Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KASUS KECIL

PBL GIZI KLINIK


ASUHAN GIZI PADA PASIEN MIOMA UTERI
RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

Di susun oleh :
Ester Aprilia Oratmangun 17120034

PROGRAM STUDI GIZI PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2020
HALAMAN PENGESAHAN

PBL GIZI KLINIK


ASUHAN GIZI PADA PASIEN MIOMA UTERI
RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

Disusun oleh :

Ester Aprilia Oratmangun 17120034

Diterima dan disahkan pada tanggal 23 November 2020

Mengetahui,

Pembimbing lahan Kepala Instalasi Gizi

(Hargi Marfiatun, ST. Gz) (Dr. Agus Prastowo. SST., M.Kes )


A. SKRINING
FORMULIR SKRINING GIZI MUST

Tanda tangan Ahli Gizi

BB/TB = 47/1552
BMI 19,58 kg/m2
LILA
1 BMI Pasien (kg/m2 ) a. Skor 0
a. 23 (>30 obese) b. Skor 1*
b. 18,5 – 22,9 c. Skor 2
c. <18,5
2 Presentasi penuruna BB secara tidak sengaja (3-6 a. Skor 0*
bulan yang) b. Skor 1
a. <5% c. Skor 2
b. 5 – 10%
c. >10%
3 Pasien menderita penyakit berat dan atau asupan Skor 2*
makan tidak adekuat > 5 hari
Skore 3

Ket :
0 = resiko rendah dan perlu pengukuran ulang secara periodik (5)
1 = resiko sedang dan perlu pengukuran ulang setelah 3 harii
2 = resiko tinggi dan membutuhkan segera asuhan gizi

Berdasarkan hasil skrining dengan menggunakan metode skrining


Malnutrition Universal Screening Tool (MUST) dapat disimpulkan bahwa pasien
atas nama Ny.I beresiko malnutrisi. Hal ini dapat di lihat pada jumlah skor yaitu
BMI pasien 19,58 kg/m2 dan pasien saat ini menderita penyakit berat serta asupan
makan pasien tidak adekuat.
B. ASSESSMEN
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. I
No Rekam Media :
Ruang :
Tanggal masuk : 4 Desember 2020
Tanggal kasus :
Diagnosis medis : Mioma Uteri.

DATA RIWAYAT PASIEN/KLIEN (CLIENT HISTORY/CH)


(informasi saat ini dan masa lalu terkait riwayat personal, medis, keluarga, dan
social)
CH.1.Riwayat Personal
CH.1.1 Data Personal
Kode Jenis Data Hasil
IDNT
CH-1.1.1 Umur 48 tahun
CH-1.1.2 Jenis Kelamin Perempuan
CH-1.1.5 Suku/etnik -
CH-1.1.7 Kemampuan -
membaca/literacy
CH-1.1.8 Pendidikan terakhir SMA
CH.1.1.9 Peran dalam keluarga Ibu rumah tangga
(sebagai kepala
keluarga/istri/anak/cucu, dll.)
CH- Merokok Tidak
1.1.10 (ya /tidak, bila ya berapa
banyak konsumsinya dan
sudah berapa lama?)

CH- Keterbatasan fisik -


1.1.11
(misalnya apakah ada
gangguan
pendengaran/penglihatan/dll.)
CH- Mobilitas -
1.1.12 (bed rest/kursi roda.bisa
berjalan sendiri, dll.)
Kesimpulan Data Personal Pasien/Klien:
Berdasarkan data personal dapat disimpulkan bahwa Ny. I berusia 48
tahun, peran dalam keluarga sebagai ibu rumah tangga, pendidikan terakhir Ny. I
adalah SMA. Pasien masuk RS dengan diagnosis medis mioma uteri.

CH.2. 1 Riwayat Medis/Kesehatan Pasien/Klien dan Keluarga


Kode
Jenis Data Hasil
IDNT
nyeri perut, lemas, tidak nafsu
Keluhan utama pasien/klien makan, mual- mual
yang berkaitan dengan gizi
Riwayat Penyakit Sekarang Mioma uterus
CH-2.1
Riwayat Penyakit Dahulu -
Riwayat Penyakit Keluarga -

Kesimpulan Riwayat Medis/Kesehatan Pasien/Klien dan Keluarga :


Berdasarkan data personal dapat disimpulkan bahwa keluhan utama pasien
adalah pasien merasa nyeri di perut, lemas, tidak nafsu makan dan muall – mual. Pasien
sekarang mengidap penyakit mioma uterus.

