Anda di halaman 1dari 8

PRIORITAS MASALAH BERDASARKAN DIAGNOSA NANDA

UNTUK MENENTUKAN INTERVENSI KEPERAWATAN

Miftahul Jannah/181101006

miftahuljannahkasyi@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Prioritas adalah penyusunan urutan diagnosis keperawatan atau masalah
pasien dengan menggunakan tingkat kedaruratan atau kepentingan untuk memperoleh tahapan
intervensi yang dibutuhkan berdasarkan diagnosis NANDA. Tujuan: Untuk menetapkan
bagaimana menentukan prioritas masalah dengan benar agar intervensi kesehatan yang
diberikan kepada pasien yang paling darurat terlebih dahulu. Metode: Metode yang digunakan
dalam kajian ini adalah Literature review, dengan menganalisis, eksplorasi, kajian bebas pada
artikel, jurnal, text book, maupun e-book yang releven dan berfokus pada metode pembelajaran
klinik yang mempengaruhi kemampuan berpikir kritis mahasiswa keperawatan. Artikel yang
digunakan pada literature review ini adalah artikel yang didapatkan dengan memuat 3 database
Pubmed, Geogle Scholar dan Science Direct. Artikel yang digunakan minimal 14 referensi yang
diterbitkan. Hasil: Berdasarkan hasil pencarian literature review dengan menganalisis jurnal dan
text book didapatkan bahwa menetapkan prioritas adalah proses menetapkan rangkaian pilihan
untuk menangani diagnosis dan intervensi keperawatan. Perawat dan pasien mulai
merencanakan dengan menentukan diagnosis keperawatan yang perlu ditangani pertama, kedua,
dan sebagainya. Kesimpulan: Untuk menentukan intervensi keperawatan yang akurat dengan
melihat hasil diagnosa keperawatan NANDA.

Kata Kunci: Diagnosa NANDA, Menentukan Prioritas Masalah, Intervensi Keperawatan.


