Anda di halaman 1dari 7

JURNAL PENGABDIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

ISSN: 2549-8347 (Online), ISNN: 2579-9126 (Print)


Volume 3 No. 1 Maret 2019

PENGUATAN PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN ASUHAN


KEPERAWATAN MELALUI PELATIHAN LAYANAN PRIMA

STRENGTHENING THE ROLE OF NURSES IN THE IMPLEMENTATION OF NURSING


CARE THROUGH EXCELLENT SERVICE TRAINING

1)
Roymond H. Simamora, 2)Jenni Marlindawani Purba, 3)Evi Karota Bukit, 4)Nurbaiti
1,2,3,4)
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Jalan Prof T. Ma’as No 3 Kampus USU Padang Bulan, Medan. Sumatera Utara
roymond_oy@yahoo.com

ABSTRAK
Pengabdian Masyarakat ini bertujuan agar perawat dapat memahami konsep service
(pentingnya service) bagi kelangsungan bisnis rumah sakit. Perawat mampu melihat service dari sudut
pandang customer (pasien) dan memahami Nine Service Bites” yaitu: Access, Responsiveness,
Competency, Courtesy, Reliability, Speed, Security, Tangible, Professional. Membantu perawat
memahami komunikasi yang efektif sehingga mampu menciptakan image yang baik dari rumah sakit di
mata customer. Solusi yang diberikan adalah Penguatan Peran kepada Perawat dalam Pelayanan
Asuhan Keperawatan melalui Pelatihan layanan Prima (Excellent Sevices) di rumah sakit Universitas
Sumatera Utara. Pelatihan layanan prima yang diberikan, memberikan dampak terhadap peningkatan
persentase kepuasan pasien terhadap layanan asuhan keperawatan. Semakin baik persepsi pasien rawat
inap terhadap pelayanan keperawatan di Rumah Sakit maka semakin rendah kecemasan yang
dialaminya. Rencana Tindak Lanjut (RTL) sebagai Saran Adalah: menyediakan kuesioner untuk
mengukur Kepuasan Pasien terhadap layanan keperawatan, yang disediakan di ruangan, membuat
jadwal evaluasi bulanan untuk mengawal kesinambungan pelaksanaanan pasca pelatihan. Respon
pimpinan rumah sakit terkait pelaksanaan kegiatan adalah adanya draft Kebijakan Pimpinan Rumah
Sakit tentang: Pelaksanaan SPO Pelayanan Prima, Pemilihan Champion Layanan Prima pada setiap
ruangan perawatan di rumah sakit USU Medan.

Kata kunci : Asuhan Keperawatan, Layanan Prima, Kepuasan Pasien

ABSTRACT
Community Service aims to enable nurses to understand the concept of service (the importance
of service) for the survival of the hospital business. Nurses are able to see service from the point of view
of the customer (patient) and understand Nine Service Bites "namely: Access, Responsiveness,
Competency, Courtesy, Reliability, Speed, Security, Tangible, Professional. Helping nurses understand
effective communication so as to create a good image from the hospital in the eyes of the customer. The
solution provided was Strengthening Roles to Nurses in Nursing Care Services through Excellent
Sevices at the University of North Sumatra hospital. Excellent service training provided, has an impact
on increasing the percentage of patient satisfaction on nursing care services. The better the perception
of inpatients towards nursing services in the hospital, the lower the anxiety they experience. Follow-up
Plans that will be carried out are: providing a questionnaire to measure Patient Satisfaction with
nursing services, provided in the room, making a monthly evaluation schedule to oversee the continuity
of post-training implementation. The response of the head of the hospital regarding the implementation
of the activity was the existence of a draft Policy on Hospital Leaders concerning: Implementation of the
Excellent Service SPO, Selection of Champion Prima Services in each treatment room at USU Medan
hospital

