Anda di halaman 1dari 8

ISTIGHNA, Vol.2, No.

2, Juli 2019 P-ISSN 1979-2824 E-ISSN 2655-8459


Homepage:http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istghna

Di Muhammad al jabbar dan Humam rosyidu sibti


Al-Izzah Al-Islamiyah (Hikmah At-Tasyri’ dalam Bidang Muamalah)

AL-IZZAH AL-ISLAMIYAH
HIKMAH AT-TASYRI’ DALAM BIDANG MUAMALAH)

Di Muhammad Al Jabbar
dialbar38@gmail.com
STIT Islamic Village; Jl. Islamic Raya,
021 546 4165
stit.islamic@yahoo.co.id

Humam Rosyidu Sibti


humamrasyidu@gmail.com
STIT Islamic Village; Jl. Islamic Raya,
021 546 4165
stit.islamic@yahoo.co.id

Abstract:

Al-Izzah Al-Islamiyah is a compulsory subject at the Islamic Village College. One of the
discussions in this subject is Hikmah At-tasyri in the field of muamalah. Muamalah is a human
relationship in social interactions according to the Shari'a, because humans are social beings who cannot
live independently. tasyri 'is what Allah SWT sent down to His servant in the form of manhaj (path) that
they must go through in the field of aqeedah, muamalat and so on. This includes issues of halal and
prohibiting, Muamalat fields are divided into several topics, namely marriage and divorce, uqubat (hudud,
qishash, and ta'zir), buying and selling, profit sharing (qiradl), pawn, musaqah, muzara'ah, wages, rent,
move debt (hiwalah), syuf'ah, wakalah, borrow and borrow ('ariyah), safekeeping items, ghashb, luqthah

Keywords:Understanding Al-Izzah Al-Islamiyah,Hikmah Attasyri,Muamalah

Abstrak:
ISTIGHNA, Vol.2, No.2, Juli 2019 P-ISSN 1979-2824 E-ISSN 2655-8459
Homepage:http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istghna

Di Muhammad al jabbar dan Humam rosyidu sibti


Al-Izzah Al-Islamiyah (Hikmah At-Tasyri’ dalam Bidang Muamalah)
Al-Izzah Al-Islamiyah adalah mata kuliah wajib di Perguruan Tinggi Islamic Village. Salah satu
pembahasan dalam mata kuliah ini yaitu Hikmah At-tasyri di bidang muamalah. Muamalah
adalah sebuah hubungan manusia dalam interaksi sosial sesuai syariat,karena manusia merupakan
makhluk sosial yang tidak dapat hidup berdiri sendiri. tasyri' adalah apa yang diturunkan Allah
SWT untuk hambaNya berupa manhaj (jalan) yang harus mereka lalui dalam bidang aqidah,
muamalat dan sebagainya. Termasuk di dalamnya masalah penghalalan dan pengharaman,
Bidang muamalat dibagi menjadi beberapa topik yaitu perkawinan dan perceraian, uqubat
(hudud, qishash, dan ta’zir), jual beli, bagi hasil (qiradl), gadai, musaqah, muzara’ah, upah, sewa,
memindahkan utang (hiwalah), syuf’ah, wakalah, pinjam meminjam (’ariyah), barang titipan,
ghashb, luqthah (barang temuan), jaminan (kafalah), seyembara (fi’alah), perseroan (syirkah),
peradilan, waqaf, hibah, penahanan dan pemeliharaan (al-hajr), washiat dan faraid (pembagian
harta warisan). Metode Penelitian yang digunakan dalam penyusunan jurnal ini adalah kualitatif,
metode penyajian datanya adalah deskriptif analisis.