CH.3 Riwayat Sosial Pasien/Klien


CH.3.1 Riwayat Sosial Pasien/Klien
Kode
Jenis Data Hasil
IDNT
CH-3.1.6 Pekerjaan/kesibukan Ibu rumah tangga
CH-3.1.7 Agama Islam

Kesimpulan Riwayat Sosial Pasien/Klien:


Berdasarkan data sosial pasien dapat disimpulkan bahwa pekerjaan/kesibukan ibu
I sehari – hari adalah sebagai ibu rumah tangga. Ibu I beragama Islam.

BERKAITAN DENGAN RIWAYAT MAKAN/GIZI (FH)


FH.1 Asupan makanan dan zat gizi
FH.1 Asupan makanan dan zat gizi
Hasil Recall 24 jam diet* : Rumah sakit
Tanggal :-
Diet RS (bila sudah mendapat makanan di RS) : -

Implementasi Energi Protein Lemak KH ............. .............


(kcal) (g) (g) (g) (isi dengan zat (isi dengan zat
gizi lain yang gizi lain yang
berkaitan berkaitan
dengan dengan
penyakit pasien, penyakit pasien,
bila ada) bila ada)
Asupan oral 670 22 18 115 .

Asupan Enteral
(bila ada)
Infus (bila ada)
Standar RS atau 1.967,6 70,5 54,65 270,55
kebutuhan 6 kkal gram gram gram
% Asupan 34,05 31,2 % 32,93 42,50
% % %
(kurang (kurang (kurang (kurang
) ) ) )
*bisa juga menggunakan metode SQFFQ

Kesimpulan Riwayat Asupan Makanan dan Zat Gizi:


Berdasarkan hasil recall 24 jam di RS dapat disimpilkan bahwa asupan
energy 34,05% (kurang), asupan protein 31,2 % (kurang), asupan lemak 32,93%
(kurang), asupan karbohidrat 42,50% (kurang) (19,96/WNPG). Terdapat masalah
pada fungsi gastrointestinal yaitu tidak ada nafsu makan dan pasien merasa mual
– mual.

FH 2 Pemberian Makanan dan Zat Gizi


FH.2.1 Riwayat Diet
(Gambaran makanan minuman yang biasa disediakan atau dikonsumsi, diet
masalalu yang dijalani atau preskripsi diet/konseling yang pernah diterima, serta
lingkungan makan)
Kode Data Hasil
IDNT
FH-2.1 Riwayat Diet Frekuensi makan -
(riwayat pola
Nasi 3x/hari @ 1-2 ctg
makan)
Lauk hewani :
daging ayam 1 ptg sdg, 2x/minggu cara pemasakan
Telur 1 btr 2x/minggu , cara pemasakan :-
Ikan 2-3 x/hr, cara pemasakan : -
Lauk nabati :
tempe 1 ptg sdg tiap hari, cara pemasakan : -
Tahu 1 ptg sdg tiap hari , cara pemasakan : -
Kacang-kacangan x/hr/mg, cara pemasakan

Sayur : bayam, kangkung,terong, lanbu siam, sop


hampir tiap hari bergantian , cara pemasakan :-

Buah : Buah pepaya, mangga, pisang


Minuman : -

Snack : -

Kesimpulan Riwayat Diet


Berdasarkan data riwayat pola makan dapat di simpulkan bahwa kebiasaan
makan pasien kurang baik yaitu pasien kurang mengkonsumsi sayur, buah, lauk
nabati yang beragam.

FH.3 Penggunaan Obat-obatan/Obat alternative/pelengkap


Kode Data Hasil
IDNT
FH-3.1.1 Penggunaan obat yang diresepkan Inj cevazolin 2x1. cetorolac 3x 30
(sebutkan) gr.
FH-3.1.2 Penggunaan obat bebas
(sebutkan)
FH-3.2 Penggunaan obat alternative Transfusi PRC 3 kolf.
(sebutkan)

Kesimpulan Penggunaan obat-obatan/obat alternative/pelengkap


Berdasarkan data riwayat penggunaan obat diketahui pasien sedang
mengkonsumsi obat cevazolin sebagai antibiotic untuk mengobati infeksi bakteri
atau mencegah infeksi bakteri, obat cetorolac sebagai obat untuk meredahkan
nyeri.tranfusi PRC 3 kolf untuk mencegah atau mengobati pasien yang
membutuhkan sel darah merah.

