Pedoman PKL Agk 2021
Pedoman PKL Agk 2021
0
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program Studi Diploma III Gizi merupakan institusi yang mendidik tenaga profesional
dalam bidang gizi. Berdasarkan surat keputusan Kepala Badan PPSDM Kesehatan
Kemenenkes RI nomor HK.02.03/I/IV/2/16013/2014 tanggal 30 Desember 2014 tentang
Kurikulum Inti Pendidikan Diploma III Gizi dan surat keputusan Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Palembang nomor HK.02.03/I.1/2651/2017 tanggal 31 Agustus 2017 tentang
Penetapan Kurikulum Institusi Pendidikan Program Diploma III Gizi berbasis KKNI
mencantumkan 4 (empat) profil lulusan Pendidikan Progran D III Gizi dari Kurikulum Inti,
yaitu : 1) Pelaksana Asuhan Dietetik, 2) Pelaksana Kegiatan Program Gizi Masyarakat 3)
Pelaksana Pelayanan Gizi Institusi 4) Asisten Peneliti.
Kurikulum Pendidikan Tinggi (KPT) Pendidikan Program D III Gizi tahun 2014 tersebut
mengamanatkan bahwa mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Program Intervensi Gizi Masyarakat (PIGM), Asuhan Gizi Klinik (AGK), Sistem
Penyelenggaraan Makanan Institusi (SPMI) serta Praktik Kerja Lapangan (PKL) Manajemen
Program Intervensi Gizi Masyarakat. Praktik Kerja Lapangan ini merupakan bentuk
pembelajaran untuk mempraktikkan teori dalam rangka mencapai jenjang Ahli Madya Gizi.
Praktik kerja lapangan Asuhan Gizi Klinik (AGK) memberikan pengalaman kerja di RS
A/B dalam melaksanakan kegiatan manajemen gizi klinik (Nutritional care Process/NCP) pada
pasien rawat inap dan rawat jalan dengan bimbingan instruktur menuju kemandirian. PKL GK
dilakukan untuk mendukung tercapainya profil lulusan sebagai Pelaksana Asuhan Dietetik.
Setelah melaksanakan kegiatan praktik ini, mahasiswa mampu melaksanakan gizi di Rumah
Sakit kelas A/B di bawah bimbingan.
Praktik kerja lapangan SPMI dilaksanakan di RS dalam melaksanakan sistem
penyelenggaraan makanan institusi, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan
evaluasi. Praktik kerja lapangan SPMI dilakukan untuk mendukung tercapainya profil lulusan
sebagai Pelaksana Pelayanan Gizi Institusi. Setelah melaksanakan kegiatan praktik ini,
mahasiswa mampu menerapkan sistem penyelenggaraan makanan di RS.
B. Tujuan
PKL Program Studi Diploma III Gizi merupakan program magang (internship) sebagai Ahli
Madya Gizi sekaligus pendidikan profesi Teknisi Dietesien di bidang program intervensi gizi
masyarakat, gizi klinik, dan sistem penyelenggaraan makanan institusi.
1
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan PKL AGK dan SPMI ini mahasiswa mendapatkan pengalaman
belajar dan keterampilan agar memperoleh hasil yang efisien, efektif dan optimal untuk
dapat mencapai kompetensi sebagai Ahli Madya Gizi, sekaligus sebagai profesi Teknisi
Dietesien pada bidang: 1) Gizi Klinik, 2) Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi dan
3) Program Intervensi Gizi Masyarakat dan Manajemen Program Gizi Masyarakat;
2. Tujuan Khusus
a) Melakukan penapisan gizi (nutrition screening) pada klien/pasien secara individu
b) Melakukan pengkajian gizi (nutrition assessment) pasien tanpa komplikasi (dengan
kondisi kesehatan umum : hipertensi, penyakit jantung, obesitas)
c) Membantu dalam pengkajian gizi (nutrition assessment) pasien dengan komplikasi
(kondisi kesehatan yang kompleks misalnya : penyakit ginjal, multi sistem organ
failures, trauma dan infeksi)
d) Malaksanakan asuhan gizi untuk klien sesuai kondisi klinis, biokimia, sosial budaya
dan kepercayaan dari berbagai golongan umur
e) Melakukan monitoring dan evaluasi intervensi gizi pasien dan tindak lanjut
f) Mendidik pasien / klien dalam rangka promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan
terapi gizi untuk kondisi tanpa komplikasi
g) Berpenampilan (unjuk kerja) sesuai dengan kode etik profesi gizi
h) Merujuk klien / pasien kepada ahli lain (dokter penanggung jawab pasien (PJP) atau
dietisien senior ) pada saat situasi berada diluar kompetensinya
i) Menggunakan teknologi terbaru dalam kegiatan informasi dan komunikasi
Berpartisipasi dalam konferensi tim kesehatan untuk mendiskusikan terapi dan
rencana pemulangan pasien
Mendokumentasikan kegiatan pelayanan gizi
C. Dasar Hukum
Dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan Pedoman Buku Pedoman PKL ini
adalah :
3
A. PERSYARATAN PESERTA
1. Lulus mata kuliah semester 1 (satu) s/d 4 (empat) dan pernah mengambil dan mengikuti
UAS mata kuliah semester 5.
