Anda di halaman 1dari 10

KONSEP SAKARATUL MAUT DAN KEMATIAN DALAM

ISLAM
Mir’atun nisa’,M.S.I
By Dek Natal
Ali r.a. berkata “Aku tidak melihat sesuatu yang haq dan pasti terjadi tetapi dianggap batil
tidak akan terjadi seperti halnya maut. Dan tidak juga melihat sesuatu yang batil lagi pasti
lenyap tetapi dianggap haq dan langgeng seperti halnya dunia”

(1) Perbedaan Pandangan Tentang Kehidupan dan Kematian

OPTIMIS

memandang bahwa hidup adalah penghormatan dan tanggungjawab yang dapat berakhir dengan kebahagiaan
memandang dansesuatu
hidup sebagai keabadian
yan
Kematian adalah akhir penderitaan

VS

Ref: Quraish Shihab,Menjemput Maut


(2) Perbedaan Pandangan Tentang Kehidupan dan Kematian
Madzhab Religius

Mereka menjadikan agama sebagai rujukan bahwa keabadian itu ada setelah kematian Untuk mendapatkannya, ia menjadika

Ada yang m
Ada yang beriman bahwa
Ada yang jatuhkeabadian hidup akan dikaitkan
pada egoisme-nihilisme dengan janji
yang berujung padaTuhan aka
pesimism

Ref : Komaruddin Hidayat, Psiko

(3) Perbedaan Pandangan Tentang Kehidupan dan Kematian (Paradigma dalam al-
Qur’an)
a. Pandangan Monisme (Kafir
 Hidup hanyalah kehidupan dunia saja. Tidak akan dibangkitkan setelah
kematian.
 (Q.S.al-An’am[6]:29, Q.S.al-Mukminun[23]:17, Q.S.al-Jatsiyah
[45]:24),Q.S.ad-Dukhan[44]:35)
 Kematian terjadi begitu saja (bukan sesuatu yang telah ditentukan
b. Pandangan Pragmatis (jangka pendek) (Munafiq)
 Percaya akan hari akhir tapi tidak peduli dengan kepastian hidup di akhirat,hanya
memburu kesenangan dunia.
 Q.S.al-Baqarah [2]:200, Q.S.an-Nisa’[4]:134,Q.S.al-Anfal [8]:67, Q.S.Yunus
[10]:7, Q.S.Ibrahim [14]:3, Q.S.al-Qashas [28]:30.
c. Pandangan Progresif (Jangka Panjang)(Mukmin)
 Kehidupan dunia dan akhirat adalah saling berkelanjutan (kontinuitas). Dunia

PROSES DAN PERISTIWA HARI AKHIR

Kematian
Kiamat
(Kiamat kecil) Berkumpul di Mahsyar
(Qiyamah) Pembalasan
Alam Kubur
(Barzakh)
Pembatas dua hal(antara dunia dan akhirat Kebangkitan
Perhitungan dan Penimbangan
(Hisab dan Mizan)

Ref: Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam.


kehidupan
sebagai lahan
dalamberamal
periode-periode
untuk menuju
setelahnya
akhirat. adalah berkaitan dengan konsep

Berkaitan dengan konsep Rububiyah, Uluhiyah, Mulkiyah juga Asma’ wa Shifat. Bahwa Allah yang harus disembah (Uluhiy
(2) Kematian bukanlah akhir eksistensi bukan pula kehilangan tapi penemuan kembali
realitas yang sesungguhnya. (Konsep Kebangkitan (Q.S.al-Baqarah[2]:260), Q.S.
ar-Ruum [30]:50
(3) Kematian adalah keniscayaan (al-Ankabut [29]:57). Kematian adalah bagian dari
mempersiapkan kehidupan yang lain
(4) Ruh tetap ada setelah kematian dan terlepas ruh dari jasad yang bersifat material
(Q.S.as-Sajdah[32]:10-11, Q.S.az-Zumar[39]:42.)
(5) Banyak ayat al-Qur’an yang menunjukkan keterlepasan jiwa dan keabadian jiwa
setelah kematian (Q.S.az-Zumar 9390 ayat 42)
(6) Kebangkitan, kehidupan setelah mati adalah mudah bagi Allah (Q.S.al-
A’raf[7]:57,Q.S.ar-Rum[30]:19,Q.S.as-Syura[42]:9, Q.S.an-nahl [16]:38)