PENGUKURAN ANTROPOMETRI (AD)


AD 1.1 Komposisi tubuh/pertumbuhan/riwayat berat badan
Kode
Jenis Data Hasil
IDNT
- Panjang Badan/Tinggi badan (cm)
- Panjang Badan lahir (cm), pada TB = 155 cm
AD-1.1.1 anak
- Rentang lengan (cm)
- Tinggi lutut (cm)
AD-1.1.2 - Berat Badan Aktual (kg)
- Berat Badan lahir (cm), pada anak BB = 47 kg
- Berat Badan Ideal (kg)
- Adjusted Body Weight (kg)

AD-1.1.4 -Perubahan Berat Badan


-Perubahan Berat Badan gestasional
(pada kehamilan) -

(naik/turun, disengaja/tidak, hitung


dalam kg dan persentase, berapa
lama perubahan berat badan tsb
terjadi)

AD-1.1.5 Indeks Massa Tubuh (kg/m2) = 19,58 kg/m2 ( status gizi


normal)

AD-1.1.6 Pola pertumbuhan


-koreksi usia untuk bayi prematur
-IMT/U -
-lingkar kepala (cm), bandingkan
dengan usia
-TB/U
-BB/TB
-BB/U
AD-1.1.7 Estimasi kompartemen tubuh
- Persentase lemak tubuh (%), bisep, -
tricep
- Lingkar Lengan Atas (cm)
- Lingkar pinggang (cm)
- Lingkar pinggul (cm)
- Rasio RLPP (cm)

Kesimpulan pengukuran antropometri


Berdasarkan data antropometri diketahui BB pasien 47 kg, TB 155 cm.
Status gizi pasien termasuk kategori normal yaitu 19,58 kg/m2 (Kemenkes,2013).

DATA BIOKIMIA, TES MEDIS, DAN PROSEDUR (BD)

Pemeriksaan Satuan/ Hasil Interpretasi


urin/darah Nilai Normal
Albumin 3,50 – 5,20 g/dl 3,75 g/dl Normal
Eritrosit 3,80 – 5,20 10^6/ µl 2,88 10^6/ µl Rendah
Hemoglobin 11,7 – 15,5 g/dl 6,9 g/dl Rendah
Hematocrit 35 – 47 % 22 % Rendah
Trombosit 150.000 – 440.000 µl 452.000 µl Tinggi
Batang 3 – 5% 0,2% Rendah
Eosinofill 2-4 % 0,2 % Rendah
MCH 26 – 34 pg/cel 24 pg/cel Rendah
MCHC 32 – 36 % 31,2 % Rendah
MCV 80 – 100 fl 76,7 fl Rendah
MPV 9,4 – 12,3 fl 9,2 fl Rendah
Clorida 96 – 108 mEq/L 109 mEq/L Tinggi

Kesimpulan Data Biokimia


Berdasarkan data biokimia dapat disimpulkan kadar hematocrit,
MCV,MCH, MCHC dan Hb pasien rendah menunjukan pasien mengalami
anemia. Kadar eosinofil rendah menunjukan pasien sedang merespon stress.
DATA FISIK YANG BERKAITAN DENGAN GIZI (PD)
PD-1.1. Data fisik yang berhubungan dengan gizi
Kode
Data Fisik Hasil
IDNT
PD-1.1.1 Penampilan keseluruhan Kesadaran cukup, pasien lemas
(keadaan umum)
PD-1.1.3 Cardiovascular-pulmonary -
(edema pulmo, sesak napas dll.)
PD-1.1.4 Ekstremitas, otot, tulang -
(edema ekstrimitas, penampakan
lemak subkutan, massa otot,
penampakan kuku/tangan,
ada/tidaknya gangguan otot dan
sendi)
PD-1.1.5 Sistem pencernaan Tidak ada nafsu makan, mual –
(gangguan gigi, stomatitis, mual,nyeri di perut
kesulitan mengunyah, menelan,
perubahan pengecapan dan
penciuman, nafsu makan, nyeri
ulu hati,
mual,muntah,diare,konstipasi,dll
.)
PD-1.1.6 Kepala dan mata -
(pusing, penampakan rambut,
sklera ikterik,bintik bitot,
conjunctiva anemis dll.)
PD-1.1.7 Saraf dan kognitif -
(gangguan sistem saraf cranial
tertentu, loss of consentration,
dizziness, gangguan motoric)
PD-1.1.8 Kulit -
(dermatitis, kulit kering bersisik,
erythema, kuning (jaundice),
terdapat luka, ulcer, gangren,
dll)
PD-1.1.9 Vital sign Tensi 120/70 mm/Hg, (normal)
- Tekanan darah (mmHg)
- Nadi (kali/menit)
Respirasi 18x/menit (normal)
- Suhu (0C)
- Respirasi (kali/menit)
Nadi : 87 x/menit,(normal)

Suhu : 36,4 0C (normal


Kesimpulan Pemeriksaan Fisik/Klinis:

Berdasarkan data fisik klinis dapat disimpulkan bahwa Kesadaran pasien


cukup, pasien terasa lemas Tidak ada nafsu makan, mual – mual,nyeri di
perut.