2. Telah melakukan registrasi semester 6.
3. Telah Mengikuti pembekalan PKL dengan kehadiran 100%.
Susunan Panitia
Terdiri dari Unsur Direktorat, Jurusan dan program studi, termasuk pembimbing Praktik
lapangan (Clinical Instructor atau CI) yang bertanggung jawab dalam urusan
administrasi dan teknis pelaksanaan Praktik dan dituangkan dalam Surat Keputusan
Direktur Politeknik Kesehatan.
1) Persiapan meliputi :
a) Penetapan Lahan Praktik oleh Institusi
b) Penyusunan Pedoman Teknis PKL
c) Pengurusan MOU/Perijinan dengan instansi terkait (Rumah Sakit yang
ditetapkan sebagai lahan praktek,
d) Penetapan SK Panitia, Instruktur Klinik dan Supervisor
2. Dosen Pembimbing/Supervisor
a. Pembimbing adalah seseorang yang ditunjuk oleh pihak Jurusan Gizi untuk memberikan
bimbingan dan pembinaan serta layanan konsultasi kepada mahasiswa PKL. Bimbingan
yang diberikan dapat merupakan bimbingan teknis dan non teknis.
b. Supervisor adalah dosen Jurusan Gizi yang diberi tugas untuk melaksanaakan bimbingan
dan penilaian terhadap PKL Mahasiswa.
c. Instruktur adalah seseorang yang bekerja di lahan praktik yang ditunjuk oleh Institusi
Jurusan Gizi untuk berperan sebagai pembimbing.
4
Peran Supervisor :
1) Mengkomunikasikan dengan instruktur lahan mengenai kerangka acuan yang akan
digunakan (maksud dan tujuan PKL)
2) Memberikan bimbingan pada mahasiswa
3) Melakukan supervisi dan menjembatani/klarifikasi permasalahan yang ada serta mencari
pemecahan masalah
4) Memberikan laporan hasil supervisi kepada Koordinator PKL
5) Menghadiri presentasi mahasiswa
6) Bersama-sama Instruktur Lahan memberikan penilaian
7) dan tugas-tugas lain yang ditetapkan oleh institusi masing-masing
Instruktur Klinik/Lapangan
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan dibimbing oleh Instruktur klinik /lapangan yang terdiri dari:
1) Instruktur Klinik
Instruktur klinik adalah Praktisi Gizi yang memiliki kemampuan implementasi asuhan gizi
di rumah sakit dan ditunjuk sebagai instruktur kegiatan PKL Asuhan Gizi Klinik dan Sistem
Penyelenggaraan Makanan Institusi sehingga mahasiswa dapat mencapai kompetensi,
dengan pendidikan minimal DIII Gizi dan pengalaman kerja minimal 3 tahun dan atau telah
memiliki sertifikat.
5
2. Waktu Pelaksanaan
PKL mahasiswa Semester VI dilaksanakan dalam 2 (dua) gelombang yaitu :
b) Pengelolaan Dana
Dana PKL dikelola oleh Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan dan sesuai
dengan ketentuan pengelolaan keuangan yang berlaku.
C. PELAKSANAAN PKL
a. Metoda dan Strategi
Metoda dan strategi pelaksanaan PKL Asuhan Gizi Klinik adalah dilaksanakan di rumah
sakit Tipe A/B yang melakukan asuhan gizi pada pasien rawat Inap dan rawat jalan. PKL
dilakukan di Instalasi Gizi, Rawat Inap (Bagian Penyakit Dalam /IPD, Bagian Ilmu
Kesehatan Anak / IKA, Bagian Bedah, Bagian Obstetri dan Ginekologi / Obsgin), dan ruang
rawat jalan (Poli Gizi).