LATAR BELAKANG dengan menggunakan tingkat
kedaruratan atau kepentingan untuk
Setelah mengidentifikasi diagnosis
memperoleh tahapan intervensi yang
keperawatan langkah selanjutnya untuk
dibutuhkan. Saat melayani pasien,
menentukan asuhan keperawatan adalah
terdapat beberapa aspek yang lebih
perencanaan atau intervensi.
penting dan harus ditangani terlebih
Perencanaan ini merupakan langkah
dahulu. Dengan menentukan prioritas
ketiga dari proses keperawatan, adalah
masalah atau mengurutkan diagnosis
salah satu katagori perilaku
terlebih dahulu hal tersebut akan sangat
keperawatan. Pada langkah ini, perawat
membantu dalam menentukan
harus segera menetapkan tujuan dan
intervensi keperawatan. Prioritas
hasil yang diharapkan bagi klien serta
masalah ini akan sangat bermanfaat
mencapai tujuan dan hasil. Perencanaan
pada saat pasien memiliki banyak
ini membutuhkan pemikiran yang kritis
diagnosis dan masalah kolaboratif.
dan sumber yang aktual. Yang
Prioritas masalah juga dipilih
diterapkan melalui pengambilan
berdasarkan kedaruratan masalah,
keputusan dan pemecahan suatu
keselamatan dan keinginan pasien, sifat
masalah. (Potter & Perry, 2009)
terapi, dan hubungan antar-diagnosis.
Sebelum menentukan intervensi yang (Potter & Perry, 2009)
akan dilakukan seorang perawat harus
Fontana (1993) menyatakan bahwa
bisa menentukan prioritas masalah dari
penegakan prioritas yang berdasarkan
hasil diagnosa yang telah didapatkan
kepentingna dan waktu, beberapa
perawat tersebut. Prioritas masalah ini
prioritas dan intervensi keperawatan
sangatlah penting untuk kelancaran
memiliki kedya kualitas tersebut.
intervensi yang diberikan untuk pasien
Prioritas masalah dapat ditenteukan
maka dari itu prioritas masalah harus
dengan diagnosa yang hasilnya dilihat
sesuai dengan diagnosa yang didaptkan
dari sumber buku NANDA. NANDA
sebelumnya berdasarkan penyakit yang
(Nort American Nursing Diagnosis
diderita pasien.
Association) mendifinisikan diagnosis
Prioritas masalah yang dimaksud adalah keperawatan sebagai keputusan klinik
penyusunan urutan diagnosis tentang respon individu, keluarga, atau
keperawatan atau masalah pasien komunitas terhadap masalah kesehatan/
proses kehidupan yang aktual atau Selain itu juga untuk mengetahui apa
potensial. Diagnosis keperawatan saja isi dari intervensi keperawatan dan
berdasarkan NANDA memberikan bagaimana cara
dasar dalam pemilihan intervensi mengimplementasikannya di rumah
keperawatan untuk mencapai hasil yang sakit.
menjadi akuntabilitas perawat.
METODE
(Friedman, 2010)
Metode yang digunakan dalam kajian
Prioritas masalah hal utama yang harus
ini adalah Literature review. Metode ini
ditentukan untuk menghasilkan sebuah
menganalisis, eksplorasi dan kajian
intervensi, prioritas masalah dapat
bebas pada artikel, jurnal, text book,
dikatagorikan menjadi kepentingan
maupun e-book yang releven dan
awal, sedang dan akhir. Dan ada yang
berfokus pada metode pembelajaran
disebut dengan prioritas sedang,
klinik yang mempengaruhi kemampuan
meliputi kebutuhan nondarurat dan
berpikir kritis mahasiswa keperawatan.
tidak mengancam nyawa klien. Dan
Adapun artikel yang digunakan pada
selanjutnya ada prioritas masalah
literature review ini adalah artikel yang
rendah tidak selalu berhubungan
didapatkan dengan memuat 3 database
langsung dengan penyakit atau
Pubmed, Geogle Scholar dan Science
prognosis, namun dapat memengaruhi
Direct dengan memasukkan kata kunci
kesejahteraan kesehatan pasien
“Diagnosa NANDA”, “Menentukan
selanjutnya. Oleh karena itu perawat
Prioritas Masalah”, “Intervensi
harus bisa menentukan yang mana
Keperawatan”. Artikel yang digunakan
prioritas masalah harus diselesaikan
minimal menggunakan 14 referensi
terlebih dahulu. (Potter & Perry, 2009)
yang diterbitkan sepuluh tahun terakhir.
TUJUAN
HASIL
Tujuan dari penulisan kajian ini adalah
Berdasarkan hasil pencarian literature
untuk menganalisis jurnal atau text
review dengan menganalisis jurnal dan
book bagaimana menentukan prioritas
text book didapatkan bahwa
masalah dengan benar agar intervensi
menetapkan prioritas adalah proses
kesehatan yang diberikan kepada pasien
menetapkan rangkaian pilihan untuk
yang paling darurat terlebih dahulu.
menangani diagnosis dan intervensi diharapkan pada pasien, memilih
keperawatan. Perawat dan pasien mulai intervensi keperawatan, dan menulis
merencanakan dengan menentukan program keperawatan serta konsultasi
diagnosis keperawatan yang perlu dengan profesi kesehatan lainnya.
ditangani pertama, kedua, dan (Potter & Perry, 2009)
sebagainya. Pada saat menganalisis
PEMBAHASAN
jurnal juga didapatkan prioritas masalah
yang berdasarkan diagnosa NANDA Sebelum membuat rencana asuhan
dikelompokkan menjadi prioritas keperawatan perawat harus mengetahui
masalah tinggi, sedang, dan rendah. proses dari rencana asuhan
(Kozier, dkk, 2010) keperawatan. Berdasarkan hasil dengan
menggunakan metode literature review
Dalam menentukan prioritas masalah
