DAFTAR ISI
Halaman judul......................................................................................(!)
Persetujuan.........................................................................................(!!)
Lembar Pengesahan.............................................................................(!!!)
Kata pengantar.....................................................................................(V)
Daftar isi.............................................................................................(VI)
PENDAHULUAN
Latar belakang..................................................................................{1.1}
Rumusan masalah.............................................................................{1.2}
Batasan masalah...............................................................................{1.3}
Manfaat............................................................................................{1.4}
DAFTAR TEORI PROJEK WORK
BAB I TUNE UP...............................................................................
BAB II SISTEM KELISTRIKAN MOBIL.................................................
BAB III BALANCING BAN.................................................................
BAB V PENGUKURAN......................................................................
PENUTUP.......................................................................................
SARAN-SARAN................................................................................
LEMBARAN PENGESAHAN
No Peserta :18
Nama Peserta: Marie Abdul Latif
JUDUL PROJECT
LAPORAN SISTEM PADA MOBIL
Peserta Ujian
MENGETAHUI
KEPALA SEKOLAH
SMK Karya Pembaharuan
KATA PENGANTAR
Puji syukuri saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena rahmat dan
hidayahnya sehingga saya dapat menyusun dan mengajukan proposal ini tepat
pada waktunya . penyusun proposal ini bertujuan memenuhi syarat uju
kompetensi siswa.
Dalam penyelesaian laporan ini penyusun mendapat bantuan dari berbagai pihak
, maka kesempatan yang baik penyusunan mengucapkan terima kasih
kepada :
Besar harapan penulis , semoga pembuatan proposal ini ada manfaatnya bagi
saya,pembaca khususnya siswa/i.
3 MARET2021
PENULIS
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang akan di bahas adalah:
Dalam perancangan tune up pada mesin mobil ini berfokus pada beberapa hal
sebagai berikut:
1.4 MANFAAT
Antara lain:
V. PERALATAN
Menguraikan rincian alat yang akan digunakan serta kepemilikan alat. Alat
untuk memudahkan pengerjaan tune up.
• Mempelajari langkah
• Menyiapkan alat dan bahan
• Membongkar komponen-komponen yang akan diperiksa
• Memeriksa komponen yang akan diperiksa.
• Mengganti komponen yang sudah rusak.
• Rakit kembali semua komponen yang sudah diperiksa maupun yang
sudah diganti.
VIII. KESIMPULAN
• Semakin baik kita melakukan tune up maka semakin banyak yang akan
melakukan tune up di bengkel.
• Tune up harus di lakukan ketika ingin perjalanan jauh
• Tune up menjaga kestabilan kendaraan agar lebih baik
• Kualitas servis juga mempengaruhi banyak dan sedikitnya konsumen
• NAMA :MARIE ABDUL LATIF
• NO : 18
• KELAS : XII TKR 2
BAB I
PROSES TUNE UP
o Kunci pas.
o Kunci ring.
o Obeng positif dan negatif.
o AmpelasAmpelas (ambril)
o Timing- light
o Tes kompresi.
o Kain lap.
PENGERJAAN TUNE-UP
Waktu memeriksa air radiator, periksa juga kualitas airnya. Jika airnya
kotor, sebaiknya diganti dengan yang baru. Jika airnya berminyak,
berarti terjadi kebocoran oli yang menuju sistem pendinginan air.
Periksa juga kemungkinan terjadinya kebocoran air pendingin
dengan melihat ada tidaknya rembesan air di luar radiator.
Pemeriksaan oli mesin meliputi volume oli dan kondisi oli. Volume oli
harus memenuhi batas minimal yang ditentukan, jika Oli kurang,
tambahkan dengan oli yang kekentalanya sama. Sebaiknya, oli
yang ditambahkan tersebut mereknya sama, untuk menghindari
reaksi kimia yang dapat merugikan kondisi dan kerja mesin.
