Anda di halaman 1dari 14

TEKNIK PENYUSUNAN IKAN UNTUK PENGANGKUTAN DAN

TEKNIK PENYAJIAN IKAN UNTUK PENJUALAN

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas laporan akhir praktikum
mata kuliah Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan semester genap

Disusun oleh :
Tuhpatur Rohmah 230110140068
Neng Rima Nuraini 230110140080
Disa Nirmala 230110140088
Intan Nadifah 230110140096
Ulfah Maesyaroh 230110140105
Ridwan Ariyo 230110140117
Egi Ramadhan 230110140125
Gilang Fajar 230110140127
Hyunanda 230110140133

Perikanan B /Kelompok 1

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR

2016

1
DAFTAR ISI
BAB Halaman

I Teknik Penyusunan Untuk Pengangkutan Ikan


1.1 Tujuan..................................................................................... 1
1.2 Faktor Keberhasilan................................................................ 1
1.3 Proses Penyusunan Untuk Pengangkutan................................ 2
1.4 Kendala dan Cara Mengatasinya............................................. 4

II Teknik Penyajian Ikan Untuk Penjualan


2.1 Tujuan..................................................................................... 7
2.2 Faktor Keberhasilan................................................................ 7
2.3 Proses Penyajian Untuk Penjualan.......................................... 8
2.4 Kendala dan Cara Mengatasinya............................................. 9

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 10

ii
1

I. Teknik Penyusunan Ikan Untuk Pengangkutan


1.1 Tujuan
Teknik penyusunan ikan untuk pengangkutan memiliki tujuan diantaranya
sebagai berikut:
1. Menjaga agar kualitas hasil perikanan yang akan dipasarkan tetap
terjaga mutunya
2. Mencegah terjadinya kerusakan pada ikan seperti lecet, memar, atau
luka pada kulit akibat tekanan
3. Untuk mempertahankan tingkat kesegaran ikan lebih lama
4. Agar tidak terjadi pencemaran atau kontaminasi pada ikan
5. Untuk mempercepat dan mempermudah proses pembongkaran muatan
ikan.
1.2 Faktor Keberhasilan
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi pengangkutan ikan adalah:
1. Spesies ikan. Kebutuhan oksigen ikan sangat bervariasi tergantung
dengan spesiesnya.
2. Umur dan ukuran ikan. Individu ikan ukuran besar melakukan
pernafasan Iebih banyak daripada ukuran ikan kecil. Namun dalam
berat yang sama, berisi ikan dengan ukuran kecil membutuhkan
konsumsi oksigen Iebih besar daripada ikan berukuran besar.
3. Ketahanan ikan. Ikan-ikan yang diberi pakan buatan Iebih peka
daripada ikan yang mendapatkan makanan secara alamiah. Ikan yang
sedang masa pemijahan (kawin) kurang tahan terhadap transportasi.
4. Suhu air. Pengangkutan harus dilaksanakan menggunakan air yang
bersuhu rendah. Pada kondisi tersebut kandungan oksigen rendah dan
aktivitas pernafasan ikan ambat.
5. Lama waktu pengangkutan. Waktu pengangkutan yang pendek dapat
meningkatkan kepadatan ikan yang diangkut.
6. Kendaraan pengangkut dan lamanya berhenti. Kendaraan pengangkut
2