Penjelasan :
Implementasi Kegiatan Praktik dalam bentuk 1)
Pemberian Studi kasus Pelayanan Gizi di RS
untuk BK 1.1.1.; 1.2.1. dan 1.2.2. dapat diberikan
dalam bentuk :
- 1 (satu) studi kasus yang memuat 3 BK
tersebut, atau
- dalam bentuk studi kasus terpisah untuk
masing-masing BK.
2. Pelaksana 2.1. Mampu 2.1.1. Konsep PKL Orientasi/pembekalan kegiatan PKL asuhan gizi Ruang
Asuhan melakukan asuhan asuhan gizi Diklat/Ins
Dietetik gizi dan dietetik diRS talasi
Gizi
untuk pemenuhan
kebutuhan gizi
individu dan
kelompok pada
kondisi tidak
kompleks dengan
menggunakan
proses asuhan gizi
dan terminologi
terstandar sesuai
dengan yang
ditugaskan.
2.1.a.Menguasai
prinsip-prinsip ilmu gizi
dan penyakit terkait
gizi, pangan,
komunikasi,edukasi
dan penyuluhan gizi,
kesejahteraan sosial,
dan humaniora, untuk
dapat melaksanakan
pelayanan gizi tidak
kompleks sesuai
asuhan gizi terstandar
(PAGT)/NCP
terstandar sesuai
dengan yang
ditugaskan.
2.1.c.Bertanggung
jawab atas hasil kerja
sendiri dan kelompok
dalam asuhan gizi serta
memiliki sikap
menghargai dan empati
pada klien
8
sbg tenaga 1) Pemberian studi kasus pelayanan gizi di
kesehatan di RS, kemudian Pratikan diminta untuk
tempat kerja melakukan identifikasi Hak dan Kewajiban
sebagai tenaga gizi dalam memecahlan /
mengelola kasus tersebut. Praktikan sebagai
tenaga gizi yang memberikan pelayanan
asuhan gizi klinik.
Penjelasan :
Implementasi Kegiatan Praktik dalam bentuk 1)
Pemberian Studi kasus Pelayanan Gizi di RS
untuk BK 2.1.1.; 2.1.2. dan 2.1.3. dapat diberikan
dalam bentuk :
- 1 (satu) studi kasus yang memuat 3 BK
tersebut, atau
- dalam bentuk studi kasus terpisah untuk
masing-masing BK.
- Atau menjadi 1 implementasinya bersamaan
dengan Profil 1. (BK 1.1.1.; 1.2.1. dam 1.2.2.)
9
RS pada minimal 1 ruangan
c. Menilai waste makanan
pasien minimal 10 pasien
2.1.6. Penerapan a. Melakukan screening mandiri pada pasien baru
asuhan gizi di rawat inap anak minimal 2 kasus
instalasi rawat b. Melakukan pengkajian gizi (nutrition
inap anak assessment) pasien anak minimal 2 pasien dan
dapat melanjutkan pasien yang sudah di
skrining, meliputi :
- Menyiapkan data pasien yang diperlukan
- Membantu menegakkan diagnosis gizi
c. Melakukan asuhan gizi untuk minimal 2 pasien
rawat inap sesuai kondisi : asupan gizi, klinis,
biokimia, sosial budaya dan kepercayaan dari
berbagai golongan umur meliputi :
Identifikasi data pasien yang diperlukan sesuai
kebutuhan
- Membantu menegakkan diagnosis gizi
- Menyusun rencana terapi diet (tujuan,
prinsip/syarat, preskripsi diet)
- Melakukan Intervensi gizi (memesan diet dan
edukasi/ konseling gizi)
- Melakukan monitoring dan tindak lanjut
d.Melakukan konseling gizi mandiri, pada minimal
2 pasien rawat inap anak
2.1.7. Penerapan a.Melakukan screening mandiri pada pasien baru
asuhan gizi di rawat inap penyakit dalam dewasa minimal 2
bagian rawat kasus
inap penyakit b. Melakukan pengkajian gizi (nutrition
dalam dewasa assessment) pasien penyakit dalam dewasa
minimal 2 pasien dan dapat melanjutkan pasien
yang sudah di skrining, meliputi :
- Menyiapkan data pasien yang diperlukan
- Menegakkan diagnosis gizi
c. Melakukan asuhan gizi untuk minimal 2 pasien
