Kebijakan Pengelolaan KeuanganSUB BAB II
Kebijakan Pengelolaan KeuanganSUB BAB II
Munandar (2011)
Anggaran adalah suatu rencana yang disusun dengan sistematis yang meliputi semua aktivitas
perusahaan yang dinyatakan dalam unit atau kesatuan moneter yang berlaku untuk jangka
waktu tertentu.
Nafarin (2000)
Anggaran adalah rencana tertulis tentang sebuah organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif
untuk jangka waktu tertentu. Biasanya anggaran dinyatakan dalam satuan moneter, tapi bisa
juga dinyatakan dalam satuan barang atau jasa.
Mulyadi (2001)
Mulyadi memaparkan bahwa anggaran adalah sebuah rencana kerja yang dinyatakan secara
kuantitatif dan diukur dalam satuan moneter standar. Satuan ukuran lainnya yang digunakan
dalam anggaran adalah jangka waktu, yaitu dalam satu tahun.
Gomes (1995)
Anggaran merupakan dokumen yang berusaha untuk mendamaikan prioritas-prioritas program
dengan sumber-sumber pendapatan yang diproyeksikan. Anggaran menggabungkan suatu
pengumuman dari aktivitas organisasi atau tujuan untuk suatu jangka waktu yang ditentukan
dengan informasi mengenai dana yang dibutuhkan untuk aktivitas tersebut atau untuk
mencapai tujuan tersebut.
2. Pentingnya Perencanaan Anggaran Keuangan
Dalam melakukan suatu kegiatan perencanaan adalah hal terpenting yang harus di
lakukan. Melalui perencanaan kita dapat mengetahui apa saja yang harus kita kerjakan dalam
kegiatan tersebut. Begitu juga dengan perencanaan anggaran pengelolaan keuangan daerah,
dimana perencaan memiliki peran penting di dalam nya. Perencanaan (termasuk
penganggaran) merupakan tahap awal dari
serangkaian aktivitas (siklus) pengelolaan keuangan daerah, sehingga apabila
perencanaan yang di buat tidak baik, misalnya program/kegiatan yang direncanakan tidak tepat
sasaran, maka kita tidak dapat mengharapkan suatu keluaran ataupun hasil yang baik/tepat
sasaran.
3. Fungsi Anggaran Untuk Evaluasi
a. Dapat membantu menstabilkan keuangan dalam perusahaan
b. Dapat menentukan tujuan – tujuan dalam perusahaan
c. Proses anggaran tersebut harus dapat membuat pemakaian-pemakaian anggaran menjadi
efektif dan efisien untuk dilakukan eksekusinya.
d. Pada dasarnya, untuk anggaran jenis ini harus berdasarkan pada pengetahuan –
pengetahuan yang memadai dan bersinambungan.
e. Mengerahkan seluruh tenaga dalam perusahaan untuk menentukan arah/ kegiatan yang
paling menguntungkan.
f. Menunjang kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan.
4. Proses Penyusunan Anggaran
Proses penyusunan anggaran dalm perusahaan merupakan suatu proses yang memiliki
keberlanjutan yang baik. Bentuk-bentuk proses penyusunan anggaran dapat dibedakan menjadi
tiga macam yaitu :
a. Persiapan Melakukan Penyusunan Anggaran Instansi
Dilakukan dengan menyusun anggaran yang berimbang dan berkompeten
b. Anggaran Yang Baik Harus Memenuhi Kompetensi dalam Perusahaan
Dijelaskan oleh DIMMOCK, suatu rancangan anggaran belanja memiliki empat pokok, yaitu
Anggaran harus bertanggung jawab dan bulat
Fleksibilitas
Dapat Dipercaya
Terjamin
c. Pelaksanaan Anggaran
Tipe Eksekutif
Tipe Legislatif
Tipe Dewan dan Komisi Anggaran
5. Asas dalam Menyusun Anggaran
a. Asas Universal
Bentuk anggaran yang disusun berdasarkan jumlah bulat dan teliti dalam proses
penyusunan anggaran
b. Asas Keseimbangan
Suatu asas yang berhubungan dengan proses penyusunan anggaran dalam perusahaan
secara menyeluruh.