Keywords: Nursing Care, Excellent Service, Patient Satisfaction

Submited : 15 Juli 2018 Revision : 29 Oktober 2018 Accepted : 16 November 2018

25
Roymond H. Simamora, Jenni Marlindawani Purba, Evi Karota Bukit, Nurbaiti
Penguatan Peran Perawat Dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Melalui
Pelatihan Layanan Prima
PENDAHULUAN Rumah Sakit USU merupakan
salah satu Rumah Sakit Perguruan Tinggi
Rumah Sakit merupakan
Negeri yang dikembangkan di Indonesia
organisasi yang dengan segala fasilitas
oleh Kementerian Riset, Teknologi dan
kesehatannya diharapkan dapat membantu
Pendidikan Tinggi. Berlokasi di Jalan dr
pasien dalam meningkatkan kesehatan dan
Mansyur, kawasan Kampus USU Padang
mencapai kesembuhan yang optimal baik
Bulan Medan, mulai operasional pada
fisik, psikis maupun sosial. Rumah Sakit
tahun 2016, masih muda jika dibandingkan
menyediakan pelayanan yang bermutu
dengan rumah sakit yang terlebih dahulu
tinggi yang diberikan kepada pasien,
beroperasi di kota Medan. RS USU
berdasar standar kualitas tertentu untuk
diharapkan dapat berperan sebagai rumah
memenuhi bahkan melebihi kebutuhan dan
sakit pelayanan rujukan dan riset klinik di
harapan pasien, sehingga tercapai kepuasan
wilayah Indonesia Barat, khususnya daerah
pasien dan akan menyebabkan peningkatan
Sumatera Utara. Rumah Sakit USU
kepercayaan pasien kepada rumah sakit
memiliki kapasitas 100 tempat tidur yang
(Aswad, 2015). Pelayanan Rumah Sakit
akan dikembangkan hingga mencapai taraf
melibatkan seluruh karyawan dari manajer
RS Tipe B, fasilitas lain yang dimiliki
puncak sampai ke pekarya. Para profesi
adalah: perawatan Intensif. Instalasi gawat
merupakan ujung tombak pelayanan di
darurat dengan pelayanan 24 jam, kamar
Rumah Sakit, yang tidak hanya dituntut
bedah, ruang persalinan, perawatan
profesional akan tetapi juga diharapkan
intensif, pelayanan hemodialise dan
peran serta aktifnya dalam menjaga
rehabilitasi medik.Sejumlah Departemen
manajemen mutu rumah sakit. Seiring
Klinis akan menyelenggarakan fungsi
dengan perkembangan zaman dan
pendidikan, riset dan pelayanan. Teknologi
teknologi, di era keterbukaan informasi,
dan sistem informasi rumah sakit ditata
membuat pasien menjadi lebih kritis dalam
secara maksimal untuk mengakomodasi
memilih pelayanan terbaik serta menjadi
penyelenggaraan kegiatan administrasi,
lebih berani untuk mengungkapkan kritik
pendidikan, riset dan pelayanan tersebut.
maupun saran melalui media sosial.
Seluruh pengembangan akan dilaksanakan
Melihat kondisi tersebut agar dapat
secara bertahap. Dalam menyelenggarakan
bersaing dan bertahan di tengah persaingan
pelayanan, Rumah Sakit USU memilih
bisnis rumah sakit yang ketat maka rumah
motto Kualitas, Aman dan Bersahabat
sakit tersebut harus memiliki sumber daya
(Quality, Safety and Friendly). Rumah
manusia (SDM) yang berkualitas pula agar
Sakit USU menganut dua nilai dasar, yaitu
pelayanan yang diberikan kepada
nilai pertama: Salus aegroti suprema lex,
pelanggan dapat optimal (Simamora,
yakni Kepulihan pasien adalah hukum
2017). Tuntutan pelanggan terhadap
tertinggi (pelayanan berorientasi kepada
perbagai aspek pelayanan di Rumah Sakit
pasien); nilai kedua adalah Primum non
dirasakan semakin meningkat, antara lain
nocere yakni tidak membahayakan
dengan semakin meningkatnya arus pasien
(patient safety). Salah satu solusi dalam
yang berobat ke luar negeri. Dengan
meningkatkan daya saing Rumah Sakit
berlakunya era perdagangan bebas, maka
adalah dengan melakukan tindakan nyata
kedudukan Rumah Sakit milik Bangsa
dalam meningkatkan pelayanan di rumah
Indonesia akan terancam oleh Rumah Sakit
sakit baik yang bersifat medik maupun non
milik negara-negara asing yang mulai
medik, terutama yang bersifat Customer
meyerbu negara kita. Hal ini merupakan
Oriented, yang salah satunya adalah
tantangan yang sangat berat bagi pengelola
bagaimana petugas kesehatan memberikan
Rumah Sakit di Indonesia (Kusuma, 2013).
pelayanan prima kepada pasien dan
keluarga sehingga dengan adanya
pelayanan prima ini pasien maupun