D. Menghidupkan Mesin
a. Bunyi Mesin
o Getaran Komponen
o Gesekan
Gesekan komponen yang tidak dilumasi dengan oli, bisa
menimbulkan bunyi yang tidak nyaman. Bunyi akibat gesekan
bisa timbul pada tuas sistem kawat gas karburator yang tidak
dilumasi dengan baik, gesekan piston dengan dinding silinder,
atau gesekan pada lakher.
o Aliran Gas
Aliran gas yang bocor bisa menimbulkan bunyi yang tidak normal,
seperti terjadinya kebocoran pada saluran gas masuk dalam
silinder (intake manifold). Bunyi tersebut berupa desis yang
keras
o Ketukan (knocking)
o Tekanan Gas
Bunyi yang disebabkan oleh tekanan gas yang bocor hampir sama
dengan kebocoran aliran gas masuk. Kebocoran gas disebabkan
oleh sekat yang kurang rapat. Bunyi mesin harus didengarkan
dengan saksama untuk mencari penyebab kerusakan mesin.
Karena itu, bandingkan bunyi mesin sebelum dan setelah tune-up
b. Getaran Mesin
c. Asap Knalpot
Ada empat warna asap knalpot yang dapat dijadikan petunjuk baik
tidaknya proses pembakaran dalam mesin sebagai berikut.
o Wartersebuthitam
Asap mesin 4 tak yang baik adalah yang tidak berwarna. Warna
asap seperti ini menandakan campuran gas normal, tidak
kelebihan bensin, tidak bercampur dengan oli, dan tidak
kekurangan bensin.
Jelaga pada asap mesin, baik itu mesin 2 tak maupun 4 tak,
disebabkan adanya kandungan minyak tanah di dalam bensin.
Jika asap yang dihasilkan berjelaga, bunyi mesin pasti tidak
normal (kasar) dan elektroda businya hitam.
b. Platina
Setelah saringan udara dibersihkan atau diganti, komponen berikutnya
yang harus diservis adalah platina. Platina terletak di dalam
distributor. Platina perlu diperiksa atau diservis terlebih dahulu
sebelum menyetel saat pengapian dan putaran stasioner. Jika
platina disetel setelah penyetelan saat pengapian dan putaran
stasioner, akan terjadi pengulangan kerja. Setelah platina
dibersihkan dan dipasang, saat pengapian pasti berubah, karena
saat pengapian dipengaruhi oleh celah platina. Jika celah platina
lebih besar, saat pengapian akan maju sedikit. Sebaliknya, jika
celah platina lebih sempit, saat pengapian akan mundur.
c. Kabel Busi
d. Tutup Distributor
o Tidak retak.
o Arang pada tutup distributor yang berfungsi meng¬alirkan listrik
tegangan tinggi tidak aus.
o Bisa menutup dengan rapat.
e. Accu
Air accu harus cukup, yakni ketinggiannya antara garis batas atas
(upper level) dan garis batas bawah (lower level). Jika air accu
jumlahnya kurang, tambahkan dengan accu zur secukupnya.
Ketinggian air accu pada prinsipnya adalah merendam seluruh
sel-sel accu sekurang-kurangnya 1 cm di atas sel-sel accu
tersebut.
Jika mobil menggunakan accu kering, perawatannya menjadi
lebih mudah karena tidak memerlukan air accu yang bisa
berkurang karena penguapan. Kutub-kutub accu juga harus
bersih, tidak kotor oleh jamur atau sejenisnya. Namun, harga
accu kering lebih mahal sehingga masih banyak mobil yang
menggunakan accu basah. Air accu yang kurang (di bawah
standar) berakibat reaksi pada accu tidak maksimal, sehingga
arus yang dihasilkannya tidak mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan listrik pada mobil.
f. Busi
Ada tiga tipe busi, yaitu busi panas, sedang, dan dingin. Busi tipe
panas kurang tahan terhadap panas, tipe dingin tahan terhadap
panas. Busi panas cocok untuk perjalanan jauh.
o Mesin akan lebih ringan diputar saat mencari posisi top kompresi
masing-masing silinder.
o Mempermudah dalam memeriksa posisi piston, yakni sudah
mencapai titik puncaknya atau belum.
o Lebih aman, karena mesin tidak mungkin berputar (hidup) tanpa
busi.