langkah perta menentukan rencana
perawat juga harus mempertimbangkan
asuhan keperawatan adalah menentukan
berbagai faktor ketika menetapkannya
prioritas masalah, prioritas masalah ini
yang meliputi: Nilai dan kepercayaan
didapatkan dari proses keperawatan
kesehatan pasien, prioritas klien,
sebelumnya yaitu diagnosa
sumber yang tersedia bagi perawat dan
keperawatan. Diagnosa keperawatan ini
pasien, urgensi masalah kesehatan,
biasanya berdasarkan NANDA yang
rencana terapi medis dan lain
kemudian dipilih yang mana akan
sebagainya, hal tersebut harus
menjadi prioritas masalah yang utama.
diperhatikan agar perawat tidak salah
dalam menetapkan prioritas masalah Dalam menentukan prioritas masalah
yang mana harus diselesaikan terlebih tersebut perawat harus
dahulu atau yang menjadi intervensi mempertimbangkan berbagao faktor
keperawatan yang utama. untuk menetapkan prioritas tersebut,
meliputi:
Intervensi keperawatan merupakan
salah satu dari proses keperawatan
didalam menentukan intervensi
 Nilai dan kepercayaan
keperawatan ada tahap-tahap dan
kesehatan pasien. Nilai tentang
prosesnya antara lain adalah:
kesehatan dapat lebih penting
menetapkan prioritas masalah,
bagi perawat dari pada bagi
menetapkan tujuan atau hasil yang
pasien. Misalnya pasien berpikir yang digunakan, situasi
mungkin percaya berada di yang mengancam jiwa
rumah bersama anak-anak lebih mengharuskan perawat
penting daripada masalah menetapkan situasi tersebut
kesehatan. Ketika ada perbedaan sebagai prioritas tinggi.
opini seperti itu, klien dan  Rencama terapi medis. Prioritas
perawat harus untuk menangani masalah
mendiskusikannya secara kesehatan harus sesuai dengan
terbuka untuk menyelesaikan terapi yang dilakukan oleh
berbagai konflik. Namun, dalam profesional kesehatan lainnya.
situasi yang mengancam jiwa,
perawat biasanya harus Prioritas dalam Praktik
mengambil inisiatif.
Banyak kali faktor baik dari lingkungan
 Prioritas klien: Melibatkan
rumah sakit maupun tidak yang dapat
pasien dalam memprioritaskan
mempengaruhi pada saat menetapkan
dan merencanakan asuhan
prioritas masalah, organisasi dari
meningkatkan kerja sama.
keperawatannya, dan gangguan dari
Namun, persepsi pasien tentang
tenaga kesehatannya yang dapat
apa yang penting kadang kala
menghambat dalam menetapkan
bertentangan dengan
prioritas masalah. Dan ketersediaan
pengetahuan perawat tentang
sumbe daya seperti perawat spesialis,
masalah potensial atau
teknisi laboratorium, ahli gizi, kebijakan
komplikasi.
dan prosedur, seta akses suplai juga
 Sumber yang tersedia bagi
akan memengaruhi prioritas. Selain itu
perawat dan pasien. Jika uang,
kondisi pasien juga harus berubah
peralatan, atau personal langka
sehingga penetapan merupakan proses
di institusi layanan kesehatan,
yang dinamis. (Potter & Perry, 2009)
masalah dapat diberikan
prioritas yang lebih rendah dari Faktor-faktor yang diatas merupakan
biasanya. hal yang dapat memengaruhi
 Urgensi masalah kesehatan. kemampuan seorang perawat dalam
Tampa memperhatikan karangka menetapkan prioritas masalah dan
perawat juga tidak dapat menerapkan dipilih harus berfokus menghilangkan
dengan cepat. Oleh karena itu perawat dan mengurangi etiologi diagnosis
dan tenaga kesehatan lainnya harus bisa keperawatan, yang merupakan klausa
bekerja sama dengan baik agar dapat kedua pernyataan diagnosis. Ketika
menetapkan prioritas masalah dengan tidak mungkin untuk mengubah faktor
benar. Perawat juga dapat menggunakan etiologi, perawat memilih intevensi
referensi dari buku NANDA agar untuk mengatasi tanda dan gejala atau
hasilnya lebih akurat sehingga intevensi batasan karakteristik pada terminolgi
yang menghasilkan implementasi NANDA. Contoh situasi ini dapat
keperawatan berjalan dengan baik. berupa nyeri yang berhubungan dengan
insisi pembedahan dan ansietas yang
Prioritas dalam praktik tidak harus
berhubungan dengan etiologi yang telah
menangani semua diagnosis prioritas
diketahui. Intervensi dari diagnosis
tinggi sebelum menangani yang lain.
keperawatan risiko harus berfokus pada
Perawat dapat menangani prioritas
tindakan untuk mengurangi faktor risiko
tinggi dan kemudian menangani
pasien, yang juga ditemukan pada
prioritas diagnosis dengan prioritas
klausa kedua. (Kozier, dkk, 2010)
yang lebih rendah. Selanjutnya, karena
pasien biasanya mengalami beberapa Banyak tahap untuk menentukan
masalah, perawat sering kali menangani intervensi keperawatan yang salah
lebih dari satu diagnosis pada waktu. satunya adalah menentukan prioritas
Prioritas ini bisa juga berubah seiring masalah dengan benar. Intevensi
dengan perubahan respon pasien, keperawatan juga memiliki tipe yang
masalah, dan terapi. (Kozier, dkk, berbeda-beda antara lan, intevensi
2010) mandiri yang merupakan tindakan
yang dilakukan perawat sesua dengan
Memilih Intevensi dan Tindakan
pengetahuan perawat tanpa bantuan
Keperawatan Berdasarkan Prioritas
tenaga kesehatan lannya. Kemudian ada
Diagnosa NANDA
intevensi dependen adalah tindakan