26
JPPM ISSN: 2549 – 8347 (Online)
ISNN: 2579 – 9126 (Print)
Vol. 3 No. 1 Maret 2019
Roymond H. Simamora, Jenni Marlindawani Purba, Evi Karota Bukit, Nurbaiti
Penguatan Peran Perawat Dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Melalui
Pelatihan Layanan Prima
keluarga akan merasa puas dan nyaman bersikap caring kepada pasien (Safrina,
dengan pelayanan yang diberikan, 2014).
sehingga mereka akan menjadi
Perawat menghabiskan waktunya
sumber ”voice of mouth” yang positif
24 jam bersama pasien, mulai dari
(Yahya, 2014). Kepuasan pasien
pemberian asuhan keperawatan dasar
merupakan salah satu indikator mutu
seperti kebersihan dan ambulasi sampai
pelayanan kesehatan. Mutu pelayanan di
dengan asuhan keperawatan yang
rumah sakit dikatakan kurang, jika
berkolaborasi dengan tenaga medis
banyaknya pasien merasa tidak puas akan
lainnya. Tingginya intensitas interaksi
pelayanan yang diberikan. Ketidakpuasan
antara perawat dengan pasien
pasien harus segera diatasi, jika tidak maka
menyebabkan pelayanan keperawatan ini
dapat berakibat kepada penurunan jumlah
menjadi indikator dari bermutu atau
kunjungan rumah sakit. Menurut Suherni
tidaknya pelayanan kesehatan yang ada di
(2014), pelanggan merupakan nafas
rumah sakit khususnya di ruang rawat inap
kehidupan atau aset dari setiap organisasi,
(Noor, 2001). Perawat merupakan salah
jika jasa suatu organisasi tidak disukai
satu penggerak mutu dan kualitas layanan
pelanggan maka organisasi itu akan mati.
di rumah sakit yang diwujudkan melalui
Begitu juga halnya dengan pelayanan prima (Suherni, 2014).
pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pasien Pelayanan prima sangat penting
akan mencari rumah sakit lain yang dilaksanakan dalam memberikan
memberikan pelayanan sesuai dengan pelayanan keperawatan kepada pasien
harapannya. Kepuasan pasien dapat dicapai karena selain berkonstribusi dalam
dengan cara meningkatkan kualitas meningkatkan kualitas layanan, pelayanan
pelayanan yang diberikan, baik buruknya prima juga dapat meningkatkan kepuasan
kualitas pelayanan yang diberikan pasien dan mendorong pasien untuk datang
tergantung kepada kemampuan penyedia kembali berobat di rumah sakit tersebut
jasa, dalam hal ini adalah sumber daya (Sugiarto, 1999).
manusia di rumah sakit. Perawat
Untuk mengawal layanan
merupakan salah satu profesi yang menjadi
keperawatan yang ada di RS USU, maka
sumber daya manusia di rumah sakit yang
muncul pertanyaan, Apa yang harus
berperan besar dalam menentukan baik
dilakukan olehperawat dalam pencapaian
buruknya mutu pelayanan di rumah sakit.
VISI dan Misi RS USU?. Keperawatan
Penelitian yang dilakukan oleh Ranika,
harus mampu mendemonstrasikan
(2016), menemukan bahwa secara
performa perawat dalam pemberian
keseluruhan variabel pelayanan yang
layanan asuhan keperawatan berkualitas
diberikan oleh perawat merupakan variabel
sesuai dengan kapasitas profesionalisme
yang paling berpengaruh terhadap
yang dimilikinya, dalam berbagai situasi
pencapaian kepuasan pasien dibandingkan
dan kondisi, sehingga dapat menjadi the
dengan variabel pelayanan staf, proses
right person with the right skill in the right
admisi, pelayanan dokter, dan ruangan.
job at the right place.
Perawat adalah suatu profesi yang
mengkhususkan pada upaya penanganan Untuk mempersiapkan Perawat
dan perawatan pasien. Fungsi perawat mencapai visi dan Misi tersebut, Fakultas
sebagai pemberi asuhan keperawatan dan Keperawatan sebagai salah satu Mitra
pendidikankesehatan kepada pasien baik rumah sakit, ikut bertanggung jawab dalam
dalam keadaan sakit maupun sehat dengan mengawal kualitas layanan yang diberikan,
tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan khususnya layanan keperawatan.
yang optimal. Perawat harus bisa melayani
pasien dengan baik, menghargai dan