Kata Kunci: Pengertian Al-Izzah Al-Islamiyah, Hikmah At-tasyri, muamalah

A. PENDAHULUAN
Al-Izzah Al-Islamiyah adalah mata kuliah wajib di Islamic Village. Salah satu pembahasan dalam
mata kuliahb ini yaitu Hikmah At-tasyri di bidang muamalah. Sejarah merupakan salah satu cara
untuk mengetahui peristiwa yang telah lalu dengan mempelajari secara kronologis. Untuk
mengetahui sejarah hukum Islam harus diketahui terlebih dahulu latar belakang munculnya suatu
hukum baik yang didasarkan pada al-Qur’an dan Sunah maupun yang lainnya .
Dengan demikian kita bisa memahami dari mana hukum itu muncul dan dengan sebab apa. Oleh
karena itu mengetahui hikmah dari tasyri’ sangatlah urgen supaya tidak ada kesalah fahaman
mengenai istilah-istilah maupun penggunaanya khususnya bagi mahasiswa jurusan Pendidikan
Agama Islam yang nantinya diharapkan bisa mengajari anak didiknya dengan benar.

B. METODE PENELITIAN
Metode Penelitian yang digunakan adalah kualitatif, metode penyajian datanya adalah deskriptif
analisis, serta dirancang dengan pendekatan kepustakaan yang menelusuri beberapa literature yang
berkaitan dengan pembahasan tentang pengertian Al-Izzah Al-Islamiyah (Hikmah At-tasyri di
bidang muamalah)
ISTIGHNA, Vol.2, No.2, Juli 2019 P-ISSN 1979-2824 E-ISSN 2655-8459
Homepage:http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istghna

Di Muhammad al jabbar dan Humam rosyidu sibti


Al-Izzah Al-Islamiyah (Hikmah At-Tasyri’ dalam Bidang Muamalah)

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Pengertian muamalah
Muamalah adalah sebuah hubungan manusia dalam interaksi sosial sesuai syariat,karena manusia
merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup berdiri sendiri. Dalam hubungan dengan
manusia lainnya, manusia dibatasi oleh syariat tersebut, yang terdiri dari hak dan kewajiban.
Lebih jauh lagi interaksi antara manusia tersebut akan membutuhkan kesepakatan demi
kemaslahatan bersama. Dalam arti luas muamalah merupakan aturan Allah untuk manusia untuk
bergaul dengan manusia lainnya dalam berinteraksi. Sedangkan dalam arti khusus muamalah
adalah aturan dari Allah dengan manusia lain dalam hal mengambangan harta benda.

Muamalah merupakan cabang ilmu syari'ah dalam cakupan ilmu fiqih. Sedangkan muamalah
mempunyai banyak cabang, diantaranya muamalah politik, ekonomi, sosial. Secara umum
muamalah mencakup dua aspek, yakni aspek adabiyah dan madaniyah. Aspek adabiyah yakni
kegiatan muamalah yang berhubungan dengan kegiatan adab dan akhlak, contohnya menghargai
sesama, kejujuran, saling meridhoi, kesopanan, dan sebagainya. Sedangkan aspek madaniyah
adalah aspek yang berhubungan dengan kebendaan, seperti halal haram, syubhat, kemudharatan,
dan lainnya.

Menurut etimologi, kata muamalah adalah bentuk masdar dari kata’amala yang artinya saling
bertindak, saling berbuat, dan saling mengenal.

Muamalah ialah segala aturan agama yang mengatur hubungan antara sesama manusia, dan
antara manusia dan alam sekitarnya,tanpa memandang agama atau asal usul kehidupannya.
Aturan agama yang mengatur hubungan antar sesama manusia, dapat kita temukan dalam hukum
Islam tentang perkawinan, perwalian, warisan, wasiat, hibah perdagangan, perburuan,
perkoperasian dll. Aturan agama yang mengatur hubungan antara manusia dan lingkungannya
dapat kita temukan antara lain dalam hukum Islam tentang makanan, minuman, mata
pencaharian, dan cara memperoleh rizki dengan cara yang dihalalkan atau yang diharamkan.

