Laporan Kasus Kebidanan - Ester Aprilia Oratmangun - 17120034. 01
Laporan Kasus Kebidanan - Ester Aprilia Oratmangun - 17120034. 01
Di susun oleh :
Ester Aprilia Oratmangun 17120034
Disusun oleh :
Mengetahui,
BB/TB = 47/1552
BMI 19,58 kg/m2
LILA
1 BMI Pasien (kg/m2 ) a. Skor 0
a. 23 (>30 obese) b. Skor 1*
b. 18,5 – 22,9 c. Skor 2
c. <18,5
2 Presentasi penuruna BB secara tidak sengaja (3-6 a. Skor 0*
bulan yang) b. Skor 1
a. <5% c. Skor 2
b. 5 – 10%
c. >10%
3 Pasien menderita penyakit berat dan atau asupan Skor 2*
makan tidak adekuat > 5 hari
Skore 3
Ket :
0 = resiko rendah dan perlu pengukuran ulang secara periodik (5)
1 = resiko sedang dan perlu pengukuran ulang setelah 3 harii
2 = resiko tinggi dan membutuhkan segera asuhan gizi
Nama : Ny. I
No Rekam Media :
Ruang :
Tanggal masuk : 4 Desember 2020
Tanggal kasus :
Diagnosis medis : Mioma Uteri.
Asupan Enteral
(bila ada)
Infus (bila ada)
Standar RS atau 1.967,6 70,5 54,65 270,55
kebutuhan 6 kkal gram gram gram
% Asupan 34,05 31,2 % 32,93 42,50
% % %
(kurang (kurang (kurang (kurang
) ) ) )
*bisa juga menggunakan metode SQFFQ
Snack : -
C. DIAGNOSIS GIZI
NI 5.1. Peningkatan kebutuhan zat gizi energi dan protein berkaitan dengan
anabolisme ditandai dengan adanya tumor.
D. INTERVENSI GIZI
I. PLANNING
PEMBERIAN MAKAN DAN ATAU ZAT GIZI (NUTRITION
DELIVERY/ND)
a. Tujuan
1. Membantu meningkatkan asupan pasien.
2. Membantu mempertahankan status gizi
3. Membantu menaikan kadar hemoglobin
b.Prinsip/syarat Diet
a. Energy cukup sesuai kebutuhan pasien
b. Protein tinggi yaitu 1,5 g/kgBB
c. Lemak cukup yaitu 25% dari total energy
d. Karbohidrat cukup yaitu 55% dari total energy
e. Asupan Zat Gizi Fe cukup yaitu 18 mg
f. Pemberian makanan dalam porsi makan kecil tapi
sering
g. Pemberian makanan sesuai daya terima pasien.
D. Preskripsi
Diet
NP – 1.1 Preskripsi Diet
Jenis Diet : Diet TKTP
Bentuk Makanan : Lunak
Modifikasi Zat Gizi (bila ada) : -
Rute/cara pemberian : Oral
Jadwal Pemberian : 3 kali makan utama dan 2 kali
makan selingan
Tabel penukar
Golongan Penukar Energy Protein Lemak KH
KH 6 1.050 24 - 240
PH 1 50 7 2 -
(rendah)
PH (sdg) 2 150 14 10 -
PH (tinggi) -
PN 3 225 15 9 21
Sayuran A ½ - - - -
Sayuran B 3 75 3 - 15
Sayuran C
Buah 2 100 - - 24
Gula 2 100 - - 24
Minyak 5 250 - 25 -
Jumlah 2.000 63 46 324
Kebutuhan 1.967,66 kcal 70,5 gram 54,65 gram 270,55
gram
%kebutuhan 101,64% 89,36% 84,17% 119,75 %
Air - - - - - - - - -
mineral
Jumlah 2.000 63 g 46 g 324 g 23,3 mg
kkal
Kebutuhan 1.967, 70,5 54,6 270,55 18 mg
66 gra 5 gram
kcal m gra
m
%kebutuhan 101,6 89,3 84,1 119,75
4% 6% 7% % 129,44%
(masalah utama
pasien/klien)
Waktu 20 – 30 menit
Sasaran Pasien dan keluarga
Metode Diskusi Tanya jawab
Alat bantu Leaflet TKTP, leaflet bahan makanan
penukar
RENCANA MONITORING DAN EVALUASI
Anamnesis Hal yang Waktu Target
Diukur Pengukuran
FH Asupan makan Setiap hari Asupan baik (80 –
110%)
AD IMT Setiap 3 hari sekali Status gizi tetap
normal
BD hematocrit, menyesuaikan Mencapai kadar
MCV,MCH, normal
MCHC, Hb.