2. Cara Penyetelan
PCV adalah sistem ventilasi ruang engkol. Uap bensin yang bocor ke
dalam ruang engkol dialirkan kembali ke ruang bakar mesin melalui
sebuah selang yang menghubungkan ruang engkol ke intake
manifold
Dalam servis PCV, yang perlu diperiksa adalah kerja katup PCV dan
kerapatan selang-selangnya. Katup PCV yang telah rusak
sebaiknya diganti dengan yang baru.
i. Saat Pengapian
j. Idel
Penyetelan idel merupakan penyetelan yang paling akhir dalam tune-
up mesin mobil. Hasil penyetelan idel tidak berpengaruh terhadap
saat pengapian, celah katup, kompresi, dan pendinginan.
Sebaliknya, idel sangat dipengaruhi oleh berbagai komponen
mesin.
k. Tali Kipas
Dalam tune up, tali kipas juga harus disetel. Kekencangan tali kipas
berpengaruh terhadap pendinginan dan putar¬an alternator. Jika
tali kipas kendor, putaran mesin tidak bisa memu-tar kipas
pendingin de¬ngan baik karena selip.
Komponen ketiga ada amarture dan shaft yang terdiri dari sebatang
besi berbentuk silinder yang diberi slot-slot, poros, komutator serta
kumparan armature. Komponen ini berfungsi untuk mengubah
energi listrik menjadi energi mekanik berbentuk gerak putar.
Komponen keempat ada brush yang berfungsi untuk meneruskan
arus listrik dari field coil ke armature coil. Komponen kelima ada
driver lever yang berfungsi untuk mendorong pinion gear ke arah
posisi berkaitan dengan roda penerus. Komponen keenam ada
over running clutch yang memiliki fungsi untuk memindahkan
momen puntir dari armature shaft kepada roda penerus sehingga
dapat berputar. Komponen yang terakhir adalah sakelar magnet
yang digunakan untuk menghubungkan dan melepaskan pinion
gear dari roda penerus, sekaligus mengalirkan aliran listrik.
Pengertian balancing
Balancing merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menyeimbangkan
roda agar sebaran dari bobot roda dapat merata sehingga ketika roda
berputar, roda dapat seimbang atau roda dapat berputar pada porosnya
dengan stabil.
Ketika roda tidak balance dan roda tersebut tetap digunakan pada
kendaraan maka akibatnya saat berkendara menjadi kurang nyaman
karena roda yang tidak balance akan berakibat kendaraan menjadi
bergetar. Selain itu roda yang tidak balance akan membuat keausan
pada ban menjadi tidak merata.
Roda sendiri terdiri dari dua bagian utama yaitu pelek dan ban sehingga
penyebab roda yang tidak balance dapat disebabkan dari kondisi pelek
atau kondisi bannya.
Getaran yang disebabkan oleh roda yang tidak balance dapat sangat
terasa ketika kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi dan juga ketika
membawa beban yang berat. Tentu saja ketika mengendarai
kendaraan, namun kendaraan tersebut bergetar akan mengurangi
kenyamanan ketika berkendara.
Untuk mencegah hal tersebut maka roda juga perlu dirawat, salah satu
caranya yaitu melakukan balancing roda.
Ada dua macam ketidak balance roda yaitu unbalance statis dan
unbalance dinamis. Unbalance statis terjadi ketika pada roda terdapat
bagian yang terlalu berat atau terlalu ringan. Keadaan tersebut akan
membuat putaran roda jadi tidak merata yaitu menimbulkan gerakan
naik dan turun pada porosnya. Sedangkan unbalance dinamis yaitu
gerakan roda yang tidak seimbang kearah kiri dan kanan (bergoyang).
Fungsi balancing
Dari uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa fungsi
balancing roda adalah untuk membuat roda menjadi seimbang,
sehingga saat roda berputar akan seimbang pada poros atau
sumbunya. Dengan roda yang balance maka akan mengurangi
terjadinya getaran saat kendaraan berjalan dan fungsi roda sebagai
penyerap getaran dapat berjalan atau berfungsi dengan baik. Kondisi
ketidakseimbangan pada roda akan menyebabkan berbagai
permasalahan. Sebagai contoh kendaraan akan bergetar saat bergerak
pada kecepatan tinggi dan membawa beban berat. Hal ini akan
mempengaruhi kestabilan dalam pengemudian. Oleh karena itu perlu
dilakukan proses balancing.