c. Asas Perincian Anggaran
Terperinci menurut fungsinya
Asas terprogram
Program Budget atau Performa Budget
6. Penyusunan Program Anggaran
a. Proses Penetapan Anggaran
b. Anggaran yang Digunakan dalam Menyusun Program Anggaran
Anggaran Kas Perusahaan
Anggaran Piutang
Anggaran Variabel ( Biaya Tetap, Biaya Variabel, Biaya Semi Variabel )
Anggaran Pengeluaran Modal
c. Tahapan Penyusunan Anggaran
1) Penyusunan Anggaran Negara
Keputusan mengenai penyusunan dan penetapan APBN/APBD dalam undang-
undang meliputi penegasan tujuan dan fungsi penganggaran pemerintah,
penegasan peran DPR/DPRD dan pemerintah dalam proses penyusunan dan
penetapan anggaran pengintegrasian sistem akuntabilitas, penyatuan anggaran, dan
penggunaan kerangka pengeluaran jangka menengah dalam penyusunan anggaran.
Mekanisme pembahasan APBN diawali dengan penyampaian pokok- pokok
kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro oleh pemerintah kepada Dewan
Perwakilan Rakyat dalam tenggang waktu selambat- lambatnya pertengahan bulan
Mei tahun berjalan. Selanjutnya pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat
membahas kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal tersebut
dalam pembicaraan pendahuluan.
Berdasarkan kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal,
pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat membahas kebijakan umum dan
prioritas anggota untuk dijadikan acuan penyusunan usulan anggaran.
Dalam rangka penyusunan rancangan APBN, menteri/pimpinan lembaga selaku
pengguna anggaran/pengguna barang menyusun rencana kerja dan anggaran
kementerian negara (lembaga). Rencana kerja dan anggaran disusun berdasarkan
prestasi kerja yang akan dicapai disertai dengan perkiraan belanja untuk tahun
berikutnya setelah tahun anggaran yang sedang disusun. Rencana kerja dan
anggaran dimaksud selanjutnya disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat
untuk dibahas dalam pembicaraan pendahuluan rancangan undang- undang tentang
APBN.
Selanjutnya pemerintah mengajukan rancangan undang-undang tentang APBN,
disertai nota keuangan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada Dewan
Perwakilan Rakyat pada bulan Agustus. Pembahasan Rancangan Undang-undang
tentang APBN dilakukan sesuai dengan undang-undang yang mengatur susunan dan
kedudukan Dewan Perwakilan Rakyat. Dalam pembahasan dimaksud Dewan
Perwakilan Rakyat dapat mengajukan usul yang mengakibatkan perubahan jumlah
penerimaan dan pengeluaran dalam rancangan Undang-Undang tentang APBN.
Pengambilan keputusan oleh Dewan Perwakilan Rakyat mengenai Rancangan UU
tentang APBN dilakukan selambat-lambatnya dua bulan sebelum tahun anggaran
yang bersangkutan dilaksanakan. APBN yang disetujui oleh DPR terinci sampai
dengan unit organisasi, fungsi, program, kegiatan, dan jenis belanja. Apabila Dewan
Perwakilan Rakyat tidak menyetujui RUU tersebut, pemerintah dapat melakukan
pengeluaran setinggi-tingginya sebesar angka APBN tahun anggaran sebelumnya.
Dengan demikian secara singkat tahapan dalam proses perencanaan dan
penyusunan APBN dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tahap Pendahuluan
Tahap ini diawali dengan persiapan rancangan APBN oleh pemerintah, antara lain
meliputi penentuan asumsi dasar APBN, perkiraan penerimaan dan pengeluaran,
skala prioritas, dan penyusunan budget exercise.Pada tahapan ini juga diadakan
rapat komisi antara masing-masing komisi dengan mitra kerjanya
(departemen/lembaga teknis). Tahapan ini diakhiri dengan proses finalisasi
penyusunan RAPBN oleh pemerintah.
Tahap Pengajuan, Pembahasan, dan Penetapan APBN
Tahapan dimulai dengan pidato presiden sebagai pengantar RUU APBN dan Nota
Keuangan. Selanjutnya akan dilakukan pembahasan baik antara menteri keuangan
dan Panitia Anggaran DPR, maupun antara komisi-komisi dengan
departemen/lembaga terkait.
Hasil dari pembahasan ini adalah UU APBN, yang di dalamnya memuat satuan
anggaran (dulu satuan 3, sekarang analog dengan anggaran satuan kerja di
departemen dan lembaga) sebagai bagian tak terpisahkan dari undang- undang
tersebut.
