Anda di halaman 1dari 24

PORTOFOLIO / PENUGASAN

TIPE –TIPE WIRAUSAHA DAN KARAKTER WIRAUSAHA


PKWU
ADE RIMLI S,KOM

DISUSUN OLEH.

NAMA : BADAR MAULANA


KELAS : XI TKJ 2

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN
CABANG DINAS WILAYAH IV
SMKN 1 TIRTAMULYA
2021
LEMBAR PENGESAHAN GURU

Dengan ditanda tangani nya portofolio ini, maka tugas telah terkumpul dan disusun
rapih.

Yang membuat Guru Mapel

BADAR MAULANA ADE ROMLI S,KOM

Tanggal selesai : 11 MARET


LATAR BELAKANG TRIGONOMETRI

A. Latar Belakang
Seseorang yang ingin mengukur tinggi sebuah pohon, menara, gedung bertingkat ataupun
sesuatu yang memiliki ketinggian tertentu maka tidaklah mungkin secara fisik akan mengukur
dari bawah ke atas (puncak) obyeknya dengan menggunakan meteran. Salah satu cabang
matematika yang dapat dipakai dalam membantu pengukuran ini adalah trigonometri.

Gb. 1.2. Klinometer


Gb. 1.1. mengukur ketinggian
Gambar 1.1 adalah gambar seorang pengamat yang ingin mengukur tinggi tiang bendera dengan
menggunakan klinometer (Gb. 1.2)

Dalam pengamatan akan didapat sudut dan jarak pengamat dengan tiang, kemudian dengan
bantuan pengetahuan trigonometri maka akan dapat dihitung tinggi tiang tersebut.
Kenyataan dalam kehidupan seharihari di berbagai bidang kehidupan banyak membutuhkan
pengetahuan tentang trigonometri, antara lain bidang keteknikan, bidang IPA, bidang
penerbangan, bidang pelayaran dan sebagainya. Oleh karena itu topik tentang trigonometri perlu
diajarkan kepada siswa oleh guru matematika.

B. Tujuan
Bahan ajar tentang pembelajaran trigonometri ini disusun agar para tenaga kependidikan/guru:

1. Lebih menguasai materi pembelajaran trigonometri untuk siswa SMK


2. Lebih memiliki kemampuan mengembangkan teknik, model dan strategi pembelajaran
trigonometri
C. Ruang Lingkup
Bahan ajar ini membahas topiktopik sebagai berikut:
1. Pengertian perbandingan trigonometri
2. Rumus perbandingan trigonometri sudut yang berelasi
3. Menyelesaikan Persamaan Trigonometri

4. Rumusrumus trigonometri
TRIGONOMETRI

Studi tentang trigonometri sebagai cabang matematika, lepas dari astronomi


pertama kali diberikan oleh Nashiruddin al-Tusi (1201-1274), lewat bukunya Treatise on the
quadrilateral. Bahkan dalam buku ini ia untuk pertama kali memperlihatkan
keenam perbandingan trigonometri lewat sebuah
segitiga siku-siku (hanya masih dalam trigonometri
sferis). Menurut O`Conners dan Robertson,
mungkin ia pula yang pertama memperkenalkan
Aturan Sinus (di bidang datar).

at-Tusi Di Arab dan kebanyakan daerah muslim, trigonometri berkembang dengan


pesat tidak saja karena alasan astronomi Gb. 2.1. matematikawan tetapi juga
untuk kebutuhan ibadah. Seperti diketahui, orang muslim jika melakukan ibadah sholat, harus
menghadap ke arah Qiblat, suatu bangunan di kota Mekkah. Para matematikawan muslim lalu
membuat tabel trigonometri untuk kebutuhan tersebut.
Konsep trigonometri pada pembahasan ini diawali dengan perbandingan
trigonometri suatu sudut pada segitiga sikusiku.