JENIS-JENIS BALANCE
Ada dua jenis ketidakseimbangan roda kendaraan. Kedua jenis
ketidakseimbangan yaitu terdiri dari unbalance statis dan unbalance
dinamis. Untuk lebih jelasnya perhatikan pembahasan mengenai jenis
balancing.
1. Balance Statis
Balance statis adalah kondisi dimana roda memiliki titik yang terlalu
berat atau titik yang terlalu ringan. Titik berat yang berbeda ini
menyebabkan roda akan berputar dalam kondisi yang tidak rata. Kondisi
ini akan mengakibatkan timbulnya gerakan naik turun pada roda saat
roda berputar. Ketidaksetimbangan statis menyebabkan terjadinya
getaran. Tentunya hal ini akan menimbulkan ketidaknyamanan dalam
pengemudian kendaraan.
2. Balance Dinamis
Balance dinamis adalah kondisi dimana roda memiliki beban yang tidak
merata pada salah satu sisi atau kedua sisi tengah lateral ban dan velg.
Kondisi ini akan menyebabkan goyangan ke sisi ban. Akibatnya roda akan
berputar meliuk-liuk dan oleng
CARA BALACING BAN PADA MOBIL
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk melakukan proses
balancing ban mobil. Untuk lebih jelasnya berikut merupakan
pembahasan mengenai cara balancing ban mobil.
• Wheel Balancer
• Ban
• Bobot
• Tang Potong
• Amplas
• Skrap
• Widht Measuring Gauge
Angka pada bagian tengah menunjukan lebar ban. Angka ini dapat
kalian temukan pada bagian kode spesifikasi ban. Namun apabila tidak
menemukan kode spesifikasi dapat dilakukan dengan menggunakan
width measuring gauge untuk mengetahui lebar ban. Untuk proses
pengisian dapat dilakukan dengan menekan tombol a+ atau a-. Angka
sebelah kanan menunjukan lebar velg. Angka ini juga dapat ditemukan
pada bagian kode spesifikasi ban. Namun apabila tidak menemukan
kode spesifikasi dapat dilakukan dengan menggunakan width measuring
gauge. Kemudian mengatur nilainya dengan menekan tombol a+ atau a-
.
BAB V
PENGUKURAN
Keterangan gambar:
Tebal benda A = Lebar lubang benda B = Kedalaman lubang C
1. Rahang atas melekat pada batang mistar
2. Rahang atas melekat pada peluncur
3. Baut pengunci peluncur
4. Peluncur
5. Tusuk melekat pada peluncur
6. Skala utama
7. Batang mistar
8. Pegas pendorong peluncur
9. Skala nonius
10. Rahang bawah melekat pada peluncur
11. Rahang bawah melekat pada batang mistar
Sebelum alat ukur jangka sorong digunakan sebaiknya dikalibrasi
terlebih dahulu supaya mendapatkan hasil pengukuran yang akurat. Secara
sederhana, cara mengkalibrasinya adalah sebagai berikut:
1. Posisikan garis batas ukur segaris lurus (berhimpit) dengan garis nol
pada skala utama.
2. Apabila tidak segaris atau tidak berimpit, taruhlah kertas tipis pada
rahang jangka sorong, geser rahang hingga menjepit kertas, kemudan
tarik kertas secara perlahan hingga terlepas. Hal ini dapat berfungsi
untuk membersihkan rahang jangka sorong.
3. Posisikan kembali garis batas berhmpit dengan garis nol skala
utama.
CaraCara pembacaan hasil ukuran yang ditunjukkan oleh jangka
sorong dengan ketelitian 0.02 mm adalah
1.Kalibrasi jangka sorong, pastikan skala menunjukkan angka nol.
2.Bersihkan permukaan benda kerja yang akan diukur.
3.Usahakan posisi pengukuran yang tepat agar hasil pengukuran akurat.
4.Baca ukuran yang ditunjukkan pada skala utama (misal 60 mm).
5.Lihat skala nonius, temukan strip skala nonius yang berhimpit dengan
strip pada skala utama.
