Anda di halaman 1dari 44

TRANSPORT PADA

TANAMAN
1
Difusi, Osmosis, dan Transpor Aktif

Proses fotosintesis memerlukan air dan


karbondioksida yang diambil dari lingkungan.
Selain itu, untuk pertumbuhan tanaman juga
memerlukan garam-garam mineral. Bahan-
bahan tersebut dapat diangkut bersama-
sama dengan hasil fotosintesis dari sel ke sel
melalui proses difusi, osmosis, dan
transpor aktif

2
Proses pengambilan zat-zat tersebut
dilakukan melalui proses fisika dan biologi,
yaitu imbibisi, difusi, osmosis, dan
transportasi aktif

1.Imbibisi
Berarti pengambilan air secara langsung seperti
halnya minum. Dalam hubungannya dengan
pengambilan zat oleh tumbuhan, imbibisi berarti
kemampuan dinding sel dan plasma sel untuk
menyerap air dari luar sel. Air yang terserap
disebut air imbibisi. Pada peristiwa tersebut
molekul-molekul dinding sel atau plasma sel,
akibatnya dinding sel mengembang

Contoh: penyerapan air oleh benih. Proses awal


perkecambahan. Benih akan membesar, kulit benih
pecah, berkecambah. Ditandai oleh keluarnya
radikula dari dalam benih. 3
2. Difusi
Difusi adalah pergerakan molekul-molekul
zat dari daerah benkonsentrasi lebih tinggi
(hipertonis) ke daerah yang konsentrasinya
rendah (hipotonis). Misalnya: setetes tinta
dimasukkan kedalam gelas yang berisi air
maka warna biru akan menyebar keseluruh
penjuru dan akhirnya warna biru merata
keseluruh air daam gelas.

4
3. Osmosis

2. Osmosis
Osmosis adalah peristiwa perpindahan molekul-molekul air dari
larutan berkonsentrasi rendah atau daerah yang konsentrasi molekul-
molekul airnya rendah atau daerah yang konsentrasi yang molekul-
molekul airnya rendah ke daerah yang berkonsentrasi yang molekul-
molekul airnya tinggi melalui selaput yang hanya dapat dilalui oleh
molekul air dan zat-zat tertentu saja

Berdasarkan dapat tidaknya selaput dilalui oleh molekul zat. Selaput


dibedakan menjadi tiga macam yaitu sebagai berikut:
a. Selaput permeabel: selaput yang dapat dilalui oleh molekul air dan
zat yang larut didalamnya.
b.Selaput semipermiabel: selaput yang dapat dilalui oleh molekul-
molekul air dan zat tertentu saja sehingga disebut juga selaput
permeabel selektif
c. Selaput impermeabel: selaput yang tidak dapat ditembus oleh air
maupun zat yang terlarut.

5
3. Transpor Aktif dan Transpor Pasif
Transportasi aktif: Dalam proses biologi dapat terjadi
sebaliknya, yaitu proses dimana molekul-molekul atau ion-
ion bergerak dari daerah yang berkonsentrasi rendah ke
daerah yang berkonsentrasi tinggi.
Kelangsungan hidup sel tumbuhan bergantung pada
kemampuan untuk menyeimbangkan pengambilan dan
pengeluaran berat air oleh suatu sel terjadi melalui
osmosis, yaitu transpor pasif air melewati suatu membran.

6
Pengangkutan Air dan Garam-garam
Mineral oleh Tumbuhan terdiri dari:
Pengangkutan Ekstravaskuler adalah pengangkutan air dan
garam mineral di luar berkas pembuluh, berlangsung dari sel ke
sel secara horizontal. Pengangkutan tersebut mulai dari rambut
akar dan epidermis melalui korteks, endodermis, perisikel, lalu ke
pembuluh kayu. Proses pengangkutan dari epidermis ke sel-sel
korteks berlangsung secara difusi dan osmosis, begitu pula
setelah sampai di daun.
a. Pengangkutan Ekstravasikuler ada 2 cara
1. Simplas: Pengangkutan dari sel ke sel melalui
plasmodesmata (pengangkutan melalui bagian yang hidup
dari sel)
2. Apoplas : pengangkutan dari ruang antar sel ke ruang antar
sel lain (melalui bagian yang tak hidup dari sel)
7
b. Pengangkutan Vaskuler adalah pengangkutan air dan
garam-garam mineral melalui pembulug pengangkut.
Pengangkutan tersebut melalui pembuluh xilem dari
akar ke batang, terus sampai ke daun. Mekanismenya
melalui:
1. Tekanan Akar
2. Daya Isap Daun
3. Daya Kapilaritas
4. Pengaruh sel-sel yang hidup

