Anda di halaman 1dari 8

Diagnosis patah tulang dextra cruris, kesadaran composmentis, pernafasan wanita umur A25-

vear masuk IGD dari Puskesmas dengan 20x / menit, nadi kuat teratur 100x / menit, tekanan
darah 120x / menit, suhu tubuh 390C, tidak ada riwayat kejang, sangat nyeri di daerah fraktur,
tampak kebiruan di daerah distal jari, edema, dan kemerahan di sekitar splinting. Perawat
melakukan tes kejenuhan pada jari kaki 1 sampai 5 rata-rata <90%, riwayat jatuh dari bersepeda
3 hari yang lalu kemudian dibawa ke “Sangkal putung” dan dilakukan pijatan pada area luka dan
dibalut dengan kulit kayu diikat dengan 3 talinya seperti sarat karena diyakini bisa disesuaikan
dengan tanggal lahir pasien bernomor ganjil. Keluarga juga percaya bahwa jika tulang patah dan
ada luka dilarang makan ikan yang berbau seperti ikan, telur, daging, dll. Hasil Rontgen: Dextra
comminution cruris fracture Tindakan yang direncanakan adalah melakukan fasciotomy atau
amputasi tergantung pada kondisi selama dan / atau pasca operasi. Pasien dan keluarga tampak
cemas dan merasa bersalah karena tidak segera dibawa ke rumah sakit.

Klarifikasi istilah :

1. Splinting
2. Dextra comminution cruris
3. Tindakan fasciotomy : asciotomy adalah prosedur medis bagi orang yang
mengalami compartment syndrome jenis akut. Compartment syndrome merupakan kondisi
yang terjadi ketika ada peningkatan tekanan jaringan interstitial pada selaput pembungkus
dan struktur tulang yang membentuk kompartemen pada lapisan pembungkus otot (fascia). 
4. Distal jari

5. Sindrom compartement : Kompartemen adalah bagian yang terdiri dari jaringan otot,
pembuluh darah, dan saraf. Kompartemen ini dibungkus oleh membran (fascia) yang tidak
dapat mengembang. Sindrom kompartemen terjadi akibat pembengkakan pada
kompartemen, misalnya yang disebabkan oleh cedera. Karena fascia tidak dapat
mengembang, pembengkakan tersebut akan menyebabkan tekanan di dalam kompartemen
meningkat.Jika tidak segera ditangani, aliran darah dan pasokan oksigen ke kompartemen
akan berkurang. Akibatnya, dapat terjadi kerusakan pada otot dan saraf, serta bisa berujung
pada kematian jaringan (nekrosis) secara permanen.
Tanda gejala Sindrom compartement

 Nyeri hebat, khususnya saat otot digerakkan.

 Rasa penuh pada otot dan nyeri bila ditekan.

 Otot bengkak.

 Kesemutan atau rasa, seperti terbakar.

 Kram otot saat berolahraga.

 Warna kulit di sekitarnya terlihat pucat dan terasa dingin.

 Otot terasa lemas dan mati rasa.

1. Tindakan yg bisa dilakukan selain fasciotomi apakah ada? Jikaada apa itu?
Tidak . Pembedahan (fasciotomy) adalah satu-satunya pilihan perawatan untuk jenis
sindrom kompartemen ini. Proses pembedahan melibatkan membuka kulit dan
fasia yang menyelubungi kompartemen yang terkena untuk mengurangi tekanan di
kompartemen.

2. Indikasi fasciotomi?

fasciotomy dilakukan untuk mengatasi compartment syndrome akut. Gejala kondisi ini mudah
bisa diingat dengan singkatan 5P berikut ini:

- Pain: Nyeri
- Pallor: Pucat
- Paraesthesia: Perubahan sensasi pada otot
- Paralysis: Kesulitan menggerakkan otot
- Poikilothermia: Rasa dingin pada area yang mengalami compartment syndrome

Fasciotomy hanya diperuntukkan bagi orang yang mengalami compartment syndrome akut.
Ini berarti, operasi ini tidak dianjurkan untuk orang yang telah mengalami compartment
syndrome selama 3-4 hari atau lebih. Apa alasannya? Bila dilakukan pada penderita
compartment syndrome selama 3-4 hari atau lebih, fasiotomi justru dapat mencetuskan
infeksi dan gagal ginjal akibat kematian jaringan (nekrosis).

Terdapat beragam kondisi yang bisa memicu compartment syndrome akut. Beberapa di
antaranya adalah:

- Cedera. Jenis cedera yang paling sering membutuhkan fasiotomi adalah patah tulang
radius atau ulna di lengan bawah serta patah tulang kering (tibia) atau fibula di kaki.
- Orang yang tidak bergerak dalam waktu lama karena pembengkakan otot dapat terjadi
akibat pembuluh darah tertekan. Misalnya akibat keracunan alkohol atau obat.
- Komplikasi akibat bidai (splint) yang dipasang terlalu kencang.
- Luka bakar, gigitan ular, dan penggunaan steroid anabolik.

