Anda di halaman 1dari 10

Gerakan Kesetaraan Gender

Tugas ini dikerjakan untuk memenuhi salah satu syarat nilai mata kuliah :
Islam Dalam Sejarah Kontemporer

Dosen pengampu :

Tati Hartimah, M.A., Dra

Oleh :

 Galih Prasetio :11140220000061


 Harun Arrasyid :11140220000068
 Ahmad Furqon :11140220000051
 Shafira Fitriani :11140220000063

Makalah Kelompok 7 1
Pengantar

Wacana gender dan kesetaraan bukan suatu yang asing lagi di Indonesia. Banyak organisasi
organisai wanita yang berhasil turut membangun pendidikan, kesehatan, kesejahteraan,
ekonomi dan lain-lain. Walaupun terlihat bagus namun ada juga kenyataannya bahwa isu
perempuan dan gender masih di pinggirkan, berdirinya Pusat Studi Wanita (PSW) di UIN
Jakarta pada tahun 1984 merupakan bagian respons terhadap pemberdayaab SDM bagi
wanita. Dari lembaga inilah muncul kemudian wacana kesetaraan gender dan para aktivisnya
melakukan analisa kritis terhadap ketimpangan yang ada dalam agama, sosial, dan budaya.
Kesetaraan gender pulalah yang menjadikan masuknya pemikiran-pemikiran yang
menyadarkan kesadaraan kesetaraan gender. Dalam islam sudah jelas bahwasannya Laki-laki
maupun perempuan adalah sama, islam juga melindungi hak asasi manusia baik laki-laki
maupun permepuan. Dengan demikan islam pula menjamin kesamaan dan kesetaraan gak
dari segi pendidikan, kesehatan, ekonomi, perlindungan hukum, dan hak politk yang
menjadikan mereka dapat memimpin dan di pimpin atau memilih dan di pilih. Di dalam
gender pula terdapat gerakan Feminisme yang aliran-aliranya berbeda artinya adalah banyak
juga pemikiran-pemikiran selain agama yang turut andil mempengaruhi fenomena gender ini.
Sudah kewajiban mahasiwa untuk mempelajari kesetaraan gender di era globalisasi. Sejarah
mengatakan bahwasannya kaum perempuan ikut serta membantu dalam kemerdekaan bangsa
indonesia, seperti munculnya gerakan serta organisasi yang mendukung kemerdekaan bangsa
indonesia.

Jakarta,18  Mei 2015

Penyusun

Makalah Kelompok 7 2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Arah pembangunan dicita-citakan menciptakan hubungan kehidupan sosial yang


menyejahterahkan semua pihak, lintas sektoral dan kategori sosial. Wacana gender dan
kesetaraan bukan suatu yang asing lagi di Indonesia, membahas persoalan gender dalam
perspektif agama pada kurun waktu ini memberikan wacana baru bagi studi-studi yang
mempelajari keislaman. Perspektif agama dalam konsep gender perlu karena harus di akui
bahwa agama memainkan peran terhadap dasar kehidupan bagi pemeluknya.

B. Permasalahan

Besaran permasalahan ini secara teknis di rinci sebagai berikut

1. Bagaimana kesetaraan gender yang berada di indonesia ?


2. Apa yang membuat peran gender berpengaruh dalam era Globalisasi?
3. Apakah mahasiswa berperan dalam proses pendidikan dalam hal gender?

C. Tujuan

Study ini khusus bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang :

1. Mengetahui peran gender dalam pendidikan dan ragam pembangunan sosial masyarakat
2. Mengidentifikasi Feminisme yang berada di Indonesia
3. Menganalisis relasi gender yang berada di Indonesia

D. Sistematika Makalah

Makalah ini di bagi kedalam III bab, Yaitu Bab I, Bab II, Bab III. Bab I menyajikan
pendahuluan. Bab II adalah isi yang mendiskusikan definisi gender menurut para ahli serta
mendiskusikan teori-teori yang terkait dengan masalah dengan gender. Bab III merupakan
penutup yang membahas titik dari tema gender serta menyimpulkan kesimpulan dalam tema
bahasan ini.

Makalah Kelompok 7 3
BAB II
ISI
A. Definisi

Istilah “gender” yang berasal dari bahasa Inggris yang di dalam kamus tidak secara jelas
dibedakan pengertian kata sex dan gender. Untuk memahami konsep gender, perlu dibedakan
antara kata sex dan kata gender antara lain :

WHO (2001) : Gender adalah perbedaan status dan peran antara perempuan dan laki-laki
yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan nilai budaya yang berlaku dalam periode waktu
tertentu.