yang Iebih cepat dan mudah serta pendek behentinya memberi


kesempatan Iebih berhasil. Alat angkut harus disiapkan dengan
matang. Jadwal pemberangkatan alat angkut (transportasi) umum harus
diketahui dan perubahannya harus dimonitor.
7. Keadaan wadah penangkutan. Wadah yang dibuat dari kayu relatif Iebih
tahan dan lama dalam menyerap panas daripada besi. Meskipun untuk
besi dapat diinsulasi untuk menghentikan perambatan panas.
8. Kondisi klimat/cuaca. Kondisi cuaca berpengaruh terhadap suhu
wadah dan juga kandungan oksigen. Pengangkutan harus
dilaksanakan dalam kondisi suhu yang serendah-rendahnya. Dalam
keadaan cuaca yang panas, pengangkutan dilaksanakan pada
malam atau pagi hari.
1.3 Proses Penyusunan Untuk Pengangkutan Ikan
Proses penyusunan ikan merupakan proses yang dilakukan untuk
memudahkan dalam proses pengangkutan. Adapun penyusunan untuk pengangkutan
ikan dilakukan tidak terlepas dari pendinginan ikan agar mutu ikan tetap terjaga.
Pendinginan ikan merupakan salah satu proses yang umum digunakan untuk
mengatasi masalah pembusukan ikan, baik selama penangkapan, pengangkutan
maupun penyimpanan sementara sebelum diolah menjadi produk lain. Dengan
mendinginkan ikan sampai sekitar 0° C kita dapat memperpanjang masa kesegaran
(daya simpan, shelf-life) ikan sampai 12-18 hari sejak saat ikan ditangkap dan mati,
tergantung pada jenis ikan dan cara penanganan. Pengaruh pendinginan terhadap
mutu ikan dapat dilihat pada table 1 di bawah ini.

Ikan yang disimpan pada Tidak layak dimakan lagi sesudah


16° C 1-2 har
11° C 3 hari
5° C 5 hari
0° C 14-15 hari
3

Kelebihan cara pendinginan adalah sifat asli ikan masih dapat dipertahankan.
Ikan dengan sifat asli (tekstur, rasa, bau, dsb) terutama jenis-jenis ikan tuna, tenggiri,
bawal, kakap dan lemuru, dsb dapat dipasarkan dengan harga yang cukup tinggi.
Selain itu pendinginan adalah cara yang murah, cepat, dan efektif.
Cara pendinginan dengan es batu ada 2, yaitu: a. Tumpukan, es batu
ditebarkan ke dasar wadah peyimpanan ikan hingga membentuk lapisan es setebal 5
cm. Kemudian ikan dicampurkan ke dalam wadah tersebut. Pada lapisan ikan yang
paling atas ditutupi dengan hancuran es setebal 7 cm, lalu wadah ditutup agar tidak
terjadi kontak dengan udara disekitarnya. b. Berlapis, es batu ditebarkan di dasar
wadah penyimpanan hingga membentuk lapisan stebal 5 cm. Selanjutnya di atas
lapisan es batu tersebut disusun ikan secara teratur dengan bagian perut menghadap
ke bawah agar cairan es batu yang meleleh tidak tergenang di bagian perut ikan. Pada
bagian atas ditaburkan kembali es batu sehingga membentuk lapisan setebal 7 cm,
selanjutnya wadah ditutup agar tidak terjadi kontak dengan udara luar.
Cara penyusunan ikan ada 3 sebagai berikut :
1. Bulking
diartikan bahwa ikan dan es disusun selapis demi selapis dalam sebuah
wadah. Dasar wadah diberi lapisan es setebal 5 cm. Tebal antara lapisan ikan dan
lapisan es sebaiknya sama dan usahakan agar setiap tubuh ikan terbungkus oleh es
sehingga lebih cepat dingin. Bila jumlah ikan yang didinginkan sangat banyak
sebaiknya wadah dilengkapi dengan sekat hidup (sekat yang mudah dibongkar
pasang) terbuat dari kayu. Pada setiap dasar sekat sebaiknya diberi lapisan plastik
agar cairan es batu tidak jatuh ke lapisan ikan di bawahya tetapi mengalir ke dasar
melalui sisi wadah.

1. Shelfing
Prinsip kerja ini sama dengan bulking yang dilengkapi dengan sekat hidup.
Jarak antar sekat sekitar 20 cm dan setiap sekat hanya menampung 1 lapis ikan. Cara
ini hanya digunakan untuk ikan berukuran besar karena dianggap menghabiskan
4

