Modul Bantuan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum (PSU) untuk Perumahan
Umum ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang pengertian dan
proses bantuan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum (PSU) untuk Perumahan
Umum.
Buku ini disusun dalam 5 (lima) bab, meliputi Pendahuluan, Materi Pokok (terdiri
dari 3 Bab), dan Penutup. Modul ini disusun secara sistematis agar peserta
pelatihan dapat mempelajari materi dengan lebih mudah. Fokus pembelajaran
diarahkan pada peran aktif peserta pelatihan.
Ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada tim penyusun atas
tenaga dan pikiran yang dicurahkan untuk mewujudkan modul ini. Penyempurnaan
maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa terbuka dan
dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan peraturan
yang terus menerus terjadi. Semoga modul ini dapat membantu dan bermanfaat
bagi peningkatan kompetensi aparatur di Pusat dan Daerah dalam bidang
penyelenggaraan penyediaan perumahan.
KATA PENGANTAR................................................................................................. I
DAFTAR ISI............................................................................................................ II
DAFTAR GAMBAR................................................................................................ IV
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ...................................................................... V
A. Deskripsi .................................................................................................. v
B. Persyaratan ............................................................................................. v
C. Metode .................................................................................................... v
D. Alat Bantu/Media ................................................................................... vi
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 2
B. Deskripsi Singkat ..................................................................................... 3
C. Kompetensi Dasar ................................................................................... 3
D. Indikator Hasil Belajar ............................................................................. 3
E. Materi dan Submateri Pokok .................................................................. 3
F. Estimasi Waktu ........................................................................................ 4
BAB 2 PENGERTIAN BANTUAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS UMUM (PSU)
UNTUK PERUMAHAN UMUM .............................................................................. 5
A. Indikator Keberhasilan ............................................................................ 6
B. Latar Belakang Bantuan PSU untuk Perumahan Umum ......................... 6
C. Pengertian Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU) ........................ 7
D. Pengertian dan Tujuan Bantuan Stimulan Prasarana, Sarana dan Utilitas
Umum (PSU) untuk Perumahan Umum .................................................. 9
E. Dasar Hukum ......................................................................................... 10
F. Komponen Bantuan PSU ....................................................................... 11
G. Kelompok Sasaran dan Jumlah Bantuan PSU........................................ 12
H. Latihan ................................................................................................... 13
A. Deskripsi
Modul Bantuan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum (PSU) untuk Perumahan
Umum ini terdiri dari 3 (tiga) kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar pertama
membahas Pengertian Bantuan PSU untuk Perumahan Umum, dengan submateri:
Latar Belakang Bantuan PSU untuk Perumahan Umum, Pengertian Prasarana,
Sarana dan Utilitas Umum (PSU), Pengertian dan Tujuan Bantuan Stimulan
Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU) untuk Perumahan Umum, Dasar
Hukum, dan Komponen Bantuan PSU.
Peserta pelatihan mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang berurutan.
Pemahaman setiap materi pada setiap bab/sub bab sangat diperlukan karena
materi setiap bab/sub bab menjadi dasar pemahaman sebelum mengikuti
pembelajaran bab/sub bab berikutnya. Hal ini diperlukan karena masing-masing
bab/ sub bab saling berkaitan. Setiap kegiatan belajar dilengkapi dengan latihan
atau evaluasi. Latihan atau evaluasi ini menjadi alat ukur tingkat penguasaan
peserta pelatihan setelah mempelajari materi dalam modul ini.
B. Persyaratan
Dalam mempelajari modul ini peserta pelatihan dilengkapi dengan peraturan
perundangan dan pedoman yang terkait dengan materi Bantuan Prasarana,
Sarana, dan Utilitas Umum (PSU) untuk Perumahan Umum.
C. Metode
Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah dengan
kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh pemberi materi (narasumber). Dalam
D. Alat Bantu/Media
Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan alat
bantu/media pembelajaran tertentu, yaitu :
a. LCD/projector
b. Laptop
c. Papan tulis atau whiteboard dengan penghapusnya
d. Flip chart
e. Bahan tayang
f. Modul dan/atau Bahan Ajar
g. Laser pointer
A. Latar Belakang
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 H ayat (1), bahwa setiap orang berhak hidup
sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup
yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Selanjutnya
di dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman juga telah menegaskan bahwa rumah adalah salah satu kebutuhan
dasar manusia dalam rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat.