C. DIAGNOSIS GIZI

DOMAIN INTAKE (NI)


NI 1.4. Inadekuat intake berkaitan dengan pasien mengalami mual, tidak ada
nafsu makan dan terasa nyeri di perut di buktikan dengan asupan energy 34,05%
(kurang), asupan protein 31,2 % (kurang), asupan lemak 32,93% (kurang),
asupan karbohidrat 42,50% (kurang).

NI 5.1. Peningkatan kebutuhan zat gizi energi dan protein berkaitan dengan
anabolisme ditandai dengan adanya tumor.

NI 5.1. Peningkatan kebutuhan zat gizi fe berkaitan dengan pasien mengalami


anemia defisiensi zat besi ditandai dengan kadar Hb pasien rendah.

DOMAIN CLINIS (NC)


NC 1.4. Perubahan fungsi gastrointestinal berkaitan dengan perubahan struktur
atau fungsi gastrointestinal, dibuktikan dengan pasien merasa nyeri di perut, mual
– mual dan penurunan nafsu makan

D. INTERVENSI GIZI
I. PLANNING
PEMBERIAN MAKAN DAN ATAU ZAT GIZI (NUTRITION
DELIVERY/ND)
a. Tujuan
1. Membantu meningkatkan asupan pasien.
2. Membantu mempertahankan status gizi
3. Membantu menaikan kadar hemoglobin
b.Prinsip/syarat Diet
a. Energy cukup sesuai kebutuhan pasien
b. Protein tinggi yaitu 1,5 g/kgBB
c. Lemak cukup yaitu 25% dari total energy
d. Karbohidrat cukup yaitu 55% dari total energy
e. Asupan Zat Gizi Fe cukup yaitu 18 mg
f. Pemberian makanan dalam porsi makan kecil tapi
sering
g. Pemberian makanan sesuai daya terima pasien.

C. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi


IMT = BB/TB2 = 47/1552 = 47/ 2,40 = 19,58 kg/m 2 (status gizi
normal)
BMR = 655,1 + 9,66 (W) +1,85 (H) – 4,68 (A)
= 655,1 + 9,66 (47) +1,85 (155) – 4,68 (48)
= 655,1 + 454,02 + 286,75 – 224,64
= 1.395,87 – 224,64
= 1.171,23
TEE = BMR × FA × FS
= 1.171,23 × 1,2 × 1,4
= 1.967,66 kcal

Protein = 1,5 g/kgBB


= 1,5 × 47
= 70,5 gram (282 kcal)

Lemak = 25% TEE


= 25% × 1.967,66
= 491,91 kcal ( 54,65 gram)

Karbohidrat = 55% TEE


=55% × 1.967,66
= 270,55 gram
Zat Gizi Fe 18 mg (AKG,2019)
Penukar :
KH = ½ TEE
= ½ 1.967,66
= 983,83 : 175 = 5,62 ( 6 penukar)
Gula = 5%TEE
= 5% × 1.967,66
= 98,38 : 50 = 1,96 ( 2 penukar)

D. Preskripsi
Diet
NP – 1.1 Preskripsi Diet
Jenis Diet : Diet TKTP
Bentuk Makanan : Lunak
Modifikasi Zat Gizi (bila ada) : -
Rute/cara pemberian : Oral
Jadwal Pemberian : 3 kali makan utama dan 2 kali
makan selingan
Tabel penukar
Golongan Penukar Energy Protein Lemak KH
KH 6 1.050 24 - 240
PH 1 50 7 2 -
(rendah)
PH (sdg) 2 150 14 10 -
PH (tinggi) -
PN 3 225 15 9 21
Sayuran A ½ - - - -
Sayuran B 3 75 3 - 15
Sayuran C
Buah 2 100 - - 24
Gula 2 100 - - 24
Minyak 5 250 - 25 -
Jumlah 2.000 63 46 324
Kebutuhan 1.967,66 kcal 70,5 gram 54,65 gram 270,55
gram
%kebutuhan 101,64% 89,36% 84,17% 119,75 %