A. Perbandingan Trigonometri Suatu Sudut pada Segitiga Siku-siku


Gambar di samping adalah segitiga siku-siku dengan B
titik sudut sikunya di C. Panjang sisi di hadapan sudut
aA c adalah a, panjang sisi di hadapan sudut B adalah b,


dan panjang sisi di hadapan sudut C adalah c.
CA
b
Terhadap sudut :
Gb. 2.2. perbandingan trigonometri
Sisi a disebut sisi siku-siku di depan sudut 
Sisi b disebut sisi siku-siku di dekat (berimpit) sudut 
Sisi c (sisi miring) disebut hipotenusa
Berdasarkan keterangan di atas, didefinisikan 6 (enam) perbandingan trigonometri terhadap sudut 
sebagai berikut:

panjang sisi siku-siku di depan sudut A a

1. sin  
panjang hipotenusa c
panjang sisi siku-siku di dekat (berimpit) sudut A b

2. cos  
panjang hipotenusa c
panjang sisi siku-siku di depan sudut A a

3. tan  
panjang sisi siku-siku di dekat sudut A b

panjang hipotenusa c

4. csc  
panjang sisi siku-siku di depan sudut A a
panjang hipotenusa c
5. sec  
panjang sisi siku-siku di dekat sudut A b
panjang sisi siku-siku di dekat sudut A c

6. cot  
panjang sisi siku-siku di depan sudut A a Dari
perbandingan tersebut dapat pula ditulis rumus:

 cos 
tan   sin dan cot  

cos  sin 
1 1

sec   dan csc  

cos  sin 
Contoh:
Pada gambar di samping segitiga sikusiku ABC dengan panjang a  24
B

dan c  25. a c

Tentukan keenam perbandingan 


CA
trigonometri untuk . b

Gb. 2.3. perbandingan trigonometri Penyelesaian:

Nilai b dihitung dengan teorema Pythagoras

b 25 24
2 2

 625576

 49  7

   
c 25 a 24
b 7 c 25
cos    c sec    b
25 7
a 24 c 7
tan    b cot    a
7 24
a 24 c 25 sin csc

B. Nilai Perbandingan Trigonometri untuk Sudut-Sudut Istimewa


Sudut istimewa adalah sudut yang perbandingan trigonometrinya dapat dicari tanpa memakai
tabel matematika atau kalkulator, yaitu: 0, 30, 45,60, dan 90.

Sudut-sudut istimewa yang akan dipelajari adalah 30, 45,dan 60.


Untuk mencari nilai perbandingan trigonometri sudut istimewa digunakan segitiga siku-siku
seperti gambar berikut ini.

30 
2 1 1 2
60 
45 

1 Gb. 2.4.b. sudut istimewa


Gb. 2.4.a. sudut istimewa

Dari gambar 2.4.a dapat ditentukan

1 1 2
 1 
sin 45 2 2
2 2
csc 45
1 1 2
 2 
2 2
cos 45
sec45 2
1

tan 45  1 cot 45  1


Dari gambar 2.4.b dapat ditentukan

3 1
sin 30 2 3

sin 60
2

cos 30 3 1
2 2
3
cos 60
1 1 3
 3 3
1 
3
3
2 2
3 3
3

1 1. sin 30cos 45  2


2 3 2 3
2 3
1 4 2
6 6  6
6 6 3

tan 30 tan 60 

csc 30  2 csc 60


sec30 2 2
 3
3 3 sec60
3 1 1
 2  3 
3 3

cot 30
cot 60 3
1
Tabel nilai perbandingan trigonometri untuk sudut-sudut istimewa.

 0 30 45 60 90

sin  0 1
2 3

cos  1 0
3 2

tan  0 1 3 tak
3 terdefinisi

cot  tak 3 1 0
terdefinisi 3
contoh:

C. Perbandingan Trigonometri suatu Sudut di Berbagai Kuadran


P adalah sembarang titik di kuadran I dengan koordinat (x,y). OP adalah garis yang dapat
berputar terhadap titik asal O dalam koordinat kartesius, sehingga XOP dapat bernilai
0 sampai dengan 90. Perlu diketahui bahwa

2 . sin45 tan 60cos45 cot 60 

6
Y
P( x,y )

r
y
1
O x
X
2
Gb. 2.5 OP x y2  r dan r  0

Berdasarkan gambar di atas keenam perbandingan trigonometri baku dapat didefinisikan dalam absis
(x), ordinat (y), dan panjang OP (r) sebagai berikut:

ordinat P y panjang OP r

1. sin α   4. csc α   panjang OP r ordinat P y

absis P x panjang OP r

2. cos α   5. sec α   panjang OP r absis P x

ordinat P y absis P x

3. tan α   6. cot α   absis P x ordinat P y

Dengan memutar garis OP maka  XOP =  dapat terletak di kuadran I, kuadran II, kuadran III atau
kuadran IV, seperti pada gambar di bawah ini.