banyak waktu,tenaga, dan tempat. Namu mutu ikan dapat lebih baik karena
kehilangan berat akibat tekanan lebih sedikit jika dibandingkan dengan cara bulking.
2. Boxing
Penyusunan ikan menggunakan kotak atau boks yang terbuat dari kayu,
aluminium, atau plastic. Ikan disusun di dalam kotak kemudian dicampur dengan es
batu secukupnya. Keuntungan cara ini jika dibandingkan dengan dua cara
penyusunan ikan lain yaitu ikan tidak banyak mengalami luka, tingkat kesegaran ikan
tidak banyak mengalami perubahan, penyususnan dan pembongkaran ikan dari dalam
kotak dapat dilakukan dengan lebih mudah dan cepat.
1.4 Kendala dan Cara mengatasinya
Masalah-masalah dalam transportasi ikan segar yaitu diantaranya alat
transportasi yang digunakan kurang memadai dalam memfasilitasi ikan yang di
bawanya sehingga menyebabkan ikan mudah rusak dan membusuk, di samping itu
cara menangani dalam proses mentransportasi ikan itu sangat di perlukan demi
kesegaran ikan hingga sampai tujuan ikan tersebut tetap segar seperti yang kita
inginkan.
Berikut ini beberapa pemecahan masalah dalam penyusunan untuk
pengangkutan ikan:
- Jangan biarkan ikan menggelepar terlalu lama, segera mungkin mendapatkan
perlakuan karna semakin tinggi energi yang dikeluarkan semakin cepat pula
proses kematiannya.
- Buang insang, saluran pencernaan dalam perut ikan karena bagian ini sebagai
media pertumbuhan mikroorganisme
- Mencuci ikan yang sudah dibuang insang dan saluran pencernaannya dengan
menggunakan air bersih.
- Dll.
Menurut Badan Riset Kelautan dan Perikanan tahun 2003. Penanganan ikan basah
harus dimulai segera setelah ikan diangkat dari air tempatnya hidup,dengan perlakuan
suhu rata-rata rendah dan memperhatikan faktor kebersihan dan kesehatan. Perlakuan
5

yang dikarenakan harus dapat mencegah timbulnya kerusakan fisik. Penanganan


pasca panen ikan nila dapat dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup maupun
segar.

a. Penanganan ikan hidup


Ada beberapa ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam
keadaan hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen
dalam keadaan hidup :

1. Dalam pengangkutan hendaknya gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20


derajat celcius.
2. Waktu pengangkutan sebaiknya pada pagi atau sore hari.
3. Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu pendek.
b. Penanganan ikan segar
Ikan segar merupakan produk cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu
diperhatikan kesegarannya antara lain :
1. Penangkapan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak terluka.
2. Sebelum dikemas ikan harus dicuci agar bersih dari lendir.
3. Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak dekat
dapat digunakan daun pisang/plastik, untuk pengangkutan jarak jauh
digunakan kotak dan seng atau fiberglass. (Bappenas,2000)
Untuk pengangkutan jarak jauh  suhu harus  selalu dijaga -18o  C  atau  lebih 
rendah  dan ini bisa dicapai dengan pendinginan  mekanis,  pemakaian es  kering, 
sirkulasi  gas  cair yang  dingin.  Untuk  refrigerasi  dan  ketelitian  dalam pemuatan,
operasi dan pemeliharaannya,  sewaktu-waktu harus  diperiksa  dengan mengukur
suhu produk pada awal dan akhir perjalanan. Pengangkutan  harus  dilakukan dengan
hati-hati agar produk perikanan tidak terkena suhu tinggi selama pemuatan dan
pembongkaran kendaraan pengangkut. Pengembangan  sarana Pengangkutan yang 
ditujukan bagi  proses distribusi dan pemasaran  adalah dengan penyediaan sarana
sebagai berikut:
6

a)  Truk  ber-refrigerasi (refrigerated truck)


Truk  berefrigerasi  merupakan alternatif alat transportasi produk  perikanan  yang 
baik diterapkan untuk transpor  jarak  jauh  dan  yang memakan waktu panjang.

b) Truk berinsulasi (insulated truck)


Kebutuhan refrigerasi untuk mengangkut ikan dapat ditekan sekecil mungkin dengan
cara menginsulasi seluruh bagian sarana angkut sebaik mungkin, yakni atap, dinding
dan lantai. Hal ini dilakukan agar suhu ikan tidak cepat meningkat selama proses
distribusi dan agar kapasitas ikan yang diangkut dapat lebih besar. Penyusunan peti
wadah ikan dalam truk berinsulasi disusun rapat sesamanya agar panas tidak
menyelinap diantara peti, serta diberi lapisan alas es di bawah tumpukan peti dan
lapisan es lagi di atas tumpukan.

