Anda di halaman 1dari 2

Nama : Frisca Gusti Auliya

NIM. : 200302110036

Tugas Filsafat Ilmu

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kutub determinisme, pilihan bebas


(free will), dan probabilistik, serta mengapa ilmu menjatuhkan pilihannya
terhadap penafsiran probabilistik? (jangan lupa untuk mencantumkan
sumber bacaan/referansi)

- Kutub determinisme
Determinisme adalah suatu aliran filsafat yang berpendapat, bahwa semua amal
perbuatan manusia telah ditentukan begitu rupa oleh sebab musabab terdahulu,
sehingga manusia praktis tidak dapat melakukan perbuatan-perbuatan tersebut
atas kehendaknya sendiri yang bebas. Dengan perkataan lain, dalam aliran
tersebut manusia tidak mempunyai kebebasan untuk berbuat dan berkehendak.

- Pilihan bebas (free will) / Indeterminisme


Indeterminisme adalah suatu aliran filsafat yang berpendapat bahwa semua
amal perbuatan manusia didasarkan atas kehendaknya sendiri yang tidak terbatas
kebebasannya. Dalam artian bahwa manusia memiliki kebebasan untuk berbuat
dan berkehendak.
Jean-Paul Sartre (1905-1981) misalnya berpendapat. “Manusia tidak mempunyai
sandaran keagamaan atau tidak dapat mengandalkan kekuatan diluar dirinya
sendiri” (Titus, Smith, nolan, 1975:395). Oleh karenanya, dapat diketahui bahwa
menurut Sartre, kebebasan manusia itu benar-bear absolut. Tidak ada batas-batas
kebebasan, karena bagi Sartre manusia harus menjadi dewasa, manusa tidak
boleh mengandalkan kekuatan dluar dirinya. “Manusia harus melihat kepada
dirinya, karena Tuhan tidak ada” (Titus, Smith, nolan, 1975:398).

( REFRENSI : REFLEKSI FILOSOFIS TENTANG INDETERMINISME DAN


DETERMINISME(Telaah Kritis Atas Pemikiran Harun Nasution))

- Probabilistik
Probabilistik merupakan penjelasan yang ditarik secara induktif dari dengan
demikian tidak memberikan kepastian seperti penjelasan deduktif melainkan
penjelasan yang bersifat peluang.
Kelompok penganut paham ini berada diantara deterministik dan pilihan
bebas yang menyatakan bahwa gejala umum yang universal itu memang ada
namun sifatnya berupa peluang (probabilistik). Seperti yang kita ketahui
sebelumnya bahwa hukum alam tunduk kepada hukum alam (deterministik) akan
tetapi suatu kejadian tertentu tidak harus selalu mengikuti pola tersebut. Jujun
(1992) memaparkan bahwa ilmu itu tidak mengemukakan kalau X selalu
mengakibatkan Y, melainkan X memiliki peluang yang besar untuk
mengakibatkan terjadinya Y.

- Mengapa ilmu menjatuhkan pilihannya kepada tafsir probabilistik?


Ilmu pengetahuan yang berfungsi membantu manusia dalam memecahkan
masalah praktis sehari-hari, tidaklah perlu memiliki kemutlakan seperti agama
yang berfungsi memberikan pedoman terhadap hal-hal yang paling hakiki dari
kehidupan ini. Walaupun demikian sampai tahap tertentu ilmu perlu memiliki
keabsahan dalam melakukan generalisasi, sebab ilmu pengetahuan yang bersifat
personal dan individual seperti upaya seni, tidaklah bersifat praktis. Jadi diantara
kutub determinisme dan pilihan bebas ilmu menjatuhkan pilihannya terhadap
penafsiran probabilistik.

Sumber Referensi :
- Jurnal REFLEKSI FILOSOFIS TENTANG INDETERMINISME DAN
DETERMINISME(Telaah Kritis Atas Pemikiran Harun Nasution).
oleh M. Baharudin
- Jurnal ASUMSI-ASUMSI DASAR ILMU PENGETAHUAN SEBAGAI
BASIS PENELITIAN PENDIDIKAN ISLAM oleh Ahmad Irfan

Anda mungkin juga menyukai