Demikian juga dalam Pasal 88 ayat (2) huruf f Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2011 tentang Rumah Susun menegaskan bahwa Pemerintah dan/atau pemerintah
daerah memberikan insentif kepada pelaku pembangunan rumah susun umum
dan rumah susun khusus serta memberikan bantuan dan kemudahan bagi MBR
berupa bantuan penyediaan prasarana, sarana dan utilitas umum.
Mata pelatihan ini disajikan melalui metode ceramah dan diskusi interaktif.
Keberhasilan peserta dinilai dari kemampuannya dalam memahami bantuan PSU
untuk perumahan umum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
C. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran ini, para peserta diharapkan mampu menjelaskan
pengertian, mekanisme bantuan prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU) untuk
perumahan umum, serta mekanisme pengelolaan asset bantuan PSU, sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
F. Estimasi Waktu
Untuk mempelajari mata pelatihan Bantuan Prasarana, Sarana dan Utilitas umum
(PSU) untuk Perumahan Umum ini, dialokasikan waktu sebanyak 3 (Tiga) jam
pelajaran.
A. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran pada mata pelatihan ini peserta pelatihan
diharapkan mampu untuk menjelaskan pengertian bantuan prasarana, sarana dan
utilitas umum (PSU) untuk perumahan umum.
1. Bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,
dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, yang merupakan
kebutuhan dasar manusia, dan yang mempunyai peran yang sangat strategis
dalam pembentukan watak serta kepribadian bangsa sebagai salah satu upaya
membangun manusia Indonesia seutuhnya, berjati diri, mandiri, dan produktif;
2. Bahwa negara bertanggung jawab melindungi segenap bangsa Indonesia
melalui penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman agar
masyarakat mampu bertempat tinggal serta menghuni rumah yang layak dan
terjangkau di dalam perumahan yang sehat, aman, harmonis, dan
berkelanjutan di seluruh wilayah Indonesia;
Salah satu kelompok masyarakat yang sulit menjangkau kebutuhan rumah adalah
Masyarakat Berpenghasilan Rendah atau disingkat MBR. Mereka mempunyai
keterbatasan daya beli sehingga perlu mendapat dukungan pemerintah untuk
memperoleh rumah. Hal tersebut menyebabkan pengembang “enggan”
membangun rumah untuk MBR dikarenakan sedikitnya keuntungan yang
diperoleh.
Dalam UU 1/2011 Pasal 1 angka 22, dijelaskan bahwa Sarana adalah fasilitas dalam
lingkungan hunian yang berfungsi untuk mendukung penyelenggaraan dan
pengembangan kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi.
Adapun di dalam Penjelasan Pasal 28 ayat (1) huruf b, yang dimaksud dengan
“rencana kelengkapan sarana” paling sedikit meliputi rumah ibadah dan ruang
terbuka hijau (RTH).
Dalam Permendagri Nomor 9 Tahun 1999, Pasal 9, pengertian Sarana adalah
fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan
kehidupan ekonomi, sosial dan budaya, meliputi :
a. Sarana perniagaan/perbelanjaan;
b. Sarana pelayanan umum dan pemerintahan;
c. Sarana pendidikan;
d. Sarana kesehatan;
e. Sarana peribadatan;
f. Sarana rekreasi dan olah raga
Dalam UU 1/2011 Pasal 1 angka 23, dijelaskan Utilitas umum adalah kelengkapan
penunjang untuk pelayanan lingkungan hunian.
Adapun di dalam Penjelasan Pasal 28 ayat (1) huruf b, yang dimaksud dengan
“rencana kelengkapan utilitas umum” paling sedikit meliputi, jaringan listrik
termasuk KWH meter dan jaringan telepon.
Dalam Permendagri Nomor 9 Tahun 1999, Pasal 10, pengertian Utilitas adalah
sarana penunjang untuk pelayanan lingkungan, meliputi :
a. Jaringan air bersih;
b. Jaringan listrik;
c. Jaringan telepon;
d. Jaringan gas;
e. Jaringan transportasi;
f. Pemadam kebakaran; dan
g. Sarana penerangan jalan umum.
Bantuan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum untuk Perumahan Umum yang
selanjutnya disebut Bantuan PSU adalah pemberian komponen PSU bagi
perumahan yang membangun rumah umum berupa rumah tunggal atau rumah
deret, yang bersifat stimulan di lokasi perumahan yang dibangun oleh pelaku
pembangunan.
