hygiene Indsutri

Inspeksi K3

Nama : Yolanda Gustina Pane


NIM : NIA118009

Buatlah sebuah Resume dari dua Artikel yang sudah di kirimkan tersebut seperti pada format tabel
di bawah ini
No Uraian Penjelasan
I PROGRAM INSPEKSI K3 DALAM PENCAPAIAN BUDAYA K3 DI
INDUSTRI MIE PT. ABC SEMARANG
1 Sampaikan apa Pada jurnal tersebut program inspeksi yang diterapkan di Industri
program inspeksi Mie PT. ABC Semarang yaitu Inspeksi Informal dan inspeksi
yang dilakukan yang terencana seperti safety patrol dan inspeksi khusus.
ada pada jurnal 1. Inspeksi Informal dilakukan oleh manajer atau SHE officer
tersebut yang telah memiliki sertifikat ahli K3. Proses
pelaksanaannya dilakukan berkeliling perusahaan untuk
hanya mengamati kondisi seluruh area kerja, peralatan kerja
yang digunakan dan cara kerja yang dilakukan oleh pekerja
telah sesuai dengan prosedur atau belum. Waktu
pelaksanaan inspeksi ini tidak terjadwal, tergantung waktu
yang dimiliki petugas inspeksi. Selain itu, inspeksi ini juga
belum menggunakan alat bantu checklist melainkan hanya
observasional saja. Apabila dalam inspeksi ditemukan
ketidaksesuaian pada kondisi area kerja.
2. Kegiatan program inspeksi pada Safety patrol dilakukan
oleh tim safety patrol yang telah dibentuk oleh SHE
berdasarkan persetujuan pihak manajemen dan pekerja.
Proses pelaksanaannya dilakukan dengan berkeliling
perusahaan untuk hanya mengamati kondisi seluruh area
kerja, peralatan kerja yang digunakan dan cara kerja yang
dilakukan oleh pekerja telah sesuai dengan prosedur atau
belum. Waktu pelaksanaan inspeksi ini tidak terjadwal,
tergantung waktu yang dimiliki petugas inspeksi. Selain itu,
inspeksi ini juga belum menggunakan alat bantu checklist
melainkan hanya observasional saja. Apabila dalam
inspeksi ditemukan ketidaksesuaian pada kondisi area kerja.
3. Sedangkan pada kegiatan program inspeksi khusus
dilaksanakan oleh SHE staff yang telah bersertifikat ahli K3
umum. Proses pelaksanaanya dilakukan dengan cara
berkeliling area kerja (produksi, werehouse, teknik, PDQC
dan human resource) lalu menilai kondisi objek kerja
tertentu yang berisiko bahaya tinggi mencakup mesin yang
digunakan dalam proses produksi & komponennya (seperti
conveyor, mesin packing dan lain sebagainya), peralatan
kerja serta B3 yang digunakan untuk uji kualitas mie, proses
pengolahan limbah cair dan limbah B3 yang
dihasilkan.Selain itu, inspeksi ini juga menilai kondisi
tempat kerja seperti house keeping, warning sign dan lain
sebagainya.
2 Apa Temuan yang Temuan yang diperoleh dari kegiatan inspeksi yaitu
peroleh dari kegiatan 1. Pelaksanaan kegiatan inspeksi informal dilakukan oleh
inspeki tersebut manajer atau SHE Officer yang telah bersertifikat ahli K3
Umum sesuai dengan peraturan Pemerintah Nomor 50
Tahun 2012. Proses pelaksanaan nya dilakukan dengan
observasional saja tanpa menggunakan alat checklist dan
waktu pelaksanaannya terjadwal maupun tidak. Dan
apabila inspeksi ditemukan ketidaksesuaian pada kondisi
area kerja dan peralatan kerja yang digunakan maka akan
dilaporkan pada petugas yang bertanggung jawab, tetapi
jika ditemukan ketidaksesuaian pada cara kerja yang
dilakukan oleh pekerja maka pekerja akan diberi teguran
secara langsung dan dihimbau untuk melakukan
pekerjaannya sesuai dengan prosedur yang ada. Hal ini pun
telah sesuai Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012.
2. Inspeksi pada safety patrol dilakukan setiap satu bulan
sekali pada minggu ketiga sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No. 50 Tahun 2012. Pelaksananya dilakukan
oleh tim safety patriol yang telah dibentuk oleh SHE
berjumlah 4 tim dan telah mendapatkan training maka hal
ini pun sesuai dengan Peraturan Peerintah No. 50 Tahun
2012 mengenai standar Pemantauan Kriteria. Tahap
persiapan berupa checklis safety patrol sesuai dengan area
yang akan diinspeksi dibuat oleh perusahaan sesuai dengan
risk assessment. Hal ini sesuai juga dengan PP No. 50
Tahun 2012 mengenai Standar Pemantauan Kriteria.
Tahap pelaksanaan dari menilai sesuai dengan kriteria
seperti kondisi house keeping, ketersediaan APD dan
warning sign telah sesuai dengan PP No. 50 Tahun 2012
mengenai standar pemantauan kriteria. Hasil pelaporan
yang memuat rekomendasi/ saran untuk tindakan perbaikan
atas kondisi ketidaksesuaian dan laporan tersebut
dilaporkan kepada SHE selaku pengurus P2K3 serta tahap
perbaikan dilakukan pemantauan dan verifikasi keefektifan
juga sesuai dengan PP No. 50 tahun 2012 mengenai standar
pemantauan kriteria.
3. Pelaksana pada Inspeksi khusus yang dilaksanakan oleh
SHE staff yang telah memiliki sertifikat ahli K3 Umum.