c) Mobil angkut pick up


Fasilitas  mobil  pick  up dalam  suatu  unit  pengolahan  ikan dapat digunakan untuk 
mengangkut  kebutuhan proses pengolahan, serta untuk mendistribusikan produk
olahan non beku yang  sudah dikemas  dengan  baik  untuk jarak yang tidak terlalu
jauh.

d)  Sepeda motor  roda  2 (dua) dilengkapi box berinsulasi


Alat  ini  dirancang  dengan harga yang relatif murah tetapi mempunyai daya guna
yang maksimal. Alat tersebut berkapasitas  50  kg/wadah. Setiap motor yang
digunakan mempunyai dua wadah. Usia produktif  alat  ini  diperkirakan minimal
sampai  lima  tahun.

e)  Kendaraan  Beroda  3 (tiga)


Kendaraan beroda 3 (tiga) yang  berfungsi  sebagai  sarana pemasaran bergerak untuk
memasarkan produk ikan segar,  ikan  beku  atau  ikan olahan.  SPG  tersebut  harus
dilengkapi  dengan  cool  box yang dapat mempertahankan ruang  penyimpanan  pada
suhu 0° – 4°C.
II. Penyajian Ikan Untuk Penjualan
7

2.1 Tujuan
Penjualan merupakan kegiatan yang bertujuan agar produk perikanan yang
ditawarkan kepada konsumen terbeli dengan harga yang layak oleh sebab itu perlu
adanya pemahaman mengenai teknik penyajian untuk penjualan. Teknik ini bukan
hanya untuk menarik perhatian konsumen tetapi juga untuk memperlambat penurunan
mutu serta agar tidak terjadi pencemaran atau kontaminasi pada ikan.
2.2 Faktor Keberhasilan
Salah satu teknik yang harus dipersiapkan dalam penyajian ikan untuk
penjualan adalah peyusunan ikan, berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan dalam
penyajian ikan untuk penjualan:
a. Jenis Ikan
Dengan jenis ikan yang berbeda tentu perlakuannya akan berbeda. Ikan
dibedakan menjadi dua jenis yakni, ikan air laut dan ikan air tawar. Ikan air laut lebih
cepat mengalami penurunan mutu dibandingkan ikan air tawar karena ikan air laut
mengandung banyak TMAO yang mudah menjadi TMA, oleh sebab itu penyusunan
ikan air laut dan air tawar ini biasaya ikan air laut berada di bawah dan ikan air tawar
berada diatasnya. Hal ini bertujuan agar air es yang meleleh tidak dapat mencemari
ikan air tawar.
b. Kondisi kesegaran ikan
Biasanya ikan yang akan dijual tingkat kesegarannya berbeda. oleh sebab itu
ikan yang lebih segar ditaruh diatas dan ikan yang kurang segar ditaruh dibawah. Hal
ini bertujuan agar ikan yang kurang segar tidak mengkontaminasi ikan yang segar dan
hal ini bertujuan untuk menarik perhatian konsumen.
c. Ukuran ikan
Berbeda dengan penyusunan ikan untuk pengangkutan, ikan kecil pada
pennyajian ikan untuk penjualan ditaruh dibawah ikan yang besar. Hal ini
dikarenakan ikan kecil lebih mudah mengalami penurunan mutu atau proses
pembusukan karenan luas permukaannya yang lebih kecil. Oleh sebab itu ikan kecil
8

disusun dibawah dan ikan besar diatasnya guna mencegah kontaminasi dari ikan kecil
yang lebih cepat mengalami proses pembusukan.