Tujuan pemberian Bantuan PSU adalah dalam rangka:
1. Melaksanakan amanat dalam UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan
dan Kawasan Permukiman, Pasal 54 ayat (3) huruf h;
2. Menstimulasi pembangunan rumah/perumahan baru untuk MBR oleh Pelaku
Pembangunan; dan
3. Mendukung pencapaian program sejuta rumah.
E. Dasar Hukum
Pemberian Bantuan PSU merupakan kebijakan Pemerintah yang tercantum dalam
UU Nomor 1 Tahun 2011, sebagai berikut:
1. UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Dalam Bab V – Penyelenggaraan Perumahan, Bagian Ketujuh - Kemudahan
Pembangunan dan Perolehan Rumah bagi MBR, Pasal 54, dinyatakan bahwa:
a. Pemerintah wajib memenuhi kebutuhan rumah bagi MBR.
b. Untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi MBR sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Pemerintah dan/atau pemerintah daerah wajib memberikan
kemudahan pembangunan dan perolehan rumah melalui program
perencanaan pembangunan perumahan secara bertahap dan
berkelanjutan.
c. Kemudahan dan/atau bantuan pembangunan dan perolehan rumah bagi
MBR sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berupa:
1) Subsidi perolehan rumah;
2) Stimulan rumah swadaya;
3) Insentif perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang perpajakan;
3 TPS3R
PSU Pengembang
H. Latihan
1. Jelaskan pengertian Prasarana, Sarana, dan Utilitas umum (PSU) dan
berikan contoh untuk setiap komponen PSU.
5. Jelaskan kelompok sasaran bantuan PSU dan jumlah rumah yang dapat
dibantu dalam satu perumahan.
I. Rangkuman
Bantuan Prasarana, Sarana, Dan Utilitas Umum untuk Perumahan Umum adalah
pemberian komponen PSU bagi perumahan yang membangun rumah umum
berupa rumah tunggal atau rumah deret di lokasi perumahan yang dibangun oleh
pelaku pembangunan.
A. Indikator Keberhasilan
Menjelaskan Mekanisme Bantuan Prasarana, Sarana dan Utilitas umum (PSU)
untuk Perumahan Umum.
2. Verifikasi Pra-Konstruksi
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sesuai dengan tugas dan wewenang
melaksanakan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pembangunan fisik
Bantuan PSU, yang dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat daerah
kabupaten/kota, daerah provinsi sampai dengan Kementerian.
Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian adalah sebagai berikut :
1. Dalam pelaksanaan pembangunan fisik Bantuan PSU dilakukan pengawasan
lapangan oleh konsultan manajemen konstruksi, pengawas lapangan, direksi
teknis, dan koordinator wilayah yang ditetapkan Satuan Kerja yang ditunjuk
oleh Menteri.
2. Masa Pelaksanaan Tugas Koordinator Wilayah Provinsi, Direksi Teknis
Kabupaten/Kota, dan Pengawas Lapangan Kabupaten/Kota yang ditetapkan
Satuan Kerja yang ditunjuk oleh Menteri tetap berlaku selama SK belum
dicabut.
3. Dalam pelaksanaan pengawasan dan pengendalian, PPK melakukan
pengawasan dan pengendalian selama pelaksanaan pembangunan fisik
termasuk PCM, MC-0, PHO, FHO, dan penyerahan aset kepada pemerintah
kabupaten/kota dan provinsi untuk Provinsi DKI Jakarta. PPK wajib mengetahui
lokasi Bantuan PSU dan kondisi aktual pelaksanaan pembangunan fisik dengan
melakukan pengecekan langsung ke lapangan.
Menteri
Satuan Kerja
Laporan Mingguan
Konsultan Manajemen Konstruksi Konsultan Manajemen Konstruksi
Laporan Bulanan
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut:
a. Mengatur pelaksanaan kegiatan pelaksanaan pembangunan Bantuan PSU
sesuai dengan
jadwal kegiatan;
b. Mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan pelaksanaan pembangunan
Bantuan PSU dengan pihak terkait mulai dari tahap perencanaan, tahap
pra konstruksi, konstruksi hingga pemanfaatan;
c. Melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pembangunan
Bantuan PSU; dan
d. Melaporkan progres mingguan dan bulanan kegiatan fisik, serta hal lain
yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan pembangunan fisik Bantuan
PSU kepada Kepala Satuan Kerja melalui Pejabat Pembuat Komitmen.
Sosialisasi dan
koordinasi
pemberian
Bantuan PSU
Penetapan
Pasca
Penerima Terbangunnya
konstruksi
Bantuan PSU Komponen PSU
(FHO).