PD Mual - mual Setiap hari Tidak mual - mual
TINJAUAN PUSTAKA
a. Defenisi Mioma Uteri
Mioma uteri atau sering disebut fibroid merupakan tumor jinak yang
berasal dari otot polos rahim. Sel tumor terbentuk karena mutasi genetik,
kemudian berkembang akibat induksi hormon estrogen dan progesteron.
Mengingat sifat pertumbuhannya dipengaruhi hormonal, tumor ini jarang
mengenai usia prapubertas serta progresivitasnya akan menurun pada masa
menopause. Mioma uteri dapat mengenai semua ras, paling banyak pada ras kulit
hitam (18%), 10% pada wanita Hispanik, 8% menyerang wanita kulit putih, dan
paling jarang mengenai wanita Asia.
b. Etiologi Mioma Uteri
Sampai saat ini penyebab mioma uteri belum diketahui. Mioma dipercaya
merupakan sebuah tumor monoclonal yang dihasilkan dari mutasi somatic dari
sebuah sel neoplastic tunggal. Sel-sel tumor mempunyai abnormalitas kromsom
khususnya pada lengan (Setiati, 2009). Penyebab terjadinya mioma uteri belum
diketahui sampai sekarang. Stimulasi estrogen diduga mempunyai peran untuk
terjadinya mioma uteri. Hal ini berkaitan dengan adanya mioma uteri yang banyak
ditemukan pada usia reproduksi dan kejadian rendah pada usia menopause
(Wiknjosastro,2009).
c. Faktor resiko
Kejadian mioma uteri dilatarbelakangi oleh sejumlah faktor risiko, antara
lain: faktor endogen tubuh, misalnya ras, usia, pola hidup sedentair, faktor diet
dan obesitas, pengaruh siklus haid, dan status paritas serta penyakit komorbid.
1. Genetic dan ras, Risiko kejadian tumor akan meningkat 2,5 kali lipat
pada keturunan pertama pasien mioma uteri. Ras Afrika cenderung
lebih sering mengalami mioma uteri dengan prevalensi terbanyak
kasus mioma multipel; gejala umumnya lebih berat serta lebih
progresif.
2. Usia di atas 30 tahun meningkatkan risiko mioma uteri.
3. Gaya hidup sedentary menjadi faktor risiko karena peningkatan
risiko obesitas dan pengaruhnya terhadap disregulasi hormonal.
4. Obesitas/overweight, Setiap pertambahan berat badan sebesar 10 kg,
akan meningkatkan risiko mioma uteri sebesar 21%. Penumpukan
jaringan lemak >30% juga menjadi pemicu karena peningkatan
konversi androgen menjadi estrogen dan penurunan sex hormone
binding globulin (SHBG) (Andrea T,2015)
2. Proses Infamasi
Obesitas yang merupakan faktor risiko mioma ternyata juga
merupakan proses inflamasi kronis; pada penelitian in vitro, pada obesitas
terjadi peningkatan TNF-α. Selain TNF-α, sejumlah sitokin lain juga
memiliki peranan dalam terjadinya tumor antara lain IL1, IL-6, dan
eritropoietin (Andrea, 2013).
3. Growth factor
Ada beberapa growth factor yang melandasi tumorigenesis adalah
epidermal growth factor (EGF), insulin like growth factor (IGF I-II),
transforming growth factor-B, platelet derived growth factor, acidic
fibroblast growth factor (aFGF), basic fibroblast growth factor (bFGF),
heparin-binding epidermal growth factor (HBGF), dan vascular
endothelial growth factor (VEG-F). Mekanisme kerjanya adalah dengan
mencetak DNA-DNA baru, induksi proses mitosis sel dan berperan dalam
angiogenesis tumor. Matriks ekstraseluler sebagai tempat penyimpanan
growth factor juga menjadi faktor pemicu mioma uteri karena dapat
mempengaruhi proliferasi sel (Rafael,2015)
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
1. Hasil recall asupan energy 34,05% (kurang), asupan protein 31,2 % (kurang),
asupan lemak 32,93% (kurang), asupan karbohidrat 42,50% (kurang)
2. Hasil antropometri status gizi pasien termasuk kategori normal yaitu IMT pasien
19,58 kg/m2.
3. Hasil biokimia yaitu hematocrit, MCV,MCH, MCHC dan Hb pasien rendah
menunjukan pasien mengalami anemia.
4. Kesadaran pasien cukup, pasien terasa lemas Tidak ada nafsu makan, mual –
mual,nyeri di perut.
5. Diet yang diberikan pada pasien adalah diet TKTP,bentuk makanan lunak dan
diberikan secara oral.
DAFTAR PUSTAKA