Contoh menu sehari


Waktu Menu Bahan P URT Berat E P L KH Fe (ml)
makanan (kcal) (g) (g) (g)
Pagi BBN Beras 1 ¾ gls 100 175 4 - 40 0,80
Telur bb Telur 1 1 btr 55 75 7 2 - 3,0
semur

Tahu Tahu 1 1 ptg 110 75 5 3 7 0,80


bacem bsr
Tumis wortel ½ ½ gls 50 12,5 0,5 - 2,5 0,3
wortel +
Bunga col ½ ½ gls 50 12,5 0,5 - 2,5 0,55
bunga col Minyak 1 1 sdt 5 50 - 5 - -
Air - - - - - - - - -
mineral
Buah Pisang 1 1 bh 150 50 - - 12 0,2
Selingan Bubur Kacang 1 2 sdm 20 75 5 3 7 1,5
kacang hijau
hijau Gula pasir ½ ½ sdm 6,5 25 - - 6 0,05

Pudding Agar – 1 1 bks - - - - - -


ubi ungu agar
Ubi ungu 1 1 bj 135 175 4 - 40 2,1
Gula pasir ½ ½ sdm 6,5 25 - - 6 0,05

Siang Nasi tim Beras 2 ½ gls 200 350 8 - 80 1,6


Ayam Ayam 1 1 ptg 40 50 7 2 - 1,5
suwir bb tanpa kulit sdg
semur Minyak 1 1 sdt 5 50 - 5 - -
Tahu Tahu ½ 1 ptg 55 37,5 2,5 1,5 3,5 0,80
bumbu sdg
Minyak 1 1 sdt 5 50 - 5 - -
kare
Ca buncis Buncis ½ ½ gls 50 12,5 0,5 - 2,5 0,55

Wortel ½ ½ gls 50 12,5 0,5 - 2,5 0,3


Minyak 1 1 sdt 5 50 - 5 - -
Air - - - - - - - - -
mineral
Selingan Klepon Tepung 1 8 sdm 50 175 4 3 40 0,8
tanpa beras
kelapa Gula 1 1 sdm 13 50 - - 12 0,1

Buah Semangka 1 1 ptg 100 50 - - 12 0,2

Malam nasi tim Beras 1 ¾ gls 100 175 4 3 40 0,80


Telur bb Telur 1 1 btr 5 75 7 2 - 3,0
tomat Tomat ½ ½ bh 5 - - - - 0,3
Minyak 1 1 sdt 5 50 - 5 - -
Tempe Tempe ½ 1 ptg 25 37,5 2,5 1,5 3,5 2,0
bacem bsr
Sayur Bayam ½ ½ gls 50 12,5 0,5 - 2,5 1,7
bening
bayong Wortel ½ ½ gls 50 12,5 0,5 - 2,5 0,3

Air - - - - - - - - -
mineral
Jumlah 2.000 63 g 46 g 324 g 23,3 mg
kkal
Kebutuhan 1.967, 70,5 54,6 270,55 18 mg
66 gra 5 gram
kcal m gra
m
%kebutuhan 101,6 89,3 84,1 119,75
4% 6% 7% % 129,44%

RENCANA EDUKASI GIZI (E)


E-1. Materi/isi Edukasi
KODE Data Keterangan
IDNT
E-1.1 Tujuan Edukasi Memberi pengetahuan kepada pasien
dan keluarga pasien mengenai jenis diet
(misalnya untuk pencegahan, dan bentuk makanan yang sesuai
managemen penyakit) dengan daya terima pasien. Memberi
pemahaman terhadap pasien tentang
pentingnya pemenuhan gizi yang
meningkat selama sakit.
E-1.2 Prioritas modifikasi Makanan Tinggi Kalori Tinggi Protein

(masalah utama
pasien/klien)

E-1.5 Rekomendasi modifikasi TKTP

(penjelasan lebih banyak


tentang rekomendasi
preskripsi gizi)

E-1.6 Topik lain yang berkaitan -


(bila ada)

Waktu 20 – 30 menit
Sasaran Pasien dan keluarga
Metode Diskusi Tanya jawab
Alat bantu Leaflet TKTP, leaflet bahan makanan
penukar
RENCANA MONITORING DAN EVALUASI
Anamnesis Hal yang Waktu Target
Diukur Pengukuran
FH Asupan makan Setiap hari Asupan baik (80 –
110%)
AD IMT Setiap 3 hari sekali Status gizi tetap
normal
BD hematocrit, menyesuaikan Mencapai kadar
MCV,MCH, normal
MCHC, Hb.
PD Mual - mual Setiap hari Tidak mual - mual