P( x,y ) Y
Y
P( x,y )
y r
r
y
1 2
O x x O
X X

Y Y

x 4 x
3
O X O X
y
r y
r
P( x,y )
P( x,y )

Gb. 2.6. titik di berbagai kuadran

Tabel tanda nilai keenam perbandingan trigonometri di tiap kuadran:


Perbandingan Kuadran
Trigonometri I II III IV
sin + + - -
cos + - - +
tan + - + -
csc + + - -
sec + - - +
cot + - + -

D. Rumus Perbandingan Trigonometri Sudut yang Berelasi


Sudut-sudut yang berelasi dengan sudut  adalah sudut (90  ), (180  ), (360  ), dan
-. Dua buah sudut yang berelasi ada yang diberi nama khusus, misalnya penyiku
(komplemen) yaitu untuk sudut  dengan (90 - ) dan pelurus (suplemen) untuk sudut 
dengan (180 - ). Contoh: penyiku sudut 50 adalah 40, pelurus sudut 110 adalah 70.
1. Perbandingan trigonometri untuk sudut  dengan (90 - )
Dari gambar 2.7 diketahui
Y y=x
Titik P 1(x 1,y 1) P1(x1,y1) bayangan dari P(x,y) akibat pencerminan garis y 
x, sehingga diperoleh:
y1 P( x,y)
r1
a. XOP =  dan XOP1 = 90 -
r

y
 (90-) b. x1 = x, y1 = y dan r1 = r
O x1
X
x

Gb. 2.7. sudut yang berelasi

Dengan menggunakan hubungan di atas dapat diperoleh:

1 x
y   cos 

a. sin 90
r1 r
1 y
x   sin 

b. cos 90
r1 r

1 x
y   cot 

c. tan 90
x1 y
Dari perhitungan tersebut maka rumus perbandingan trigonometri sudut  dengan (90 - )
dapat dituliskan sebagai berikut:

a. sin 90cos  d. csc 90 sec 

b. cos 90 sin  e. sec 90cosec 

c. tan 90cot  f. cot 90 tan 

2. Perbandingan trigonometri untuk sudut  dengan (180 - )


Titik P1(x1,y1) adalah bayangan dari titik Y
P(x,y) akibat pencerminan terhadap sumbu
y, sehingga P 1(x 1 ,y 1) P( x,y )
r
r1
a. XOP =  dan XOP1 = 180 - y1 (180 -) y
 
x1 O x
b. x1 = x, y1 = y dan r1 = r X
maka diperoleh hubungan: Gb. 2.8. sudut yang berelasi

1 y
y   sin 

a. sin 180
r1 r
1 x
x  cos 

b. cos 180
r1 r

1 y
y  tan
c. tan 180
x1 x
Dari hubungan di atas diperoleh rumus:

a. sin 180 sin 


d. csc 180csc 

b. cos 180cos  e. sec 180sec 

c. tan 180tan  f. cot 180cot 

3. Perbandingan trigonometri untuk sudut  dengan (180 + )


Dari gambar 2.9 titik P1(x1,y1) adalah Y
bayangan dari titik P(x,y) akibat P( x,y )
r
pencerminan terhadap garis y  x, (180 + ) y
sehingga 
x1 O x
a. XOP =  dan XOP1 = 180 + 
y1
r1
X
b. x1 = x, y1 = y dan r1 = r maka
P 1(x 1 ,y 1 )
diperoleh hubungan:

1 y
y  sin 
x
sin 180
r 1
a. 1 r Gb. 2.9. sudut yang berelasi x  cos 

b. cos 180
r1 r

y y
y 
1
  tan 
c. tan 180
x1 x x
Dari hubungan di atas diperoleh rumus:

sin 180sin  d. csc 180csc 


a.

cos 180cos  e. sec 180sec 


b.

tan 180 tan  f. cot 180cot 


c.

