A - Selly Safitri - Makalah Perkembangan Teori Evolusi
A - Selly Safitri - Makalah Perkembangan Teori Evolusi
A - Selly Safitri - Makalah Perkembangan Teori Evolusi
Oleh
JURUSAN BIOLOGI
2021
KATA PENGANTAR
Selly Safitri
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
.............................................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1........................................................................................................................L
ATAR BELAKANG.....................................................................................1
1.2........................................................................................................................R
UMUSAN MASALAH.................................................................................1
1.3........................................................................................................................T
UJUAN..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................3
2.1. PENGERTIAN EVOLUSI..........................................................................3
2.2. TEORI EVOLUSI SEBELUM DARWIN, DARWIN, PASCA DARWIN 3
2.3. TEORI EVOLUSI LAMMARCK...............................................................13
2.4. TEORI EVOLUSI WEISMAN....................................................................14
2.5. TEORI EVOOLUSI DARWIN....................................................................15
BAB III PENUTUP...........................................................................................20
3.1. Kesimpulan..................................................................................................20
3.2. Saran.............................................................................................................20
DAFTARPUSTAKA.........................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
1
4. Bagaimana teori evolusi weisman?
5. Bagaimana teori evolusi darwin?
1.3. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan evolusi
2. Mahasiswa dapat memahami bagaiman teori evolusi sebelum darwin,
darwindan pasca darwin
3. Mahasiswa dapat memahami Bagaimana teori evolusi lammarck
4. Mahasiswa dapat memahami Bagaimana teori evolusi weisman
5. Mahasiswa dapat memahami Bagaimana teori evolusi darwin
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Evolusi
Evolusi berasal dari bahasa latin yang memiliki arti “membuka lapisan”, dari
kata tersebut diserap kedalam bahasa inggris menjadi evolution artinya adalah
perkembangan (Ward, 2003). Menurut kamus Websters evolusi itu berasal dari
kata evolution artinya adalah adanya modifikasi dari satu bentuk menuju ke
bentuk yang lain. Sedangkan (Lasker, 1976) mendefinisikan evolusi sebagai
pembaharuan sifat keturunan melalui waktu jangka panjang. Dapat disimpulkan
bahwa evolusi merupakan proses terjadinya perubahan dalam jangka waktu yang
panjang, dan perubahan itu akan menjadi lebih kompleks namun akan terlihat
selama berjuta tahun kemudian.
Pencetus evolusi pertama bukanlah Darwin, sebelum Darwin ada beberapa
filosof yang mengemukakan idenya dengan meneliti gagasan tentang evolusi. Kita
bisa menelusuri ke Yunani kuno, ada Thales (636-546 SM) dan juga Anaximander
(611-547 SM) mereka biasa membicarakan tentang asal-usul biota laut dan juga
evolusi kehidupan. Selain mereka, Phytagoras (570-496 SM), Xantus (sekitar 500
SM) dan Empedocles (490-430 SM) juga kerapkali membahas tentang isu yang
sama(Comas, 1976).Namun Charles Darwin adalah orang pertama yang dapat
memetakan tentang konsep evolusi dengan jelas, oleh sebab itu beliau diberi gelar
sebagai “Bapak Evolusi”.
2.2. Teori Evolusi Sebelum darwin, Darwin dan Paca Dawin
Darwin adalah ilmuwan pertama peletak dasar-dasar ilmiah teori evolusi,
karena telah banyak terbukti mapan menghadapi pengujian ilmiah. Sampai saat
ini. Konsep utama teori Darwin mengenai evolusi adalah tentang seleksi alam
yang dianggap oleh mayoritas komunitas sains sebagai teori terbaik dalam
menjelaskan peristiwa evolusi.
Teori evolusi bukan pertama kali dikemukakan oleh Charles Darwin, tapi
sudah ada jauh sebelumnya dan konsep ini sudah dikemukakan oleh beberapa ahli
diantaranya August Weismann, J.B Lammark dan Baron George Cuvier.
3
Perkembangan teori evolusi jika dijabarkan menurut waktunya, maka terdapat dua
pembagian waktu mengenai teori evolusi :
Tahap perkembangan teori Evolusi dibedakan menjadi tiga besar : (1) Masa
Pra-Darwin, (2) Masa Darwin, dan (3) Masa Pasca-Darwin
A. Masa Pra-Darwin
Pada masa pra Darwin, teori evolusi organik memperkirakan bahwa sejak
kehidupan muncul di bumi, telah terjadi suatu proses berkesinambungan.
Organisme yang hidup berasal dari bentuk-bentuk sebelumnya. Variasi-variasi
yang besar adalah sabagai hasil respons makhluk hidup terhadap perubahan
lingkungan. Respons ini berupa perubahan struktur dan fungsi tubuh makhluk
individu hidup yang kemudian dilangsungkan kepada generasi selanjutnya
melalui suatu proses pewarisan sifat yang telah mengalami perubahan itu.