Heddy Shri Ahimsha Putra (2000) : Menegaskan bahwa istilah Gender dapat dibedakan ke
dalam beberapa pengertian berikut ini: Gender sebagai suatu istilah asing dengan makna
tertentu, Gender sebagai suatu fenomena sosial budaya, Gender sebagai suatu kesadaran
sosial, Gender sebagai suatu persoalan sosial budaya, Gender sebagai sebuah konsep untuk
analisis, Gender sebagai sebuah perspektif untuk memandang kenyataan.

Istilah gender menurut Oakley (1972) : Berarti perbedaan atau jenis kelamin yang bukan
biologis dan bukan kodrat Tuhan. Sedangkan menurut Caplan (1987) : Menegaskan bahwa
gender merupakan perbedaan perilaku antara laki-laki dan perempuan selain dari struktur
biologis, sebagian besar justru terbentuk melalui proses social dan cultural.

Secara umum, pengertian Gender adalah perbedaan yang tampak antara laki-laki dan
perempuan apabila dilihat dari nilai dan tingkah laku. Dalam Women Studies Ensiklopedia
dijelaskan bahwa Gender adalah suatu konsep kultural, berupaya membuat perbedaan
(distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-
laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat.

Dari contoh diatas maka akan dimungkinkan perpaduan antara sex dan gender. Seorang pria
yang terkenal kasar, kuat dan jantan dapat berperilaku seperti wanita yang lemah lembut,
halus dan gemulai. Begitu pula sebaliknya. Disinilah peran gender diperlukan. Maka disinilah
perbedaan antara sex dan gender dapat dijelaskan. Dimana Sex berorientasi pada ciri-ciri
biologis, sedangkan gender berorientasi pada perilaku, mentalitas dan sosial budaya. Jika
perbedaan antara sex dan gender direalisasikan maka kemungkinan besar pada biodata
seseorang akan muncul satu poin tambahan selain jenis kelamin (sex) yaitu gender

Dapat ditarik kesimpulan bahwa gender adalah : Suatu istilah yang digunakan untuk
menggambarkan pembedaan antara laki-laki dan perempuan secara sosial. Kelompok atribut
dan perilaku yang dibentuk secara kultural yang ada pada laki-laki dan perempuan.

Makalah Kelompok 7 4
B. Background Gender Dalam Islam

Gender dalam konsep Islam berpedoman dalam ayat Al-qur’an yang berbunyi
“Sesungguhnya segala sesuatu kami diciptakan dengan Qadar” (Qs. Al-Qamar:49). Menurut
para pemikir Islam mengartikan Qadar disini dengan ukuran-ukuran dan sifat-sifat yang
sudah ditetapkan oleh Allah SWT bagi segala sesuatu dan itu dinamakan kudrat, jadi laki-laki
dan perempuan sebagai individu dan jenis kelamin memiliki kudratnya masing-masing.

Kudrat yang dimaksud disini adanya perbedaan antara laki-laki dan perempuan tidak dapat
disangkal karena tuhan sudah menciptakan antara laki-laki dan perempuan memiliki kudrat
masing-masing, perbedaan tersebut paling tidak dari segi biologisnya. Tetapi bagaimana
tentang perbedaan perempuan dan laki dalam kacamata Islam, bahwa beberapa statement
mengatakan perempuan adalah manusia kedua setelah laki-laki, jadi perempuan dalam
konteks sosial tidak layak mendapatkan pendidikan, dan hak-hak pekerjaan. Ayat Al-qur’an
yang artinya “Sesungguhnya aku tidak akan menyia-nyiakan amal orang yang beramal
diantara kamu, baik laki-laki dan perempuan” (Qs. Ali Imran: 195). Ini berarti kaum laki-
laki dan perempuan sejajar dalam potensi intelektualnya, mereka juga dapat berpikir,
mempunyai hak belajar dan kemudian mengamalkan apa yang mereka hayati dari zikir
kepada Allah serta apa yang mereka pikirkan dari alam raya ini.