4. Perbandingan trigonometri untuk sudut  dengan (- ) Dari


gambar 2.10 diketahui titik bayangan dari P 1 (x 1 ,y 1Y)
P( x,y )
P(x,y) akibat pencerminan terhadap
r
sumbu x, sehingga a. XOP =  dan (360 -1 ) y
XOP1 = -   x
O - x1
X r1 y1
b. x1 = x, y1 = y dan r1 = r maka

diperoleh hubungan P 1 (x 1,y 1)

1 y
y  sin

a. sin 
r1 r Gb. 2.10. sudut yang berelasi x

cos  
1 x
b.  cos 
r1 r

y
tan  
1
c. tan 
x1 x
Dari hubungan di atas diperoleh rumus:

d. csc csc 
a. sin sin 

b. cos cos  e. sec  sec 

c. tan tan  f. cot cot 

Untuk relasi  dengan (- ) tersebut identik dengan relasi  dengan 360  , misalnya sin (360  )
  sin .

E. Menentukan Koordinat kartesius dan Koordinat Kutub


Cara lain dalam menyajikan letak sebuah titik pada bidang xy selain koordinat kartesius adalah dengan
koordinat kutub.

Y Y
P(x,y) P(r, )
 
r
y y

O x O x
X X
Pada gambar 2.11 titik P(x,y) pada koordinat kartesius dapat disajikan dalam
Gb. 2.11. koordinat kartesius Gb. 2.12. koordinat kutub koordinat kutub dengan P(r, ) seperti pada
gambar 2.12.
Jika koordinat kutub titik P(r, ) diketahui, koordinat kartesius dapat dicari dengan hubungan:

x
cos   x rcos

r
y
sin   y r sin

r
jika koordinat kartesius titik P(x,y) diketahui, koordinat kutub titik P(r, ) dapat dicari dengan
hubungan:

2 2
r  x y

y y
tan      arc tan , arc tan
adalah invers dari tan x x

Contoh:
1. Ubahlah menjadi koordinat kutub

a. B(5,5) b. C(4,4 3)

2. Ubahlah P (12,60) menjadi koordinat kartesius

Penyelesaian:

1. a. B (5,5) b. C(4,4 3)

x  5, y  5 (kuadran I) x  4, y  4 3 (kuadran II)

r  52  52

r  4
2
25  25  5 2  4 3 2
  16 48  64  8

43
tan   1    45 tan     3    120  4

jadi B (5 2,45) jadi C (8, 120) 2. P (12,60)


diubah ke koordinat kartesius

1 x  r cos 
 12(1/2)

 12  3
y  r sin  
2 
 12 cos 60  12
sin 60

x
6 y 6 3

Jadi koordinat kartesiusnya P 6,6 3


F. Identitas Trigonometri
x
Y Dari gambar di samping diperoleh cos  r
P(x, y)

r
y

O x
2 2
y y . Sehingga
,sin  dan rx
X 2 2 y2
r cos 

x2

sin 

r2 r2

Gb. 2.13. rumus identitas

Jadi sin2 +cos2  1

x2y2 r2
  1 r2
r2

G. Menyelesaikan Persamaan Trigonometri Sederhana


Persamaan trigonometri adalah persamaan yang memuat perbandingan trigonometri suatu
sudut, di mana sudutnya dalam ukuran derajat atau radian. Menyelesaikan persamaan
trigonometri adalah menentukan nilai x yang memenuhi persamaan tersebut sehingga jika
dimasukkan nilainya akan menjadi benar.
1. Menyelesaikan persamaan sin x  sin  Dengan mengingat rumus sin
(180 - )  sin  dan sin ( + k. 360)  sin , maka diperoleh:

Jika sin x  sin  maka x   + k. 360 atau x  (180  ) + k. 360 , k


B

2. Menyelesaikan persamaan cos x  cos  Dengan mengingat rumus

cos cos  dan cos ( + k. 360)  cos , diperoleh

Jika cos x  cos  maka x   + k. 360 atau x    + k. 360, k  B

3. Menyelesaikan persamaan tan x  tan  Dengan mengingat rumus tan


(180 + )  tan  dan tan ( + k. 360)  tan , maka diperoleh:
Jika tan x  tan  maka

x   + k. 180 , k  B

contoh:
Tentukan penyelesaian persamaan berikut ini untuk 0  x  360.

a) sin x  c) tan x  3

b) cos x  3
Penyelesaian:

a) sin x   sin x  sin 30


x   + k. 360 untuk k = 0  x  30 x  (180  ) +
k.360 untuk k = 0  x  180  30  150

b) cos x  3  cos x  cos 30


x   + k. 360 untuk k = 0  x  30 x    + k. 360
untuk k = 1  x   30 + 360  330

c) tan x  3  tan x  tan 120 x   + k. 180 untuk k = 0  x  120


untuk k = 1  x  120 + 180  300

Catatan: satuan sudut selain derajat adalah radian, di mana satu radian adalah besarnya
sudut yang menghadap busur lingkaran yang panjangnya sama dengan jari-jari.  AOB = 1 rad

B
r r
Hubungan radian dengan derajat
O A
r
360 = 2 rad

r
= 2 rad 180 =  rad
pendekatan 1 rad = 57,3.
Dengan mengingat pengertian radian tersebut, maka bentuk penyelesaian persamaan
trigonometri dapat pula menggunakan satuan radian, sebagai contoh untuk persamaan sin x
 sin A maka penyelesaiannya adalah:
x  A + k. 2 atau x  ( A) + k. 2 , k  B di mana x
dan A masing-masing satuannya radian.

H. Rumus-rumus Trigonometri untuk Jumlah dan Selisih Dua Sudut 1.


Rumus cos ( + ) dan cos (  )
Pada gambar di
C
samping diketahui garis CD 

dan AF keduanya adalah garis tinggi dari G F

segitiga ABC. Akan dicari rumus 


cos ( + ).
A Gb. 2.14

D E B AD

cos 

 AC

AD AC cos 


Pada segitiga sikusiku CGF

GF sin    GFCF
sin  …………..(1) CF

Pada segitiga sikusiku AFC,

CF sin   CF  AC sin 
…………..(2)

AC

AF cos β   AF 
AC cos  …………..(3) AC
Pada segitiga sikusiku AEF,
AE cos   AE 
AF cos  …………..(4) AF
Dari (1) dan (2) diperoleh

GF  AC sin  sin 
Karena DE  GF maka DE  AC sin  sin 
Dari (3) dan (4) diperoleh

AE  AC cos  cos 
Sehingga AD  AE  DE
AC cos (  + )  AC cos  cos   AC sin
 sin  cos ( + )  cos  cos   sin  sin 
Jadi

Untuk menentukan cos (  ) gantilah  dengan  lalu disubstitusikan ke rumus cos ( +


).

cos (  )  cos ( + ())


 cos  cos ()  sin  sin ()
 cos  cos   sin  (sin )
 cos  cos  + sin  sin 
Jadi cos (  )  cos  cos  + sin  sin 

2. Rumus sin ( + ) dan sin (  )


Untuk menentukan rumus sin ( + ) dan sin (  ) perlu diingat rumus sebelumnya, yaitu:
sin (90  )  cos  dan

cos (90  )  sin 


sin ( + )  cos (90  ( + ))
 cos ((90  )  )
 cos (90  ) cos  + sin (90  ) sin 
 sin  cos  + cos  sin 
Jadi sin ( + )  sin  cos  + cos  sin 
Untuk menentukan sin (  ), seperti rumus kosinus selisih dua sudut gantilah  dengan
 lalu disubstitusikan ke sin ( + ). sin (  )  sin ( + ( ))

 sin  cos () + cos  sin ()