Hal ini sesuai dengan PP No. 50 Tahun 2012 mengenai
Pemantauan dan Evaluasi Kinerja dan standar pemantauan
pada kriteria. Hal ini juga telah sesuai dengan Peraturan
Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi RI
Nomor PER.03/MEN/1978 tentang Persyaratan
Penunjukan dan Wewenang serta Kewajiban Pengawai
Pengawas Keselamatan Kerja dan Ahli Keselamatan Kerja
pasal 5 ayat 2 huruf (a) yang menyatakan bahwa “Ahli
Keselamatan Kerja berkewajiban mengadakan
pemeriksaan di tempat kerja yang ditentukan dalam surat
pengangkatannya dan tempat kerja lain yang diminta oleh
Direktur”. Pada tahap persiapan pendokumentasian telah
siap namun belum memiliki checklist belum sesuai dengan
PP No. 50 Tahun 2012 mengenai standar pemantauan
kriteria. Itu dikarenakan perusahaan belum membuat
membuat checklistuntuk inspeksi khusus. Pada tahap
pelaksanaan dilakukan secara langsung dengan
menyiapkan kamera dan alat tulis untuk
mendokumentasikan dan mencatat apabila terdapat
ketidaksesuaian, dan menilai kondisi objek kerja tertentu
yang berisiko bahaya tinggi mencakup mesin yang
digunakan dalam proses produksi dan komponennya
(seperti conveyor, mesin packing dan lain sebagainya),
peralatan kerja serta B3 yang digunakan untuk uji kualitas
mie, proses pengolahan limbah cair dan limbah B3 yang
dihasilkan. Selain itu, inspeksi ini juga menilai kondisi
tempat kerja seperti house keeping, warning sign dan lain
sebagainya. Hal ini juga telah sesuai dengan PP No. 50
Tahun 2012 mengenai standar pemantauan kriteria. Tahap
Pelaporan ini jika terdapat ketidaksesuaian, kondisi
tersebut didokumentasikan dan dilampirkan pada laporan
inspeksi khusus sebagai bukti. Kemudian laporan tersebut
disampaikan kepada supervisor masing-masing area kerja
sebagai penanggung jawab tindakan perbaikan atas
ketidaksesuaian pada area tersebut. Hal tersebut telah
sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012
mengenai standar pemantauan kriteria. Tindakan Perbaikan
dilakukan pengecekan kefektivitasan maka telahsesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012
lampiran II elemen 7 mengenai Standar Pemantauan
kriteria 7.1.7 yang menyatakan bahwa “Tindakan
perbaikan dari hasil temuan laporan pemeriksaan/inspeksi
dipantau untuk menentukan efektifitasnya”.
3 Apa kesimpulan dan Kesimpulan yang diperoleh yaitu perusahaan telah menerapkan
rekomendasi yang di program inspeksi K3 sesuai dengan peraturan yang berlaku dan
peroleh pendapat para ahli mulai dari pelaksana, pelaksanaan inspeksi,
checklist yang digunakan, laporan inspeksi, penetapan penanggung
jawab tindakan perbaikan sampai pemantauan tindakan
perbaikannya. Namun, dalam pelaksanaanya sering kali tidak sesuai
dengan jadwal yang ditentukan dan perusahaan belum membuat
checklist untuk inspeksi khusus. Program inspeksi K3 terlaksana
dengan baik dan telah berdampak positif terhadap budaya K3 tetapi
masih diperlukan peningkatan lebih lanjut karena masih ditemukan
tindakan tidak aman serta tingkat kesadaran K3 masih kurang.
Rekomendasi yang diperoleh dari kegiatan inspeksi tersebut yaitu:
Perusahaan sebaiknya membuat checklist inspeksi sesuai regulasi
dan kebutuhan perusahaan.
II PELAKSANAAN INSPEKSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
SEBAGAI TINDAKAN PENCEGAHAN KECELAKAAN AKIBAT KERJA DI PT.
COCA-COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA
1 Sampaikan apa Program inspeksi yang dilakukan di PT. Coca-Cola Bottling
program inspeksi Indonesia Central Java ada 3 macam yaitu Inspeksi harian (daily
yang dilakukan yang Inspection), Inspeksi bulanan, dan Inspeksi tahunan.
ada pada jurnal 1. Inspeksi harian di PT. Coca-cola Bottling Indonesia adalah
tersebut • Pengambilan sampel makanan kantin yang bertujuan
untuk mengantisipasi apabila terjadi keracunan pada
karyawan PT. Coca-cola Bottling Indonesia.
Inspeksi ini dilakukan oleh petugas yang
bertanggung jawab dengan cara mengambil sampel
makanan dari kantin setiap hari sebelum jam makan
atau istirahat (+ jam 11.30 WIB).
• Inspeksi house keeping adalah program inspeksi
keselamatan kerja yang di lakukan setiap hari di PT.
CCBI yang bertujuan untuk menciptakan
lingkungan yang tetap bersih sehingga tenaga kerja
terbebas dari penyakit akibat kerja dan penyakit
umum. Pelaksanaanya dilakukan oleh pihak ketiga
di mana PT. CCBI bekerjasama dengan PT. ISS.
2. Inspeksi Bulanan yang dilakukan di PT. Coca-Cola Bottling
Indonesia adalah
• Inspeksi Fasilitas Pemadam Kebakaran: Alat
Pemadam Api Ringan (APAR), Instalasi Hydrant,
Pemeriksaan Emergency Lamp.
• Inspeksi Emergency System: Pemeriksaan insect
killer lamp dan shower & eye wash emergency
• Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja:
pemeriksaan material, pekerja dan cara kerja, mesin
serta lingkungan kerja.
• Inspeksi APD
• Inspeksi Kotak P3K
3. Inspeksi Tahunan (Yearly Inspection)
• Inspeksi Personil
• Inspeksi Lingkungan
• Inspeksi Mesin
2 Apa Temuan yang Hasil temuan yang diperoleh dari kegiatan inspeksi yaitu inspeksi
peroleh dari kegiatan keselamatan kerja di PT. CCBI telah berjalan dengan baik dan
inspeki tersebut dilakukan secara rutin, hal ini sesuai dengan No. Per-05/MEN/1996
tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
lampiran II bagian 7 tentang Standar Pemantauan, (7.1) mengenai
pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat
kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur.
a. Inspeksi Sample Makanan
Inspeksi inidilakukan secara harian untuk mengantisipasi terjadinya
keracunan, agar karyawan tetap nyaman walaupun pelaksanaannya
masih kurang
b. Inspeksi House Keeping
Inspeksi ini dilakukan oleh PT. ISS dengan pelaksanaannya setiap
hari dengan visit ke area untuk melihat hasil pekerjaan karyawandan
kondisinya.
c. Inspeksi APAR
Inspeksi APAR di PT. CCBI dilakukan 1 bulan sekali secara rutin
meliputi DataAPAR, perlengkapan APAR, kondisi tabung dan
tanggal expired dengan tujuan agar APAR selalu dalam keadaan
siap pakai dan aman. Dalam pemeriksaan berat tabung APAR yang
berisis CO2 tidak dilakukan penimbangan, hal ini tidak sesuai
dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
PER-04/MEN/1980 pasal 12 disebutkan bahwa untuk alat APAR
jenis CO2 harus diperiksa dengan cara menimbang serta
mencocokkan beratnya dengan berat yang tertera pada APAR
tersebut
d. Inspeksi Emergency System
• Shower & eye wash emergency
Inspeksi ini dilakukan untuk mengetahui kondisi dari
Shower & eye wash emergency di tempat kerja, karena alat
tersebut merupakan sarana untuk tindak awal apabila terjadi
kecelakaan ringan.
• Inspeksi terhadap Insect Killer Lamp
Inspeksi ini untuk mengetahui kondisi insect killer lamp
apakah masih dalam keadaan layak atau baik, karena alat
tersebut merupakan salah satu alat untuk memenuhi salah
satu syarat tempat kerja.
e. Inspeksi Keselamatan Kerja
Inspeksi ini dilakukan setiap bulan secara rutin dengan membawa
check list serta melakukan visit ke tiap ruang kerja untuk melihat
adakah tindakan dan kondisi yang tidak aman. Hal ini sesuai dengan
Permenakertrans No. Per-05/MEN/1996 tentang sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja lampiran II bagian 7.1 mengenai
pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat
kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur.
f. Inspeksi APD dan Kotak P3K
Inspeksi APD dan kotak P3K telah dilaksanakan dengan baik dan
secara rutin, hal ini sesuai dengan Permenakertrans No. Per-
05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja lampiran II bagian 7 tentang Standar Pemantauan,
(7.1) mengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa
inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur.
g. Inspeksi Personil
Pemeriksaan berkala bagi karyawan telah dilaksanakan secara rutin
setiap satu tahun sekali, hal ini telah sesuai dengan Permenakertrans
No. Per-02/MEN/1980 tentang pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
dalam penyelenggaraan keselamatan kerja pasal 2 dan 3 tentang
pemeriksaan kesehatan berkala bagi tenaga kerja.
h. Inspeksi Lingkungan dan Inspeksi Mesin
Inspeksi ini dilakukan oleh pihak ketiga yaitu PT. Sucofindo secara
rutin sesuai dengan jadwalnya sehingga mampu mengadakan
koreksi terhadap lingkungan dan mesin yang ada di PT. CCBI
3 Apa kesimpulan dan Kesimpulan yang diperoleh yaitu PT. CCBI melaksanakan 3
rekomendasi yang di program inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja yaitu inspeksi
peroleh harian, inspeksi bulanan, dan inspeksi tahunan yang telah sesuai
dengan Permenakertrans No. Per-05/MEN/1996 Lampiran II
bagian 7 tentang pelaksanaan inspeksi tempat kerja dan cara kerja
dilaksanakan secara teratur. Inspeksi APAR telah berjalan dengan
baik, tetapi tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. PER-04/MEN/1980 pasal 12 di karenakan dalam
pemeriksaan berat tabung APAR yang berisis CO2 tidak dilakukan
penimbangan.
Rekomendasinya yaitu untuk inspeksi APAR sebaiknya ketika
memeriksa berat tabung APAR yang berisi CO2 harus ada
penimbangan dan mencocokkan beratnya dengan berat yang tertera
pada APAR tersebut, serta petugas inspeksi sebaiknya lebih
disiplin (tepat tempat, tepat alat dan tepat waktu) serta objektif
dalam melaksanakan tugasnya, dalam mencari ketidaksesuaian di
lapangan.