C. Feminisme

Feminisme adalah sebuah gerakan perempuan yang menuntut emansipasi antara kesamaan
hak dan keadilan dengan laki-laki. Feminisme ini mulai berkembang ketika zaman
Renaissance atau zaman pencerahan di Eropa, yang dipelopori oleh Lady Mary Wortley
Montagu dan Marquis De Condoreet setelah revolusi Amerika pada tahun 1776 dan revolusi
Perancis pada tahun 1792. Feminisme berasal dari bahasa Latin, femina atau perempuan.
Istilah ini mulai digunakan pada tahun 1890-an, mengacu pada teori kesetaraan laki-laki dan
perempuan serta pergerakan untuk memperoleh hak-hak perempuan

1.1 Aliran Feminis

Dalam hal ini Feminis mempunyai aliran-aliran yang berbeda seperti : Feminisme Liberal,
Feminisme Radikal, Sosialis.

1. Feminisme liberal
Feminisme Liberal ialah terdapat pandangan untuk menempatkan perempuan yang memiliki
kebebasan secara penuh dan individual. Aliran ini menyatakan bahwa kebebasan dan
kesamaan berakar pada rasionalitas dan pemisahan antara dunia privat dan publik.
Feminisme Liberal lahir pertama kali pada abad 18 dirumuskan oleh Mary wollstonecrat
dalam tulisannya A Vindication of the Right of Women (1759-1799)1 dan abad 19 oleh
John Stuart Mill dalam bukunya Subjection of Women dan Harriet Taylor Mills dalam
bukunya Enfranchisemen of Women

1
A Vindication of the Right of Women Vol 1

Makalah Kelompok 7 5
Gambar 1.1 : Poster Perang Dunia ke 2 ,
dalam hal ini banyak kaum perempuan
turun serta membantu dalam peperangan
yang tidak langsung seperti : Membuat
senapan, tank, dan merekrut perempuan
untuk di jadikan paramedic yang
mengobati para prajurit yang bertempur.

2. Feminisme radikal
T r e n d i n i m u n
"perjuangan separatisme perempuan".
Pada sejarahnya, aliran ini muncul
sebagai reaksi atas kultur seksisme atau
dominasi sosial berdasar jenis kelamin di
Barat pada tahun 1960-an, utamanya
melawan kekerasan seksual dan industri
pornografi. Pemahaman penindasan laki-
laki terhadap perempuan adalah satu
fakta dalam sistem masyarakat yang
sekarang ada. Dan gerakan ini adalah
sesuai namanya yang "radikal".

3. Feminisme Sosialis

Feminisme sosialis berawal dari pemikiran filusuf Karl Marx (1818-1883). Teori ini
memandang Feminisme Marxis menolak hubungan kontraktual antara pekerja dan majikan.
Marx memandang bahwa tidak ada pilihan bebas yang dapat diambil oleh pekerja. Majikan
mempunyai monopoli alat produksi, karena itu pekerja harus memilih antara dieksploitasi
atau tidak punya pekerjaan sama sekali. Berdasarkan teori kemasyarakatan, Marxis
Makalah Kelompok 7 6
menganalisis bahwa kapitalis menciptakan jurang yang dalam (kelas) antara 2 kelompok
yaitu pekerja (miskin dan tidak memiliki properti) dan majikan (hidup dalam kemewahan).
Ketika dua kelompok ini, yang punya dan yang tidak, menjadi sadar akan dirinya sebagai
kelas maka perjuangan kelas secara tidak terhindarkan akan menimbulkan dan pada akhirnya
melucuti sistem yang menghasilkan kelas ini. Kelas tidak begitu saja muncul. Kelas muncul
secara perlahan-lahan dibentuk oleh orang-orang yang berbagi kebutuhan dan keinginan yang
sama. Pentingnya kelas tidak dapat diabaikan. Ketika sebagai kelompok manusia menyadari
sepenuhnya kelompoknya sebagai kelas, kelompok ini mempunyai kesempatan yang besar
untuk mencapai tujuan fundamentalnya.

D. Organisasi Wanita di Indonesia

R.A. Kartini (21 April 1879-1904) dianggap sebagai pelopor Pergerakan kaum wanita
Indonesia. Beliau wanita Indonesia pertama yang mempunyal cita-cita untuk memajukan
kaumnya dalam bidang pendidikan-pengajaran. Di Indonesia

1. Gerwani (1950)

Makalah Kelompok 7 7
Di Indonesia terdapat pergerakan organisasi yang erat hubungan nya dengan Partai
Komunis Indonesia (PKI) Yaitu Gerwani. Gerwani adalah organisasi wanita yang aktif di
Indonesia pada tahun 1950-an dan 1960-an. Organisasi ini didirikan pada tahun 1950, dan
memiliki lebih dari 650.000 anggota pada tahun 1957. Namun hal ini menjadi perdebatan
karena oraganisasi ini merupakan organisasi Independen yang memperhatikan masalah-
masalah sosialisme dan feminisme, termasuk reformasi hukum perkawinan, hak-hak buruh,
dan nasionalisme Indonesia. Setelah kudeta 30 September 1965, Gerwani dilarang dan
banyak anggotanya tewas, dan di bawah Presiden Suharto organisasi ini menjadi contoh yang
sering dikutip dari tindakan amoralitas dan gangguan selama era pra-1965.