 sin  cos  + cos  (sin )
 sin  cos   cos  sin 
Jadi sin (  )  sin  cos   cos  sin 


3. Rumus tan ( + ) dan tan (  ) sin

Dengan mengingat tan   , maka cos 

)  sin  cos 
tan ()  sin ( cos  sin 

) cos  cos 
cos ( sin  sin sin 
cos cos sin sin  sin 


cos  cos  cos  cos 

)
tan ( 

cos  cos sin  sin  sin sin

1 
cos  cos  cos cos
 tan   tan 
1tan  tan 
Jadi tan
tan ()  
 tan  Untuk menentukan tan (  ), gantilah  dengan
1tan  tan 
 lalu disubstitusikan ke tan ( + ). tan (  ) 
tan ( + ( ))


 tan   tan 

1tan  tan 
Jadi tan
tan () 
I.  tan 
Rumus Trigonometri Sudut Rangkap
Dari 1 tan  tan  rumusrumus trigonometri untuk jumlah dua sudut,

dapat dikembangkan menjadi rumus trigonometri untuk sudut rangkap.

1. sin 2  sin ( + )  sin  cos  + cos  sin   2 sin cos


Jadi sin 2  2 sin cos

2. cos 2  cos ( + )  cos  cos   sin  sin   cos2  sin2


cos 2  cos2  sin2
Jadi

Rumusrumus variasi bentuk lain yang memuat cos 2 dapat diturunkan dengan mengingat
rumus dasar cos2 + sin2  1.
cos 2  cos2  sin2 cos 2  cos2  sin2 
cos2  (1  cos2)  (1  sin2)  sin2

 2cos2  1  1  2 sin2

1) cos 2  cos2  sin2


Sehingga 2) cos 2  2cos2  1
3) cos 2  1  2 sin2

3. tan 2  tan ()  tan  tan   2 tan 


2
1tan  tan  1tan 

2 tan
Jadi
tan 2 

1 tan 
2
J. Mengubah Rumus Perkalian ke rumus Penjumlahan/Pengurangan
1. Dari rumus cosinus untuk jumlah dan selisih 2 sudut diperoleh:

cos ( + )  cos  cos   sin  sin 


cos (  )  cos  cos  + sin  sin 

+
cos ( + ) + cos (  )  2 cos  cos 
Jadi cos (  + ) + cos (   )  2 cos  cos 

cos ( + )  cos  cos   sin  sin  cos ( 


)  cos  cos  + sin  sin 

cos ( + )  cos
cos ( + )  cos (  )  2 sin  sin 
(  )  2 sin


 sin  Jadi

2. Dari rumus sinus untuk jumlah dan selisih 2 sudut diperoleh:

sin ( + )  sin  cos  + cos  sin 


sin (  )  sin  cos   cos  sin 

+
sin ( + ) + sin (  )  2 sin  cos  Jadi sin ( +
)  sin  cos  sin ( + ) + sin (  )  2 sin  cos 
+ cos  sin  sin (  )  sin  cos   cos  sin 


sin ( + ) + sin (  )  2 sin  cos 

Jadi sin ( + )  sin (  )  2 cos  sin 


K. Penerapan Rumus dan Persamaan Trigonometri
Contoh soal aplikasi dalam keteknikan:
1. Dua buah tegangan pada arus bolak-balik mempunyai harga:

V1 = 200 sin 120 dan V2 = 200 sin 210


Berapa Vtotal dari V1 dan V2 ?
Penyelesaian:

Vtotal = V1 + V2

= 200 sin 120 + 200 sin 210

 1
1

= 200. 3 + 200.  

2  2

= 100 3 –100

2. Sebuah balok terletak pada tangga dengan


kemiringan  = 37 (sudut antara tangga dengan lantai).
Gaya beratnya diuraikan dalam gaya w sin  dan w cos .

Tentukan besar sudut  dan ! w sin  


 
w
Gb. 15.a w cos 

Penyelesaian:
C
Gambar 15.a dapat direpresentasikan dalam
segitiga seperti pada gambar  
15.b. Dengan mengingat kembali sifat- A B sifat 

D
dari 2 segitiga yang sebangun Gb. 15.b

(segitiga ADC dan segitiga CDB) akan diperoleh sudut  = sudut  = 37.
Sehingga  = 90 – 
= 90 – 37
= 53

Anda mungkin juga menyukai