Aturan agama yang mengatur hubunagn antara manusia dengan alam sekitarnya dapat kita jumpai
seperti larangan mengganggu, merusak dan membinasakan hewan, tumbuhan atau yang lainnya
ISTIGHNA, Vol.2, No.2, Juli 2019 P-ISSN 1979-2824 E-ISSN 2655-8459
Homepage:http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istghna

Di Muhammad al jabbar dan Humam rosyidu sibti


Al-Izzah Al-Islamiyah (Hikmah At-Tasyri’ dalam Bidang Muamalah)
tanpa adanya suatu alasan yang dibenarkan oleh agama, perintah kepada manusia agar
mengadakan penelitian dan pemikiran tentang keadaan alam semesta.

Dari uraian diatas telah kita ketahui bahwa muamalah mempunyai ruang lingkup yang luas, yang
meliputi segala aspek, baik dari bidang agama, politik, ekonomi, pendidikan serta sosial-
budaya. Firman Allah dalam surat an Nahl ayat 89:

ْ ‫ُدى َو َرحْ َمةً َوبُش َْرى ِل ْل ُم‬


89( َ‫سلِمِ ين‬ َ ‫علَ ْيكَ ا ْل ِكت‬
ً ‫َاب تِ ْبيَانا ً ِلك ُِل ش َْيء َوه‬ َ ‫…) َونَ َّز ْلنَا‬

Artinya: “ Kami turunkan kepadamu al Qur’an untuk menerangkan segala sesuatu, untuk
petunjuk dan rahmat serta berita gembira bagi orang-orang islam.”(QS.An-Nahl: 89)

2. Ruang lingkup muamalah

Ruang lingkup fiqih muamalah terbagi menjadi dua:

Al-Muamalah Al-Adabiyah. Hal-hal yang termasuk Al-Muamalah Al-Adabiyah adalah ijab kabul,
saling meridhai, tidak ada keterpaksaan dari salah satu pihak, hak dan kewajiban, kejujuran
pedagang, penipuan, pemalsuan, dan segala sesuatu yang bersumber dari indera manusia yang
ada kaitannya dengan peredaran harta.

Al-Muamalah Al-Madiyah

1. Jual beli (Al-bai’ at-Tijarah)


2. Gadai (rahn)
3. Jaminan/ tanggungan (kafalah)
4. Pemindahan utang (hiwalah)
5. Jatuh bangkit (tafjis)
6. Batas bertindak (al-hajru)
7. Perseroan atau perkongsian (asy-syirkah)
8. Perseroan harta dan tenaga (al-mudharabah)
9. Sewa menyewa tanah (al-musaqah al-mukhabarah)
10. Upah (ujral al-amah)
11. Gugatan (asy-syuf’ah)
ISTIGHNA, Vol.2, No.2, Juli 2019 P-ISSN 1979-2824 E-ISSN 2655-8459
Homepage:http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istghna

Di Muhammad al jabbar dan Humam rosyidu sibti


Al-Izzah Al-Islamiyah (Hikmah At-Tasyri’ dalam Bidang Muamalah)
12. Sayembara (al-ji’alah)
13. Pembagian kekayaan bersama (al-qisamah)
14. Pemberian (al-hibbah)
15. Pembebasan (al-ibra’), damai (ash-shulhu)
16. beberapa masalah mu’ashirah (mukhadisah), seperti masalah bunga bank, asuransi,
kredit, dan masalah lainnnya.
17. Pembagian hasil pertanian (musaqah)
18. Kerjasama dalam perdagangan (muzara’ah)
19. pembelian barang lewat pemesanan (salam/salaf)
20. Pihak penyandang dana meminjamkan uang kepada nasabah/ Pembari modal (qiradh)
21. Pinjaman barang (‘ariyah)
22. Sewa menyewa (al-ijarah)
23. Penitipan barang (wadi’ah)

Peluang ijtihad dalam aspek tersebut diatas harus tetap terbuka, agar hukum Islam senantiasa
dapat memberi kejelasan normatif kepada masyarakat sebagai pelaku-pelaku ekonomi

3. Hikmah at-tasry di bidang muamalah

tasyri' adalah apa yang diturunkan Allah SWT untuk hambaNya berupa manhaj (jalan) yang harus
mereka lalui dalam bidang aqidah, muamalat dan sebagainya. Termasuk di dalamnya masalah
penghalalan dan pengharaman. Tidak seorang pun berwenang menghalalkan kecuali apa yang
sudah dihalalkan Allah, juga tidak boleh mengharamkan kecuali apa yang sudah diharamkan
Allah. Dari pengertian ini megandung hikmah bahwa manusia itu mahkluk yang lemah dan lalai .