Pada masa pra Darwin, teori evolusi organik memperkirakan bahwa sejak
kehidupan muncul di bumi, telah terjadi suatu proses berkesinambungan.
Organisme yang hidup berasal dari bentuk-bentuk sebelumnya. Variasi-variasi
yang besar adalah sabagai hasil respons makhluk hidup terhadap perubahan
lingkungan. Respons ini berupa perubahan struktur dan fungsi tubuh makhluk
individu hidup yang kemudian dilangsungkan kepada generasi selanjutnya
melalui suatu proses pewarisan sifat yang telah mengalami perubahan itu.
Masa pra-Darwin dapat digolongkan menjadi dua tahapan, yaitu:
1. Masa Fiksisme (Aristoteles, Plato, Leeuwenhoek, Cuvier, Linnaeus,
Buffon, Hooke, dll), yang pemikirannya memiliki kedekatan dengan
mitos, sehingga pendapatnya juga lebih bercorak sebagai fiksi ilmiah.
Konsep-konsep utama yang berkembang masa itu antara lain:
a. Sampai abad ke-18, paham yang berkembang adalah bahwa
organisme adalah sebagai ciptaan Tuhan, sehingga dalam bahasan
Biologi tentang “Asal-usul Kehidupan” disebut sebagai Teori
Ciptaan Khusus (The Special Creation). Leewenhoek, meskipun
dengan eksperimen yang menemukan Paraemecium dari potongan
jerami yang direndam air selama 7 hari (sesuai dengan kitab
Kejadian, saat Tuhan menciptakan dunia dan seisinya), menyatakan
4
bahwa kehidupan berasal dari benda tak hidup, yang disebutnya
dengan konsep generatio spontanea.
b. Adanya kelainan atau cacat tubuh adalah sebagai kutukan, jadi
bukanlah sebagai perubahan makhluk hidup yang dilatarbelakangi
oleh seleksi alam maupun perubahan genetik (mutasi) makhluk
hidup.
Pemikiran yang mulai berbeda dengan teori Ciptaan Khusus
kemudian mulai digagas oleh beberapa orang ahli, seperti:
a. Linnaeus mengelompokkan organisme berdasarkan kesamaan alat
reproduksinya, dan manusia dimasukkan ke dalam kelompok kera
(kera = Primata tidak berekor, monyet = Primata berekor)
b. Buffon menyatakan bahwa hewan-hewan bersifat plastis. Variasi-
variasi kecil yang dihasilkan lingkungan akan berakumulasi
membentuk perbedaan-perbedaan yang lebih besar. Setiap hewan
pada jalur tipe-tipe hewan, berubah dari moyangnya yang
keadaanya lebih sederhana.
c. Cuvier menyatakan bahwa tipe-tipe baru spesies terbentuk setelah
ada bencana. Setiap spesies tercipta secara terpisah. Georges Cuvier
percaya bahwa bencana dan malapeteka yang terjadi di muka bumi
akan mengikis kehidupan yang ada. Dalam setiap peristiwa
bencana, selalu ada satu wilayah yang terhindar dari bencana.
Kehidupan yang tersisa akan menyebar ke wilayah-wilayah lainnya.
Cuvier meyakini bahwa ada kehidupan yang telah mengalami
kepunahan.
2. Masa Adaptasi dan Transformasi (Hutton, Malthus, Lamarck, Lyell
dll.)
Konsep-konsep yang berkembang pada tahapan ini adalah:
a. Semua ahli yang menyatakan teori evolusi masa ini didasarkan atas
adanya perbedaan antara makhluk satu dengan lainnya. Erasmus
Darwin, yang tiada lain kakek Charles Robert Darwin, dalam
bukunya “Zoonomia” menyatakan bahwa kehidupan itu berasal dari
5
asal mula yang sama. Respons fungsional yang dimiliki oleh
individu makhluk hidup akan diwariskan kepada keturunannya.
b. Lamarck, adalah biologiwan Perancis yang dikenal karena
pendapatnya dalam teori tentang evolusi kehidupan. Dia menyatakan
bahwa perbedaan- antar individu terjadi karena kebiasaan atau
latihan-latihan yang dilakukan individu tersebut. Hal yang diperoleh
melalui latihan dapat diturunkan kepada anaknya. Contoh yang
dikemukakan adalah leher jerapah. Hewan ini memiliki leher yang
panjang karena mulut di kepala selalu digunakan untuk meraih daun-
daun pakannya yang semakin tinggi.
c. Para pendukung materialisme dialektika, pemikiran yang
berkembang pesat di akhir abad ke-19, menganggap Lamarckisme
sesuai dengan ideologi mereka, dan melahirkan Neo-Lamarckisme.
Kaum ini menolak teori evolusi Darwin, mengadopsi Lamarckisme,
dan bahkan mempraktekkannya dalam bidang pertanian di negara-
negara komunis. Vernalisasi (perlakuan suhu rendah) terhadap benih
gandum dianggap dapat "melatih" tanaman sehingga tahan
menghadapi musim dingin. Pendapat ini dipercaya karena hasil
penelitian Ivan Mitschurin, seorang pemulia tanaman Rusia,
menunjukkan hal itu.
d. Charles Lyell mengemukakan adanya evolusi geologi. Teori ini
berbicara mengenai perubahan ketinggian tanah, sedimen yang
dibawa oleh air, perubahan partikel dan perubahan iklim. Dalam
teori ini, organisme-organisme yang ada dianggap sebagai turunan
hasil modifikasi spesies-spesies lain yang hidup di masa geologi
sebelumnya.
e. Malthus menyatakan bahwa kenaikan produksi bahan makanan
seperti fungsi deret hitung, sedangkan kenaikan jumlah penduduk
(populasi) menurut fungsi deret ukur. Karena pertumbuhan makanan
tidak sebanding dengan pertumbuhan populasi, maka setiap individu
6
makhluk hidup harus berjuang untuk mendapatkan makan sebagai
prasyarat untuk mempertahankan hidup.
Menurut Septianing (2015), terdapat beberapa teori yang
berkembang sebelum adanya teori evolusi. Beberapa teori tersebut
diantaranya:
a. Teori Penciptaan Spesies.
Pada masa pra-Darwin dikenal dengan adanya teori penciptaan
spesies, yang menyatakan bahwa setiap spesies diciptakan sesuai
bentuk yang ada sekarang oleh kekuatan eksternal dan supernatural.
Carolus Linnaeus sepakat dengan teori ini.
b. Teori Katastrofisme
Selain teori tersebut dikenal juga dengan teori Katastrofisme
(Catasrtophism) yang menyatakan bahwa pergantian spesies terjadi
secara berkala melalui serangkaian bencana alam (katastrofi) seperti
banjur atau kemarau panjang, yang dapat menyebabkan kepunahan
makhluk hidup di bumi, lalu Tuhan menciptakan spesies baru di
daerah bencana tersebut. Seorang ahli yang sepakat dengan teori ini
adalah George Curvier.
c. Teori Uniformitarianisme
Salah satu teori yang menyatakan sebaliknya adalah teori
Unformitarianisme yang menyatakan bahwa proses penciptaan
bumi tidak secara tiba-tiba melainkan membutuhkan waktu yang
panjang. Teori ini dikemukakan oleh Sir Charles Lyell di dalam
bukunya yang berjudul Principles of Geology.
Pada abad yang sama, muncul seorang tokoh bernama Jean-
Baptiste de Lammarck merupakan pelopor teori evolusi, karena menjadi
orang pertama yang menyatakan tentang teori dan mekanisme evolusi.
Teori evolusi Lammarck dijelaskan berdasarkan catatan fosil yang
menunjukan bahwa makhluk hidup pada masa lalu berbeda dengan
makhluk hidup pada masa sekarang, dan berdasarkan kemampuan
7
setiap makhluk hidup untuk beradaptasi dengan lingkungannya sesuai
dengan cara hidup masing-masing. (Khadafi, 2008).
Lammarck mengemukakan suatu mekanisme evolusi yang dikenal
dengan teori menggunakan (use) dan tidak menggunakan (disuse).
Dimana organ tubuh yang sering digunakan akan mengalami perubahan
dan yang tidak akan mengalami penyusutan. Lammarck berpendapat
bahwa perubahan tubuh yang terjadi akibat dari adaptasi lingkungan
dapat diturunkan. Teori Lammarck dianggap tidak berlaku lagi ketika
August Weismann berpendapat bahwa sel-sel tubuh tidak dipengaruhi
oleh lingkungan. Dalam membuktikan pendapatnya, Weismann
melakukan percobaan dengan mengawinkan 2 ekor tikus yang telah di
potong ekornya. Namun, semua anak tikus yang dilahirlan dari
keturunan 2 ekor tikus tadi berekor panjang, dan hal ini terus menerus
di ujikan sampai generasi yang ke-21.
B. Masa Darwin
Organisme di bumi yang beraneka ragam itu merupakan hasil dari seleksi
alam. Kondisi alam yang selalu berubah (dinamik), baik yang berupa faktor
nirhayat (abiotik) maupun hayat (biotik), adalah sebagai penyeleksi. Individu
yang mampu menyesuaikan diri (karena kuat, tahan penyakit, dsb) terhadap
perubahan alam akan dapat bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu akan
terseleksi (tereliminasi, mati). Struktur dan fungsi tubuh makhluk yang telah
lolos dari seleksi merupakan sifat yang akan diwariskan kepada generasi
penerusnya.
1. Masa Seleksi Alam (Darwin, Wallace)
Konsep Darwin tentang spesiasi ini ditulisnya sebagai buku yang
berjudul : The Origin of Species by Means Natural Selection and
Preservation of The Fits in Struggle for Life, pada tahun 1844.
a. Menurut Darwin evolusi terjadi karena adanya seleksi alam (faktor
alam yg mampu menyeleksi makhluk hidup. Adaptasi merupakan
penyebab terjadinya seleksi alam (mekanisme seleksi alam). Ia
juga mengoreksi pendapat Lamarck tentang jerapah. Jerapah yang
8
berleher panjang berasal dari yang berleher panjang pula,
sedangkan yang berleher pendek musnah. Faktor yang
menyebabkan evolusi (mekanisme evolusi adalah seleksi alam).
b. Dari teori yang ada, Darwin menyusun bukti-bukti dan
mengemukakan suatu teori untuk menjelaskan bagaimana evolusi
tersebut berlangsung. Ia menjelaskan data, yang dikatakannya
sebagai bukti, sebagai berikut:
1) Kecepatan reproduksi semua spesies (jenis) melebihi kecepatan
penambahan persediaan makanan.
2) Semua organisme menunjukkan variasi, tidak ada dua individu
dlm satu jenis yg persis sama.
3) Semakin banyak individu memiliki peluang untuk hidup, tetapi
karena keterbatasan makanan, tiap individu harus berjuang
mempertahankan hidup, yang didukung oleh: ukuran tubuh,
kekuatan, kemampuan lari, atau ciri apapun untuk bertahan
yang menyebabkan individu punya kelebihan tehradap yang
lain.
4) Ciri yang mendukung kemampuan bertahan hidup akan
diwariskan kepada generasi berikutnya.
5) Sepanjang masa geologik, variasi-variasi yang mampu bertahan
akan menghasilkan perbedaan yang kian nyata, dan
terbentuklah jenis baru.
Selanjutnya Darwin menyatakan inti (konsep pokok) teori evolusi
dapat dibagi menjadi beberapa pokok berikut ini:
1) Variasi pada tumbuhan dan hewan merupakan suatu variasi
karateristik yang muncul dalam penampakan fenotip organisasi
tersebut.
2) Rasio pertambahan terjadi secara geometrik, yaitu jumlah
setiap spesies relatif tetap. Hal ini terjadi karena banyak
individu yang tersingkir oleh predator, perubahan iklim dan
proses persaingan.
9
3) Struggle for existance (usaha yang keras untuk bertahan )
merupakan suatu usaha individu organisme untuk bertahan
hidup. Individu dengan variasi yang tidak sesuai untuk kondisi-
kondisi yang umum di alam, akan tersingkir. Adapun individu-
individu dengan variasi yang menguntungkan dapat
melanjutkan kehidupannya dan memperbanyak diri dengan
berproduksi.
4) The survival of fittest, ketahanan didapat dari organisme yang
memiliki kualitas paling sesuai dengan lingkungan. Individu-
individu yang dapat hidup akan mewariskan variasi-variasi
tersebut kepada generasi berikutnya.
c. Seiring dengan berkembangnya pengetahuan biologi pada abad ke-
18, pemikiran evolusi Darwin mulai menelusuri kembali pemikiran
beberapa filsuf seperti Pierre Maupertuis (1745) dan Erasmus
Darwin (1796). Pemikiran biologiawan Jean-Baptiste Lamarck
tentang transmutasi spesies juga memiliki pengaruh yang kuat.
Charles Darwin merumuskan pemikiran seleksi alamnya pada
tahun 1838 dan masih mengembangkan teorinya pada tahun 1858
ketika Alfred Russel Wallace mengirimkannya teori yang mirip,
melalui suratnya "Surat dari Ternate". Keduanya diajukan ke
Linnean Society of London sebagai dua karya yang terpisah. Pada
akhir tahun 1859, publikasi Darwin, On the Origin of Species,
menjelaskan seleksi alam secara detail dan memberikan bukti yang
mendorong penerimaan luas evolusi dalam komunitas ilmiah.
d. Sir Alfred Russel Wallace
1) Dari hasil perjalanannya ke Malaysia, Borneo, Sulawesi dan
Maluku, dia melihat perbedaan fauna di Indonesia bagian Barat
dan Timur, yang dibatasi dengan garis imajiner membentang
dari utara laut antara pulau Kalimantan dengan pulau Sulawesi,
membentang ke selatan membelah selat Lombok. Laut yang
disebut sebagai pembatas ini merupakan laut yang dalam.
10
Fauna Kalimantan dan Bali ke barat bersubtipe Malesia yang
merupakan tipe flora Asia, sedangkan fauna Sulawesi dan
Lombok ke timur bersubtipe Australasia, mirip fauna Australia
2) Ia juga menyatakan persetujuannya pada konsep Survival of the
fittest (siapa yang kuat dia yang menang) seperti yang
dikemukakan oleh Darwin.
2. Masa Teori Genetika (Mendel, De Vries, Tschernov, Bateson,
Weismann, dll)
a. Gregor Johan Mendel: Hukum Pewarisan Sifat
Pengkajian kembali kembali karya Gregor Johan Mendel mengenai
genetika, yang tidak diketahui oleh Darwin dan Wallace,
dikemukakan oleh Hugo de Vries untuk menjelaskan tentang
pewarisan sifat makhluk hidup kepada keturunannya.
b. De Vries dan Tschernov : menguatkan kembali hukum Mendel
melalui penelitian-penelitian yang dilakukan. Pada masa Darwin
teori Genetika dan teori Evolusi merupakan dua disiplin ilmu yang
berkembang bersama dan terpisah satu dengan lainnya tanpa ada
sangkut pautnya. Mereka berdualah yang menghubungkan antara
dua teori tersebut, sehingga teori Evolusi mampu memberikan
penjelasan tentang bagaimana perubahan sifat yang terjadi itu
dilatarbelakangi oleh mutasi gen-gen, dan kemudian diwariskan
kepada keturunannya. Dalam perjalanan waktu, mutasi dapat
berlangsung berulang kali, sehingga perbedaan (penyimpangan)
sifat (yang dibawa oleh gen hasil mutasi) semakin jauh. Hasilnya
adalah makhluk hidup yang makin beragam hingga kini.
c. Bateson menyatakan bahwa kesesuaian antara warna tubuh
makhluk hidup dengan lingkungannya, atau disebut mimikri,
merupakan adaptasi dalam bentuk warna penyamaran, sehingga
tidak tampak mencolok. Contoh yang diambil olehnya adalah
warna sayap berbagai kupu-kupu. Penyamaran warna ini sebagai
perlindungan makhluk, baik terhadap hewan lain sebagai pemangsa
11
(predator) alaminya maupun bagi predator ketika mencari korban
(prey).
d. Weismann, seorang ahli biologi berkebangsaan Jerman yang hidup
pada tahun 1834-1912, menyatakan bahwa evolusi terjadi karena
adanya seleksi alam terhadap faktor genetis. Variasi yang
diwariskan dari induk kepada anaknya bukan diperoleh dari
lingkungannya tetapi perubahan yang diatur oleh faktor genetik
atau gen. Dalam percobaannya Weismann memotong ekor tikus
sampai 20 generasi, tetapi anaknya tetap saja berekor. Percobaan
ini menyanggah teori evolusi Lamarck.
Berdasarkan pendapat para ahli seperti yang telah disebut di atas,
perdebatan mengenai mekanisme evolusi terus berlanjut. Ketika Darwin
mencetuskan teori evolusinya, ia tidak dapat menjelaskan sumber variasi
terwariskan yang diseleksi oleh seleksi alam. Seperti Lamarck, ia
beranggapan bahwa orangtua (parental) mewariskan adaptasi yang
diperolehnya selama hidupnya, teori yang kemudian disebut sebagai
Lamarckisme. Pada tahun 1880- an, August Weismann mengindikasikan
bahwa perubahan ini tidak diwariskan, dan Lamarckisme berangsur-angsur
ditinggalkan. Selain itu, Darwin tidak dapat menjelaskan bagaimana sifat-
sifat diwariskan dari satu generasi ke generasi yang lain. Pada tahun 1865,
Gregor Mendel menemukan bahwa pewarisan sifat-sifat dapat diprediksi.
Ketika karya Mendel ditemukan kembali pada tahun 1900-an, ketidakcocokan
atas laju evolusi yang diprediksi oleh genetikawan dan biometrikawan
meretakkan hubungan model evolusi Mendel dan Darwin.
C. Masa Pasca-Darwin
Pada masa ini masyarakat ilmiah lebih komunikatif, dibandingkan pd masa
sebelumnya, sehingga para ahli bisa melihat keterkaitan antara ilmu satu
dengan lainnya. Penemuan oleh Hugo de Vries dan lainnya pada awal 1900-
an memberikan dorongan terhadap pemahaman bagaimana variasi terjadi
pada sifat tumbuhan dan hewan. Seleksi alam menggunakan variasi tersebut
untuk membentuk keanekaragaman sifat-sifat adaptasi yang terpantau pada
12
organisme hidup. Walaupun Hugo de Vries dan genetikawan pada awalnya
sangat kritis terhadap teori evolusi, penemuan kembali genetika dan riset
selanjutnya pada akhirnya memberikan dasar yang kuat terhadap evolusi,
bahkan lebih meyakinkan daripada ketika teori ini pertama kali diajukan.
Dokumentasi fakta-fakta terjadinya evolusi dilakukan oleh cabang biologi
yang dinamakan biologi evolusioner. Cabang ini juga mengembangkan dan
menguji teori-teori yang menjelaskan penyebab evolusi. Kajian catatan fosil
dan keanekaragaman hayati organisme-organisme hidup telah meyakinkan
para ilmuwan pada pertengahan abad ke-19 bahwa spesies berubah dari
waktu ke waktu.
Pada tahun 1930, teori seleksi alam Darwin digabungkan dengan teori
pewarisan Mendel, membentuk sintesis evolusi modern, yang
menghubungkan satuan evolusi (gen) dengan mekanisme evolusi (seleksi
alam). Kekuatan penjelasan dan prediksi teori ini mendorong riset yang
secara terus menerus menimbulkan pertanyaan baru, di mana hal ini telah
menjadi prinsip pusat biologi modern yang memberikan penjelasan secara
lebih menyeluruh tentang keanekaragaman hayati di bumi.
13
(Gambar. Teori Evolusi Lammarck)
Lamarck menyumbangkan gagasannya itu di dalam buku bidang taksonomi
yang berjudul histories naturale de animal sans verterwae dan dia adalah penemu
pertama istilah invetebrata. Sedangkan bukunya sendiri itu berjudul philosophies
zooloque dia pioner evolusi spesies.
Evolusi adalah proses perubahan yang berlangsung sedikit demi sedikit dan memakan
waktu yanglama.Ada dua macam evolusi, yaitu evolusi progresif dan evolusi regresif. Evolusi
progresif adalah evolusiyang menuju pada kemungkinan dapat bertahan hidup (survive).
Adapun Evolusi regresif (Retrogresif) adalah evolusi yang menuju pada kemungkinan punah.
Evolusi, sebagai cabang Biologi dalam rumpun Sains, adalah ilmu yang
mempelajari tentang perubahan yang terjadi secara berangsur-angsur menuju
kesesuaian dengan waktu dan tempat. Sebagai imu pengetahuan, kajian evolusi
didasarkan atas data keanekaragaman dan keseragaman makhluk hidup dalam
tingkat komunitas, dan kemudian dalam perkembangan berikutnya didukung oleh
data-data penemuan fosil, sehingga tidak pernah dapat menerangkan dengan
lengkap apa yang pernah terjadi pada masa lampau. Hal inilah yang kemudian
14
oleh para penentang paham evolusi digunakan sebagai dasar penolakan mereka.
Terlebih lagi jika penentang itu berasal dari tokoh agama, mereka melawan paham
evolusi dengan tetap menunjukkan apa yang telah tersurat dalam kitab suci
mereka. Maka untuk lebih menetralisasi (memperlunak) agar pertentangan tidak
lebih meruncing paham evolusi sering juga disebut sebagai Hipotesis Evolusi,
yang kebenarannya masih perlu diuji lebih lanjut.
Konsep Evolusi :
15
Selection or The reservation of Favoured Races in the Struggle for Life(Mawardi
& Hidayati, 2009). Charles Darwin berusia sekitar 22 tahun ketika melakukan
ekpedisi bersama HMS Beagle (sebuah kapal inggris yang berlayar ke seluruh
dunia). Ekspedisi ini seharusnya memakan waktu dua tahun tetapi Darwin
menghabiskan waktu hingga lima tahun. Selama perjalanan, Darwin
berkesempatan mengumpulkan dan mengobservasi keanekaragaman hayati
berdasarkan bentuknya. Pemikiran awal Darwin dipengaruhi pandangan
Aristoteles adalah bahwa : “tidak ada perubahan sejak waktu kreasi bumi”.
Campbell (2003) memperlihatkan cara Darwin mengambil kesimpulan
berdasarkan data observasi.
Berikut adalah pola inferensi Darwin:
Observasi 1: Individu dalam populasi memiliki karakteristik bervariasi yang
sifatnya dapat diturunkan.
Observasi 2: Organisme memproduksi keturunan lebih daripada daya dukung
lingkungan
Inferensi 1: Individu yang sesuai dengan lingkungannya akan memproduksi
keturunannya lebih banyak daripada individu lain.
Inferensi 2: Seiring waktu, sifat yang menguntungkan akan terakumulasi
dalam populasi.
Darwin membuat konklusi bahwa organisme yang mampu beradaptasi
terhadap lingkungan mampu meneruskan sifat unggul kepada keturunannya
melalui proses reproduksi. Darwin mengemukakan dua kata kunci dalam teorinya
yaitu seleksi alam (natural selection) dan adaptasi (adaptation). Darwin menyadari
bahwa adaptasi berkembang seiring berjalannya waktu sehingga Darwin perlu
menjelaskan mekanisme evolusi. Darwin mengajukan kata “seleksi alam” sebagai
mekanisme perubahan evolusioner.
Beberapa langkah mekanisme seleksi alam sebagai mekanisme perubahan
evolusioner adalah sebagai berikut.
1. Anggota populasi memiliki variasi sifat yang akan melewati proses seleksi
alam (keadaan lingkungan yang tidak menunjang).
16
2. Anggota populasi yang mampu bertahan hidup (beradaptasi) akan mampu
melakukan reproduksi dengan membawa sifat unggul daripada individu
lain.
3. Seiring berjalan waktu, proporsi sifat yang menguntungkan (mampu
beradaptasi) akan meningkat dalam populasi dan yang tidak memiliki sifat
tersebut akan musnah.
17
dan bersifat permanen. Pada awal tahun 1700-an, biologi di Eropa dan Amerika
didominasi oleh teologi alami (natural theology), yaitu suatu filosofi yang
dikhususkan pada penemuan rencana Sang Pencipta dengan mempelajari alam.
Para pengikut teologi alami melihat adaptasi organisme sebagai bukti Sang
Pencipta telah merancang masing- masing dan setiap spesies untuk suatu tujuan
tertentu. Tujuan utama teologi alami adalah untuk mengelompokkan spesies yang
memperlihatkan tahapan skala kehidupan yang telah diciptakan oleh Tuhan
(Risatasa, 2013).
Teori dan pemikiran Charles Darwin mengenai evolusi mahkluk hidup
menggunakan kajian secara ontologi dan epistemologi, karena hasil pemikiran
Charles Darwin berdasarkan pengamatan-pengamatan yang ia lakukan lalu
dianalisa dan munculah konsep adaptasi dan seleksi alam. Darwin menggunakan
paradigma positivistik karena teori evolusi mahkluk hidup berlandaskan data-data
empiris, dapat diobservasi secara nyata, dan dibuktikan secara ilmiah. Dimensi
dinamis dalam sains digambarkan oleh lahirnya teori evolusi makhluk hidup
melalui metode ilmiah yang menggambarkan sains sebagai sebuah proses. Hal ini
memberikan produk berupa teori evolusi Darwin sebagai produk dari pengkajian
fenomena alam secara ilmiah. Sesuai dengan pernyataan Firman (2019) bahwa
sains pada hakikatnya merupakan proses dan produk dimana produk sains adalah
hasil dari proses sains itu sendiri.
Biologi mengenal kata “evolusi” yang berarti bahwa makhluk hidup
mengalami perubahan (modifikasi) dari makhluk hidup sebelumnya. Implikasi
hadirnya Teori evolusi tidak memperkenankan keanekaragaman hayati terjadi
melalui proses revolusi. Teori evolusi sejalan dengan teori asal usul kehidupan
yaitu teori biogenesis dimana makhluk hidup berasal dari makhluk hidup
sebelumnya. Walaupun demikian, teori evolusi memiliki keterbatasan dalam
menjelaskan asal-usul kehidupan. Teori ini pun sejalan dengan hukum Mendel
yang dikemukakan pada tahun 1920-an mengenai sifat yang diturunkan kepada
generasi berikutnya melalui substansi tertentu (yang akhirnya dikenal dengan
sebutan “gen”). Pengurutan gen pada DNA pada akhir abad ke 20 melahirkan
filogenetik molekuler dan merombak pohon kehidupan menjadi tiga sistem
18
domain. Seiring perkembangan zaman, pandangan saintis mengenai evolusi
terpusat pada gen sebagai “kode kehidupan” (Campbell, 2003).
Teori evolusi Darwin menjadi landasan bagi teori evolusi modern, termasuk
rekayasa genetika. Perkembangan teknologi dewasa ini memungkinkan saintis
untuk melakukan rekaya genetika. Melalui rekayasa genetik, manusia
berkontribusi dalam mempercepat proses evolusi (Campbell, 2003). Genetic
Material Organism (GMO) merupakan hasil penggunaan teknologi terkait proses
mutasi genetik yang mengarah pada evolusi suatu makhluk hidup. Sebelum
rekayasa genetic ditemukan, manusia telah melakukan “rekayasa genetik” melalui
peristiwa kawin silang. Perkawinan silang dilakukan manusia hingga
mendapatkan organisme dengan sifat yang diinginkan manusia. Anjing
merupakan contoh perkawinan silang ras serigala. Jelas penggunaan teori evolusi
ditangkap dengan baik oleh para teknolog dalam rangka merekayasa materi
genetika makhluk hidup sesuai keinginan dan kebutuhan manusia.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Evolusi merupakan proses terjadinya perubahan dalam jangka waktu yang
panjang, dan perubahan itu akan menjadi lebih kompleks namun akan terlihat
selama berjuta tahun kemudian
Menurut Jean Baptisk Lamarck evolusi akan muncul ketika adanya suatu
adaptasi, sedangkan penyebab munculnya adaptasi adalah suatuproses
penyesuaian makhluk hidup dengan lingkungan yang kemudian akan diwariskan
kepada generasi berikutnya atau keturunannya. Konsep yang terkenal adalah use
dan disuse pada organ-organ makhluk hidup yang memiliki arti dipergunakan atau
tidak dipergunakan dan itu akan berlaku kekal sehingga dapat menurunkan kepada
keturunannya
Charles darwin tidak sependapat dengan gagasan Lamarck, dia
mengemukakan bahwa evolusi terjadi karena adanya seleksi alam. Bahwasanya
spesies yang hidup pada saat ini, adalah bermula dari spesies masa lampau.
Gagasan itu dikemukakan dalam bukunya The Original of species by Means of
Selection or The reservation of Favoured Races in the Struggle for Life.
Weismann berpendapat sama dengan gagasan yang dimiliki Darwin, dia
menambahi gagasan darwin dengan pernyataan seperti ini: bahwasanya evolusi
yaitu masalah genetika yang memiliki artian tentang keturunan yang menyangkut
masalah bagaimanakah mewariskan gen-gen melalui sel kelamin. Sel-sel yang ada
ditubuh tidak dipengaruhi oleh suatu kondisi lingkungan, jadi evolusi menurut
weismannmerupakan hal yang mempengaruhi genetika makhluk hidup melalui
seleksi alam.
3.2 Saran
Penulis berharap melalui makalah ini penulis dan pembaca bisa menambah
wawasan dan dapat memahami bagaimana perkembangan teori evolusi. Penulis
juga memohon maaf apabila terdapat materi yang kurang sesuai dalam makalah
20
ini, kritik dan saran sangat diharapkan dalam pengembangan makalah ini
kedepannya.
21
DAFTAR PUSTAKA
Alters, B and Alters S. 2005. Teaching Biology in Higher Education. New York:
John Wiley and Sons.
Ashton, Beryl G. 1969. Genes, Chromosomes and Evolution. New York:
Houghton Mifflin Company.
BSCS. 2002. Biology, an Ecological Approach. Ninth Edition. Iowa:
Kendall/Hunt Publishing Company.
BSCS. 2006. Biology, A Molecular Approach. Ninth edition. New York: Mc
Graw Hill.
Campbell, N. A., J. B. Reece dan L.G. Mitchell. 1999. Biology. Fifth Edition.
New York: Addison Wesley Longman, Inc.
Campbell, N.A., Jane B.R., Lawrence G.M. 2003. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Darwin, Charles. 2007. Penerjemah: Tim UNAS. The origin of Species – Asal-
usul Spesies. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Etty Indriati. 2009. Warisan Budaya dan Manusia Purba Indonesia “Sangiran”.
Yogyakarta: PT Citra Aji Parama.
Firman, Harry. 2019. Pengantar Filsafat Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung:
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
Futuyma, Douglas J. 2005. Evolution. Massachusetts. USA: Sinauer Associates,
Inc Publisher.
Lasker, G. 1976. Physical Anthropologi. New York: Rinehard Wiston.
Lawson, Anton E. 1995. Science Teaching and the Development of Thinking.
California: Wadsworth Publishing Company.
Lewin, R. 1993. Human Evolution. New York: Blackwell Scientific Publications.
Mawardi, & Hidayati, N. 2009. Ilmu Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu
Budaya Dasar IAD-ISD-IBD. Bandung: CV Pustaka Setia.
Prawoto, Sudjoko, Siti Mariyam. 1987. Evolusi. Jakarta: Universitas Terbuka.
Risatasa. 2013. Modul 1: Sejarah Perkembangan Teori Evolusi Makhluk Hidup.
[Online]. http://repository.ut.ac.id/4251/1/PEBI4204-M1.pdf (diakses pada
tanggal 12 November 2019).
22
Solomon, E.P., L.R. Berg, D.W. Martin. 2008. Biology. 8 th Edition. Australia:
Thomson Brooks/Cole.
Ward, K. 2003. Dan Tuhan Tidak Bermain Padu. Bandung: Dlizam.
Zihlman, Adrienne L. 1982. The Human Evolution Coloring Book. New York:
Harper Collins Publisher.
23