Latar Belakang
UNESCO menyebutkan bahwa literasi bersifat “multiple effect” atau dapat memberikan
efek berganda untuk ranah yang sangat luas, karena kemampuan tersebut dapat membantu
memberantas kemiskinan, memperkecil kesenjangan hidup, mengurangi angka kematian anak
dan pertumbuhan penduduk, menjamin pembangunan berkelanjutan, menekan angka
pengangguran, serta mewujudkan perdamaian.
Menurut hasil survei UNESCO tahun 2012, dari total 61 negara, Indonesia berada di
peringkat 60 dengan tingkat literasi rendah. Peringkat 59 di isi oleh Thailand dan peringkat
terakhir di isi oleh Botswana. Sedangkan Finlandia menduduki peringkat pertama, hampir
mencapai 100%. Hasil survey ini sungguh mengkhawatirkan. Rendahnya kemampuan literasi di
Indonesia merupakan masalah mendasar yang berdampak sangat luas terhadap upaya kita untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menanggulangi kemiskinan, mengatasi pengangguran,
dan mengikis kesenjangan sosial.
Oleh karena itu masalah ini harus segera diatasi, bukan hanya bagaimana agar Indonesia
bebas dari buta aksara, melainkan juga — yang lebih penting — bagaimana kita, sebagai bangsa
yang besar, dapat menunjukkan kemampuan berkolaborasi, berpikir kritis, kreatif, komunikatif
sehingga dapat memenangi persaingan global, yang pada akhirnya akan meningkatkan
kesejahteraan bangsa. Gereja, sebagai salah satu bagian dari masyarakat Indonesia, dapat
berperan aktif dalam Gerakan Literasi, antara lain:
Hal inilah yang menjadi dasar gerakan “Gereja yang Menulis“ yang dilakukan Huria
Kristen Indonesia (HKI). Lewat gerakan ini, HKI ingin mendorong peran serta para pendeta dan
warga jemaat HKI dalam meningkatkan budaya literasi di tengah masyarakat, sekaligus untuk
memiliki tingkat literasi yang dapat meningkatkan pemahaman spiritualitasnya dan juga
memiliki daya saing ditengah persaingan global yang terjadi saat ini. Untuk itu, maka HKI
mencoba menyusun program kegiatan yang bertujuan untuk lebih meningkatkan kapasitas para
pelayannya di tengah perkembangan zaman, yakni: Pemuda Yang Menulis.
Generasi Millenial adalah generasi yang “melek teknologi”. Hasil riset yang di rilis oleh Pew
Research Center, secara gamblang menjelaskan keunikan generasi Millenial dibanding generasi
lainnya. Yang mencolok dari generasi Millenial ini adalah soal penggunaan teknologi dan budaya
pop/musik. Kehidupan generasi Millenial saat ini tidak bisa dilepaskan dari teknologi terutama
internet, entertainment/hiburan, sudah menjadi kebutuhan pokok bagi generasi ini. Jika kita lihat
trend penggunaan internet menurut usia, maka terlihat makin muda usia makin tinggi konsumsi
internetnya. Artinya bahwa internet sudah menjadi kebutuhan pokok bagi Generasi Millenial untuk
komunikasi dan aktualisasi diri, terutama dalam menggunakan media sosial. .
Membaca firman Tuhan dan merenungkannya, adalah dua tindakan aktif yang rutin dilakukan
orang Kristen, tak terkecuali kaum muda, dalam kehidupannya. Lewat hal tersebut, kaum muda
Kristen diharapkan dapat menemukan “kehendak“ Tuhan dalam menghadapi beragam persoalan
hidup yang dihadapinya. Sehingga, apa yang dikatakan oleh pemazmur bahwa “Firman Mu
pelita bagi kaki ku, terang bagi jalan ku“, betul-betul dapat terwujud dalam kehidupannya.
Hasil perenungan tersebut seringkali kita simpan sendiri sebagai suatu pelajaran bagi diri kita.
Tanpa kita sadari bahwa kita dapat membagikan hasil perenungan tersebut dengan orang lain
untuk dapat menjadi suatu inspirasi bagi mereka. Terlebih lagi di era di mana media sosial
membantu kita untuk dapat membagikan apa pun yang kita pikirkan, orang Kristen di dorong
untuk membagikan kebaikan kepada semua orang melalui perenungannya atas kebenaran kitab
suci.
Namun, hambatan yang sering dihadapi dalam menuliskan renungan tersebut adalah
ketidaktahuan untuk memulai menulis renungan harian kita. Karena itu, melalui pelatihan
menulis renungan kepada para pemuda gereja, diharapkan akan mendorong tumbuhnya budaya
membaca dan menulis di tengah pemuda gereja HKI.
Tujuan
Tempat: 7 (tujuh) daerah Pelayanan HKI di kota Pematangsiantar, Medan, Tarutung, Batam,
Jakarta, Bali dan Kalimantan
Peserta
5. Peserta akan diajak untuk langsung mempraktikkan cara menulis renungan harian
1. Transportasi Pembicara ditanggung oleh Kantor Pusat HKI bekerjasama dengan UEM
2. Tempat dan Akomodasi diharapkan dapat disediakan oleh Daerah atau Resort tempat
dimana kegiatan tersebut diaksanakan.
Materi Pembinaan
Lokasi Pembinaan
1. Medan - Februari
2. Pematangsiantar – Februari
3. Tarutung – Februari
4. Jakarta – Maret
5. Kalimantan – Maret
6. Bali – Maret
7. Pekanbaru – April
8. Batam – April