(PHO)
Pengajuan
usulan calon
penerima
Bantuan PSU
Pelaksanaan Pencarian Dana
Konstruksi
(PCM / MC-0)
Penetapan lokasi
calon penerima
Bantuan PSU
J. Latihan
1. Sebutkan persyaratan pemberian bantuan PSU, dan uraikan masing-
masing persyaratan tersebut.
K. Rangkuman
Persyaratan pemberian bantuan PSU meliputi: persyaratan administrasi;
persyaratan teknis; dan persyaratan lokasi.
Persyaratan teknis untuk kondisi rumah, meliputi: mempunyai plafon; dinding
diplester bagian luar dan bagian dalam; dan lantai diaci.
Tahapan pemberian Bantuan PSU, yaitu:
a. Usulan permohonan pemberian Bantuan PSU;
b. Penetapan lokasi perumahan penerima Bantuan PSU;
c. Pelaksanaan pembangunan fisik Bantuan PSU; dan
d. Pelaporan.
A. Indikator Keberhasilan
Menjelaskan mekanisme pengelolaan asset bantuan Prasarana, Sarana dan Utilitas
umum (PSU).
C. Pemeliharaan Aset
Pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas yang telah diserahkan kepada
Pemerintah Daerah sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah yang
bersangkutan. Untuk itu, Pemerintah Daerah dapat bekerja sama dengan
pengembang, badan usaha swasta dan atau masyarakat dalam pengelolaan
prasarana, sarana, dan utilitas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Dalam hal Pemerintah Daerah melakukan kerja sama pengelolaan prasarana,
sarana, dan utilitas dengan pengembang, badan usaha swasta, dan masyarakat,
maka pemeliharaan fisik dan pendanaan prasarana, sarana, dan utilitas menjadi
tanggung jawab pengelola. Pengelola prasarana, sarana, dan utilitas tidak dapat
merubah peruntukan prasarana, sarana, dan utilitas.
Pembiayaan pemeliharaan prasarana, sarana, dan utilitas setelah penyerahan
menjadi tanggung Jawab Pemerintah Daerah, yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten/Kota. Khusus untuk DKI
D. Latihan
1. Uraikan kelengkapan dokumen yang harus disiapkan dalam serah terima
asset bantuan PSU.
2. Jelaskan tahapan yang harus dilakukan dalam rangka serah teriam asset
bantuan PSU.
E. Rangkuman
Penyerahan aset Bantuan PSU kepada pemerintah daerah setempat dilaksanakan
untuk menjamin keberlanjutan pengelolaannya.
Kelengkapan dokumen sudah harus disiapkan sejak awal pelaksanaan bantuan
PSU, agar serah terima dapat segera dilaksanakan setelah selesainya proyek.
A. Simpulan
Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU) merupakan kelengkapan fisik untuk
mendukung terwujudnya perumahan yang sehat, aman dan terjangkau. Dengan
demikian ketersediaan prasarana, sarana, dan utilitas umum merupakan
kelengkapan dan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya pengembangan
perumahan dan kawasan permukiman.
Sesuai UU 1/2011, pemberian Bantuan PSU merupakan salah satu kebijakan terkait
kemudahan dan/atau bantuan pembangunan dan perolehan rumah bagi MBR.
Tujuan dilaksanakannya Bantuan PSU Perumahan adalah untuk mendukung
capaian RPJMN 2015-2019 terkait dengan perumahan, yaitu: “Meningkatkan akses
masyarakat berpenghasilan rendah terhadap hunian yang layak, aman, dan
terjangkau serta didukung oleh penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas yang
memadai”.
Peraturan Menteri PUPR Nomor: 03/PRT/M/2018 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor
38/PRT/M/2015 Tentang Bantuan Prasarana, Sarana, Dan Utilitas Umum Untuk
Perumahan Umum, mengatur pemberian bantuan PSU hanya untuk rumah tunggal
atau rumah deret, yang bersifat stimulan di lokasi perumahan yang dibangun oleh
pelaku pembangunan.
B. Tindak Lanjut
Pemberian Bantuan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU) Perumahan Umum
merupakan kegiatan yang perlu dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab dan
kehati-hatian. Untuk itu para pelaksana yang terlibat dalam kegiatan ini agar
mempelajari kriteria dan persyaratan yang harus dipenuhi dalam setiap tahap
kegiatan, mulai dari verifikasi, penetapan penerima bantuan, pelaksanaan
pembangunan sampai dengan serah terima pekerjaan, serta serah terima asset
bantuan PSU kepada pemerintah daerah.