2.3 Proses Penyajian Ikan


Berikut ini adalah hal-hal yang harus disiapkan dalam proses penanganan ikan
dalam penyajian untuk penjualan diantaranya:
1. Wadah
Wadah yang akan dipakai harus wadah yang bersih dan juga menarik
perhatian konsumen. Wadah biasaya ditaruh miring agar air dari es yang mencair
tidak mencemari wadah sehingga air e situ dapat dialirkan dan tidak tergenang. Selain
itu adalah ukuran wadah yang sesuai dengan jumlah ikan. Volume wadah yang lebih
luas akan mempercepat pencairan es. Hal ini dikarenakan jumlah panas yang masuk
ke dalam kotak melalui permukaannya. Semakin besar luas permukaan maka panas
yang masuk ke dalam kotak semakin besar pula.
2. Es
Es berfungsi untuk mendinginkan suhu tubuh ikan. Es yang harus digunakan
adalah juga es yang dibuat dengan air yang sudah matang dan es yang berpartikel
halus agar es tidak cepat meleleh. Es yang di gunakan untuk pendinginan ikan harus
di hancurkan terlebih dahulu menjadi bongkahan atau disebut menjadi butiran-butiran
yang tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar. Ukuran butiran bongkahan es kira-kira
1-2 cm³. pemakaian bongkahan es yang terlalu besar dan runcing dapat
mengakibatkan kerusakan fisik ikan. Sementara butiran yang terlalu kecil akan
menyebabkan butiran es cepat melebur dan juga membendung aliran air ke bawah
sehingga terjadi genangan air antar lapisan ikan. Oleh karena itu, pemakaian es balok
yang di hancurkan akan lebih baik dari pada yang di serut karena akan di peroleh
butiran es yang berbeda-beda.
Jumlah es yang digunakan harus disesuaikan dengan jumlah ikan yang akan di
tangani agar diperoleh suhu pendinginan yang optimal. Jika jumlah es terlalu sedikit
dibandingkan jumlah ikannya maka suhu pendinginan yang dihasilkan tidak cukup
9

dingin untuk mempertahankan kesegaran ikan dalam waktu yang di tentukan.


Sebaiknya, bila jumlah es terlalu banyak dapat menyebabkan ikan kerusakan fisik
karena himpitan atau tekanan dari bongkahan es. Es yang di tambahkan harus dapat
menurunkan suhu ikan sampai 0ºC dan suhu tersebut dapat dipertahankan selama
penyimpanan dalam waktu yang ditentukan.
Perbandingan es dan ikan yang dipergunakan selama pendinginan bervariasi
antara 1 : 4 sampai 1 : 1. Perbandingan tersebut tergantung pada waktu penyimpanan
yang diperkirakan, suhu udara diluar kemasan, dan jenis wadah penyimpanan.
Ketebalan lapisan ikan berpengaruh terhadap kecepatan penurunan suhu tubuh ikan.
Semangkin tipis lapisan ikan, kecepatan penurunan suhunya semangkin cepat. Waktu
yang diperlukan untuk mencapai 1,5ºC dari suhu awal tubuh ikan 10ºC dari berbagai
perlakuan.
Setelah wadah dan es disiapkan, selanjutnya wadah diisi dengan es. Setelah
itu es dimasukkan dengan jumlah yang sesuai. Setelah itu ikan disusun diatas es
tersebut dengan syarat tubuh ikan khususnya bagian perut harus tetanam atau
terbenam didalam es. Hal ini bertujuan agar ikan tidak mudah mengalami penurunan
mutu.
2.4 Kendala dan Cara mengatasinya
Permasalahan yang muncul dalam pengindustrian produk-produk segar secara
garis besar tidak lepas dari empat elemen utama keberlanjutan bisnis, yaitu quality,
cost, delivery dan flexibility (QCDF). Masalah quality (mutu komoditas) yang
dihadapi adalah ketidakseragaman ukuran, bentuk, bobot, warna, kesegaran atau
karakteristik komoditi, serta terbebasnya komoditi dari kerusakan fisik, kimia dan
biologis. Seperti yang kita ketahui bahwa ikan yang disajikan tidak selalu dalam
keadaan seragam, mulai dari ukuran, ukuran ikan tidak selalu sama mulai dari
panjangnnya maupun bobotnya seperti yang kita ketahui bahwa ukuran yang berbeda
maka penanganannya pun berbeda, selain itu adalah tingkat kesegaran ikan yang
berbeda sehingga harus disiasati dengan baik. Selain itu harga es yang cukup mahal
juga menjadi kendala.
10