3. Berapa nilai normal dari test saturation jari kaki?

4. Tindakan apa yang harus dilakukan perawat segera, sesuai kasus tsb?

5. Apa yang menyebabkan suhu tubuh pasien tinggi?

6. Sikap perawat terhadap keluarga pasien?

Komplikasi Sindrom Kompartemen

Sindrom kompartemen yang tidak segera ditangani dapat menimbulkan komplikasi serius,
terutama pada kasus sindrom kompartemen akut. Beberapa komplikasi yang bisa terjadi adalah:

 Infeksi
 Penurunan fungsi otot
 Kemunculan jaringan parut di otot
 Kerusakan otot dan saraf permanen
 Gagal ginjal akibat kematian jaringan otot (rhabdomyolysis)
 Kematian jaringan yang berakibat harus dilakukannya amputasi

Walaupun jarang terjadi, sindrom kompartemen yang terlambat ditangani dapat menyebabkan
kematian.
LO tutorial

1. Penertian sindrom kompartemen


Kompartemen adalah bagian yang terdiri dari jaringan otot, pembuluh darah, dan
saraf. Kompartemen ini dibungkus oleh membran (fascia) yang tidak dapat mengembang.
Sindrom kompartemen terjadi akibat pembengkakan pada kompartemen, misalnya yang
disebabkan oleh cedera. Karena fascia tidak dapat mengembang, pembengkakan tersebut
akan menyebabkan tekanan di dalam kompartemen meningkat.Jika tidak segera
ditangani, aliran darah dan pasokan oksigen ke kompartemen akan berkurang. Akibatnya,
dapat terjadi kerusakan pada otot dan saraf, serta bisa berujung pada kematian jaringan
(nekrosis) secara permanen.
Tungkai bawah terbagi menjadi 4 kompartemen yang dibentuk oleh otot dan
fascia. Fascia merupakan lapisan jaringan fibrosa yang membungkus otot. Fascia ini
membagi otot pada tungkai bawah menjadi 4 kelompok, yaitu kumpulan otot bagian
depan (kompartemen anterior), kumpulan otot bagian samping (kompartemen lateral),
dan kumpulan otot bagian belakang (kompartemen posterior) yang terbagi menjadi
bagian dalam (deep posterior compartment) dan bagian luar (superficial posterior
compartment. Sindrom Kompartemen Akut Tungkai Bawah vol 44 th 2017
Sindrom kompartemen adalah peningkatan tekanan dari suatu edema oorigresd di
dalam kompartemen osteofasial yang kaku secara anatomis mengganggu sirulasi otot-otot
dan saraf-saraf intrakomparteemen sehingga dapat menyebabkan kerusakan jaringan
intrakompartemen. Kondisi tersebut terjadi karena peningkatan tekanan di dalam ruang
anatomi yang sempit, yang secara akut mengganggu sirkulasi, kemudian dapat
mengganggu fungsi jaringan di dalam ruang tersebut.(artikel medika sindrom
kompartemen no 3 tahun 2014)

Jenis Sindrom kompartemen

a. Sindrom kompartemen akut


- Terjadi secara tiba–tiba, biasanya setelah patah tulang atau cedera berat dan dapat
memperburuk secara cepat.
- Merupakan kondisi darurat medis dan membutuhkan pertolongan segera.
- Dapat menyebabkan kerusakan otot secara permanen jika tidak diobati segera.
b. Sindrom kompartemen kronis (exertional – pengerahan tenaga)
- Terjadi secara bertahap, biasanya selama latihan dan segera setelah latihan yang berulang
seperti bersepeda atau lari.
- Biasanya akan hilang dalam beberapa menit atau ketika berhenti melakukan aktivitas
tersebut.
- Bukan merupakan kondisi darurat dan tidak menyebabkan kerusakan permanen pada
otot.
2. Etiologi
Penyebab sindrom kompartemen secara umum dibedakan menjadi dua:
a. Peningkatan volume intra-kompartemen dengan luas ruang kompartemen tetap; dapat
disebabkan oleh:
- Fraktur yang menyebabkan robekan pembuluh darah, sehingga darah mengisi ruang
intra-kompartemen
- Trauma langsung jaringan otot yang menyebabkan pembengkakan „ Luka bakar yang
menyebabkan perpindahan cairan ke ruang intrakompartemen.
b. Penurunan luas ruang kompartemen dengan volume intra-kompartemen yang tetap „
Kompresi tungkai terlalu ketat saat imobilisasi fraktur. Luka bakar yang menyebabkan
kekakuan/ konstriksi jaringan ikat sehingga mengurangi ruang kompartemen.
3. Tanda gejala
6P (pain, parestesia, palor/ pucat, paralisis, pilselessness dan puffiness.
c. Pain sering dilaporakan dan hampir selalu ada. Biasanya digambarkan sebagai
nyeri yang berat, dalam, terus menerus,tidak terlokalisir, serta kadang
digambarkan lebih parah dari cidera yang ada. Nyeri ini diperparah dengan
meregangkan otot di dalam kompartemen dan dapat tidak hilaang dengan alagesik
bahkan morfin. Penggunaan anagesik yang tidak beralasan dapat menyebabkan
masking pada iskemia kompartemen.
d. Paralisis organ idstal merupakan penemuan yang lambat.
e. Pilselessness merupakan hilangnya pulsasi karena tekanan pada indrom
kompartemen jarang melebihi tekanan arteri
f. Puffiness dinilai oleh kulit tegang, bengkak dan mengkilat. Dingin pada organ
daerah disal dari sindrom kompartemen yang teraba dingin
4. Pathway