III Apa Perbedaan dari dua contoh kasus pada perusahaan tersebut dari segi program
inspeksi yang dilakukan dan temuanya ?
Pada Industri Mie PT. ABC Semarang menerapkan program inspeksi informal (dadakan)
dan inspeksi terencana seperti safety patrol dan inspeksi khusus yang telah sesuai dengan
PP No. 56 Tahun 2012 mengenai Standar Pemantauan Kriteria walaupun ada beberapa yang
tidak sesuai. Yang melakukan pelaksanaannya yaitu manajer atau SHE Officer yang telah
memiliki sertifikat ahli K3.
Sedangkan pada inspeksi yang dilakukan di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java
ada 3 macam yaitu Inspeksi harian (daily Inspection), Inspeksi bulanan, dan Inspeksi
tahunan yang telah sesuai dengan Permenakertrans No. Per-05/MEN/1996 Lampiran II
bagian 7 tentang pelaksanaan inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara
teratur. PT. CCBI menerapkan program inspeksi dengan teratur dan terjadwal. Yang
bertanggung jawab atas inspeksi tersebut adalah personil OHS yang sudah berpengalaman
dan terampil dalam bidang K3.

IV Apa Persamaan dari dua contoh kasus pada perusahaan tersebut dari segi program
inspeksi yang dilakukan dan temuannya ?
Persamaannya yaitu inspeksi dilakukan dengan 3 tahap yaitu persiapan, pelaksanaan, dan
Pelaporan. PT. ABC Semarang dan PT. CCBI sama-sama menerapkan program inspeksi
sesuai dengan peraturan yang berlaku .

Anda mungkin juga menyukai