(6) Hikmah Adanya Kematian


1. Allah menciptakan hidup dan mati untuk menguji,(Q.S.al-Mulk[67]: 2, Q.S. al-
Anbiya’]21]:35) membedakan dan menentukan manusia berdasar amalan dan
perbuatan mereka terhadap perintah dan larangan yang Allah kemukakan untuk
diberikan pembalasan.(Q.S.Thaha ayat 81,Q.S.al-Isra’17]:75)
2. Sebagai peringatan bagi semua makhluq supaya menjaga diri karena kematian
adalah misteri yang hanya Allah saja yang mengetahui (Q.S.Luqman [31]:34)
3. Agar manusia menyiapkan diri menghadapi kematian dan kehidupan setelahnya.
Tidak seperti orang kafir yang baru menginginkan taubat ketika hendak dicabut
nyawanya (Q.S.an-nisa’[4]:18)

(7) Sakarat al-Maut


 ‫( شدته‬Dahsyat,kuat,sangat)
 ‫ه ميت‬EE‫“( غشيته التي تدل االنسان علي ان‬kesurupan”yang menunjukkan bahwa orang tersebut
adalah mayyit)
 ‫( السكرةالغضبة‬Kemarahan)
 ‫( غلبةاللذة علي الشباب‬Kesenangan masa muda)
Ref: Ibn Mandzur, Kamus Lisan al-Arab, 373

 Pandangan dan Sikap Mukmin terhadap kematian berpengaruh terhadap kesiapan


menghadapi maut
 Keyakinan akan kematian sebagai bagian dari keyakinan akan adanya hari akhir
 Berpengaruh terhadap Ilmu dan amal Ibadah khusus dan umum yang
dilakukannya
 Berpengaruh terhadap Akhlaq yang tampak dalam dirinya

 Sakaratul Maut
 Orang yang beriman lebih diridhai oleh Allah akan lebih merasa siap menghadapi
Tuhan walaupun kematian itu terasa sakit bagi setiap yang mengalaminya.
 Mereka yang kosong batinnya akan gelisah ketika menghadapi peristiwa
kematiannya. Keadaan yang gelisah sangat takut menghadapi kematian karena
dosa dan kesalahan.

Hadis tentang Sakarat al-Maut


• Telah menceritakan kepada kami Bakr bin Khalaf Abu Biysr berkata, telah
menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id dari Al Mutsanna bin Sa'id dari Qatadah
dari Ibnu Buraidah dari Bapaknya bahwa Nabi ‫ ﷺ‬bersabda, "Orang mukmin jika

meninggal dahinya berkeringat. "(HR.Ibn Majah 1442-Sahih) à Salah satu ciri


sakaratul maut
• Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah dan Ali bin Muhammad
keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah dari Al A'masy
dari Syaqiq dari Ummu Salamah ia berkata, "Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda, "Jika kalian

menghadiri orang sakit atau orang meninggal maka ucapkanlah yang baik-baik,
sebab para malaikat mengamini atas apa yang kalian ucapkan. " Ketika Abu
Salamah meninggal aku mendatangi Nabi ‫ﷺ‬, aku berkata, "Wahai Rasulullah, Abu