rawat inap sesuai kondisi : asupan gizi, klinis,
biokimia, sosial budaya dan kepercayaan dari
berbagai golongan umur meliputi :
Identifikasi data pasien yang diperlukan sesuai
kebutuhan
- Menegakkan diagnosis gizi
- Menetapkan rencana terapi diet (tujuan,
prinsip/syarat, preskripsi diet)
- Melakukan Intervensi gizi (memesan diet dan
edukasi/ konseling gizi)
- Melakukan monitoring dan tindak lanjut
d.Melakukan konseling gizi mandiri, pada minimal
2 pasien rawat inap penyakit dalam dewasa
2.1.8. Penerapan a. Melakukan pengkajian gizi (nutrition
asuhan gizi di assessment) pasien rawat jalan anak minimal 2
bagian rawat pasien meliputi :
jalan anak - Menyiapkan data pasien yang diperlukan
- Menegakkan diagnosis gizi
b.Melakukan asuhan gizi untuk minimal 2 pasien
rawat jalan sesuai kondisi : asupan gizi, klinis,
biokimia, sosial budaya dan kepercayaan dari
berbagai golongan umur meliputi :
Identifikasi data pasien yang diperlukan sesuai
kebutuhan
- Menegakkan diagnosis gizi
- Menetapkan rencana terapi diet (tujuan,
prinsip/syarat, preskripsi diet)
c. Melakukan konseling gizi mandiri, pada minimal
2 pasien rawat jalan anak
2.1.9. Penerapan a.Melakukan pengkajian gizi (nutrition
asuhan gizi di assessment) pasien rawat jalan penyakit dalam
bagian rawat dewasa minimal 2 pasien meliputi :
jalan penyakit - Menyiapkan data pasien yang diperlukan
dalam dewasa - Menegakkan diagnosis gizi
b.Melakukan asuhan gizi untuk minimal 2 pasien
rawat jalan sesuai kondisi : asupan gizi, klinis,
biokimia, sosial budaya dan kepercayaan dari
berbagai golongan umur meliputi :
Identifikasi data pasien yang diperlukan sesuai
kebutuhan
10
- Menegakkan diagnosis gizi
- Menetapkan rencana terapi diet (tujuan,
prinsip/syarat, preskripsi diet)
c. Melakukan konseling gizi mandiri, pada minimal
2 pasien rawat jalan penyakit dalam dewasa
2.1.10. Penerpan Melakukan Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit
penyuluhan (PKMRS) untuk 1 topik gizi di Ruang tunggu rawat
gizi pada jalan atau ruang lainnya
kelompok
2.1.11. Dokumentasi Melakukan dokumentasi pelayanan gizi rawat Rawat
dan pelaporan jalan dan rawat inap dengan menggunakan inap
formulir dan prosedur pencatatan pelayanan gizi Dan
pada rekam medik rawat
jalan
JUMLAH JAM
Catatan : Kegiatan Penerapan asuhan gizi di bagian rawat inap penyakit dalam dewasa dan anak salah satu kasusnya menjadi
kasus mendalam
D. LOKASI PRAKTEK
Lokasi PKL Asuhan Gizi Klinik Program D III Gizi Politekknik Kesehatan Palembang adalah
di rumah sakit type A/B yang tersebar di 4 daerah yaitu : RS Dr. Marzoeki Mahdi Bogor, RSUD
dr. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung dan RS Muhammadiyah Bandung, RSUD Raden
Mattaher Jambi
E. EVALUASI
Aspek yang dievaluasi oleh Instruktur di RS dalam kegiatan PKL AGK antara lain adalah :
Penilaian Skrining Gizi ( Bobot 10 %), Proses Asuhan Gizi Terstandar dengan bobot 20%,
penilaian Studi Kasus dengan bobot 30%, penilaian Konseling Gizi dengan bobot 20%,
penilaian Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PMKRS) dengan bobot 10%, penilaian Sikap
dan Prilaku dengan bobot 10% (Adapun Form penilaian terlampir).