Selanjutnya akan kita bahas tentang substansi kajian dari pengertian Hikmatut Tasyri’ sebagai
berikut.

Kata tasyri’ sama dengan kata syar’I yaitu masdar dari fi’il tsulasi mazid sat hurf setimbang ‫تفعيل‬
dengan arti membuat atau menetapkan syari’at. Bila syari’at itu dikatakan sebagai hukum atau
aturan yang ditetapkan Allah yang menyangkut tindak tanduk manusia, maka tasyri’ dalam hal ini
adalah penetapan hukum dan tata aturan tersebut .

Dalam buku lain juga dapat diartikan bahwasanya tasyri’yaitu memancarkan atau menguatkan
dan memelihara hukum islam yang mana didalamnya juga membicarakan tentang hakikat dan
tujuan penerapanya.
ISTIGHNA, Vol.2, No.2, Juli 2019 P-ISSN 1979-2824 E-ISSN 2655-8459
Homepage:http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istghna

Di Muhammad al jabbar dan Humam rosyidu sibti


Al-Izzah Al-Islamiyah (Hikmah At-Tasyri’ dalam Bidang Muamalah)
Menurut Shalih bin Fauzan bin Abdullah bin Fauzan Tasyri' adalah apa yang diturunkan Allah
Subhanahu wa Ta'ala untuk hambaNya berupa manhaj (jalan) yang harus mereka lalui dalam
bidang aqidah, muamalat dan sebagainya. Termasuk di dalamnya masalah penghalalan dan
pengharaman. Tidak seorang pun berwenang menghalalkan kecuali apa yang sudah dihalalkan
Allah, juga tidak boleh mengharamkan kecuali apa yang sudah diharamkan Allah.

Menurut salam Madkur, tasyri’ adalah menciptakanundang-undang dan membuat kaidah-


kaidahnya, maka tasyri’ dalam pengertian ini adalah membuat undang-undang .

Menurut Abdul wahab Khalaf, tasyri’ dalam “tarikh tasyri’ islami” adalah penyusunan undang-
undang yang mengatur tingkah laku orang-orang mukalaf serta problema dan kejadian yang
menimpanya.

Menurut Hasbi As-Shiddiqi, dalam “pengantar ilmu fiqih” menyatakan tasyri’ dengan
menetapkan hukum yang berarti taqnin (penetapan qonun/ undang-undang) atau mengadakan
undang-undang .

Tasyri’ dilihat dari sudut sumbernya dibentuk pada periode Rasulullah SAW yaitu al-Qur’an dan
Sunah. Sedangkan tasyri’ kedua yang dilihat dari kekuatan dan kandungannya mencakup ijtihad
sahabat, tabi’in dan ulama sesudahnya. Tasyri’ tipe kedua ini dalam pandangan Umar Sulaiman
al-Asyqar dapat dibedakan menjadi dua bidang. Pertama bidang ibadah dan kedua bidang
muamalat .

Dalam bidang ibadah, fiqh dibagi menjadi beberapa topik, yaitu : Thaharah, Shalat, Zakat, Puasa
I’tikaf, Jenazah, Haji, umrah, sumpah, nadzar, jihad, makanan, minuman, kurban dan sembelihan.