27
JPPM ISSN: 2549 – 8347 (Online)
ISNN: 2579 – 9126 (Print)
Vol. 3 No. 1 Maret 2019
Roymond H. Simamora, Jenni Marlindawani Purba, Evi Karota Bukit, Nurbaiti
Penguatan Peran Perawat Dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Melalui
Pelatihan Layanan Prima
METODE dikembangkan melalui Penelitian yang
berkaitan dengan pelaksanaan asuhan
Solusi yang dilakukan untuk
keperawatan berbasis layanan prima).
menyelesaikan perasalahn mitra adalah
Kuesioner 1 dibagikan kepada perawat
melakukan penguatan pelayanan asuhan
untuk mengetahui gambaran pemahaman
melalui Pelatihan layanan Prima (Excellent
perawat terhadap layanan prima dalam
Sevices). Pelaksanaan program ini disusun
keperawatan. Kuesioner 2 dibagikan untuk
secara sistematis pada alur kerja dengan
mengetahui kepuasan terhadap pelayanan
pendekatan :
asuhan yang diberikan oleh perawat yang
1. Pendekatan Partisipatif. Dilakukan dipersepsikan oleh pasien. Adapun hasil
secara koordinatif, melibatkan Tim langkah 1 ini tersaji sebagai berikut:
Pelaksana (Dosen dan mahasiswa
Tabel 1. Distribusi Perawat Berdasarkan
Fakultas Keperawatan USU) dengan
Pengetahuan terhadap Layanan prima
Mitra yaitu Rumah Sakit USU.
Dalam Keperawatan
Pendekatan ini untuk komunikasi dan
koordinasi sebagai wadah strategis
Kategori Frekwensi Persentase
untuk membahas persoalan Baik 65 58.2
administratif, teknis,, secara terbuka Cukup 47 41.8
dan demokratis untuk menemukan total 112 100
solusinya bagi pihak-pihak yang
dilibatkan.
Tabel 2. Distribusi Pasien Berdasarkan
2. Pendekatan Konseptual. Dilakukan
Kepuasan terhadap Layanan Asuhan
dengan pola pembinaan sikap dan
Keperawatan
mental Perawat di rumah sakit USU,
melalui Pelatihan oleh ahli di Kategori Frekwensi Persentase
bidangnya. Harapannya Perawat Rumah Puas 47 59.8
Sakit USU memiliki kesadaran tinggi Kurang 31 40.2
sikap mental positif, motivasi tinggi, Puas
semangat, dan kepercayaan diri untuk total 78 100
terlibat dan melaksanaakan layanan
prima dalam keperawatan. Langkah II. Forum Group Diskusi I
3. Pendekatan Teori dan Praktik.
Dilakukan melalui kegiatan pelatihan, Hasil pengumpulan data awal selanjutnya
diskusi dan role play. disajikan dalam Forum Group Diskusi
4. Pendekatan Reflektif. Dilakukan (FGD), yang dihadiri oleh pimpinan
dengan melakukan evaluasi kegiatan, Rumah Sakit serta manajer keperawatan.
serta kegiatan refleksi untuk Hasil dari FGD disepakati untuk
perencanaan tindak lanjut sebagai pelaksanakan kegiatan Penguatan Peran
bentuk monitoring dan pendampingan, Perawat dalam Pelayanan Asuhan
baik terprogram maupun insidental Keperawatan melalui Pelatihan layanan
guna menjaga kualitas hasil kegiatan Prima. Tujuannya adalah agar peserta
serta meningkatkan kemitraan, memahami konsep service bagi
(Serafino, 2010), kelangsungan bisnis rumah sakit. Peserta
mampu melihat service dari sudut pandang
customer (pasien) dan memahami 9
HASIL DAN PEMBAHASAN Service Bitesyaitu: Access,
Responsiveness, Competency, Courtesy,
Langkah I: Pengumpulan Data Awal Reliability, Speed, Security, Tangible,
Kegiatan ini diawali dengan menyusun 2 Professional. Membantu peserta
kuesioner berdasarkan kuesioner yang memahami komunikasi yang efektif