Hasil rekapitulasi dari komponen-komponen yang dinilai seperti tersebut diatas digunakan
untuk menentukan tingkat keberhasilan atau kelulusan peserta didik, dengan katagori :
Peserta didik dinyatakan lulus PKL jika nilai mutu minimal “B”. Bagi peserta didik yang
mempunyai nilai “C”, “D” dan “E” diharuskan mengulang untuk materi atau kompetensi yang
belum dikuasai.
F. LAPORAN STUDI KASUS
Mahasiswa diwajibkan membuat Laporan Studi Kasus dan Laporan Umum yang
disetujui oleh Instruktur PKL dan dipresentasi dengan dihadiri oleh Instruktur, dokter yang
bertanggung jawab terhadap pasien yang kasusnya diambil dan pembimbing dari Jurusan Gizi.
Setelah dipresentasikan Laporan Studi Kasus dan Laporan Umum diperbaiki dan diserahkan
masing-masing kepada pihak Rumah Sakit 1 eksemplar dan Jurusan Gizi 1 eksemplar.
G. TATA TERTIB
11
Tata tertib selama melaksanakan PKL AGK dibagi menjadi dua, yaitu ketentuan umum
dan ketentuan khusus.
1) Ketentuan Umum.
a) Selama melaksanakan praktek kerja lapangan mahasiswa harus datang tepat waktu
sesuai jadwal yang telah ditetapkan dan mengisi buku absensi yang sudah disediakan.
b) Tidak diperkenankan meninggalkan tempat praktek tanpa ijin Pembimbing/Instruktur
c) Mahasiswa wajb mengikuti semua kegiatan di lokasi PKL.
d) Apabila selama kegiatan PKL mahasiswa sakit, harus ada surat keterangan sakit dari
dokter dan wajib mengikuti PKL susulan dengan pengaturan waktu oleh Instruktur
lapangan
e) Mengikuti peraturan yang ditetapkan oleh institusi tempat kegiatan PKL
f) Selalu menjaga nama baik korps tenaga gizi terhadap masyarakat setempat ataupun
masyarakat umum.
2) Ketentuan Khusus
Busana dan tata rias
a. Baju seragam
Selama praktek diwajibkan memakai baju seragam.
b. Ikat pinggang. Diwajibkan mengenakan ikat pinggang berwarna hitam.
c. Tanda pengenal. Diwajibkan menggunakan papan nama di dada sebelah kanan dan
lambang Jurusan di dada sebelah kiri, serta apabila diperlukan memakai tanda
pengenal instansi tempat PKL.
d. Sepatu. Diwajibkan memakai sepatu berhak rendah, tertutup berwarna gelap atau
sesuai ketentuan di lokasi PKL. Mahasiswa pria diwajibkan memakai kaos kaki
berwarna netral.
e. Rias muka dan rambut. Tata rias muka dan rambut sederhana dan sopan, warna
mencolok dihindari, rambut disisir rapi dan dipotong pendek. Bagi wanita yang
berambut panjang dapat diikat atau disanggul.
f. Kuku. Kuku dipotong pendek dan tidak diperkenankan memakai cat kuku.
g. Perhiasan. Selama PKL baik pria maupun wanita tidak diperkenankan memakai
perhiasan kalung, hiasan rambut, anting-anting, cincin dsb, yang mencolok.
h. Bagi mahasiswa yang berjilbab :
- Warna kerudung adalah putih
- Blus model lurus diatas lutut, lengan panjang memakai manset dan kancing
- Rok atau celana panjang model lurus
- Panjang kerudung adalah sebatas pundak.
3) Tingkah laku
a. Selama praktek tingkah laku peserta praktek merupakan aspek yang dinilai, maka
hendaknya sopan dan ramah serta memperhatikan kode etik profesi gizi.
b. Pembicaraan pribadi selama praktek hendaknya dibatasi. Pendapat pribadi mengenai
staf dan bagian lain hendaknya dihindari.
12
c. Makan hanya diperkenankan pada jam istirahat. Sedangkan minum dapat dilakukan
sesaat tanpa mengganggu pelaksanaan kegiatan PKL.
H. PENUTUP
Demikianlah pedoman PKL ini disusun untuk dijadikan sebagai pedoman pelaksanaan
kegiatan PKL Asuhan Gizi Klinik di Rumah Sakit type A/B.
13