TINJAUAN PUSTAKA
a. Defenisi Mioma Uteri
Mioma uteri atau sering disebut fibroid merupakan tumor jinak yang
berasal dari otot polos rahim. Sel tumor terbentuk karena mutasi genetik,
kemudian berkembang akibat induksi hormon estrogen dan progesteron.
Mengingat sifat pertumbuhannya dipengaruhi hormonal, tumor ini jarang
mengenai usia prapubertas serta progresivitasnya akan menurun pada masa
menopause. Mioma uteri dapat mengenai semua ras, paling banyak pada ras kulit
hitam (18%), 10% pada wanita Hispanik, 8% menyerang wanita kulit putih, dan
paling jarang mengenai wanita Asia.
b. Etiologi Mioma Uteri
Sampai saat ini penyebab mioma uteri belum diketahui. Mioma dipercaya
merupakan sebuah tumor monoclonal yang dihasilkan dari mutasi somatic dari
sebuah sel neoplastic tunggal. Sel-sel tumor mempunyai abnormalitas kromsom
khususnya pada lengan (Setiati, 2009). Penyebab terjadinya mioma uteri belum
diketahui sampai sekarang. Stimulasi estrogen diduga mempunyai peran untuk
terjadinya mioma uteri. Hal ini berkaitan dengan adanya mioma uteri yang banyak
ditemukan pada usia reproduksi dan kejadian rendah pada usia menopause
(Wiknjosastro,2009).
c. Faktor resiko
Kejadian mioma uteri dilatarbelakangi oleh sejumlah faktor risiko, antara
lain: faktor endogen tubuh, misalnya ras, usia, pola hidup sedentair, faktor diet
dan obesitas, pengaruh siklus haid, dan status paritas serta penyakit komorbid.
1. Genetic dan ras, Risiko kejadian tumor akan meningkat 2,5 kali lipat
pada keturunan pertama pasien mioma uteri. Ras Afrika cenderung
lebih sering mengalami mioma uteri dengan prevalensi terbanyak
kasus mioma multipel; gejala umumnya lebih berat serta lebih
progresif.
2. Usia di atas 30 tahun meningkatkan risiko mioma uteri.
3. Gaya hidup sedentary menjadi faktor risiko karena peningkatan
risiko obesitas dan pengaruhnya terhadap disregulasi hormonal.
4. Obesitas/overweight, Setiap pertambahan berat badan sebesar 10 kg,
akan meningkatkan risiko mioma uteri sebesar 21%. Penumpukan
jaringan lemak >30% juga menjadi pemicu karena peningkatan
konversi androgen menjadi estrogen dan penurunan sex hormone
binding globulin (SHBG) (Andrea T,2015)

d. Patofisiologi Mioma Uteri


Sejumlah faktor dihubungkan dengan kejadian mioma uteri yang dikenal
dengan nama lain leiomioma uteri, yakni: hormonal, proses inflamasi, dan
growth factor.
1. Hormonal
Mutasi genetik menyebabkan produksi reseptor estrogen di bagian
dalam miometrium bertambah signifikan. Sebagai kompensasi, kadar
estrogen menjadi meningkat akibat aktivitas aromatase yang tinggi. Enzim
ini membantu proses aromatisasi androgen menjadi estrogen. Estrogen
akan meningkatkan proliferasi sel dengan cara menghambat jalur
apoptosis, serta merangsang produksi sitokin dan platelet derived growth
factor (PDGF) dan epidermal growth factor (EGF).selain itu, estrogen
juga akan merangsang terbentuknya reseptor progesteron terutama di
bagian luar myometrium (Rafael,2015).Progesteron mendasari
terbentuknya tumor melalui perangsangan insulin like growth factor (IGF-
1), transforming growth factor (TGF), dan EGF.
Sebuah penelitian terkait peranan progesteron yang merangsang
proto-onkogen, Bcl-2 (beta cell lymphoma-2), suatu inhibitor apoptosis
menemukan bukti bahwa gen ini lebih banyak diproduksi saat fase
sekretori siklus menstruasi. Siklus hormonal inilah yang melatarbelakangi
berkurangnya volume tumor pada saat menopause.

