Anda di halaman 1dari 2

Pengertian Korupsi

Korupsi berasal dari kata corruptus yang mana memiliki arti suatu perubahan tingkah laku
seseorang dari baik menjadi kurang baik atau buruk atau lainnya. Menurut hukum, korupsi adalah
"Sebuah perbuatan yang dilakukan dengan maksud memberikan keuntungan yang tidak sesuai dengan
tugas resmi dan hak orang lain". Pasal 2 ayat (1) UU No. 21 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi menyebutkan bahwa orang yang dapat dipidana karena tindak pidana korupsi adalah
"Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang
lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara."

Faktor-Faktor Penyebab Tindak Pidana Korupsi

Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang itu sendiri. Ada beberapa poin
sebab-sebab terjadinya korupsi menurut ahli, yaitu:

a. Peninggalan pemerintahan kolonial.

b. Kemiskinan dan ketidaksamaan.

c. Gaji yang rendah.

d. Persepsi yang popular.

e. Pengaturan yang bertele-tele.

f. Pengetahuan yang tidak cukup dari bidangnya.

Adapun faktor internal yang lain, yaitu sebagai berikut :

a. Aspek Perilaku Individu:

1. Sifat Tamak atau Rakus Manusia

Kebanyakan pelaku korupsi adalah seorang yang berkecukupan tetapi memiliki sifat tamak, rakus,
dan mempunyai hasrat memperkaya diri sendiri.

2. Moral yang kurang kuat

Seseorang yang moralnya kurang kuat akan mudah tergoda untuk melakukan suatu tindak korupsi.
Godaan tersebut dapat datang dari berbagai pengaruh di sekelilingnya, seperti atasan, rekan kerja, atau
pihak lain yang memberikan kesempatan.

3. Gaya hidup yang konsumtif

Perilaku konsumtif yang tidak diimbangi dengan pendapatan yang sesuai, memunculkan keinginan
bagi seseorang untuk melakukan tindak korupsi.
b. Aspek Sosial

Keluarga dapat menjadi pendorong seseorang untuk berperilaku koruptif. Menurut kaum
bahviouris, lingkungan keluarga justru dapat menjadi pendorong seseorang bertindak korupsi. Seperti
lingkungan yang justru memberi dorongan bukan hukuman atas tindakan koruptif seseorang.

Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri seseorang itu sendiri. Salah satu faktor
eksternal korupsi di Indonesia adalah hukum. Sistem hukum di Indonesia dalam hal untuk memberantas
korupsi masih sangat lemah. Hukum belum dapat dijalankan sesuai prosedur yang benar, aparat mudah
disogok. Oleh karena itu pelanggaran sangat mudah dilakukan.

Faktor yang sangat dekat dengan terjadinya korupsi adalah budaya penyelahgunaan wewenang.
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) yang masih sangat tinggi dan tidak adanya sistem kontrol yang
baik menyebabkan masyarakat menganggap bahwa korupsi merupakan suatu hal yang sudah biasa
terjadi.

Lingkungan sosial juga dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan korupsi. Korupsi
merupakan budaya dari pejabat lokal dan adanya tradisi memberi yang disalahgunakan oleh orang-
orang yang tidak bertanggung jawab.

Anda mungkin juga menyukai