5. Penatalaksanaan
Tatalaksana harus sesegera mungkin. Prinsip utama penanganan sindrom kompartemen
tungkai bawah adalah dekompresi. Dekompresi dengan tujuan menurunkan tekanan
dalam kompartemen dapat dilakukan dengan cara:
- Lepaskan semua plaster yang mengikat tungkai bawah
- Letakkan tungkai pada posisi sejajar dengan jantung, karena posisi lebih tinggi dari
jantung dapat menurunkan aliran darah arterial ke otot dan akan memperburuk
keadaan iskemia.
- Lakukan imobilisasi fraktur dengan posisi paling relaks; dengan menyangga kaki
dalam posisi sedikit fleksi plantaris (kaki condong ke arah bawah)
- Lakukan tindakan fasiotomi (pemotongan fascia) apabila ada indikasi. Banyak
peneliti menyatakan indikasi dekompresi dengan fasiotomi adalah apabila tekanan
kompartemen naik menjadi 30 mmHg
- Prosedur ini harus dilakukan sesegera mungkin karena kerusakan permanen otot akan
terjadi dalam 4-12 jam dan kerusakan permanen saraf akan terjadi dalam 12-24 jam
sejak terjadinya peningkatan tekanan intra-kompartemen.9-12

Cara Mengukur Tekanan Intrakompartemen7,8,13


- Siapkan alat pengukur stryker intra-compartemental pressure monitors system dan
hubungkan dengan jarum infus ukuran 18 G.
- Posisikan pasien senyaman mungkin
- Lakukan prosedur septik dan aseptik pada daerah pengukuran, pilih jaringan kulit
pada kompartemen yang akan diukur dengan syarat kulit intak dan bebas infeksi.
- Lakukan prosedur pembiusan.
- Masukkan jarum yang terdapat pada alat pengukur secara tegak lurus sedalam 3
sentimeter pada kompartemen tungkai bawah yang diukur.
- Gerakkan kaki pada posisi fleksi dan ekstensi untuk melihat peningkatan tekanan
intra-kompartemen dan memastikan ujung jarum sudah terletak di dalam
kompartemen.
- Dalam posisi diam, baca angka pada alat pengukur yang menunjukkan tekanan dalam
kompartemen.
Fasiotomi
- Fasiotomi merupakan tindakan operatif definitif dengan cara memotong fascia untuk
membuka ruang, sehingga tekanan dapat langsung berkurang. Pada tungkai bawah,
fasiotomi dilakukan dengan sayatan di sepanjang kompartemen tungkai bawah dengan
teknik insisi dobel.
- Dua sayatan sejajar sepanjang 15-20 sentimeter dibuat di dua tempat. Tempat pertama
adalah bagian tepi luar depan (anterolateral) tungkai untuk dekompresi kompartemen
anterior dan lateral, dan sayatan kedua pada bagian tepi dalam belakang (posteromedial)
tungkai untuk dekompresi kompartemen posterior.
- Jangan lakukan tindakan fasiotomi apabila sindrom kompartemen terdiagnosis pada hari
ketiga atau keempat setelah onset.9,15 Fasiotomi juga tidak boleh dilakukan apabila telah
terjadi kematian jaringan otot yang ditandai dengan rasa nyeri yang memburuk,
perubahan warna otot menjadi lebih gelap, perubahan warna urin menjadi kecoklatan
(akibat kandungan mioglobin yang meningkat), dan dapat disertai gangren serta gejala
inflamasi sistemik lainnya.16 Hal ini karena jaringan otot yang telah nekrosis sangat
rentan terhadap infeksi. Apabila saat terjadinya sindrom kompartemen tidak diketahui
pasti, tindakan fasiotomi tetap dianjurkan
6. Askep
7. irk

Anda mungkin juga menyukai