8
1. Tekanan akar: adanya tekanan akar dapat diamati dengan
memotong batang tanaman pisang kemudian bagian tengahnya
dibuat lekukan. Setelah satu hari maka akan terlihat air keluar
dari permukaan potongan.Keluar akibat ada tekanan yang
mendorong air ke atas itu disebut tekanan akar.
2. Daya hisap daun: daya isap daun terjadi sebagai akibat penguapan
air di permukaan daun. Besarnya penguapan air tergantung
pada luas permukaan daun. Makin luas permukaan daun makin
besar daya hisap daun.
3. Daya Kapilaritas: pempuluh-pembuluh kayu merupakan pipa-pipa
sangat kecil sehingga merupakan pipa kapiler. Pipa kapiler yang
berdiameter 10 mikron, dapat menaikkan air sampai setingga 3
meter. Hal ini menyebabkan air naik dalam pembuluh kayu dari
akarsampai ke daun. Bagi tumbuhan yang sangat tinggi, daya
kapilaritas saja tidak cukup untuk menaikkan ais sampai ke daun
4. Pengaruh sel-sel yang hidup: pembuluh-pembuluh kayu tersusun
dari sel-sel yang mati dengan sekat diantara sel-sel telah lenyap
sehingga merupakan pembuluh untuk jalan air dari akar ke
ujung batang.
9
Pengangkutan Hasil Fotosintesis
Zat organik hasil fotosintesis yang dibentuk di dalam daun akan
diangkut keseluruh bagian yang memerlukan diuraikan oleh
enzim menjadi zat yang dapat larut dan dapat keluar dari sel sampai
ujung pembuluh tapis (floem) pembuluh tapis ke
bagian tubuh yang memerlukan disertai translokasi.
Tumbuhan tidak hanya mengambil atau menyerap tetapi juga
melepaskan zat kembali ke lingkungannya yang disebut pengeluaran
atau eliminasi. Zat yang dikeluarkan pada peristiwa eliminasi dapat
dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu sebagai berikut:
1. Zat yang dikeluarkan sama dengan ketika diserap, misalnya air
yang dikeluarkan pada peristiwa penguapan dan penetesan air
(Gutasi) melalui sel gutatoda
10
2. Zat yang dikeluarkan sebagai hasil fotosintesis, misalnya
madu yang dikeluarkan oleh kelenjar madu, pada nectar bunga.
3. Zat yang dikeluarkan sebagai hasil proses pembongkaran,
misalnya oksigen dan air dari proses fotosintesis.

11
Cara Pengeluaran Zat oleh Tumbuhan
Ada 3 macam, Yaitu:
a. Penguapan (Transpirasi)
Transpirasi adalah pengeluaran air dari tumbuhan yang berbentuk uap air
ke udara bebas. Besar penguapan dipengaruhi oleh faktor-faktor suhu
udara, luas bidang penguapan, perbedaan tekanan dan kelembapan
Transpirasi oleh daun dibedakan sebagai berikut:
a. Transpirasi kutikula yaitu penguapan melalui permukaan daun dengan
menembus epidermis dan lapisan kutikula.
b. Transportasi substomata yaitu penguapan melalui stomata dalam
keadaan tertutup.
c. Transpirasi stomata yaitu penguapan melalui stomata

12
b. Penetesan (Gutasi)
Gutasi adalah peristiwa pengeluaran air dalam bentuk tetes-
tetes air melalui celah-celah yang terdapat pada tepi daun, disebut
hidatoda atau gutatoda atau emisarium. Ha ini terjadi jika udara
dengan uap air, tetapi penyerapan air oleh akar sangat intensif
c. Pengengeluaran air akibat pelukaan
Pelukaan akan menyebabkan pengeluaran zat oleh tubuh
tumbuhan kelingkungannya melalui luka atau hal-hal yang tidak
wajar. Misalnya penyadapan pohon karet dan pohon karet.

13
Hubungan Sumber dan Lubuk
Hubungan Sumber dan Lubuk

 Batasan sumber dan lubuk


 Sumber (source) : bagian tanaman
yang menghasilkan fotosintat.
 Lubuk (sink) : bagian tanaman yang
menggunakan fotosintat
Lubuk
daun < 50% maks

Sumber
daun > 50% maks
Sumber :
daun
batang hijau

Lubuk :
biji
Sumber : kulit
buah hijau
15% total
Lubuk : buah
Kemampuan fotosintesis kulit biji
Padi 8 – 23% Gandum 10 – 49%
Lubuk