Salamah telah meninggal! " beliau bersabda, "Berdoalah; Ya Allah, ampunilah aku
dan dia, dan berilah pengganti untukku yang lebih baik darinya. " Ummu
Salamah berkata, "Lalu aku melakukannya, dan ternyata Allah memberi ganti yang
lebih baik darinya, Muhammad Rasulullah ‫ﷺ‬.(H.R Ibn Majah 1437-Sahih)àBerdo’a

yang baik-baik. Berdo’a supaya sama-sama diampuni oleh Allah SWT


• Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Al Hakam bin Abu Ziyad telah
menceritakan kepada kami Sayyar telah menceritakan kepada kami Ja'far dari Tsabit
dari Anas bahwa Nabi ‫ ﷺ‬menemui seorang pemuda yang sedang sekaratul maut,
beliau bertanya, "Bagaimana keadaanmu?" dia menjawab, "Aku sangat mengharapkan
Allah, wahai Rasulullah, dan aku sangat takut akan dosa-dosaku." maka Rasulullah ‫ﷺ‬

bersabda, "Tidaklah berkumpul di dalam hati seorang hamba saat keadaan


seperti ini, melainkan Allah akan memberikan kepadanya apa yang di
harapkannya, dan akan diberikan rasa aman akan apa yang ia takuti."(HR Ibn
Majah 4251-Hasan)à tetap mengharap kasih sayang Allah dan meminta ampun dosa-
dosa yang dilakukan, dengan catatan sepanjang hidupnya berbuat baik.
• Telah menceritakan kepada kami Nashr bin Ali berkata, telah menceritakan kepada
kami Abdullah Ibnu Az Zubair Abu Az Zubair berkata, telah menceritakan kepada
kami Tsabit Al Bunani dari Anas bin Malik berkata, "Ketika Rasulullah ‫ ﷺ‬merasakan

kerasnya sakaratul maut, Fatimah berkata, "Betapa sakitnya engkau wahai ayah! " lalu
Rasulullah ‫ ﷺ‬pun bersabda, "Bapakmu tidak akan mendapatkan sakit setelah

hari ini. Sungguh, telah datang kepada bapakmu sesuatu yang tidak akan
pernah dilewatkan oleh seorang pun, kematian.(Ibn Majah 1618-hasan sahih)à

Nabi pun merasakan sakaratul maut Telah menceritakan kepada kami Rasyid bin Sa'id
Ar Ramli telah memberitakan kepada kami Al Walid bin Muslim dari Ibnu Tsauban
dari ayahnya dari Makhul dari Jubair bin Nufair dari Abdullah bin Umar dari Nabi ‫ﷺ‬

beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla akan menerima tobat


seorang hamba, selagi ia belum sakaratul maut. "(Ibn Majah 4243-hasan)àJangan
terlambat untuk bertaubat
• Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Miqdam, telah menceritakan kepada
kami Al Mu'tamir bin Sulaiman; aku mendengar Ayahku menceritakan dari Qatadah
dari Anas bin Malik, ia berkata, "Wasiat umum Rasulullah ‫ ﷺ‬menjelang wafat, ketika

sakaratul maut yaitu, "Jagalah shalat dan zakat serta perhatikanlah hamba
sahaya kalian."(HR Ibnu Majah 2688-Sahih)àMenjaga shalat dan zakat serta berbuat
baik.
• Telah mengabarkan kepada kami Mahmud bin Ghailan ia berkata; telah menceritakan
kepada kami Al fadll bin Musa dari Abdullah bin Sa'id dari Shaifi -mantan budak Abu
Ayyub- dari Abu Al Yasaar ia berkata, "Rasulullah ‫ ﷺ‬membaca doa, "Ya Allah, aku

berlindung kepada-Mu dari kematian karena jatuh dari tempat yang tinggi,
tertimpa reruntuhan, tenggelam, dan terbakar. Dan aku berlindung kepada-Mu
dari bujukan setan saat sakaratul maut, kematian saat lari dari perang di jalan-
Mu, serta mati karena sengatan binatang melata. " (HR an-Nasai 5436-Sahih)à
Doa agar saat sakaratul maut tidak diganggu oleh setan
• Telah menceritakan kepada kami Hannad, telah menceritakan kepada kami Abu
Mu'awiyah dari Al A'masy dari Syaqiq dari Umu Salamah berkata, "Rasulullah ‫ﷺ‬

bersabda, "Jika kalian mendatangi orang sakit atau orang yang mendekati ajalnya,
maka ucapkanlah kata-kata yang baik. Karena para malaikat mengamini apa yang
kalian ucapkan." (Ummu Salamah) berkata, "Ketika Abu Salamah wafat, aku
menemui Nabi ‫ﷺ‬, lalu berkata; 'Wahai Rasulullah, Abu Salamah telah meninggal.'