Ada 3 katagori jenis ikan berdasarkan penyajian ikan untuk penjualan


1. Ikan besar dan ikan kecil
2. Ikan segar dan tidak segar
3. Ikan air tawar dan ikan air laut
Berdasarkan penyajian dalam penjualan katagori ikan diatas harus
diperhatikan, bagaimana cara menyusunan ikan atau menyajikan ikan untuk
penjualan, agar tingkat kesegaran ikan bertahan lama. Contoh penyajian di
minimarket atau supermarket dengan menggunakan wadah yang disimpan miring
serta diberi es curah untuk menghambat pembusukan yang diakibatkan secara
enzimatis (aktivitas enzim “ikan dan bakteri”), biologis (aktivitas mikroba), dan
kimiawi (oksidasi “oksigen”).
Cara untuk memperlambat pembususkan dilakukan dengan cara penanganan yang
baik dan benar, yaitu dengan cara :
- Hindari kesalahan penanganan apalagi secara fisik, penanganan yang cermat
dan cepat. Lindungi ikan dari pencemaran, miminimalkan kontaminasi
(bakteri).
- Suhu rendah, suhu tergantung pada ketebalan daging dan media pendingin
yang digunakan.
- Sanitasi dan higienis.
Penyajian yang benar menurut kategori ikan diatas yaitu sebagai berikut :
1. Ikan besar dan ikan kecil
Penyajiannya ikan kecil disimpan dibawah sedangkan ikan besar disimpan
diatas pada wadah yang disimpan miring dan sudah terdapat es didalamnya. Ikan
kecil disimpan dibawah karena ikan kecil mudah cepat busuk dikarenakan ikan kecil
kontak udara dengan udaranya paling luas dibandingkan ikan besar.
2. Ikan segar dan ikan tidak segar
Penyajiannya ikan tidak disimpa dibawah sedangkan ikan segar disimpan di
atas pada wadah yang disimpan miring dan sudah terdapat es didalamnya. Ikan tidak
segar disimpan dibawah karena ikan tidak segar mutunya sudah tidak baik jadi
11

apabila ikan tidak segar disimpan diatas sedangkan ikan keci disimpan dibawah maka
yang terjadi ikan segar akan terkotamasi dengan ikan tidak segar.
3. Ikan air tawar dan ikan air laut
Penyajian ikan air laut disimpan dibawah dan ikan air tawar disimpan
dibawah padawadah yang disimpan miring dan sudah diberi es didalamnya. Ikan air
laut adalah ikan yang mudah mengalami pembusukkan karea ikan air laut dapat
merubah TMAO menjadi TMA.
12

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1989. Petunjuk Praktis Penanganan dan Transportasi Ikan Segar. Balai
Bimbingan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan, Direktorat Jenderal
Perikanan,  Jakarta.

Anonim, 1992. Petunjuk Teknis Penanganan Tuna Loin Segar. Balai Bimbingan dan
Pengujian Mutu Hasil Perikanan, Jakarta.

Anonim, 2007. Juknis Penerapan Sistem Rantai Dingin dan Sanitasi Higiene di Unit
Pengolahan Ikan. Direktorat Pengolahan Hasil. Direktorat Jenderal
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Departemen Kelautan dan
Perikanan, Jakarta.

Anonim, 1989. Petunjuk Praktis Penanganan dan Transportasi Ikan Segar. Balai
Bimbingan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan, Direktorat Jenderal
Perikanan, Jakarta.

Berka. R., 1986. The Transport of Live Fish EIFAC Tech. Pap. No.48. p.52 Martyshev,
F.G. 1983. Pond Fisheries. Ameerican Publishing Company. PVT Limited.
New Delhi. Wibowo, S. 1993.

http://agromaret.com/artikel/338/tips_pengemasan_benih_ikan_untuk_dikirim (diaks
es pada tanggal 15 Mei 2016 pukul 16.00 WIB).

http://www.ppnsi.org/jurnal-mainmenu-9/perikanan-a-kelautan-mainmenu-43/139-
strategi-pemasaran-produk-perikanan-dan-kelautan. (diakses pada tanggal 15
Mei 2016 pukul 16.00 WIB).

http://mfile.narotama.ac.id/files/Umum/JURNAL%20IPB/Studi%20transportasi
%20ikan%20mas%20Cypr (diakses pada tanggal 15 Mei 2016 pukul 17.00
WIB).
 

Anda mungkin juga menyukai