Batang Getah Buah Umbi Akar


 Ukuran sumber : ILD, DLD, fotosintesis
 Ukuran lubuk : kapasitas lubuk, aktifitas
lubuk
 Kapasitas lubuk : komponen hasil padi :
jumlah anakan, jumlah malai per
rumpun, jumlah gabah per malai,
persentase gabah hampa, bobot 1000
butir biji
 Aktifitas
lubuk : sulit diukur, bagian
muda aktifitas besar, kapasitas kecil
Komponen Hasil
Pembatas Hasil
 Hasil dibatasi oleh : sumber, lubuk atau sumber
dan lubuk
 Semangka
 Daun dikurangi ->
Ukuran buah tetap : sumber bukan pembatas,
lubuk pembatas.
Ukuran buah berkurang : sumber pembatas,
lubuk tidak.
 Buah dikurangi ->
Ukuran buah tetap : sumber bukan pembatas,
lubuk pembatas.
Ukuran buah bertambah : sumber pembatas ,
lubuk tidak
Semangka
Sumber dan lubuk pada tanaman tomat
___________________________________
Perlk Ls daun Hasil Perlk Jl buah Bbt/bh
(dm2) (g) (g)
________________________________________
D100 27,3 0,92p B100 15 46p
D 50 17,6 0,68q B 50 8 56q
D 25 11,6 0,35r B 25 4 60q
________________________________________
Daun< menurunkan hasil : sumber terbatas, lubuk
tidak.
Buah< ukuran buah meningkat : sumber
terbatas,B 50 – B25 juml buah 8 - 4 ukuran
buah tidak meningkat, lubuk pembatas
Sejarah Perkembangan Varietas
1.Penelitian
 Kacang Tanah
Duncan et al. (1978)
___________________________________

Kultivar Tahun Bbt krng Ind Pn Hasil


-------------------------------------------------------------
------
Dixie Runner 1943 10,8 0,23 2,5
Early Runner 1952 10,6 0,36 3,8
Florunner 1969 11,2 0,41 4,6
Early Bunch 1977 10,8 0,51 5,5
________________________________________
IP O,51 tidak dapat dinaikkan lagi :
Tabel analisis perbedaan hasil kacang tanah
___________________________________
Variabel Macan Kidang Gajah Erl Bunch
--------------------------------------------------------------------
ILD - - 1,16 4,40
LPT 67 61 58 118
BKT (t/ha) 6,37 5,75 5,56 15,80
IP 0,21 0,25 0,25 0,38
LPBiji 25 26 25 45
Hasil (t/ha) 1,35 1,44 1,39 5,99
Jl polong 31 35 34 34
100 biji 46 49 54 101
Umur (hari) 95 95 95 134
Wkt pan 55(40) 55(40) 55(40) 85(49)
_________________________________________
Ubi Kayu
 Ubi kayu biasa : kapasitas sumber lebih kecil
dari kapasitas lubuk. Daun kecil, hijau pucat.
Hasil rendah dibatasi sumber.
 Ubi karet : kapasitas sumber besar, daun besar
warna hijau tua. Hasil umbi beracun
 Ubi kayu sistem Mukibat : sumber ubi karet,
lubuk ubi biasa > hasil umbi lebih banyak – tidak
beracun.
 Ubi kayu sitem Satrawi : sistem Mukibat
diperhitungkan mempunyai kapasitas sumber
lebih besar daripada kapasitas lubuk – dibuat
satu ubi karet di sambung di atas 3 ubi biasa >
hasil lebih tinggi dari sistem Mukibat tetapi
sulit diterapkan
Ubi kayu
Ubi kayu biasa Ubi karet
Ubi kayu biasa Ubi Mukibat
Padi
1. Padi kuno 1: batang tunggal, daun sempit, biji
sedikit, ukuran kecil
2. Padi kuno 2 : sama, peningkatan lubuk - ukuran
biji lebih besar
3. Padi kuno 3 : peningkatan sumber : daun lebih
lebar, peningkatan lubuk : biji/ malai lebih banyak
4. Padi lama lokal : peningkatan jumlah anakan -
peningkatan sumber – daun lebih banyak
peningkatan lubuk jumlah malai/rumpun lebih
banyak
5. Padi unggul : peningkatan sumber : peningkatan
jumlah anakan, daun kecil-tegak banyak, malai
dalam ; lubuk : batang pendek tegak, anakan
banyak, malai banyak
Lokal (Rojo lele) Unggul (IR) Padi Tipe
no 4 o5 Baru
Padi katai
Kemungkinan lain pada
PADI
Variasi sumber : laju fotosintesis 25 – 65 mg CO2/dm2/jam
 Variasi lubuk : ukuran biji 10-45 g/1000 biji
 Pada stadia kritis tanaman, lingkungan sangat
mempengaruhi perkembangan dari bagian
tanaman yang bernilai ekonomi. Oleh karena itu,
praktek budidaya tanaman berpotensi
mempengaruhi indeks panen tanaman.