28
JPPM ISSN: 2549 – 8347 (Online)
ISNN: 2579 – 9126 (Print)
Vol. 3 No. 1 Maret 2019
Roymond H. Simamora, Jenni Marlindawani Purba, Evi Karota Bukit, Nurbaiti
Penguatan Peran Perawat Dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Melalui
Pelatihan Layanan Prima
sehingga mampu menciptakan image yang demi sesi pelatihan, dan peserta berharap
baik dari rumah sakit di mata customer. agar kegiatan serupa jangan hanya sekali
Melatih peserta untuk membedakan tipe saja, akan tetapi menjadi agenda rutin yang
pasien dan secara terampil menghadapi terjadwal.
keluhan pasien. Peserta mampu mendeliver
Langkah V. Pelaksanaan Observasi
service kepada pasien dengan tujuan
memberikan pengalaman yang luar biasa
Satu Minggu Setelah Pelaksanaan
yang akan berbuah pada loyalitas pasien
Pelatihan, dilakukan observasi insidental 4
(Rahma, 2010).
kali dalam sebulan, yang dilaksanakan
Langkah III. Penyusunan Modul selama 3 bulan (Juni s.d Agustus 2018),
Pelatihan dan Persiapan Kegiatan kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui
apakah perawat mau menerapkan hasil
Agar kegiatan sesuai dengan
pelatihan yang dilakukan. Temmuan
harapan pelaksanaannya, maka dilakukan
dilapangan menunjukkan masih ada
penyusunan modul pelatihan. Adapun
perawat yang tidak komit dengan
materi yang disajikan dalam modul
penguatan yang telah ada, dan atas temuan
pelatihan adalah basic mentality for service
ini dilakukan choaching agar perawat
excellence, rumah sakit vs pasien,
termotivasi untuk ikut berperan aktif dalam
karakteristik rumah sakit vs karakteristik
pengawalan mutu layanan asuhan.
pasien, keterampilan service excellence,
penanganan keluhan, pengembangan
Langkah VI. Forum Group Discussion
layanan, action plan and improvement,
2
budaya 3A membangun service excellence
Seluruh hasil observasi yang telah
(Attitude, Attention & Action).
dilaksanakan, disajikan dalam Kegiatan
Adapun persiapan yang dilakukan Forum Group Diskusi (FGD) yang
untuk pelaksanaan kegiatan adalah dengan melibatkan pimpinan rumah sakit dan
melakukan persiapan administrasi perijinan manajer keperawatan. Kegiatan ini
penggunaan tempat (aula rumah Sakit dimaksudkan untuk memberikan gambaran
USU), pengurusan Satuan Kredit Point dampak dari penguatan yang telah
(SKP) dari organisasi Profesi (PPNI), dan dilakukan. Hasil dari FGD disepakati untuk
persiapan perlengkapan sarana-prasarana mengukur kembali kepuasan pasien
pendukung kegiatan. terhadap layanan asuhan yang diberikan
Langkah IV. Pelaksanaan Penguatan oleh perawat.
Peran Perawat
Langkah VI. Pengumpulan Data Pasca
Dilakukan dalam Bentuk kegiatan Penguatan
pelatihan. Pelatihan ini dilaksanakan
Selama 2 hari (27-28 Mei 2018), dengan Hasil pengumpulan data kepuasan pasien
56 orang peserta Hari I, dan 56 orang pada terhadap layanan asuhan yang diberikan
hari ke 2. Materi Pelatihan disampaikan perawat pasca kegiatan penguatan, tersaji
dengan Metode Ceramah, Diskusi sebagai berikut:
kelompok, Pemutaran Vidio dan simulasi
Role Play. Pelatihan di mulai pada pukul Tabel 3. Distribusi Pasien Berdasarkan
8.00 s.d 13.00, bertempat di Aula Rumah Kepuasan terhadap Layanan Asuhan
Sakit USU Medan. Pada saat pelatihan Keperawatan pasca kegiatan Penguatan
dilakukan observasi terhadap peserta dan
diakhir penyampaian materi dilakukan Kategori Frekwensi Persentase
kegiatan Refleksi, dengan hasil: seluruh Puas 59 68
Kurang Puas 27 32
peserta aktif dan antusias mengikuti sesi
total 86 100