Beliau bersabda, 'Ucapkanlah, "ALLAHUMMAGHFIRLI WA LAHU WA A'QIBNI


MINHU 'UQBA HASANAH (Ya Allah ampunilah aku dan dia, dan berikanlah
untukku ganti yang lebih baik setelah dia) ".' (Ummu Salamah) berkata, "Aku
membacanya, lalu Allah memberikanku ganti yang lebih baik setelah dia, yakni
Rasulullah ‫ﷺ‬." Syaqiq ialah Ibnu Salamah, Abu Wa`il Al Asadi. Abu 'Isa berkata,

"Hadits Umu Salamah merupakan hadits hasan shohih. Disunnahkan untuk mentalqin
orang yang sakit saat menjelang kematiannya, dengan kalimat LAA ILAAHA
ILLALLAAH. Sebagian ulama mengatakan; 'Jika si sakit sudah mengucapkannya
sekali, lalu diam tidak mengucapkan kalimat yang lain, hendaknya tidak lagi
ditalqin.' Diriwayatkan dalam hal ini dari Ibnu Mubarak ketika sakarotul maut
mendatanginya. Seorang lelaki mentalqinnya dan memperbanyaknya, lalu Abdullah
berkata; 'Jika aku sudah mengucapkannya sekali, maka aku akan meninggal dengan
ucapan kalimat tersebut selama aku tidak mengucapkan kalimat yang lain.' Makna
perkataan Abdullah adalah apa yang diriwayatkan dari Nabi ‫ﷺ‬, "Barangsiapa yang

akhir ucapannya (di dunia) kalimat LAA ILAAHA ILLALLAAH, niscaya ia akan
masuk surga"."(HR Tirmidzi 899-Sahih)
• Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Dinar telah menceritakan kepada kami
Abu Qathan 'Amru bin Al Haitsam Al Qutha'i dari 'Abdul 'Aziz bin 'Abdullah bin Abu
Salamah Al Majisyun dari Qudamah bin Musa dari Abu Shalih As Samman dari Abu
Hurairah dia berkata, "Rasulullah ‫ﷺ‬ pernah berdoa sebagai berikut,

"ALLOOHUMMA ASHLIH LII DIINII ALLADZII HUWA 'ISHMATU AMRII, WA


ASHLIH LII DUN-YAAYA ALLATII FIIHAA MA'AASYII, WA ASH-LIH LII
AAKHIROTII ALLATII FIIHAA MA'AADII, WAJ'ALIL HAYAATA ZIYAADATAN
LII FII KULLI KHOIRIN, WAJ'ALIL MAUTA ROOHATAN LII MIN KULLI
SYARRIN "Ya Allah ya Tuhanku, perbaikilah bagiku agamaku sebagai benteng
urusanku; perbaikilah bagiku duniaku yang menjadi tempat kehidupanku;
perbaikilah bagiku akhiratku yang menjadi tempat kembaliku! Jadikanlah ya
Allah kehidupan ini mempunyai nilai tambah bagiku dalam segala kebaikan dan
jadikanlah kematianku sebagai kebebasanku dari segala kejahatan!"(Muslim
4897-Sahih)

Kesimpulan
• Pandangan mukmin terhadap kehidupan dan kematian adalah pandangan progresif
jangka Panjang dimana dunia dan akhirat adalah memiliki keterkaitan dan
keberlanjutan (kontinuitas)
• Pandangan tersebut berpengaruh terhadap seorang mukmin dalam menyikapi
kehidupan dan kematian,dimana ia akan bersungguh-sungguh menyiapkan kematian
• Sakaratul maut adalah proses menuju kematian yang dahsyat, dimana sakaratul maut
tidak dapat dilepaskan dari proses perjalanan hidup seseorang, baik terkait
aqidah,ibadah maupun akhlaqnya.

Anda mungkin juga menyukai