6. Lihat strip yang berhimpit tersebut menunjukkan angka berapa pada
skala nonius, misal berhimpit pada strip/garis ke 10.
7.Kalikan 10 pada skla nonius tersebut dengan tingkat ketelitian alat ukur
0.02 mm, maka 0.02 x 10 = 0.2 mm.
8.Maka diperoleh hasil pengukuran 60 + 0.2 = 60.2 mm.
b. Mistar
Mistar atau mistar baja adalah alat ukur yang mempunyai ukuran
panjang 30 cm atau 50 cm. Pada alat ukur panjang ini terdapat dua macam
skala, biasanya yaitu skala sentimeter dan skala inchi. Untuk skala
sentimeter mempunyai derajat ketelitian (skala paling kecil satu milimeter
atau sebagian dibuat dengan ketelitian sampai setengah milimeter).
Sedangkan pada skala inchi, derajat ketelitiannya sampai 1/16” (inchi).
Mistar disini sebenarnya digunakan untuk mengukur panjang suatu benda,
namun dalam praktik bisa juga digunakan untuk mengukur/mengetahui
kerataan permukaan suatu benda (permukaan blok silinder).
Cara penggunaan mistar baja yaitu letakkan mistar pada benda yang akan
diukur, lihat ukuran yang ditunjukkan pada mistar. Untuk penggunaan mistar
sebagai alat pengukur kerataan permukaan adalah letakkan mistar baja diatas
benda kerja, geser mistar untuk mengetahui kerataan dengan melihat celah
secara langsung (visual) dengan bantuan feeler gauge.
C. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup adalah alat ukur presisi yang dapat digunakan untuk
mengukur benda kerja pada jarak ukur tertentu yakni 0-25 mm, 25-50 mm,
50-75 mm dengan tingkat ketelitian 0.01 mm. Adapun konstruksi
Keterangan:
1.Dial gauge : mengetahui hasil ukuran.
2.Dial gauge securing position : mengatur posisi dial gauge.
3.Grip : memegang dan mengangkat dial.
4.Replacement washer : menambah kepanjangan rod.
5.Replacement rod : menambah panjang bidang sentuh silinder.
6.Replacement rod securing thread
7.Measuring point : titik point pengukuran.
Petunjuk dalam penggunaan cylinder gauge:
1.Dial harus dipasang pada tangkai pemegangnya tegak lurus dengan ujung
pengukurnya.
2.Periksa jarum penujuk pada dial dapat bergerak bebas saat measuring
point ditekan.
3.Pilih replacement rod dan replacement washer yang ukurannya sesuai
dengan diameter benda yang akan diukur.
Metode pengukurannya:
1.Setel mikrometer pada daerah ukur (jarak landasan dan batang ukur)
misalkan 53 mm. Tempatkan daerah ukur cylinder
gauge (ujung replacement rod sampai ujung measuring point) pada
mikrometer tadi dengan hati-hati agar daerah ukurnya cylinder
gauge tepat 53 mm, kemudian jarum jam disetel menunjuk skala nol.
2. Masukkan cylinder gauge untuk mengukur, ke dalam silinder pada posisi
diagonal, gerakkan sampai memperoleh hasil pembacaan yang terkecil.
Misalnya hasil pembacaan adalah 0.04 mm, maka diameter silinder 53 –
0.04 = 52.96 mm.
PENUTUP
SARAN-SARAN
Saran untuk Bapak Guru Progam Keahlian :
Saya rasa dengan bapak mengajar atau mengawasi kami adalah
tanggung jawab dari bapak akan tetai jauh lebih baik bapak saat
menjelaskan atau menerangkan dalam pembuatan laporan ini
saya harap agak jelas lagi agar murid tidak mengulang
keseringan dalam pembuatan laporan ini dan itu semua tidak
terjadi atau terulang lagi pada adik adik kelas kami dan saya
rasa pula itu tidah sepenuhnya kesalahan bapak setidaknya
bapak telah berusaha membenarkan pekerjaan kami sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas pada hari ini dan kami
mengucap terima kasih padabapak atas partisipasinya dalam
pembuatan laporan ini.