2. Aisyiyah (1917)

Aisyiyah, organisasi perempuan persyarikatan Muhammadiyah, merupakan gerakan Islam


dan dakwah amar makruf nahi mungkar, yang berazaskan Islam serta bersumber pada Al
Quran dan As-sunnah2. Salah satu organisasi ortonom bagi Wanita Muhammadiyah yang
didirikan di Yogyakarta pada 27 Rajab 1335 H bertepatan dengan 19 Mei 1917 oleh Nyai
Ahmad Dahlan. 3Menjelang usia seabad, 'Aisyiyah yang merupakan komponen perempuan
Persyarikatan Muhammadiyah telah memberikan corak tersendiri dalam ranah sosial,
pendidikan, kesehatan, dan keagamaan yang selama ini menjadi titik tolak gerakannya.
Gerakan 'Aisyiyah dari waktu ke waktu terus berkembang dan memberikan manfaat bagi
peningkatan dan kemajuan harkat dan martabat perempuan Indonesia. Hasil yang sangat
nyata adalah wujud amal usaha yang terdiri atas ribuan taman kanak-kanak, sekolah dasar,
hingga perguruan tinggi.

Di samping itu, 'Aisyiyah juga melakukan kerjasama dengan lembaga luar negri dalam
rangka kesejahteraan sosial, program kemanusiaan, sosialisasi, kampanye, seminar,

2
Identitas Muhammmadiyah
3
Siti Walidah Nama asli dari Nyai Ahmad Dahlan

Makalah Kelompok 7 8
workshop, melengkapi prasarana amal usaha, dan lain-lain. Di antara lembaga luar negeri
yang pernah kerjasam dengan ‘Aisyiyah adalah : Oversea Education Fund (OEF), Mobil
Oil, The Pathfinder Fund, UNICEF, UNESCO, WHO, John Hopkins University,
USAID, AUSAID, NOVIB, The new Century Foundation, The Asia Foundation,
Regional Islamicof South East Asia Pasific, World Conference of Religion and Peace,
UNFPA, UNDP, World Bank, Parnership for Governance Reform in Indonesia,
Beberapa Kedutaan Besar Negara sahabat dan lain-lain.

3. Putri Mardika (1912)

Putri Mardika adalah organisasi keputrian tertua dan merupakan bagian dari Budi Utomo.
Tujuannya adalah untuk memberikan bantuan, bimbingan dan penerangan kepada wanita-
wanita pribumi dalam menuntut pelajaran dan dalam menyatakan pendapat di muka umum.
Kegiatannya antara lain sebagai berikut: memberikan beasiswa dan menerbitkan majalah
bulanan. Tokoh-tokohnya: P.A Sabarudin, R.A Sutinah Joyopranoto, R.R Rukmini, dan
Sadikun Tondokukumo.

BAB III
PENUTUP
E. Dampak

1. Dampak positif adanya kesetaraan gender ini dapat kita lihat pada wanita yg memiliki profesi
sama dengan laki-laki dan sudah menjadi hal yg lumrah di mayarakat. Seperti wanita karir,
guru, dokter, hakim, dan lain-lain

Makalah Kelompok 7 9
2. Kesetaraan gender menjadi sebuah perubahan sosial karena telah mengubah struktur sosial
dalam masyarakat. Yang dulunya terkotak-kotak antara wanita dan pria, kini menjadi bebas
terbatas sesuai peran dan statusnya dalam masyarakat.

3. Tidak ada pembatas bagi perempuan dan laki- laki untuk berkarya.

G. Penutup

Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam
makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan
kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya dengan makalah ini
Penulis banyak berharap kepada para pembaca yang budiman memberikan kritik saran yang
membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis para pembaca khusus pada penulis. Aamiin

Makalah Kelompok 7 10

Anda mungkin juga menyukai