 Memahami waktu perkembangan tanaman


menjadi semakin penting karena input tertentu
seperti air, pestisida, dan pupuk menjadi lebih
mahal, sulit diperoleh, atau digunakan secara
terbatas. Seleksi genetik tanaman selama abad
terakhir telah mengubah pembagian biomassa
(perubahan HI) tetapi tidak menghasilkan
peningkatan biomassa. 37
Ketika tanaman berkembang, asimilat dibagi
secara berbeda pada saat yang berbeda. Selama
fase perkecambahan biji, yang pertama
memanjang adalah radikal.

Satu atau dua hari kemudian, laju pertumbuhan


plumula (tunas yang belum berkembang, terdiri
atas daun yang belum berkembang dan titik
tumbuh) meningkat.

Setiap daun menua secara berurutan, hal ini


mengkonversi dari sink ke source dan aktivitas
enzim berubah untuk mengakomodasi perubahan-
38

perubahan tersebut.
 Dalam determinasi pertumbuhan tanaman,
(misalnya, jagung, gandum, barley, bunga
matahari) umumnya semua pertumbuhan vegetatif
selesai pada waktu berbunga.

 Untuk waktu yang singkat hanya beberapa


bagian penyimpanan tanaman yang tumbuh,
sehingga hasil asimilat disimpan di bagian
vegetatif.

 Ketika buah dan biji membesar, tidak hanya


fotosintat yang dibagi menjadi bagian-bagian
reproduksi tapi juga tergantung pada keadaan,
bahan yang disimpan dapat juga di translokasikan
39

kembali.
 Pola untuk indeterminasi tanaman annual serupa,
meskipun lebih kompleks, sebagian besar pertumbuhan
reproduksi tanaman annual terjadi pada kelompok bunga
pertama, namun mereka memiliki kapasitas untuk
melanjutkan pertumbuhan vegetatif dan kemudian
membentuk buah jika buah sebelumnya habis.

 Pada tanaman keras/tanaman perennial, ada beberapa


variasi dalam pola pembagian.
Pada beberapa tanaman, pembungaan diikuti dengan
pertumbuhan vegetatif awal yang cepat yang menggunakan
asimilat dari musim sebelumnya. Porsi utama dari asimilat
digunakan untuk pertumbuhan reproduksi. Kemudian asimilat
disimpan.

40
Phloem Loading dan Unloading

Proses peningkatan konsentrasi gula pada sel-sel


floem yang berada dekat dengan sel-sel
fotosintetik pada daun disebut proses pengisian
floem (phloem loading). Berdasarkan pengukuran
pada berbagai spesies, terlihat bahwa potensi
osmotik sel-sel mesofil lebih tinggi dibanding pada
pembuluh floem. Karena bahan terlarut (sukrosa)
pada pembuluh floem lebih tinggi dibanding pada
sel-sel mesofil.

41
 Serapan sukrosa oleh sel penyerta floem ini dikarenakan
sel penyerta lebih besar dan lebih aktif dibandingkan sel-sel
lain pada jaringan floem, dan juga adanya penumbuhan ke
dalam (ingrowth) yang menyebabkan luas permukaan
membran sel ini menjadi 3 kali lebih luas.

 Hal ini menyebabkan potensi osmotic sitoplasma sel ini


menjadi turun (lebih negatif) dan ini akan merangsang air
untuk masuk secara osmosis dari sel-sel mesofil
disekitarnya. Sebagai akibatnya tekanan internal pada sel
penyerta akan meningkat dan mengakibatkan sukrosa
bergerak masuk ke pembuluh floem secara simplastik
melalui plasmodesmata.

 Masuknya larutan yang mengandung sukrosa ke


pembuluh floem dari sel-sel penyerta ini mengakibatkan
tekanan internal pada pembuluh floem pada daun lebih
42

tinggi, yang kemudian menjadi faktor pendorong dari aliran


43
 Kompetisi antara organ atau jaringan Sink/limbung
ditentukan oleh laju pengeluaran bahan dari pembuluh
floem (phloem unloading).

 Sink/Limbung yang dapat memanfaatkan hasil terlarut


(sukrosa) dari pembuluh floem akan berpeluang besar
untuk memperoleh lebih banyak lagi bahan terlarut dari
organ sumber. Hal ini disebabkan sukrosa diserap sel-sel
organ limbung dari pembuluh floem, sehingga potensi air
sel-sel limbung tersebut turun. Dan mengakibatkan air
akan bergerak keluar dari pembuluh floem dan tekanan
internal pembuluh floem pada organ atau jaringan limbung
akan turun.

 Hal ini akan lebih memacu laju pengangkutan dari


sumber ke limbung karena perbedaan tekanan internal
44

yang lebih besar antara kedua ujung pembuluh floem

Anda mungkin juga menyukai