29
JPPM ISSN: 2549 – 8347 (Online)
ISNN: 2579 – 9126 (Print)
Vol. 3 No. 1 Maret 2019
Roymond H. Simamora, Jenni Marlindawani Purba, Evi Karota Bukit, Nurbaiti
Penguatan Peran Perawat Dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Melalui
Pelatihan Layanan Prima
Hasil yang diperoleh dari benar oleh pasien karena ekspresi yang
pengumpulan data pasca penguatan ini muncul baik verbal.
adalah adanya peningkatan persentase
Langkah VII. Hasil Akhir
kepuasan pasien terhadap layanan asuhan
keperawatan. Jika dilihat peningkatan Pada akhirnya, keseluruhan keterampilan
persentase ini masih rendah, akan tetapi yang diberikan pada pelatihan membuat
sebagai kegiatan pemula, ada harapan perawat mampu melaksanakan perannya
bahwa perawat akan termotivasi untuk dalam pelayanan asuhan keperawatan.
melakukan yang terbaik sesuai dengan Hasil temuan ini telah disampaikan dalam
prinsip layanan prima. Suherni (2014) Forum Group discussion, bersama dengan
mengemukakan bahwa semakin baik seluruh kepala ruangan, manajer
persepsi pasien rawat inap terhadap keperawatan, komite keperawatan, dan
pelayanan keperawatan di Rumah Sakit secara bersama sama merumuskan
maka semakin rendah kecemasan yang Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang akan
dialaminya. Pelayanan prima yang di lakukan yaitu menyediakan kuesioner
diberikan perawat, seperti mau untuk mengukur kepuasan pasien terhadap
mendengarkan keluhan pasien secara layanan keperawatan, yang disediakan di
tuntas, penuh pengertian, penerimaan dan ruangan, membuat jadwal evaluasi bulanan
ketulusan serta empati akan sangat untuk mengawal kesinambungan
membantu proses kesembuhan pasien dan pelaksanaanan pasca pelatihan. Respon
munculnya kesediaan pasien untuk bekerja pimpinan rumah sakit terkait pelaksanaan
sama dalam proses pengobatan, akibatnya kegiatan adalah adanya draft kebijakan
perasaan cemas, takut dan depresi akan pimpinan Rumah Sakit tentang
terkurangi dan akibat lebih lanjut berupa Pelaksanaan SPO Pelayanan Prima,
kesembuhan pasien menjadi lebih cepat Pemilihan Champion Layanan Prima pada
tercapai. setiap ruangan perawatan di rumah sakit
USU Medan.
Melalui pelatihan ini, perawat
dapat mengetahui kelebihan dan
kelemahannya, sehingga perawat berusaha
SIMPULAN
untuk mengoptimalkan kelebihannya dan
mengatasi kelemahannya. Memberikan Kegiatan Pengabdian pada
keterampilan pada perawat untuk Masyarakat ini memberi pengetahuan dan
memahami dan merasakan apa yang motivasi kepada perawat untuk mau dan
dirasakan pasien, sehingga perawat mampu memberikan layanan prima dalam
berusaha menolong dan memberikan keperawatan. Pelaksanaan pelayanan prima
pelayanan pada pasien dengan sebaik-
baiknya (Simamora, 2018). Seperti yang oleh perawat memberikan dampak
hasil penelitian yang dilakukan oleh terhadap peningkatan kepuasan pasien
Ranika (2016) bahwa kemampuan empati ruang rawat inap Rumah Sakit Universitas
yang tinggi akan menimbulkan tingginya Sumatera Utara.
intensi prososial pada perawat, membuat
perawat mampu berhubungan dengan
pasien secara hangat dan tulus, sehingga UCAPAN TERIMA KASIH
dalam mendengarkan keluhan pasien Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat
tentang penyakitnya maka perawat akan ini dibiayai oleh Universitas Sumatera
dapat mengerti bahwa apa yang dikeluhkan Utara, sesuai dengan perjanjian Nomor:
merupakan kondisi yang sebenarnya. Hal 172/UN.5.2.3.2.1/PPM/2018 Tanggal 16
tersebut berpengaruh terhadap respon yang April 2018 Tentang Penugasan
diberikan perawat, yang terasa tepat dan Pelaksanaan Pengabdian kepada