2. Proses Infamasi
Obesitas yang merupakan faktor risiko mioma ternyata juga
merupakan proses inflamasi kronis; pada penelitian in vitro, pada obesitas
terjadi peningkatan TNF-α. Selain TNF-α, sejumlah sitokin lain juga
memiliki peranan dalam terjadinya tumor antara lain IL1, IL-6, dan
eritropoietin (Andrea, 2013).
3. Growth factor
Ada beberapa growth factor yang melandasi tumorigenesis adalah
epidermal growth factor (EGF), insulin like growth factor (IGF I-II),
transforming growth factor-B, platelet derived growth factor, acidic
fibroblast growth factor (aFGF), basic fibroblast growth factor (bFGF),
heparin-binding epidermal growth factor (HBGF), dan vascular
endothelial growth factor (VEG-F). Mekanisme kerjanya adalah dengan
mencetak DNA-DNA baru, induksi proses mitosis sel dan berperan dalam
angiogenesis tumor. Matriks ekstraseluler sebagai tempat penyimpanan
growth factor juga menjadi faktor pemicu mioma uteri karena dapat
mempengaruhi proliferasi sel (Rafael,2015)

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil skrining dengan menggunakan metode skrining yang


digunakan RSUD Prof.Dr. Margono Soekarjo Purwokerto yaitu metode skrining
Malnutrition Universal Screening Tool (MUST) dapat disimpulkan bahwa pasien
atas nama Ny.I beresiko malnutrisi. Hal ini dapat di lihat pada jumlah skor yaitu
BMI pasien 19,58 kg/m2 dan pasien saat ini menderita penyakit berat serta asupan
makan pasien tidak adekuat.
Pasien atas nama Ny. I berusia 48 tahun, peran dalam keluarga sebagai ibu
rumah tangga, pendidikan terakhir pasien adalah SMA. Pasien masuk RS dengan
diagnosis medis mioma uteri.
Asupan pasien berdasarkan hasil recall 24 jam di RS dapat didapatkan
asupan energy 34,05% (kurang), asupan protein 31,2 % (kurang), asupan lemak
32,93% (kurang), asupan karbohidrat 42,50% (kurang) penilaian kategori asupan
makan pasien disesuaikan dengan standar asupan menurut Depkes 1996/WNPG.
Hal ini berkaitan dengan adanya masalah pada fungsi gastrointestinal yaitu
tidak ada nafsu makan dan pasien merasa mual – mual. Data riwayat atau pola
makan pasien menunjuan ebiasaan makan pasien kurang baik yaitu pasien
kurang mengkonsumsi sayur, buah, lauk nabati yang beragam.
Dari data riwayat penggunaan obat diketahui pasien sedang
mengkonsumsi obat cevazolin sebagai antibiotic untuk mengobati infeksi bakteri
atau mencegah infeksi bakteri, obat cetorolac sebagai obat untuk meredahkan
nyeri.tranfusi PRC 3 kolf untuk mencegah atau mengobati pasien yang
membutuhkan sel darah merah.
Berdasarkan data antropometri diketahui BB pasien 47 kg, TB 155 cm.
Menurut Kemenkes,2013 Status gizi pasien termasuk kategori normal yaitu IMT
pasien 19,58 kg/m2.
Kadar hematocrit, MCV,MCH, MCHC dan Hb pasien rendah menunjukan
pasien mengalami anemia. Kadar eosinophil pasien rendah menunjukan system
imun pasien terganggu.
Data fisik klinis menunjukan vital sign pasien normal namun kesadaran
pasien cukup, pasien terasa lemas, Tidak ada nafsu makan, mual – mual dan nyeri
di perut.
Berdasarkan data assement, diagnosis yang dapat ditegakan dalam kasus
ini adalah NI 1.4 Inadekuat intake berkaitan dengan pasien mengalami mual, tidak
ada nafsu makan dan terasa nyeri di perut di buktikan dengan asupan energy
34,05% (kurang), asupan protein 31,2 % (kurang), asupan lemak 32,93%
(kurang), asupan karbohidrat 42,50% (kurang). NI 5.1 Peningkatan kebutuhan zat
gizi energi dan protein berkaitan dengan anabolisme ditandai dengan adanya
tumor. NI 5.1 Peningkatan kebutuhan zat gizi fe berkaitan dengan pasien
mengalami anemia defisiensi zat besi ditandai dengan kadar Hb pasien rendah.
NC 1.4 Perubahan fungsi gastrointestinal berkaitan dengan perubahan struktur
atau fungsi gastrointestinal, dibuktikan dengan pasien merasa nyeri di perut, mual
– mual dan penurunan nafsu makan.
Perhitungan kebutuhan gizi pasien menggunakan rumus Harris benedict
Kebutuhan energi dapat ditentukan dengan menghitung keluaran energi basal atau
laju metabolisme basal dimultiplikasi dengan faktor aktivitas dan faktor stres.
perhitungan kebutuhan gizi dengan rumus haris benedict didapatkan Energi
1.967,66 kcal, Protein 70,5 gram ,Lemak 54,65 gram, KH 270,55 gram.
Kebutuhan Fe diperoleh dari tabel AKG, 2019 dimana kebutuhan wanita berusia
48 tahun adalah 18 mg/hari.
Pemberian diet TKTP pada pasien sesuai kondisi pasien yaitu pasien
sedang mengalami penyakit kronis yaitu mioma uteri dimana pada kondisi ini
kebutuhan energy dan protein pasien meningkat. Pemberian makanan tinggi Fe
pada pasien berkaitan dengan pasien sedang mengalami anemia. Pemberian diet
TKTP dan makan tinggi Fe pada pasien berkaitan akibat yang disebabkan secara
mikro oleh mioma uteri yaitu perdarahan, anemia, infeksi atau degenarasi (kritis
maupun merah), mioma subserosa bertangkai kadang terpantir (twisted) yang
mengakibatkan abdoment akut (Crisdion,M. 2006) dalam ( Ika, 2019) .
Menu yang digunakan dalam kasus ini disesuaikan dengan standar menu
RSUD Prof.Dr. Margono Soekarjo Purwokerto dengan persen Kebutuhan
energy101,64%, kebutuhan protein 89,36%, kebutuhan lemak 84,17%, kebutuhan
karbohidrat 119,75 % dan kebutuhan Fe 129,44%.
Rencana edukasi yang dilakukan menggunakan metode penyuluhan
dimana sasaran edukasi adalah pasien dan keluarga dengan waktu 20 – 30 menit.
Tujuan edukasi yaitu Memberi pengetahuan kepada pasien dan keluarga pasien
mengenai jenis diet dan bentuk makanan yang sesuai dengan daya terima pasien,
Memberi pemahaman terhadap pasien tentang pentingnya pemenuhan gizi yang
meningkat selama sakit. Media yang digunakan adalah leaflet TKTP dan leaflet
bahan makanan penukar (BMP).