Intevensi dan tindakan keperawatan yang dilakukan dengan kerjasama

merupakan suatu tindakan yang dengan dokter, atau sesuai dengan

dilakukan perawat untuk mencapai rutinitas tinggi. Intevensi kolaboratif

tujuan pasien. intervensi spesifik yang adalah tindakan yang dilakukan perawat
dengan bekerja sama dengan tenaga berdasarkan prioritas dari diagnosa
kesehatan lainnya. NANDA.

Oleh karena itu menentukan intervensi


merupakan salah satu proses
DARTAR PUSTAKA
keperawatan yang sangat penting agar
Budiono, & Pertami, S. B. (2016).
bisa ditentukan implementasi
Konsep Dasar Keperawata..
keperawatan yang benar. Salah satu
Jakarta: Bumi Medika
caranya adalah menentukan prioritas
Christensen, P. J., & Kenney, J. W.
keperawatan berdasarkan diagnosa
(2009). Proses Keperawatan
NANDA.
Aplikasi Model Konseptual.
PENUTUP Jakarta: EGC.
Dermawan, D. (2012). Proses
Kesimpulan Keperawatan Penerapan
Konsep & Karangka Kerja.
Kesimpulan dari penulisan kajian ini
Jakarta: Gosyen Publishing.
adalah menentukan intervensi
Doengs, M. E. (2018). Rencana Asuhan
keperawatan yang akurat dengan
Keperawatan Edisi 9 Volume
melihat hasil diagnosa keperawatan
3. Jakarta: EGC.
NANDA, serta perawat juga dapat
Hidayat, A. A. (2008). Pengantar
bekerja sama dengan tenaga kesehatan
Konsep Dasar Keperawatan.
lainnya untuk menentukan intervensi
Jakarta: Salemba Medika.
keperawatan. Dalam menentukan
intervensi keperawatan ada banyak Kozier, Erb, Berman, & Snyder.
proses intervensinya yang harus (2010). Buku Ajar
ditentukan perawat. Fundamental Keperawatan
Konsep, Proses, & Praktik.
Saran
Jakarta: EGC.
Diharapakan kepada seluruh tenaga Muttaqin, A. (2010). Pengkajian
kesehatan untuk menentukan intevensi Keperawatan Aplikasi pada
keperawatan, seta diharapkan perawat Praktik Klinik. Jakarta:
untuk menentukan intervensi Salemba Medika.
Nursalam, (2009). Proses dan Simamora, R. H. (2009). Dokumentasi
Dokumentasi Keperawatan Proses Keperawatan. Jamber
Konsep dan Praktik Edisi 2. University Press.
Jakarta: Salemba Medika.
Simamora, R. H. (2010). Komunikasi
Potter, & Perry. (2009). Fundamental dalam Keperawatan. Jamber
Keperawatan Buku 1 Edisi 7. University Press.
Jakarta: Salemba Medika. Symond, D. (2013). Penentuan Prioritas
Potter, & Perry. (2010). Fundamental Masalah Kesehatan dan
Keperawatan Buku 3 Edisi 7. Prioritas Jenis Intevensi
Singapore: Elsevier. Kegiatan dalam Pelayanan
Rosdahl, C. B., & Kawalski, M. T. Kesehatan di Suatu Wilayah.
(2017). Buku Ajar Jurnal Kesehatan Masyarakat,
Keperawatan Dasar. Jakarta: 7(2).
EGC.
Tarwoto, & Wartono. (2015).
Sari, P. W. P., Fernatubun, J. F. D., & Kebutuhan Dasar Manusia
Mare, Y. B. (2016). Literature dan Proses Keperawatan.
Re Review: Intevensi Yogyakarta: Salemba Medika.
Keperawatan Terkini untuk
Meningkatkan Pengetahuan
dan Tindakan Masyarakat
dalam Pencegahan atau
Pengendalian Masyarakat.
Jurnal Hesti Wira Sakti, 4(1):
76-93.
Simamora, R. H. (2008). Peran Manejer
dalam Pembinaan Etika
Perawat Pelaksana dalam
Peningkatan Kualitas
Pelayanan Asuhan
Keperawatan. Jurnal IKESMA,
4(2).

Anda mungkin juga menyukai