30
JPPM ISSN: 2549 – 8347 (Online)
ISNN: 2579 – 9126 (Print)
Vol. 3 No. 1 Maret 2019
Roymond H. Simamora, Jenni Marlindawani Purba, Evi Karota Bukit, Nurbaiti
Penguatan Peran Perawat Dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Melalui
Pelatihan Layanan Prima
Masyarakat Program Mono Tahun, Tahun Sugiarto, E. (1999). Psikologi Pelayanan
Anggaran 2018 dalam Industri Jasa. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
DAFTAR PUSTAKA
Suherni. (2014). Hubungan Kualitas
Aswad, S., Mulyadi., Lolong, J. (2015). Pelayanan Prima Perawat dengan
Hubungan Komunikasi Terapeutik Loyalitas Pasien di RSUD Dr.
Perawat Dengan Kepuasan Pasien di Pirngadi. Thesis. Magister
Instalasi Gawat Darurat RSUD DR.H Keperawatan F.Kep USU. Repositori
Chasan Boesoirie Ternate, ejournal USU
Keperawatan (e-Kp), 3 (2)
Yahya. S. Z. (2014). Pengaruh Kualitas
Kusuma. M.P. (2013). Pengaruh Pelayanan Keperawatan Terhadap
Komunikasi Terapeutik Perawat Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap
Terhadap Kepuasan Pasien diRawat Terpadu (Rindu) RSUP H. Adam
Jalan RSUD Jogja. Jurnal Malik Medan. Thesis. Fakultas
Medicoeticolegal dan Manajemen Keperawatan Universitas Sumatera
Rumah Sakit, 6 (1): 72-81 Utara.
Noor. M. (2001). Efektifitas Pelayanan
Prima sebagai Upaya meningkatkan
Pelayanan di rumah Sakit. Jurnal
Psikologi, 2, 105 – 115.
Rahma. Y. N. (2010). Manajemen
Pelayanan Prima.Yogyakarta: Graha
Ilmu
Ranika. E. B. (2016). Pengaruh Aplikasi
Protokol Caring Pada Penerimaan
Pasien Baru Terhadap Perilaku Caring
Perawat di Ruang Rawat Inap RSU
Medan. Thesis. Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara
Safrina. E. (2014). Turn Over Perawat
Pelaksana di Rumah Sakit Swasta di
Kota Medan. Thesis. Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera
Utara.
Simamora. R.H. (2018). Buku Ajar:
Keselamatan Pasien Melalui Timbang
Terima Pasien berbasis Komunikasi
Efektif. Usu Press
Simamora, R. H., Bukit, E., Purba, J. M.,
& Siahaan, J. (2017). Penguatan
Kinerja Perawat dalam pemberian
Asuhan keperawatan Melalui
pelatihan Ronde Keperawatan di
Rumah sakit Royal Prima Medan.
Jurnal Pengabdian Masyarakat.
UNIMED., 23 (2),300-304.

31
JPPM ISSN: 2549 – 8347 (Online)
ISNN: 2579 – 9126 (Print)
Vol. 3 No. 1 Maret 2019

Anda mungkin juga menyukai