KESIMPULAN
1. Hasil recall asupan energy 34,05% (kurang), asupan protein 31,2 % (kurang),
asupan lemak 32,93% (kurang), asupan karbohidrat 42,50% (kurang)
2. Hasil antropometri status gizi pasien termasuk kategori normal yaitu IMT pasien
19,58 kg/m2.
3. Hasil biokimia yaitu hematocrit, MCV,MCH, MCHC dan Hb pasien rendah
menunjukan pasien mengalami anemia.
4. Kesadaran pasien cukup, pasien terasa lemas Tidak ada nafsu makan, mual –
mual,nyeri di perut.
5. Diet yang diberikan pada pasien adalah diet TKTP,bentuk makanan lunak dan
diberikan secara oral.

DAFTAR PUSTAKA

Andrea C, Jacopo DG, Piergiorgio S, Nina M, Stefano RG, Petro L, et al.


Uterine fibroids: Pathogenesis and interactions with endometrium
and endomyometrial junction. Obstet Gynecol Int.
2013;2013:173184.
Andrea T, Antonio M. Uterine myoma, myomectomy and minimally invasive
treatments. New York: Springer; 2015
Ika Maret Tania, dkk. 2019.Hubungan Antara Usia Menarche Dan Paritas
Dengan Kejadian Mioma Uteri Pada Ibu Di Poli Kandungan
Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro Tahun 2017.Stikes
Muhammadiyah Bojonegoro. Jurnal Hospital Science ,3(2): 20-
27.
Maria SD, Edward MB. Uterine fibroids: Diagnosis and treatment. Am Fam
Physician. 2017;95(2):100-7
Radmilla S, Ljijiana M, Antonio M, Andrea T. Epidemiology of uterine
myomas: A review. Internat J Fertil Steril. 2016;9(4):424-35
Rafael FV, Geraldine EE. Pathophysiology of uterine myomas and its clinical
implications. New York: Springer; 2015
Setiati, E.2009. Waspadai 4 Kanker Ganas Pembunuh Wanita. Yogyakarta:
C.V Andi offset.
Wiknjosastro, H 2009.Ilmu kandungan. Jakarta Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai