Anda di halaman 1dari 48

PROPOSAL

PROJECT WORK/PROYEK TUGAS AKHIR

SMK KARYA PEMBAHARUAN


Jl. Pilar Sukatani No.01, Sukaraya, Kec. Karangbahagia, Bekasi, Jawa
Barat 17530
2021
DISUSUN OLEH :
NAMA : MARIE ABDUL LATIF
KELAS : XII TKR 2
NO INDUK : 181910064/0030044372
PROGRAM KEAHLIHAN : TEKNIK KENDARAAN RINGAN

DAFTAR ISI
Halaman judul......................................................................................(!)
Persetujuan.........................................................................................(!!)
Lembar Pengesahan.............................................................................(!!!)
Kata pengantar.....................................................................................(V)
Daftar isi.............................................................................................(VI)
PENDAHULUAN
Latar belakang..................................................................................{1.1}
Rumusan masalah.............................................................................{1.2}
Batasan masalah...............................................................................{1.3}
Manfaat............................................................................................{1.4}
DAFTAR TEORI PROJEK WORK
BAB I TUNE UP...............................................................................
BAB II SISTEM KELISTRIKAN MOBIL.................................................
BAB III BALANCING BAN.................................................................
BAB V PENGUKURAN......................................................................
PENUTUP.......................................................................................
SARAN-SARAN................................................................................

LEMBARAN PENGESAHAN

Nama Sekolah : SMK Karya Pembaharuan


Bidang Sekolah: Otomotif
_____________________________________

No Peserta :18
Nama Peserta: Marie Abdul Latif
JUDUL PROJECT
LAPORAN SISTEM PADA MOBIL

Karang Bahagia 3 Maret 2021

Peserta Ujian

( MARIE ABDUL LATIF )

GURU PEMBIMBING KA.PROGRAM KEAHLIAN

(M.Ishaq S.Pd) (Dedi Supriyadi S.Pd)

MENGETAHUI
KEPALA SEKOLAH
SMK Karya Pembaharuan

(Ahmad Tetuko Taqiyuddin S.EI)

KATA PENGANTAR

Puji syukuri saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena rahmat dan
hidayahnya sehingga saya dapat menyusun dan mengajukan proposal ini tepat
pada waktunya . penyusun proposal ini bertujuan memenuhi syarat uju
kompetensi siswa.

Dalam penyelesaian laporan ini penyusun mendapat bantuan dari berbagai pihak
, maka kesempatan yang baik penyusunan mengucapkan terima kasih
kepada :

1. Bapak AhmadTetuko Taqiyuddin S.EI selaku kepala SMK Karya


Pembaharuan yang telah memberi izin untuk menyusun proposal ini.
2. Bapak Izhaq S.Pd selaku guru pembimbing pembuatan proposal ini.
3. Bapak Dedy Supriyadi S.Pd selaku Ka.program keahlian.
4. Semua pihak yang telah memberikan keterangan kepada penyusun dalam
menyelesaikan proposal tugas akhir tahun ( project work ).
Penulis menyadari bahwa penulisan proposal ini masih belum sempurna,
mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang saya miliki. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari
berbagai pihak demi kesempurnaan pada pembuatan proposal berikutnya.

Besar harapan penulis , semoga pembuatan proposal ini ada manfaatnya bagi
saya,pembaca khususnya siswa/i.

3 MARET2021

PENULIS

( MARIE ABDUL LATIF )

1.1 LATAR BELAKANG


Menjelaskan alasan kenapa diadakan tune up pada mobil EFI yang mengacu
pada service berkala.

Tune Up merupakan kegiatan yang dilakukan oleh mekanik guna mendapatkan


performa yang sangat baik pada kendaraan .

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang akan di bahas adalah:

Bagaimana cara merekomendasikan tune up kendaraan ringan sebagai


praktikum siswa jurusan TKR

1.3 BATASAN MASALAH

Dalam perancangan tune up pada mesin mobil ini berfokus pada beberapa hal
sebagai berikut:

•Bahan atau komponen Yang di gunakan adalah sistem tune up pada


kendaraan mobil.
•Rencana anggaran komponen yang di perlukan

•Pemasangan komponen tune up pada unit yang sudah ada

1.4 MANFAAT

Manfaat yang di harapkan dengan adanya rekomendasi tune up EFI.

Antara lain:

•Mengetahui proses tune up pada kendaraan

•Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan terutama dalam sistem tune


up

•Sebagai sarana media praktikum bagi siswa di jurusan TKRO

II. KEUNGGULAN DAN FUNGSI TEMPAT


Menjelaskan keunggulan Tune Up dibanding dengan perawatan biasa.

III. SKETSA/GAMBAR KERJA


IV. BAHAN
Menguraikan rincian bahan yang diperlukan beserta jumlahnya. Bahan
hendaknya mudah didapatkan, relatif mudah atau terjangkau peserta uji.

NO NAMA BAHAN JUMLAH


1 BUSI 4
2 CLEANER 1
3 FILTER OLI 1
4 FILTER BAHAN BAKAR 1
5 FILTER UDARA 1
6 OLI GARDAN 1
7 OLI MESIN 4
8 OLI TRANSMISI 5
9 MINYAK REM 1
10 MINYAK POWER STEERING 1
11 COOLANT 1
12 KAMPAS REM 4

V. PERALATAN
Menguraikan rincian alat yang akan digunakan serta kepemilikan alat. Alat
untuk memudahkan pengerjaan tune up.

NO NAMA ALAT JUMLAH


1 Kunci ring 1 set
2 Kunci pass 1 set
3 Kunci shock 1 set
4 Kunci busi 1 set
5 Kunci Momen 1 buah
6 Kunci roda 1 buah
7 Impact 1 buah
8 Lift 1 buah
9 Obeng 1 set
10 Jangka sorong 1 buah
11 Feeler gauge 1 buah
12 Multimeter 1 buah
13 Air gun 1 buah
14 Kunci T 1 set
15 Hydrometer 1 buah
VI. SISTEMATIKA KERJA
Urutan / langkah melakukan tune up :

• Mempelajari langkah
• Menyiapkan alat dan bahan
• Membongkar komponen-komponen yang akan diperiksa
• Memeriksa komponen yang akan diperiksa.
• Mengganti komponen yang sudah rusak.
• Rakit kembali semua komponen yang sudah diperiksa maupun yang
sudah diganti.

VIII. KESIMPULAN

• Semakin baik kita melakukan tune up maka semakin banyak yang akan
melakukan tune up di bengkel.
• Tune up harus di lakukan ketika ingin perjalanan jauh
• Tune up menjaga kestabilan kendaraan agar lebih baik
• Kualitas servis juga mempengaruhi banyak dan sedikitnya konsumen
• NAMA :MARIE ABDUL LATIF
• NO : 18
• KELAS : XII TKR 2

BAB I

PROSES TUNE UP

Tune-up merupakan servis yang paling sering dilakukan


dibandingkan dengan jenis servis mobil yang lain, seperti
overhaul, spooring- balancing, dan kenteng magic (ketok magic).
Tune-up merupakan servis yang bertujuan untuk mengembalikan
tenaga motor agar sesuai dengan standarnya. Jadi, tune-up
merupakan servis penting sebuah mobil sebelum servis lainnya.

Pekerjaan tune-up harus sesuai dengan prosedurnya. Tanpa


mengikuti urutan yang benar, hasil tune-up tidak akan sempurna
dan akan banyak mengalami terjadinya pengulangan pekerjaan.
Ibarat orang membersihkan ruangan, langkah yang tepat adalah
menyapu (membersihkan) bagian atas (langit-langit), kemudian
membersihkan lantainya. Jika menyapu lantai terlebih dahulu,
kemudian membersihkan langit-langit ruangan, lantainya harus
disapu lagi. Ini jelas tidak efisien, baik tenaga, waktu, maupun hasil
pekerjaan. Dengan prosedur tune-up yang benar, akan diperoleh
beberapa keuntungan sebagai berikut.

o Waktu yang diperlukan lebih cepat.


o Tenaga yang dikeluarkan untuk menyervis lebih kecil.
o Peralatan lebih awet karena frekuensi pemakaian alat berkurang
o Mobil lebih awet karena frekuensi bongkar-pasangnya relatif
lebih kecil.
o Peralatan yang Diperlukan

Dalam pengerjaan tune-up, sebaiknya sesedikit mungkin


menggunakan alat. Persiapan alat yang berlebihan macam dan
jumlahnya, tetapi tidak digunakan, menandakan kurangnya
pemahaman terhadap mesin. Alat yang diperlukan dalam tune-up
sebagai berikut.

o Kunci pas.
o Kunci ring.
o Obeng positif dan negatif.
o AmpelasAmpelas (ambril)
o Timing- light
o Tes kompresi.
o Kain lap.

Namun, jika peralatan tersebut telah tersedia di dalam kotak peralatan


(toolbox), tentu tidak ada salahnya disiapkan satu kotak tersebut.
Kotak alat sebaiknya ditaruh di atas meja atau kursi, tidak ditaruh di
lantai karena dalam pekerjaan tune-up lebih banyak dilakukan
dengan berdiri dari pada duduk atau berbaring. Meletakkan kotak
alat di atas meja atau kursi akan memudahkan dalam memilih dan
mengambil alat yang akan digunakan. Karena tidak semua kunci
diperlukan, siapkan beberapa kunci dan taruh di luar kotak, tetapi di
atas kursi atau meja tersebut. Hitunglah jumlah kunci di dalam kotak
untuk mencegah kemungkinan kunci tidak diketahui tertinggal di
dalam mesin atau dekat mesin. Peralatan yang kemungkinan besar
bisa tertinggal di dalam atau di dekat mesin adalah peralatan kecil,
seperti feeler gauge, kunci pas, kunci ring, obeng, ampelas, kain
lap, dan kabel-kabel. Peralatan yang tertinggal di dalam atau di
dekat mesin dapat menimbulkan bahaya kebakaran dan kerusakan
mesin, bahkan bisa membahayakan keselamatan penumpang.
Contoh kasus akibat tertinggalnya peralatan di dalam mesin atau di
dekat mesin mobil sebagai berikut.

o Kunci pas menghubungkan kutub positif dengan kutub negatif


accu dapat menyebabkan kebakaran.
o Kabel tersangkut di daun kipas radiator sehingga daun kipas
patah.

Selain menghitung jumlah peralatan yang digunakan, perlu diperiksa


juga kondisi setiap peralatan secara teliti. Pastikan bahwa peralatan
tersebut dalam keadaan baik. Kondisi alat yang dapat menimbulkan
kecelakaan sebagai berikut.

o Kunci yang retak.


o Kabel terkelupas.
o Obeng retak.

PENGERJAAN TUNE-UP

A. Memeriksa Air Radiator

Sebelum tune-up dimulai, terlebih dahulu air radiatornya kita periksa.


Buka tutup radiator dengan cara diputar, kemudian lihat air radiator
dari lubang pengisian air. Jika jumlah air radiatornya kurang,
tambahkan secukupnya dengan air yang bersih.

Volume air di radiator dikatakan cukup jika ketinggiannya mencapai


batas bawah leher tutup radiator. Jangan menghidupkan mesin
dalam keadaan air radiator kurang, karena, mesin akan menjadi
sangat panas.

Waktu memeriksa air radiator, periksa juga kualitas airnya. Jika airnya
kotor, sebaiknya diganti dengan yang baru. Jika airnya berminyak,
berarti terjadi kebocoran oli yang menuju sistem pendinginan air.
Periksa juga kemungkinan terjadinya kebocoran air pendingin
dengan melihat ada tidaknya rembesan air di luar radiator.

B. Memeriksa Oli Mesin

Setelah memeriksa air radiator, tahap berikutnya adalah memeriksa oli


mesin. Jika oli mesin diperiksa setelah tune-up selesai, hasil tune-
up tidak akan maksimal karena kondisi oli mesin berpengaruh
terhadap suhu kerja mesin. Selain itu, oli mesin juga berpengaruh
terhadap bunyi mesin. Jika oli mesin sangat kotor, encer, atau
kurang, bunyi mesin akan menjadi kasar. Hal ini akan berpengaruh
terhadap putaran stasioner dan idel.

Pemeriksaan oli mesin meliputi volume oli dan kondisi oli. Volume oli
harus memenuhi batas minimal yang ditentukan, jika Oli kurang,
tambahkan dengan oli yang kekentalanya sama. Sebaiknya, oli
yang ditambahkan tersebut mereknya sama, untuk menghindari
reaksi kimia yang dapat merugikan kondisi dan kerja mesin.

Dilihat dari bahan bakunnya, oli pelumas ada 2 macam, yaitu :

o Oli MineralOli mineral dibuat dari bahan crude oli yang


mengandung bahan hidro karbon dan parafin yang cukup tinggi.
o Oli Sintetis

Oli Sintetis merupakan hasil dari perpaduan beberapa senyawa


kimia. Oli sintetis lebih baik daripada oli mineral karena bisa
tahan bekerja pada suhu rendah dan suhu tinggi.

C. Kondisi Visual Mesin

Selesai memeriksa oli mesin, jangan langsung menghidupkan mesin.


Amati dengan teliti kondisi visual mesin. Pastikan bahwa mesin
benar-benar aman untuk dihidupkan.

Memeriksa kondisi mesin secara visual termasuk tindakan


pencegahan kecelakaan yang harus dilakukan sebelum tune-up.
Mesin dikatakan aman untuk dihidupkan jika pemeriksaan mesin
menunjukkan hasil sebagai berikut:

o Tidak ada kabel yang tersangkut.


o Tidak ada kabel busi yang tidak terpasang.
o Pemasangan kabel-kabel busi sudah benar sesuai dengan
urutan pengapiannya.
o Tidak ada peralatan apa pun yang terletak di atas mesin.
o Baut dan mur terpasang dengan baik.
o Tidak terdapat kebocoran bensin pada mesin.
o Tidak ada kabel yang mengalami hubungan singkat.
o Oli mesin dan air radiator cukup.

D. Menghidupkan Mesin

Setelah mesin siap dihidupkan dan aman dari kemungkinan adanya


bahaya, hidupkan mesin pada putaran stasioner, beberapa menit
kemudian tambahkan putarannya jika diperlukan. Jangan
menghidupkan mesin langsung pada putaran tinggi, karena
pelumasan belum sampai ke seluruh komponen mesin, untuk
mencegah keausan pada komponen. Untuk keperluan
menganalisis kerusakan mesin, selama mesin hidup perhatikan tiga
hal sebagai berikut.

a. Bunyi Mesin

Bunyi mesin yang bisa timbul saat menghidupkan mesin sebagai


berikut.

o Ledakan akibat Pembakaran

Ledakan akibat pembakaran bahan bakar (bensin atau solar)


menimbulkan bunyi yang khas. Pada mesin yang
pembakarannya normal, bunyi ledakannya rata. Pada mesin
yang pembakarannya tidak normal, bunyi ledakannya tidak
rata, terjadi entakan setiap beberapa detik. Jika bunyi tersebut
tidak disalurkan lewat knalpot, akan terdengar sangat keras dan
memekakkan telinga.
Bunyi mesin berbahan bakar bensin lebih halus dibandingkan
dengan mesin berbahan bakar solar atau diesel.

o Getaran Komponen

Mengetahui ciri-ciri bunyi berbagai mesin akan mempermudah


dalam menentukan kerusakannya. Bunyi yang ditimbulkan oleh
getaran komponen mesin merupakan bunyi yang tidak normal.
Getaran tersebut bisa terjadi karena baut atau mur yang
longgar, komponen retak, atau patah. Bunyi-bunyi akibat
getaran mesin berbeda sekali dengan bunyi akibat pembakaran
bahan bakar.

o Gesekan
Gesekan komponen yang tidak dilumasi dengan oli, bisa
menimbulkan bunyi yang tidak nyaman. Bunyi akibat gesekan
bisa timbul pada tuas sistem kawat gas karburator yang tidak
dilumasi dengan baik, gesekan piston dengan dinding silinder,
atau gesekan pada lakher.

o Aliran Gas

Aliran gas yang bocor bisa menimbulkan bunyi yang tidak normal,
seperti terjadinya kebocoran pada saluran gas masuk dalam
silinder (intake manifold). Bunyi tersebut berupa desis yang
keras

o Ketukan (knocking)

Bunyi yang diakibatkan oleh adanya ketukan dua komponen mesin


yang cukup keras, biasanya terjadi di daerah sebagai berikut.

o Celah katup yang terlalu besar.


o Bantalan poros engkol longar.
o Piston kocak.
o Pen piston longgar.
o Poros nok kocak.
o Loncatan Bunga Api

Loncatan listrik tegangan tinggi bisa menimbulkan bunyi khas.


Bunyi tersebut bisa mirip suara seekor cicak berdecak. Penyebab
loncatan bunga api listrik adalah kebocoran arus atau hubungan
singkat.

o Tekanan Gas

Bunyi yang disebabkan oleh tekanan gas yang bocor hampir sama
dengan kebocoran aliran gas masuk. Kebocoran gas disebabkan
oleh sekat yang kurang rapat. Bunyi mesin harus didengarkan
dengan saksama untuk mencari penyebab kerusakan mesin.
Karena itu, bandingkan bunyi mesin sebelum dan setelah tune-up

b. Getaran Mesin

Perhatikan getaran selama mesin hidup pada putaran stasioner. Mesin


yang normal tidak memiliki getaran yang kasar. Jika diamati, pada
waktu mesin dinyalakan, bodi mesin tersebut tidak bergetar kecuali
kabel-kabel businya yang sedikit bergetar. Jika getaran mesin agak
kasar, berarti terdapat gangguan pada proses pembakaran atau
komponen-komponennya. Getaran yang kasar disebabkan oleh
hal-hal sebagai berikut.

o Tekanan kompresi tidak sama antara masing-masing silinder.


o Tekanan kompresi di atas standarnya.
o Pembakaran pada salah satu silinder tidak normal.
o Salah satu busi mati.
o Salah satu kabel busi lepas.
o Pemasangan kabel busi tidak sesuai urutan pengapiannya.
o Terdapat komponen-komponen yang kocak atau kendor baut-
bautnya.

c. Asap Knalpot

Setelah bunyi mesin dan getarannya diamati, selanjutnya perhatikan


dengan teliti bentuk dan warna asap sisa pembakaran yang keluar
dari knalpot. Asap yang keluar dari knalpot merupakan petunjuk
baik tidaknya proses pembakaran bahan bakar mesin tersebut.

Ada empat warna asap knalpot yang dapat dijadikan petunjuk baik
tidaknya proses pembakaran dalam mesin sebagai berikut.

o Wartersebuthitam

Warna asap hitam pada mesin diesel merupakan sesuatu yang


wajar. Namun, warna asap hitam pada mesin bensin merupakan
pertanda adanya pembakaran yang tidak sempurna karena
kelebihan bensin pada campuran gas dan bensinnya. Ukuran
standar yang digunakan sebagai pembanding warna asap
dikatakan hitam atau normal adalah asap mesin dalam kondisi
normal.

o Warna Asap Putih

Asap mesin 2 tak yang normal berwarna putih. Berbeda dengan


mesin 4 tak, jika asap mesin 4 tak berwarna putih berarti
terdapat kerusakan atau gangguan pada mesin tersebut. Warna
putih disebabkan asap dari oli yang terbakar. Pada mesin 2 tak,
oli memang terbakar bersama bensin. Namun pada mesin 4 tak,
oli tidak terbakar, kecuali terdapat kebocoran oli dari karter ke
ruang bakar.

o Asap Tak Berwarna

Asap mesin 4 tak yang baik adalah yang tidak berwarna. Warna
asap seperti ini menandakan campuran gas normal, tidak
kelebihan bensin, tidak bercampur dengan oli, dan tidak
kekurangan bensin.

o Asap Knalpot Berjelaga

Jelaga pada asap mesin, baik itu mesin 2 tak maupun 4 tak,
disebabkan adanya kandungan minyak tanah di dalam bensin.
Jika asap yang dihasilkan berjelaga, bunyi mesin pasti tidak
normal (kasar) dan elektroda businya hitam.

Urutan Pengerjaan Tune-Up

Setelah mesin dianalisis kerusakannya, pekerjaan tune up bisa


dimulai. Pengerjaan tune up harus berurut. Tujuannya, agar tidak
terjadi pengulangan pekerjaan karena servis komponen tertentu
berpengaruh terhadap komponen yang lain.

a. Saringan Udara (Air Filter)

Saringan udara terlebih dahulu harus diservis dibandingkan dengan


komponen yang lain, karena saringan udara merupakan komponen
mesin yang paling dingin dibandingkan dengan komponen yang lain
setelah mesin dihidupkan. Selain itu saringan udara juga
berpengaruh terhadap komponen lain jika diservis belakangan,
seperti terhadap pembentukan campuran udara dan bensin di
saluran pada intake manifold (saluran pemasukan gas).

Saringan udara atau lebih populer dengan sebutan filter terletak di


dalam kotak berbentuk lingkaran yang menyerupai piring. Kotak
tersebut terbuat dari pelat besi biasa. Saat pengapian, putaran
stasioner sangat dipengaruhi oleh saringan udara. Penyetelan idel
juga dipengaruhi oleh saringan udara.

b. Platina
Setelah saringan udara dibersihkan atau diganti, komponen berikutnya
yang harus diservis adalah platina. Platina terletak di dalam
distributor. Platina perlu diperiksa atau diservis terlebih dahulu
sebelum menyetel saat pengapian dan putaran stasioner. Jika
platina disetel setelah penyetelan saat pengapian dan putaran
stasioner, akan terjadi pengulangan kerja. Setelah platina
dibersihkan dan dipasang, saat pengapian pasti berubah, karena
saat pengapian dipengaruhi oleh celah platina. Jika celah platina
lebih besar, saat pengapian akan maju sedikit. Sebaliknya, jika
celah platina lebih sempit, saat pengapian akan mundur.

Putaran stasioner juga dipengaruhi oleh celah platina. Jika celah


platina lebih besar, putaran stasioner akan turun. Sebaliknya, jika
celah platina semakin kecil, putaran stasioner akan naik sedikit.
Meskipun perubahan putaran stasioner tersebut tidak begitu besar,
perlu diperhatikan untuk ketelitian hasil servis. Kondisi permukaan
kontak platina sangat berpengaruh terhadap putaran stasioner dan
bunyi mesin. Jika permukaan platina kotor, putaran stasioner akan
turun. Namun, jika permukaan platina dibersihkan, putaran
stasioner akan naik. Karena itu, tidak tepat jika platina diservis
setelah penyetelan putaran stasioner dan campuran gas.

Setelah perbaikan platina selesai, pasanglah platina dengan benar.


Perhatikan kabel yang bisa menyebabkan hubungan singkat
dengan bodi mesin. Hubungan singkat dengan bodi mesin
mengakibatkan tidak terjadinya loncatan bunga api pada busi.
Apabila mobil sudah menggunakan CDI maka tidak perlu melewati
tahapan ini.

c. Kabel Busi

Setelah platina diservis, tutup distributor tidak perlu segera dipasang.


Periksa kondisi tutup distributor beserta kabel-kabelnya.
Pemeriksaan tersebut dilakukan setelah menyervis platina dengan
tujuan untuk efisiensi kerja.

Kondisi mesin dipengaruhi oleh kualitas pengapiannya. Kualitas


pengapian dipengaruhi oleh nyala api busi dan kabel¬kabel
businya. Namun, kabel busi harus diperiksa atau diservis terlebih
dahulu daripada businya, karena kabel busi merupakan pengantar
untuk lewatnya arus tegangan tinggi ke busi. Nyala api busi sangat
dipengaruhi oleh kondisi kabel-kabel businya.

Kabel busi tidak boleh diganti dengan kabel yang sembarangan


kualitasnya. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari hambatan
yang besar pada busi. Isolasi kabel busi harus memenuhi syarat,
karena listrik yang dialirkan bertegangan tinggi (15.000-20.000 volt).
Isolasi kabel busi yang sudah usang harus diganti kabelnya.
Penggantian kabel busi sebaiknya satu unit, dengan harga yang
bermacam¬macam. Umumnya, semakin mahal harganya, semakin
baik kualitasnya.

Kabel busi yang retak isolatornya atau telah usang menyebabkan


timbulnya crossfire, yakni induksi pada kabel busi yang berdekatan,
sehingga busi yang kabelnya terkena induksi meloncatkan bunga
api liar dan menyebabkan kerja mesin terganggu. Cross fire
menyebabkan bunyi mesin kasar dan tenaga mesin menjadi turun.
Untuk mengecek kabel busi biasanya besarnya tahanan diukur
menggunakan Ohm meter, jika besarnya tahanan tidak sesuai
dengan standartnya maka kabel busi diganti dengan yang baik.

d. Tutup Distributor

Tutup distributor sebaiknya diperiksa kondisinya bersamaan dengan


pemeriksaan kabel-kabel busi dan servis platina. Hal ini
dimaksudkan untuk meng¬hemat waktu kerja. Jika pemeriksa¬an
tutup ditributor dilakukan se¬telah mesin dihidupkan, akan
mengulangi pekerjaan melepas dan mencabut kabel busi dan tutup
dis¬tributor.

Tutup distributor dinyatakan baik jika kondisinya sebagai berikut.

o Tidak retak.
o Arang pada tutup distributor yang berfungsi meng¬alirkan listrik
tegangan tinggi tidak aus.
o Bisa menutup dengan rapat.

Ada model tutup distributor yang dilengkapi lubang ventilasi di bagian


atas tutup tersebut. Fungsi lubang ventilasi tersebut adalah untuk
penguapan air yang terjebak di dalam tutup distributor. Dengan
adanya ventilasi tersebut, uap air bisa keluar sehingga distributor
tetap kering.

e. Accu

Pemeriksaan berikutnya adalah pemeriksaan accu. Pemeriksaan accu


meliputi sebagai berikut.

o Tinggi Air Accu

Air accu harus cukup, yakni ketinggiannya antara garis batas atas
(upper level) dan garis batas bawah (lower level). Jika air accu
jumlahnya kurang, tambahkan dengan accu zur secukupnya.
Ketinggian air accu pada prinsipnya adalah merendam seluruh
sel-sel accu sekurang-kurangnya 1 cm di atas sel-sel accu
tersebut.
Jika mobil menggunakan accu kering, perawatannya menjadi
lebih mudah karena tidak memerlukan air accu yang bisa
berkurang karena penguapan. Kutub-kutub accu juga harus
bersih, tidak kotor oleh jamur atau sejenisnya. Namun, harga
accu kering lebih mahal sehingga masih banyak mobil yang
menggunakan accu basah. Air accu yang kurang (di bawah
standar) berakibat reaksi pada accu tidak maksimal, sehingga
arus yang dihasilkannya tidak mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan listrik pada mobil.

. Bersihkan Kutub-kutub Accu dari Jamur dan Karat

Jamur pada kutub-kutub accu bisa dibersihkan dengan air hangat,


sedangkan karat yang mengotori kutub-kutub accu harus
dibersihkan dengan ampelas.
Bagian yang nampaknya remeh, tetapi sangat penting, adalah
klem atau penjepit kabel accu dengan kutub- kutubnya. Klem
tersebut mudah sekali kendor. Jika klem kendor, mesin akan mati
karena busi tidak melon¬catkan bunga api. Untuk merawat klem
agar tetap berfungsi dengan baik, ke¬raskan baut pengikatnya
dan gunakan klem yang berkualitas baik. Kutub-kutub accu yang
kotor atau berkarat menyebabkan tahanan sangat besar.
Akibatnya, arus yang mengalir menjadi berkurang (kecil)
sehingga tenaga mesin menjadi berkurang, bahkan mesin tak
bisa dihidupkan.
Pada pemeriksaan pengapian, umumnya accu diperiksa paling
akhir, itu pun kalau bunga api yang keluar dari busi sangat kecil
dan bagian pengapian lainnya telah diservis.

f. Busi

Busi sebaiknya diperiksa setelah pengukuran tekanan kompresi atau


sebelum penyetelan celah katup. Alasannya, pada pengukuran
tekanan kompresi maupun penyetelan celah katup busi dalam
keadaan tidak terpasang, bisa menghasilkan efisiensi kerja yang
optimal. Saat pengukuran kompresi, busi harus dilepaskan karena
lubang busi digunakan untuk memasukkan ujung alat pengukur
tekanan kompresi. Pada penyetelan celah katup, busi sebaiknya
dalam keadaan tidak terpasang agar mesin ringan saat diputar.

Bagian busi yang perlu diperiksa adalah elektrodanya, yang meliputi


kebersihan dan celah elektrodanya. Elektroda yang kotor harus
diampelas dengan ampelas besi dan elektroda positif dan elektroda
negatif tidak boleh berhubungan. Karena itu, harus disetel celahnya.
Adanya kotoran pada kedua elektroda busi bisa mengakibatkan
terhalangnya jalan loncatan bunga api listrik.

Setelah elektrodanya dibersihkan dengan ampelas, pada elektroda


busi perhatikan hal-hal sebagai berikut.

o Jika terdapat lingkaran berwarna agak biru antara elektroda


tengah dengan insulatornya, berarti tipe busi yang digunakan
cocok.
o Jika insulatornya agak hitam dan elektrodanya berwarna biru,
berarti tipe businya terlalu dingin.
o Jika insulatornya berwarna putih dan terjadi erosi pada
elektrodanya, berarti tipe businya terlalu panas.

Ada tiga tipe busi, yaitu busi panas, sedang, dan dingin. Busi tipe
panas kurang tahan terhadap panas, tipe dingin tahan terhadap
panas. Busi panas cocok untuk perjalanan jauh.

g. Menyetel Celah Katup

Langkah paling tepat begitu selesai menyervis busi adalah menyetel


celah katup. Selama penyetelan celah katup, busi tidak perlu
dipasang di lubangnya. Biarkan mesin tanpa busi untuk sementara,
hingga penyetelan katup selesai.

Penyetelan celah katup dalam keadaan mesin tanpa busi akan


memperoleh keuntungan sebagai berikut.

o Mesin akan lebih ringan diputar saat mencari posisi top kompresi
masing-masing silinder.
o Mempermudah dalam memeriksa posisi piston, yakni sudah
mencapai titik puncaknya atau belum.
o Lebih aman, karena mesin tidak mungkin berputar (hidup) tanpa
busi.

1. Syarat Penyetelan Katup

Agar penyetelan katup berhasil dengan baik, harus dipenuhi syarat-


syarat sebagai berikut.

o Penyetelan dilakukan ketika katup menutup rapat.


o Penyetelan dilakukan ketika celah katup paling besar.
o Penyetelan katup dapat berhasil dengan baik jika proses kerja
mesin (gerak naik-turun piston) sesuai dengan gerak katup-
katupnya.

2. Cara Penyetelan

Ada dua cara penyetelan untuk memenuhi syarat-syarat agar


penyetelan katup berhasil dengan baik, yaitu sebagai berikut.

o Dengan memutar poros engkol (pub), untuk membuat piston


berada di posisi top kompresi masing-masing silinder. Cara ini
banyak membutuhkan tenaga dan waktu, karena harus memutar
pull sesuai dengan banyaknya silinder sampai mendapatkan
posisi piston pada top silinder 1, 2, 3, 4, dan seterusnya. Saat
posisi top kompresi, kedua katup iNdan EX harus dalam
keadaan menutup rapat, sehingga bisa disetel celahnya.
o Dengan memutar poros engkol (pub), untuk membuat piston
pada posisi top kompresi silinder 1 dan silinder lain yang
diperlukan sesuai dengan proses kerja mesin. Cara ini lebih
cepat dan menghemat dengan tenaga, tetapi memerlukan
pengetahuan teknik mobil yang cukup, khususnya hubungan
antara urutan pengapian (FO = firing order) dan penyetelan
katup.
h. Positive Crank Case Ventilation (PCV)

PCV adalah sistem ventilasi ruang engkol. Uap bensin yang bocor ke
dalam ruang engkol dialirkan kembali ke ruang bakar mesin melalui
sebuah selang yang menghubungkan ruang engkol ke intake
manifold

Setelah penyetelan katup, sebaiknya PCV diservis terlebih dahulu


sebelum .tes kompresi. PCV sedikit berpengaruh terhadap tekanan
kompresi dan putaran mesin. Tanpa PCV putaran mesin lebih
rendah dibandingkan dengan ketika PCVdiaktifl<an.

Dalam servis PCV, yang perlu diperiksa adalah kerja katup PCV dan
kerapatan selang-selangnya. Katup PCV yang telah rusak
sebaiknya diganti dengan yang baru.

i. Saat Pengapian

Saat pengapian sebaiknya disetel setelah penyetelan putaran mesin.


Alasannya, karena saat pengapian yang tercantum dalam buku
pedoman servis mobil adalah saat pengapian pada putaran
stasioner. Jika saat pengapiannya disetel pada putaran tidak
stasioner, akan terjadi pengulangan kerja. Hal ini sebenarnya bisa
dihindari, karena begitu putaran mesin disetel, saat
penga¬t,piannya pasti berubah.

Prinsip penyetelan saat pengapian adalah memutar dis¬tributor dalam


keadaan mesin hidup sampai memperoleh bunyi mesin yang paling
halus dengan tenaga yang paling besar. Prinsip penyetelan ini bisa
dijadikan pedoman, jika penyetelan saat pengapian dilakukan tanpa
menggunakan timing- light (penyetelan perigapian) atau alat bantu
lainnya.

Distributor dapat diputar ke kiri atau ke kanan setelah baut pengikatnya


dikendorkan. Jika distributor diputar berlawanan arah dengan
putaran rotor, berarti saat pengapiannya dimajukan. Sebaliknya,
jika distributor diputar searah dengan putaran rotor, berarti saat
pengapian dimundurkan.

j. Idel
Penyetelan idel merupakan penyetelan yang paling akhir dalam tune-
up mesin mobil. Hasil penyetelan idel tidak berpengaruh terhadap
saat pengapian, celah katup, kompresi, dan pendinginan.
Sebaliknya, idel sangat dipengaruhi oleh berbagai komponen
mesin.

Menyetel idel pada prinsipnya adalah menyetel campuran antara


udara dengan bensin pada putaran idling. Jadi sebelum menyetel
campuran idel, putaran mesinnya harus stasioner terlebih dahulu.
Jika setelah penyetelan idel, kemudian putaran stasionernya
berubah, putaran stasionernya harus disetel ulang.

k. Tali Kipas

Dalam tune up, tali kipas juga harus disetel. Kekencangan tali kipas
berpengaruh terhadap pendinginan dan putar¬an alternator. Jika
tali kipas kendor, putaran mesin tidak bisa memu-tar kipas
pendingin de¬ngan baik karena selip.

Akibatnya, pendinginan oleh kipas tidak sesuai dengan putaran mesin


sehingga mesin menjadi panas. Selain itu, putaran alternator juga
tidak bisa maksimum sehingga pengisian ke baterai kurang baik.
Setelah tune-up selesai dan mesin akan dihidupkan, perhatikan
seluruh komponen mesin sudah terpasang di tempatnya dengan
benar atau belum. Jika semua komponen telah terpasang dengan
benar, hidupkan mesin pada ifputaran stasioner beberapa menit.
Selama mesin berputar stasioner, dengarkan bunyi normal, naikkan
putaran mesin perlahan-lahan sambil perhatikan bunyi mesin,
getaran, dan asap knalpotnya. Jika sudah yakin tidak terdapat
gangguan atau ketidaknormalan pada mesin, berarti tune-up telah
selesai.
BABII

SISTEM KELISTRIKAN PADA MOBIL

Mengenal Kelistrikan Pada Mesin Mobil


Kesempatan kali ini Camargus akan memberikan informasi mengenai
sistem kelistrikan pada mesin mobil. Pada kelistrikan mesin mobil
sangat mempengaruhi performa mobil anda. Kelistikan pada
mesin mobil pada dasarnya semua sama, hanya saja kedudukan
nya yang berbeda. Kelistrikan pada mesin dibagi menjadi 4 bagian
diantaranya, sistem pengapian, sistem penggerak mula, sistem
pengisian, dan glow system.

Sistem pengapian atau ignition system merupakan sistem yang


memiliki fungsi untuk menaikan tegangan listrik battery 12 V
menjadi tegangan tinggi yang akan diperuntukan membakar
campuran bensin dan udara oleh percikan bunga api listrik yang
keluar dari busi. Sistem penggerak mula atau starter system
merupakan suatu sitem yang digunakan untuk memutar mesin
pertama kali saat hidup dengan menggunakan bantuan starter.
Sitem pengisian atau charging system merupakan suatu sistem
yang diperuntukan melakukan pengisian listrik pada battery
sehingga listrik dapat terus digunakan oleh sitem kelistrikan
lainnya. Glow system merupakan sistem yang digunakan untuk
pemanasan awal pada mesin diesel sehingga mesin mudah untuk
dihidupkan.

Pembagian sistem kelistrikan pada mobil harus sangat anda


perhatikan, sehingga anda mengetahui apa penggerak pada saat
mobil dihidupkan dan bagaimana listrik disuplay kedalam mesin.
Pada dasarnya kelistrikan pada sebuah penggerak sangat
tergantung pada mesin yang digunakan, sehingga dapat
memberikan tekanan pada saat kendaraan itu hidup. Kelistrikan
pada mesin mobil berbeda-beda tergantung dari jenis mobil.

SISTEM PENGAPIAN PADA MOBIL

Sistem pengapian pada mesin mobil tergantung dari api yang


dikeluarkan dari busi, apabila api yang dikeluarkan dari busi stabil
maka mesin yang nyala akan stabil juga. Fungsi dari sistem
pengapian ini adalah, menyediakan bunga api listrik yang baik
untuk membakar campuran bahan bakan dan udara serta
memberikan / mengatur pengapian yang tepat. Jenis dari sitem
pengapian ini ada beberapa macam diantaranya, platina, semi
transistor, CDI, dan full transistor.

BAGIAN SISTEM PENGAPIAN MOBIL

Komponen atau bagian dari sistem pengapian yang bekerja sesuai


dengan fungsinya terbagi menjadi 5 penggerak. Bagian pertama
ada battery yang berfungsi menyediakan arus tegangan rendah
untuk ignition coil. Bagian kedua yaitu ignition coil yang berfungsi
menaikkan tegangan yang diterima dari battery menjadi tegangan
tinggi yang diperlukan untuk pengapian. Ketiga yaitu distributor,
pada bagian distributor terdapat beberapa bagian diantaranya,
cam (nok), contact point (platina), capasitor / condensor,
centrifugal governor advancer, vacum advancer, rotor, dan
distributor cap. Pada bagian keempat ada kabel tegangan tinggi
yang berfungsi mengalirkan arus listrik yang bertegangan tinggi
dari ignition coil ke busi. Komponen kelima yaitu busi yang
berfungsi mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi
loncatan bunga api melalui elektrodanya.

SISTEM PENGGERAK AWAL

Sistem penggerak mula atau starter system adalah kunci pertama


saat menghidupkan mobil, di mana suatu mesin tidak dapat hidup
dengan sendirinya, maka mesin mobil memerlukan tenaga dari
luar untuk memutarkan poros engkol dan membantu untuk
menghidupkan mesin mobil. Motor starter harus mampu
menghasilkan momen yang besar dari tenaga yang kecil yang
disediakan pada battery. Hampir keseluruhan mobil menggunakan
motor starter. Pada sistem starter yang harus diperhatikan adalah
bahwa motor starter harus sekecil mungkin dan untuk itulah motor
seri DC (arus searah) umumnya yang dipergunakan.

Mengenal lebih dekat pada sistem starter maka ada komponen


penyusun pada sistem starter ini. Komponen yang bekerja pada
sistem starter memiliki fungsi yang berbeda-beda dan semua
komponen bekerja untu satuu tujuan yaitu menyalakan mesin
mobil. Sistem penggerak mula yang banya dimiliki oleh mobil-
mobil jaman sekarang seperti mobil HONDA CITY, MITSUBISHI
LANCER, TOYOTA CORSA, dan lain-lain.

BAGIAN SISTEM PENGGERAK AWAL

Komponen penyusun pada sistem ini ada 7 macam. Komponen


pertama yaitu ada yoke dan pole core yang terbuat dari logam
beberbentuk silinder serta memiliki fungsi sebagai tempat pole
core yang diikat dengan sekrup. Pole core memiiki fungsi sebagai
penopang field coil dan memperkuat medan magnet yang
ditimbulkan oleh field coil. Komponen kedua ada fiel coil yang
terbuat dari lempengan tembaga. Field coil berfungsi untuk
membangkitkan medan magnet, pada starter biasanya digunakan
4 field coil berarti mempunyai 4 core.

Komponen ketiga ada amarture dan shaft yang terdiri dari sebatang
besi berbentuk silinder yang diberi slot-slot, poros, komutator serta
kumparan armature. Komponen ini berfungsi untuk mengubah
energi listrik menjadi energi mekanik berbentuk gerak putar.
Komponen keempat ada brush yang berfungsi untuk meneruskan
arus listrik dari field coil ke armature coil. Komponen kelima ada
driver lever yang berfungsi untuk mendorong pinion gear ke arah
posisi berkaitan dengan roda penerus. Komponen keenam ada
over running clutch yang memiliki fungsi untuk memindahkan
momen puntir dari armature shaft kepada roda penerus sehingga
dapat berputar. Komponen yang terakhir adalah sakelar magnet
yang digunakan untuk menghubungkan dan melepaskan pinion
gear dari roda penerus, sekaligus mengalirkan aliran listrik.

SISTEM PENGISIAN PADA MESIN MOBIL


Sistem pengisian atau disebut dengan charging system pada mobil
yang fungsi battery pada auto mobile adalah untuk mensuplai
kebutuhan listrik pada komponen-komponen listrik seperti sistem
pengapian, sistem starter, lampu-lampu, penghapus kaca, dan
lain-lain. Kapasitas battery sangatlah terbatas, shingga tidak akan
dapat mensuplai tenaga listrik seacara terus-menerus. Battery
harus selalu terisi penuh agar dapat mensuplai kebutuhan listrik
setiap waktu yang diperlukan oleh tiap-tiap komponen listrik. Pada
mobil sangat diperlukan sistem pengisian yang akan memproduksi
listrik agar battery selalu terisi penuh. Sistem pengisian akan
memproduksi listrik untuk mengisi kembali battery dan mensuplai
kelistrikan ke komponen yang memerlukan pada saat mesin
dihidupkan.

GLOW SYSTEM PADA MESIN DIESEL


Glow system merupakan suatu sistem yang digunakan untuk
memanaskan ruang bakar dengan bantuan glow plug untuk
memudahkan start pada waktu engine dingin yang dipakai pada
mesin diesel. Glow plug merupakan sebuah elemen listrik yang
membantu menyalakan mesin diesel yang dingin. Elemen tersebut
menjadi merahdan panas serta mampu memanasi ruang bakar
untuk membantu membakar bahan bakar mobil.
BAB III
BALANCING

Pengertian balancing
Balancing merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menyeimbangkan
roda agar sebaran dari bobot roda dapat merata sehingga ketika roda
berputar, roda dapat seimbang atau roda dapat berputar pada porosnya
dengan stabil.

Ketika roda tidak balance dan roda tersebut tetap digunakan pada
kendaraan maka akibatnya saat berkendara menjadi kurang nyaman
karena roda yang tidak balance akan berakibat kendaraan menjadi
bergetar. Selain itu roda yang tidak balance akan membuat keausan
pada ban menjadi tidak merata.

Penyebab roda tidak balance


Penyebab roda yang tidak balance dapat disebabkan karena umur dari
roda karena sering digunakan atau pada roda yang memili pelek jari-jari
dapat disebabkan karena penyetelan roda yang tidak tepat.
Ketika roda digunakan untuk berjalan maka roda akan menerima
banyak kejutan yang ditimbulkan oleh permukaan jalan yang mana
lama-kelamaan akan membuat roda menjadi tidak balance. Selain itu
yang dapat menyebabkan roda menjadi tidak balance adalah ketika
kendaraan sering dibebani dengan beban yang berat karena roda
merupakan bagian yang menopang seluruh berat kendaraan sehingga
jika kendaraan membawa beban berat, maka hal tersebut akan
berimbas ke roda.

Roda sendiri terdiri dari dua bagian utama yaitu pelek dan ban sehingga
penyebab roda yang tidak balance dapat disebabkan dari kondisi pelek
atau kondisi bannya.

Getaran yang disebabkan oleh roda yang tidak balance dapat sangat
terasa ketika kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi dan juga ketika
membawa beban yang berat. Tentu saja ketika mengendarai
kendaraan, namun kendaraan tersebut bergetar akan mengurangi
kenyamanan ketika berkendara.
Untuk mencegah hal tersebut maka roda juga perlu dirawat, salah satu
caranya yaitu melakukan balancing roda.

Ada dua macam ketidak balance roda yaitu unbalance statis dan
unbalance dinamis. Unbalance statis terjadi ketika pada roda terdapat
bagian yang terlalu berat atau terlalu ringan. Keadaan tersebut akan
membuat putaran roda jadi tidak merata yaitu menimbulkan gerakan
naik dan turun pada porosnya. Sedangkan unbalance dinamis yaitu
gerakan roda yang tidak seimbang kearah kiri dan kanan (bergoyang).
Fungsi balancing
Dari uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa fungsi
balancing roda adalah untuk membuat roda menjadi seimbang,
sehingga saat roda berputar akan seimbang pada poros atau
sumbunya. Dengan roda yang balance maka akan mengurangi
terjadinya getaran saat kendaraan berjalan dan fungsi roda sebagai
penyerap getaran dapat berjalan atau berfungsi dengan baik. Kondisi
ketidakseimbangan pada roda akan menyebabkan berbagai
permasalahan. Sebagai contoh kendaraan akan bergetar saat bergerak
pada kecepatan tinggi dan membawa beban berat. Hal ini akan
mempengaruhi kestabilan dalam pengemudian. Oleh karena itu perlu
dilakukan proses balancing.

JENIS-JENIS BALANCE
Ada dua jenis ketidakseimbangan roda kendaraan. Kedua jenis
ketidakseimbangan yaitu terdiri dari unbalance statis dan unbalance
dinamis. Untuk lebih jelasnya perhatikan pembahasan mengenai jenis
balancing.

1. Balance Statis
Balance statis adalah kondisi dimana roda memiliki titik yang terlalu
berat atau titik yang terlalu ringan. Titik berat yang berbeda ini
menyebabkan roda akan berputar dalam kondisi yang tidak rata. Kondisi
ini akan mengakibatkan timbulnya gerakan naik turun pada roda saat
roda berputar. Ketidaksetimbangan statis menyebabkan terjadinya
getaran. Tentunya hal ini akan menimbulkan ketidaknyamanan dalam
pengemudian kendaraan.
2. Balance Dinamis
Balance dinamis adalah kondisi dimana roda memiliki beban yang tidak
merata pada salah satu sisi atau kedua sisi tengah lateral ban dan velg.
Kondisi ini akan menyebabkan goyangan ke sisi ban. Akibatnya roda akan
berputar meliuk-liuk dan oleng
CARA BALACING BAN PADA MOBIL
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk melakukan proses
balancing ban mobil. Untuk lebih jelasnya berikut merupakan
pembahasan mengenai cara balancing ban mobil.

1. Mempersiapkan Alat dan Bahan


Ada beberapa bahan dan alat yang harus dipersipakan untuk balancing
ban mobil. Beberapa alat dan bahan yang dibutuhkan adalah sebagai
berikut.

• Wheel Balancer
• Ban
• Bobot
• Tang Potong
• Amplas
• Skrap
• Widht Measuring Gauge

2. Melepas Ban atau Roda Kendaraan


Proses balancing mengharuskan roda atau ban dalam keadaan
terlepas. Roda yang terlepas ini nantinya akan dipasang pada wheel
balancer untuk dilakukan proses balancing ban mobil. Langkah awal
yang dilakukan yaitu mengendorkan baut roda. Kemudian lakukan
jacking dengan mendongkrak mobil. Setelah dipastikan posisi mobil
dalam keadaan baik dan aman, maka roda yang telah dikendorkan
dilepas
3. Memastikan Tekanan Ban Sesuai Spesifikasi
Sebelum proses balancing dilakukan maka periksa keadaan ban mobil.
Apabila terdapat kebocoran maka perlu dilakukan penambalan terlebih
dahulu. Selain itu tekanan ban harus sesuai spesifikasi agar proses
balancing dapat berjalan dengan baik. Tekanan standar ban kendaraan
mulai dari 30-40 Psi.
4. Memasang Ban Pada Wheel Balancer
Ban yang sudah dilepas dan dipastikan tekanan sesuai standar maka
dapat langsung dipasang pada wheel balancer. Proses pemasangan
dilakukan dengan hati-hati. Kemudian lakukan penguncian dengan
pengunci ban yang sudah menjadi satu paket pada alat wheel balancer.
5. Mengatur Nilai Pada Wheel Balancer Sesuai Dengan Spesifikasi
Ban
Setelah ban dipasang dengan kuat pada wheel balancer, maka
nyalakan wheel balancer dengan menekan tombol atau saklar ON Off
wheel balancer. Kemudian atur angkayang ditunjukan pada layar. Angka
paling kiri menunjukan jarak ban dengan wheel balancer. Cara
pengaturannya yaitu menarik tuas wheel balancer. Setelah menarik tuas
wheel balancer maka otomatis angka sebelah kiri akan berubah, atau
bisa dirubah secara manual dengan tombol a+ atau a-.

Angka pada bagian tengah menunjukan lebar ban. Angka ini dapat
kalian temukan pada bagian kode spesifikasi ban. Namun apabila tidak
menemukan kode spesifikasi dapat dilakukan dengan menggunakan
width measuring gauge untuk mengetahui lebar ban. Untuk proses
pengisian dapat dilakukan dengan menekan tombol a+ atau a-. Angka
sebelah kanan menunjukan lebar velg. Angka ini juga dapat ditemukan
pada bagian kode spesifikasi ban. Namun apabila tidak menemukan
kode spesifikasi dapat dilakukan dengan menggunakan width measuring
gauge. Kemudian mengatur nilainya dengan menekan tombol a+ atau a-
.

6. Menemukan Nilai Ketidakseimbangan Ban Mobil


Setelah pengaturan dilakukan, maka dapat memulai proses balancing
dengan menutup penutup ban yang ada pada wheel balancer.
Kemudian tekan start, dan menunggu sampai ban berhenti berputar.
Setelah itu perhatikan angka yang ditunjukan pada monitor. Angka yang
ditunjukan merupakan nilai ketidakbalance ban. Angka sebelah kiri
untuk ban sebelah kiri dan angka sebelah kanan untuk sisi ban sebelah
kanan.

7. Memasang Bobot Pada Ban Mobil


Setelah diketahui besarnya nilai ketidakseimbangan pada ban mobil
maka dapat dilakukan proses pemasangan bobot atau pemberat.
Mengambil bobot yang sesuai dengan nilai yang ditunjukan pada
monitor. Kemudian memutar ban terlebih dahulu sampai tanda sebelah
kiri angka penuh garis atau lurus garis. Hal ini bertujuan untuk
menemukan titik pasang pemberat. Memasang pemberat sesuai dengan
posisi yang ditunjukan pada monitor. Melakukan hal yang sama untuk
sisi ban sebelah

8. Mengetahui Hasil Balancing Yang Baik


Setelah proses pemasangan pemberat dilakukan maka menutup
kembali penutup ban, kemudian start dan menunggu sampai ban
berhenti berputar. Apabila monitor masih menunjukan angka lebih dari
nol pada satu sisi maupun kedua sisi atau tulisan good pada satu sisi
namun sisi lain masih berupa angka, maka hal ini menandakan ban
masih belum balance. Untuk mengatasi hal ini yaitu dengan melakukan
kembali langkah 7.

Namun apabila angka yang dimonitor menunjukan angka nol pada


kedua sisi atau tulisan OK pada kedua sisi maka dapat dipastikan ban
mobil sudah balance. Apabila ban sudah dibalance maka dapat dilepas
dari alat wheel balancer. Namun untuk mencegah kerusakan maka
dapat dilakukan dengan mematikan alat wheel balancer terlebih dahulu.

9. Memasang Kembali Ban Pada Mobil


Ban yang sudah diseimbangkan atau dibalance maka dapat dipasang
kembali pada mobil. Ban dimur agar tidak lepas lalu menurunkan
jacking. Setelah itu mengencangkan mur ban atau roda sesuai dengan
momen pengencangan ban standar.

BAB V
PENGUKURAN

Mengukur adalah membandingkan suatu besaran yang akan diukur dengan


suatu besaran pembanding sebagai standar yang telah tertera. Ada beberapa
macam alat ukur yang digunakan saat praktik motor bakar, yakni:
1. Alat Ukur Langsung
yaitu mengukur suatu benda yang langsung dapat mengetahui harganya
secara nyata (langsung terbaca).
a. Jangka sorong (kaliper)
Suatu alat ukur panjang yang berfungsi untuk mengukur panjang, lebar,
tebal, diameter luar, diameter dalam, ukuran celah, dan kedalaman suatu
poros (benda) dengan ketelitian 0.02 mm atau 0.05 mm.

Keterangan gambar:
Tebal benda A = Lebar lubang benda B = Kedalaman lubang C
1. Rahang atas melekat pada batang mistar
2. Rahang atas melekat pada peluncur
3. Baut pengunci peluncur
4. Peluncur
5. Tusuk melekat pada peluncur
6. Skala utama
7. Batang mistar
8. Pegas pendorong peluncur
9. Skala nonius
10. Rahang bawah melekat pada peluncur
11. Rahang bawah melekat pada batang mistar
Sebelum alat ukur jangka sorong digunakan sebaiknya dikalibrasi
terlebih dahulu supaya mendapatkan hasil pengukuran yang akurat. Secara
sederhana, cara mengkalibrasinya adalah sebagai berikut:
1. Posisikan garis batas ukur segaris lurus (berhimpit) dengan garis nol
pada skala utama.
2. Apabila tidak segaris atau tidak berimpit, taruhlah kertas tipis pada
rahang jangka sorong, geser rahang hingga menjepit kertas, kemudan
tarik kertas secara perlahan hingga terlepas. Hal ini dapat berfungsi
untuk membersihkan rahang jangka sorong.
3. Posisikan kembali garis batas berhmpit dengan garis nol skala
utama.
CaraCara pembacaan hasil ukuran yang ditunjukkan oleh jangka
sorong dengan ketelitian 0.02 mm adalah
1.Kalibrasi jangka sorong, pastikan skala menunjukkan angka nol.
2.Bersihkan permukaan benda kerja yang akan diukur.
3.Usahakan posisi pengukuran yang tepat agar hasil pengukuran akurat.
4.Baca ukuran yang ditunjukkan pada skala utama (misal 60 mm).
5.Lihat skala nonius, temukan strip skala nonius yang berhimpit dengan
strip pada skala utama.
6. Lihat strip yang berhimpit tersebut menunjukkan angka berapa pada
skala nonius, misal berhimpit pada strip/garis ke 10.
7.Kalikan 10 pada skla nonius tersebut dengan tingkat ketelitian alat ukur
0.02 mm, maka 0.02 x 10 = 0.2 mm.
8.Maka diperoleh hasil pengukuran 60 + 0.2 = 60.2 mm.
b. Mistar
Mistar atau mistar baja adalah alat ukur yang mempunyai ukuran
panjang 30 cm atau 50 cm. Pada alat ukur panjang ini terdapat dua macam
skala, biasanya yaitu skala sentimeter dan skala inchi. Untuk skala
sentimeter mempunyai derajat ketelitian (skala paling kecil satu milimeter
atau sebagian dibuat dengan ketelitian sampai setengah milimeter).
Sedangkan pada skala inchi, derajat ketelitiannya sampai 1/16” (inchi).
Mistar disini sebenarnya digunakan untuk mengukur panjang suatu benda,
namun dalam praktik bisa juga digunakan untuk mengukur/mengetahui
kerataan permukaan suatu benda (permukaan blok silinder).
Cara penggunaan mistar baja yaitu letakkan mistar pada benda yang akan
diukur, lihat ukuran yang ditunjukkan pada mistar. Untuk penggunaan mistar

sebagai alat pengukur kerataan permukaan adalah letakkan mistar baja diatas
benda kerja, geser mistar untuk mengetahui kerataan dengan melihat celah
secara langsung (visual) dengan bantuan feeler gauge.
C. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup adalah alat ukur presisi yang dapat digunakan untuk
mengukur benda kerja pada jarak ukur tertentu yakni 0-25 mm, 25-50 mm,
50-75 mm dengan tingkat ketelitian 0.01 mm. Adapun konstruksi

mikrometer luar yaitu:


Keterangan:
1. Frame (rangka)
2. Landasan ukur (anvil)
3. Batang ukur (spindle)
4. Pengunci (lock clamp)
5. Lubang kunci penyetel kalibrasi
6. Silinder skala (outer sleeve)
7. Roda gigi gelincir (ratchet)
8. Silinder putar (thimble)
9. Mur spindle (inner sleeve/spindle screw nut)

Cara kerja mikrometer:


Pada sengkang dipasang landasan ukur tetap. Selubung
mantel (thimble) bila diputar tabung ulirnya akan menggerakkan batang
ukur untuk menuju atau untuk meninggalkan landasan ukur (putaran kanan
batang ukur meninggalkan dan putaran kiri batang ukur akan menuju
landasan ukur). Gerakan maju/mundur batang ukur setiap satu putaran
thimble tergantung dari panjang kisar ulir pada batang ukur (sisi dalam) dan
selubung mantelnya (thimble).
Adapun cara mengkalibrasi mikrometer:
1. Bersihkan permukaan benda kerja yang akan diukur dan juga
permukaan dari landasan ukur (anvil) maupun batang ukur (spindle).
2. Pastikan posisi nol dari skala utama berhimpit dengan angka nol pada
skala nonius (posisi nol skala melingkar pada ujung selubung mantel,
pada saat pembacaan nol spindle melekat pada anvil). Bila posisi nol
tidak benar lakukan penyetelan dengan menggunakan kunci penyetel.
3. Membaca Hasil Pengukuran
Sebelum membaca hasil pengukuran, lebih dahulu kita pahami skala
pada mikrometer. Pada derajat ketelitian 0.01 mm skala mendatar pada
silinder paling kecil berharga 0.5 mm sedang skala melingkar tanpa
satuan (hanya disebut bagian skala) jumlahnya 50 bagian skala. Untuk
satu kali putaran thimble maka batang ukur akan bergerak sejauh 0.5
mm. Jadi bila membaca harga pengukuran genap dalam mm dan
membaca harga tengahan mm maka skala nol dari selubung mantel
mesti tepat pada garis referensi. Misalkan :
d= Skala utama+ Skala nonius
Skala utama= 3,5 mm
Skala nonius= 20 x 0,01=0,2 mm
d= 3,5 mm + 0,2 mm = 3,7 mm
d.Multimeter (avometer/multitester)
Avometer adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur tegangan listrik
(voltase) baik arus AC maupun DC, mengukur arus listrik (ampere), dan
hambatan listrik (ohm) dalam satu unit.

Adapun bagian-bagian dari avometer :


1.Scale (skala)
2.Mirror (cermin)
3.Pointer (jarum meter)
4.Zero corection(pengenolan jarum), untuk mengenolkan jarum pada
posisi kiri dalam mengukur arus dan tegangan.
5.Ohm adjust, untuk mengenolkan jarum saat melakukan pengukuran
hambatan.
6.Range selector, untuk memilih range/batasan arus, tegangan, maupun
hambatan yang diukur.
7.Measuring terminal (kutub +)
8.Measuring terminal (kutub -)
Sebelum menggunakan multimeter, harus dikalibrasi terlebih dahulu
dengan cara :
1.Atur selector ke range hambatan (ohm)
2.Sentuhkan kedua terminal (+) dan negatif (-) maka jarum akan bergerak
dari kiri ke kanan.
3.Atur jarum ke posisi nol (kanan) dengan mengatur ohm adjust sampai ke
posisi nol.
4.Lepaskan kedua kabel terminal, maka jarum akan kembali ke kiri.
5.Pastikan bahwa jarum menunjukkan angka nol, jika belum nol maka
atur zero correction (pengenolan jarum).
6.Akhirnya avometer sudah terkalibrasi.

Cara pembacaan ukuran pada multimeter juga berbeda-beda, untuk


hambatan yakni
(skala tertunjuk) x (angka yang tertunjuk pada selector).
e. Hidrometer
Alat yang digunakan untuk mengukur berat jenis (atau kepadatan
relatif) dari cairan yaitu rasio kepadatan cairan dengan densitas air. Pada
prinsipnya pengoperasian hidrometer didasarkan pada prinsip Archimedes
bahwa tersuspensi pada fluida akan didukung oleh kekuatan sama dengan
berat fluida yang dipndahkan, maka semakin rendah kerapatan zat
tersebut, lebih jauh hidrometer akan tenggelam.
1. Warna hijau → kondisi air elektrolit sangat baik (1275-1300 m3/kg)
2. Warna putih → kondisi air aki baik (1225-1250 m3/kg)
3. Warna merah → kondisi air aki perlu pengisian (1100-1200 m3/kg)
f.Kompresi tester
Alat yang digunakan untuk mengetahui besar tekanan kompresi yang
terjadi dalam engine setiap silinder. Satuan pada alat ini adalah bar. Pada
motor bakar bensin berkisar 9-11 bar, sedangkan pada motor diesel
berkisar >12 bar.
Keterangan gambar:
1.Jarum penunjuk
2.Penunjuk angka
3.Saluran masuk (sok drat luar, disambungkan dengan busi)
4.Selang
5.Katup pembuka

2.Alat Ukur Tidak Langsung


Adalah alat ukur benda yang belum dapat secara langsung mengetahui
harganya, untuk dapat mengetahui harganya masih harus melakukan
tindakan selanjutnya sampa mengetahui harga pengukurannya.
a.Feeler gauge
Feeler gauge berfungsi untuk mengukur celah diantara dua
bagian. Feeler gauge atau thickness gauge karena memang bentuknya
seperti bilah tipis dalam ukuran yang bermacam-macam, mulai dari 0.05
sampai 1 mm.
Feeler gauge digunakan untuk mengukur celah yang sulit dijangkau oleh
alat ukur lainnya, misal celah katup, celah bantalan, celah
samping ring piston.
Cara kerjanya adalah pengukuran dilakukan dengan memasukkan salah
satu kaliper yang sesuai dengan celah yang diukur. Jangan coba
memaksakan kaliper yang tidak sesuai/terlalu sesak karena bisa
menyebabkan kaliper bengkok. Ketelitian pengukuran dapat diperoleh
dengan menggabungkan beberapa kaliper, sehingga ukuran celah adalah
jumlah dari ukuran kaliper yang dapat masuk dengan pas.
Apabila sudah didapatkan ukuran yang pas lihat ukuran yang tertera
pada feeler tersebut.
b. Dial indicator
Merupakan alat ukur pembanding yang digunakan untuk mengontrol
benda kerja pada saat melaksanakan pengukuran tidak langsung atau
digunakan untuk memeriksa penyimpangan yang sangat kecil dari
permukaan bidang datar, permukaan bidang silinder, bulat serta untuk
mengukur kesejajaran benda kerja.
Proses kerja alat ini adalah secara mekanis dengan perantara roda gigi
dan batang ukur (spindle). Batang ukur (spindle) dapat bergerak naik/turun
didalam batang bus (stem) bila ujungnya menumbuk permukaan benda
kerja. Naik turunnya batang ukur dapat menyebabkan jarum penunjuk
berputar. Banyak putaran jarum penunjuk akan dicatat oleh jarum kecil
yang biasa disebut penghitung putaran. Untuk tingkat ketelitian dial
indicator adalah 0.01 mm. Satu putaran penuh jarum jam penunjuknya,
batang ukur akan bergerak sejauh 1 mm.
Keterangan gambar:
1.Dasar magnet
2.Tuas penyetel (bezel)
3.Batang penyangga
4.Skala
5.Stem
6.Spindle
7.Jarum penunjuk
8.Body
9.Outer ring
10.Penghitung putaran
11.Range pengukur
Sebelum menggunakan perlu memeriksa kedudukan jarum penunjuknya.
Pada saat pembacaan nol (batang ukur belum terangkat) jarum penunjuk
harus pada skala nol, bila tidak dapat diatur dengan cara mengendurkan
baut pengunci pada tepi luar jam lalu diputar permukaan jamnya hingga
jarum tepat pada skala nol kemudian kencangkan kembali baut
penguncinya.
c. Cylinder Bore Gauge
Adalah alat ukur yang dilengkapi dengan dial gauge dan digunakan
untuk mengukur diameter silinder dan komponen lain secara teliti.
Ketelitiannya mencapai 0.01 mm. Alat ini menggunakan jam ukur untuk
mengetahui harga penyimpangan dari ukuran dalam suatu silinder.
Daerah pengukurannya antara ujung replacement rod (batang penahan
yang dapat diganti) sampai ujung measuring point (ujung pengukur). Ujung
pengukur dapat bergerak keluar masuk sewaktu digunakan. Gerakan ujung
pengukur dapat menggerakkan jarum penunjuk pada jam ukurnya. Daerah
ukur dari alat ini dapat diubah untuk disesuaikan dengan diameter silinder
yang diukur dengan cara mengganti replacement rod dan replacement
washer.

Keterangan:
1.Dial gauge : mengetahui hasil ukuran.
2.Dial gauge securing position : mengatur posisi dial gauge.
3.Grip : memegang dan mengangkat dial.
4.Replacement washer : menambah kepanjangan rod.
5.Replacement rod : menambah panjang bidang sentuh silinder.
6.Replacement rod securing thread
7.Measuring point : titik point pengukuran.
Petunjuk dalam penggunaan cylinder gauge:
1.Dial harus dipasang pada tangkai pemegangnya tegak lurus dengan ujung
pengukurnya.
2.Periksa jarum penujuk pada dial dapat bergerak bebas saat measuring
point ditekan.
3.Pilih replacement rod dan replacement washer yang ukurannya sesuai
dengan diameter benda yang akan diukur.

Cara memilih replacement rod dan replacement washer:


1.Ukurlah diameter silinder dengan jangka sorong.
2.Amatilah hasil pengukuran, angkanya dibelakang koma apakah lebih
besar atau lebih kecil dari 0.5 mm. Misalkan hasil pengukuran jangka
sorong = 52.30 mm, maka replacement rod = 50 mm dan replacement
washernya = 2 mm.

Metode pengukurannya:
1.Setel mikrometer pada daerah ukur (jarak landasan dan batang ukur)
misalkan 53 mm. Tempatkan daerah ukur cylinder
gauge (ujung replacement rod sampai ujung measuring point) pada
mikrometer tadi dengan hati-hati agar daerah ukurnya cylinder
gauge tepat 53 mm, kemudian jarum jam disetel menunjuk skala nol.
2. Masukkan cylinder gauge untuk mengukur, ke dalam silinder pada posisi
diagonal, gerakkan sampai memperoleh hasil pembacaan yang terkecil.
Misalnya hasil pembacaan adalah 0.04 mm, maka diameter silinder 53 –
0.04 = 52.96 mm.

PENUTUP

Dengan mengucapkan rasa puji syukur kepada Allah SWT yang


telah melimpahkan hidayah dan inayahnya kepada kita semua,
sehingga kami dapat menyelesaikan proposal ini dengan penuh
tanggungjawab, walaupun masih banyak kekurangan dan masih
jauh dari tujuan yang diharapkan.Mohon maaf jika terdapat
banyak kekurangan dalam proposal ini. Dengan ini kami
mengharapkan saran beserta kritik yang bersifat membangun
untuk meningkatkan kesempurnaan proposal ini dan untuk
menambah pengetahuan kami.Akhirnya kami mengucapkan
terimakasih khususnya kepada pembimbing dan pihak lainnya
yang ikut membantu sehingga proposal ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya.

SARAN-SARAN
Saran untuk Bapak Guru Progam Keahlian :
Saya rasa dengan bapak mengajar atau mengawasi kami adalah
tanggung jawab dari bapak akan tetai jauh lebih baik bapak saat
menjelaskan atau menerangkan dalam pembuatan laporan ini
saya harap agak jelas lagi agar murid tidak mengulang
keseringan dalam pembuatan laporan ini dan itu semua tidak
terjadi atau terulang lagi pada adik adik kelas kami dan saya
rasa pula itu tidah sepenuhnya kesalahan bapak setidaknya
bapak telah berusaha membenarkan pekerjaan kami sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas pada hari ini dan kami
mengucap terima kasih padabapak atas partisipasinya dalam
pembuatan laporan ini.

Anda mungkin juga menyukai