Satuan anggaran adalah dokumen anggaran yang menetapkan alokasi dana per
departemen/lembaga, sektor, subsektor, program, dan proyek/kegiatan. Untuk
membiayai tugas umum pemerintah dan pembangunan, departemen/ lembaga
mengajukan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKAKL) kepada
Depkeu dan Bappenas untuk kemudian dibahas menjadi Daftar Isian pelaksanaan
Anggaran (DIPA) dan diversifikasi sebelum proses pembayaran. Proses ini harus
diselesaikan dari Oktober hingga Desember.
Dalam pelaksanaan APBN dibuat petunjuk berupa keputusan presiden (kepres)
sebagai Pedoman Pelaksanaan APBN. Dalam melaksanakan pembayaran, kepala
kantor/pemimpin proyek di masing-masing kementerian dan lembaga mengajukan
Surat Permintaan Pembayaran kepada Kantor Wilayah Perbendaharaan Negara
(KPPN).
Tahap Pengawasan APBN
Fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan APBN dilakukan oleh pengawas
fungsional baik eksternal maupun internal pemerintah. Sebelum tahun anggaran
berakhir sekitar bulan November, pemerintah dalam hal ini Menkeu membuat
laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN dan melaporkannya dalam bentuk
Rancangan Perhitungan Anggaran Negara (RUU PAN), yang paling lambat lima belas
bulan setelah berakhirnya pelaksanaan APBN tahun anggaran yang bersangkutan.
Laporan ini disusun atas dasar realisasi yang telah diaudit oleh Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK). Apabila hasil pemeriksaan perhitungan dan pertanggungjawaban
pelaksanaan yang dituangkan dalam RUU PAN disetujui oleh BPK, maka RUU PAN
tersebut diajukan ke DPR guna mendapat pengesahan oleh DPR menjadi UU
Perhitungan Anggaran Negara (UU PAN) tahun anggaran berkenaan.
2) Tahapan Penyusunan Anggaran Perusahaan
1. Tahapan Penentuan, Pedoman Perencanaan Anggaran
Langkah pertama yaitu menentukan pedoman anggaran, pedoman ini dapat
anda buat berdasarkan anggaran perusahaan selama satu tahun sebelumnya
dengan penyesuain kegiatan tahun anggaran berikutnya. Dalam penyusunan ini,
dikenal manajemen puncak sebagai dasar dalam menyusun anggaran belanja.
Kegiatan Manajemen Puncak Antara Lain:
Penetapan rencana besar perusahaan sebagai dasar penyusunan anggaran
belanja perusahaan. Rencana besar ini disusun layaknya tujuan, asumsi dan
juga kebaikan dari anggaran belanja yang dibuat. Pembentukan panitia
untuk menyusun anggaran belanja perusahaan selama periode tertentu.
Pedoman anggaran perusahaan didasarkan pada anggaran belanja selama
setahun yang telah dibuat dan dipersiapkan beberapa bulan sebelum
anggaran tahun berikutnya.
2. Tahapan Persiapan Anggaran
Setelah aktivitas manajemen puncak, perusahaan membutuhkan waktu untuk
mempersiapkan anggaran. Dalam hal ini yang melakukan persiapan tidak hanya
staf di bagian keuangan saja, melainkan dibutuhkan kerjasama yang solid dari
semua divisi supaya penganggaran berjalan sempurna. Dalam persiapan
anggaran, bagian-bagian yang terkait dengan anggaran mengadakan rapat
untuk membuat suatu persiapan anggaran. Manajer pemasaran sebelum
menyusun anggaran penjualan terlebih dahulu menyusun forecast penjualan
(taksiran/ramalan penjualan). Setelah menyusun forecast penjualan kemudian
manajer pemasaran bekerja sama dengan manajer umum dan manajer
keuangan untuk menyusun:
Anggaran Penjualan.
Anggaran Beban Penjualan
Anggaran Piutang Usaha.
Anggaran Produksi.
Anggaran Biaya pabrik.
Anggaran Persediaan.
Anggaran Utang Usaha.
Selain itu pihak manajemen juga dapat mengetahui hal-hal apa saja
yang bisa dikerjakan dan apa saja yang tidak bisa dikerjakan. Nah, sebaiknya
agar penyusunan rencana anggaran perusahaan berjalan dengan efektif, maka
diperlukan langkah dan strategi sebagai berikut :