Bidang muamalat dibagi menjadi beberapa topik yaitu perkawinan dan perceraian, uqubat
(hudud, qishash, dan ta’zir), jual beli, bagi hasil (qiradl), gadai, musaqah, muzara’ah, upah, sewa,
memindahkan utang (hiwalah), syuf’ah, wakalah, pinjam meminjam (’ariyah), barang titipan,
ghashb, luqthah (barang temuan), jaminan (kafalah), seyembara (fi’alah), perseroan (syirkah),
peradilan, waqaf, hibah, penahanan dan pemeliharaan (al-hajr), washiat dan faraid (pembagian
harta warisan).

Akan tetapi ulama Hanafiah seperti Ibnu Abidin berbeda pendapat dalam pembagian fiqh. Dia
membagi fiqh menjadi tiga bagian yaitu ibadah, muamalat dan uqubat.
ISTIGHNA, Vol.2, No.2, Juli 2019 P-ISSN 1979-2824 E-ISSN 2655-8459
Homepage:http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istghna

Di Muhammad al jabbar dan Humam rosyidu sibti


Al-Izzah Al-Islamiyah (Hikmah At-Tasyri’ dalam Bidang Muamalah)
Cakupan fiqh ibadah dalam pandangan mereka shalat, zakat, puasa, haji dan jihad. Cakupan fiqh
muamalat adalah pertukaran harta seperti jual beli, titipan, pinjam meminjam, perkawinan,
mukhasamah (gugatan), saksi, hakim dan peradilan.Sedangkan cakupan fiqh uqubat dalam
pandangan ulama Hanafiah adalah qishash, sanksi pencurian, sanksi zina, sanksi menuduh zina
dan sanksi murtad.

Ulama syafi’iyah berbeda pendapat dengan mereka. Fiqh dibedakan menjadi empat yaitu fiqh
yang berhubungan dengan kegiatan yang bersifat ukhrawi (ibadah), fiqh yang berhubungan
dengan kegiatan yang bersifat duniawi (muamalat), fiqh yang berhubungan dengan masalah
keluarga (munakahat) dan fiqh yang berhubungan penyelenggaraan ketertiban negara (uqubat).

D. KESIMPULAN
tasyri' adalah apa yang diturunkan Allah SWT untuk hambaNya berupa manhaj (jalan) yang harus
mereka lalui dalam bidang aqidah, muamalat dan sebagainya. Termasuk di dalamnya masalah
penghalalan dan pengharaman. Tidak seorang pun berwenang menghalalkan kecuali apa yang
sudah dihalalkan Allah, juga tidak boleh mengharamkan kecuali apa yang sudah diharamkan Allah.
Dari pengertian ini megandung hikmah bahwa manusia itu mahkluk yang lemah dan lalai .

Bidang muamalat dibagi menjadi beberapa topik yaitu perkawinan dan perceraian, uqubat (hudud,
qishash, dan ta’zir), jual beli, bagi hasil (qiradl), gadai, musaqah, muzara’ah, upah, sewa,
memindahkan utang (hiwalah), syuf’ah, wakalah, pinjam meminjam (’ariyah), barang titipan,
ghashb, luqthah (barang temuan), jaminan (kafalah), seyembara (fi’alah), perseroan (syirkah),
peradilan, waqaf, hibah, penahanan dan pemeliharaan (al-hajr), washiat dan faraid (pembagian harta
warisan).

REFERENSI

Buku fiqih muamalah

Kitab attasyri al jinai al islami

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Muamalah

https://www.nu.or.id/post/read/83180/kajian-fiqih-muamalah-terapan-akad
ISTIGHNA, Vol.2, No.2, Juli 2019 P-ISSN 1979-2824 E-ISSN 2655-8459
Homepage:http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istghna

Di Muhammad al jabbar dan Humam rosyidu sibti


Al-Izzah Al-Islamiyah (Hikmah At-Tasyri’ dalam Bidang Muamalah)
https://www.takafulumum.co.id/upload/literasi/pengetahuan/Pengantar%20Fiqh%20Muamalah%201.p
df

Anda mungkin juga menyukai